Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perilaku individu didalam kelompok merupakan sesuatu yang lebih dari
sekedar total jumlah dari setiap tindakan dengan cara mereka sendiri-sendiri. Ketika para
individu berada dalam kelompok, meraka bertindak berbeda daripada ketika mereka
sedang sendirian.
Setiap orang dalam suatu organisasi terlibat atau melibatkan diri dalam suatu
teamwork. Dengan kata lain, setiap orang akan terlibat dalam hubungan yang saling
ketergantungan dan saling berhubungan dengan orang lain.Hal ini tidak terlepas dari sifat
manusia yang merupakan makhluk social yang harus berinteraksi dengan sesamanya
dalam bentuk kerja sama di suatu tim untuk melakukan aktifitas sehari – hari, bahkan
untuk hal – hal yang bersifat individualpun tetap memerlukan suatu tim agar dapat
berfungsi dengan baik.Suatu peranan kelompok atau tim sangat penting dalam
meningkatkan era teknologi organisasi.hal ini menunjukkan bahwa mereka yang bekerja
dalam teamwork lebih sukses dari pada bekerja sendiri.Jadi dengan demikian dapat
dikatakan bahwa seseorang yang berhasil mencapai suatu kesuksesan karena adnya kerja
sama dengan orang lain melalui suatu teamwork.
Pengertian teamwork menurut Alo(2004), adalah kelompok yang berfungsi
menyelesaikan sebagian tugas penting.Kemudian kelompok atau tim yang melakukan
penelitian dapat diklasifikasikan sebagai konjungtif work group,dimana semua anggota
tim menampilkan aktifitas yang berbeda- beda tetapi aktifitas tersebut saling berhubungan
satu sama lain dan tugas – tugas dilakukan,diarahkan untuk memenuhi tujuan bersama.
Sementara itu,dalam suatu teamwork diperlukan komunikasi baik sesama
anggota tim maupun dengan orang lain diluar anggota tim.Dengan demikian komunikasi
merupakan komponen penting untuk membangun suatu teamwork. Untuk membangun
kegiatan sinergi dalam sebuah tim juga diperlukan komunikasi yang efektif antar sesama
anggota tim, agar tujuan bersama dapat tercapai, karena setiap anggota tim memiliki
tugas-tugas yang berbeda –beda namun saling berhubungan dan saling ketergantungan.
Bagaimanapun hebatnya kemampuan individu dalam suatu tim, akan mendapat masalah

1|Page
kalau tidak dapat berkomunikasi dengan efektif antar anggota tim. Jadi komunikasi terjadi
apabila terdapat kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi, maka komunikasi tidak
terjadi(tidak komunikatif).dengan adanya fenomena seperti ini,maka komunikasi yang
efektif perlu dibangun dalam suatu tindak karena jika seseorang salah dalam
berkomunikasi,maka orang yang dijadikan sasaran akan mengalami salah persepsi, yang
pada gilirannya terjadi salah interpretasi,kemudian akan menimbulkan salah
pengertian.dalam hal-hal tertentu salah pengertian ini dapat menimbulkan salah perilaku.

1.2 Tujuan
 Memberikan informasi kepada pembaca khususnya dikalangan mahasiswa agar
memahami tentang perilaku kelompok dan teamwork..
 Agar pembaca dapat membedakan antara perilaku kelompok dengan teamwork.
 Agar pembaca dapat mengaplikasikan ke dunia nyata.
 Untuk dapat membangun kegiatan yang sinergi dalam sebuah tim.

1.3 Manfaat
 Lebih memahami tentang perilaku kelompok dan teamwork.
 Dapat membedakan perilaku kelompok dengan teamwork.
 Pembaca bisa mengaplikasikan ke dunia nyata.
 Mahasiswa dapat membangun kegiatan yang sinergi dalam sebuah tim

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Difinisi dan Klasifikasi Kelompok


2.1.1. Definisi Kelompok
Sebuah kelompok dapat didefinisikan sebagai dua individu atau lebih
yang berinteraksi dan saling bergantungan, bergabung untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu.

