28 Administrasi Perkantoran •
karena mendengar suara mesin tersebut tetapi seorang bukan ahlinya lak
mungkin dapat memperkirakan dengan tepat tanpa membongkar lebih dahulu
mesin itu. Dari hal itu saja sudah menimbulkan perbedaan yang tidak sedikit
dalam efisiensi.
Masalah keahlian dalam masyarakat dewasa ini, baik pekerjaan di
bidang pemerintahan maupun swasta telah berkembang sehingga
menghendaki adanya keahlian pada masing-masing bidang. Perkembangan
pekerjaan yang menjurus ke arah spesialisasi termaksud mensyaratkan
tenaga-tenaga ahli yang ada. Dengan bertambah majunya dan
berkembangnya masyarakat maka makin banyak spesialisasi diciptakan dan
semakin banyak pula keahlian diperlukan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka faktor yang sangat erat
hubungannya dengan keahlian ini ialah penempatan orang dalam suatu
pekerjaan. Untuk dapat mengembangkan keahlian (skill) maka diperlukan
berbagai jenis latihan (training) bagi mereka, baik yang diselenggarakan oleh
organisasi maupun di luar organisasi. Organisasi harus menetapkan alat-alat
atau ukuran bilamana dan jenis latihan yang diperlukan bagi karyawan.
3. Kedisiplinan
Kedua unsur sebagaimana dikemukakan di atas, belum akan menjamin
hasil kerja yang baik, kalau tidak disertai dengan unsur kedisiplinan. Dalam
konsep efisiensi dan kedisiplinan terkandung faktor waktu. Oleh karena itu,
antara efisiensi dan kedisiplinan sangat erat hubungannya. Tidaklah
berlebihan apabila dikatakan bahwa kedisiplinan adalah suatu unsur penting
dalam efisiensi.
Unsur kedisiplinan berkaitan erat pula dengan unsur kesadaran, sebab
kedisiplinan ini pun timbulnya juga dari kesadaran. Hanya bedanya, kalau
kesadaran timbulnya atau prosesnya dapat memakan waktu lama dan sulit
dilaksanakan, tetapi kedisiplinan dapat ditimbulkan dalam waktu relatif
singkat dan dapat dipaksakan dengan melalui atau menggunakan suatu
aturan.
Di tempat kerja selalu ditemukan berbagai aturan yang pada dasarnya
menuntut adanya kedisiplinan dari para karyawan, dengan berbagai
sanksinya. Dalam kata kedisiplinan, terkandung dua faktor yang penting
yaitu: faktor waktu dan kegiatan atau perbuatan. Adapun usaha untuk
mcnciptakan adanya kedisiplinan yang baik pada organisasi antara lain
dilakukan melalui penyebaran tugas dan wewenang yang jelas, lata cara atau
• ADPU433 1/MDDUL 9 9.29
tata kerja (prosedur) yang sederhana tetapi memadai, diketahui oleh setiap
karyawan sehingga mereka mengetahui dengan tepat di mana dan bagaimana
posisi mereka.
Selanjutnya, usaha lain yang tidak kalah pentingnya ialah menciptakan
keseimbangan kepentingan antara organisasi dan pribadi yang kadang-
kadang saling bergesekan. Untuk dapat menciptakan suasana yang kondusif
maka banyak hal yang harus diperhatikan, misalnya: gaji/pendapatan,
penghargaan, pendidikan dan latihan, fasilitas, organisasi pegawai, rekreasi,
dan hal yang menyangkut dasar-dasar kemanusiaan pada mereka (karyawan).
Apabila usaha tersebut dapat diwujudkan dengan baik maka kedisiplinan
organisasi dapat ditegakan dan dipelihara sehingga semua pekerjaan dapat di
laksanakan dengan hasil yang memuaskan.
Dalam hal pekerjaan perkantoran, sumber efisiensi juga terletak pada
manusianya. Di sini manusia dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan, mulai
dari keterampilan sampai pada pemikiran, yang semuanya itu seyogianya
dilakukan secara efisien.
L Pemakaian Pikiran
a. Pekerjaan mental yang menggunakan banyak pikiran, sedapat-dapatnya
diubah menjadi pekerjaan semi mental atau pekerjaan yang semata-mata
dapat diselesaikan dengan tenaga jasmani saja.
9.30 Administrasi Perkantoran •
Contoh:
Untuk pekerjaan-pekerjaan menghitung yang berulang kembali seperti
upah buruh harian atau harga pembelian bahan bangunan hendaknya
disiapkan tabel-tabel jumlah atau penghitungan. Ini akan menghemat
pikiran dan mengurangi kemungkinan membuat kesalahan. Di samping
itu, pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat.
b. Pekerjaan yang terdiri dari banyak kegiatan visual hendaknya memakai
sarana yang memudahkan pembacaan atau penangkapan mata itu.
Contoh:
Dalam menulis bilangan-bilangan hendaknya dinyatakan dengan angka-
angka dan bukan huruf sehingga lebih mudah ditangkap oleh mata.
Dalam menyalin naskah dengan mesin tik, hendaknya diletakkan mistar
di bawah garis-garis kalimat sehingga memudahkan pembacaan dan
tidak kehilangan jejak pada naskah itu.
C. Pada pekerjaan yang tersusun atas beberapa langkah dan cukup ruwet,
sedapat-dapatnya langkah-langkah permulaannya disiapkan atau
diselesaikan
d. Pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai sifat-sifat yang berlainan atau
yang memerlukan pengerjaan yang berbeda-beda hendaknya
digolongkan secara jelas. Bila pekerjaan-pekerjaan ini akan diajukan
kepada atasan, hendaknya diajukan secara terpisah-pisah sehingga
mempermudah penyelesaiannya.
e. Tingkat urgensi dalam penyelesaian suatu pekerjaan hendaknya tidak
terlampau banyak sehingga hilang artinya atau sukar membedakannya
satu sama lain maupun melaksanakannya.
f. Segenap langkah-langkah pekerjaan sebagai suatu prosedur hendaknya
diatur sehingga merupakan suatu rangkaian yang lancar dan mengikuti
aliran pekerjaan menurut urutan yang tepat.
g- Untuk setiap benda hendaknya disediakan tempat penyimpanan tertentu
dan benda itu harus senantiasa berada di tempatnya apabila tidak sedang
dipakai.
h. Setiap tempat penyimpanan hendaknya diberi tanda pengenal seperlunya
atau catatan-catatan keterangan mengenai isinya.
2. Pemakaian Tenaga
a. Gerakan tangan atau anggota tubuh lainnya yang berlebihan dalam
melaksanakan sesuatu pekerjaan jasmani hendaknya dihindarkan.
• ADPU433 1/MDDUL 9 9.31
3. Pemakaian Waktu
a. Hari, bulan, dan tahun hendaknya direncanakan dengan sebaik-baiknya
sehingga tidak ada pekerjaan yang tertunda, terlambat, atau terbengkalai.
b. Waktu kerja hendaknya selalu produktif, yaitu tidak ada waktu yang
hampir tanpa memberikan suatu hasil kerja betapapun kecilnya.
4. Pemakaian Ruang
Lalu lintas warkat dalam kantor hendaknya diusahakan menempuh jarak
yang terpendek dengan menghapuskan perjalanan yang tidak perlu atau
mengubah letak perabotan kantor sesuai dengan urutan penyelesaian
warkat itu.
b. Alat-alat perlengkapan kantor hendaknya ditaruh dekat pegawai-pegawai
yang sering mempergunakannya untuk mengurangi jarak mondar-mandir
yang banyak.
9.32 Administrasi Perkantoran •
5. Pemakaian Benda
a. Material dan peralatan tata usaha yang dibeli sedapat mungkin bereorak
serbaguna sehingga dapat dipakai untuk berbagai keperluan. Tilik berat
hendaknya ditekankan pada faktor fungsionil (yaitu kemanfaatan riil
yang dapat diberikan oleh perbekalan itu ) dan bukan faktor prestise.
b. Pembelian barang perbekalan tata usaha yang habis pakai hendaknya
dilakukan sekaligus dalam jumlah dan ukuran yang besar. Misalnya
membeli kertas berukuran piano (65 x 100 cm) atau bahkan rol-rolan dan
membeli tinta dalam takaran literan atau kalengan. Jadi, tidak membeli
menurut rim-riman folio atau lusinan botol-botol kecil yang apabila
dihitung harganya menjadi lebih mahal.
Bagi beberapa material tata usaha tertentu bila mungkin dibeli saja bahan
mentahnya untuk kemudian diolah sendiri. Misalnya, bahan perekat
kristal yang dapat dimasak sendiri sehingga tidak perlu membeli lem
yang sudah jadi dalam botolan kecil-kecil. Ini juga akan menghemat
biaya atau dengan pengeluaran biaya yang sama seperti semula
memperoleh barang yang lebih banyak.
Untuk setiap barang perbekalan tata usaha yang banyak pemakaiannya
hendaknya dibuatkan spesifikasinya sehingga tidak akan terjadi salah
beli, terutama membeli dalam mutu yang lebih rendah. Misalnya, dalam
membeli kertas karbon hendaknya ditetapkan warnanya, ukurannya,
tebalnya, dan merek pabriknya yang terkenal bermutu tinggi (tahan lama
dipakai) dengan harga yang layak.
Dalam pembelian barang-barang tata usaha hendaknya waspada agar
tidak terperangkap dalam penghematan semu. Misalnya, membeli alat
tulis yang harganya memang murah tetapi kegunaan atau daya tahan alat
itu sangat rendah sehingga tidak seimbang bila dibandingkan dengan
merek yang lain. Dalam hal ini akan terjadi bahwa alat tulis tersebut
sebentar-sebentar harus diganti sehingga akhirnya jumlah pembiayaan
dengan alat itu menjadi lebih mahal. Lebih tepat membeli alat yang
harganya lebih tinggi secukupnya tetapi mutunya tinggi dan
kegunaannya terjamin lama.
• ADPU433 1/MDDUL 9 9.33
RANGKUMAN
TES FORMATIF 2
Tes Formatif I
D A. Tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien
mungkin atas sesuatu tugas dengan mengingat segi-segi tujuan,
peralatan, fasilitas tenaga kerja sistem kerja, waktu, dan biaya yang
tersedia.
2) D. Karena pernyataan ini mendefinisikan Sistem kerja bukan manfaat
dari tata kerja, prosedur, dan sistem kerja.
3) C. Salah satu asas dari tala kerja, prosedur, dan sistem kerja adalah
harus disusun secara tertulis dan sistematis serta dituangkan dalam
bentuk manual atau pedoman kerja pelaksanaan.
4) A. Hendaknya ditentukan satu pokok bidang tugas yang akan dibuat
bagan prosedurnya dan hal ini merupakan salah satu prinsip-prinsip
dan teknik penyusunan serta penentuan tata kerja, prosedur kerja,
dan sistem kerja.
5) A. Segi empat bujur sangkar adalah simbol dalam prosedur, untuk
menunjukkan pemeriksaan mengenai jumlah atau kuantitas
(quantity).
Tes Formatif 2
1) A. Apabila pekerjaan kantor tidak tertata dengan baik maka pekerjaan
kantor itu menjadi suatu kegiatan yang tidak teratur.
2) B. Efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan kantor merupakan dasar
penentuan ukuran yang baku.
3) B. Efektivitas merupakan kegiatan yang telah dilaksanakan secara tepat
namun belum mempertimbangkan masalah sumber daya.
4) C. Yang tidak termasuk adalah cara yang paling lambat. Seharusnya
mudah, dekat, murah, ringan, dan cepat.
5) D. Asas Penyederhanaan terdiri dari mudah, praktis, dan cepat.
• ADPU433 1/MODUL 9 9.39
Daftar Pustaka
Administrasi
Perkantoran
Hak Cipta © dan Hak Penerbitan pada dilindungi Undang-undang ada pada
Universitas Terbuka - Kementerian Riset, Teknolo Pendidikan Tinggi
Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan - 15418
Banten - Indonesia
Telp.: (021) 7490941 (hunting); Fax.: (021) 7490147;
Laman: www.ut.ac.id
Edisi Kedua
Cetakan pertama, Juni 2014
Cetakan kedua, September 2014
651
HAL HALIMAH, Mas
m Materi pokok administrasi perkantoran; 1 - 9/ADPU4331/
3 sks/ Mas Halimah. - Cet.2; Ed.2-, Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2014.
407 hal: ill..; 21 cm.
ISBN: 978-979-011-820-1
I. administrasi - perkantoran
I. Judul
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Pengertian Manajemen Perkantoran.......................................... 1.25
Latihan ............................................................................... 1.38
Rangkuman......................................................................... 1.39
Tes Formatif 2..................................................................... 1.39
Kegiatan Belajar 2:
Tipc/Bcntuk-hcntuk Organisasi............................................... 2.15
Latihan ............................................................................... 2.25
Rangkuman......................................................................... 2.26
Tes Formatif 2..................................................................... 2.27
Kegiatan Belajar 3:
Pengorganisasian Pelaksanaan Pekerjaan Kantor........................ 2.29
Latihan ............................................................................... 2.36
Rangkuman......................................................................... 2.37
Tes Formatif 2..................................................................... 2.37
Kegiatan Belajar 2:
Tata Ruang Kantor.................................................................... 3.10
Latihan ............................................................................... 3.27
Rangkuman......................................................................... 3.27
Tes Formatif 2..................................................................... 3.28
Kegiatan Belajar 3:
Jenis Fasilitas atau Perlengkapan Kantor.................................. 3.31
Latihan ............................................................................... 3.43
Rangkuman............................................................................. 3.44
Tes Formatif 3......................................................................... 3.44
Kegiatan Belajar 2:
Manajer, Sekretaris,dan Staf....................................................... 4.28
Latihan .................................................................................. 4.44
V
Rangkuman......................................................................... 4.45
Tes Formatif 2..................................................................... 4.45
Kegiatan Belajar 2:
Perancangan dan Pengendalian Formulir................................... 5.24
Latihan ............................................................................... 5.35
Rangkuman......................................................................... 5.35
Tes Formatif 2......................................................................... 5.36
Kegiatan Belajar 2:
Macam-macam Surat, Pengurusan dan Pengendalian Surat........... 6.20
Latihan .................................................................................. 6.35
Rangkuman............................................................................. 6.35
Tes Formatif 2......................................................................... 6.36
Kegiatan Belajar 2:
Laporan Manajerial............................................................... 7.21
Latihan ............................................................................... 7.30
Rangkuman......................................................................... 7.30
Tes Formatif 2..................................................................... 7.30
Kegiatan Belajar 2:
Pengelolaan, Pemeliharaan, dan Penyusutan Arsip...................... 8.17
Latihan .................................................................................. 8.50
Rangkuman............................................................................. 8.51
Tes Formatif 2......................................................................... 8.51
Kegiatan Belajar 2:
Efisiensi Pekerjaan Kantor...................................................... 9.17
Latihan ............................................................................... 9.35
Rangkuman......................................................................... 9.35
Tes Formatif 2..................................................................... 9.36
Peta Kompetensi
Administrasi Perkantoran/ADPU4331/3 sks
T
Hin-.ar>phn
P. .C-uLl PcikuAUUI il.ii.
IVI
I
MiJij.h«an Meillill&UidlTi
MuipAih .«mj- MmjMknfiii ilu> KMHrapten
LU! ULIIJiqiliJI
luil.4 iii-:n JiluL IqiciLEi 4
fcCWWIdiCSI ■wnn:anMnibr
ffi ("1 !6j |Kiu:tiblui F.-i i i u* i
<51
“T"
i
L
Mrrri; x-k<T
:ui .»irij<rii: n < eii -:r
(2)
Z
I----------------- I
iTk.ijdnLui
H u i rg In p-: if A d r.* i nww
Ptrksii i:r,n
H;
Agar Anda berhasil menguasai materi-materi tersebut di atas, ikutilah
petunjuk belajar berikut.
1. Baca pendahuluan setiap modul dengan cermat sebelum membaca materi
kegiatan belajar!
2. Baca materi kegiatan belajar dengan cermat!
3. Kerjakan setiap latihan sesuai dengan petunjuk/rambu-rambu yang
diberikan. Jika tersedia kunci jawaban latihan, jangan melihat kunci
sebelum mengerjakan latihan.
4. Baca rangkuman kemudian kerjakan tes formatif secara jujur tanpa
terlebih dahulu melihat kunci jawaban tes formatif tersebut.
5. Laksanakan tindak lanjut sesuai dengan prestasi yang Anda peroleh
dalam mempelajari setiap kegiatan belajar.
Jika petunjuk di atas Anda ikuti dengan disiplin, Anda akan berhasil.
Selamat belajar!
Mddul 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan tujuan tersebut di atas maka modul ini terbagi menjadi dua
kegiatan belajar, yaitu
1. Kegiatan Belajar I membahas tentang pengertian administrasi,
manajemen dan kantor dan ruang lingkup pekerjaan kantor
2. Kegiatan Belajar 2 membahas tentang pengertian manajemen
perkantoran
Selamat Belajar!
• ADPU433 1/MODUL 1 1.3
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN ADMINISTRASI
tujuan yang akan dicapai dan cara untuk mencapai tujuan tidak tersusun
secara sistematis juga tidak dapat disebut sebagai administrasi. Hal ini
berarti, tidak semua kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok
orang dapat disebut sebagai administrasi. Hal yang dapat dikategorikan"
sebagai administrasi adalah kerja sama yang diorganisasi atau kerja sama
keorganisasian (organizational cooperation)
Untuk dapat memahami arti administrasi dalam arti luas, perhatikan
definisi-definisi berikut ini.
B. PENGERTIAN MANAJEMEN
1. Arti Manajemen
Istilah manajemen yang kita kenal berasal dari kata ’’management”, yang
bentuk infinitifnya adalah ”to manage”. Di samping itu, terdapat istilah-
istilah yang disebut sebagai asal-usul management dari bahasa-bahasa Latin,
Perancis dan Italia sebagai berikut: manus, mano, manage/menege, meneggie,
maneggiare (Pariata Wcstra, 1980). Dalam banyak kepustakaan, maneggiare
lebih banyak disebut sebagai asal kata management, yang artinya: melatih
kuda atau secara harfiah berarti mengendalikan = to handle. Adapun kata to
manage, dalam Kamus Inggris Indonesia dari John M. Echols dan Hassan
Shadily (1983), diartikan sebagai: mengurus, mengatur, melaksanakan,
mengelola, Di Indonesia, kata ’’management” (Inggris) ini diterjemahkan
dalam berbagai istilah, seperti: kepemimpinan, tata pimpinan,
ketatalaksanaan, pengaturan, pengelolaan, pengendahan, pengurusan,
pembinaan, penguasaan dan lain sebagainya (Pariata Westra, 1980). Di
samping itu, banyak penulis-penulis yang lebih "senang atau respek"
menggunakan kata aslinya management (Panglaykim dan Hazil) atau
melakukan pembakuan dalam bahasa Indonesia menjadi: ’’managemen” (SP.
Siagian, Socwarno Handayaningrat), “mcncjcmcn” (Komaruddin) atau
• ADPU433 1/MODUL 1 1.11
C. PENGERTIAN KANTOR
1. Arti Kantor
Pada setiap organisasi, baik pemerintah maupun swasta, dalam rangka
mencapai tujuan secara berhasil guna dan berdaya guna memerlukan adanya
pembagian kerja, pelimpahan wewenang, sampai kepada rincian tugas
• ADPU433 1/MODUL 1 1.15
Di samping itu, perlu diketahui pula bahwa setiap kepulusan yang akan
dan telah diambil atau ditetapkan dalam suatu organisasi, perlu dicatat, diolah
dan disimpan dengan baik untuk dijadikan bukti di masa yang akan datang.
Berikutnya, dengan semakin berkembangnya analisis manajemen, pengkajian
sistem prosedur, penggunaan teknologi mutakhir dalam kegiatan kantor maka
kantor menjadi pusat informasi yang menjadi dasar pengambilan keputusan
oleh pimpinan. Ruang lingkup pekerjaan kantor yang sangat luas
mengakibatkan tidak mungkin pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh satu
orang atau sekelompok kecil orang-orang tertentu penyelesaiannya. Dalam
hal demikian, seorang pimpinan dapat menunjuk atau mengangkat pembantu
yang akan diserahi tugas tertentu untuk membantunya. Banyak atau
sedikitnya pembantu dan macam pekerjaan yang diperlukan, tergantung dari
besar kecilnya organisasi, luas sempitnya ruang lingkup kegiatan atau besar
kecilnya volume kerja.
Fungsi Kantor
Menurut J.C Denyer dalam bukunya Office Administration, fungsi kantor
adalah untuk memberikan pelayanan komunikasi dan warkat yang secara
rinci adalah:
a. To receive information (e.g. letters, price, quotation, etc.).
b. To record information (e.g. stock, price and personnel records).
c. To arrange information (e.g. as costing, accounting, etc.).
d. To give information (e.g. sales invoices, estimates, etc.).
e. To saveguard assets (e.g. care ofcash, stock, etc.).
b. Mencatat keterangan
Yaitu kegiatan membubuhkan keterangan dengan pelbagai macam
peralatan sesuai dengan perkembangan teknologi modern dan kebutuhan,
keterangan yang diperlukan sehingga wujud keterangan dapat langsung siap
pakai.
c. Mengolah keterangan
Yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan dengan
maksud menyajikannya dalam bentuk yang lebih berguna.
d. Menggandakan keterangan
Yaitu kegiatan memperbanyak keterangan dengan berbagai cara dan alat,
sebanyak jumlah yang diperlukan.
e. Mengirim keterangan
Yaitu kegiatan menyampaikan keterangan dengan berbagai cara dan alat
dari satu pihak kepada pihak lain.
f Menyimpan keterangan
Yaitu kegiatan menaruh atau meletakkan keterangan dengan berbagai
cara dan alat di tempat tertentu sehingga lebih teratur, sistematis, dan aman.
• ADPU433 1/MODUL 1 1.19
RANGKUMAN
TES FORMATIF 1
Kegiatan Belajar 2
2. Communications (Komunikasi)
Biaya Kantor
Dalam melaksanakan pekerjaan kantor tentu memerlukan biaya, baik
untuk gaji, pembelian peralatan, maupun biaya untuk keperluan lainnya.
h. Perabot kantor
Hal yang termasuk sumber daya ini antara lain lemari file, meja tulis,
kursi dan lain-lain yang harus tepat pengadaan dan penggunaannya dalam
mengelola informasi.
c. Ruang kantor
Pekerjaan kantor tidak mungkin dikerjakan di luar ruangan, kecuali
dalam keadaan darurat atau untuk sementara. Pada umumnya pekerjaan
kantor perlu dikerjakan dalam ruangan yang memadai.
d. Mesin-mesin kantor
Termasuk dalam sumber daya ini adalah mesin tulis, telex, mesin foto
copy, komputer dan lain-lain.
e. Metoda kantor
Adalah cara kerja dan prosedur dalam menangani informasi. Untuk
menangani informasi yang besar jumlahnya dan banyak macam ragamnya,
1.32 Administrasi Perkantoran •
cara kerja yang lepat dan prosedur yang tidak berbelit-belit akan menunjang
tercapainya tujuan manajemen perkantoran.
g. Pasar
Dalam hal tertentu untuk memasarkan hasil produksi dan keperluan
lainnya.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang, alat-
alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk menciptakan
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Seorang pimpinan memerlukan
informasi untuk membantunya dalam pengorganisasian pegawai dan
pekerjaan mereka. Pengorganisasian merupakan salah satu dari berbagai
tugas seorang pimpinan. Pimpinan harus mempunyai informasi yang relevan,
up to date, dan lepat sebagaimana diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya
serta melaksanakan prinsip-prinsip dasar organisasi kantor di dalam
merencanakan hubungan kerja di antara pegawai, serta dilengkapi dengan
peralatan yang memadai untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi.
Pengorganisasian para pegawai maupun penentuan hubungan kerja serta
meletakkan kedudukan unit perkantoran dalam organisasi adalah langkah
yang harus dilakukan dalam proses manajemen perkantoran.
c. Penggerakan
Penggerakan adalah keseluruhan proses memberikan motif bekerja
kepada para bawahan agar mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi. Fungsi pokok menggerakkan mengandung
penciptaan dan penerusan keinginan oleh setiap anggota kelompok pekerja
1.34 Administrasi Perkantoran •
d. Pengawasan
Pengawasan yaitu proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi, guna menjamin agar pekerjaan yang sedang dilakukan, berjalan
sesuai rencana yang telah ditentukan. Dengan demikian, terdapat kailan yang
erat antara pengawasan dan perencanaan.
