Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

Nama : Ilham Kode Mata Kuliah : ADPU4338


NIM : 042989362 Mata Kuliah : Manajemen Proyek
1. Hakikat Manajemen Proyek
1) Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage, yang berarti mengelola. Namun secara
konseptual manajemen berarti suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen, dengan memberdayakan sumber daya
manajemen dalam rangka mencapai tujuan tertentu secara efektif .
Menurut Robbins dan Coulter (2002:6) mengemukakan bahwa manajemen adalah
suatu proses pengoordinasian pekerjaan sehingga semua pekerjaan tersebut dapat
disempurnakan dengan dan melalui orang lain secara efektif dan efisien.
2) Prinsip-Prinsip Manajemen
Adapun prinsip-prinsip dari manajemen adalah:
a) Perencanaan yaitu menyusun dan menentukan lebih dahulu aktivitas-aktivitas
yang akan dilaksanakan pada masa yang akan dating dalam rangka mencapai
tujuan tertentu.
b) Pengorganisasian yaitu kegiatan membagi dan memberdayakan sumber daya
manusia dan pekerjaan yang ada dalam organisasi
c) Pengarahan yaitu kegiatan untuk menggerakan orang, mesin dan pekerja dalam
orhanisasi.
d) Pengawasan yaitu mengadakan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
2. Konsep Manajemen Proyek
a. Pengertian Proyek
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus untuk mencapai hasil
yang bersifat khusus pula. Sifat yang serba khusus itu mengakibatkan bilamana suatu
hasil yang diinginkan tersebut telah tercapai, maka rangkaian kegiatan itu juga
dihentikan, dan dalam jangka waktu pendek kegiatan semacam itu tidak akan dilakukan
lagi.
Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung
dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan
untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan secara jelas.

1|ADPU4338
b. Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah manajemen yang diterapkan pada suatu proyek untuk
mencapai suatu hasil tertentu, atau manajemen proyek adalah suatu ilmu dan seni untuk
mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(directing), pengoordinasian (coordinating), dan mengedakan pengawasan (controlling)
terhadap orang dan barang untuk mencapai tujuan tertentu dari suatu proyek.
Berdasarkan definisi di atas, konsep manajemen proyek mencakup beberapa hal, yaitu:
1) Menggunakan prinsip manajemen dengan dukungan sumber daya perusahaan
2) Untuk mencapai tujuan jangka pendek yang telah digariskan
3) Menggunakan pendekatan sistem
4) Mempunyai arus kegiatan secara vertical
Suatu aktivitas manajemen yang memiliki konsep dari awal sampai akhir. Sebab
manajemen proyek selalu dilihat sebagai akhir yang terbatas, fokusnya berupa kompletasi
dari jadwal kegiatan. Tujuan manajemen proyek adalah melengkapi proyek sebelum atau
pada waktu, pada biaya rendah, dan dalam spesifik terkecuali performance.
3. Perbedaan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasional
Kegiatan Proyek Kegiatan Operasional
1) Dinamis dan non rutin 1) Berulang dan rutin
2) Siklus kegiatan relative pendek 2) Jangka panjang
3) Intensitas kegiatan dalam periode 3) Intensitas kegiatan relatif lama
proyek berubah-ubah (fluktuatif) 4) Batasan jadwal dan anggaran tidak
4) Kegiatan dibatasi anggaran dan setajam kegiatan proyek
jadwal yang ketat 5) Macam kegiatan terbatas
5) Interdisipliner 6) Keperluan sumber daya relatif
6) Keperluan sumber daya cenderung konstan
berubah

4. Siklus Proyek menurut UNINDO


Menurut United Nation Industri Development Corporation (Unindo) kegiatan proyek
meliputi tahap persiapan dan tahap implementasi. Pada tahap persiapan terdiri dari
kegiatan identifikasi gagasan atau analisa pendahuluan, pengembangan ide menjadi
konsep alternatif, formulasi lingkup proyek, evaluasi lanjutan dan keputusan untuk
berinvestasi. Pada tahap implementasi mencakup kegiatan di antaranya penyiapan desain