2.1.2. Klasifikasi Kelompok


1. Kelompok formal(formal group)
Kelompok formal adalah kelompok kerja yang ditugaskan dan
didefinisikan oleh struktur organisasi, dengan penentuan tugas
berdasarkan penunjukan, penugasan kerja.Dalam kelompok-kelompok
formal, perilaku yang harus ditunjukkan oleh seseorang ditetapkan dan
diarahkan menuju tujuan-tujuan organisasi.Contoh kelompok formal yaitu
enam anggota yang menjadi awak sebuah pesawat terbang.
kelompok formal dibagi menjadi dua yaitu
1. Kelompok komando
Kelompok komando yaitu kelompok yang terdiri atas individu-
individu yang melapor secara langsung kepada pimpinan. Sealin itu
semua lkelompok komando merupakan kelompok tugas, tetapi
kelompok tugas dapat memotong melintasi organisasi, hal sebaliknya
belum tentu benar.
2. Kelompok tugas
Kelompok tugas yaitu mereka yang bekerja bersama untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Tetapi batasan-batasan sebuah
kelompok tugas tidak terbatas secara hirarkis pada atasan
langsungnya. Kelompok tersebut dapat memotong kelompok komando.
2. Kelompok informal(informal group)
3|Page
Kelompok informal adalah kelompok yang tidak terstruktur formal
atau tidak ditetapkan secara organisasional, Dalam lingkungan
kerjaKelompok-kelompok semacam ini terbentuk secara alamiah sebagai
suatu tanggapan terhadap kebutuhan atau kontak sosial. Kelompok informal
memberikan fungsi yang paling penting dengan cara memuaskan kebutuhsn
social para anggotanya. Karena interaksi yang disebabkan oleh kedekatan
pekerjaan atau tugas sangat mempengaruhi perilaku dan kinerja kelompok.
kelompok informal dibagi menjadi dua yaitu
1. Kelompok kepentingan
Kelompok kepentingan yaitu mereka yang bekerja bersama
untuk mencapai suatu tujuan dengan kepentingan masing-masing.
2. Kelompok persahabatan
Kelompok persahabatan yaitu mereka yang berkumpul bersama
karena memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik.

2.2. Konsep Dasar Kelompok


Konsep dasar kelompok berikut ini berusaha mengembangkan keyakinan
bahwa kelompok tidak sekedar terbentuk oleh adanya gerombolan orang banyak.Tetapi
kelompok memiliki suatu struktur yang membentuk prilaku dari anggotanya.Berikut
konsep dasar kelompok.
1. Peran
Peran yaitu Serangkaian pola perilaku yang diharapkan dikaitkan erat
dengan seseorang yang menempati posisi tertentu dalam sebuah unit
social.Pemahaman tentang perilaku peran dapat disederhanakan secara dramatis
jika masing-masing dari kita memilih suatu peran dan memainkannya secara
regular dan konsisten.Kelompok yang berbeda menuntut persyaratan peran yang
berbeda terhadap orang-orang. Dan kita dapat lebih memahami perilaku individu
dalam situasi khusus jika kita mengetahui peran apa yang sedang dimainkan oleh
orang tersebut.
2. Norma
Norma yaitu Standar-standar perilaku yang dapat diterima dalam sebuah
kelompok yang dirasakan bersama-sama oleh para anggota kelompok
tersebut.Norma sangat berpengaruh pada kinerja pekerja secara individu. Ketika
disetujui dan diterima oleh kelompok, norma bertindak sebagai alat dalam
4|Page
mempengaruhi prilaku anggota kelompok dengan pengendalian eksternal yang
minimum. Kunci utama untuk diingat mengenai norma adalah bahwa kelompok
menggunakan tekanan terhadap anggotanya untuk menuntun perilaku anggota
tersebut agar menyesuaikan diri dengan standar kelompok
3. Status
Status yaitu sebuah definisi atau pangkat yang didefinisikan secara social
yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok orang lain. Status
merupakan factor yang penting dalam memahami perilaku karena status
merupakan motivator yang berpengaruh dan memiliki konsekuensi. Status
merupakan pembedaan peningkatan gengsi, posisi atau peringkat di dalam suatu
kelompok. Menurut William F. White “Oraang-orang akan bekerja lebih sopan jika
pegawai dengan status yang lebih tinggi memulai kebiasaan suatu tindakan
terhadap pegawai dengan status yang lebih rendah.”
4. Ukuran
Ukuran dari suatu kelompok dapat mempengaruhi perilaku kelompok
secara keseluruhan. Salah satu penemuan yang paling penting sehubungan dengan
ukuran dari suatu kelompok diberi nama social loafing maksudnya adalah
kecenderungan individu untuk memberikan hanya sedikit usaha ketika bekerja
secara kolektif disbanding jika mereka bekerja secara individu. Hal ini secara
langsung menantang logika bahwa produktifitas dari kelompok tersebut secara
keseluruhan setidaknya harus sama dengan jumlah produktifitas dari seluruh
individu di dalam kelompok tersebut.
5. Kekohesifan (Kekompakan)
Kekohesifan yaitu Tingkat dmana para anggota kelompok saling tertarik
satu sama lain dan termotivasi untuk tinggal di dalam kelompok tersebut. Studi-
studi secara konsiten meperlihatkan bahwa hubungan kekompakan dengan
produktifitas tergantung pada norma kinerja yang dibangun oleh kelompok
tersebut. Semakin kompak kelompok tersebut, para anggota semakin mengarah
pada tujuannya. Jika norma kinerja tinggi maka suatu kelompok yang kompak akan
lebih produktif daripada kelompok yang kurang kompak. Namun jiaka
kekompakannya tinggi dan norma kinerjanya rendah, produktifitas akan rendah.
Jika kekompakan rendah dan normam kinerjanya tinggi maka produktifitas
meningka, namun kurang dari kelompok yang tinggi niali kekompakannya dan