Adapun beberapa langkah pengawasan adalah sebagai berikut.
1) Penetapan tolok ukur dan metode pengukuran pekerjaan.
2) Mengukur hasil kerja.
3) Membandingkan antara hasil yang diukur dan tolok ukurnya.
4) Mengambil tindakan koreksi.
1. Kegiatan komunikasi
2. Kegiatan kalkulasi
3. Pengelolaan warkat
4. Penyusunan laporan
5. Kegiatan yang mengikuti prosedur rutin
RANGKUMAN
TES FORMATIF 2
C. pegawai kantor
D. biaya kantor
Tes Formatif I
D c. Kosakata yang digunakan berasal dari bahasa Inggris
2) c. Kegiatan yang dilakukan dalam sebuah kantor dengan pandangan
dari arti administrasi secara sempit
3) c. Definisi tersebut dari pendapatnya The Liang Gie
4) c. Fungsi kantor menurut J.C. Denyer yaitu, 1. untuk menerima
keterangan, 2. mencatat keterangan, 3. menyusun keterangan,
4. memberi keterangan, 5. menjamin aktiva-aktiva
5) c. Hakikat pekerjaan perkantoran itu terdiri dari 6 bagian, 1.
mengumpulkan keterangan, 2. mencatat keterangan, 3. mengolah
keterangan, 4. menggandakan keterangan, 5. mengirim keterangan,
6. menyimpan keterangan.
Tes formatif 2
1) D. Ciri informasi yang siap pakai adalah sebagai berikut: Lengkap,
Relevan dengan kegunaannya, Tidak terlambat (up to date), Akurat,
Dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2) c. unsur-unsur manajemen yang dikelola terdiri dan manusia, uang,
materiil, mesin-mesin, metode, dan pasar.
3) A. Metode adalah cara kerja dan prosedur dalam menangani informasi.
4) I). Material kantor adalah alat tulis kantor, perabot kantor, dan ruang
kantor.
5) B. Proses merupakan tahapan-tahapan kegiatan.
1.42 Administrasi Perkantdran •
Daftar Pustaka
Lefingwell, William H., & Edward M., Robinson. (1950). Textbook of Office
Management. New York: Me. Graw Hill Book Company, 3 rd.
Silalahi, Ulbert. (1999). Studi Tentang Ilmu Administrasi, Konsep, Teori dan
Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
PENDAHULUAN
Berdasarkan tujuan tersebut di atas maka modul ini terbagi menjadi tiga
kegiatan belajar, yaitu
1. Kegiatan Belajar I membahas tentang Pengertian dan Ruang Lingkup
Organisasi.
2. Kegiatan Belajar 2 membahas tentang Tipe/Bentuk-bentuk Organisasi.
3. Kegiatan Belajar 3 membahas tentang Pengorganisasian Pelaksanaan
Pekerjaan Kantor.
Selamat Belajar!
2.4 Administrasi Perkantoran •
Kegiatan Belajar 1
2. Asas Fungsionalisasi
Asas ini menentukan bahwa dalam penanganan suatu masalah dalam
rangka mewujudkan koordinasi yang mantap antarkegiatan maka bagian
fungsional berkewajiban memprakarsainya.
3. Asas Koordinasi
Asas ini menentukan perlunya setiap bagian menyerasikan, memadukan,
dan menyelaraskan baik dalam kegiatan, waktu maupun perumusan
kebijaksanaan, perencanaan, perprograman, penganggaran, pengendalian
serta pengawasan tugas dan fungsi yang diembannya.
4. Asas Kesinambungan
Asas ini mengharuskan bahwa tugas-tugas berjalan secara terus-menerus
sesuai dengan kebijaksanaan dan program yang telah ditetapkan, tanpa
tergantung pada diri pejabat.
5. Asas Akordion
Asas ini menentukan bahwa organisasi dapat berkembang atau mengecil
sesuai dengan tuntutan tugas dan beban kerjanya.
7. Asas Keluwesan
Asas ini menghendaki agar organisasi selalu mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan perubahan keadaan sehingga
dapat dihindarkan kekakuan dalam pelaksanaan tugas.
2.8 Administrasi Perkantoran •
1. Prinsip Organisasi
Sondang P. Siagian dalam bukunya ’’Filsafat Administrasi” (1980: 119)
mengemukakan bahwa organisasi yang baik adalah suatu organisasi yang
memiliki prinsip atau ciri pokok sebagai berikut.
1. Terdapat tujuan yang jelas karena tanpa tujuan yang jelas organisasi
dapat diumpamakan dengan sebuah kapal yang tidak mempunyai
pelabuhan tujuan yang akan dicapai sehingga terombang-ambing di
tengah lautan.
2. Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap anggota organisasi tersebut
dan diterima dengan baik sehingga manusia yang harus menggerakkan
organisasi tersebut benar-benar dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik dan dengan semangat kerja yang tinggi.
3. Adanya kesatuan perinlah dan kesatuan arah, sehingga dapat mencapai
tujuan secara terpimpin dan sukses dalam arti efektif dan efisien.
4. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab. Prinsip ini
penting karena apabila wewenang lebih besar dari tanggung jawab akan
mudah menimbulkan penyalahgunaan wewenang, seperti korupsi, main
perinlah, menindas bawahan dan sebagainya. Sebaliknya, apabila
tanggung jawab lebih besar dari wewenang akan menyebabkan petugas
menjadi ragu-ragu atau tidak aman dalam menjalankan suatu tindakan
tertentu.
5. Adanya pembagian tugas pekerjaan yang merata dan sesuai dalam arti
sesuai dengan bakat dan kemampuan orang-orang yang diserahi untuk
melakukan tugas, serta sesuai dengan hasil yang ingin dicapai. Hal ini
dipengaruhi pula oleh perkembangan kebutuhan masyarakat serta
perkembangan teknologi yang makin maju.
Prinsip ini penting sekali karena hakikat organisasi tidak lain adalah
pembagian tugas (division of work).
6. Susunan atau struktur organisasi harus dibuat sesederhana mungkin yaitu
sesuai dengan kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai.
7. Pola dasar organisasi harus relatif permanen/tetap, meskipun struktur
organisasi dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi tetapi perubahan tersebut
harus diusahakan secara luwes atau fleksibel sehingga tidak perlu
mengubah pola dasar organisasi.
Dengan demikian, susunan organisasi harus bersifat fleksibel tetapi harus
dapat menjamin kontinuitas atau berkelanjutan.
2.10 Administrasi Perkantoran •
2. Fungsi Organisasi
Pada uraian terdahulu telah ditegaskan bahwa hakikat organisasi adalah
pembagian tugas. Pembagian tugas tersebut dilakukan dalam usaha untuk
mencapai tujuan sehingga dapat dikatakan pula bahwa organisasi merupakan
alat/sarana untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian, organisasi berfungsi sebagai sarana atau cara agar
pencapaian tujuan lebih mudah dilakukan daripada dilakukan sendiri tanpa
membentuk suatu organisasi. Organisasi mempunyai fungsi atau sifat tugas
sebagai berikut.
a. Sebagai alat/sarana untuk mencapai tujuan dengan sistem kerja sama
antara orang-orang dalam mencapai tujuan.
b. Sebagai kelompok atau himpunan orang-orang (wadah) dalam
melaksanakan kerja sama tersebut.
c. Sebagai proses pembagian tugas/pekerjaan yang harus dilakukan dalam
usaha pencapaian tujuan.
RANGKUMAN
TES FORMATIF 1
Hubungan yang terjadi antara atasan dan bawahan seperti Bupati dan
Kepala Dinas disebut hubungan ....
A. diagonal
B. horizontal
C. vertikal
D. lateral
Kegiatan Belajar 2
Tipe/Bentuk-bentuk Organisasi
rganisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, bentuk
O atau tipe organisasi dipengaruhi oleh fungsi dasarnya yaitu fungsi dasar
kerja suatu kegiatan yang harus dilakukan dalam usaha mencapai tujuan
tersebut. Pada umumnya, dikenal enam macam bentuk atau tipe organisasi,
yaitu:
1. organisasi bentuk lini (line organization)',
2. organisasi bentuk fungsional (functional organization)',
3. organisasi bentuk lini dan staf (line and staff organization)',
4. organisasi bentuk panilia (comittee type organization)',
5. organisasi bentuk matrix',
6. organisasi bentuk informal.
Organisasi bentuk lini disebut pula sebagai organisasi bentuk lurus atau
organisasi militer karena biasanya hanya mengenal satu atasan/pimpinan
yang mempunyai kewenangan dalam segala bidang kegiatan. Tugas-tugas
dibagikan dan didelegasikan dari atas ke pengawas madya yang mempunyai
tugas khusus dan dari pengawas madya ke pengawas yang bertugas langsung
mengawasi jalannya kegiatan.
2.16 Administrasi Perkantoran •
Gambar 2.1.
Contoh Organisasi Bentuk Lini
• ADPU433 1/MODUL 2 2.17
direktur
• II
Sepalu. Sandal. Setop Tas. Kopo', Dompet
PEKERJA PEKERJA
Gambar 2.2.
Contoh Organisasi Bentuk Fungsional
3. Hubungan kerja yang bersilat langsung (face to face) tidak mungkin lagi
bagi seluruh anggota organisasi.
4. Terdapat dua kelompok karyawan dalam organisasi, yaitu:
a. sekelompok karyawan yang melaksanakan tugas pokok organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Orang-orang ini sering
disebut orang-orang lini (line personnel)’,
b. sekelompok karyawan yang sifat lugasnya memberikan bantuan
dalam pelaksanaan lugas pokok baik karena keahliannya dalam
memberikan nasihat seperti ahli teknik atau ahli pemasaran, maupun
memberikan jasa kepada unit-unit operasional dalam bentuk bantuan
pelayanan (auxiliary service) seperti kegiatan di bidang
kepegawaian, angkutan, perlengkapan kantor, dan sebagainya.
Orang-orang inilah yang disebut orang-orang staf (staff personnel)
yang melaksanakan tugas staf (staff function). Orang-orang staf ini
dapat dibagi ke dalam dua golongan, yaitu golongan penasihat (staf
ahli) dan golongan petugas pelayanan umum (staf umum).
Sementara itu, kelemahan yang terdapat dalam organisasi bentuk lini dan
staf antara lain
1. bagi para pelaksana operasional, tidak selalu jelas yang bersifat
instruksi/perintah dan yang bersilat nasihat;
2.20 Administrasi Perkantoran •
Gambar 2.3.
Contoh Organisasi Bentuk Lini dan Staf
Gambar 2.4.
Contoh Organisasi Bentuk Panitia
Gambar 2.5.
Contoh Organisasi Bentuk Matriks
Sering kali sebuah hubungan informal lebih efektif dan efisien daripada
yang formal dalam penyampaian informasi, memperoleh umpan balik,
memecahkan masalah dan perbaikan prosedur. Karena organisasi informal
tidak digambarkan dalam struktur maka dapat menimbulkan sikap manipulasi
dan oportunis. Di antara kejelekan dari organisasi informal adalah
kelemahan-kelemahan yang timbul apabila batas-batas wewenang ke atas
maupun ke bawah diabaikan. Misalnya, salah seorang wakil kepala bagian
keuangan langsung berhubungan dan memerintah seseorang yang berada jauh
di bawah wewenangnya, misalnya programmer untuk melaksanakan suatu
tugas tertentu tanpa memperhatikan kepala bagian data processing. Jika hal
ini terjadi dan ditambah lagi yang memerintah tidak punya pengetahuan akan
tugas yang diberikan terhadap programmer maka tugas tersebut tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Kelemahan lain adalah terjadi apabila dua orang
atau lebih secara formal setuju untuk tidak memenuhi prosedur yang ada. Hal
ini berbahaya dan kebijaksanaan organisasi betul-betul sudah tidak
diperhatikan lagi atau akan terjadi kesalahan dalam melaksanakan tugasnya.
Contoh bentuk organisasi informal
Gambar 2.6.
Contoh Bentuk Organisasi Informal
• ADPU433 1/MODUL 2 2.25
TES FORMATIF 2
3) Salah satu ciri dari organisasi bentuk lini dan staf adalah ....
A. koordinasi dalam satu fungsi mudah dilakukan
B. organisasinya besar dan kompleks
C. ruang lingkup organisasi kecil
D. karyawan dan pimpinan mempunyai hak yang sama
4) Salah satu kekurangan dari organisasi dengan tipe atau bentuk fungsional
adalah...
A. disiplin pegawai sangat tinggi
B. bakat dari masing-masing anggota tidak berkembang
C. instruksi dan nasihat tidak jelas
D. spesialisasi sangat kuat
5) Dalam era modern ini, bentuk atau tipe organisasi yang dipandang cukup
baik adalah tipe...
A. organisasi
B. fungsional
C. lini dan staf
D. panitia
2.28 Administrasi Perkantoran •
Kegiatan Belajar 3
Pengorganisasian Pelaksanaan
Pekerjaan Kantor
RAN G KU MAN
TES FORMATIF 3
2) Dalam proses penetapan struktur, ada beberapa hal yang harus dihindari
antara lain ...
A. diciptakan satuan kerja yang tidak pasti tugasnya
B. terjadinya tumpang tindih pelaksanaan tugas
C. ada kegiatan tetapi tidak jelas siapa yang bertanggung jawab
D. A. B. dan C adalah benar
2.38 Administrasi Perkantoran •
Tes Formatif I
D B. Menurut Sondang P. Siagian pengertian organisasi adalah
penyusunan dan pengelompokan kegiatan dan orang-orang yang
melaksanakan kegiatan.
2) A. Organisasi yang bersifat dinamis.
3) C. Merupakan hubungan vertikal.
4) D. Merupakan hubungan diagonal.
5) A. Melayani pekerjaan operatif.
Tes Formatif 2
D A. Di militer hanya mengenal satu atasan/pimpinan yang mempunyai
2) C. Di militer hanya mengenal satu atasan/pimpinan yang mempunyai
kewenangan dalam segala bidang kegiatan
3) B. Besar dan kompleks merupakan ciri dari bentuk organisasi lini dan
staf
4) D. Spesialisasi sangat kuat merupakan keburukan dari bentuk
organisasi Fungsional
5) C. Lini dan staf dipandang cukup baik karena dapat memenuhi
kebutuhan dan dapat diadakan penyesuaian seperlunya.
Tes Formatif 3
1) D. Karena menetapkan tujuan, menetapkan kedudukan, dan
menetapkan tugas-tugas merupakan tahapan dalam menentukan
kedudukan dan struktur organisasi kantor.
2) D. Karena diciptakan satuan kerja yang tidak pasti tugasnya, terjadinya
tumpang tindih pelaksanaan tugas, ada kegiatan tetapi tidak jelas
siapa yang bertanggung jawab merupakan proses penetapan struktur
yang memang harus dihindari
3) C. Bidang subtantif dan bidang administratif merupakan bidang
kegiatan yang ada dalam sebuah kantor
4) D. Asas sentralisasi, asas desentralisasi, dan asas gabungan sentralisasi
dan desentralisasi merupakan asas-asas yang ada dalam
pengorganisasian pelaksanaan pekerjaan kantor
2.40 Administrasi Perkantoran •
Daftar Pustaka
Lefingwell, William H., & Edward M., Robinson. (1950). Textbook of Office
Management. New York:Mc. Graw Hill Book Company.
Mager, N.H., & Sylvia K. Mager (Ed). (1955). The Officer Encyclopedia.
New York. Pocket Books, Inc.
Millet, John D. (1954). Management Is The Public Service. New York Me.
Graw Hill Book Company, Inc.
2.42 Administrasi Perkantoran •
PENDAHULUAN
Selamat belajar!
• ADPU433 1/MODUL 3 3.3
Kegiatan Belajar 1
/A ada umumnya, seorang kepala kantor tidak bebas dalam memilih dan
jl menentukan lokasi atau tempat gedung kantor yang akan digunakan,
karena tergantung dari kebijaksanaan pucuk pimpinan organisasi yang
bersangkutan atau secara historis sudah ditempati oleh kantor tersebut dalam
jangka waktu yang lama. Selain itu, penentuan kawasan atau daerah
perkantoran dan bisnis oleh pemerintah daerah setempat. Kecuali, jika
direncanakan untuk membangun suatu gedung kantor yang baru atau
perluasan gedung kantor dan tergantung dari kebutuhan dan dana yang
tersedia maka dapat diadakan penelitian lebih dahulu secara saksama tentang
kemungkinan-kemungkinan yang paling menguntungkan bagi organisasi
yang bersangkutan.
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan
menentukan lokasi gedung kantor antara lain:
Faktor ini penting karena para pegawai yang bertempat tinggal dekat
dengan tempat bekerja secara relatif tidak terlalu menuntut penghasilan yang
tinggi dibandingkan kalau tempat bekerja itu jauh dari daerah pemukiman.
Jadi, masalah transportasi bagi para pegawai perlu mendapat perhatian.
• ADPU433 1/MODUL 3 3.5
Apabila jalan keluar masuk pegawai suatu kantor dipergunakan pula oleh
pegawai perusahaan/kantor lain, dapat menimbulkan masalah yang tidak
diinginkan. Misalnya, saling membandingkan gaji dan fasilitas yang
diperoleh sehingga kemungkinan menimbulkan konflik dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, sebaiknya diusahakan adanya pintu keluar masuk sendiri
yang khusus diperuntukkan bagi para pegawai dan para pengunjung yang
memang mempunyai kepentingan dengan kantor tersebut.
F. FAKTOR KEAMANAN
RANGKUMAN
TES FORMATIF 1
2) Suatu organisasi yang besar seperti, kantor pajak tidak menempati satu
gedung, tetapi beberapa direktorat terpisah seperti bagian Pajak Bumi
dan Bangunan, berada di tempat lain. Kesemuanya ini dapat terjadi, agar
pekerjaan berjalan lancar maka kendala yang perlu diperhatikan adalah
faktor....
A. waktu
B. jarak
C. lingkungan
D. sewa bangunan
Lokasi kantor dapat berada di tempat yang secara teoretis kurang baik
letaknya, namun dipilih karena biayanya murah. Dalam hal ini faktor
yang diutamakan adalah faktor....
A. lingkungan
B. tenaga kerja
C. jarak
D. harga
Kegiatan Belajar 2
4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan
menemui bagian tertentu.
5. Menciptakan kenyaman bekerja bagi para pegawai.
6. Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung.
7. Mengusahakan adanya keleluasaan bagi:
a. Gerak pegawai yang sedang bekerja.
b. Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi kerpeluan lain pada waktu
tertentu.
c. Kemungkinan perkembangan dan perluasan kegiatan di kemudian
hari.
h. Almari yang berat atau peti besi hendaknya ditempatkan menempel pada
dinding atau tiang, sehingga menghemat ruang dan sekaligus sebagai
penyangga agar tidak mudah goyah.
1. Bagi pejabat pimpinan yang sering menerima tamu penting dan
membicarakan hal-hal yang bersifat rahasia, hendaknya dibuatkan ruang
tersendiri dan disediakan ruang tamu khusus.
a. Cahaya
Cahaya penerangan yang cukup dan memancar dengan tepat akan
menambah efisiensi kerja para pegawai karena mereka dapat bekerja dengan
lebih cepat, lebih sedikit membuat kesalahan dan matanya tidak lekas
menjadi lelah. Pada umumnya kantor-kantor di Indonesia bekerja dengan
penerangan dari cahaya matahari. Namun demikian dengan makin banyaknya
gedung bertingkat di kota-kota besar sinar dari cahaya matahari tidak cukup,
sehingga perlu disediakan cahaya lampu listrik untuk mengatur penerangan
dalam suatu kantor.
Cahaya matahari tidak dapat diatur menurut keinginan orang dan dapat
pula menimbulkan kesilauan pada mata kalau cahaya matahari itu
sepenuhnya masuk dalam ruang kantor. Cahaya penerangan lampu listrik
dapat diatur secara berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pegawai yang
bersangkutan.
1) Cahaya langsung.
Cahaya ini memancar langsung dari sumbernya ke permukaan meja
pegawai. Apabila digunakan lampu pijar biasa, cahaya bersifat tajam
lebih-lebih apabila terletak dalam lingkungan sudut 45 derajat dari
penglihatan mala maka lampu tersebut dapat menyilaukan mata.
• ADPU433 1/MODUL 3 3.17
■
t
Gambar 3.2.
Cahaya Penerangan Lampu yang Bersifat Langsung
Gambar 3.3.
Cahaya Setengah Langsung
terpancar melalui kap lampu. Cahaya ini lebih baik daripada cahaya
setengah langsung.
Gambar 3.4.
Cahaya Setengah Tak Langsung
Gambar 3.5.
Cahaya tak Langsung
• ADPU433 1/MODUL 3 3.19
b. Warna
Warna merupakan faktor yang penting pula dalam memperbesar efisiensi
kerja para pegawai. Warna pada khususnya mempengaruhi keadaan jiwa
manusia. Dengan menggunakan warna yang tepat pada dinding ruangan dan
alat-alat perlengkapan lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja pada
pegawai akan terpelihara. Selain itu, warna yang lepat akan mencegah
kesilauan yang mungkin timbul karena cahaya yang berlebihan. Harry L.
Wylie membedakan 3 warna pokok, yaitu: merah, kuning, dan biru.
D Warna Merah
Merah adalah warna yang menggembirakan, panas, dan kegairahan
bekerja. Sebagai alat untuk merangsang panca indera dan jiwa agar
bersemangat dan melaksanakan suatu pekerjaan, warna merah tepat
untuk digunakan. Akan tetapi, kalau terlalu banyak dipakai juga tidak
baik.
2) Warna Kuning
Warna kuning menggambarkan kehangatan matahari. Warna ini
terutama merangsang mata dan syaraf. Pengaruh mental yang dapat
ditimbulkan adalah perasaan riang gembira dan melenyapkan perasaan
tertekan. Oleh karena itu, warna kuning tepat digunakan pada kamar atau
lorong-lorong yang gelap.
3) Warna Biru
Warna biru menggambarkan ketenteraman dan keluasan. Oleh karena
itu, warna ini mempunyai kemampuan untuk mengurangi ketegangan
otot-otot tubuh dan tekanan darah.
Dari 3 (tiga) warna pokok tersebut dapat diciptakan warna-warna
sekunder. Warna merah dicampur dengan kuning menjadi warna jingga
(orange). Warna kuning ditambah biru menjadi hijau, sedangkan warna
biru dicampur merah menjadi ungu. Kalau ketiganya dicampur menjadi
satu terciptalah warna abu-abu netral. Percampuran lebih lanjut akan
menciptakan warna-warna derajat ketiga. Misalnya, 2 (dua) bagian
warna kuning dicampur dengan bagian warna biru akan menjadi warna
hijau kekuning-kuningan.
Daya pantul
1) Warna putih 88%
2) Warna yang sangat muda:
a) Hijau kebiru-biruan 76%
b) Kuning gading 81%
c) Biru 65%
d) Kuning kecokelat-cokelatan 76%
e) Abu-abu muda 83%
3) Warna sedang (medium):
a) Hijau kebiru-biruan sedang 54%
b) Kuning 65%
c) Kuning kecokelat-cokelatan sedang 63%
d) Abu-abu sedang 61%
4) Warna tua (gelap):
a) Biru tua 8%
b) Kuning tua 50%
c) Cokelat tua 10%
d) Abu-abu tua 25%
e) Hijau tua 7%
5) Perabotan dari kayu:
a) Kayu "maple" 42%
b) Kayu kenari 16%
c) Kayu mahoni 12%
c. Udara
Mengenai faktor udara ini yang penting adalah suhu udara dan
kelembaban udara. Tubuh manusia secara terus-menerus mengeluarkan panas
agar dapat hidup. Untuk dapat memancarkan panas tersebut perlu udara di
sekeliling yang mempunyai suhu lebih rendah daripada suhu badan manusia
yang normalnya adalah 37° Celcius. Cara lain untuk mengeluarkan panas dari
tubuh manusia ialah dengan menguapkan peluh dan agar peluh (keringat) dari
badan manusia dapat menguap sepenuhnya diperlukan udara yang cukup
kering untuk menerima uap baru. Dengan perkataan lain, kelembabannya
rendah. Udara di Indonesia pada umumnya terlampau panas dan lembab,
sehingga orang tidak dapat memancarkan panas dari tubuhnya dengan
sebaik-baiknya. Udara tropik yang panas dan lembab mempunyai pengaruh
menekan terhadap perkembangan tenaga dan daya cipta seseorang. Udara
yang panas membuat orang mudah mengantuk, cepat lelah, dan kurang
bersemangat. Menurut hasil penelitian perhimpunan insinyur di Amerika
Serikat, syarat yang paling mendekati untuk bekerja dengan enak bagi
sebagian terbesar pekerja adalah suhu udara 25,6° Celcius dan nilai
kelembaban udara sebesar 45%. Sedangkan suhu udara di Indonesia, rata-rata
27° sampai 32° Celcius dan nilai kelembaban udara rata-rata di atas 70%.
