Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEPEMIMPINAN

“Memilih, Melatih Pemimpin dan Kecerdasan Kepemimpinan”

Dosen : Drs, I Dewa Nyoman, SH, M.Si.


Disusun Oleh :
Marda Ari Setiyani (1813221023)
Bagus Priyono (1813221054)
Nurmanda Etika Sari (1813221061)
Irfan Zidny (1813221015)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran.
Tidak menutup kemungkinan Makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu
mudah-mudahan para pembaca dapat memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.

Surabaya, 4 April 2019

Penyusun
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kepemimpinan adalah suatu bentuk dominasi yang didasari oleh


kapabilitas/kemampuan pribadi, yaitu mampu mendorong dan mengajak orang lain untuk
berbuat sesuatu guna mencapai tujuan bersama. kepemimpinan tersebut juga berdasar pada
akseptansi/penerimaan oleh kelompok, dan pemilikan keahlian khusus pada satu situasi
khusus. Dalam masyarakat modern yang banyak menonjolkan individualisme sekarang banyak
terdapat orang sangat ambisius, bahkan paling ambisius untuk muncul menjadi pemimpin demi
kepentingan-kepentingan pribadi. orang yang teramat suka menonjolkan dan mengiklankan
diri itu dengan segala upaya licik ingin menjabat kursi kepemimpinan. Untuk mendapatkan
tenaga-tenaga kepemimipinan bagi bermacam-macam usaha yang diciptakan masyarakat
modern, juga untuk keperluan-keperluan proses regenerasi (penggantian dari generasi tua ke
generasi penggantinya), diperlukan penyiapan dan pembinaan calon-calon. tugas ini terutama
dibebankan kepada pemerintah dan partai-partai politik. juga dilakukan oleh organisasi-
organisasi masyarakat atau sosial yang menyelenggarakan bermacam-macam kegiatan
kemasyarakatan, emikian juga pemimpin tertinggi pemerintahan dan para top manager di dunia
bisnis harus memilih pembantu-pembantunya untuk meringankan tugas-tugas kepemimpinan.
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon pemimpin, dan kegiatan-kegiatan yang
harus diperlukan untuk melatih para calon/ kandidat tersebut.

BAB II PEMBAHASAN

I. MEMILIH CALON PEMIMPIN

Persyaratan paling utama bagi seorang calon pemimpin ialah dapat memimpin orang
lain ke arah pencapaian tujuan organisasi, dan dapat menjalin komunikasi antar manusia,
karena organisasi itu selalu bergerak atas dasar interaksi antar manusia.

Menurut O. Jeff Harris bahwa orang-orang yang perlu dipilih sebagai kandidat-kandidat
atau calon pemimpin adalah mereka yang mempunyai kualifikasi antara lain sebagai berikut:
1. Memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab.

Mernerima tanggungjawab kepemimpinan mengandung resiko menerima sanksi-sanki


tertentu bila ia tidak mampu mencpai hasil yang diharapkan.

2. Kemampuan untuk menjadi perseptif

Presepsi adalah kemampuan untuk melihat dan menanggapi realitas nyata, dalam hal
ini pemimpin perlu mempunyai daya presepsi disertai kepekaan yang tinggi terhadap semua
situasi organisasi yang dibawahinya yaitu mengamati segi-segi kekuatan kelemahan.

3. Kemampuan untuk menanggapi secara objektif

Objektifitas merupakan kemampuan untuk melihat masalah-masalah secara rasional,


impersonal (zakelijk) tanpa prasangka objektifitas adalah kelanjutan dari perspektifitas
dengan mengabaikan sebanyak mungkin factor-faktor pribadi dan emosional yang
mengakibatkan kaburnya kenyataan.

4. Kemampuan untuk menetapkan prioritas secara tepat

Seorang pemimpin itu harus didahulukan, dan mana yang kurang penting sehingga bias
ditunda pelaksanaannya. Jadi, mampu mengambek-paramartakan pemecahan masalah,
juga sanggup memilih keputusan secara bijaksana dari sekian banyak alternative dengan
tepat.

5. Kemampuan untuk berkomunikasi.

Kemampuan untuk memberikan infirmasi dengan cermat, tepat dan jelas juga
kemampuan untuk menerima informasi dari luar dengan kepekaan tinggi, merupakan syarat
mutlak pemimpinyang efektif, dia mampumenjabarkan “bahasa policy” kedalam “bahasa
operasional” yang jelas dan singkat, maka segenap tanggung jawabnya akan menjadi lebih
mudah sehubungan dengan tugas-tugas yang harus di distribusikan kepada bawahan.

II. PEMBINANAAN KEPEMIMPINAN PEMUDA INDONESIA


Selanjutnya beberapa landasan bagi pembinaan kepemimpinan pemuda Indonesia, kami
sebutkan di bawah ini:

A. Landasan Ideologi dan Konstitusional


1. Landasan Ideologi:
Pancasila sebagai sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di segenap
wilayah negara Republik Indonesia harus menjadi landasan ideologi; sekaligus
juga merupakan pancaran sikap setiap insan Indonesia, terutama dari para
pemimpin bangsa. Khususnya pemimpin pemuda sebagai perus/pelanjut/pewaris
kepemimpinan bangsa harus melandasi ideologinya dengan pancasila.
2. Landasan konstitusional;
Undang-undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum tertulis yang tinggi dan
merupakan perwujudan kehendak Pancasila secara konkrit. Undang-undang
Dasar 1945 merupakan pula bagian yang tidak terpisahkan dari pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa; serta mengikat setiap warga negara
republik Indonesia secara yuridis formal – inklusif para pemimpin.

B. Landasan Kultural:

Sikap hidup kekeluargaan dan kegotong-royongan sebagai nila-nilai luhur kultural bangsa
indonesia harus melandasi cara berpikir dan berprilaku pemimpin Indonesia.

C. Landasan Strategis

Landasan strategis dalam mewujudkan pealatihan Kepemimpinan Pemuda Indonesia


adalah Garis-garis Besar Haluan Negara (TAP MPR No. IV/MPR/1978), antara lain berisi:

1. Pengembangan generasi pemuda diarahkan untuk mempersiapkan kader-kader


penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, dengan memberikan
bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme,
idealisme, keperibadian dan budi pekerti yang luhur. Untuk usaha tersebut di atas
perlu diciptakan iklim yang sehat, sehingga memungkinkan kreativitas generasi
muda berkembang secara wajar, disertai disiplin tinggi. Maka perlu adanya usaha
bimbingan secara wajar dan bertanggung jawab. Dalam kerangka itu perlu
diadakan usaha guna mengembangkan generasi muda; yaitu melibatkan angkatan
muda dam proses kehidupan berbangsa dan bernegara, serta pelaksanaan
pembangunan nasional.
2. Pengembangan wadah pembinaan generasi muda seperti sekolah-sekolah,
organisasi olah raga dan lain-lainnya perlu terus ditingkatkan. Untuk itu antara
lain diusahakan bertambahnya fasilitas dan sarana yang bisa dipakai bagi
pengembangan potensi kepemudaan.
3. Perlu adanya suatu kebijaksanaan nasional tetang kepemudaan secara
menyeluruh dan terpadu bagi upaya pemengembangan segenap potensi dan bakat
generasi muda indonsia dalam menempuh perjalanan kehidupan berbangsa bagi
setiap insan warga negara Indonesia

D. Landasan Operasional
1. Keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0323/1987, tentang
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, yang memberikan
penjelasan tentang landasan, pengertian-pengertian, masalah dan potensi
generasi muda; asas, arah dan tujuan pembinaan serta pengembangan generasi
muda, strategi dan sasaran, jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda
serta melaksanakan kebijaksanaan yang menyeluruh dan terpadu.
2. Keputusan Presiden No. 23 Tahun 1979 tentang Badan Koordinasi
Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, merupakan
perwujudan dari amanat GBHN, untuk lebih meningkatkan koordinasi dan
penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan generasi muda secara
menyeluruh dan terpadu

III. KEGAGALAN DALAM PROSES MEMILIH PEMIMPIN

1. Kurang tepatnya cara pemilihan calon pemimpin misalnya lewat sistem kataballetje,
pilih kasih, system kruiwagen (mendahulukan kawan dan sanak saudara untuk
mendapatkan fasilitas), nepotisme (mendahulukan keluarga, dan teman sendiri untuk
mendapat jabatan), dan lain-lain.
2. Tanpa melalui sistem tes secara objektif, seleksi dan pengujian fisik serta mental
terlebih dahulu.
3. Tugas-tugas yang harus dipikul oleh “calon pemimpin” tadi ada jauh di atas daya-pikul
dan kapabilitasnya.
4. Tidak diterimanya oleh bawahan, karena pimpinan yang diangkat itu tidak mampu
menyesuaikan diri dalam iklim sosial dan iklim psikis baru.
5. Oleh perubahan tugas atau mutasi yang mendadak dan kurang adanya adaptasi (daya
penyesuaian diri),dan kurang kemampuan teknisnya.

Karena itu diperlukan training sebelum menentukan pemimpin. Training atau latihan-
latihan kepemimpinan ini harus mendorong calon untuk melakukan perubahan sikap, agar
mereka menjadi pemimpin yang efisien.

Dibeberapa mata pelajaran yang dapat menunjang kemampuan memimpin, dan bisa
melancarkan interaksi antar manusia dalam kelompok kerja, antara lain ialah :

1. Pemimpin dan kepemimpinan


2. Teknik pengambilan keputusan
3. Administrasi, organisasi manajemen
4. Komunikasi (hubungan antara manusia)
5. Psikologi sosial
6. Tingkah laku manusia di dalam organisasi
7. Kepekaan atau sensitivitas
8. Teori konflik, dan lain-lain.

IV. KRITERIA KEBERHASILAN KEPEMIMPINAN

Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktivitas efektifitas


pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktivitas naik dan semua
tugas dilakukan dengan efektif, makai a disebut pemimpin yang berhasil, sedang apabila
produktivitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam jangka waktu
tertentu makai a disebut pemimpin yang gagal.
Untuk memastikan keberhasilan kepemimpinan seseorang secara tepat dan cermat adalah su;it
sekali, yaitu:
1. Sukar menilai tingkah laku manusia yang sering “tersembunyi”, tertutup, dan tidak
terduga-duga.
2. Sulit menentukan kriteria objektif sebagai panutan untuk menilai.
3. Sukar pula untuk menilai secara murni objektif, karena semua penilai pasti
mengandung unsur subjektivitas.
4. Sulit menilai “keberhasilan”, karena harus ditinjau dan dikaitkan dengan macam-
macam aspek yaitu
5. aspek teknis, administratif-manajerial, dan sosial atau manusiawi.

Namun demikian ada beberapa indikator yang dapat di pakai sebagai petunjuk keberhasilan
kepemimpinan dalam suatu organisasi, sebagai berikut :

1. Meningkatkan hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh organisasi (aspek


ekonomis dan
2. teknis).
3. Semakin rapinya sistem administrasi dan makin efektifnya manajemen.
4. Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang lebih
sifatnya human.

V. PROGRAM LATIHAN

Untuk dapat menyusun suatu program latihan yang tepat dan sukses, perlu mempersiapkan
beberapa langkah yaitu :

1. Menentukan tujuannya
2. Menentukan kebutuhan latihan
3. Memilih mata pelajaran.

Pada latihan kepemimpinan ini banyak difokuskan latihan berkomunikasi dan melakukan
pendekatan secara manusiawi atau human relations, dengan bantuan belajar dalam sindikat,
study kasus, metode diskusi, permainan peranan (role playing), dan latihan kepekaan. Dengan
bantuan metode tersebut orang dipaksa belajar berbicara, bertukar pikiran, ikut merasakan, dan
memecahkan masalah.

VI. IKHTISAR

Setiap funsi manajemen memerlukan pemimpin dan kepemimpinan . tanpa ini


organisasi akan kacau dan terhambat – hambat . sebab, seorang manajer yang bukan pemimpin,
pasti tidak akan memiliki keterampilan memimpin untuk melaksanakan tugas – tugas managing
yang baik. Tiga determinan yang ikut menentukan efektifitas beroperasinya kepemimpinan
ialah :

1. Faktor pribadi/ person dengan segala kualitas unggulnya.


2. Faktor posisi sehubungan dengan fungsi dan tugas – tugas pemimpinan
3. Faktor situasi dan tempat yang khusus, yang memerlukan tipe kepemimpinan yang
khusus pula.

Selanjutnya ada beberapa kekuatan yang erat kaitannya dengan kepemimpinan, yaitu :

A. Kekuatan “coercive” yang menekan dan memaksa


B. Kekuatan dengan memberikan pengargaan
C. Kekuatan sah/ legitim
D. Kekuatan oleh pemilikan keahlian atau expert
E. Kekuatan karena proses identifikasi

Di masa sekarang ini , untuk keperluan pembangunan di segala sektor kehidupan, di


perlukan adanya manajemen pembangunan masyarakat Indonesia, yaitu kita gali dari tiga
bahan pokok yaitu:

1. Kealiran dan ajaran–ajaran kuno warisan para leluhur kita mengenai kepemimpinan dan
manajemen
2. Esensi dari manajemen modern yang bersal dari Negara – Negara barat , yang sudah
disaring dan di ujicobakan , serta cocok dengan situasi kondisi di tanah air sekarang.
3. Realitas hidup bangsa Indonesia di masa sekarang denga n unsure filsafat hidup ,
norma, nilai, cita – cita dan kebudayaan bangsa Indonesia yang semuanya
“nonmanajemen sifatnya dalam menggapai masa depan yang lebih sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

http://pcpmlewisari23.blogspot.com/2016/02/memilih-dan-melatih-pemimpin-pembinaan.html

http://tulisantangankudi.blogspot.com/2013/08/memilih-pemimpin-dan-melatih.html

http://jeffryfran.blogspot.com/2012/04/manajemen-dan-kepemimpinan-determinan.html

Anda mungkin juga menyukai