Anda di halaman 1dari 6

Nama : Boby Alexander

Nim : 017517498
Mata Kuliah : Manajamen Logistik Organisasi Publik
Tugas 1
1. a. Perbedaan Management Aset dan Management Logistik!
Jawab:
Manajemen Logistik merupakan suatu sistem kerja yang mengatur arus distribusi barang
dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen. Manajemen Aset merupakan suatu
sistem kerja yang mengatur distribusi barang dan jasa mulai dari produsen hingga ke
bagian produksi. Untuk melihat perbedaan lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Perbedaan

Manajemen Logistik Manajemen Aset

▪ Mengutamakan ▪ Mengutamakan arah barang


pengelolaan termasuk arus antar perusahaan, sejak paling
barang dalam perusahaan hulu hingga paling hilir
▪ Berorientasi pada ▪ Atas dasar kerangka kerja ini
perencanaan dan kerangka menghubungkan usaha dan
kerja yang menghasilkan kordinasi antar proses dari
rencana tunggal arus perusahaan-perusahaan lain
barang dan informasi di dalam pipelines mulai dari
seluruh perusahaan supplier sampai kepada
pelanggan

b.Jelaskan tahapan pengelolaan aset!


Jawab:
Adapun beberapa tahapan manajemen aset adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Kebutuhan Aset
Ini adalah tahap awal proses asset management dimana dilakukan perencanaan
mengenai apa saja hal yang dibutuhkan dalam mengelola aset. Misalnya kebutuhan
untuk pengadaan, inventarisasi, perawatan, dan lain sebagainya.
2. Pengadaan Aset
Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengadaan aset, misalnya barang atau jasa yang
diperoleh dengan biaya sendiri atau pihak lain.
3. Inventarisasi Aset
Pada tahap ini terdapat rangkaian kegiatan berupa identifikasi kualitas dan kuantitas
aset, baik secara fisik/ non fisik maupun secara yuridis/ legal. Masing-masing aset
didokumentasikan dan diberi kode tertentu untuk keperluang pengelolaan aset
tersebut.
4. Legal Audit Aset
Pada tahap ini dilakukan audit mengenai status aset, sistem dan prosedur pengadaan,
sistem dan alur pengalihan. Selain itu, identifikasi kemungkinan terjadinya masalah
legalitas juga dilakukan pada tahap ini dan sekaligus mempersiapkan solusinya.
5. Pengoperasian dan Pemeliharaan Aset
Pada tahap ini setiap aset yang dimiliki digunakan untuk melakukan tugas dan
pekerjaan sesuai dengan fungsinya untuk mencapai tujuan perusahaan.
6. Penilaian Aset
Pada tahap ini pihak asset management menentukan nilai aset yang dimiliki
sehingga perusahaan mengetahui dengan jelas nilai kekayaan yang dimiliki, yang
dialihkan maupun yang dihapuskan.
7. Penghapusan Aset
Pada tahap ini perusahaan akan menilai aset apa saja yang dianggap tidak
menguntungkan dan akan dihapuskan. Proses tersebut dibagi dalam dua bagian,
yaitu:
a) Pengalihan Aset, yaitu pemindahan hak dan/atau tanggungjawab, wewenang,
dan pemanfaatan suatu unit kerja ke unit kerja yang lainnya dalam
lingkungan sendiri. Misalnya penyertaan modal, hibah, dan lainnya.
b) Pemusnahan Aset, yaitu tindakan memusnahkan atau menghancurkan aset
untuk mengurangi aset karena dianggap tidak dapat dimanfaatkan lagi.
8. Pembaharuan Aset
Pada banyak kasus aset yang dianggap tidak produktif bisa diperbaharui sehingga
dapat dimanfaatkan lagi sampai umur ekonomisnya berakhir. Pembaharuan atau
peremajaan tersebut dilakukan dalam bentuk perbaikan atau penggantian suku
cadang sehingga aset dapat bekerja seperti kondisi semula.

2. a. Jelaskan ada berapa cara pengadaaan barang dan jasa pemerintah?