Karena itu, untuk mengalasi udara yang panas dan lembab tersebut diadakan
usaha-usaha, antara lain sebagai berikut:
1) Mengatur suhu udara di ruang kerja dengan air conditioning (AC).
2) Membuat lubang-lubang udara yang cukup banyak dan membuka
jendela-jendela pada waktu kerja.
3) Mengatur pakaian kerja yang sesuai, yaitu tidak terlalu tebal dan dapat
menyerap keringat.
d. Suara
Faktor suara mempunyai pengaruh cukup besar bagi operasional
pekerjaan kantor yang pada umumnya merupakan pekerjaan mental, yaitu
pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan konsentrasi pikiran. Itulah sebabnya
kebisingan atau keributan suara yang ditimbulkan oleh jenis pekerjaan
3.22 Administrasi Perkantdran •
e. Bahaya-bahaya
Sebagai tempat kerja, kantor disiapkan agar para pegawai dapat bekerja
dengan tenang, gembira, dan penuh rasa aman. Bahaya-bahaya yang dapat
mengganggu pegawai bekerja misalnya kebakaran, kejahatan, banjir, gempa
bumi, teror bom dan lain sebagainya. Untuk mengatasi hal-hal tersebut perlu
hendaknya dipikirkan langkah yang praktis dan aman bagi semua pegawai.
Barang-barang yang berharga perlu diasuransikan. Tidak kalah pentingnya
adalah bahaya pencemaran lingkungan oleh limbah bahan kimia dan lain-
lain. Jadi, adanya bahaya-bahaya tersebut perlu diperhitungkan dan
diusahakan pencegahannya sedini mungkin. Dengan demikian, pegawai tidak
was-was untuk melaksanakan pekerjaannya.
f. Musik
Dalam arti positif, musik dapat membangkitkan semangat untuk bekerja
lebih produktif, mengingat sifatnya yang menghibur sehingga kepenatan
bekerja tidak dirasakan dan orang dibebaskan dari cengkeraman kebosanan.
Menurut The Liang Gie, lagu-lagu yang tenang dan lembut dapat mengurangi
ketegangan syaraf dan kejemuan serta menambah kegembiraan kerja.
a. Bagian-bagian
Bagian-bagian hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga aliran kerja
berjalan dalam keadaan yang tidak terganggu dan kalau mungkin berjalan
melalui sedikit tangan. Perencanaan ruang membutuhkan suatu pengkajian
dari berbagai sistem kantor dan prosedurnya, susunan perabot, dan peralatan,
dan tentu saja yang paling penting adalah masalah penempatan pegawainya.
Prinsip yang harus diikuti dalam persiapan tata letak bagian adalah untuk
bagian yang sering berhubungan dengan masyarakat misalnya bagian
pelayanan mahasiswa harus diletakkan dekat dengan pintu utama yang
mempunyai jalan langsung ke koridor, Hal ini untuk mengurangi lalu lintas
orang pada tempat-tempat terbuka.
Pada dasarnya dikenal dengan adanya empat macam tata ruang kantor
yaitu:
1. Tata ruang kantor berkamar
2. Tata ruang terbuka
3. Tata ruang kantor berhias atau disebut pula dengan berpanorama/
bertaman
4. Tala ruang kantor gabungan yaitu antara bentuk tata ruang kantor
berkamar, tata ruang kantor terbuka, dan tata ruang kantor berhias.
RANGKUMAN
TES FO R M ATI F 2
4) Pada dasarnya dikenal ada 4 macam tata ruang kantor, kecuali tata ruang
kantor. • • •
A. berkamar
B. terbuka
• ADPU433 1/MODUL 3 3.29
10) Penerangan lampu yang terbaik dalam ruang kantor adalah cahaya ....
A. langsung
B. setengah langsung
C. setengah tak langsung
D. tak langsung
Kegiatan Belajar 3
1. Perabot Kantor
Perabot kantor (office furniture) seperti meja, kursi, lemari, rak, laci-laei
dan sebagainya yang terbuat dari kayu, besi ataupun bahan lainnya
mempunyai peranan penting dalam setiap kantor, khususnya untuk
memungkinkan terlaksananya pekerjaan yang bersifat administratif dengan
sebaik-baiknya. Patut diakui bahwa adanya meja, kursi, dan lain-lain perabot
kantor dengan ukuran dan bahan yang tepat, akan menyebabkan pegawai
senang mempergunakannya. Dan dengan demikian, produktivitas kerja
mereka dapat senantiasa ditingkatkan. Itulah maksudnya bahwa perabot
kantor yang demikian, mutlak diperlukan oleh setiap kantor.
2. Mesin Kantor
a. Pentingnya penggunaan mesin kantor
Mesin kantor merupakan salah satu alat penunjang untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan dengan efisien. Dewasa ini, di kalangan dunia usaha, banyak
organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang dalam usahanya, semakin
mengandalkan mesin kantor guna memungkinkan didapatkan hasil yang
optimal.
3.38 Administrasi Perkantoran •
Tidak bisa disangkal lagi bahwa mesin dan perlengkapan kantor (office
machine and equipment) sangat diperlukan dalam rangka mendukung
kelancaran prosedur dan lata kerja setiap instansi baik pemerintah maupun
swasta. Oleh sebab itu, masalah penggunaan mesin-mesin dan perlengkapan
dalam usaha memperlancar prosedur dan metode kerja itu pun harus
mendapat perhatian pula.
Penggunaan mesin dalam suatu proses pekerjaan adalah untuk
menghemat secara fisik tenaga dan pikiran manusia dalam melakukan tugas-
tugasnya baik bersifat rutin maupun insidental, baik untuk pekerjaan-
pekerjaan bersifat teknis industrial (engineering) maupun bersifat teknis catat
• ADPU433 1/MODUL 3 3.39
mencatat atau paperwork. Hal ini dimaksudkan dalam rangka menyadari arti
pentingnya manusia dalam organisasi. Penggunaan mesin-mesin dan
perlengkapan dalam suatu instansi hanya dapat dibenarkan terhadap jenis
pekerjaan yang mempunyai ciri sebagai berikut:
1) Harus dikerjakan berulang-ulang, dalam jumlah yang cukup banyak dan
dalam bentuk serta ukuran yang sama sehingga tampaknya (seolah-olah)
membosankan orang yang mengerjakannya. Misalnya saja pembuatan
formulir-formulir dengan mesin stensil.
2) Sifat dan jenis pekerjaan terlalu berat bagi tenaga manusia, misalnya
alat-alat besar sebagai mesin-mesin penarik atau pengangkut barang
berat.
3) Akan terlalu lambat apabila dikerjakan dengan tangan. Misalnya
pembuatan surat-surat rangkap (dengan tembusan) bisa mempergunakan
mesin tik, juga pencetakan buku dan brosur dalam jumlah banyak, perlu
dipergunakan mesin cetak.
4) Harus ada formalitas, misalnya surat-surat dinas harus diketik.
5) Memerlukan ketelitian yang sempurna sehingga jika dikerjakan dengan
otak manusia bisa terjadi kesalahan. Dengan demikian, perlu ada mesin-
mesin untuk otomatisasi pekerjaan rutin. Misalnya saja, mesin hitung
ataupun komputer untuk menghitung, menjumlahkan, mengumpulkan
ataupun menggolong-golongkan, dan menyortir data.
h. Macam-macam Mesin
Berdasarkan kelima pokok bahasan untuk penggunaan mesin maka
dapatlah dibedakan pula adanya tiga jenis mesin dan perlengkapan, yaitu:
1) Mesin untuk menghemat fisik, tenaga, dan pikiran manusia disebut
sebagai Labour Saving Machine, misal alat-alat besar: fork-lift pada unit-
unit pergudangan dan depo-depo peralatan atau bangunan dan komputer,
kalkulator dan sebagainya pada pekerjaan-pekerjaan administratif
(paperwork).
2) Mesin untuk menghemat pengeluaran uang, disebut Money Saving
Machine, yakni mesin-mesin untuk mass-production. Jadi, di samping
mesin-mesin yang bersifat teknis engineering seperti mesin pintal,
mesin-mesin komputer, mesin-mesin pengganda dan sebagainya.
3) Mesin untuk memanfaatkan penggunaan waktu, disebut Time Saving
Machine, misalnya komputer, mesin foto kopi, mesin pengganda, mesin
atau alat komunikasi transportasi dan sebagainya.
3.40 Administrasi Perkantoran •
1) Pemeliharaan (maintenance)
Perawatan terhadap perlengkapan materiil dengan tujuan agar
perlengkapan itu dapat lebih awet (mengurangi kecepatan rusak).
Pemeliharaan ini lebih ditekankan pada pencegahan sebelum terlanjur
rusak dengan pertimbangan biaya yang lebih ringan.
2) Reparasi (repair)
Yaitu perbaikan terhadap perlengkapan materiil agar dapat berfungsi lagi
sebagaimana mestinya
3) Peningkatan (betterment)
Yaitu mengusahakan perlengkapan materiil pada kondisi yang lebih baik
lagi sehingga umur dan nilainya juga bertambah.
4) Penggantian (replacement)
Yaitu mengganti perlengkapan yang telah ada dengan perlengkapan lain
yang lebih cocok/baru.
5) Penambahan (addition)
Yaitu menambah jumlah perlengkapan yang fungsinya sama sehingga
nilai total dari perlengkapan sejenis itu bertambah.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa audio visual aids
atau alat bantu peraga adalah alat yang dipergunakan untuk membantu
kelancaran komunikasi antara penyaji dengan pendengar/peserta yaitu
penambahan pengalaman melalui pendengaran, penglihatan, dan praktek,
dengan melalui penggunaan alat-alat peraga tersebut.
1) Tape recorder.
2) Video tape recorder.
3) Radio.
4) Televisi, dan Iain-Iain.
RANGKUMAN
TES FORMATIF 3
4) Hal yang termasuk pada jenis perabot kantor adalah sebagai berikut...
A. shreder
B. typewriter
C. memory write
D. filling cabinet
5) Hal yang termasuk jenis mesin kantor adalah sebagai berikut, kecuali...
A. shreder
B. typewriter
C. memory write
D. filling cabinet
Tes Formatif I
D D. Sebagai pengaturan dan penyusunan perabot rumah tangga tidak
diutarakan sebagai arti dari tata ruang kantor
2) C. Membangun gedung kantor yang sangat megah dan mewah bukan
tujuan dari tata ruang kantor.
3) B. Salah satu langkah dalam menyusun lata ruang kantor adalah
dengan mengetahui hubungan satuan yang melaksanakan tata usaha
dengan satuan-satuan kerja lainnya.
4) D. Yang dikenal dengan tata ruang kantor itu di antaranya berkamar,
terbuka, dan berhias/ bertaman.
5) A. Konsentrasi kerja lebih terjamin merupakan salah satu keuntungan
dari tata ruang kantor berkamar.
6) B. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan
menentukan lokasi gedung adalah lingkungan.
7) B. Meskipun satu organisasi memiliki bagian-bagian di gedung-gedung
lain dengan letak tidak dalam satu lingkungan maka faktor yang
diperhatikan dalam menentukan lokasi gedung adalah faktor jarak.
8) D. Lokasi gedung dipilih di tempat yang secara teoretis kurang baik
letaknya tetapi dengan biaya lebih murah maka faktor yang
diperhatikan adalah harga/sewa bangunan.
9) A. Faktor keamanan lebih diutamakan bagi organisasi yang memiliki
peralatan mahal dan canggih.
10) D. Apabila dalam satu gedung terdiri dari beberapa kantor, maka faktor
keluar masuk pegawai perlu diperhatikan. Hal ini dapat
menimbulkan masalah yang tidak diinginkan seperti perbandingan
gaji yang diperoleh, fasilitas yang tersedia, dan perselisihan
pegawai.
Tes Formatif 2
D B. Salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan kegiatan
perkantoran adalah penyusunan tempat kerja dan perlengkapannya.
2) A. Office layout atau tala ruang kantor adalah penyusunan alat
perlengkapan kantor dan perabot kantor pada letak yang tepat serta
pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasan dan
kegairahan kerja pegawai.
• ADPU433 1/MODUL 3 3.47
Tes Formatif 3
1) A. Unsur kantor menurut Prayudi Atmosudirjdo adalah gedung, alat
perlengkapan, personil.
2) A. Yang termasuk alat perlengkapan kantor adalah mesin, perabot
kantor, alat tulis kantor.
3) D. Kualitas perabot kantor yang akan dipergunakan oleh suatu instansi
adalah tergantung kepada kemampuan keuangannya, daya muat
ruangan, beban kerja instansi, dan bidang sifat kegiatan.
4) D. Filling cabinet merupakan salah satu jenis perabot kantor.
5) D. Shreder, Typewriter, Memory write merupakan mesin-mesin yang
sering digunakan dalam kantor.
3.48 Administrasi Perkantdran •
Daftar Pustaka
Lefingwell, William H., & Edward M., Robinson. (1950). Textbook of Office
Management. New York: Me. Graw Hill Book Company, 3 rd.
Mager, N.H., & Sylvia K. Mager. (Ed). (1955). The Officer Encyclopedia.
New York: Pocket Books, Inc.
Wylie, Harry L., (Ed). (1958). Office Management Handbook. New York:
Ronald Press, 2 nd.
Modul 4
Personel Kantor
PENDAHULUA N______________________________________
Selamat belajar!
• ADPU433 1/MODUL 4 4.3
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN
C. CIRI-CIRI KEPEMIMPINAN
Aksioma yang berlaku dalam bidang ini ialah bahwa semakin tinggi
kedudukan seseorang di dalam organisasi, ia semakin kurang memerlukan
technical skills dan semakin banyak managerial skills. Sebaliknya, semakin
rendah kedudukan seseorang di dalam suatu organisasi, ia semakin
memerlukan lebih banyak technical skills dan kurang managerial skills.
Dengan perkataan lain, semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam
organisasi ia harus semakin menjadi seorang generalist, sedangkan semakin
rendah kedudukannya di dalam organisasi ia harus menjadi spesialist.
Alasannya ialah: Apabila seseorang menduduki jabatan pimpinan yang
semakin rendah (lower management), ia masih berhadapan langsung dengan
petugas-petugas operasional dan tugas utamanya ialah memberikan
bimbingan langsung kepada petugas-petugas tersebut. Dengan demikian, ia
masih harus menguasai seluk beluk dari kegiatan-kegiatan yang operatif
sifatnya.
Sebaliknya, apabila seseorang berhasil menduduki jabatan pimpinan
yang semakin tinggi terutama dalam organisasi yang besar, ia semakin
"terpisah" jauh dari kegiatan-kegiatan operasional dan sifat tugasnya beralih
dari pemberian bimbingan langsung kepada petugas-petugas operatif menjadi
tugas penentuan tujuan, perumusan kebijaksanaan, penggerakan kelompok
pimpinan pada tingkat yang lebih rendah, dan memikirkan hal-hal yang
sifatnya lebih menyeluruh.
Dengan menjelaskan tingkatan kelompok pimpinan dimaksudkan untuk
memberi gambaran bahwa pada masing-masing tingkat ada perbedaan bobot
dan sifat managerial skills yang diperlukan. Namun demikian, seorang
pimpinan itu termasuk Top Management, Middle ataupun Lower, masing-
masing diharapkan memiliki ciri-ciri sebagai pemimpin seperti yang
dijelaskan sebelumnya.
Di samping pengetahuan dan keterampilan yang sudah dibicarakan tadi,
bagi seorang pemimpin yang ingin berhasil masih ada satu pengetahuan lagi
yang harus dimilikinya, yaitu pengetahuan tentang organisasi yang
dipimpinnya (Company Knowledge), yaitu pengetahuan tentang:
1. Sejarah organisasi serta pimpinannya.
2. Masalah-masalah yang dihadapi organisasinya.
3. Tujuan organisasinya.
4. Kebijaksanaan organisasinya.
5. Struktur organisasinya.
6. Kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan organisasinya. Posisinya
dalam organisasi.
• ADPU433 1/MODUL 4 4.7
4. Peraturan Ilukum
Peraturan hukum dibuat oleh pemerintah untuk mengatur ketertiban
dalam mencapai kehidupan yang sejahtera dalam masyarakat. Para pelanggar
terhadap peraturan hukum akan menerima sanksi-sanksi yang setimpal.
Sanksi tersebut mendorong setiap orang untuk mentaati dan mengikutinya
Semua sifat tersebut perlu kita pahami dan pemimpin perlu melakukan
pendekatan dengan metode dan teknik tertentu agar semua bawahan dengan
berbagai silat tersebut:
1. menyenangi dan melaksanakan tugasnya;
2. memahami dan berpartisipasi dalam memecahkan tugas organisasi.
1. Teori Genetis
Para penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan
menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat-bakat
kepemimpinan ("Leaders are born and not made"). Dalam keadaan yang
bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi
pemimpin, suatu saat kelak ia akan muncul sebagai pemimpin. Berbicara
mengenai bakat bawaan dan lahir, secara filosofis, pandangan ini tergolong
kepada pandangan yang fatalistis atau deterministis, walaupun dalam
kenyataan banyak kita jumpai pemimpin-pemimpin di dunia yang dapat
dikategorikan sebagai pemimpin karena bakat atau karena sifat-sifat
kemampuannya telah tampak sejak usia muda.
2. Teori Sosial
Inti teori sosial ini ialah bahwa setiap orang dapat menjadi pemimpin
apabila diberikan pendidikan dan pengamalan yang cukup (Leaders are made
and not born). Dengan timbulnya teori sosial ini banyak orang meragukan
kebenaran teori genetis karena bisa saja seorang itu dididik dan dibina baik
oleh lingkungan maupun orang lain sejak dini sehingga dalam usia muda
seseorang telah tampak sifat kepemimpinannya.
4.10 Administrasi Perkantoran •
3. Teori Ekologis
Sebagai reaksi terhadap dua teori terdahulu, timbullah teori ketiga yang
disebut teori ekologis yang pada intinya menjelaskan bahwa seseorang hanya
akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada waktu lahirnya
telah memiliki bakat kepemimpinan, bakat tersebut kemudian dikembangkan
melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkannya
untuk mengembangkan lebih lanjut yang telah dimiliki. Teori ini
menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu, dan karenanya
dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun,
penelitian lebih mendalam masih diperlukan dalam rangka menjawab
pertanyaan tentang munculnya pemimpin yang baik.
Di samping ketiga teori yang telah disatukan di atas, walaupun belum
merupakan teori hasil pendidikan, dalam kenyataan masih ada kemungkinan-
kemungkinan lain timbulnya kepemimpinan yang disebabkan oleh:
1. Tradisi
Tradisi suatu masyarakat tertentu, baik masyarakat dalam suatu daerah
atau masyarakat dalam suatu negara, ada kalanya mempunyai tradisi untuk
mengakui seseorang bahkan sampai kepada keturunannya sebagai pemimpin
mereka. Kemungkinan semacam ini banyak terjadi dalam hal mana
masyarakat yang terikat pada tradisi. Masyarakat seperti itu menilai kadar
kepemimpinan pemimpin yang diakuinya tetapi sudah merupakan tradisi
untuk menerima dan mengakui ia sebagai pemimpin mereka dengan landasan
adat atau kepercayaan tertentu.
3. Keadaan Darurat
Dalam menghadapi suatu keadaan darurat, suatu kelompok masyarakat
tertentu atau kelompok kecil orang-orang tertentu pada saat kritis
• ADPU433 1/MODUL 4 4.11
F. TIPE-TIPE PEMIMPIN
1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah seorang pemimpin yang
mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c. Kepercayaan dirinya terlalu besar.
d. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
e. Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat.
f. Terlalu mengandalkan kekuasaan formalnya.
g. Dalam tindakan penggerakannya sering menggunakan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan.
h. Cenderung memberi hukuman pada bawahan.
Dari sifat tersebut jelas terlihat bahwa tipe pemimpin yang demikian
tidak tepat untuk suatu organisasi modern di mana hak-hak asasi manusia
yang menjadi bawahan itu harus dihormati. Kecuali, apabila dalam
menghadapi situasi tertentu dan/atau menghadapi kondisi bawahan tertentu
yang dituntut untuk menerapkan pendekatan otokratis maka sikap otokratis
dapat diterapkan sebagai pendekatan tetapi tidak menjadi tipe atau pola
dalam memimpin.
4.12 Administrasi Perkantoran •
2. Tipe Militeristis
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin
yang memiliki ciri-ciri:
Dalam menggerakkan bawahan lebih cenderung mempergunakan sistem
perintah.
Dalam menggerakkan bawahan selalu dikaitkan kepada pangkat dan
jabatan.
Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan.
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai peristiwa.
Pada umumnya pemimpin yang termasuk lipe ini lidak produktif, tetapi
terhadap orang-orang tertentu dan dalam menghadapi tugas-tugas tertentu
dapat dipergunakan pendekatan laissezfaire ini dengan syarat:
a. Pemimpin yakin bahwa kelompok terdiri dari orang-orang yang mampu
bekerja secara produktif walaupun pemimpin lepas tangan.
b. Pemimpin yakin bahwa kelompok terdiri dari orang-orang yang jujur,
loyal, besar rasa tanggung jawabnya, dan berintegritas tinggi.
4.14 Administrasi Perkantoran •
1. Perintah
Setiap anggota organisasi sudah barang tentu pernah menerima perintah
dan melaksanakan perinlah. Suatu hal yang perlu dipahami adalah bahwa
perintah selalu datang dari atas, atau dari pimpinan. Dengan demikian,
jelaslah bahwa yang berhak memberi perintah yaitu atasan atau pimpinan,
sedangkan bawahan menerimanya. Dalam lingkungan militer perintah sering
disebut pula Komando, artinya sesuatu yang diperintahkan oleh komandan
(atasan).
Pada dasarnya perintah merupakan pernyataan kehendak komandan atau
pimpinan, yang dinyatakan secara jelas dan tegas. Secara singkat, perintah
dapat diartikan sebagai berikut:
2. Instruksi
Instruksi merupakan salah satu bentuk dari perintah. Dalam bahasa
sehari-hari, antara perintah dan instruksi sering disamakan dan dikaburkan
perbedaannya. Memang instruksi merupakan perintah juga, hanya saja
• ADPU433 1/MODUL 4 4.15
instruksi biasanya diberikan oleh pimpinan tingkat atas dan untuk jangka
waktu yang relatif lama. Oleh sebab itu, instruksi dapat diartikan sebagai
berikut:
4. Ciri Perintah
b. Lengkap
Suatu perinlah harus lengkap, maksudnya memuat keterangan yang
diperlukan untuk menjamin pelaksanaan yang seksama oleh para bawahan
atau pimpinan bawahan.
c. Singkat
Perintah harus singkat tetapi tidak mengurangi kejelasan maksud.
f Tepat waktu
Pengeluaran perintah harus tepat pada waktunya. Hal ini dimaksudkan
agar para pimpinan bawahan dapat segera mempersiapkan rencananya.
perintah atau instruksi diberikan secara hierarki. Oleh karena itu, untuk
menjamin terpeliharanya rantai pimpinan secara hierarki maka dalam hal
memberi perintah perlu ditempuh langkah sebagai berikut:
a. Atasan yang memberi perintah harus segera memberitahukan kepada
atasan langsung anggota yang menerima perintah pada kesempatan
pertama, bahwa ia telah memberi perintah atau instruksi kepada
bawahannya. Pimpinan/atasan pemberi perintah harus menjelaskan
tentang alasan sampai terjadinya perintah langsung tersebut. Harus
diingat bahwa pemberian perintah atau instruksi secara demikian hanya
demi pencapaian kelancaran tugas organisasi dan sama sekali tidak ada
faktor pribadi yang mempengaruhi.
b. Anggota yang menerima perintah harus segera melaporkan kepada
atasan langsung tentang perintah yang diterimanya, serta tindakan yang
telah dilakukan sehubungan dengan perintah tersebut.