5|Page
tinggi situasi normany.Bila kekompakan dan norma kenerjanya rendah, maka
tidak aka nada pengaruh yang signifikan terhadap produktifitas.

6. Komposisi
Kebanyakan aktivitas kelompok memerlukan berbagai kemampuan dan
pengetahuan. Dengan syarat tersebut, maka akan lebih logis untuk menyimpulkan
bahwa kelompok-kelompok heterogen (terdiri dari individu-individu yang tidak
sama) mungkin akan lebih memiliki kemampuan dan informasi yang beragam dan
mestinya lebih efektif dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang homogen.
Namun kelompak yang heterogen secara cultural lebih bnyak memiliki
kesulitandalam mempelajari cara bekerja antara yang satu dengan yang lainnya
dsn juga dalam pemecahan masalah.

2.3. Pengambilan Keputusan Kelompok


Dalam pengambilan keputusan kelompok pasti mempunyai kekurangan dan
kelebihan.Kekurangannya yaitu Akuntabilitas menjadi lebih tidak jelas, keputusan
kelompok tidak efisien, karena menghabiskan waktu yang lebih lama serta lebih banyak
sumber daya dalam mencapai solusi.Kelebihannya yaitu kelompok menghasilkan
informasi dan ilmu pengetahuan yang lebih komplit,kelompok menghasilkan lebih
banyak input dalam proses pengambilan keputusan,kelompok menghasilkan keputusan
yang lebih berkualitas lebih tinggi, dari segi efektifitas,keputusan kelompok merupakan
hal yang terbaik,keputusan tersebut menghasilkan lebih banyak alternative,lebih
kreatif,lebih akurat.
Memilih teknik pengambilan keputusan kelompok yang terbaik.Bentuk
pengambilan keputusan yang paling umum adalah dengan interaksi tatap muka
kelompok.
1. Brainstorming
Brainstorming merupakan cara untuk menangani tekanan demi
menyesuaikan pendapat yang terjadi dalam interaksi kelompok yang
memperlambat pengembangan alternative yang kreatif.Cara ini juga dilakukan
dengan menggunakan proses peluncuran ide yang secara khusus mendorong
munculnya segala jenis altenatif, namun tidak memberikan kritik apa pun terhadap
alternative – altenatif tersebut.Brainstorming merupakan proses semata – mata