2|ADPU4338
engeneering, jadwal induk dan anggaran, pengadaan kontrak dan pembelian; pengerjaan
pabrikasi, konstruksi, uji coba, dan start-up.
Biasanya tahapan yang sering terjadi masalah pada tahap implementasi
Sebagai contoh proyek pembangunan.
1)      Keterlambatan pengadaan material dan alat proyek
Keberadaan bahan bangunan dan perlatan merupakan hal vital dalam pelaksanaan proyek
untuk menjamin setiap pekerjaan dapat selesai sesuai waktu yang dijadwalkan.
Keterlambatan dalam pengadaanya berarti terjadi kemunduran waktu pelaksanaan, untuk
mengatasinya pihak kontraktor dapat bekerja sama dan menjalin hubungan baik dengan
supplier yangh siap mengirim bahan dan alat tepat waktu sesuai kesepakatan kedua belah
pihak.
2)      Tempat pembuangan (Disposal Area)
Pekerjaan proyek yang berkaitan dengan pembuangan tanah galian atau sampah
membutuhkan tempat pembuangan yang terkadang sulit untuk mencarinya, untuk
pembuangan tanah mungkin masih mendapat kemudahan karena material terbuang tersebut
masih laku untuk dijual lalu bagaimana dengan sampah proyek yang kehadiranya
mengganggu area sekitar pembuangan sehingga terjadi kesulitan dalam menemukan disposal
area, untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menjual hasil pembuangan kepihak yang
membutuhkan misalnya untuk urugan pembangunan perumahan, menggunakan tanah hasil
galian sebagai urugan, melakukan daur ulang dan penghancuran sampah atau mencari tempat
pembuangan sampah akhir ( TPA ).
3)      Kebocoran bekisting
Pekerjaan struktur beton bertulang membutuhkan cetakan bekisting yang benar-benar rapi
dan rapat sehingga tidak terjadi kebocoran yang dapat menyebabkan keluarnya air semen,
untuk menutup selah-celah kebocoran bekisting dapat dilakukan dengan cara penutupan
menggunakan sobekan bekas zak semen yang dicelupkan air terlebih dahulu.
4)      Kondisi  lapangan berbeda dengan perencanaan
Dalam pelaksanaan proyek ada kalanya kondisi dilapangan tidak sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan baik dalam hal gambar kerja maupun penggunaan jenis material sehingga
perlu dilakukan perencanaan ulang dengan melakukan perhitungan terlebih dahulu apabila
lokasi perbedaan merupakan struktur bangunan, serta diperlukan pengawasan pelaksanaan
agar pekerjaan sesuai dengan shop drawing sehingga setiap penyimpangan dapat
dihindari.Proyek sering mengalami keterlambatan. Bahkan bisa dikatakan hampir 80%
proyek mengalami keterlambatan. Jeleknya, keterlambatan proyek sering berulang pada
3|ADPU4338
aspek yang dipengaruhi maupun faktor yang mempengaruhi. Seringnya terjadi keterlambatan
proyek dan berulangnya kejadian ini, menarik perhatian untuk ditulis. Tulisan ini adalah
bagian pertama dari beberapa tulisan yang akan mengulas mengenai keterlambatan proyek.
Waktu (Time) adalah salah satu constraint dalam Project Management di samping
biaya (Cost), dan kualitas (Quality). Keterlambatan proyek akan berdampak pada aspek lain
dalam proyek. Sebagai contoh, meningkatnya biaya untuk effort mempercepat pekerjaan dan
bertambahnya biaya overhead proyek. Dampak lain yang juga sering terjadi adalah
penurunan kualitas karena pekerjaan “terpaksa” dilakukan lebih cepat dari yang seharusnya
sehingga memungkinkan beberapa hal teknis “dilanggar” demi mengurangi keterlambatan
proyek.
Keterlambatan proyek akan menyebabkan kerugian bagi pihak Pemilik Proyek yang
tidak sedikit. Kehilangan opportunity karena proyek belum bisa menghasilkan profit sudah
sering terjadi. Kejadian ini umunya menjadi sumber konflik baru bagi Penyedia Jasa dan
Pemilik Proyek. Itu bagi Pemilik Swasta. Bagi proyek pemerintah, misalnya pada proyek
rumah sakit, maka kerugian akan mengarah pada kerugian non-materiil seperti tertundanya
penggunaan ruang operasi yang sifatnya urgent sehingga pasien harus dirujuk ke rumah sakit
lain jika tidak operasinya ditunda.
5. Faktor yang digunakan untuk evaluasi proyek.
Seleksi proyek merupakan suatu proses mengevaluasi proyek individual atau kelompok,
selanjutnya memilih untuk mengimplementasikan beberapa darinya dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Proses yang sistematis ini dapat diaplikasikan di beberapa kegiatan bisnis di
mana pilihan harus dibuat di antara alternatif yang tersedia.
Menurut Sounder, model seleksi proyek berdasarkan beberapa hal yang penting seperti:
1. Realistis. Model harus merefleksikan keputusan manajer yang realistis, termasuk
mempertimbangkan tujuan-tujuan yang kompleks sifatnya. Tanpa sistem pengukuran
yang umum, perbandingan proyek secara langsung sangatlah tidak mungkin;
2. Kapabilitas. Model harus didesain sebagus mungkin dengan harapan dapat digunakan
dalam periode waktu yang kompleks, disimulasikan dalam variasi proyek baik
internal maupun eksternal;
3. Fleksibel. Model harus dapat memberikan hasil yang vaild dalam rentang kondisi
yang dialami oleh perusahan. Model juga secara mudah dimodifikasi sesuai keperluan
dengan menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan
perusahaan;