2. Rentang Kendali
Rentang kendali mencerminkan hubungan atasan bawahan, namun
ditinjau dari segi atasan rentang kendali pada dasarnya bertujuan menemukan
jumlah bawahan atau unit-unit bawahan yang dapat dibina secara tepat oleh
seorang atasan atau pemimpin. Perlu diingat bahwa lingkup kendali
seseorang harus dibatasi seefisien mungkin berdasarkan pada:
a. Luas sempitnya bidang tugas yang bersangkutan.
b. Pengetahuan, kecakapan, dan pengamalan pejabat yang bersangkutan.
c. Sifat dari pekerjaan.
d. Tempat dan jumlah pekerjaan yang ada.
e. Perlengkapan, peralatan, dan fasilitas yang tersedia.
f. Waktu yang tersedia bagi atasan.
Gambar 4.1.
Pengendalian Tenaga Kerja.
bertanggung jawab terhadap segala yang terjadi dan tidak terjadi di dalam
organisasinya. Pimpinan merupakan satu-satunya orang yang bertanggung
jawab terhadap berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan organisasi. Oleh
karena itu, pimpinan boleh dan bahkan perlu mengadakan pendelegasian
wewenang. Namun demikian, tidak boleh mendelegasikan tanggung jawab.
4. Pembagian Tugas
Dalam setiap organisasi akan selalu ditentukan kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, pengklasifikasian pekerjaan, dan membagikannya
kepada kelompok, unit organisasi atau perorangan. Pelaksanaan kerja secara
teknik, tidak mungkin dilaksanakan tanpa pembagian tugas yang jelas.
Pembagian tugas dapat juga disebut spesialisasi dan hal ini dimaksudkan agar
tiap orang yang terlibat dalam organisasi sesuai dengan bidang lugasnya,
dapat memahirkan diri menjadi spesialis. Pembagian tugas akan berakibat
pula terhadap wewenang dan tanggung jawab seseorang, kelompok atau unit
organisasi. Ada tiga hal yang berkaitan erat dengan pembagian pekerjaan
tersebut yaitu:
(L Rantai Kepemimpinan atau Rantai Komando
Hal ini menunjukkan tingkatan-tingkatan dalam struktur organisasi.
b. Rentang kendali
Konsep ini dihubungkan dengan jumlah bawahan yang dapat diawasi
secara tepat guna.
c. Struktur
Dari struktur tersebut dapat diketahui hubungan yang terjadi antara
berbagai kegiatan, dan pelaksanaan kerja di dalam suatu organisasi.
Salah satu kesulitan dalam mengadakan pembagian tugas pekerjaan
adalah adanya kenyataan bahwa banyak jalan yang dapat ditempuh untuk
melakukan hal tersebut. Hal ini disebabkan oleh beraneka ragam jenis
pekerjaan yang ada. Namun sebenarnya, secara organisatoris pembagian
kerja sesungguhnya sudah tercermin dalam organisasi.
Dalam setiap organisasi, pada dasarnya terdapat 3 kelompok, yaitu:
1) Kelompok pimpinan
Kelompok ini merupakan kelompok yang bertugas mengendalikan
semua kegiatan organisasi dan mengendalikan serta mengoordinasikan
semua pekerjaan dan kegiatan bawahan.
• ADPU433 1/MODUL 4 4.21
I. HUBUNGAN KERJA
Dalam suatu organisasi yang besar dengan kegiatan yang kompleks dan
rumit serta karyawan yang banyak maka seorang atasan atau pimpinan
mungkin tidak atau merasa kurang mampu melaksanakan kepemimpinannya
seorang diri saja, tetapi memerlukan suatu badan pembantu pimpinan yang
disebut staf.
4.22 Administrasi Perkantoran •
1. Advisory Staff
Bertugas memberi pertimbangan-pertimbangan kepada pimpinan.
Biasanya mereka terdiri dari orang-orang yang ahli dalam bidangnya masing-
masing. Karena itu sering juga disebut: ’’Staff Ahli”. Pertimbangan-
pertimbangan yang mereka berikan selayaknya diperhitungkan secara
ilmiah, sudah dikaji dengan teliti dan diuji serta sudah mantap. Staf
merupakan ’’motor” atau ’’brain trust” bagi pimpinan.
Pemberian pertimbangan yang mantap kepada pimpinan dilakukan
dengan mengadakan proses kegiatan-kegiatan pendahuluan antara lain:
a. Penelitian.
b. Analisis fakta dan informasi lainnya.
c. Interpretasi/evaluasi.
d. Membuat kesimpulan.
e. Merumuskan saran pertimbangan.
Staf yang baik, harus sudah menyimpan dan memelihara data, informasi
yang erat hubungannya dengan tugas pokok organisasi, sehingga tidak setiap
kali ia harus mengadakan pengumpulan data. Staf yang baik, hendaknya hafal
data pokok yang ia perlukan. Waktu yang diberikan untuk membuat
pertimbangan dapat bervariasi, yaitu dapat dalam waktu yang lama atau
dalam waktu yang singkat. Analisis dan evaluasi keadaan dengan cepat
diperoleh dengan cara menelepon sehingga kesimpulan mudah dibuat dan
saran pertimbangan cepat disampaikan kepada pimpinan. Bagaimanapun
cepatnya saran pertimbangan ia ajukan, staf yang baik harus tetap melakukan
proses-proses kegiatan secara menyeluruh. Biasanya bidang tugas yang
diserahkan kepada advisory Staff, adalah:
a. Mengumpulkan data.
b. Menginterpretasikan data.
c. Mengusulkan alternatif tindakan.
d. Mendiskusikan rencana yang sedang diperlukan dengan berbagai pihak
dan memperoleh kesepakatan atau alasan rencana tersebut ditolak.
e. Mempersiapkan instruksi tertulis dan dokumen lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan sebagai realisasi dari rencana yang telah
ditetapkan.
f. Menjelaskan dan menginterpretasikan instruksi yang telah dikeluarkan.
g- Mengamati kegiatan operasional dan kondisi yang dihadapi untuk
menentukan apakah instruksi yang telah dikeluarkan memudahkan atau
menghambat diperolehnya hasil yang diinginkan.
h. Berdasarkan pengalaman operasional dan kondisi baru diharapkan
timbul prakarsa rencana atau gagasan baru.
1. Mengusahakan adanya tukar-menukar informasi antarpetugas
operasional.
j- Membina antusiasme di antara petugas operasional guna melaksanakan
kebijaksanaan dan program yang telah ditentukan.
k. Memberi informasi dan nasihat kepada petugas-petugas operasional
mengenai pelaksanaan tugas yang telah didelegasikan kepada mereka.
4.24 Administrasi Perkantoran •
2. Service Staff
Staf ini diberi tugas melancarkan segala sesuatu yang mendukung
pelaksanaan lugas pokok dengan cara memberi pelayanan. Misalnya bagian
rumah tangga, bagian tata usaha, bagian administrasi, keuangan, bagian
personalia, bagian perlengkapan dan lain-lain. Bantuan Staf tidak ditekankan
kepada pemberian sumbangan pikiran, tetapi langsung melancarkan kegiatan-
kegiatan. Mereka disebut staf karena kegiatannya tidak langsung ditujukan
kepada tujuan utama dari organisasi. Service Staff tidak memberi
pertimbangan pemikiran kepada pimpinan, akan tetapi langsung beroperasi
menunjang kelancaran lini.
LATI H AN
TES FORMATIF 1
A. naluri
B. tradisi dan adat
C. nalar dan pikiran sehat
D. semua benar
Kegiatan Belajar 2
A. MANAJER
1. Pengertian Manajer
Manajemen merupakan seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap
orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Berdasarkan definisi
tersebut berarti “Manajer adalah seorang yang bertindak sebagai perencana,
pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, serta pengendali orang dan mekanisme
kerja untuk mencapai tujuan.” (Siswanto, 2005:13)
2. Peran Manajer
Pada akhir tahun 1960-an, Henry Mintzberg melakukan penelitian
saksama terhadap lima orang eksekutif untuk menentukan tugas mereka.
Berdasarkan observasinya, Mintzberg menyimpulkan bahwa manajer
melakukan sepuluh peran atau rangkaian perilaku yang berbeda dan saling
berkaitan erat. Stephen P. Robbins dalam bukunya “Perilaku Organisasi”
menjelaskan bahwa kesepuluh peran ini bisa dikelompokkan sebagai berikut:
a. Peran antarpersonal
Semua manajer diharuskan melakukan tugas-tugas terkait seremonial
dan bersifat simbolis. Sebagai contoh, ketika rektor perguruan tinggi
memberikan ijazah sarjana pada acara wisuda, ia berperan sebagai tokoh
utama (figurehead). Semua manajer memiliki peran kepemimpinan.
b. Peran informasianal
Semua manajer, sampai pada tingkat tertentu, mengumpulkan informasi
dari organisasi-organisasi dan institusi luar. Biasanya mereka mendapatkan
informasi dengan membaca majalah dan berkomunikasi dengan individu lain
untuk mempelajari perubahan selera masyarakat, apa yang mungkin
direncanakan oleh para pesaing dan semacamnya. Mintzberg menyebut hal
ini sebagai pemantau.
3. Keterampilan Manajer
Seorang manajer harus memiliki beberapa keterampilan di antaranya
adalah sebagai berikut.
bagaimana berbagai macam faktor pada suatu kondisi tertentu berkaitan satu
sama lain. Dengan demikian, tindakan yang diambilnya akan ditujukan untuk
kepentingan organisasi secara keseluruhan.”
4. Macam-macam Manajer
Pada umumnya manajer memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, serta
penyusunan staf namun dari sisi tingkat atau level manajemen dapat dibagi
menjadi tiga macam, yakni:
Cl. Manajer puncak/top manager
Tanggung jawab dari manajer puncak adalah keseluruhan kinerja dan
keefektifan dari suatu organisasi. Manajer tingkat puncak membuat
kebijakan, keputusan, dan strategi yang berlaku secara umum pada suatu
organisasi. Manajer puncak juga yang melakukan hubungan dengan
organisasi lain dan pemerintah.
5. Aktivitas Manajerial
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lulhan bahwa para manajer
terlibat dalam empat aktivitas manajerial berikut.
a. Manajemen tradisional: membuat keputusan, merencanakan, dan
mengendalikan.
b. Komunikasi: bertukar informasi dan memproses pekerjaan tulis-menulis.
c. Manajemen sumber daya manusia: memotivasi, mendisiplinkan,
menangani konflik, menyusun kepegawaian, dan melatih.
d. Pembangunan jaringan: bersosialisasi, terlibat dalam aktivitas politik,
dan berinteraksi dengan individu-individu luar.
• ADPU433 1/MODUL 4 4.31
B. SEKRETARIS
dalam organisasi. Oleh karena itu, harus diisi oleh orang yang profesional di
bidangnya. Jabatan sekretaris dapat dikatakan strategis di dalam organisasi
terutama apabila dilihat dari:
1. Keberadaannya di organisasi, sekretaris adalah orang kepercayaan
pimpinan. Segala suatu yang berhubungan dengan kerja pimpinan dia
mengetahui, dan bahkan rahasia organisasi pun sekretaris
mengetahuinya. Sebagai pembantu pimpinan atau orang kepercayaan
pimpinan maka sekretaris harus memiliki kemampuan yang bisa
membantu pimpinan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, lebih bagus
lagi apabila sekretaris mengetahui betul karakteristik dan keinginan
pimpinannya dalam bekerja. Hal tersebut memungkinkan seorang
pimpinan tidak akan ragu memberikan kepercayaan kepada sekretaris
untuk melakukan semua tugas-tugasnya.
2. Perannya di organisasi, sekretaris merupakan media komunikasi dalam
organisasi, artinya sekretaris merupakan fasilitator terhadap
pimpinannya. Selain itu, juga sekretaris bisa memfasilitasi keinginan
berbagai pihak yang berkepentingan dengan organisasi, baik intern
organisasi ataupun para stakeholders. Performance yang ditampilkan
sekretaris ketika menghadapi pihak-pihak yang berkepentingan dengan
organisasi sangat berpengaruh terhadap citra dirinya, pimpinan bahkan
organisasi. Apabila peran yang ditampilkan oleh sekretaris baik maka
dengan sendirinya akan mengangkat citra pimpinannya atau
organisasinya. Pada sisi lain, karyawan atau relasi akan merasa
terpuaskan dengan pelayanan kerja yang diberikan sekretaris.
Sebaliknya, apabila seorang sekretaris tidak memberikan performance
kerjanya secara optimal maka akan menimbulkan kesulitan-kesulitan
baik buat dirinya maupun pemimpinnya. Tidak jarang kesulitan itu
berujung pada ancaman kegagalan kepemimpinan atasan atau membawa
citra buruk organisasi di mata relasi atau orang lain.
1. Pengertian Sekretaris
Prayudi Atmosudirdjo (1982;63) mengemukakan bahwa istilah sekretaris
berasal dari kata: Secret (Bahasa Inggris) atau Secrelum (Bahasa Latin),
Secetaris (Bahasa Belanda) artinya rahasia atau dipercaya, Secretarius atau
Confidential Employee, artinya pegawai yang menangani hal-hal yang
bersifat rahasia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sekretaris adalah
seorang pegawai yang bertugas membantu pimpinan atau badan pimpinan
• ADPU433 1/MODUL 4 4.33
Sekretaris Pimpinan
Seorang sekretaris yang membantu pimpinan tertentu. Dapat pula disebut
sebagai seorang pembantu pimpinan yang bertugas mengerjakan tugas
kantor untuk seorang pemimpinan tertentu. Sekretaris dalam pengertian
ini diangkat dan digaji oleh organisasi yang bersangkutan. Sekretaris
pimpinan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh pegawai lain yang
ada dibawahinya (sebagai justru tik, asisten, juru arsip dan sebagainya)
Fungsi Utama sekretaris pimpinan adalah melaksanakan kegiatan
administrasi dan lugas perkantoran untuk kelancaran kegiatan manajerial
pimpinan tertentu.
Ciri-ciri sekretaris pimpinan:
(a) Seorang pelaksana, bukan seorang pimpinan.
(b) Tidak memiliki wewenang menentukan kebijakan (policy).
(c) Tugasnya terbatas pada penyelenggaraan administrasi dan kegiatan
perkantoran.
(d) Bertanggung jawab kepada pimpinan tertentu.
Berdasarkan spesialisasi
(a) Sekretaris kapabel.
(b) Terampil.
(c) Pengetahuan khusus.
Contoh: sekretaris bidang Hukum, bidang Farmasi
3. Fungsi Sekretaris
a. Ruang lingkup tugasnya
D Fungsi primer
Memberikan jasa atau pelayanan administrasi yang menunjang kegiatan
operasional organisasi/perusahaan/unit organisasi melalui keterampilan,
meliputi pengetikan, penanganan telepon, pengelolaan surat, dan arsip
launnya, penanganan agenda, penggandaan dan lain-lain.
Contoh tugas:
(a) Mengetikkan laporan yang dibuat oleh atasannya.
(b) Menerima telepon.
(c) Memproses surat-surat masuk.
(d) Menyimpan atau mengambil kembali arsip yang dibutuhkan atasan.
(d) Mengatur agenda kerja atasan, dan lain-lain.
Fungsi Sekunder
Turut menjamin kelancaran kegiatan organisasi serta bertanggung jawab
atas aktivitas rutin di kantor dengan memanfaatkan beberapa
pengetahuan, misalnya bisnis organisasi, perbankan, statistik, dan
keuangan, hubungan antarmanusia, komunikasi teknik persiapan rapat
dan lain-lain.
(a) Sekretaris memberikan informasi tentang produk yang dihasilkan
kepada seseorang yang membutuhkan informasi tersebut melalui
telepon.
(b) Membantu atasan untuk mengurus hal-hal tertentu yang berkaitan
dengan bank.
(c) Melakukan penyempurnaan format laporan yang dibuat setiap bulan,
agar lebih mudah dikaji.
(d) Membina hubungan baik dengan rekan sekerja.
(e) Berkomunikasi secara luwes dengan para relasi organisasi sehingga
mencerminkan citra positif organisasi tempat ia bekerja.
Membuat persiapan rapat dengan baik dan cermat, dan lain-lain.
4.36 Administrasi Perkantoran •
4. Tugas Sekretaris
Membantu pimpinan semaksimal mungkin agar pimpinan dapat bekerja
secara maksimal, berhasil guna, berdaya guna, dan lebih profesional.
Tugasnya dapat berupa:
a. Tugas tata usaha yang meringankan pekerjaan pimpinan.
b. Tugas memberikan pelayanan pada relasi.
c. Tugas mengadakan hubungan kerja sama dengan pimpinan atau sendiri.
description), yaitu:
1) Mengurus dan mengendalikan surat.
2) Korespondensi.
3) Menangani dan menata arsip.
4) Melayani tamu kantor.
5) Kearsipan.
6) Menangani tamu dan bertamu.
7) Menelepon dan menerima telepon.
8) Melayani dan menelepon.
9) Mengatur jadwal kegiatan pimpinan.
10) Pembuatan laporan.
b. Tugas instruktif
antara lain:
1) Persiapan rapal
2) membuat notulen rapat
3) membual konsep surat keluar
4) mempersiapkan perjalanan dinas
5) mengurus hal-hal tertentu di bank
6) menangani perjalanan dinas
berikut:
1) Konsentrasi penuh
2) Mendengar dengan sungguh-sungguh
3) Bertanya untuk hal yang kurang jelas
4) Mencatat untuk butir-butir penting
5) Meningkatkan wawasan tentang masalah
4.38 Administrasi Perkantoran •
c. Tugas kreatif
Dilaksanakan atas prakarsa sekretaris sendiri. Dilakukan guna
meringankan beban pekerjaan atau menciptakan efisiensi dan efektivitas
kerja. Umumnya tidak terdapat dalam uraian tugas. Contoh lugas kreatif
adalah sebagai berikut:
1) Membuat rencana kerja sekretaris.
2) Mempelajari pengetahuan penunjang pekerjaannya.
3) Membuat kliping koran dari saingan.
4) Mengusahakan pengembangan kepribadian.
5) Mengetahui ruang kerja.
6) Mempelajari pengetahuan tentang bank.
7) Mempelajari pengetahuan tentang buku kas kecil.
8) Pemantapan kepribadian.
9) Efisiensi kerja.
10) Pengembangan diri sekretaris.
11) Menyiapkan perabot kantor, perlengkapan, dan alat-alat penting bagi
sekrelaris/Persiapan alat-alat perlengkapan sekretaris.
12) Memahami cara kerja mesin kantor dan audio visual aids (alat bantu
peraga).
13) Memahami peraturan/keadaan organisasi tempat bekerja.
• ADPU433 1/MODUL 4 4.39
d. Tugas koordinatif
Tugas koordinatif adalah tugas untuk berkomunikasi dan berkoordinasi
dengan internal maupun eksternal organisasi. Maksud dari tugas koordinasi
adalah:
D Melakukan koordinasi dengan orang lain agar tugasnya terlaksana
dengan baik.
2) Selalu ada unsur komunikasi guna menumbuhkan hubungan baik.
3) Dilaksanakan secara terselubung saat melaksanakan tugas rutin,
instruktif maupun tugas kreatif.
C. KESEKRETARIATAN
1. Sekretariat
Sekretariat dapat diartikan sebagai:
a. Satuan organisasi yang melaksanakan rangkaian kegiatan penataan
terhadap pekerjaan perkantoran dan bantuan lainnya yang dilaksanakan
4.40 Administrasi Perkantoran •
Pimpinan Sekretariat
a. kepala bagian sekretariat;
b. sekretaris organisasi;
c. sekretaris organisasi;
d. administrasi manajer;
e. office manager.
2. Kegiatan Sekretariat
Pada dasarnya kegiatan dalam suatu organisasi dikelompokkan dalam 2
bidang kegiatan yaitu:
a. Bidang Substantif
Adalah bidang tugas pokok (manajemen dan pelaksanaannya), yakni
tugas operasional organisasi.
h. Bidang administratif
Adalah tugas penunjang terhadap pelaksanaan tugas pokok, misal;
kepegawaian, keuangan.
Kegiatan sekretariat:
1) Pengelolaan kegiatan tata usaha seperti mengelola arsip, surat menyurat.
2) Pelayanan administrasi.
3) Kegiatan komunikasi dan membina relasi.
4) Pengaturan tamu organisasi/organisasi.
5) Pengaturan rapat-rapat.
6) Kegiatan bantuan lain dan penyediaan fasilitas penunjang.
• ADPU433 1/MODUL 4 4.41
3. Fungsi Sekretariat
a. Melaksanakan rangkaian kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas
pokok organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasi dengan lancar.
b. Sebagai penyelenggara bidang administratif/ketatausahaan yang
menunjang kelancaran kegiatan operasional organisasi dan pencapaian
tujuan organisasi.
4. Kesekretariatan
Segala kegiatan atau rangkaian aktivitas dan tata kerja yang dilakukan
oleh sekretariat. Jadi, kesekretariatan menunjuk pada kegiatan dan tata
kerjanya.
D. STAF
1. Kualifikasi Staf
Untuk dapat menjadi staf yang baik, seseorang harus memiliki
kualifikasi sebagai berikut:
a. Memahami dengan baik hakikat tujuan, tugas pokok dan fungsi dari
organisasi yang dilayaninya.
b. Menguasai filsafat yang dianut oleh pimpinan organisasi dalam
melaksanakan kegiatan operasional.
c. Mendalami sistem pembagian tugas yang terdapat dalam organisasi.
d. Menerima secara ikhlas kepemimpinan dari pimpinan unit
operasional dengan segala hak prerogatifnya.
e. Sifat kerendahan hati dalam hal bantuan yang dapat diberikan oleh staf
karena pengetahuan spesialisasi dan/atau keterampilan khusus yang
dimilikinya.
f. Kesadaran tentang keterbatasan peranan yang dapat dimainkan oleh staf.
g- Menyadari bahwa penggunaan wewenang fungsional secara efektif
sangat tergantung kepada kemampuan "menjual" ide kepada pimpinan
dan para pelaksana unit operasional.
h. Keinginan yang sungguh-sungguh untuk menghubungkan pelaksanaan
kegiatan staf sebagai bagian integral dari proses manajemen.
1. Memahami bahwa delinisasi wewenang dan tanggung jawab operasional
dengan wewenang secara tanggung jawab staf mutlak perlu, demi
terpeliharanya hubungan lini dan staf yang harmonis guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
4.42 Administrasi Perkantoran •
2. Telaahan Staf
Untuk dapat memberikan saran kepada atasan, setiap staf diharapkan
mampu menganalisis dan menelaah semua faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan tugas dalam upaya pemecahan persoalan. Sehubungan dengan
hal tersebut, seorang staf harus mampu membuat perkiraan keadaan untuk
membuat telaah staf. Perkiraan keadaan adalah suatu pemecahan logis dan
teratur dari semua faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas untuk
menentukan cara tindak lanjut yang sebaik-baiknya, secepat, dan setepat
mungkin dalam rangka pengambilan suatu keputusan.
Perkiraan keadaan menggunakan bentuk tertentu untuk menjamin
penelaahan yang logis dan teratur dan akan dijadikan dasar perkiraan
pimpinan. Selanjutnya, perkiraan pimpinan akan melahirkan suatu keputusan
dan konsep umum operasi yang akan menjadi dasar tindak lanjut.
Pada umumnya perkiraan staf digunakan untuk perencanaan jangka
pendek yang dirumuskan melalui tahap tindakan sebagai berikut:
a. Pengenalan dan perumusan masalah.
b. Pengumpulan keterangan pendahuluan.
c. Penetapan kebijaksanaan umum pemecahan masalah.
d. Perkiraan staf, meliputi:
1) Pengembangan alternatif-alternatif.
2) Evaluasi masing-masing alternatif.
3) Perbandingan antarkonsekuensi alternatif-alternatif.