6|Page
untuk menghasilkan ide – ide.Dua teknik berikut ini merupakan metode yang
actual hingga sampai pada solusi yang diinginkan.
2. Teknik kelompok nominal
Kelompok nominal membatasi diskusi atau komunikasi interpersonal
selama proses pengambilan keputusan.Keuntungan utama dari teknik ini adalah
teknik ini menyediakan waktu bagi para anggota kelompok untuk bertemu secara
formal, namun tidak membatasi pemikiran – pemikiran independen, sebagaimana
yang sering terjadi dalam interaksi kelompok secara tradisional.
3. Pertemuan Elektronik
Pertemuan elektronik merupakan pendekatan terbaru untuk pengambilan
keputusan kelompok adalah mencampurkan teknik kelompok nominal dengan
teknologi computer canggih.Keuntungan utama adalah penghilangan identitas
individu,kejujuran,dan kecepatan.Peserta ayng tidak diketahui identitasnya dapat
mengetik pesan apa pun yang mereka inginkan.cara ini menyediakan kesempatan
bagi para peserta untuk berkata benar – benar jujur. Cara ini juga cepat, karena
mengobrol dihilangkan, diskusi tidak melantur, dan banyak peserta dapat
“berbicara” sekaligus tanpa menyingung perasaan peserta lainnya.

2.4. Perbedaan antara kelompok kerja dan Teamwork


Kelompok kerja (groupwork) dan Tim kerja (teamwork) bukan merupakan hal
yang sama. Di bagian ini kami mendefinisikan dan menjelaskan perbedaan santara
sebuah kelompok kerja dan tim kerja (teamwork).
2.4.1. Kelompok kerja (Groupwork)
Kelompok kerja (groupwork) dan Tim kerja(teamwork) bukan
merupakan hal yang sama. Di bagian ini kami mendefinisikan dan menjelaskan
perbedaan santara sebuah kelompok kerja dan tim kerja (teamwork).Kelompok
kerja (groupwork) merupakan suatu kelompok yang berinteraksi terutama untuk
berbagi informasi dan membuat keputusan agar dapat saling membantu kinerja
satu sama lain, dalam wilayah tangguang jawab masing-masing anggota.
Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan atau kesempatan untuk
terlibat dalam pekerjaan kolektif yang memerlukan usaha-usaha bersama.Jadi
kinerja mereka semata-mata merupakan sajian akhir dari kntribusi individu dari
anggota kelompok tersebut.Tidak ada sinergi positif yang dapat menciptakan

7|Page
tingkat kinerja keseluruhan yang lebih beasr daripada jumlah input-input
tersebut.
Kelompokmerupakan interaksi sejumlah orang yang tersusun secara
sosial atau terorganisir dan memiliki ciri :
1. Adanya jaringan relasi yang luas saling berintervensi antar anggota
2. Adanya norma-norma tertentu yang diikuti oleh anggota
3. Adanya kaidah-kaidah perilaku yang mengatur hubungan anggota satu
dengan yang lainnya
4. Adanya beberapa tugas yang dilakukan oleh anggota pada tahap-tahap
tertentu
5. Adanya sejumlah perasaan dan indera bagi sebagian anggota yang lain

2.4.2. Tim Kerja (Teamwork)


Suatu Tim Kerja (teamwork) menghasilkan sinergi positif melalui
usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individu memberikan tingkat kinerja
yang lebih besar daripada jumlah input individu tersebut.Teamwork
merupakankelompok yang bersama-sama karena mempunyai kesamaan karakter
TeamworkMemiliki sifat sifat kelompok, namun mempunyai ciri :
1. Hubungan indepedensi dan interpedensi antara anggota
2. Kebersamaan anggota untuk mencapai tujuan yang satu
3. Efektivitas hubungan untuk memenuhi tujuan yang diinginkan
.
2.5. Hubungan Konsep Kelompok dan Teamwork
1. Ukuran Tim Kerja
Tim kerja yang terbaik cenderung untuk kecil ukurannya. Bila tim kerja
memiliki lebih diri sepuluh sampai dua belas anggot, sulit untuk mengerjakan
banyak hal. Jumlah anggota yang besar biasanya tidak akan mampu membangun
kekompakan, komitmen dan akuntabilitas mutual yang penting untuk mencapai
kinerja yang tinggi. Jadi, dalam mendesain tim yang efektif, para manajer harus
menjaga agar jumlah anggota tim tetap dibawah selusin. Jika unit kerja aslinya
lebih besar dari itu, dan menginginkan suatu tim, cobalah memevah kelompok
tersebut ke dalam dua tim.
2. Kemampuan Para Anggota