Jawab:
Metode Pemilihan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah:
• Penunjukan Langsung, menunjuk langsung satu penyedia barang atau jasa. Pihak
pemerintah dapat langsung melakukan negosiasi dengan pihak yang bersangkutan
untuk memperoleh harga yang sesuai dengan barang atau jasa yang diminta.
• Pengadaan Langsung, pengadaan jasa konsultansi dengan nilai paling tinggi Rp
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk memenuhi kebutuhan operasional
K/L/D/I.
• Kontes/Sayembara, mengadakan kontes untuk menguji gagasan, kreativitas, serta
inovasi para peserta sehingga didapatkan konsultan yang dinilai paling layak dan
kompeten untuk pekerjaan tersebut. Gagasan para peserta akan dinilai oleh tim ahli
bidang tersebut. Persyaratan teknis akan ditetapkan oleh ULP atau Pejabat Pengadaan
dengan masukan tim ahli.
Sedangkan pemilihan penyedia jasa dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut:
• Pelelangan umum, pemilihan penyedia barang atau jasa yang diikuti oleh semua
penyedia barang atau jasa yang memenuhi syarat
• Pelelangan terbatas, pekerjaan yang diyakini membutuhkan keahlian yang kompleks
sehingga hanya dapat diikuti oleh beberapa penyedia saja. Pekerjaan yang ditawarkan
biasanya membutuhkan peralatan dengan spesifikasi khusus, resiko tinggi, dan
teknologi yang canggih. Nilai proyek adalah di atas Rp 100.000.000.000,- (seratus
miliah rupiah).
• Pemilihan langsung, apabila biaya untuk mengadakan pelelangan dianggap tidak
efisien. Pemilihan langsung dilakukan dengan membandingkan penawaran dari
minimal 3 penawaran penyedia barang atau jasa yang telah lulus prakualifikasi. Nilai
pekerjaan yang paling tinggi adalah Rp 200.000.000, – (dua ratus juta rupiah).
Pengumuman dapat dilakukan lewat internet.
• Penunjukan langsung, menunjuk langsung satu penyedia barang atau jasa yang
dianggap berkompetensi untuk menyelesaikan proyek tersebut.
• Pengadaan langsung, pengadaan jasa konsultansi dengan nilai paling tinggi Rp
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

b. Bagaimana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah, apakah sudah efektif
atau justru banyak menimbulkan perilaku negatif (sertakan dengan data-data)!
Jawab:
Menurut saya PBJ saat ini masih kurang efektif, hal itu dikarenakan masih banyak
terdapat kasus korupsi saat pengadaan barang dan jasa pemerintah dilakukan. Sekitar 80%
korupsi PBJ oleh oknum penguasa dan pengusaha termasuk oknum legislatif , misalnya
Proyek Pengadaan Al-Quran, E-KTP, Pesawat Terbang, Buku dll sampai kepada proyek-
proyek kecil PBJP kabupaten dan kota seluruh Indonesia. Pada tahun 2017 misalnya,
ada sekitar 241 kasus korupsi terkait dengan PBJ, jumlah ini naik dari tahun
sebelumnya yang hanya 195 kasus (sumber: Kompas.com). Indonesia Corruption
Watch (ICW) mencatat kasus-kasus korupsi PBJ, ada 11 modus. Di antaranya yakni
penyalahgunaan anggaran sebanyak 67 kasus, mark up 60 kasus, kegiatan proyek fiktif
33 kasus dan penyalahgunaan wewenang 26 kasus. Total kerugian negara akibat
korupsi pengadaan barang dan jasa pada 2017 mencapai Rp 1,5 triliun. Kasus korupsi
pengadaan barang dan jasa menjerat kepala daerah, legislator, para SKPD hingga
korporasi.
Oleh karena itu hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan terkait dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah, maka perlu
dilakukan sosialisasi massif atas peraturan pengadaan barang dan jasa pemerintah, agar
pelaku PBJ dan masyarakat memahami secara komprehensif, guna tidak terjadi
kesalahpahaman atau kelalaian dalam penerapannya. Selain sosialisasi kepada pelaku
dan/atau pelaksana proyek PBJ (penguasa dan pengusaha), juga paling penting adalah
sosialisasi kepada para penegak hukum itu sendiri. Agar lebih memahami petunjuk-
petunjuk dan modus korupsi dalam PBJ atau yang berpotensi terjadinya unsur-
unsur korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu harus mendahulukan teknologi atau
hasil produk lokal dan bukan mendahulukan produk asing, pula mengutamakan para
pelaku usaha kecil menengah (UKM) dalam proses pengadaan barang dan jasa
pemerintah dari pada pengusaha besar atau konglomerasi terlebih perusahaan asing.
Terpenting pula harus memperhatikan dan taat pada azas manfaat dari prasarana dan
sarana persampahan yang diadakan tersebut, jangan asal mengadakan saja, ahirnya
barang tersebut jadi mubadzir.

