TESIS
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Magister Administrasi (M.A.) Pada Program Pascasarjana
Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
Disusun Oleh:
MUHAMMAD ALI MASSYHURY
BC191110083
Konsentrasi : Administrasi Manajemen Publik
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
JAKARTA
2021
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI UNIT PENGELOLA
PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU
PINTU KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Melakukan
Penelitian Dalam Rangka Penulisan Tesis Pascasarjana
Program Studi Ilmu Administrasi, Telah Disetujui oleh
Dosen Pembimbing dan Ketua Program Studi
Pada Tanggal Seperti Tertera Di Bawah Ini
Menyetujui,
Menyetujui,
ii
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI UNIT PENGELOLA
PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU
PINTU KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA
TESIS
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Magister Administrasi (M.A.)
Program Studi Ilmu Administrasi
Telah Disetujui oleh Tim Penguji dan Disahkan oleh Rektor
Pada Tanggal Seperti Tertera Di Bawah Ini
Mengesahkan,
Rektor Institut Ilmu Sosial Dan Manajemen STIAMI
iii
PERNYATAAN
iv
MOTTO
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb seru semesta alam, akhirnya
tesis ini dapat selesai. Penulisan Proposal Tesis ini dilakukan dalam
dan Manajemen STIAMI Jakarta. Adapun judul tesis yang penulis susun
bimbingan sehingga proposal Tesis ini dapat selesai. Oleh karena itu
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng, M.M., selaku Rektor
3. Yth. Bapak Dian Wahyudin, S.Sos., M.Si Selaku Ketua Program Studi
Jakarta;
4. Yth. Bapak Dr. Ir. A.H Rahadian, M.Si. selaku Dosen Pembimbing
vi
5. Yth. Ibu Dr. Mary Ismowati, M.Si. selaku motivator, yang selama ini
8. Kedua orang tua tercinta Bapak Supartono, SH dan Ibu Alfiyah serta
10. Rekan-rekan Kelas AA86 Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
Jakarta atas semangat dan sumbangsinya baik berupa kritik dan saran
11. Unit Pengelola Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dukungannya.
vii
Tesis ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan dalam
tesis ini menjadi tanggung jawab penulis. Semoga tesis ini membawa
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... iv
LEMBAR MOTTO ................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................. ix
ABSTRACT .......................................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ............................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................... 9
C. Pembatasan Masalah .................................................... 10
D. Pertanyaan Penelitian ................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ........................................................... 11
F. Manfaat Penelitian ......................................................... 12
BAB II KAJIAN LITERATUR DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kajian Literatur ............................................................... 14
1. Kebijakan Publilk ...................................................... 14
2. Implementasi Kebijakan Publik ................................. 27
3. Pelayanan Publik ...................................................... 31
4. Desentralisasi Pelayanan Publik .............................. 43
5. Kualitas Pelayanan Publik ........................................ 44
6. Teknologi Informasi .................................................. 50
7. Electronic Government ............................................. 51
xi
B. Penelitian Terdahulu ...................................................... 57
C. Kerangka Pemikiran ....................................................... 64
D. Model Penelitian ............................................................. 67
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................... 66
B. Paradigma Penelitian ..................................................... 67
C. Fokus Penelitian ............................................................. 68
D. Penentuan Informan ....................................................... 70
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 71
F. Teknik Analisis Data ....................................................... 73
G. Uji Keabsahan Data ....................................................... 74
H. Lokasi dan Jadwal Penelitian ......................................... 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian ............................................. 76
1. Gambaran Umum Unit Pengelola PMPTSP Kota
Administrasi Jakarta Utara ........................................ 76
2. Tugas Pokok Dan Fungsi Unit Pengelola PMPTSP
Kota Administrasi Jakarta Utara ............................... 77
3. Visi Misi, Budaya/Tata Nilai Dan Struktrur
Organisasi Unit Pengelola PMPTSP Kota
Administrasi Jakarta Utara ........................................ 79
4. Jenis Perizinan dan Non Perizinan Yang Menjadi
Kewenangan Unit Pengelola Penanaman Modal
Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Administrasi Jakarta Utara ........................................ 82
B. Strategi Analisis .............................................................. 84
C. Hasil Penelitian ............................................................... 86
1. Implementasi Kebijakan ............................................ 86
2. Kualitas Pelayanan ................................................... 91
3. Hambatan dalam Implementasi ................................ 92
4. Solusi Mengatasi Hambatan ..................................... 95
xii
D. Pembahasan .................................................................. 99
1. Implementasi Kebijakan ............................................ 99
2. Kualitas Pelayanan ................................................... 101
3. Hambatan dan Implementasi .................................... 102
4. Solusi Mengatasi Hambatan ..................................... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................... 105
B. Saran ............................................................................. 106
DAFTAR PUSTAKA
PEDOMAN WAWANCARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Indeks Kepuasan Masyarakat 2019 ................................ 8
Gambar 2.1 Diagram Alur Proses Penelitian ...................................... 69
Gambar 2.2 Model Penelitian .............................................................. 70
Gambar 4.1 Struktrur Organisasi DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta .... 88
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Informan Penelitian ......................................................... 76
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ............................................................ 80
Tabel 4.1 Daftar Jenis Perizinan Dan Non Perizinan ...................... 89
Tabel 4.2 Hasil Kemudahan Berusaha 2019 Dan 2020 .................. 116
xv
BAB I
PENDAHULUAN
bagi pemerintah.
1
layanan yaitu masyarakat atau organisasi yang berkepentingan dan
penerima layanan.
diberikan.
dan pembangunan.
umumnya masih belum seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat
2
kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya
kepada masyarakat.
Oleh karena itu, salah satu cara yang lebih efektif guna
3
tujuan empowering front line staff (Pollitt, Birchall, dan Putman, 1998 :
5-13).
4
(BPTSP) menjadi Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu
5
Tegas, Inovasi dan Andal). Dan meningkatkan hak-hak masyarakat
saat ini, dimana akses internet yang sangat luas dan mudah.
6
untuk memberikan pelayanan publik yang maksimal. Dengan
7
1. Tingkat kepatuhan implementor belum sesuai harapan, hal ini
proses pelayanan.
8
Salah satu penyebab implementasi kebijakan Pelayanan
efektif dilakukan.
bagi masyarakat.
Utara”.
B. Identifikasi Masalah
9
1. Tingkat kepatuhan terhadap penerapan peraturan masih lemah
masih lambat.
penyelenggaraan pelayanan.
mandiri.
10
C. Pembatasan Masalah
penelitian.
D. Pertanyaan Penelitian
Utara.
11
3. Hambatan apa yang ditemukan dalam Implementasi Kebijakan
E. Tujuan Penelitian
12
Unit Pengelola Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Utara.
F. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
2. Aspek Kebijakan
13
3. Aspek Praktis
14
BAB II
A. Kajian Literatur
1. Kebijakan Publilk
bahwa :
bahwa :
15
Dalam teori ini lebih kepada pengambilan keputusan yang
(2016:6) yaitu :
(2012:15) mengatakan :
sebagai :
bahwa :
16
perhatian publik. Beberapa permasalahan yang dihadapi
oleh Pemerintah sebagian disebabkan oleh kegagalan
birokrasi dalam memberikan pelayanan dan menyelesaikan
persoalan publik. Kegagalan tersebut adalah information
failures, complex side effects, motivation failures,
rentseeking, second best theory, implementation failures
(Hakim, 2011).”
dimasyarakat.
harus dikaji. Oleh karena itu beberapa ahli politik yang menaruh
sebagai berikut :
17
terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam agenda kebijakan.
peradilan.
18
d. Tahap implementasi kebijakan
19
sebuah organisasi institusi atau lembaga dituntut memiliki tanggung
20
c. Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi
berperan besar.
2013:238).
21
b. Prefensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan. Suatu
tersebut diimplementasikan.
22
Menurut Suharno (2013:238), ciri-ciri khusus yang melekat
pemerintah diperlukan.
23
Banyak pakar yang mengajukan jenis kebijakan publik
dapat dijalankan.
redistributif
masyarakat.
24
d. Kebijakan yang barhubungan dengan barang umum (public
masyarakat.
25
memberikan arah terhadap pelaksanaan kebijakan publik.
undang.
tersebut.
26
pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-masalah
masalah.
pemecahannya.
27
atau diketahui sebelum tindakan dilakukan, juga tidak semua
diduga sebelumnya.
28
Sementara itu Howlett dan Ramesh (Agustino, 2016:128)
29
Berkaitan dengan three dominant ways of thinking about
Impelementasi Kebijakan.
30
a. Tingkat kepatuhan pada ketentuan yang berlaku.
dihadapi.
dikehendaki.
3. Pelayanan Publik
31
publik juga akan dapat memperkecil biaya birokrasi, yang pada
yaitu :
32
a. Tidak berwujud (intangible)
dilakukan baik oleh pemerintah atau swasta yang bersifat tak kasat
Yulianto, (2020:36)
33
landasan yang bersifat umum dalam bentuk pedoman tata laksana
transparan.
negara dan penduduk atau suatu barang, jasa dan atau pelayanan
peraturan perundang-undangan.
34
baiknya. Memberikan pelayanan dengan baik menjadikan tuntutan
secara profesional.
semakin ditinggalkan.
35
seseorang yang tidak memiliki kejujuran dalam
36
dirinya. Kemampuan seorang pegawai dalam menjaga
Unsur yang lain yang tak kalah penting dalam unsur pelayanan
37
tingkat komplain dan keluhan terhadap jasa pelayanan yang
diberikan.
staf pelayanan.
38
dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja
dipisahkan; dan
undangan.
39
c. Pelayanan administratif meliputi :
jasa (services).
40
d. Kepuasan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia
41
d. Keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan,
42
Dalam kondisi masyarakat yang semakin kritis, birokrasi
revitalitas birokrasi publik ini, pelayanan publik yang lebih baik dan
teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh
perlindungan.
desentralisasi adalah :
43
units or levels of government, semi autonomous publics
authorities or corporations, area wide, regional or functional
activities, or non-governmental private or voluntary
organization” (Smith, 1985).
44
sehingga diasumsikan bahwa mereka lebih memahami apa yang
a. Pengertian Kualitas
45
yang diberikan seperti kesesuaian prosedur menyenangkan,
46
dengan terpenuhinya harapan/kebutuhan pelanggan, dimana
pelanggan masyarakat.
baik itu berupa barang dan jasa yang diharapkan dapat memenuhi
47
Berbagai pakar dalam menentukan dimensi kualitas sangat
semenjak saat pertama (right the first time). Selain itu juga
disepakati;
48
5) Courtesy, meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian, dan
(confidentiality);
49
2) Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan
memuaskan.
tanggap.
6. Teknologi Informasi
sebagai berikut :
50
menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja,
termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.”
17) yaitu :
7. Electronic Government
bersangkutan.
51
Dengan adanya e-gov pemerintah berupaya merubah
berkepentingan.
52
untuk menjembatani relasi atau hubungan antara pemerintah dan
53
Model G-to-C merupakan sektor pelayanan yang fokus
54
juga harus berinteraksi dengan berbagai lembaga kenegaraan
menjabarkan :
55
stakeholder lain seperti masyarakat dan perusahaan atau sektor
bisnis.
pelayan masyarakat.”
pemerintahan tersebut.
B. Penelitian Terdahulu
56
Beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan sebagai
dikemukakan oleh Van Metter & Van Horn yang mencakup aspek
57
sosial dan politik dalam implementasi Kebijakan Pembentukan KLA
58
kependudukan di Kecamatan Pasir Jambu dilihat dari aspek
59
yang digunakan pemerintah untuk mengendalikan warganya agar
60
masyarakat yang belum paham tentang mekanisme dan prosedur
61
service providers to help consumers; (4) Assurance as a guarantee
(5) Emphaty, namely feeling what other people think and trying to
62
instruments, websites to collect secondary data which is relevant for
the other hand, some regional government agencies have not yet
innovation.
research findings integrate well and suggest that NPM reform under
63
the right circumstances can result in tangible improvements in
public sector that have built up over many years. This research
persamaannya yaitu :
publik.
64
C. Kerangka Pemikiran
Pintu Kota Administrasi Jakarta Utara sebagai salah satu unit Dinas
Utara.
65
Maka penulis mengambil teori Randall B. Ripley and Grace A.
yaitu adalah :
Sulistyastuti, 2012:69).
1) tahun 2010).
66
(dalam Akib, Haedar. Jurnal Administrasi Publik : Volume 1 ( Nomor
1) tahun 2010).
tanggap.
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari
67
D. Diagram Alur Proses Penelitian
68
E. Model Penelitian
69
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
diteliti.
Jenis data yang digunakan dalam studi ini meliputi data primer
dan sekunder. Data sekunder berupa profil, visi-misi, tugas pokok dan
70
diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan berbagai
B. Paradigma Penelitian
untuk mencari jawaban atas pertanyan apa itu hakikat realitas, apa
itu hasil konstruksi atau bentukan manusia itu sendiri. Kenyataan itu
71
Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir
dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan
C. Fokus Penelitian
dapat berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam
72
Perspektif pertama (compliance perspective) memahami
Sulistyastuti, 2012:69).
73
2. Lancarnya pelaksanaan rutinitas fungsi
1) tahun 2010).
1) tahun 2010).
sebagai berikut :
tanggap.