8|Page
Untuk dapat tampil secara efektif, sebuah tim memerlukan jenis
keterampilan yang berbeda-beda. Pertama-tama tim tersebut memerlukan orang-
orang dengan keahlian teknis. Kedua tim tersebut membutuhkan keterampilan
memecahkan masalah dan pengambilan keputusan agar mampu mengidentifikasi
masalah, menghasilkan alternatif, mengevaluasi alternatif tersebut, dan membuat
pilihan yang kompeten. Terakhir tim membutuhkan orang-orang dengan keahlian
dan kemampuan untuk mendengar yang baik, memberi umpan balik, mengatasi
konflik dan keterampilan interpersonal lainnya.
Tidak ada tim yang dapat mencapai kinerja potensial tanpa
mengembangkan ketiga jenis keterampilan tersebut. Kombinasi yang tepat dari
ketiganya merupakan hal yang penting. Satu tipe keterampilan yang terlalu
menonjol dari yang lainnya akan membuat kinerja tim menjadi rendah. Namun tim-
tim tidak harus memiliki semua keterampilan tambahan tersebut pada awal
pembentukannya. Tidak heran jika satu atau lebih anggota memikul tanggung
jawab untuk mempelajari keterampilan yang merupakan kelemahan dari kelompok
tersebut, karena dengan cara demikian memungkinkan tim tersebut mencapai
potensi sepenuhnya.
3. Memiliki Satu Komitmen untuk Suatu Tujuan yang Sama
Tujuan ini merupakan suatu visi.Visi lebih daripada sekedar tujuan
tertentu. Tim efektif memiliki tujuan yang sama da bermakna yang memberikan
arah, momentum, dan komitmen bagi para anggotanya.
4. Mengembangkan Tujuan - tujuan yang Spesifik
Tim yang berhasil menerjemahkan tujuan mereka yang sama menjadi
sasaran kinerja yang spesifik, dapat diukur, dan realistis. Sasaran akan menggiring
individu menuju kinerja yang lebih baik. Sasaran yang spesifik ini memfasilitasi
komunikasi yang jelas. Sasaran itu juga membantu tim untuk mempertahankan
fokus mereka pada hasil yang ingin dicapai.
5. Kepemimpinan dan Struktur
Sasaran mendefinisikan target akhir tim. Namun, tim yang kinerjanya
tinggi juga membutuhkan kepemimpinan dan struktur untuk memberikan fokus dan
arah. Mendefinisikan dan menyepakatipendekatan yang sama. Para anggota tim
harus sepakat tentang siapa yang mengerjakan apa dan harus memastikan bahwa
beban kerja para anggota sama. Lalu, tim harus menentukan bagaimana menyusun
jadwal, bagaimana kelompok tersebut akan menyelesaikan konflik dan bagaimana
9|Page
bagaimana kelompok tersebut akan membuat keputusan. Kesepakatan mengenai
spesifikasi pekerjaan dan bagaimana pekerjaan itu sesuai untuk semua dalam
mengintegrasikan keterampilan individu , memerlukan kepemimpinan dan struktur
tim.
6. Kemalasan Sosial dan Akuntabilitas
Kemalasan sosial dan akuntabilitasi dapat mengendalikan usaha-usaha
kelompok karena kontribusi individu mereka tidak dapat diidentifikasi. Tim yang
kinerjanya tinggi mengurangi kecenderungan semacam ini dengan tetap memberi
mereka tanggung jawab baik ditingkat individu maupun ditingkat tim. Tim yang
sukses memberikan tanggung jawab individu dan tanggung jawab bersama demi
tujuan sasaran dan pendekatan tim. Tim tertsebut menunjukkan tanggung jawab
indiviudu maupun tanggung jawab bersama dengan jelas.
7. Sistem Penilaian dan penghargaan Kinerja yang Tepat
Sistem penilaian dan sistem penghargaan tradisional yang berorientasi
individu harus dimodifikasi agar dapat merefleksikan kinerja tim. Evaluasi kinerja
individu, gaji per jam yang sudah ditetapkan, inseftif individu, dan sejenisnya tidak
konsisten dengan perkembangan tim yang berkinerja tinggi.
8. Mengembangkan Rasa Saling Percaya yang Tinggi
Tim yang bekerja tinggi dicarikan dengan adanya kepercayaan yang
tinggi antar sesama anggotanya. Yakni, para anggota percaya akan integritas,
karakter, dan kemampuan satu sama lain.
9. Tantangan
Poin sebelumnya dimaksudkan untuk mendramatisir bahwa salah satu
halangan yang substansial dalam menggunakan tim kerja adalah resistensi individu.
Untuk tampil baik sebagai anggota tim, para individu harus dapat berkomunikasi
secara terbuka dan jujur, menghadapi perbedaan dan menyelesaikan konflik, dan
memperkecil tujuan pribadi untuk kebaikan tim .kebanyakan karyawan kemampuan
ini terasa sulit terkadang tidak mungkin untuk dicapai. Tantangan dalam
menciptakan pemain tim akan sangat besar jika : (1) budaya nasional merupakan
budaya yang sangat indidualistik dan (2) tim diperkenalakan pada organisasi yang
telah mapan dan memiliki nilai-nilai prestasi individu secara historis.
10. Membentuk Pemain Tim
Berikut ini diterangkan pilihan-pilihan yang dimiliki oleh para manajer
dalam usahanya untuk mengubah individu menjadi anggota tim.
10 | P a g e
1. Penyeleksian
Beberapa orang telah memiliki keahlian interpersonal untuk menjadi
tim yang efektif. Jika merekrut anggota tim, para manajer harus berhati-hati
untuk memastikan bahwa calon tersebut mampu memenuhi perannya sebagai
pemain tim sekaligus memiliki keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan tersebut.
2. Pelatihan
Dalam catatan yang lebih optimis, sejumlah besar orang yang
dibesarkan dalam lingkungan yang menghargai pentingnya penyelesaian tugas
secara individu dapat dilatih menjadi pemain tim. Spesialis pelatihan
mengadakan latihan yang dapat membuat para karyawan mengalami kepuasan
yang dapat diberikan oleh tim kerja.
3. Penghargaan
Sistem penghargaan harus diperbaiki kembali untuk mendorong usaha
kerjasama daripada usaha kompetitif. Promosi kenaikan gaji dan bentuk2
penghargaan lainnya harus diberikan kepada individu berdasarkan sberapa
efektif mereka bekerja sebagai anggota tim.