3. Apa manfaat mapping aset daerah?


Jawab: Manfaat dari maping aset daerah adalah:
 Dapat memudahkan mengetahui pada Dinas/Instansi mana aset itu berada
 Dapat memudahkan lokasi dari aset berada
 Dapat memudahkan untuk mengetahui segala sesuatu tentang setiap aset
tersebut. Sehingga dapat memudahkan dalam bekerja selanjutnya tentang aset
daerah ini.

4. Bagaimana pelaksanaan maping aset daerah saat ini?

Menurut pendapat saya pelaksanaan maping aset Pemerintah Daerah memiliki beragam
karakteristik serta berada dalam posisi geografis yang tersebar, sehingga pendekatan
keruangan (spatial) dalam pengelolaan aset menjadi sangat penting. Beberapa jenis aset
tertentu bersifat sensitif terhadap variabel ruang, yaitu aset tanah (land) dan bangunan.
Kedua jenis aset ini memiliki nilai yang sangat signifikan dibandingkan aset-aset lainnya,
serta mengandung potensi ekonomis yang sangat besar. Adapun permasalahan yang timbul
dengan begitu banyak pemerintah daerah yang berada diwilayah Provinsi Sumatera Selatan
adalah perencanaan pemanfaatan aset yang belum optimal karena aset yang dimiliki
pemerintah Provinsi Sumatera Selatan jumlahnya banyak dan tersebar secara geografis di
beberapa wilayah Kabupaten dan Kota. Adapun solusi dari permasalahan yang
dimunculkan yaitu dengan memanfaatkan GIS (Geographic Information System) untuk
pemetaan aset daerah.

5. Mengapa legal audit diperlukan dalam aset public?

Manajemen aset seharusnya sudah menjadi rutinitas dari manager/bagian yang tugas dan
tanggung jawabnya membidangi pencatatan/pembukuan dan/atau pengelolaan aset. setiap
ada penambahan atau pengurangan aset seharusnya langsung dilakukan
pencatatan/pembukuan dan pemeriksaan terhadap legal status dari aset yang bersangkutan.
Legal audit akan menjadi lebih penting dalam hal akan ada dilakukan penyerahan aset
dalam rangka KPBU atau B to B

6. Jelaskan objek dan dokumen apa saja yang akan diaudit?


a. Meminta dokumen yang dibutuhkan:
Dokumen tersebut dapat mencakup salinan Laporan Audit sebelumnya, rekening
koran, nota keuangan, dan buku besar. Selain itu, Auditor juga dapat meminta bagan
organisasi klien bersama dengan daftar nama dewan dan komite terkait.
b. Mempersiapkan rencana proses audit
Auditor akan menyusun rencana audit sesuai workshop atau diskusi yang sudah
dilakukan oleh tim Audit.
c. Menjadwalkan rapatkan audit
Di dalam Rapat Terbuka, Auditor akan mempresentasikan Ruang Lingkup Audit
(Audit Scope), lama waktu pelaksanaan audit, dan masalah lain yang perlu dibahas
terkait pelaksanaan Audit.
d. Memulai pekerjaan lapangan
Kerja Lapangan kemudian dilaksanakan dengan berkomunikasi kepada anggota staf
dan meninjau Prosedur dan Proses Audit.
e. Menyusun laporan
Laporan Audit akan merangkum segala kesalahan matematis, temuan yang bersifat
material dan tidak material, pembayaran yang diotorisasi tetapi tidak dibayar, dan
temuan-temuan lainnya.
f. Menyiapkan rapat penutupan proses audit
Pada Rapat Penutupan, semua pihak yang terlibat akan mendiskusikan Laporan
Audit dan tanggapan manajemen secara matang. Jika terdapat masalah lain, mereka
akan langsung menyelesaikan dan mencari solusinya pada Rapat Penutupan.

Anda mungkin juga menyukai