4) Determinasi alternatif terbaik.
5) Analisis cara bertindak yang berlawanan.
e. Pengajuan saran.
f. Pertimbangan atau saran.
g. Pemilihan alternatif terbaik.
h. Implementasi keputusan.
Setelah perkiraan staf dibuai maka hal tersebut dapat dijadikan dasar
pembuatan telaahan staf. Arti telaahan staf adalah suatu karangan/tulisan
yang resmi dibuat oleh staf, berisi suatu analisis ringkas disertai saran
pemecahan persoalannya.
Telaahan staf yang telah dirumuskan adalah suatu hasil penelitian staf
dan merupakan suatu cara pelaporan kepada atasan tentang suatu analisis
yang dibuat oleh staf disertai dengan kesimpulan dan saran.
• ADPU433 1/MODUL 4 4.43
L KEPALA NASKAH
Kepala naskah adalah sama dengan kop naskah yang digunakan dalam
komunikasi kedinasan.
2. PERSOALAN
Persoalan harus mengarah ke suatu tujuan yang harus dicapai.
3. PRA-ANGGAPAN
Pra-anggapan digunakan bila tidak ada data yang dapat dibuat.
4. FAKTA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERSOALAN
Kemukakan pernyataan yang dapat berpengaruh terhadap persoalan atau
pemecahannya.
4.44 Administrasi Perkantoran •
5. PEMBAHASAN
Berisi analisis semua faktor yang relevan, termasuk keuntungan dan
kerugiannya.
6. KESIMPULAN
Bagian ini menyajikan kesimpulan sebagai hasil analisis dari semua
faktor yang relevan, semua pemecahan yang mungkin dan faktor yang
mempengaruhi pemecahan persoalan.
7. TINDAKAN YANG DISARANKAN
Saran tindakan harus lengkap, dan sesuai dengan kesimpulan.
8. PENUTUP
Penutup meliputi tanda tangan, daftar lampiran dan kegiatan yang
dilakukan oleh yang berwenang.
9. LAMPIRAN (bila perlu).
RAN G KU MAN
Tes Formatif I
1) C. Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen.
2) C. Kesehatan yang baik bukan ciri seorang pemimpin dari Ordway
Tead.
3) A. Formal Fower tetapi tidak memiliki personalfower.
4) D. Naluri, tradisi dan adat, nalar dan pikiran sehat merupakan penyebab
seseorang bersedia menjadi pengikut.
5) D. Kalimat penolakan bukan merupakan ciri perintah/instruksi,
sedangkan yang termasuk pada perintah/instruksi adalah kalimat
mengiakan.
Tes Formatif 2
1) Perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pegawai yang ada di
bawahnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer.
2) Jabatan yang merupakan media komunikasi dalam sebuah
organisasi, atau merupakan fasilitator terhadap pimpinannya, adalah
Tes Formatif I
1) C. Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen.
2) C. Kesehatan yang baik bukan ciri seorang pemimpin dari Ordway
Tead.
3) A. Formal Fower tetapi tidak memiliki personalfower.
4) D. Naluri, tradisi dan adat, nalar dan pikiran sehat merupakan penyebab
seseorang bersedia menjadi pengikut.
5) D. Kalimat penolakan bukan merupakan ciri perintah/instruksi,
sedangkan yang termasuk pada perintah/instruksi adalah kalimat
mengiakan.
Tes Formatif 2
1) Perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pegawai yang ada di
bawahnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer.
2) Jabatan yang merupakan media komunikasi dalam sebuah
organisasi, atau merupakan fasilitator terhadap pimpinannya, adalah
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
Dalam modul ini akan diuraikan tentang pengertian formulir, fungsi, dan
kegunaan formulir dalam kegiatan perkantoran, perancangan pembuatan
formulir kantor, penggunaannya dan pengendalian formulir kantor.
Modul ini terdiri dari 2 (dua) kegiatan belajar, yaitu :
1. Kegiatan Belajar 1 membahas tentang pengertian dan kegunaan formulir
kantor;
Kegiatan Belajar 2 membahas tentang perancangan pembuatan formulir
kantor dan pengendalian formulir kantor.
Selamat Belajar!
• ADPU433 1/MDDUL 5 5.3
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN FORMULIR
2. Formulir Ekstern
Formulir yang dipergunakan untuk menjalin hubungan-hubungan dengan
pihak ekstern organisasi, seperti: formulir tanda setoran tunai, formulir slip
penyetoran tabungan, formulir slip pengambilan tabungan, formulir aplikasi
pengiriman uang.
5.4 Administrasi Perkantoran •
Isi formulir pada umumnya dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu
bagian tercetak berisi keterangan-keterangan yang telah tetap dan bagian
yang berubah sesuai dengan keterangan-keterangan yang diisikan dalam
ruang-ruang yang disediakan. Bagian tercetak yang berisi keterangan-
keterangan bersifat tetap itu dimaksudkan agar menghemat waktu dan tenaga
sehingga pada waktu mengisi formulir tersebut tidak perlu selalu menulis
uraian-uraian yang telah tetap tersebut, tetapi hanya mengisi keterangan-
keterangan yang diperlukan saja.
Sebagai contoh, dalam mengisi formulir riwayat hidup maka pada
formulir tersebut sudah dicetak bagian uraian-uraian yang telah tetap, seperti:
nama, tempat/tanggal lahir, agama, jenis kelamin, alamat, pendidikan,
riwayat pekerjaan.
Pada prinsipnya, formulir dapat diartikan sebagai sesuatu bentuk
lembaran cetakan dengan kolom-kolom di dalamnya yang harus diisi dengan
angka, jawaban ataupun keterangan yang sesuai dengan pertanyaan ataupun
instruksi yang ada.
Agar penggunaan formulir di kantor mengenai sasarannya, (dapat
menghemat waktu, tenaga, dan biaya), maka
1. Formulir harus dirancang (dibuat) dengan sebaik-baiknya, sehingga
berguna bagi calon pengguna.
Formulir yang dibuat harus direncanakan terlebih dahulu baik model,
bentuk, ukuran, serta kolom data yang dibutuhkan dalam formulir guna
pengumpulan data, sesuai dengan kebutuhan informasi yang diinginkan
oleh kantor.
2. Formulir harus dapat dimanfaatkan secara tepat.
Formulir yang sudah dibuai dalam penggunaannya jangan sernbarangan
diberikan kepada siapa saja, tetapi diberikan sesuai dengan
peruntukannya saja.
3. Penggunaan formulir harus melalui proses pengawasan/pengendalian.
Dalam penggunaan formulir harus ada pengawasan guna tcrciptanya
ketertiban dan keteraturan formulir-formulir yang dipergunakan dalam
sebuah kantor.
C. PEDOMAN PEMBUATAN
Contoh tentang macam formulir yang digunakan oleh suatu kantor Bank,
antara lain:
1. Formulir tanda setoran tunai.
2. Formulir slip penyetoran tabungan.
5.8 Administrasi Perkantoran •
l HlHWflW* I
I b-.L.^ IIIII I I
i» Ll GK
I P»,
4 d La. m'
j
M I I [ I I NUU.HA h /| I |. |J I
I aki» Jpta, _
Ufa
V rr |r Jb i \ ■ tVia G <■» p
>
*
HJHMLIJ MHT rAHM NMWNK IM “ J
*n
J ^hwChhi J- H-* «p
5.10 Administrasi Perkantoran •
'l’
m
1? l'Anar !.“■] higirf J 'i'AllAH’J 4 Vsvim
S Tir|]i ► AVl UJHW J rii»i
«•1 R 1 =111 l!Aii >n:j '2 Uvpr
li. Ddhl •; Kuri • f:»» 16 ^rrr-r C«3i II Li t*. i
■ '
n
19 ii>43 -j o
i
* 1 H- 1 IJC 3. H. Sm $ b L ■ • ’h
*
••
tJ. Lht LJ j i LJ H •■</>< d' !< "-n-e DHp«Ai f. Dipt
* 11
KicklT ‘"| □
i. Cd. A 3 U 0 i C <Li l4cii
21
rrr
1 LI 1 i 11 1J 11II 1 TTT 1
• D
tr 1 Z CrrlVv»' j TuuMru
S TumMuli. 1 h»y«c
□
<1 ll UltMI *
1, M 2 9ilir
*s iriidih
BOGOR
PENGANTAR
SURAT KETERANGAN BERKELAKUAN BAIK
Nomor:....................................................
Selama berada dalam Wilayah kami adalah berkelakuan baik dan tidak terlibat dalam perkara
pidana/urusan Kepolisian.
Keterangan ini dipergunakan untuk.......................................
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan mengingat sumpah jabatan dan untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Mengetahui
Tanggal........................... Tanggal...................................
Nama.............................. Nama.......................................
BOGOR
Nomor:................................................................
Nama :............................................................................................
Jenis Kelamin :............................................................................................
Tempat Tgl. Lahir/Umur :...........................................................................................
Kewarganegaraan :...........................................................................................
Agama :..........................................................................................
Pekerjaan :...........................................................................................
KTP/Tanda Lapor Diri Nomor:...........................................................................................
Tempat tinggal :............................................................................................
Maksud bepergian :............................................................................................
Tempat yang dituju
*) :...........................................................................................
Lamanya bepergian :............................................................................................
Yang turut dalam bepergian :...........................................................................................
Barang-barang yang dibawa :...........................................................................................
Mempergunakan kendaraan :...........................................................................................
Mengetahui
Camat Kota Bogor...............................
BOGOR
SURAT PENGANTAR
Nomor:................................................................
Nama :...........................................................................................
Jenis Kelamin :............................................................................................
Tempat Tgl. Lahir :............................................................................................
Kewarganegaraan :............................................................................................
Agama :............................................................................................
Pekerjaan :..........................................................................................
KTP/Tanda Lapor Diri Nomor :......................................................................................
STMD Nomor :...........................................................................................
Tempat tinggal :...........................................................................................
RT........................................... RW..................................
Bermaksud
Tanggal................................... Bogor, 20
Lurah/Kepala Desa..............................
Mengetahui
Camat Kota Bogor...............................
(................................... ) (..................................... )
NIP. NIP.
Nama Anak •
•
Lengkap (‘) 0 Lafaki (] Perempuan
: / /
Tanggal Lahir
1
(DD/MM/YYYY) •
Tempat Lahir
(Kota, county, : / /
State)
Dikeluarkan
tanggal
(DD/MM/YYYY)
Ayah
Ibu
Alamat
Nama Lengkap
(*) Cheklis
ADPU4331/M DDUL 5
Contoh: Formulir Tanda Setoran Tunai
♦
BrilAma J BritAma Dollar S. inaiin
* G ro TaBungan Map L _z Pinjaman
Q f <ict M
Manna • N&n*
KancAXCPlBHI UiM 9 (Hu
*
r Orpt»>-ltw
iA • Ambw
Alamat / 4An«u
u*UaaI»P
5.15
5.16
Contoh: Formulir Slip Pengambilan Tabungan
TAC-413
SLTP PENARIKAN
L 3PFA .IA J : “i O FT E ..
Kanta BRI Asal
Nomor Rekening T
A d m in is t r a s i P e r k a n t o r a n
Nomor Telepon A
Jumlah Uang 1
Rp.
L
CJ
Kcvr -ir.
j Pr i.rfnl in snh -^r.-Uh r1iv.ih.-LjM «tfrir dilBcduas^Mii yiftjr. berwcnuip
l’’:- i.eil.ui fl RITaMA rxinik d-u-iim i!r^~|«>n Ruku T<Iringan
Signer Furtaril
Contoh: Form ulir Aplikasi Pengirim an Uang
• ADPU433 1/MDDUL 5
5.17
5.18 Administrasi Perkantoran •
4 kuj
UU»||
Sumber: http://mahasiswa.unpad.ac.id
• ADPU433 1/MDDUL 5 5.19
m :
kiah'i» :
KaihiWVji .-Lif I i
ftlNIl
ricta :
iila.n« i
IPfimlktal ;
► Ha hnalAr-iJ !
:li|.j JJij
Sumber: http://mahasiswa.unpad.ac.id
5.20 Administrasi Perkantoran •
jtj
Dj:-i A-fjli
Fri ikil L mi 1
FckujiMri
mIi| ■
I-
^ini
Firrt-lLir.
FlhTbb»»
Ulu
l'W ■
rJmwi ■
Ci. I.i 1
trrWv: ■ i
Kuntuk Uici hio
i Fbfwn ■
ttan-laisEC
1"
Pii" d driAm Knlii
*
^A
ta&lc
>.i<4 c
brrJih .iJA
L
:Tfp:n
Sumber: http://mahasiswa.unpad.ac.id
• ADPU433 1/MDDUL 5 5.21
RANGKUMAN
TES FORMATIF 1
C. terdaftar
D. terbuka
Kegiatan Belajar 2
A. PERANCANGAN FORMULIR
C. Jika formulir itu harus disimpan menurut nomor urut maka nomor
itu harus ditaruh di tempat yang strategis, misalnya bagian atas
kanan supaya mudah dicari.
3. Setiap formulir harus diberi nama tertentu dan apabila perlu diberi
nomor kode, seperti formulir yang digunakan oleh Bank, antara lain ada
slip penyetoran tabungan dan slip pengambilan tabungan.
4. Setiap formulir harus mempunyai ukuran tertentu menurut kebutuhan
guna pengisiannya dan penyimpanannya (diadakan standarisasi).
5. Setiap formulir harus dicetak dengan tipe huruf yang jelas dan seragam.
6. Jangan menggunakan garis-garis dan ruang-ruang, terutama yang harus
diisi dengan menggunakan mesin tik.
7. Jangan menggunakan huruf-huruf cetakan yang berwarna, kecuali jika
warna itu mempunyai arti tertentu atau suatu kode tertentu (misalnya
warna merah untuk angka debet nasabah bank).
8. Apabila formulir harus dibuat dalam beberapa rangkap, dapat digunakan
warna kertas yang berlainan, misalnya warna putih untuk yang asli,
warna biru muda untuk lembar kedua, warna merah jambu untuk lembar
ketiga dan warna kuning untuk lembar keempat sebagai arsip.
Pertimbangan Fungsional
Penentuan tujuan formulir merupakan hal yang penting dalam
menetapkan informasi/data yang diperlukan. Dengan ditetapkannya
tujuan formulir maka ada pedoman untuk menentukan informasi/data
apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuan formulir itu. Dalam hal
ini hendaknya diadakan penelitian dan pemikiran yang saksama
mengenai informasi/data yang benar-benar relevan dan diperlukan,
sehingga jangan sampai ada informasi atau data yang diisikan ternyata
tidak ada gunanya atau tidak relevan dengan tujuan formulir itu sen.
Urutan hal-hal yang termasuk dalam formulir hendaknya sesuai dengan
arus pekerjaan yang dimaksud dalam formulir. Hal-hal yang
berhubungan erat satu dengan yang lainnya, hendaknya dijadikan satu
kelompok. Sering kali, dalam formulir dicantumkan petunjuk-petunjuk
untuk membantu orang yang akan mengisi formulir. Petunjuk dimaksud
sebaiknya diletakkan sebelum bagian-bagian dari formulir yang
memerlukan penjelasan tersebut. Hal ini perlu agar petunjuk-petunjuk itu
terbaca sebelum orang yang bersangkutan/pengguna mulai mengisi
bagian formulir tersebut. Dengan demikian, akan mengurangi
kemungkinan kesalahan-kesalahan dalam mengisi formulir.
C. Ruang atau kolom untuk diisi informasi/data hendaknya benar-benar
diperhitungkan panjang atau besarnya agar pengisian dapat dilakukan
tanpa berdesak-desakan. Formulir dapat diisi dengan mesin tulis atau
dengan tulisan tangan. Bila formulir itu diisi dengan tulisan tangan,
hendaknya disediakan ruang yang cukup. Formulir-formulir yang diisi
dengan mesin tulis, garis-garis tulisannya hendaknya disesuaikan dengan
besarnya spasi mesin tulis. Ini untuk mencegah jangan sampai pengisi
harus terus menerus menyesuaikan garis mesin tulis dengan garis dari
informasi/data yang akan diisikan.
Judul dan Nomor formulir hendaknya dijadikan satu. Nomor formulir
dipakai untuk menentukan perbedaan jenis formulir. Umpamanya
formulir lamaran mempunyai nomor yang berbeda dengan formulir
pembelian. Apabila diperlukan dapat memberi nomor tambahan bagi
suatu jenis formulir tertentu. Nomor-nomor yang diberikan dalam suatu
serie sering disebut sebagai nomor-nomor serie. Pemberian nomor ini
akan bermanfaat untuk penyimpanan dan penemuan kembali formulir
itu.
• ADPU433 1/MODUL 5 5.29
2. Pertimbangan Fisik
Selain pertimbangan secara fungsional terdapat pula pertimbangan-
pertimbangan fisik dalam kaitan dengan pembuatan formulir. Tinta yang
dipilih untuk formulir hendaknya jelas, kontras dengan warna kertas formulir.
Jenis huruf cetak sebaiknya yang menarik atau sedap dipandang mata dan
mudah dibaca.
Untuk menetapkan berat kertas yang akan dipakai, perlu
dipertimbangkan faktor:
a. Jumlah kopi yang diperlukan.
b. Apakah menggunakan karbon untuk tembusannya.
c. Cara mempersiapkan dan menggunakan formulir.
d. Apakah formulir dicetak dalam halaman sebelah menyebelah.
e. Cara formulir itu akan di file.
f. Lamanya formulir disimpan.
h. Jenis (grade)
Jenis kertas yang mempunyai arti kualitas kertas, dan hal ini didasarkan
atas jenis-jenis bahan yang digunakan dalam proses manufaktur.
c. Serat (grain)
Seperti halnya dengan kayu, kertas mempunyai ciri serat kertas
mempunyai kegunaan untuk mendeterminasi kekakuan kertas, oleh karena
itu, serat kertas sangat penting untuk menjadi ukuran untuk kualitas kertas.
d. Warna (color)
Kemungkinan untuk menggunakan kertas berwarna perlu
dipertimbangkan, dalam hal pembiayaannya, mengingat bahwa kertas
berwarna biasanya lebih mahal dibandingkan dengan kertas yang berwarna
• ADPU433 1/MDDUL 5 5.31
e. Ukuran (size)
Biasanya pabrik kertas menjual kertas menurut ukuran standar sesuai
dengan jenis yang berbeda dan tujuan pemakaian kertas.
Penggunaan kertas Ukuran
Bonds, ledgers, general writing 17”x 22”
Book Paper and offset pages 25”x 38”
Cover Stock 20”x 26”
Newsprint 24”x 36”
Bristol board 221/2” x 281/2”
Satu riem (a ream) merupakan patokan umum untuk kertas, dan satu
riem ini berjumlah kurang lebih 500 helai kertas
C. PENGENDALIAN FORMULIR
Contoh:
1) F7-33 PC menunjukan formulir pada departemen 7 nomor formulir
33 yang disedikan dalam jumlah (alas) sebayak 100 sheet.
2) F9-45 PC menunjukan formulir pada gedung 9 nomor formulir 45
yang disediakan dalam jumlah 9 (alas) sebayak 100 sheet.
e. Buallah daftar mengenai semua prosedur kantor yang perlu di dalam
lingkungan perusahaan.
f. Klasifikasikanlah dan berilah tanda-tanda kepada semua formulir-
formulir sesuai dengan prosedur dimana mereka digunakan
2. Analisis
Tindakan penting kedua dalam pengendalian formulir yaitu analisis.
Setiap formulir perlu dianalisi guna mendelerminasi apakah hal tersebut
dapat:
a. Dieliminasi/dihapuskan
b. Dikombinasi dengan formulir lain
c. Diperbaiki
3. Standarisasi
Tindakan penting terakhir pada pengendalian formulir adalah
standarisasi. Sebuah formulir harus menjadi standar, bila setelah dilakukan
• ADPU433 1/MDDUL 5 5.35
RAN G KU MAN
TES FDRMATIF 2
Tes Formatif I
D B. Bagian formulir yang tercetak merupakan keterangan-keterangan
yang tetap.
2) Bagian yang berubah adalah bagian dari formulir yang harus diisi
dengan keterangan-keterangan tertulis.
3)
penyimpanannya.
4) D. Penyederhanaan pembuatan berkas terutama ditinjau dari segi cara
penyimpanan maupun sistemnya.
5) A. Tepat karena formulir harus mengenai sasarannya.
Tes Formatif 2
D A. Agar penggunaan formulir kantor tersebut dapat mencapai
sasarannya maka perlu dipikirkan model yang tepat, penggunaan
yang tepat, dan pengendalian formulir yang konsisten.
2) B. Ukuran formulir perlu diperhatikan karena menyangkut aspek
penyimpanan.
3)
yang diperlukan itu sudah siap (ready for use) atau belum.
4) D. Tata susunan (lay out) dari kartu formulir kertas sebaiknya
sistematis dan praktis.
5) C. Penentuan tujuan formulir merupakan salah satu pertimbangan
dalam mendesain formulir secara fungsional.
• ADPU433 1/MDDUL 5 5.39
Daftar Pustaka
http://zakiakartikautami.blog.ugm.ac.id/2011/05/07/aturan-dasar-desain-
formulir/
http://books.google.co.id/books?id=pOPD009z668C&pg=PA110&lpg=PAl
10&dq=pengertian+pengendalian+formulir&source=bI&ots=j9C-
HALTv&sig=c3zN3_zjoUQtStGl-
UIWxyUhZlg&hl=id&sa=X&ei=CHYXT-
i0G6GziQetmtnmAw&ved=0CCsQ6AEwAg#v=onepage£q=pengertian
%20pengendalian%20formulir&f=false
Modul 6
Korespondensi
PENDAHULUAN
iry» egiatan surat menyurat atau korespondensi pada suatu organisasi dapat
diibaratkan sebagai denyut nadi organisasi. Bila kegiatan surat
menyurat pada suatu organisasi terhenti berarti kegiatan organisasi secara
keseluruhan ikut berhenti.
Surat merupakan sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan
informasi, pernyataan atau pesan kepada pihak lain, baik atas nama sendiri
ataupun atas nama jabatannya dalam organisasi. Dengan demikian, surat
membawa informasi, pernyataan atau pesan yang dapat berupa
pemberitahuan, pertanyaan, permintaan, laporan, pemikiran, anggaran, dan
sebagainya.
Agar informasi yang diberikan mempunyai kekuatan hukum serta
menjamin kelangsungan informasi maka diperlukan suatu pedoman
persuratan yang mengatur hal tersebut.
Dalam modul ini akan diuraikan tentang pengertian, fungsi surat, syarat-
syarat surat, macam-macam surat, langkah-langkah dalam menyusun surat,
pedoman dalam menyusun isi surat, kualifikasi surat menyurat, bentuk-
bentuk surat, pembuatan surat, serta mengurus dan mengendalikan surat.
Modul ini terdiri dari 2 (dua) kegiatan belajar, yaitu :
1. Kegiatan Belajar 1 membahas tentang Pengertian, Tujuan, Fungsi,
Syarat-syarat Surat, Langkah-Langkah, Bagian-bagian, dan Bentuk-
Bentuk Surat;
2. Kegiatan Belajar 2 membahas tentang Macam-Macam surat, serta
mengurus dan mengendalikan surat
Selamat Belajar!
• ADPU433 1/MODUL 6 6.3
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN KORESPONDENSI
5. Courtesy (sopan).
6. Correctenes (benar).
7. Clarity (mudah).
B. FUNGSI SURAT
dikatakan adab jika pernyataan yang diungkapkan itu sopan dan simpatik,
tidak menyinggung perasaan si penerima. Selain itu, surat harus bersih dan
necis. Khusus untuk surat-surat dinas, harus ada ciri-ciri formal atau ciri-ciri
kedinasan, dan harus ada keseragaman pola bentuk.
Surat yang baik harus
1. Objektif.
2. Sistematis susunan isi surat.
3. Singkat, tidak bertele-tele.
4. Jelas kepada siapa, dari mana, tentang apa.
5. Lengkap isinya.
6. Sopan.
7. Wujud fisik yang menarik (kualitas kertas,bentuk surat,ketikan dan
sebagainya).