2.6. Jenis-Jenis Team


Tim dapat diklasifikasikan berdasarkan pada tujuan mereka.Tiga bentuk Tim yang
paling biasa yang mungkin ditemukan dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut.
2.6.1. Tim Pemecahan Masalah (Problem Solving Teams)
Tim biasanya terdiri dari lima sampai dengan dua belas karyawan yang
dibayar per jam yang berasal dari unit sama, yang bertemu beberapa jam setiap
minggu untuk mendiskusikan cara-cara /untuk memperbaiki kualitas, efisiensi
dan lingkungan kerja. Dalam tim Problem solving, para anggota membagi idea
atau menawarkan saran tentang bagaimana memperbaikai metode dan proses
kerja. Namun demikian, tim ini jarang diberikan otoritas untuk menerapkan
tindakan yang mereka sarankan secara unilateral.

2.6.2. Tim Kerja Swakelola (Self managed work teams)


Tim self managed biasanya terdiri dari sepuluh sampai lima belas
orang yang memikul tanggung jawab dari mantan atasan mereka. Khasnya
tangguang jawab ini termasuk pengendalian kolektif terhadap langkah kerja,
11 | P a g e
penentuan penugasan kerja, pengelolaan pemberhentian dan pemilihan prosedur
yang kolektif. Tim kerja yang benar-benar self managed bahkan memilih sendiri
anggota-anggotanya dan memiliki anggoata-aggoata yang saling menilai kinerja
mereka satu sama lainnya. Akibatnya, posisi penyelia kurang penting dan
bahkan mungkin dihapuskan saja.