4|ADPU4338
4. Mudah digunakan. Model harus secara logika mudah digunakan, tidak butuh waktu
lama untuk mempelajarinya. Intinya mudah dipelajari dan mudah digunakan;
5. Biaya. Biaya yang diperlukan untuk pengumpulan data harus serendah mungkin.
Untuk itu semua biaya mesti dipertimbangkan termasuk biaya manajemen data dan
pelaksanaan model;
6. Computerized. Penggunaan teknologi dapat digunakan untuk mempermudah akses
basis data yang ada dalam kegiatan proyek.
Beberapa factor yang digunakan untuk evaluasi proyek di antaranya faktor produksi, faktor
pemasaran, faktor keuangan, faktor sumber daya manusia, secara faktor administrasi.
Menurut saya faktor yang sering terjadi penyelewengan adalah:
1) Keterlambatan dalam pembayaran material (jatuh tempo).
2) kualitas material yang dibeli tidak sesuai dengan pesanan.
3) kurang baiknya strategi pembelian dalam menentukan pemasok.
4) Pencampuran bahan atau pengolahan bahan dalam proses pengerjaan proyek seperti
campuran antara semen, pasir, dan besi yang sering dikurangi.
Contohnya yang pada pembangun jalan rabat beton di gang rumah saya.
Pada proses pembangunan, konstraktor melakukan penyelewengan. Pada penyediaan bahan,
semen yang digunakan kualitas rendah dan batu yang sediakan sedikit dengan kualitas
rendah. Akibatnya jalan rabat beton di gang rumah saya kurang dari 1 tahun sudah rusak dan
berlubang.
Sumber: BMP ADPU4338/Manajemen Proyek Edisi 2/Modul 1-3
https://www.ilmusipil.com/permasalahan-teknik-pada-proyek-bangunan

5|ADPU4338

Anda mungkin juga menyukai