74
4. Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari
D. Penentuan Informan
Utara. Metode ini dipilih karena paling sesuai untuk menggali informasi
75
Tabel 3.1 : Informan Penelitian
Dwi James
Informan Kunci 1 orang IF5
Satuan Pelaksana Pelayanan 2
Jumlah 9 orang
1. Data Primer
digunakan adalah :
a. Teknik Wawancara
76
untuk memperoleh informasi dari permasalahan yang diteliti.
b. Teknik Observasi
2. Data Sekunder
77
hubungan antar kategori ini (selective coding) (Corbin & Strauss,
1. Data Reduction
peneliti.
2. Data Display
3. Conclusion
penelitian.
78
G. Uji Keabsahan Data
menjadi data yang valid. Dalam proses ini peran bahan bacaan atau
kesimpulan yang valid berkaitan dengan hasil data yang diperoleh darl
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, dan triangulasi waktu
observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
79
benar (valid) dan juga melakukan observasi serta dokumentasi
diberbagai sumber.
1. Lokasi Penelitian
2. Jadwal Penelitian
bulan April tahun 2021 seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
2020 2021
No Kegiatan
Desember Januari Februari Maret
1 Penyusunan Proposal
2 Pengajuan Proposal
Pengumpulan
3
Referensi
4 Wawancara Informan
5 Penulisan Bab 4-5
6 Pengajuan Tesis
7 Bimbingan Tesis
8 Ujian Proposal
9 Prasidang
10 Sidang Tesis
80
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Jakarta Utara
kewenangan.
81
Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP).
Pelaksana Pelayanan 2.
kinerja diantaranya :
82
b. Penyampaian Laporan Fungsional Bendahara Pengeluaran
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Jakarta Utara dapat
tersebut yaitu :
83
mencapai 99,09% (sembilan puluh sembilan koma nol
sembilan persen).
empat persen).
dua persen).
Pintu Kota Jakarta Utara pada tahun 2019 tidak mencapai target.
84
Pintu (DPMPTSP), Unit Pengelola Penanaman Modal dan
fungsingya
Pintu Kota
kewenangan
85
g. Pengarsipan dokumen yang terkait dengan izin dan non izin
yang diterbitkan
dan fungsi
86
4. Visi Misi, Budaya/Tata Nilai Dan Struktrur Organisasi Unit
dari :
response
87
yaitu, SETIA (Solusi, Empati, Tegas, Inovasi dan Andal). Berikut
88
Gambar 4.1
Struktrur Organisasi DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta
5. Jenis Perizinan dan Non Perizinan Yang Menjadi Kewenangan
89
No Nama Izin dan Non Izin
Izin Kantor Cabang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja
27
Indonesia Swasta
28 Izin Lingkungan (UKL-UPL) dan (DPLH) Kelas B
29 Izin Pengumbul Limbah B3
30 Izin Usaha Pengeboran Air Bawah Tanah
31 Izin Operasional Concrete Batching Plant
32 Izin Pengumpul Limbah Minyak Goreng
33 Izin Kegiatan Penunjang Dalam Terminal
Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan
34
Bermotor Umum Dalam Trayek
Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan
35
Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek
35 Izin Penyelenggaraan Angkutan Barang
Penetapan Status, Perubahan Status, Peremajaan dan Balik
36
Nama Kendaraan Angkutan Umum
37 Izin Usaha Bongkar Muat Barang
38 Izin Usaha Depo Peti Kemas
39 Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi
40 Izin Usaha Pelayaran Rakyat
41 Pas Kecil dan Sertifikat Kesempurnaan
42 Izin Pool
43 Izin Usaha Angkutan Penyebrangan
44 Izin Penyelenggaraan Kegiatan Keolahragaan dan Kepemudaan
45 Izin Penangkapan Ikan 5-30GT
46 Izin Kapal Pengangkut Ikan 5-10GT
47 Izin Penangkapan Ikan Andon 5-10GT
48 Izin Usaha Penangkapan Ikan 5-10GT
49 Tanda Pencatatan Kapal Penagkap Ikan < 5GT
50 Izin Distributor Obat Hewan
51 Izin Pemasukan Ternak
Izin Pemasukan/Pengeluaran Hewan dan Produk Hewan
52
(Domestik)
53 Izin Distributor Daging
54 Izin Pengangkutan Daging
55 Izin Usaha Pemotongan Ternak
90
No Nama Izin dan Non Izin
B. Strategi Analisis
analysis.
91
ini, peneliti berupaya menafsirkan maksud yang telah diungkapkan
kabar maupun catatan harian. Dalam hal ini, peneliti akan berupaya
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Utara. Hal ini,
tentu saja menjadi bagian penting bagi peneliti untuk melakukan kajian
92
penjabaran atas narasi itu akan dimulai melalui hasil implementasi
C. Hasil Penelitian
sebagai berikut :
1. Implementasi Kebijakan
93
penilaian. Dengan Informan1 (IF1) Lamhot Tambunan menyatakan
bahwa :
mengutarakan :
94
secara holistik kita bisa bekerja sama dengan aparat yang
ada dijajaran pemerintah kota administrasi Jakarta Utara.
Jadi peran pimpinan itulah yang memang yang sangat
penting sekali.”
95
itu tentu didukung oleh kondisi sumber daya manusianya
sendiri, baik jumlah, kemampuan ataupun input yang dimiliki
misalnya diantaranya anggaran sarana prasarana dan lain
sebagainya. Bahkan Edward III pun mengatakan dengan
jelas dalam implementasi itu wajib adanya SOP (Standar
Operasional Prosedur) dan Fragmentasi. SOP (Standar
Operasional Prosedur) tentunya adalah Standar Operasional
Prosedur kegiatan rutin yang bisa memungkinkan para
pegawai atau imolementor bekerja sesuai standar yang
ditetapkan. Dalam implementasi tuh memang ada banyak
faktor yang menjadi penentu berhasil atau tidaknya suatu
proses implementasi kebijakan termasuk tadi Pergub Nomor
160 Tahun 2019 tadi, dilihat sendiri apakah kualitas
kebijakannya itu sudah baik atau tidak. Tapi saya yakin
kebijakan Pergub itu sudah dibuat sebaik mungkin.
Kemudian menurut R.One berhasil tidaknya juga suatu
implementasi yah dilihat dari kecukupan inputnya, apakah
ada anggaran, SDM dan lain-lain. Nah itu juga harus dilihat
dimana Dinas Penanaman Modal dan PTSP Jakarta Utara
ini. Hal lain yang penting menurut R.One bagaimana juga
ketepatan instrumen yang dipakai dalam Pergub itu. Apakah
memang sosialisasinya cukup, kemudian ada IT seperti OSS
dan Jakevo atau apapun itu yang memang memadai
mendudkung dalam implementasi. Kesimpulannya,
kepatuhan implementor itu memang juga dipengaruhi oleh
berbagai faktor.”