2.6.3. Tim Lintas Fungsional (Cross Functional Teams)


Tim Cross functional ini terdiri dari karyawan yang bersal dari level
yang hirarkinya kira-kira sama, namun berasal dari wilayah kerja yangberbeda-
beda yang bekerja sama intuk menyelesaikan suatu tugas. Tim cross functional
merupakan suatu sarana yang efektif yang memungkinkan ornag-orang dari
wilayah yang berbeda-beda dalam suatu organisasi (atau bahkan antar
organisasi) untuk slaing bertukar informasi, mengembangkan ide-ide barudan
menyelesaikan masalah, serta mengkordinasi proyek yang rumit.

2.7. Membangun Teamwork


Dalam suatu organisasi keberadaan team struktural atau fungsional merupakan
suatu jalan untuk meningkatkan produktivitas, pendayagunaan sumberdaya secara
efektif, penghematan biaya, peningkatan mutu dan sebagainya. Disebutkan bahwa
kelompok akan lebih merasakan keberhasilannya apabila bekerja dan menjadi unit yang
lebih produktif yaitu team/tim/kelompok kerja.
Team/kelompok kerja atau Tim pada umumnya bermuara menyukseskan
tujuan bersama sebuah kelompok atau organisasi di mana tim tersebut dibentuk.
Teamwork/kerjasama dalam kelompok merupakan suatu pengembangan dari
manajemen strategi yang dilaksanakan oleh suatu organisasi atau institusi. Kelompok
merupakan unit yang fondamental dari unit organisasi, dalam pengertian manajemen
disebut sebagai: dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain. Sifat saling mempengaruhi ini bisa formal dan informal.Yang bersifat formal
sebagian besar meliputi kelompok komando yang terdiri dari pimpinan atau ketua dan
bawahannya.Sedangkan yang bersifat informal timbul secara spontan dalam lingkungan
organisasi formal, tanpa dorongan manajemen.Team work ibarat sebuah bangunan yang
keberadaanya dibentuk dari beberapa komponen. Sama halnya dengan keberadaan tim
kerja dalam sebuah organisasi minimal terdiri dari ketua tim/koordinator dan anggota,
yang kesemuanya berupaya secara maksimal menyamakan tujuan atau visi misi dan
12 | P a g e
melaksanakannya bersama-sama sesuai tugas dan fungsinya untuk tujuan yang ingin
dicapai organisasi. Semangat, kreativitas, kemampuan dan loyalitas serta kerja sama
adalah kunci keberhasilan sebuah teamwork. Dalam team work sumua komponen harus
bersatu, karena semuanya merupakan satu bangunan yang bila salah satu tidak ada atau
hilang bisa mengakibatkan robohnya bangunan tersebut cepat atau lambat tergantung
pada posisi peran dan fungsinya.

Untuk mencapai keberhasilan di dalam membangun team work, ada beberapa


hal yang perlu mendapat perhatian:
1. Tetapkan tujuan atau sasaran yang jelas yang hendak dicapai oleh tim, anggota tim
harus memahami dan menyepakati tujuan agar bisa bekerja dengan efektif.
2. Membagi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing anggota tim dan menunjuk
pimpinan dalam tim tersebut,
3. Semua anggota mentaati peraturan/kesepakatan tim, suatu tim harus mempunyai
peraturan/tata tertib atau kesepakatan sehingga dapat membentuk kerangka usaha
pencapaian tujuannya.
4. Orang beradaptasi terhadap perubahan, perubahan bukan saja tidak dapat dihindari
tetapi juga diperlukan sekali, hanya saja keumuman orang sering menolak
perubahan. Oleh karenanya setiap anggota tim harus dapat saling membantu dalam
beradaptasi terhadap perubahan secara positif.
5. Informasi yang uptodate dari setiap proses yang dilakukan dalam tim tersebut dalam
tujuan setiap anggota mengetahui progres dari project yang sedang dikerjakan,
informasi yang salah mengakibatkan keputusan yang salah.
6. Membangun self confidence dari setiap anggota tim, "Jadilah orang yang dapat
dipercaya dan diandalkan" adalah sikap yang harus dipunyai seorang pimpinan.
Proses ini sangat menentukan dalam membangun moral dari setiap anggota tim.
7. Pimpinan harus memiliki sikap Terbuka, Memberi dukungan dan senantiasa mampu
memberikan Penghargaan (Reward), Recognation (Pengakuan) dan Celeberation
(Merayakan)" pada anggota tim.
8. Melakukan Review yang terjadwal dan terencana dan proses perbaikan (evaluasi).
9. Menciptakan suasana kegiatan yang kondusif agar setiap anggota tim mampu
memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya (kooperatif dan kolaboratif),
Motivasi dalam team work

