Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
Persyaratan paling utama bagi seorang calon pemimpin ialah dapat memimpin orang
lain ke arah pencapaian tujuan organisasi, dan dapat menjalin komunikasi antar manusia,
karena organisasi itu selalu bergerak atas dasar interaksi antar manusia.
Menurut O. Jeff Harris bahwa orang-orang yang perlu dipilih sebagai kandidat-kandidat
atau calon pemimpin adalah mereka yang mempunyai kualifikasi antara lain sebagai berikut:
1. Memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab.
Presepsi adalah kemampuan untuk melihat dan menanggapi realitas nyata, dalam hal
ini pemimpin perlu mempunyai daya presepsi disertai kepekaan yang tinggi terhadap semua
situasi organisasi yang dibawahinya yaitu mengamati segi-segi kekuatan kelemahan.
Seorang pemimpin itu harus didahulukan, dan mana yang kurang penting sehingga bias
ditunda pelaksanaannya. Jadi, mampu mengambek-paramartakan pemecahan masalah,
juga sanggup memilih keputusan secara bijaksana dari sekian banyak alternative dengan
tepat.
Kemampuan untuk memberikan infirmasi dengan cermat, tepat dan jelas juga
kemampuan untuk menerima informasi dari luar dengan kepekaan tinggi, merupakan syarat
mutlak pemimpinyang efektif, dia mampumenjabarkan “bahasa policy” kedalam “bahasa
operasional” yang jelas dan singkat, maka segenap tanggung jawabnya akan menjadi lebih
mudah sehubungan dengan tugas-tugas yang harus di distribusikan kepada bawahan.
B. Landasan Kultural:
Sikap hidup kekeluargaan dan kegotong-royongan sebagai nila-nilai luhur kultural bangsa
indonesia harus melandasi cara berpikir dan berprilaku pemimpin Indonesia.
C. Landasan Strategis
D. Landasan Operasional
1. Keputusan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0323/1987, tentang
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, yang memberikan
penjelasan tentang landasan, pengertian-pengertian, masalah dan potensi
generasi muda; asas, arah dan tujuan pembinaan serta pengembangan generasi
muda, strategi dan sasaran, jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda
serta melaksanakan kebijaksanaan yang menyeluruh dan terpadu.
2. Keputusan Presiden No. 23 Tahun 1979 tentang Badan Koordinasi
Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, merupakan
perwujudan dari amanat GBHN, untuk lebih meningkatkan koordinasi dan
penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan generasi muda secara
menyeluruh dan terpadu
1. Kurang tepatnya cara pemilihan calon pemimpin misalnya lewat sistem kataballetje,
pilih kasih, system kruiwagen (mendahulukan kawan dan sanak saudara untuk
mendapatkan fasilitas), nepotisme (mendahulukan keluarga, dan teman sendiri untuk
mendapat jabatan), dan lain-lain.
2. Tanpa melalui sistem tes secara objektif, seleksi dan pengujian fisik serta mental
terlebih dahulu.
3. Tugas-tugas yang harus dipikul oleh “calon pemimpin” tadi ada jauh di atas daya-pikul
dan kapabilitasnya.
4. Tidak diterimanya oleh bawahan, karena pimpinan yang diangkat itu tidak mampu
menyesuaikan diri dalam iklim sosial dan iklim psikis baru.
5. Oleh perubahan tugas atau mutasi yang mendadak dan kurang adanya adaptasi (daya
penyesuaian diri),dan kurang kemampuan teknisnya.
Karena itu diperlukan training sebelum menentukan pemimpin. Training atau latihan-
latihan kepemimpinan ini harus mendorong calon untuk melakukan perubahan sikap, agar
mereka menjadi pemimpin yang efisien.
Dibeberapa mata pelajaran yang dapat menunjang kemampuan memimpin, dan bisa
melancarkan interaksi antar manusia dalam kelompok kerja, antara lain ialah :
Namun demikian ada beberapa indikator yang dapat di pakai sebagai petunjuk keberhasilan
kepemimpinan dalam suatu organisasi, sebagai berikut :
V. PROGRAM LATIHAN
Untuk dapat menyusun suatu program latihan yang tepat dan sukses, perlu mempersiapkan
beberapa langkah yaitu :
1. Menentukan tujuannya
2. Menentukan kebutuhan latihan
3. Memilih mata pelajaran.
Pada latihan kepemimpinan ini banyak difokuskan latihan berkomunikasi dan melakukan
pendekatan secara manusiawi atau human relations, dengan bantuan belajar dalam sindikat,
study kasus, metode diskusi, permainan peranan (role playing), dan latihan kepekaan. Dengan
bantuan metode tersebut orang dipaksa belajar berbicara, bertukar pikiran, ikut merasakan, dan
memecahkan masalah.
VI. IKHTISAR
Selanjutnya ada beberapa kekuatan yang erat kaitannya dengan kepemimpinan, yaitu :
1. Kealiran dan ajaran–ajaran kuno warisan para leluhur kita mengenai kepemimpinan dan
manajemen
2. Esensi dari manajemen modern yang bersal dari Negara – Negara barat , yang sudah
disaring dan di ujicobakan , serta cocok dengan situasi kondisi di tanah air sekarang.
3. Realitas hidup bangsa Indonesia di masa sekarang denga n unsure filsafat hidup ,
norma, nilai, cita – cita dan kebudayaan bangsa Indonesia yang semuanya
“nonmanajemen sifatnya dalam menggapai masa depan yang lebih sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
http://pcpmlewisari23.blogspot.com/2016/02/memilih-dan-melatih-pemimpin-pembinaan.html
http://tulisantangankudi.blogspot.com/2013/08/memilih-pemimpin-dan-melatih.html
http://jeffryfran.blogspot.com/2012/04/manajemen-dan-kepemimpinan-determinan.html