Tambunan menyampaikan :
“Yang pasti tugas itu dari pergub itu ya tidak ada yang sulit
ya menurut saya. Sebenarnya kalau kepala unit/ kepala
kecamatan/ kepala dinas juga bukan piur masalah teknis ya.
Karena ada beberapa ijin yang masih terkait dengan SKPD
lain. Contoh untuk izin tertentu, masalahnya kalau di Jakarta
Utara selama ini hanya mungkin koordinasi dengan sedikit
SKPD. Alhamdulillah masalah koordinasi saya seorang yang
sangat terbuka untuk koordinasi bagaimana pelayanan izin
ini bisa memuaskan masyarakat. Dulu sebelum saya disini
perikanan tangkap termasuk SIPI ,SIUP boleh dilihat media
yang mengatakan urus 1 izin SIPI izin ini, izin perikanan
96
tangkap karena yang punya laut di Jakarta Utara. Itu
Seafood satu sistem dan memang sampai saat ini ya buat
saya karena tadinya itu pelayanan sesuai dengan peraturan
Permendag itu bahwasanya pelayanan PTSP disitu
pelayanan dimulai harus berakhir disitu kan. Masyarakat
hanya tau menunggu. Kalau ada pelayanan 2 pintu artinya
sebelum ke PTSP harus ada rekomtek dulu ke SKPD.
Masyarakat tidak bisa bahwasanya lamanya itu apakah
simpulnya lama di SKPD rekomtek atau di kita. Nah ini yang
menurut saya kalau dibilang prestasi buat saya. Ciri khas
yang ada disini. Dan selama di Muara Angke yang pemilik
kapal/nelayan mungkin kalau mau dibilang hampir tidak ada
keluhan. Kalau itu dulu tabloid bahasanya yang sangat
berlebihan, saya tidak tau.”
pernyataanya yaitu :
menyampaikan bahwa :
“Ada sop yang baru dan ada sop untuk manual, dan sop
online. Untuk sop sotk sudah ada, dan untuk sop saat ini
97
lebih detail dan pembaharuan. Untuk sop online ini bukan
karena pandemi tapi karena target yang ingin dicapai.”
Tambunan menyampaikan :
98
baik. Ada Renkin ,ada Renja sebenarnya sama aja. Buat
saya sama. Hanya pengucapannya aja yang beda. Pertahun
biasanya diawal tahun untuk sekarang 2021, 2020 inikan
Renja 2021, jadi kan pemikirannya harus kalau dalam
ekonomi istilahnya memikirkan kedepan bukan memikirkan
ke belakang apa yang mau dikerjakan begitu. Salah satunya
renja ini gini, persyaratan untuk izin A. Itu mungkin kedepan
tidak begitu dipentingkan lagi. Tahapan-tahapan seperti itu
terus arah dari Dinas ini mau kemana. Seperti apa,. kalo
namanya Kantor ya memang pelayanan publik itu melekat
dengan kepala wilayah. Kayak PTSP kelurahan harus ke
kelurahan ,PTSP kecamatan harus kecamatan. Karena
sebenarnya pelayanan publik kecamatan ini juga yang
tadinya kan ini dihandle oleh beberapa instansi ya. Jadi
kedepan seperti apa itu sebenarnya udah ditentukan seperti
apa tahun 2021 apa si yang mau diraih. Terus kepuasan
masyarakat mana yang harus diperbaiki, rencananya
kedepan seperti apa. Itu sudah jelas sebenarnya di Renja
tahunan. Di Renja tahunan ya semua ijin dari kepala Dinas
mengatakan online. Itu bagian dari Renja yang harus
rencanakan dan kita dibayangkan. Jadi kalo kita terus
seperti belum online 100% ya belum seperti yang dikatakan.”
menyampaikan :
99
bersifat kolektif dan di sosialisasikan oleh pimpinan. Dan
berjalan lancar. ada 1 yang berkaitan dengan perizinan, dan
karena memang belum ada perizinan kehutanan dan
pertanian, dan ada perizinan prioritas, namun karena semua
perizinan adalah prioritas, maka dianggap semua perizinan
adalah perizinan priotitas. Jika bisa tercapai dan juga sampai
pada saat ini ada laporan masih bisa di lakukan dan juga
perizinan tata ruang masih bisa di lakukan yang belum
adalah bidang perizinan yang belum ada (belum ada
permohonan) karena output yang berbentuk persentase.”
100
dan kinerja masih ditemukan kendala seperti masih melibatkan
2. Kualitas Pelayanan
101
Berikutnya Informan8 (IF8) Anto memberikan pernyataan
sebagai berikut :
“Kalau saya lihat sih saya rasa sudah cukup yah sudah
lumayan cukup, cukup baiklah intinya. Sudah nyaman, enak
suasananya. Fasilitasnya sudah banyak, disini juga
kebetulan ada ATM Bank DKI juga diwilayah sini terus kalau
jadi apapa terus ada untuk tempat jual minum juga disini box,
box minum yah ada disini kebetulan jadi sambil nunggu
lumayan lah yah. Suasanya juga lega, luas kok jadi nyaman
sih.”
sebagai berikut :
102
“Penilaian pelayanan baik, bagus dan terpenuhi, pelayanan
nya cukup. Informasi dari petugas sudah cukup jelas dan
sudah terpenuhi apa yang kita butuhkan. Petugas
memberikan pelayanan sesuai yang di harapkan. Perlakuan
yang di berikan oleh petugas sama rata dengan semua
pemohon.”
sebagai berikut :
“Kalau dari segi mampu saya rasa sih cukup, dari segi
knowledge cukup bagus juga yah karena kan mereka juga
lebih ke pengarah. Mengarahkan ke kita kalau misalkan
ada kekurangan dokumen atau apalah dijelaskan
berdasarkan apasih yang perlu dilengkapi kalau memang
ada kekurangan, gak pasif gitu maksudnya. Ini ko sangat
inilah membantu kita juga. Awalnya saya tau dari temen
terkait SOP pelayanan Izin Penagkapan Ikan ini, tapi saya
pengen lebih mastiin aja sih. Saya pengen coba ah
makanya saya diawal sering kesini buat konsultasi sih,
karenakan namanya kita masyarakat awam pasti butuh
bertanya oh...ini apa sih maksudnya gitu. Tapi cukup baik
kok, sudah sesuai SOP sudah beberapa banyak izin
penangkapan ikan yang selesai. Mereka ramah-ramah juga
kok, maksudnya gak ada maaf yah dalam tanda kutip kan
ada yang kurang respect. Tapi gak kalau disini respect
semua kok orangnya. Petegus memberikan penjelasan
pelayanan dengan jelas, tapi kadang gini memang kan kalo
ada beberapa yang lebih bersifat ke ya mungkin dari pasal-
pasal yah kalo kaya entah peraturan apa. Mereka kan lebih
ke front office yah mungkin mereka itu namanya atau saya
gak taulah kalau di Bank kan namanya CS yah, mereka
bisa nanya ke tim teknis perizinannya langsung jadi saya
kebantu juga. Sejauh yang saya beberapa kali kesini sama
aja sih pemberlakuan petugas terhadap pemohon. Sampai
saat ini menurut penilaian saya pribadi sih sudah sesuai
harapan, menurut saya pribadi saya sangat puas.”
“Kalau SOP nya kan memang kalau untuk IMB ini kan
sudah memang ada baku SOP nya. Jadi kalau untuk
persyaratannya ya sudah cukuplah karena diakan baku
103
memang harus sesuai list jadi memang sudah cukup. Kalau
dari ketepatan waktu sudah cukup apalagi penjelasannya
inikan terkait IMB inikan, mereka menjelaskannya sejelas-
jelasnya karenakan harus detail masalah IMB ini bangunan
tata ruang. Gak ada perlakuan yang berbeda, karenakan
sesuai dengan memang urutan antriannya. Kan merekakan
pelayan masyarakat, gak mandang bulu mau direktur mana
mau apa gitu gak dibedakan.”
sebagai berikut :
sebagai berikut :
104
bulan lagi kita gak tau yah, semoga sih stabil. Gini dulu saya
pernah mengalami sesekali kesulitan tapi mereka
memberikan solusi. Karenakan mereka juga dalam arti harus
konsultasi dulu dengan pihak teknis yah kalau mereka bilang
yah, kadang terkadangkan karena dengan waktunya apalagi
WFO-WFH gini yah terkadang ada tim teknisnya yang
sedang WFH. Nah mereka minta butuh waktu. mereka kasih
solusi sih.”
sebagai berikut :
105
“Kalau ketepatan sih sudah sesuai dengan waktu proses,
gak pernah telat sih. Dalam artian yah memang misalnya
dikasih waktu segitu, jadinya ya segitu. Ya mungkin kalo
untuk dari hari sabtu minggu kan kita gak dihitung, ya tapi
kan kita sebagai masyarakat merasanya sih pas sih gak
lewat jauh kadang seminggu dua minggu itu gak yah. Udah
pas kok. ETA untuk pembuatan Izin Penangkapan Ikan 3
hari kerja dan sejauh ini sudah tepat dan cepat yah. Dan
hampir semua pegawai sudah santun yah, bahasanya jutek
yah gak ada disini gak ada baik-baik semualah selama saya
kesini.”
berikut :
106
“Jika ada hambatan terkait perizinan yang dia ajukan,
petugas sangat baik dan empati.”
sebagai berikut :
107
masyarakat atau penerima layanan. Pelaksanaan pelayanan juga
ada.
Jakarta Utara ada hambatan yang dialami dapat dilihat dari hasil
mengemukakan :
108
Secara keseluruhan ya saya kira bagus. Cuma akhir-akhir ini
CRO (Custumer Relation Officer) banyak yang hamil jadi
banyak yang wfh jadi agak kurang di CRO. Lagi-lagi
hambatannya di SDM selama pandemi harus diwajibkan ada
sistem wfo wfh. Dan ada kebijakan yang mungkin bisa di
pakai seperti contohnya kemarin di Dinas ada reklame yang
lokasinya kurang sesuai, itu sebetulnya kita bisa
melaksanakan tanpa harus diambil alih oleh dinas kalo
Dinas misalkan membuat memo atau semacam kebijakan
tapi yang melaksanakan tetap kita itu tidak harus di dinas. Itu
kadang di Dinas itu masih diambil Dinas padahal sebetulnya
kita juga bisa. Solusinya kalau untuk itu si kita mungkin
kembalikan ke Dinas lagi. Karena memang semuanya Dinas
yang berwenang. Kalau untuk masalah SDM kita lebih
mengarahkan ke pemohon. Jadi hambatannya kita tidak bisa
tatap muka dan SDM kurang. Jadi antara lain membatasi
antrian online karna SDM kurang dan jam kerja juga
berkurang. Jadi antrian online kita stop di nomer 7 tiap hari
untuk selama wfh ini. Dari dinas juga aturannya 50% dari
kapasitas. Memamg waktu itu kita mengajukan kapasitas 20,
tapi ditentukan 10 karena SDM nya kurang jadi kita batesin 7
itupun terkadang 1 apalagi kan yang diDrobox itu satu orang
tidak 1 biasanya apalagi yang perikanan itu kalau tidak
distop dengan itu kita tambah kasian mereka sampai
malam.”
sebagai berikut :
109
ini harus ada peraturan terhadap sistem pelayanan online.
Disatu sisi kita memiliki undang-undang otonomi daerah.
Disatu sisi mereka mengejar target dengan adanya undang-
undang cipta kerja. Inikan baru. Sama-sama baru nih. Nah
cuma secara online ada peraturan yang memang harus
sinkron dengan cipta kerja ini ada kemudahan izinnya itu kita
punya RDTR. Sementara yang pusat ini harus segera itu
yang memang kita agak deadlock disitu. Mudah-mudahan
dengan adanya kebijakan yang undang-undang cipta kerja
terus dengan adanya keberadaan PTSP itu tidak menjadi
hambatan bagaimana masyarakat mendapatkan pelayanan
tetap dengan mudah sesuai dengan peraturan.”
menyatakan bahwa :
110
Dari hasil wawancara yang dikemukakan oleh informan,
Tambunan yaitu :
“Saya masih melihat itu yang tadi saya bilang karena PTSP
sebenarnya tidak bisa berdiri sendiri. Ya dalam hal ini belum
111
piur untuk penilaian teknis itu. Jadi kan PTSP gini,
pendaftaran sebenarnya mudah sekali. Di pendaftaran ada
di front office, Teknis ,terus finalisasi atau izin keluar. Ini 3
step ini aja. Sekarang pendaftaran oke. Ada online, ada
ajib ,ada segala macem itu it's ok lah kalau disini. Nah yang
mungkin ada masalah pada saat penilaian teknis. Nah
penilaian teknis kalau semua sudah mandiri saya bisa
interpensi. Tapi pada saat ini harus kesana kesini ya saya
tidak bisa punya kewenangan yang tinggi untuk mengakses
interpensi mereka. Tapi itu yang saya bilang salah 1 kendala
itu komunikasi yang berhubungan dipenilaian teknis tadi.
salah 1 yang saya bilang tadi yang memang benar2 prestasi
buat saya, walaupun mungkin buat orang tidak yaitu
perikanan tangkap. Saya bisa interpensi karna
bagaimanapun penilaian teknis tim penilaian tidak ada yang
mumpuni dalam penilaian teknis perikanan tangkap. Tapi
kita buat untuk penilaian bersama. Yang handle kita, yang
menentukan kita, yang membuat jadwal kita. Pemilik kapal
tidak perlu tau yang penting mereka itu masuk dan keluar
dibuat. Untuk beberapa izin mungkin saya sebut 1. Izin
kesehatan atau dinas kesehatan ini memang yang sangat
penting untuk hal-hal yang seperti itu. Dan sampai sekarang
saya juga orang kesehatan. Ini jadi penilaian buat mereka.
Contoh ini ada beberapa, ini yang saya bilang tadi. Ini kan
masalah komunikasi. Kalau anak buah saya kalau staff saya
tidak seperti yang mereka harapkan mungkin tapi transfer
knowledge ada sebenarnya. Oh harus seperti ini kalau untuk
rumah sakit tipe C. Harus seperti ini segala macam. Saya
bukan tipikal untuk menunggui rekomtek mereka dan sampai
saat ini mereka hanya ingin ketergantungan PTSP sama
mereka. Tapi disisi lain mereka tidak bisa konsisten bila
sudah survei bersama dengan mereka berapa hari harus
saya terima apa rekomteknya Yes or No. Sampai detik ini
mereka tidak pernah. Dia hanya mengatakan oh ini gin gini
gini itu pembelajaran buat saya. Karena sebenarnya SKPD
itu tidak semua aware. Saya tidak tau ada apa disana. Kalo
mau saya bilang 1 perikanan tangkap dengan 1 rumah sakit
di muara angke disana mungkin dari segi pemilik modal tidak
ada apa-apanya. Itu masalah bagaimana kita. Begini, jangan
pernah katakan disaat sekarang, kesehatan perlu tapi
ekonomi perlu juga. Nah kalo kamu tanya masalah
kesehatan dengan sekarang kalo mau mereka itu lockdown.
Itu bedanya kaya mahasiswa. Yang memang membuka
mindset kita. Tapi itu yang saya bilang tadi. Solusi yang
selama ini seperti apa. Masalahnya saya masih melihat
komunikasi antar SKPD. Dalam pelayanan pasti ada
112
diskresi. Contoh salah satunya untuk IMB mendirikan
bangunan itu salah satunya harus ada KRK sekarang contoh
itu adalah proyek strateginya walikota. Membangun A dan B.
Proyek strategis disana sudah harus ada berarti melibatkan
dampaknya kemasayarakat yang lebih besar. Pada saat itu
saya kan kembali lagi tidak bisa menginterprensi 1 Dinas
atau punya lain. Pada saat itu belum keluar. Sementara itu
harus keluar ya saya, Keluarkan. Dengan persyaratan yang
lain. Yang bisa nanti yang kita takutkan akan bermasalah.
Saya juga tidak mau bermasalah. Tapi kembali lagi melihat
urgensinya untuk masyarakat atau untuk pribadi.”
bahwa :
113
Lebih lanjut Informan4 (IF4) Nandia Tri Pangestika
menyatakan bahwa :
jawabannya yaitu :
114
subsidi Sumber Daya Manusia (SDM) antar Satuan Pelaksana di
informasi.
masyarakat.
D. Pembahasan
115
1. Implementasi Kebijakan
Nomor 160 Tahun 2019 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas
dibawah ini :
116
Namun ditemukan kekurangan dalam sisi kelancaran
dari sisi kinerja masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan,
peraturan perundang-undangan.
yang dihadapi.
117
c. Bahwa keberhasilan suatu implementasi mengacu dan
2. Kualitas Pelayanan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada dan berlaku. Hal ini
118
Zeithaml, dan Berry (1985) yang telah dirangkum oleh
memuaskan.
tanggap.
119
sinkronisasi dalam proses pelayanan perizinan secara daring
120
menutupi kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) dari sisi
kuantiti.
121
BAB V
A. Kesimpulan
memberikan pelayanan.
122
3. Hambatan dalam implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu
B. Saran
123
Administrasi Jakarta Utara, diharapkan menambah sumber daya
124
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Agustino, Leo, 2016, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta
Arifin, Zainal, 2012, Penenlitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,
Bandung : Remaja Rosda Karya.
Darmawan, D. 2012, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho, 2014, Panduan praktis
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Goetsch, David L. dan Stanley B. Davis, 2011, Pengantar Manajemen
Mutu 2,. Ed. Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Prenhalindo.
Hakim, Abdul Aziz, 2011, Negara Hukum dan Demokrasi di Indonesia,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Hardiansyah, 2011, Kualitas Pelayanan Publik: Konsep, Dimensi, Indikator
dan Implementasinya, Yogyakarta : Gava Media
Hayat, 2017, Manajemen Pelayanan Publik, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persad.
Indrajit, Richardus Eko, 2011, Peranan Teknologi Informasi dan Internet,
Yogyakarta: Andi Offest.
Kadir, Abdul dan Terra Ch. Triwahyuni, 2013, Pengantar Teknologi
Informasi, EdisiRevisi. Yogyakarta : Andi Press.
Kirom, Bahrul, 2014, Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan
Konsumen, Bandung : Pustaka Reka Cipta.
Mahmudi, 2013, Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi Kedua
Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Moleong, L.J., 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mukarom, Zaenal dan Muhibudin Wijaya Laksana. 2015, Manajemen
Pelayanan Publik, Bandung: CV Pustaka Setia.
Pasolong, Harbani, 2010, Teori Administrasi Publik, Bandung : Alfabeta.
Purwanto, Agus Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastuti, 2012, Implementasi
Kebijakan Publik. Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta
: Gava Media
Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi
Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung : PT
Refika Aditama.
Solichin, Abdul Wahab, 2012. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke
penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik, Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Suharno, 2013, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Yogyakarta: UNY Press
Sutabri, Tata, 2014, Analisis Sistem Informasi, Yokyakarta : Andi Offest.
1
Jurnal :
Ismowati Mary. 2016. Kajian Urgensi Public Private Partnerships Di Kota
Bandung. Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi ISSN 2085-1162 Volume
VIII, Nomor 02.
Maulamin Taufan. 2017. Kebijakan Transportasi Online Dan Konflik
Sosial. Diambil dari Jurnal Ilmu Adminitrasi Negara – ASIAN,
Volume 5 Nomor 2
Yayat Rukayat, 2017. Kualitas Pelayanan Publik Bidang Administrasi
Kependudukan Di Kecamatan Pasir Jambu.
Latunreng Wahyuddin. 2018. Tourism Policy for Encouraging the
Development of SMEs in Belitong, Indonesia. Dalam : Journal of
Management and Marketing Review J. Mgt. Mkt. Review 3(1) 16–
23 (2018).
Raden Dewi Setiani, 2018. Implementasi Kebijakan Pembentukan
Kabupaten/Kota Layak Anak Pada Bidang Pendidikan dan
Kesehatan Di Kabupaten Pandeglang.
Rahadian, AH. 2019, Implementasi Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok, Jurnal
Reformasi Administrasi Vol. 6, No. 1, Maret 2019, pp. 68-75.
Said Fahrin, 2020. Implementasi Kebijakan Pengurusan Perizinan Tanda
Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Pada Dinas Penanaman Modal
Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Medan.
Syamsul Bahri, dkk 2020. Public Policy Implementation in Efforts to
Improve Public Service Quality in Tangerang City.
Wisber Wiryanto, 2020. Initiative and Implementation of The Public
Service Innovation by Regional Government in Indonesia.
Gurmeet Singh dan Neale J Slack, 2020 New Public Management and
Customer Perceptions of Service Quality.
Yulianto, 2020. Meningkatkan Kompetensi Aparatur Sipil Negara Dalam
Pelayanan Publik Menuju Era New Normal. Prosiding Seminar
Stiami P- ISSN 2355-2883 Volume 7, No. 2, Oktober 2020.
Perundang-undangan :
Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun 2010 tentang Pedoman
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi DKI
Jakarta
Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 281
tahun 2016 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Penanaman
Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
2
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta
Peraturan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 160
tahun 2019 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Penanaman
Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI
Jakarta
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 205 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Secara
Elektronik
Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2017 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
PEDOMAN WAWANCARA
3
1) Apakah pelaksana (implementor) dalam pelayanan telah
b) Apa penyebabnya?
c) Bagaimana mengatasinya?
4
a. Tentang rencana kinerja, apakah telah dibuat perjanjian kinerja
kebutuhan masyarakat ?
nyaman ?
bersih?
5
b. Apakah petugas memberikan pelayanan sesuai harapan
pelayanan?
proses pelayanan?
pelangan?
6
c. Petugas memahami kebutuhan pelangan secara spesifik?
1. Apa saja hambatan dan masalah yang dihadapi, baik pada tahun
ada?
IV. SOLUSI
7
3. Setelah mengambil langkah solusi tersebut, apakah ada langkah
LAMPIRAN
8
Jakarta Nomor 160 karena memang PTSP ini
tahun 2019 hadir untuk mereformasi
tentang Organisasi pelayanan publik,
dan Tata Kerja reformasi pelayanan
Dinas Penanaman publik. Jadi sebenarnya
Modal dan implementasinya dari
Pelayanan tahun 2014 itu kita sudah
Terpadu Satu mengimplementasikannya
Pintu. Apakah dengan baik. Kurang
pelaksana lebih sudah hampir 6
(implementor) tahun
dalam pelayanan mengimplementasikan
telah kebijakan tersebut
memperhatikan
dan melaksanakan
peraturan
tersebut?
9
sebelum saya disini
perikanan pengkat
termasuk CV ,SIUP boleh
diliat media yang
mengatakan ngurus 1 ijin
CV ijin ini, ijin perikanan
tangkap karena yang
punya laut di Jakarta
Utara. Nah itu Seafood
satu sistem dan memang
sampai saat ini ya buat
saya karena tadinya itu
pelayanan sesuai dengan
peraturan Permendag itu
bahwasanya pelayanan
PTSP disitu pelayanan
dimulai harus berakhir
disitu kan. Masyarakat
hanya tau menunggu.
Nah kalo ada pelayanan
2 pintu artinya sebelum
ke PTSP harus ada
rekomtek dulu ke SKPD .
Si masyarakat tidak bisa
bahwasanya lamanya itu
apakah simpulnya lama di
SKPD rekomtek atau di
kita. Nah ini yang menurut
saya kalo dibilang
prestasi buat saya. Ciri
khas yang ada disini. Dan
selama di Muara Angke
yang pemilik
kapal/nelayan mungkin
kalo mau dibilang hampir
tidak ada keluhan. Kalo
itu dulu tabloid
bahasanya yang sangat
lebay atau dilebaykan
saya ga tau.
10
kinerja tahunan ya. Jadi mau mengarah
tersebut diketahui kemana nih biroksasi
dan di arah kebijakan PTSP.
sosialisasikan Jadi renja itu ya memang
keseluruh harus memang dibuat.
pegawai? Lalu Nah rencana kerja itu kan
Kegiatan apa yang soalnya evaluasi untuk
tidak dapat diakhir atau evaluasi
dilaksanakan dan kedepan sejauh mana
apa penyebabnya rencana kerja yang kita
serta bagaimana buat itu dapat terlaksana
mengatasinya? dengan baik. Ada
Renkin ,ada Renja
sebenarnya sama aja.
Buat saya sama. Hanya
pengucapannya aja yang
beda. Pertahun biasanya
diawal tahun untuk
sekarang 2021, 2020
inikan Renja 2021
dong ,jadi kan
pemikirannya harus kalo
dalam ekonomi istilahnya
memikirkan kedepan
bukan memikirkan ke
belakang apa yang mau
dikerjakan begitu. Salah
satunya renja ini gini,
persyaratan untuk izin A.
Itu mungkin kedepan
tidak begitu dipentingkan
lagi. Tahapan-tahapan
seperti itu terus arah dari
Dinas ini mau kemana.
Seperti apa si gitu. kalo
namanya Kantor ya
memang pelayanan
publik itu melekat dengan
kepala wilayah. Kayak
PTSP kelurahan harus ke
kelurahan ,PTSP
kecamatan harus
kecamatan. Karena
sebenarnya pelayanan
publik kecamatan ini juga
yang tadinya kan ini
11
dihandle oleh beberapa
instansi ya. Nah jadi
kedepan seperti apa itu
sebenarnya udah
ditentukan seperti apa
tahun 2021 apa si yang
mau diraih. Terus
kepuasan masyarakat
mana yang harus
diperbaiki, rencananya
kedepan seperti apa. Itu
sudah jelas sebenarnya di
Renja tahunan. Di Renja
tahunan ya semua ijin
dari kepala Dinas
mengatakan online. Itu
bagian dari Renja yang
harus rencanakan dan
kita dibayangkan. Jadi
kalo kita terus seperti
belum online 100% ya
belum seperti yang
dikatakan
12
pelayanan sesuai bagus juga yah karena
SOP dan petugas kan mereka juga lebih ke
memberikan pengarah. Mengarahkan
pelayanan sesuai ke kita kalau misalkan
harapan ada kekurangan dokumen
pelanggan?, baik atau apalah dijelaskan
dari ketepatan berdasarkan apasih yang
waktu dan perlu dilengkapi kalau
perlakuan yang memang ada kekurangan,
sama bagi semua gak pasif gitu maksudnya.
pelangan. Ini ko sangat inilah
membantu kita juga.
Awalnya saya tau dari
temen terkait SOP
pelayanan Izin
Penagkapan Ikan ini, tapi
saya pengen lebih mastiin
aja sih. Saya pengen
coba ah makanya saya
diawal sering kesini buat
konsultasi sih, karenakan
namanya kita masyarakat
awam pasti butuh
bertanya oh...ini apa sih
maksudnya gitu. Tapi
cukup baik kok, sudah
sesuai SOP sudah
beberapa banyak izin
penangkapan ikan yang
selesai. Mereka ramah-
ramah juga kok,
maksudnya gak ada maaf
yah dalam tanda kutip
kan ada yang kurang
respect. Tapi gak kalau
disini respect semua kok
orangnya. Petegus
memberikan penjelasan
pelayanan dengan jelas,
tapi kadang gini memang
kan kalo ada beberapa
yang lebih bersifat ke ya
mungkin dari pasal-pasal
yah kalo kaya entah
peraturan apa. Mereka
kan lebih ke front office
13
yah mungkin mereka itu
namanya atau saya gak
taulah kalau di Bank kan
namanya CS yah, mereka
bisa nanya ke tim teknis
perizinannya langsung
jadi saya kebantu juga.
Sejauh yang saya
beberapa kali kesini sama
aja sih pemberlakuan
petugas terhadap
pemohon. Sampai saat ini
menurut penilaian saya
pribadi sih sudah sesuai
harapan, menurut saya
pribadi saya sangat puas
14
kesulitan tapi mereka
memberikan solusi.
Karenakan mereka juga
dalam arti harus
konsultasi dulu dengan
puhak teknis yah kalau
mereka bilang yah,
kadang terkadangkan
karena dengan waktunya
apalagi WFO-WFH gini
yah terkadang ada tim
teknisnya yang sedang
WFH. Nah mereka minta
butuh waktu. mereka
kasih solusi sih.
15
pelanggan? kalau memang pengen
seberapa besar ditanya apa-apa gak
rasa empati dicuekin atau dijawabnya
petugas.Lalu yah seadanya aja. Itu
Apakah petugas gak, mereka jawab
menunjukan sikap dengan jelaslah dalam
terbuka dan artian jelas sesuai dengan
kooperatif kepada mereka lihat diperaturan,
pelangan? tapi pas memang bener
itu yang di inginkan.
Mereka lebih koperatif
juga sih dalam hal
menangani masyarakat.
Ini kok antusias. Sikap
petugas terbukalah,
karenakan kan mereka
membantunya dengan
sesuai dengan koperetif
itu berertikan tandanya
mereka udah siap
menghadapi kita yang
gak tau perizinan tiba-tiba
dateng gitu
16
dibilang sangat-sangat
memuaskan atau sudah
perfect kayaknya
gamungkin. Jadi ini yang
saya bilang tadi untuk
anggaran saya piikir udah
pasti karna banyak
anggaran yang potong,
yang di program-program
yang tidak dihapuskan
untuk dinas yang lain.
Kalo yang kita karna pyur
kebanyakan di pelayanan
sejauh ini masih bagus.
17
yang berhubungan
dipenilaian teknis tadi.
Nah salah 1 yang saya
bilang tadi yang memang
benar2 prestasi buat
saya, walaupun mungkin
buat orang ngga yaitu
perikanan tangkap. Saya
bisa interpensi karna
bagaimanapun penilaian
tehnis tim penilaian gada
yang mumpuni dalam
penilaian teknis perikanan
tangkap. Tapi kita buat
untuk penilaian bersama.
Yang handle kita, yang
menetukan kita, yang
membuat jadwal kita. Si
pemilik kapal tidak perlu
tau yang penting mereka
itu masuk dan keluar
dibuat. Nah untuk
beberapa ijin mungkin
saya sebut 1. Ijin
kesehatan atau dinas
kesehatan ini memang
yang sanagt penting
bangat untuk hal-hal yang
seperti itu. Dan sampai
sekarang saya juga orang
kesehatan. Ini jadi
penilaian buat mereka.
Contoh ini ada beberapa,
ini yang saya bilang tadi.
Ini kan maslaah
komunikasi. Kalo anak
buah saya kalo staff saya
gak seperti yang mereka
harapkan mungkin tapi
transfer knowledge ada
sebenarnya. Oh harus
seperti ini kalo untuk
rumah sakit tipe C. Harus
seperti ini segala macam.
Saya bukan tipikal untuk
menunggui rekomtek
18
mereka dan sampai saat
ini mereka hanya ingin
ketergantungan PTSP
sama mereka. Tapi disisi
lain mereka tidak bisa
konsisten bila sudah
survei bersama dengan
mereka berapa hari harus
saya terima apa
rekomteknya Yes or No.
Sampai detik ini mereka
tidak pernah. Dia hanya
mengatakan oh ini gin gini
gini nah itu pembelajaran
buat saya. Karena
sebenarnya SKPD itu gak
semua aware. Saya gak
tau apa disana. Kalo mau
saya bilang 1 perikanan
tangkap dengan 1 rumah
sakit di muara angke
sana mungkin dari segi
pemilik modal gada apa-
apanya. Itu masalah
bagaimana kita. Gini,
jangan pernah katakan
disaat sekarang,
kesehatan perlu tp
ekonomi perlu juga. Nah
kalo kamu tanya masalah
kesehatan dengan
sekarang kalo mau
mereka itu lockdown. Itu
bedanya kaya
mahasiswa. Yang
memang membuka
mindset kita. Tapi itu yg
saya bilang tadi. Solusi
yang selama ini seperti
apa. Masalahnya saya
masih melihat komunikasi
antar SKPD. Dalam
pelayanan pasti ada
diskresi. Contoh salah
satunya untuk IMB
mendirikan bangunan itu
19
salah satunya harus ada
KRK sekarang contoh itu
adalah proyek strateginya
walikota. Membangun A
dan B. Proyek strategis
disana sudah harus ada
berarti melibatkan
dampaknya
kemasayarakat yang lebih
besar. Pada saat itu saya
kan kembali lagi gak bisa
menginterprensi 1 Dinas
atau punya lain. Pada
saat itu belum keluar.
Sementara itu harus
keluar ya saya,
Keluarkan. Dengan
persyaratan yang lain.
Yang bisa nanti yang kita
takutkan akan
bermasalah. Saya juga
gamau bermaslaah. Tapi
kembali lagi melihat
urgensinya untuk
masayarakat atau untuk
pribadi.
20
3. Wawancara dengan Informan 3 (IF3)
21
7. Wawancara dengan Informan 7 (IF7)
22
23
24
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. BIODATA
Nama : Muhammad Ali Massyhury, S.Kom
Tempat, Tangal Lahir
: Jakarta, 01 Januari 1989
Agama : Islam
Alamat : Jl. Papanggo 1B No.29B RT.05 RW.01
Jakarta Utara – 14340
Email dan Handphone : alinzgtl3@gmail.com / 0856 9140 9346
25