Untuk membuat surat yang bisa digolongkan sebagai surat yang baik dan
dapat berfungsi secara umum maupun secara khusus seperti tersebut di atas,
penulis surat perlu memiliki kemampuan-kemampuan sebagai syarat dasar
sebagai berikut:
1. Penguasaan materi yang akan dikomunikasikan dalam surat.
2. Penguasaan bahasa, terutama bahasa tulisan.
3. Penguasaan pikiran dan perasaan si penerima.
4. Pengetahuan mengenai posisi dalam hubungan kerja antara penulis dan
pembaca.
5. Pengetahuan tentang teknik korespondensi.
6.6 Administrasi Perkantoran •
Tentu saja akan lebih menguntungkan apabila penulis surat dalam hal-
hal tertentu; mempunyai pengetahuan tentang pandangan atau pola pikir dari
pembacanya.
F. BAGIAN-BAGIAN SURAT
Salah satu hal yang ikut menentukan baik atau kurang baiknya suatu
surat adalah formalnya. Hal yang dimaksud dengan format surat dinas adalah
tata letak atau posisi bagian-bagian surat dinas. Anda tentu telah memahami
sebagai berikut:
1. Kepala surat (Heading, letter head) dengan fungsi sebagai:
a. Alat pengenal (identitas).
b. Alat pemberian informasi.
c. Iklan, pada kantor-kantor tertentu.
ADPU433 1/MDDUL 6 6.7
13. Tembusan;
Digunakan apabila ada pihak lain yang dianggap perlu mengetahui isi
surat tersebut.
14. Initial;
Adalah kode nama (singkatan nama) pembuat konsep dan pengetik,
digunakan untuk memudahkan pemeriksaan kembali apabila terjadi
kekeliruan.
G. BENTUK-BENTUK SURAT
Beberapa pola bentuk surat tersebut di atas dapat Anda cermati pada
gambar berikut.
Kepala Surat
Gambar 6.1.
Format Surat Full Block
6.10 Administrasi Perkantoran •
Gambar 6.2.
Format Surat Modified Block
• ADPU433 1/MODUL 6 6.11
Gambar 6.3.
Format Surat Semi Block
6.12 Administrasi Perkantoran •
Gambar 6.4.
Format Surat Simplified
• ADPU433 1/MODUL 6 6.13
Gambar 6.5.
Format Surat Resmi I
6.14 Administrasi Perkantoran •
Gambar 6.6.
Format Surat Surat Resmi II
• ADPU433 1/MDDUL 6 6.15
Kepala Surat
Gambar 6.7
Format Surat Resmi (KEPMENPAN 71/1993)
6.16 Administrasi Perkantoran •
Kepala Surai
Gambar 6.8.
Format Surat Menggantung (Hanging Paragraf)
• ADPU433 1/MDDUL 6 6.17
TES F □ R M A TI F 1_____________________________________
Digunakan apabila ada pihak lain yang dianggap perlu mengetahui isi
surat, ini merupakan bagian surat berupa ....
A. initial
B. tembusan
C. nama jabatan
D. perihal
C. nama jabatan
D. perihal
5) Untuk dapat membuat surat yang baik dan berfungsi dengan baik secara
umum maupun secara khusus maka penulis surat perlu memiliki
kemampuan-kemampuan sebagai syarat dasar sebagai berikut, kecuali....
A. penguasaan materi yang akan di komunikasikan,
B. penguasaan bahasa terutama bahasa tulisan
C. penguasaan pikiran dan perasaan penerima
D. penguasaan bahasa terutama bahasa lisan
Kegiatan Belajar 2
A. MACAM SURAT
1. Pembagian Surat
Berdasarkan urgensi penyelesaiannya, surat dapat dibagi menjadi:
a. Surat penting: surat yang isinya bersifat mengikat, memerlukan tindak
lanjut, menyangkut masalah kebijakan dan bila terlambat atau hilang
dapat menghambat dan merugikan pelaksanaan kebijakan, kelembagaan,
kepegawaian, keuangan, dan kebendaan.
6.22 Administrasi Perkantoran •
b. Surai biasa atau rutin: surat yang isinya tidak mengikat, tidak
memerlukan tindak lanjut dan bila surat termaksud hilang, informasinya
dapat diperoleh dari sumber lain.
c. Surat rahasia surat yang menurut isi maupun sifatnya memerlukan
perlindungan karena jika bocor akan dapat menimbulkan kerusakan/
kerugian besar, mengurangi atau menyulitkan pelaksanaan langkah-
langkah berikutnya.
h. Kartu Kendali
Pengurusan surat dengan menggunakan kartu kendali disebut Sistem
Kearsipan Pola Baru.
Kartu Kendali adalah helai tipis berukuran 10 x 15 cm berisi kolom-
kolom untuk mencatat surat masuk dan surat keluar serta untuk
mengendalikan surat tersebut. Kartu kendali berfungsi sebagai pengganti
buku agenda, yang mana penggunaannya dapat ditulis rangkap 2, rangkap 3
atau rangkap 4, sesuai dengan kebutuhan masing-masing kantor.
Keterangan atau kolom yang diperlukan dalam Kartu Kendali maupun
Buku Agenda adalah:
D Tanggal diterimanya surat (masuk) atau dikirimnya surat (keluar).
2) Nomor urut surat.
3) Asal surat (perusahaan, perorangan) untuk surat masuk dan alamat yang
dituju (kepada) untuk surat keluar.
4) Perihal surat
5) Isi ringkas surat
6) Tanggal surat (yang tercantum pada surat)
7) Lampiran (sebut macam dan jumlah lampiran)
8) Nomor dan kode surat
9) Pengolah surat
• ADPU433 1/MDDUL 6 6.23
PERBANDINGAN ANTARA
Sistem Lama (Buku Agenda) Sistem Baru (Kartu Kendali)
1. Buku Agenda sukar untuk 1. Kartu kendali di file.
di file.
2. Sarana penemuan kembali, 2. Sarana: Indeks mudah diingat.
nomor/kode surat, sukar di
ingat.
3. Pengaturan arsip dengan 3. Karena pernyataannya baik,
peralatan, sukar diterapkan. vertikal file dapat terwujud, dan
dapat disesuaikan dengan calon
pengguna.
4. Buku agenda tidak fleksibel, 4. Kartu kendali fleksibel,
tunjuk silang tidak dapat tunjuk silang dapat diterapkan.
diterapkan.
3. Pengertian Istilah
Istilah yang digunakan dalam proses pengurusan dan pengendalian surat,
di antaranya adalah:
a. Unit Kearsipan: Satuan kerja yang mempunyai tugas pokok mengelola
arsip. Unit kearsipan dapat terdiri dari penerima surat, pencatat surat,
pengarah surat, dan penata/penyimpan surat.
b. Unit Pengolah: Satuan kerja yang melaksanakan salah satu fungsi
organisasi.
6.24 Administrasi Perkantoran •
c. Pengarah/Pengendali Surat
D Pengarah menentukan arah surat kepada siapa atau ke unit mana
surat akan disampaikan.
2) Dalam menentukan arah surat, perlu dipertimbangkan surat-surat
mana yang harus disampaikan kepada pimpinan tertinggi, dan surat-
surat mana yang dapat langsung disampaikan kepada pengolah.
3) Surat-surat yang disampaikan kepada pimpinan tertinggi, adalah
surat-surat berisi masalah-masalah yang berkenaan dengan
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan hal-hal lain yang ditentukan oleh
pimpinan.
4) Surat yang berkenaan dengan pekerjaan yang sifatnya rutin
disampaikan langsung kepada pengolah.
e. Penata Arsip/Penyimpan/Arsiparis
Penata Arsip bertugas:
D Menerima kartu kendali (kuning/lembar II) yang telah diparaf oleh
petugas Tata Usaha unit pengolah dan telah dilihat parafnya oleh
pengarah, serta menyimpannya dalam kotak kartu kendali (sebagai
bukti bahwa surat masih ada pada unit pengolah/sedang diproses).
2) Menerima surat yang telah selesai diproses dari Tata Usaha unit
Pengolah, dan menukar kartu kendali (kuning/lembar II) dengan
kartu kendali (merah/lembar III).
3) Menyimpan dan menata arsip dalam tempat penyimpanan sesuai
kode.
4) Menyimpan kartu kendali pada kotak kartu kendali.
a. Unit Pengolah
Tugas Tata Usaha unit Pengolah :
1) Mengisi kartu kendali rangkap 3.
2) Kartu kendali (merah/lembar III) ditinggal di Tata Usaha unit pengolah
3) Kartu kendali (putih dan kuning/lembar 1 & II), beserta surat asli dan
tembusan diserahkan ke peneatal (unit arsip)
b. Pencatat
Tugas pencatat:
D Meneliti kelengkapan surat dan pengisian kartu kendali.
2) Memberi stempel instansi pada surat, serta menyiapkan sampul/
amplopnya (bila belum ada) dan diteruskan ke bagian ekspedisi untuk
dikirim ke alamatnya.
3) Kartu kendali (putih/Lembar I) disampaikan ke pengarah untuk disimpan
dan berfungsi sebagai kartu kontrol.
4) Tembusan surat dicap tanggal pengiriman surat beserta kartu kendali
(kuning/lembar II) yang telah diparaf dikembalikan ke unit pengolah
supaya diketahui bahwa suratnya telah diterima oleh pencatat.
5) Kartu kendali (kuning/lembar II) tadi akhirnya diserahkan ke penata
arsip untuk disimpan sebagai pengganti surat.
Catatan:
Tembusan surat dapat pula disimpan di penata arsip pada unit kearsipan
(tergantung kebijaksanaan yang ditetapkan organisasi tersebut).
Berikut ini adalah bagan prosedur pengurusan surat, dengan
menggunakan kartu kendali dan lembar pengantar, yang dapat dijadikan
sebagai dasar pertimbangan atau perbandingan untuk melaksanakan
pengurusan surat pada unit atau kantor tempat Anda bekerja.
6.28 Administrasi Perkantoran •
Bagan 6.1.
Prosedur Pengurusan Surat Penting Masuk (Menggunakan Kartu Kendali)
UNIT KEARSIPAN
Unit Pengolah
Penerima Surat Peocatat Surat Pengarah Surat Penala Surat
(ETERANGAh
.1.11 • KmIii Kfr-.lrt
Bagan 6.2.
Prosedur Pengurusan Surat Penting Keluar
(Menggunakan Kartu Kendali)
Kdlarar^n: A“3uruh»i
T « Tamlwsiri
IJI.H = Kartu kendjll
Bagan 6.3.
Prosedur Pengurusan Surat Biasa (Rutin) Masuk
Bagan 6.4.
Prosedur Penggunaan Surat Biasa (Rutin) Keluar
Bagan 6.5.
Prosedur Pengurusan Surat Rahasia Masuk
Bagan 6.6.
Contoh Kartu Kendali
Tgl.
INDEKS ! No. Urut MiK Kode
Kl Ringkas:
Lampiran :
Dari : Kepada: 1
Tanggal : No, Surat:
Pengolah : Paraf:
Catalan :
- 1Smn
Bagan 6.7.
Contoh Lembar Pengantar Surat Rutin
No TANGGAL KETERANGAN
ASAL SURAT tSI RINGKAS
Urut NOMOR
Tanggal:
Jumbh DfTERWA:___
Bagan 6.8.
Lembar Pengantar Surat Rahasia
Mo. Tanggal
ASAL 5URAT KETERANGAN
Urut Ncmof
Dhalw Jan
Nan» Terang e
Ikrnmn • 1A r Wrm
Bagan 6.9.
Contoh Surat Pengantar
• ADPU433 1/MDDUL 6 6.35
RANGKUMAN
FDRMATIF 2
Yang termasuk jenis surat menurut sifat isi dan asalnya adalah
A. dinas
B. perintah
C. permintaan
D. peringatan
4) Satuan kerja yang terdiri dari penerima surat, pencatat surat, pengarah
surat dan penata/penyimpan surat disebut dengan istilah ....
A. unit kearsipan
B. penerima surat
C. pencatat surat
D. pengarah surat
Tes Formatif I
D B. Subjektif bukan merupakan ciri dari syarat-syarat surat yang baik.
2) A. Fungsi surat.
3) B. Tembusan.
4) D. Perihal.
5) D. Penguasaan bahasa terutama bahasa lisan bukan syarat yang harus
dimiliki oleh seorang penulis surat.
Tes Formatif 2
D D. Surat dinas, surat niaga, surat pribadi merupakan jenis surat menurut
sifat isi dan asalnya.
2) A. Surat perintah, surat permintaan, dan surat peringatan merupakan
jenis surat menurut tujuannya.
3) A, Surat biasa, surat edaran, dan surat pengumuman merupakan jenis
surat menurut jumlah penerimanya.
4) A. Penerima surat, pencatat surat, pengarah surat merupakan unit ke
arsipan.
5) D. Tata usaha unit pengolah.
• ADPU433 1/MDDUL 6 6.39
Daftar Pustaka
_______ . (1996). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja Suatu Tinjauan Dari
Aspek Ergonomi dan Kaitan Antara Manusia dengan Lingkungan
Kerjanya. Bandung: Mandar Maju.
Penulisan Laporan
PENDAHULUA N______________________________________
Selamat Belajar!
• ADPU433 1/MDDUL 7 7.3
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN LAPORAN
Laporan dalam bahasa Inggris adalah report, berasal dari bahasa Latin
portare yang berarti membawa atau mengangkut. Awalan (prefix) “re” berarti
kembali, maknanya bahwa jika seseorang ditugaskan untuk mengadakan
penelitian, maka setelah itu ia harus membawa hasil fakta dan data hasil
penelitian tersebut.
Pengertian dasar laporan adalah menyajikan fakta secara objektif dan
tulus. Laporan dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai
peristiwa yang terjadi. Isi laporan yang benar akan mendorong mutu
penulisan laporan yang baik. Artinya, kebenaran isi tercakup pada laporan
yang memiliki bentuk sistematis, penalaran jelas, dan mengikuti bahasa
dengan kritis.
Secara umum laporan dapat dianggap sebagai pelaksanaan komunikasi
secara tertulis dan lisan, sedangkan secara khusus yaitu dalam konteks
administrasi, laporan adalah pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan
fungsi setiap satuan organisasi.
Menurut E Zaenal Arifin, dalam bukunya bahasa yang lugas dalam
laporan teknis, laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan
atau suatu kegiatan. Pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan
tanggung jawab yang ditugaskan kepada pelapor. Menurut Prayudi
Atmosudirdjo, laporan adalah setiap tulisan yang berisi hasil pengolahan
data-informasi. Laporan sebagai salah satu produk kantor diperlukan oleh
pimpinan organisasi.
Charles E. Redfield mengemukakan bahwa laporan adalah segenap
hubungan dalam organisasi yang berujud penyampaian ide-ide dari satu
pihak ke pihak lain, disebut juga sebagai administrative communication
(komunikasi administrasi). Laporan ini merupakan salah satu unsur penting
dari lata hubungan administrasi.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
laporan adalah setiap tulisan yang berisi hasil pengolahan data/informasi.
Laporan juga merupakan alat komunikasi yang di dalamnya terdapat
beberapa kesimpulan dan rekomendasi dari fakta-fakta atau keadaan-keadaan
7.4 Administrasi Perkantoran •
B. FUNGSI LAPORAN
b. Penyampaian informasi
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa laporan merupakan
alat untuk menyampaikan informasi.
2. Mengumpulkan data.
Data yang diperlukan dalam penyusunan laporan dapat segera
dikumpulkan, misalnya:
a. Surat Keputusan dan landasan yuridis lainnya.
b. Skema atau struktur organisasi.
c. Data kepegawaian, keuangan, materiil, peralatan, pemasaran.
d. Rencana/program kerja.
e. Notulen rapat.
f. Grafik, tabel.
g. Rumusan tugas, job description.
h. Buku pedoman kerja dan sebagainya.
Bahan laporan tersebut dapat diperoleh dari sumber primer (primary
resource) maupun dari sumber sekunder (secondary resource).
Sumber-sumber primer (primary resource), meliputi data dari:
a. Hasil wawancara.
b. Hasil diskusi
c. Hasil pengisian daftar pertanyaan (questionnaire)
d. Hasil observasi langsung
3. Mengklasifikasikan Data.
Data yang telah dikumpulkan melalui cara pengumpulan seperti tersebut
di atas agar dapat dipergunakan dengan baik, sistematis, dan tepat harus
diadakan pengklasifikasian dengan setepat-tepatnya. Pengklasifikasian
ini berguna dalam rangka:
a. Menyusun sistematika laporan.
b. Menentukan data yang perlu dimasukkan untuk dianalisis dan data
mana pula yang dapat ditingkatkan atau tidak perlu dimasukkan,
serta data mana yang cukup disertakan sebagai lampiran saja.
c. Mempermudah penentuan koreksi antara data yang satu dengan data
lainnya, dan selanjutnya akan mempermudah dalam analisisnya.
Bab I. Pendahuluan.
Pendahuluan bermaksud mengantarkan pembaca kepada isi laporan.
Jadi, pendahuluan memuat antara lain: latar belakang masalah, apa sebab
laporan dibuat, apa maksud penulisan, apa perihal yang akan dibahas,
dan sebagainya.
Pada umumnya, pendahuluan ini dibagi dalam sub-sub, antara lain:
A. Maksud dan tujuan dari laporan.
B. Masalah pokok yang dilaporkan.
C. Pendekatan dan sistematika laporan.
lain itu hanya sebagai pelengkap saja, cukup dimasukkan pada bagian
lampiran.
Batang tubuh laporan yang merupakan isi pokok dari laporan, pada
umumnya berisi uraian tentang:
A. Data pelaksanaan kegiatan.
B. Fakta tentang tujuan yang telah dicapai
C. Masalah yang dihadapi.
D. Pembahasan atau analisis masalah.
Setelah diuraikan dan ditunjukkan faktanya kemudian dianalisis,
maksudnya diuraikan sebab timbulnya masalah yang mengarah kepada
pemecahan masalah (belum pemecahan masalah).
E. SISTEMATIKA LAPORAN
DWTAR151
•»
I . 1 ifihnim
i ' ft
■ S I^OANTAf.
1
‘i. r.
i ■ ■..to- VJ
..'AT -*. < APiF. {_'k> M.w: •.
- 7 K,
I . I
L
7.
I I 2 ^-a
1 •
I I4< MJ .’.H tu.i.i?,' ■
> ■
2J. ItJlJiutj--.;; I• • •. »• ■ ■ *
'III I' :i:: 1,4 tn, lllij’i «FT
-■» 1 II , i'.TT
wftcW. . TA
*1 '• 2' ■ • ................................... b
U.’
* • *. r * i* I i. P
J.
WAL.'il.'.U BAN L-i?.l IA l’LJJ JCAtlAJO'A I
.* I Mu- *'
/rci.: 1 ..........
;>,2 ILilnA: taa.liiiiii'.:............................
• -I I
*.A. I .. . . •«.. ,1* . ..
DAFTAR ISI
HuLnran
KATA PENGAN TAR
DAM AR TABEL (jib adnj
DAFTAR LAMPIRAN ijika ada)
I, PFNDAHUUJAN
a. Maksud dan J'jjuao Lapur&i
B. Ma$aU> Pckok laporan
C. Sistematika Penulisan
II KENYATAAN YANG ADA
A. Kedudukan
B Tjwu Pckok dan Fungsi
t. ,„.«..5..................... „..
li •••••<•••••••••• •« .«•••••
*
•
I) ......... .............
al
dai. bcic.-ujuiya
RANGKUMAN
5) Kesimpulan memuat hal yang besar, butir penting garis besar dalam
penyajian sebelumnya. Hal yang disimpulkan adalah....
A. masalah
B. saran
C. fakta
D. daftar pustaka
Kegiatan Belajar 2
Laporan Manajerial
A. PENGERTIAN LAPORAN
B. JENIS-JENIS LAPORAN
a. Laporan lisan
Laporan lisan biasa dilakukan untuk suatu keadaan darurat yang harus
segera diketahui oleh pimpinan atau pemberi tugas. Laporan lisan juga biasa
dilakukan untuk melaporkan suatu kegiatan, seperti pidato ketua panitia.
b. Laporan tulisan
Laporan tertulis biasanya dibuat secara rinci dan ditujukan kepada atasan
mengenai pelaksanaan tugas dan hasil-hasil yang dicapai. Laporan tertulis ini
biasanya diketik dan diberi sampul, lalu dibuat beberapa rangkap. Ada
beberapa jenis laporan tertulis yang biasanya dipergunakan, terutama di dunia
ilmiah atau perguruan tinggi, misalnya laporan hasil penelitian.
b. Laporan analitik
Tipe pelaporan ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga
menafsirkan data sebaik mungkin. Suatu laporan analitis masih
• ADPU433 1/MDDUL 7 7.23
c. Laporan rekomendasi
Laporan rekomendasi difokuskan pada aksi. Sasaran dalam penulisan
adalah memberikan nasihat kepada seseorang untuk berbuat sesuatu. Dalam
setiap kasus, rekomendasi dipusatkan pada suatu fakta, analisis, dan
penafsiran dengan suatu cara yang mendukung rekomendasi
a. Laporan berkala
Laporan berkala merupakan pertanggungjawaban yang bersifat rutin dan
dibuat berkala, dua kali dalam satu tahun anggaran. Laporan pertanggung
jawaban pelaksanaan rencana dan program selama satu semester disebut
dengan laporan lengah tahunan. Sementara itu, laporan pertanggung jawaban
pelaksanaan rencana dan program selama satu tahun disebut dengan laporan
tahunan.
Sistem pelaporan tengah tahunan dan tahunan ini merupakan prinsip
pelaksanaan fungsi manajemen kontrol. Laporan tengah tahunan berfungsi
sebagai alat pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana dan
program yang sedang berlangsung. Pada laporan, arah, dan pelaksanaan
kegiatan dapat dikendalikan oleh pimpinan secara terus menerus karena
pimpinan memiliki kewajiban melakukan pengawasan melekat. Laporan
tengah tahunan memberi petunjuk kepada pimpinan mengenai perlu tidaknya
suatu rencana dikaji kembali dan disempurnakan. Selain itu, melalui laporan
tengah tahunan, pimpinan juga dapat memperkirakan pencapaian atau
perolehan tujuan.
Sementara itu, laporan tahunan memiliki fungsi sebagai alat penilaian
akhir terhadap hasil pelaksanaan rencana dan program rutin, serta tahunan.
Pimpinan memiliki kewajiban melakukan pengawasan dan penilaian akhir.
Caranya dengan melakukan perbandingan antara hasil dan rencana yang
Administrasi Perkantoran •
b. Laporan insidental
Laporan insidental adalah laporan yang perlu disampaikan, baik atas
permintaan atasan maupun atas prakarsa bawahan sehubungan dengan
adanya kasus atau masalah tertentu. Atasan dapat meminta laporan kepada
bawahan untuk memperoleh informasi tentang suatu kejadian menyangkut
kedinasan dan memiliki dampak terhadap pelaksanaan program. Sebaliknya,
tanpa diminta atasan, bawahan wajib menyampaikan laporan kepada atasan
jika sewaktu-waktu mengalami kejadian tertentu sebagai informasi dan
pertanggungjawaban. Laporan insidental merupakan sarana komunikasi dua
arah untuk mencegah dan membatasi timbulnya akibat-akibat sampingan
yang tidak diinginkan.
c. Laporan statistik
Adalah laporan yang baru digunakan jika data yang diolah cukup
banyak, padahal perkembangan peristiwa harus dapat diketahui secara cepat
dan tepat. Laporan statistik ini dibuat berdasarkan data-data riil di lapangan,
kemudian dirumuskan sesuai dengan formula atau standar baku yang telah
ditetapkan, sehingga didapatkan hasil yang valid. Biasanya, laporan statistik
digunakan dalam setiap pengambilan keputusan dan laporan
pertanggungjawaban.
a. Laporan informatif
Adalah laporan yang memberikan sekadar gambaran informasi mengenai
suatu keadaan agar pimpinan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi.
• ADPU433 1/MODUL 7 7.25
b. Laporan eksamisional
Adalah laporan selain memberikan informasi, juga menyertakan
pendapat mengenai latar belakang informasi itu.
c. Laporan analitis
Adalah laporan yang memuat sumbangan pikiran, yaitu pendapat dan
saran atas dasar analisis mendalam terhadap masalah yang dilaporkan.
a. Laporan umum
Yaitu laporan yang memberi gambaran secara menyeluruh mengenai
masalah. Mengingat luasnya masalah, biasanya jenis laporan ini hanya
memuat garis-garis besarnya. Laporan umum ini dipakai dalam setiap awal
presentasi dan biasanya berisi pernyataan-pernyataan yang mengundang
bahan pertanyaan atau isu-isu menarik dari setiap anggota atau orang yang
mendengar atau membacanya.
b. Laporan khusus
Yaitu laporan yang memberikan gambaran secara rinci mengenai suatu
hal khusus. Contoh, laporan pertanggungjawaban bulanan atau tahunan
dalam laporan khusus. Data yang digunakan harus sangat valid dan bisa
dipertanggungjawabkan.
b. Laporan aksidental
Adalah laporan yang memual hal istimewa atau tidak biasa terjadi.
Laporan ini dibuat setelah adanya kejadian, kasus, atau masalah besar, seperti
kasus korupsi atau pencurian
a. Laporan biasa
Yaitu laporan yang jika isinya diketahui oleh orang tidak berhak, tidak
akan memberi akibat buruk bagi organisasi, contoh: laba-rugi perusahaan.
b. Laporan rahasia
Yaitu laporan yang sama sekali tidak boleh diketahui oleh orang lain
yang tidak berhak karena menyangkut nama baik seseorang, lembaga, atau
menyangkut rasa aman lingkungan
RANGKUMAN
TES FDRMATIF 2
Laporan yang biasanya dibuat secara rinci dan ditujukan kepada atasan
mengenai pelaksanaan tugas dan hasil-hasil yang dicapai, disebut
laporan....
A. tertulis
B. statistik
C. data
D. lisan
• ADPU433 1/MODUL 7 7.31
Tes Formatif I
D c. Laporan sangat penting artinya bagi seorang pimpinan karena
merupakan salah satu alat untuk melaksanakan kegiatan
Perencanaan, Pengorganisasian, dan Pengawasan
2) B. Organisasi merupakan sistem dan bentuk hubungan antara
wewenang dan tanggung jawab serta antara atasan dan bawahan
untuk tercapainya tujuan yang sudah di tetapkan dengan cara yang
paling efisien
3) c. Langkah-langkah pembuatan laporan yaitu Menentukan perihal
(subjek), mengumpulkan data, dan mengklasifikasikan data
4) A. Yang bukan merupakan isi pokok pada laporan adalah kegiatan yang
akan datang
5) C. Yang dimaksud dalam kesimpulan adalah hal yang besar, bulir
penting garis besar dalam penyajian sebelumnya. Perlu diingat
bahwa yang disimpulkan adalah Fakta
Tes Formatif 2
D A. Laporan yang biasanya dibuat secara rinci dan ditujukan kepada
atasan mengenai pelaksanaan tugas dan hasil-hasil yang dicapai,
disebut laporan tertulis.
2) D. Ada tiga macam laporan yang ditulis berdasarkan pengertian yang
objektif Laporan data, Laporan rekomendasi, dan Laporan analitik.
3) C. Laporan yang selain memberikan informasi, juga menyertakan
pendapat mengenai latar belakang informasi, disebut laporan
eksaminasional.
4) A. Laporan yang khusus ditujukan kepada seseorang atau beberapa
orang disebut laporan terbatas.
5) B. Pembuat laporan karena pembuat laporan harus mengetahui kondisi
lapangan secara nyata karena laporan harus dibuat secara objektif,
dan pembuat laporan juga harus mempunyai kemampuan dalam
menganalisis data dan fakta yang sudah didapatkan dari kondisi
lapangan.
7.34 Administrasi Perkantoran •
Daftar Pustaka
Kearsipan
PENDAHULUAN
Selamat Belajar!
8.4 Administrasi Perkantoran •
Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN ARSIP
Jika kita membahas kearsipan tentunya tidak akan lepas dari istilah arsip.
Istilah arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata arche, kemudian
berubah menjadi archea selanjutnya mengalami perubahan kembali menjadi
archeon. Archea artinya dokumen atau catatan mengenai permasalahan. Lalu
apa sebenarnya yang dimaksud dengan arsip? Berikut beberapa kutipan
pengertian arsip;
1. Menurut Undang-Undang No 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, arsip
adalah
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan
media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah daerah,
lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. Menurut Drs. The Liang Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran
Modern. Arsip adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara
sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan
dapat secara cepat ditemukan kembali.
3. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, arsip diartikan sebagai
simpanan surat-surat penting. Berdasarkan pengertian tersebut, tidak
semua surat dikatakan arsip. Surat dikatakan arsip apabila memenuhi
persyaratan berikut;
a. Surat tersebut harus mempunyai kepentingan (bagi lembaga,
organisasi, instansi, perseorangan) baik untuk masa kini maupun
untuk masa yang akan datang dan
b. Surat tersebut karena masih mempunyai nilai kepentingan harus
disimpan dengan mempergunakan suatu sistem tertentu sehingga
dengan mudah dan cepat ditemukan apabila sewaktu-waktu
diperlukan kembali
4. Menurut Basir Barthos dalam bukunya Manajemen Kearsipan, arsip
{record) yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai ’’dokumen”, pada
• ADPU433 1/MODUL B 8.5
C. JENIS-JENIS ARSIP
c. Mikrofilm disket.
d. Compact Disk (CD).
b. Arsip Tidak Otentik adalah arsip berciri tidak terdapat landa tangan asli
dengan tinta. Arsip ini berupa; fotocopy, film, microfilm, hasil print
komputer, dan lain sebagainya.
berjalan dengan baik apabila tidak ditunjang dengan organizing dari berbagai
komponen dalam manajemen kearsipan. Organizing merupakan aspek tindak
lanjut dari suatu perencanaan. Suatu rencana tanpa disertai dengan langkah
konkret maka tidak akan berarti apa-apa. Demikian juga dengan langkah
mengoordinasikan dalam pengelolaan arsip. Langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam pengelolaan arsip meliputi:
1. Pegawai/petugas yang cakap sesuai dengan bidang yang dihadapi.
2. Keuangan yang mendukung untuk keberhasilan rencana pengurusan
arsip.
3. Peralatan yang memadai.
4. Sistem atau metode penyimpanan yang baik serta didukung dengan
mesin-mesin yang akan mengakibatkan kelancaran kerja pengelolaan
arsip.
5. Pemilihan sistem penataan berkas arsip yang sesuai dengan aktivitas
manajemen melalui prosedur kerja terarah.
Syarat umum yang harus dimiliki oleh seorang petugas kearsipan adalah
memiliki ketelitian dan kerapian, dapat menyimpan rahasia, tekun, dan
disiplin.
RAN G KU MAN
TES FORMATIF 1
Kegiatan Belajar 2
B. PENGORGANISASIAN ARSIP
2. Desentralisasi
Yaitu pengelolaan arsip yang dilakukan pada setiap unit kerja dalam
suatu organisasi. Bila suatu kantor atau organisasi menganut sistem
pengelolaan secara desentralisasi, ini berarti bahwa semua unit mengelola
arsipnya masing-masing. Dalam sistem ini, semua unit yang ada mempunyai
tugas untuk mengatur dan mengelola arsipnya sendiri. Sistem ini akan lebih
menguntungkan bila diterapkan pada organisasi yang relatif besar.
Keuntungan desentralisasi arsip adalah:
a. Pengelolaan arsip dapat dilakukan sesuai kebutuhan unit kerja masing-
masing
b. Keperluan akan arsip mudah terpenuhi karena berada dalam unit kerja
sendiri sehingga relatif dapat dijangkau dengan mudah dan cepat.
C. Penanganan arsip lebih mudah dilakukan karena arsipnya sudah dikenal
baik.
1. Klasifikasi Arsip
Klasifikasi Arsip, yaitu penggolongan dan pengelompokan arsip atas
dasar persamaan masalah yang terkandung dalam arsip. Fungsinya adalah
mempermudah dalam penyimpanan dan penemuan kembali.
Pola klasifikasi arsip merupakan salah satu syarat guna menata berkas
berdasarkan masalah (subject)
2. Kode Arsip
a. Kode arsip adalah tanda pengenal urusan/ masalah dari klasifikasi arsip.
b. Guna kode arsip:
1) Untuk membedakan urusan/masalah yang satu dengan
urusan/masalah lain dalam berbagai jenjang klasifikasi arsip.
Merupakan sarana untuk memberkaskan arsip dan menentukan letak
penyimpanan, serta penemuan kembali.
c. Tujuan Pemberian Kode adalah untuk menentukan masalah, memelihara
hubungan, dan urutan masalah dalam pola klasifikasi dan untuk
mengatur susunan urutan dalam pola klasifikasi serta untuk mengatur
susunan urutan berkas dalam penyimpanan.
d. Syarat pemberian kode arsip:
1) Sederhana
2) Mudah diingat
3) Mudah untuk menulisnya
c. Unsur Kode Arsip:
Pada dasarnya ada 2 (dua) unsur kode, yaitu:
1) Huruf
2) Angka
dan kemudian ada penggabungan huruf dan angka
1) Kode Huruf:
a) Satuan Huruf
misal: Kepegawaian —- kode A
Keuangan B
Material C
8.24 Administrasi Perkantoran •
b) Huruf Ganda
misal: Kepegawaian — kode AA
Keuangan AB
Material BB
LAN
HANKAM
c) Kumpulan Huruf
misal: Kepegawaian —- kode ABA
Keuangan ABC
Material ABB
d) Singkatan
misal: Kepegawaian —■— kode Kcpeg
Keuangan Ke u
Material Mat
2) Kode Angka
a) Urutan angka: 1 s.d. tak terbatas ()
misal: Kepegawaian kode 1
Keuangan 2
Material 3
Angka Romawi:
misal: I, II, III, dan seterusnya
b) Gabungan angka
Umumnya terdiri dari dua angka
misal: 11
12
13
21
22
23
e) Digit
misal: kode 10 089 susunan guide
nomor laci
nomor map
Dalam kode digit, yang diperhatikan 3 (tiga) angka dari
belakang
3. Indeks
Indeks merupakan tanda pengenal arsip untuk memudahkan
penemuannya kembali. Kegunaan Indeks:
a. Untuk mengelompokkan/menyatukan (memberkaskan) arsip yang kode
dan kegiatannya sama ke dalam satu berkas
b. Sebagai sarana penemuan kembali arsip
Syarat-syarat mengindeks:
1. Singkat
2. Jelas dan mudah diingat
3. Harus merupakan kata benda atau kata memberi
pengertian kebendaan
4. Diambil atau ditentukan dari isi surat/arsipnya.
8.26 Administrasi Perkantoran •
Indeks adalah suatu tanda pengenal berkas atau judul berkas. Fungsinya
membedakan antarabcrkas yang satu dengan yang lainnya, serta
mempermudah dalam penemuan dan penyimpanan arsip. Pemberian indeks
digolongkan menjadi 3 golongan:
1) Indeks Nama Orang
a. Nama keluarga sebagai kata tangkap. Contoh :
b. R.Soroto Sosroatmodjo menjadi Sosroatmodjo, R. Suroto
Apabila terdapat gelar akademis, pangkat atau jabatan dari nama
orang, tidak perlu dimasukkan dalam indeks untuk memperjelas
dapat disertakan dalam indeks dan ditempatkan dalam kurung di
belakang indeks. Contoh:
Presiden Soeharto di indeks Soeharto, (Pres)
Drs. R.S Dipobaroto diindeks Dipobaroto, R.S., (Drs)
4. Tunjuk Silang
Sebagaimana halnya indeks, tunjuk silang adalah sarana untuk
memudahkan pencarian kembali arsip.
Oleh sebab itu, semua berkas yang memual informasi bernilai guna,
harus mendapat perhatian dan perlu dikelola/ditata dengan baik. Penataan
arsip perlu dilakukan untuk memudahkan penyimpanan dan penemuan
kembali arsip setiap saat diperlukan dengan cepat dan tepat, sehingga perlu
dilakukan penentuan metode penyimpanan atau sistem penataan arsip (Filling
System).
Filling System merupakan pengaturan dan penyusunan berkas secara
tertib dan sistematis, penyimpanan, dan perawatan berkas sehingga dapat
digunakan secara aman dan ekonomis.
Dewasa ini, dikenal 5 (lima) macam sistem penataan arsip yaitu:
1. Sistem Myad/Alphabetical Filling System.
2. Sistem Masalah/Pcrihal/5z//?j(Y'f Filling System.
3. Sistem Nomor/Numerical Filling System.
4. Sistem Tanggal/Urutan Waktu/Chronological Filling System.
5. S i stem W i 1 ay ah/Daerah/Regional/Geog raphical Fit ling System.
1. Sistem Abjad
Sistem abjad adalah salah satu sistem penataan berkas yang
pengkodeannya berdasarkan peraturan mengindeks.
Perihal dari surat maupun organisasi pengirim dapat disusun berdasarkan
abjad, yaitu menyusun subjek dengan urutan A sampai Z. Untuk dapat
menyusunnya maka pemberian nama dapat dibagi menjadi 4 (empat)
golongan, yaitu:
a. Nama orang.
b. Nama perusahaan swasta.
• ADPU433 1/MDDUL B 8.29
2. Sistem Masalah
Sistem Masalah adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan
kegiatan yang berkenaan dengan masalah yang berhubungan dengan
perusahaan yang pengguna sistem ini. Untuk dapat melaksanakan sistem
perihal maka harus di tentukan dahulu masalah-masalah yang pada umumnya
terjadi/dipermasalahkan dalam surat setiap harinya, untuk dibuatkan Daftar
Indeksnya.
Masalah tersebut dikelompokkan menjadi satu subjek, misal: masalah
yang berkenaan dengan ’’kepegawaian” dikelompokkan menjadi satu masalah
pokok (subjek) di bawah ’’kepegawaian” Persiapan Penataan Arsip
berdasarkan masalah:
a. Menyusun Daftar Indeks.
b. Peralatan Arsip.
CONTOH DAFTAR INDEKS
KODE MASALAH
KP KEPEGAWAIAN
01 Pengadaan
02 Pengangkatan dan Mutasi
03 Kedudukan
04 Kesejahteraan Pegawai
05 Cuti
06 Penilaian
07 Pendidikan
08 Pemberhentian
KU KEUANGAN
01 Gaji
02 Biaya Perjalanan
8.30 Administrasi Perkantoran •
03 Pendapatan
04 Pajak
05 Tagihan
06 Laporan Keuangan
07 Perbendaharaan
3. Sistem Nomor
Sistem nomor adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan
kelompok permasalahan yang diberi nomor tertentu, untuk dibuatkan Daftar
Klasifikasi Arsipnya.
Persiapan Penataan Arsip Berdasarkan Nomor.
a. Menyusun Pola Klasifikasi Arsip .
b. Peralatan arsip.
()()() Umum
010 Urusan dalam
011 Gedung kantor
012 Rumah dinas
020 Peralatan
030 Penelitian
040 Perencanaan
100
Kepegawaian
110 Pengadaan
120 Lamaran
130 Testing
140 Pengangkatan
200
Keuangan
210 Gaji
220 Biaya perjalanan
Sistem Tanggal
Sistem Tanggal adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan
urutan tanggal, bulan, dan tahun yang pada umumnya tanggal tersebut dapat
dilihat dari datangnya surat. Surat atau berkas yang datang paling akhir
ditempatkan di bagian paling akhir pula, tanpa memperhatikan masalah surat
atau berkas tersebut. Akhirnya, surat atau berkas yang di file tersebut dapat
dikelompokkan berdasarkan bulan setiap tahunnya.
Persiapan penataan arsip berdasarkan tanggal:
a. Penentuan pembagian tanggal, bulan, dan tahun
b. Peralatan arsip.
5. Sistem Wilayah
Sistem wilayah adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan
daerah/wilayah tertentu sesuai dengan pembagian tertentu pula.
Guna melaksanakan sistem wilayah ini maka dapat dipergunakan nama
daerah wilayah untuk pokok permasalahan. Pokok permasalahan tersebut
dapat dikembangkan menjadi masalah-masalah yang dalam hal ini terdiri dari
daerah yang berada dalam wilayah tersebut. Selanjutnya, dapat
dikembangkan lebih lanjut dengan nama-nama dari para pelanggan atau
nasabah yang ada di masing-masing daerah tersebut.
Persiapan penataan arsip berdasarkan wilayah:
a. Menentukan pengelompokan daerah/wilayah.
b. Peralatan arsip.
E. PEMINJAMAN ARSIP
Arsip aktif atau inaktif bersifat tertutup. Oleh sebab itu, perlu diatur atau
ditentukan prosedur/tata cara peminjamannya, baik untuk keperluan intern
maupun ekstern organisasi.
Hal-hal yang perlu diatur antara lain:
1. Siapa yang berwenang memberi izin peminjaman.
2. Siapa yang diperbolehkan meminjam arsip.
3. Penetapan jangka waktu peminjaman.
4. Tata cara peminjaman arsip.
5. Semua peminjaman arsip harus dicatat pada Lembar Peminjaman Arsip
(lihat contoh) rangkap 3 dengan fungsi masing-masing:
8.32 Administrasi Perkantoran •
CEPARTMEN N&
P iMi
* Pirymwon Anipt
UnttPMMllh
LENBAR PENIkdAMAN ARSIP
• Anap-cif tip yani IsrciJr-turr di biart til dlpinpr» tunjfi urnuk kipduui dirut
* Tdikdiberwtan unluc iKnambahdsidtoj Migunngi MKirtupiR diri retas
* Ho'ut dkftftbdliMi diUrr taadw uUiaor^Uptapidi Put
* Pui\<rrt«.'un AritaUP
Na JurrlsTi LOkJIl
Kode S Miwtih CorlJtai
Uhi Blfkit PMijiffpmm
NP NP
• ADPU433 1/MDDUL B 8.33
Peminjam»
Nama J
Unit :
Fungsi yang penting tetapi sering diabaikan dalam penataan arsip untuk
menjamin kelestarian informasi yang dikandung di dalam arsip adalah
pemeliharaan dan perawatan fisik arsip. Mengingat begitu pentingnya arsip
yang kita miliki maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk menjaga
keberadaan arsip tersebut sehingga keberadaan arsip yang kita miliki tetap
mendukung kegiatan di kantor dalam waktu yang lama atau sesuai umur arsip
yang sudah ditentukan. Ruang lingkup kerja manajemen kearsipan juga
meliputi usaha pemeliharaan, perawatan, dan pengamanan arsip.
1. Pemeliharaan Arsip
Pemeliharaan arsip adalah usaha penjagaan arsip agar kondisi fisiknya
tidak rusak selama masih mempunyai nilai guna. Untuk dapat memelihara
arsip dengan baik perlu diketahui beberapa faktor penyebab kerusakan arsip
dan cara pencegahannya. Usaha ini sering disebut sebagai preventif.
8.34 Administrasi Perkantoran •
Alat penyimpanan seperti kmirni, filling cabinet, rak dan lainnya terbuat
dari logam tahan karat. Peralatan dari kayu di samping daya tahannya lebih
kecil juga mudah terbakar dan rentan terhadap serangan rayap dan serangga
lainnya. Adapun alat pemeliharaan antara lain mesin penghisap debu (vaccum
cleaner), thermohigrometer (alat pengukur temperatur dan kelembaban
udara), alat pendeteksi api/asap (fire/smoke detector), pemadam kebakaran
dan lain-lain.
Setiap enam bulan ruangan hendaknya disemprot dengan racun serangga
seperti DDT, Dieldin, Pryethrum, dan sebagainya, tetapi jangan mengenai
arsip. Untuk mencegah kecoa bisa menggunakan kapur barus disela-sela
buku/arsip yang kelihatan gelap. Untuk mencegah rayap dapat digunakan
sodium arsenit yang dituangkan ke celah-celah lantai. Cara terbaik untuk
membunuh kutu buku dengan jalan fumigasi. Fumigasi dilakukan dengan
memasukan berkas-berkas arsip ke dalam suatu ruang tertutup, lalu ke dalam
ruangan itu disemprotkan bahan kimia berupa cairan gas etilena oxide dan
carbon dioxide selama 3 jam. Setelah 3 jam semua telur dan larva kutu buku
akan mati.
2. Perawatan Arsip
Perawatan arsip ialah usaha penjagaan agar benda arsip yang telah
mengalami kerusakan tidak bertambah parah. Pada umumnya kerusakan yang
paling sering terjadi adalah sobek, terserang jamur, terkena air, dan terbakar.
8.36 Administrasi Perkantoran •
3. Kerusakan Arsip
Pada dasarnya kerusakan arsip disebabkan oleh tiga faktor, yakni
biologis, fisik, dan kimiawi. Di samping itu, terdapat faktor-faktor lain seperti
banjir, kebakaran, dan kerusakan lainnya akibat perbuatan manusia baik
yang disengaja maupun tidak .
Kerusakan yang disebabkan oleh faktor biologis banyak terjadi di daerah
tropis. Hal yang termasuk kategori biologis antara lain jamur dan serangga.
Masalah jamur ini perlu mendapat perhatian yang besar. Bakteri penyebab
tumbuhnya jamur begitu kecil sehingga sangatlah sulit untuk dilihat dengan
mala biasa. Jamur ini dapat membusukan selulosa dan kertas. Biasanya kertas
berubah menjadi kuning lalu coklat bintik-bintik hitam. Di samping
membusukan selulosa, jamur juga merusakan perekat serta melengketkan
kertas antara kertas yang satu dengan yang lainnya. Jamur tumbuh terutama
disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti kelembaban, temperatur, dan
cahaya. Sebetulnya, faktor kelembaban dan temperaturlah yang paling
berpengaruh. Faktor lain yang memungkinkan untuk tumbuhnya jamur
adalah ruang penyimpanan yang terlalu gelap dan kelembaban di atas 0% RH
(relative humidity).
• ADPU433 1/MDDUL 8 8.37
4. Pengamanan Arsip
Pengamanan arsip ialah usaha penjagaan agar benda arsip tidak hilang
dan agar isi atau informasinya tidak sampai diketahui oleh orang yang tidak
berhak. Petugas arsip harus mengetahui persis mana saja arsip yang sangat
vital bagi organisasinya, mana arsip yang tidak terlalu penting, mana arsip
yang sangat rahasia dan sebagainya. Misalnya saja, pada umumnya arsip
dinamis bersifat rahasia. Usaha pengamanannya antara lain dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut:
a. Petugas arsip harus betul-betul orang yang dapat menyimpan rahasia
b. Harus dilakukan pengendalian dalam peminjaman arsip. Misalnya dapat
ditetapkan bahwa peminjaman arsip tidak boleh dilakukan oleh petugas
atau unit kerja yang bersangkutan dengan penyelesaian surat itu.
c. Diberlakukan larangan bagi semua orang selain petugas arsip mengambil
arsip dari tempatnya.
d. Arsip diletakkan pada tempat yang aman dari pencurian.
• ADPU433 1/MDDUL B 8.39
G. PENYUSUTAN ARSIP
a. Penilaian arsip
Kegiatan penyusutan arsip dilakukan melalui beberapa tahap. Sebelum
melakukan penyusutan arsip diperlukan suatu penilaian terhadap arsip
didasarkan pada nilai guna yang dimiliki oleh setiap jenis arsip. Berdasarkan
penilaian tersebut akan dapat diketahui nilai gunanya dan umur penyimpanan
arsip. Hal ini akan dijadikan standar atau patokan untuk melakukan
penyusutan.
Penilaian dilakukan pada setiap jenis arsip agar dapat ditentukan berapa
lama jenis arsip yang bersangkutan disimpan di file aktif dan file in-aktif,
serta apakah jenis aktif tersebut dimusnahkan atau dikirim untuk menjadi
arsip statis ke Arsip Nasional RI. Dengan kata lain, penilaian arsip bertujuan
memberikan kepastian berapa lama arsip disimpan. Setiap lembaga atau
kantor hendaknya membentuk tim penilai. Tim ini terdiri dari unit-unit
pengolah dokumen yang sesuai dengan bidang masing-masing agar lebih
memahami dan mengetahui tentang nilai guna sesuatu arsip. Tim ini sangat
diperlukan karena ada kemungkinan arsip-arsip tersebut berasal dari beberapa
bidang.
• ADPU433 1/MDDUL B 8.41
b. Pemindahan
Salah satu kegiatan dalam penyusutan arsip adalah kegiatan pemindahan
arsip. Pemindahan ini dilakukan dengan memindahkan arsip setelah
dikategorikan berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan. Arsip aktif yang
sudah memasuki kategori in-aktif, seharusnya dipindahkan ke kelompok in
aktif. Pemindahan merupakan tindakan internal artinya masih berlangsung
dalam lingkungan perusahaan.
Pada kantor yang menggunakan asas pengelolaan arsip secara kombinasi
(gabungan desentralisasi dan sentralisasi) maka pemindahan arsip akan
dilakukan oleh unit pengolah dan dipindahkan ke pengelola pusat.
8.42 Administrasi Perkantoran •
c. Jadwal retensi
Sebagaimana lelah disinggung sebelumnya bahwa jadwal retensi
merupakan salah satu pedoman yang digunakan dalam kegiatan penyusutan
arsip. Secara harfiah, jadwal retensi memiliki arti penahanan. Jadwal retensi
arsip adalah daftar yang berisi tentang jangka waktu penyimpanan arsip yang
dipergunakan sebagai pedoman penyusutan arsip.
Penentuan jangka waktu penyimpanan arsip (retensi arsip) ditentukan
atas dasar nilai kegunaan tiap-tiap berkas. Untuk menjaga objektivitas dalam
menentukan nilai kegunaan arsip tersebut, jadwal retensi disusun oleh suatu
• ADPU433 1/MDDUL B 8.43
panitia yang terdiri dari para pejabat yang benar-benar memahami kearsipan,
fungsi, dan kegiatan unit masing-masing. Keuntungan suatu kantor memiliki
jadwal retensi adalah sebagai berikut;
D Arsip-arsip aktif yang secara langsung masih dipergunakan tidak akan
tersimpan menjadi satu dengan arsip-arsip in-aktif
2) Memudahkan pengelolaan dan pengawasan baik arsip aktif maupun
nonaktif
3) Memudahkan penemuan kembali arsip
4) Meningkatkan efisiensi kerja
5) Memudahkan pemindahan arsip-arsip yang bernilai permanen/abadi ke
Arsip Nasional RI
6) Menyelamatkan arsip-arsip yang bersifat permanen sebagai bahan bukti
pertanggungjawaban di bidang pemerintahan.
d. Penyerahan Arsip
Penyerahan arsip merupakan tindakan eksternal, yaitu dari
perusahaan/instansi kepada Arsip Nasional RI. Dokumen perusahaan/instansi
yang wajib diserahkan kepada Arsip Nasional RI adalah dokumen
perusahaan/instansi yang memiliki nilai historis dan penggunaannya
berkaitan dengan kegiatan pemerintahan, pembangunan nasional, dan
kehidupan kebangsaan.
Arsip yang memiliki nilai kegunaan sebagai bahan pertanggungjawaban
nasional, tetapi sudah tidak diperlukan lagi untuk menyelenggarakan
administrasi sehari-hari, selelah melampaui jangka waktu penyimpanannya
ditetapkan sebagai berikut;
1) Bagi arsip yang disimpan oleh lembaga-lembaga negara atau badan-
badan pemerintah di tingkat pusat harus diserahkan kepada Arsip
Nasional Pusat.
2) Bagi arsip yang disimpan oleh badan-badan pemerintah di tingkat
daerah, harus diserahkan kepada Arsip Daerah.
e. Pemusnahan arsip
Sesuai dengan jadwal retensi arsip maka arsip-arsip inaktif dapat
dimusnahkan. Pelaksanaan pemusnahan arsip harus segera dilaksanakan
tetapi untuk arsip yang berdasarkan jadwal retensi akan diabadikan
(permanen) maka arsip tersebut tidak akan dimusnahkan melainkan
diserahkan kepada Arsip Nasional. Bilamana kantor memiliki dana maka
arsip yang akan dimusnahkan dapat dibuatkan mikrofilmnya terlebih dahulu,
terutama arsip-arsip yang dianggap penting.
Pemusnahan arsip dilakukan secara total sehingga tidak dapat dikenal
lagi baik isi maupun bentuknya, serta disaksikan oleh dua orang pejabat dari
bidang hukum/perundang-undangan dan/atau bidang pengawasan dari
lembaga-lembaga/ badan-badan pemerintah yang bersangkutan.
Pemusnahan arsip adalah kegiatan menghancurkan secara fisik arsip
yang sudah berakhir fungsinya serta tidak memiliki nilai guna. Undang-
undang menetapkan syarat tentang objek yang dapat dimusnahkan dan syarat
formil pemusnahan. Mengenai objek, pasal 10 ayat (1) PP Nomor 87 tahun
1999 mengklasifikasikan dokumen tersebut berupa:
1) Telah melampaui jangka waktu simpan
2) Tidak lagi mempunyai nilai guna bagi kepentingan perusahaan
3) Tidak lagi mempunyai nilai guna bagi kepentingan nasional
4) Tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan
5) Tidak terkait degan perkara perdata maupun pidana yang masih dalam
proses
6) Dokumen perusahaan yang telah dialihkan ke microfilm atau media
lainnya kecuali ada ketentuan lain (seperti ketentuan pasal 12 ayat (4)
UU No 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, yaitu dokumen yang
mempunyai kekuatan pembuktian otentik atau masih mengandung
8.46 Administrasi Perkantoran •
Sekat ini dapat dibuat dari karton tebal (supaya dapat tegak), memiliki
bagian yang menonjol, dinamakan tab. Tab berguna untuk menempatkan atau
mencantumkan masalah dan kode klasifikasi, dari pokok masalah sampai ke
sub-sub masalah.
c. Kala langkap
Judul yang terdapat pada tonjolan disebut sebagai kata tangkap. Untuk
membuat kata tangkap baik berupa huruf abjad, nama maupun subjek
haruslah dibuat sesingkat mungkin sehingga dapat dibaca dengan mudah dan
cepat.
d. Perlengkapan lainnya
Perlengkapan lainnya di antaranya adalah label yaitu sejenis stiker yang
dipakai untuk membuat kode, kemudian stiker itu ditempelkan pada bagian-
bagian tertentu.
I. PETUGAS KEARSIPAN
2. Kecerdasan
Dalam kaitan ini, tidak perlu suatu pendidikan yang sangat tinggi, tetapi
sekurang-kurangnya pegawai arsip harus dapat menggunakan pikirannya
dengan baik karena ia harus memilih kata-kata untuk sesuatu pokok soal,
selain itu, daya ingatannya juga cukup tajam sehingga ia tak melupakan
sesuatu pokok soal yang lelah ada kartu arsipnya
8.50 Administrasi Perkantoran •
3. Kecekatan
Pegawai arsip harus mempunyai kondisi jasmani yang haik sehingga ia
4. Kerapian
Sifat ini diperlukan agar kartu-kartu, berkas-berkas, dan tumpukan
warkat tersusun rapi. Surat yang disimpan dengan rapi akan lebih mudah
dicari kembali, selain itu, surat-surat juga menjadi lebih awet karena tidak
sembarangan ditumpuk saja sampai berkerut-kerut atau robek.
Selain syarat-syarat tersebut, petugas kearsipan harus menguasai
pengetahuan tata kearsipan serta mengikuti kemajuan dan perkembangan
modern dalam bidang pekerjaannya.
RANGKUMAN■■
TES FORMATIF 2
1) Syarat umum yang harus dimiliki oleh seorang petugas kearsipan adalah
berikut ini, kecuali....
A. teliti
B. tekun
C. jenius
D. ulet
3) Hal yang termasuk pada jenis sistem penataan arsip adalah ....
A. sistem abjad
B. asas sentralisasi
8.52 Administrasi Perkantoran •
C. asas desentralisasi
D. asas Gabungan
Tes Formatif I
D A. Suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena
mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara
cepat ditemukan kembali ini merupakan pendapat The Liang Gie.
2) A. Arsip kepegawaian, arsip keuangan, arsip pemasaran, dan arsip
pendidikan termasuk jenis arsip menurut Subjek atau Isinya
3) D. Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang cakupannya luas,
diolah suatu unit yang disebut Bagian administrasi, Tata usaha
kantor.
4) C. Arsip adalah kumpulan dokumen yang disimpan secara teratur
berencana karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali di
perlukan dapat cepat ditemukan kembali.
5) A. Arsip dibedakan menurut fungsinya menjadi dua golongan yaitu
arsip dinamis dan arsip statis.
Tes Formatif 2
D C. Syarat umum yang harus dimiliki oleh seorang petugas kearsipan
adalah teliti, tekun, dan ulet.
2) A. Untuk memahami kegiatan kearsipan yang baik, diperlukan
pemahaman prinsip-prinsip dalam kegiatan kearsipan, prinsip dalam
pengelolaan arsip yang baik yaitu pengelolaan arsip sebanyak
mungkin.
3) A. Yang termasuk pada jenis sistem penataan arsip adalah sistem
abjad, sistem nomor, sistem pokok soal/subjek, sistem wilayah, dan
sistem tanggal.
4) D. Yang termasuk pada pengorganisasian arsip adalah
pengorganisasian secara sentralisasi, desentralisasi, dan gabungan.
5) A. Yang termasuk dalam peralatan kearsipan salah satunya yaitu folder.
8.54 Administrasi Perkantoran •
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
('T' ata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja penting dalam sebuah kantor
1 sebagai suatu pola kerja yang merupakan penjabaran tujuan, sasaran,
program kerja, fungsi-fungsi, dan kebijaksanaan ke dalam kegiatan-kegiatan
nyata. Tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja bermanfaat baik bagi para
pelaksana maupun semua pihak yang berkepentingan untuk dijadikan sebagai
pedoman kerja.
Administrasi perkantoran sebagai suatu bidang pekerjaan memegang
peranan penting dalam penyediaan informasi bagi pucuk pimpinan organisasi
untuk digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan dan perumusan
kebijaksanaan organisasi. Oleh karena itu, kegiatan pekerjaan kantor harus
direncanakan dengan baik, dibina, dikendalikan, disempurnakan, singkatnya,
perlu diatur dengan tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja dengan
sebaik-baiknya.
Penataan terhadap kegiatan kantor harus selalu berakibat pada efisiensi
atau berdaya guna, yaitu perbandingan terbaik antara usaha dengan hasil
yang dicapai. Konsepsi tentang efisiensi sebagai perbandingan terbaik antara
suatu usaha dengan hasilnya dapat diterapkan dalam pelbagai bidang
pekerjaan, termasuk pula dalam administrasi perkantoran.
Dengan tidak mengabaikan faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi
suatu usaha maka perbandingan terbaik itu terutama ditentukan oleh cara
melakukan kegiatan. Jadi, efisiensi kerja pada umumnya merupakan
perwujudan dari cara-cara kerja yang mengakibatkan tercapainya
perbandingan terbaik antara usaha yang mencakup pikiran, tenaga, waktu,
ruang, dan material termasuk uang, dengan hasil yang dicapai. Suatu hasil
kerja disebut efisien, kalau dengan suatu usaha tertentu memberikan hasil
yang sebanyak-banyaknya, baik mengenai jumlah satuan maupun mutu yang
9.2 Administrasi Perkantoran •
Selamat Belajar!
• ADPU433 1/MODUL 9 9.3
Kegiatan Belajar 1
Prosedur Perkantoran
Fungsi utama dari tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja adalah
untuk memberikan kejelasan dalam proses manajemen. Dalam penyusunan
tala kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja, perlu memperhatikan beberapa
asas berikut.
1. Harus dinyatakan secara tertulis dan disusun secara sistematis, serta
dituangkan dalam bentuk manual atau pedoman kerja pelaksanaannya.
2. Harus dikomunikasikan atau diinformasikan secara sistematis kepada
semua petugas atau pihak yang bersangkutan atau berkepentingan.
3. Harus selaras dengan kebijaksanaan pimpinan yang berlaku dan
kebijaksanaan umum pada tingkat yang lebih tinggi.
4. Harus dapat mendorong pelaksanaan kegiatan secara efisien serta
menciptakan jaminan yang memadai bagi terjaganya sumber-sumber
yang berada di bawah pengendalian organisasi.
5. Secara periodik harus ditinjau dan dievaluasi kembali serta bila perlu
direvisi dan disesuaikan dengan keadaan.
11. Untuk menjamin penerapan tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja
dengan setepat-tepatnya maka perlu dipakai buku pedoman.
o
Lingkaran besar menunjukkan operasi
(operation) atau sesuatu yang harus
dikerjakan. Apabila di tengahnya dibubuhi
huruf C, berarti harus dikerjakan oleh juru
tulis (clerk). N, berarti harus dikerjakan
o
dengan mesin. T artinya dikerjakan dengan
mesin tik (typewriter).
¥
( Lingkaran kecil berarti pemindahan (transfer)
atau pengangkutan (transport).
Di samping untuk mengetahui hal tersebut maka skema arus kerja atau
prosedur kerja juga mempunyai kegunaan sebagai:
1. Pedoman kerja dan alat pendidikan, terutama bagi pegawai baru. Hal ini
disebut sebagai skema arus kerja atau skema proses kerja atau skema
prosedur kerja.
2. Alat untuk menyelesaikan perselisihan dalam hubungan kerja.
3. Alat untuk mengadakan pembagian kerja dan mengatur frekuensi kerja
yang tepat.
4. Alat untuk mengatur tata ruang kantor
5. Alat untuk menghindarkan adanya pekerjaan yang bertumpuk
6. Alat perencanaan kerja dan pengembangannya dikemudian hari.
7. Alat untuk mengadakan klasifikasi, uraian, dan analisis jabatan.
8. Alat untuk menghemat waktu bagi pimpinan dan untuk mengetahui
seluruh proses kerja.
9. Alat untuk mempersiapkan mekanisasi prosedur.
Berikut ini contoh penggunaan simbol pada tata kerja penerimaan surat
masuk di suatu kantor. Penggunaan simbol pada tala kerja suatu kegiatan
• ADPU433 1/MODUL 9 9.9
dapat dibuat perbedaannya antara keadaan atau kenyataan yang ada dengan
keadaan yang akan disarankan sehingga akan terlihat perbedaannya guna
dapat dipikirkan penyempurnaannya lebih lanjut.
CIGAMSA
* OLEH
nisFP.;ji.- m fh
Gambar. 9.1.
Contoh Penggunaan Simbol pada Tata Kerja
Penerimaan Surat Masuk di Suatu Kantor
L. BAGAN PEKERJAAN
TES F □ R M A TI F 1_____________________________________
2) Di bawah ini termasuk beberapa manfaat dari tala kerja, prosedur kerja,
dan sistem kerja, kecuali....
A. tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja penting artinya sebagai
suatu pola kerja yang merupakan penjabaran tujuan, sasaran
program kerja, fungsi-fungsi, dan kebijaksanaan ke dalam kegiatan-
kegiatan yang nyata
B. melalui lata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja yang dibuat
dengan lepat, dapat dilakukan standarisasi dan pengendalian kerja
dengan setepat-tepatnya
• ADPU433 1/MODUL 9 9.15
C. tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja bermanfaat baik bagi
para pelaksana maupun semua pihak yang berkepentingan, untuk
dijadikan pedoman kerja
D. sistem kerja adalah suatu rangkaian tata kerja dan prosedur kerja
yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam
rangka melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan
Berikut ini merupakan salah satu asas tata kerja, prosedur kerja, dan
sistem kerja, di antaranya harus....
A. dinyatakan secara tertulis
B. disusun secara sistematis
C. disusun secara tertulis dan disusun secara sistematis serta
dituangkan dalam bentuk manual atau pedoman kerja
pelaksanaannya
D. diluangkan dalam bentuk manual atau pedoman kerja
pelaksanaannya
Kegiatan Belajar 2
segala sesuatu dikerjakan dengan berdaya guna dalam arti tepat, cepat,
hemat, dan selamat.
1. Tepat: kena sasaran, apa yang dikehendaki tercapai, atau apa yang
dicita-citakan menjadi kenyataan.
2. Cepat: tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu, selesai tepat pada
waktunya atau sebelum waktu yang ditetapkan.
3. Hemat: dengan biaya yang sekecil-kecilnya, tanpa terjadi pemborosan
dalam bidang apapun.
4. Selamat: segala sesuatu sampai pada tujuan yang dimaksud tanpa
mengalami hambatan-hambatan, kelambatan-kelambatan, ataupun
kemacetan-kemacetan.
Dilihat dari segi usaha maka usaha untuk melakukan suatu pekerjaan itu
meliputi 5 unsur, yaitu: pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan material termasuk
uang. Dengan demikian, dapat dirumuskan secara konkret, bahwa sesuatu
pekerjaan itu dilakukan secara efisien kalau untuk mencapai suatu hasil yang
ditetapkan itu dilakukan, dengan:
1. cara yang paling mudah (tidak terlalu banyak menggunakan pikiran),
2. cara yang paling ringan (tidak terlalu banyak menggunakan tenaga),
3. cara yang paling cepat (tidak terlalu banyak memerlukan waktu),
4. cara yang paling dekat (tidak terlalu banyak menggunakan ruang),
5. cara yang paling murah (hemat dan tidak boros dalam penggunaan
material termasuk uang).
Jadi, efisiensi kerja adalah usaha untuk mencapai suatu hasil yang
maksimal dengan cara yang paling mudah, paling ringan, paling cepat, paling
dekat, dan paling murah, atau dengan perkataan lain dengan pemberian
pengorbanan yang minimal.
1. Asas Perencanaan
Perencanaan, berarti penetapan langkah-langkah tindakan yang
diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan dengan melakukan perhitungan-
perhitungan secara masak dan pertimbangan-pertimbangan yang sebaik-
baiknya. Perwujudan perencanaan pekerjaan kantor berupa penetapan
pedoman tentang maksud dan pengurusan warkat atau berkas, pedoman
tentang prosedur atau tata kerja, pedoman tentang pengadaan mesin-mesin
kantor dan penggunaannya, pedoman tentang perancangan dan pengendalian
formulir. Pedoman-pedoman tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
2. Asas Penghematan
Penghematan berarti pencegahan penggunaan material dan uang secara
berlebihan, sehingga biaya pekerjaan tersebut tidak menjadi boros. Asas ini
meliputi penetapan pedoman tentang perhitungan biaya dan kemanfaatannya,
pedoman tentang perhitungan kebutuhan warkat, pedoman tentang
mekanisasi pekerjaan kantor (tata usaha). Pedoman-pedoman tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
• ADPU433 1/MODUL 9 9.21
3. Asas Penyederhanaan
Asas ini meliputi penggunaan cara-cara yang lebih mudah, praktis, dan
cepat. Dalam pelaksanaan asas ini biasanya dilakukan penelitian tentang
penggunaan waktu dan gerak (time and motion study) dan penelitian terhadap
susunan organisasi dan tata kerja (organization and method). Dalam
penelitian tersebut dilakukan pertimbangan-pertimbangan tentang langkah-
langkah tindakan yang perlu dihapuskan atau digabungkan dan hubungan-
hubungan kerja dalam organisasi yang perlu dipersingkat sehingga dapat
merampingkan struktur organisasi. Sebagai contoh perwujudan asas
penyederhanaan ialah dikeluarkannya peraturan-peraturan tentang deregulasi
dan debirokratisasi sehingga mempercepat dan mempermudah dalam
pengurusan izin serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
9.22 Administrasi Perkantoran •
dipusatkan pada suatu bagian tata usaha yang melayani semua satuan
operatif, misalnya pekerjaan penyambungan telepon, pekerjaan stensil, dan
rancangan formulir.
Asas Penghapusan
Asas ini sebenarnya merupakan uraian lebih lanjut dari asas
penyederhanaan. Dalam asas ini dilakukan pertimbangan-pertimbangan
tentang kegiatan-kegiatan yang dianggap kurang perlu sehingga sebaiknya
dihapuskan atau ditiadakan.
Pelaksanaan asas ini dapat diwujudkan dalam pedoman berikut.
a. Pedoman tentang peniadaan gerak dalam pekerjaan
Dalam pelaksanaan kerja perkantoran dilakukan gerak-gerak tangan atau
bagian tubuh lainnya oleh para pegawai. Gerak-gerak yang berlebihan atau
langkah-langkah pekerjaan yang mengeluarkan tenaga jasmani tetapi
sesungguhnya kurang perlu hendaknya ditiadakan. Misalnya saja landa
kurung pada nama penandatanganan surat atau garis bawah pada nama kota
dari alamat surat disampul sesungguhnya dapat dihapuskan tanpa mengurangi
maksud surat itu. Prof. Ralph Barnes (Motion and Time Study, 1958)
memprediksi bahwa 25% - 50% pekerjaan jasmani di toko, kantor, pabrik,
dan rumah adalah tidak perlu. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan
cara mengeluarkan tenaga lebih kecil tetapi memberikan hasil yang sama.
• ADPU433 1/MODUL 9 9.23
5. Asas Penggabungan
Asas ini juga merupakan uraian lebih lanjut dari asas penyederhanaan,
dengan mempertimbangkan langkah-langkah tindakan yang perlu
digabungkan sehingga menjadi lebih efisien serta dapat menghemat waktu
kerja. Pedoman-pedoman pelaksanaan asas ini adalah sebagai berikut:
2. Ekonomis
Yaitu untuk menyatakan bahwa di dalam usaha pencapaian efektif
termaksud maka biaya, tenaga kerja, material, peralatan, waktu, ruangan, dan
lain-lainnya telah dipergunakan dengan setepat-tepatnya.
„ Fw
Dw------
Sp x t
Dalam rangka membantu menciptakan cara yang efisien maka berikut ini
pedoman untuk bekerja efisien:
1. Ubahlah pekerjaan rutin atau pekerjaan otak menjadi pekerjaan otomatis.
2. Pergunakanlah tangan untuk bekerja dengan tanpa bantuan mata.
3. Milikilah tempat tertentu untuk benda catatan.
4. Simpanlah benda-benda yang benar-benar penting saja.
5. Bekerjalah menurut rencana untuk mencapai hasil.
6. Susunlah pekerjaan menurut rangkaian kerja yang tepat.
7. Biasakanlah mengambil keputusan seketika.
8. Biasakanlah memulai dan menyelesaikan pekerjaan seketika.
9. Pergunakanlah catatan-catatan untuk membantu ingatan.
10. Pergunakanlah tenaga lain atau pembantu untuk sepenuhnya membantu
menyelesaikan pekerjaan.
Sumber utama efisiensi adalah manusia karena dengan akal, pikiran, dan
pengetahuan yang ada, manusia mampu menciptakan cara kerja yang efisien.
Unsur-unsur efisien yang melekat pada manusia adalah
1. Kesadaran
2. Keahlian
3. Kedisiplinan
Jika salah satu unsur tersebut tidak ada maka akan sulit mencapai
efisiensi. Karena itu, ketiga unsur tersebut harus menyertai manusia dalam
kegiatan usahanya.
1. Kesadaran
Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi
keberhasilannya. Dalam hal efisiensi, kesadaran akan arti, dan makna
efisiensi sangat membantu usaha-usaha ke arah efisiensi tersebut.
Persoalan efisiensi sesungguhnya berkaitan erat dengan persoalan
tingkah laku dan sikap hidup seseorang dalam mengarahkan perbuatan yang
efisien atau sebaliknya. Karena itu, perbuatan yang efisien tidak dapat
diharapkan timbul seketika pada seseorang, melainkan merupakan hasil dari
proses yang panjang. Adanya kesadaran, mendorong orang untuk
berkeinginan membangkitkan semangat atau kehendak untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan kesadarannya.
Kesadaran sebagai sumber efisiensi perlu dipupuk sehingga usaha-usaha
dapat berhasil tanpa pemborosan tenaga, biaya, dan waktu.
2. Keahlian
Sesuatu yang dikerjakan oleh seorang ahli, hasilnya akan lebih baik, dan
lebih cepat daripada yang dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Unsur
keahlian dalam efisiensi melekat juga pada manusia, sama halnya dengan
unsur kesadaran. Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan
peralatan supaya efisiensi yang akan dicapai dapat lebih tinggi daripada tanpa
menggunakan alat. Keahlian tanpa fasilitas, tidak mungkin dapat diterapkan
guna menghasilkan sesuatu yang terbaik.
Namun demikian, keahlian itu sudah merupakan unsur jaminan akan
didapatkan hasil yang efisien. Seorang ahli dalam bidang mesin akan mampu
memperkirakan dengan tepat kerusakan-kerusakan pada sebuah mesin hanya