13 | P a g e
Salah satu tantangan berat yang sering dihadapi pimpinan tim adalah
bagaimana ia dapat menggerakkan anggotanya agar senantiasa mau dan bersedia
mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk kepentingan organisasi. Salah satu usaha
ke arah itu ialah menimbulkan motivasi pada mereka. Dalam memotivasi orang agar
mau melakukan sesuatu yang positif untuk pribadi dan organisasinya atau sosial
menjadi cara yang ampuh. Motivasi itu bisa berupa rasa takut kalau tidak mengerjakan,
Motivasi yang paling baik adalah melakukan sesuatu karena menyenangi dan
mencintainya diawali dari proses pemahaman atas sesuatu yang dikerjakan.Yang paling
sederhana memotivasi anggota agar mau mengerjakan sesuatu ialah dengan
menyediakan kebutuhannya,
Membangun keyakinan dan kesadaran dalam team work
Untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik diperlukan keyakinan dan
kesadaran penuh mengenai apa yang dikerjakan dan untuk apa sesuatu itu dikerjakan.
Kita mengenal konsep Lillahi Ta’ala, yakni keyakinan seseorang dalam mengerjakan
sesuatu dengan disertai niat karena Allah sebagai puncak segala kebaikan dan inti dari
keberadaan yang hakiki agar hasil dari pekerjaanya tidak hanya bermanfaat di dunia
saja tetapi juga berharap menuai manfaat di akhirat.Kesadaran dan keyakinan memang
tidak bisa dipaksakan, tapi harus muncul dari lubuk hati.Kita juga mengenal konsep
Zikr dan Pikr, secara harfiah Zikr berarti mengingat Allah, mebersihkan hati, sementara
Pikir berarti meberdayakan akal, mencerahkan nalar.
Faktor-faktor penghambat kesuksesan team :
1. Identitas pribadi anggota, anggota tidak sepenuh hati meleburkan diri dalam
tim dikarenakan masih mencoba-coba cocok atau tidak cocok keberadaannya
dalam tim.
2. Hubungan antar anggota tim, anggota tim yang tidak saling mengenal dan
kurang bahkan tidak harmonis.
3. Identitas tim dalam organisasi, faktor ini terdiri dari dua aspek; pertama:
kesesuaian atau kecocokan tim dalam organisasi, apakah misi yang dijalankan
merupakan prioritas dalam organisasi?, apakah tim memeperoleh dukungan
dari pimpinan organisasi?, kedua: pengaruh keanggotaan dalam tim tertentu
terhadap hubungan dengan anggota di luar tim.

14 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari materi yang kami bahas diatas maka kami dapat simpulkan bahwa
terdapat perbedaan antara perilaku kelompok dan teamwork.kelompok menghasilkan
sebuah sarana yang sangat bagus untuk mengerjakan langkah-langkah dalam proses
pengambilan keputusan.
Suatu Tim Kerja (teamwork) menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi. Usaha-usaha individu memberikan tingkat kinerja yang lebih besar dari
pada jumlah input individu tersebut.Teamwork merupakan kelompok yang bersama-
sama karena mempunyai kesamaan karakter.

3.2. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, maka Kami menyarankan supaya pembaca
dapat membedakan antara perilaku kelompok dengan teamwork serta dapat
mengaplikasikannya pada kehindupan sehari – hari khususnya dalam kegiatan
berorganisasi.

15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Robbins S., 2002,Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi, 5nd Edition, Jakarta.


Robbins s., 2008,Perilaku Organisasi,12nd Edition,Jakarta.
www.Goggle.com

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai