Anda di halaman 1dari 95

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENERAPAN SISTEM

APLIKASI KEUANGAN TINGKAT INSTANSI (SAKTI)


DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PENGADILAN NEGERI LUWUK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Pada Universitas Muhammadiyah Luwuk

Oleh :

FATIMATUL ADAWIA

NPM : 19033054

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK
2023
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (Sarjana Akuntansi), baik di Universitas

Muhammadiyah Luwuk maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya

sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar

yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan

norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Luwuk, Oktober 2023

Yang membuat pernyataan,

(Fatimatul Adawia)
NPM. 19033054

ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Penelitian : Efektivitas dan Efisiensi Penerapan Sistem

Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

pengadilan Negeri Luwuk

Nama Lengkap : Fatimatul Adawia

NPM : 19033054

Program Studi : Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Sektor Publik

Luwuk, Oktober 2023

Disetujui untuk diujikan

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

FITRIANI, S.Pd.,M.Ak LENNY M. POSSUMAH, SE.,MM


NIDN. 0924039301 NIDN. 8908460023

MENGETAHUI :

DEKAN Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. WAHYUDIN RAHMAN, SE.,MM FITRIANI, S.Pd.,M.Ak


NIDN. 0901128204 NIDN. 0924039301

iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Judul Penelitian : Efektivitas dan Efisiensi Penerapan Sistem

Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

pengadilan Negeri Luwuk

Nama Mahasiswa : Fatimatul Adawia

NPM : 19033054

Program Studi : Akuntansi

Dasar Penetapan Tim Penguji : SK Dekan No.

Dasar Penetapan SK Yudisium : SK Dekan No.

Tanggal Lulus :

Telah diujikan Pada Tanggal …… Oktober 2023

dan dinyatakan Memenuhi Syarat.

Dr. Wahyudin Rahman, SE., MM (Ketua) ( )

Fitriani, S.Pd., M.Ak (Sekretaris) ( )

Lenny M. Possumah, SE., MM (Anggota) ( )

Dr. Irwan Moridu, SE., MM., CRA., CSF (Anggota) ( )

Nurmawati Mambuhu, SE.,MM (Anggota) ( )

Mengetahui:
Dekan

Dr. WAHYUDIN RAHMAN, SE., MM


NIDN. 0901128204

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa

Ta’ala atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada

hambanya. Berkat Hidayah dan Taufik-Nya, penulis berhasil menyelesaikan

tulisan ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan meraih gelar

sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Luwuk.

Proses penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari peran serta pihak

lain yang telah memberikan motivasi ataupun sumbangsi pemikiran terkait

dengan penulisan ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis

ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Sutrisno K Djawa, SE.,MM Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Luwuk.

2. Bapak Dr. Wahyudin Rahman, SE.,MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Luwuk.

3. Kepada Bapak/Ibu Wakil Dekan I, II, III Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Luwuk.

4. Ibu Fitriani, S.Pd.,M.Ak Selaku Ketua Program Studi Akuntansi sekaligus

Pembimbing I dan Ibu Lenny M. Possumah, SE.,MM selaku pembimbing II,

yang telah banyak membantu dan memberikan saran kepada penulis, atas

kesediaan dan pengorbanan waktunya dalam membimbing, mengarahkan

penulis sejak dari awal penulisan ini sampai terselesainya penulisan skripsi

ini.

v
5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Luwuk yang telah membimbing dan memberikan ilmu

pengetauan kepada penulis.

6. Kepada Pimpinan Instansi Birokrasi, staf dan pegawai Pengadilan Negeri

Luwuk yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan

tulisan ini.

7. Ayah tercinta Dg. Maserre dan Ibu hebatku Salmawati, terima kasih karena

selalu menjagaku dalam do’a-do’a kalian, terima kasih atas semua cinta dan

pengorbanan yang telah diberikan. Demikian juga kepada Kakak dan Adik

tersayang, Nur Intan, S.Kom dan Saiful Rahman yang senantiasa

mendo’akan dan memberikan dukungan selama ini.

8. Terima kasih juga kepada teman-temanku Kak Ucy, Novita, Geby, Agnes,

dan Leorencia yang sudah memberikan dukungan selama ini.

9. Teman-teman seperjuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Luwuk

angkatan 2019.

10. Rekan-rekan civitas Akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unvisersitas

Muhammadiyah Luwuk.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalas budi luhur dan jasa

kalian semua yang telah memberikan do’a dan dukungan kepada penulis.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum

Warahmatullahi Wabarakatuh.

Luwuk, Oktober 2023


Penulis

Fatimatul Adawia

vi
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul i
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi ii
Halaman Persetujuan Skripsi iii
Halaman Pengesahan Skripsi iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran xii
Abstrak xiii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 7
1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 7
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 9
2.1. Tinjauan Pustaka 9
2.1.1. Konsep Sistem Informasi Akuntansi..........................................9
2.1.2. Konsep Sistem Informasi Akuntansi pemerintahan.................10
2.1.3. Konsep Aplikasi.......................................................................11
2.1.4. Konsep Laporan Keuangan.....................................................14
2.1.5. Konsep Efektivitas...................................................................17
2.1.6. Konsep Efisiensi......................................................................20
2.2. Kerangka Pikir 23
BAB III.METODE PENELITIAN 25
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 25
3.2. Jenis dan Sumber Data 25
3.3. Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel 26
3.4. Metode Pengumpulan Data 28
3.5. Metode Analisis Data 30
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 33
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 33

vii
4.1.1. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian33
4.1.2. Visi dan Misi Pengadilan Negeri Luwuk 35
4.1.3. Kondisi Geografis Pengadilan Negeri Luwuk 36
4.1.4. Struktur Organisasi 37
4.1.5. Deskripsi Informan Hasil 44
4.2. Hasil Penelitian 50
4.2.1. Analisis Efektivitas Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan
Tingkat Instansi (SAKTI) Dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Pengadilan Negeri Luwuk 50
4.2.2. Analisis Efisiensi Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat
Instansi (SAKTI) Dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Pengadilan Negeri Luwuk 59
4.3. Pembahasan 63
4.3.1. Efektivitas Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat
Instansi (SAKTI) Dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Pengadilan Negeri Luwuk 63
4.3.2. Efisiensi Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat
Instansi (SAKTI) Dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Pengadilan Negeri Luwuk 68
BAB V. PENUTUP 72
5.1. Simpulan 72
5.2. Saran 72
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Daftar Riwayat Hidup

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Staf/Pegawai Pengadilan Negeri Luwuk............................ 36

Tabel 4.2 Informan Penelitian Pengadilan Negeri Luwuk................................46

Tabel 4.3 Deskripsi Variabel Efektivitas Penerapan Aplikasi SAKTI...............47

Tabel 4.4 Deskripsi Variabel Efisiensi Penerapan Aplikasi SAKTI..................49

Tabel 4.5 Efektivitas Penerapan Aplikasi SAKTI.............................................57

Tabel 4.6 Efektivitas Penerapan Aplikasi SAKTI.............................................62

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Depan dan Ruang Lingkup Aplikasi SAKTI................ 13

Gambar 2.2 Kerangka Pikir.............................................................................24

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Luwuk............................38

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara

Lampiran 2 Dokumentasi Informan Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian

xi
ABSTRAK

Fatimatul Adawia, 19033054. “Efektivitas dan Efisiensi Penerapan Sistem


Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Pengadilan Negeri Luwuk”. Dibimbing oleh Fitriani Pembimbing (I),
Lenny M. Possumah Pembimbing (II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisis efektivitas


dan efisiensi Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)
dalam Penyusunan Laporan Keuangan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
Efektivitas dan Efisiensi. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui
wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Informan dalam penelitian ini yaitu
Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan, Bendahara Pengeluaran dan Staf
bagian Pelaporan Keuangan. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas penerapan Aplikasi
SAKTI dalam penyusunan laporan keuangan dengan melihat indikator yang
digunakan yaitu pemahaman program, tepat sasaran, tepat waktu, tercapainya
tujuan, dan perubahan nyata dapat disimpulkan telah berjalan dengan efektif.
Efisiensi penerapan Aplikasi SAKTI dalam penyusunan laporan keuangan belum
sepenuhnya efisien. Hal ini ditunjukkan dengan melihat indikator usaha. Masih
ada pegawai yang mengalami kesulitan saat penginputan data dan setelah
penerapan Aplikasi SAKTI sering terjadi maintenance karena error pada Aplikasi,
jaringan yang tidak stabil serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memperbaiki data jika terjadi kesalahan input.

Kata Kunci: Efektivitas, Efisiensi, SAKTI dan Laporan Keuangan.

xii
ABSTRACT

Fatimatul Adawia, 19033054. “Effectiveness and Efficiency of the Implementation


of the Agency Level Financial Application System (SAKTI) in Preparing Financial
Statements of the Luwuk District Court”. Supervised by Fitriani Supervisor (I),
Lenny M. Possumah Supervisor (II).

This study aims to determine and analyze the effectiveness and efficiency
of the implementation of the Agency Level Financial Application System (SAKTI)
in preparing financial statements. The variables of the study consisted of
effectiveness and efficiency. The data collection techniques used were
interviews, documentation, and literature studies. The informants were the Head
of the General and Financial Subdivision, the Expenditure Treasurer, and the
Financial Reporting Staff. The data analysis used was descriptive-qualitative.
The results of this study indicated that the effectiveness of the
implementation of the SAKTI application in preparing financial statements by
observing the indicators, namely program comprehension, precise targeting,
punctuality, goals achieved, and real changes can be concluded to have run
effectively. The efficiency of the SAKTI application in preparing financial
statements was not fully efficient. It was shown by observing the effort indicator.
There are still employees who experience difficulties when entering data, and
after implementing the SAKTI application, maintenance often occurs due to errors
in the application and unstable networks, and it takes a long time to fix data if an
entry error occurs.

Keywords: effectiveness, efficiency, SAKTI, and financial statements.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya perputaran waktu, umat manusia dituntut

untuk mampu beradaptasi dengan berbagai kemajuan, seperti percepatan

ilmu pengetahuan dan teknologi di era revolusi industri keempat.

Terciptanya kemajuan teknologi yang sering dan terus menerus muncul

dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat, menjadi ciri revolusi

industri keempat. Pemerintah Indonesia pun menyadari bahwa cita-cita tata

kelola pemerintahan yang baik (good government governance) sebagian

besar diwujudkan melalui Sistem Informasi (SI). Untuk menyesuaikan

layanan publik dengan kemajuan teknologi, pemerintah menerapkan

layanan elektronik, atau yang dikenal dengan “e-government”.

Sistem Informasi Manajemen Keuangan Terintegrasi merupakan salah

satu cara penerapan e-government di Indonesia. Khususnya di bidang

pengelolaan keuangan negara terwujud dalam bentuk Integrated Financial

Management Information System (IFMIS). Dener et al (2017)

mendefinisikan IFMIS sebagai serangkaian otomasi solusi terintegrasi yang

memampukan pemerintah untuk merencanakan, mengeksekusi, dan

memonitor anggaran, dengan membantu dalam prioritasi, eksekusi dan

pelaporan pengeluaran, serta mengawal dan melaporkan pendapatan.

Penerapan IFMIS bertujuan mengatasi masalah yang muncul karena

pengelolaan anggaran dan proses akuntansi yang masih mengandalkan

metode manual atau sistem terpisah. Karena data pendapatan dan belanja

seringkali tidak dapat diandalkan dan seringkali terlambat dalam proses


2

perencanaan, pemantauan, dan pelaporan anggaran, serta dalam

pengendalian pengeluaran, hal ini berdampak negatif pada pengelolaan

anggaran secara keseluruhan. Oleh karena itu, perubahan dan perbaikan

dalam penyelenggaraan pemerintahan yang menggunakan teknologi tidak

hanya dibutuhkan, tetapi juga diwajibkan.

Efektivitas ialah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa banyak yang

telah dicapai dalam hal kuantitas, kualitas, dan waktu. Efektivitas

merupakan parameter yang mengindikasikan sejauh mana sukses

organisasi dalam mencapai tujuannya. Semakin besar kontribusi output

terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan, semakin

efektif proses kerja unit organisasi tersebut (Mardiasmo 2017:134).

Sedangkan efisiensi adalah penilaian tingkat pemanfaatan sumber daya

dalam suatu proses. Jika sumber daya digunakan secara hemat atau

dalam jumlah yang sedikit, maka proses dianggap efisien. Tingkat efisiensi

dalam suatu proses dapat dilihat dari peningkatan dalam hal biaya yang

lebih rendah dan waktu yang lebih cepat setelah perbaikan dilakukan pada

proses tersebut (Sedarmayanti 2014:22). Menurut Eggers dan Bellan

(2015), digitalisasi manajemen dalam sektor publik kini tidak hanya

didorong oleh upaya untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan

mengurangi biaya, melainkan juga berdasarkan permintaan masyarakat

yang menerima layanan publik. Dalam usaha memenuhi tuntutan ini,

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) Kementerian Keuangan telah

menciptakan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI), suatu

sistem aplikasi terintegrasi yang tersedia untuk semua unit kerja (satker) di

instansi pemerintah pusat di seluruh wilayah Indonesia.


3

Dalam konteks tujuan dan layanan di pemerintah daerah, Sistem

Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) yang merupakan salah satu

komponen IFMIS diperlukan untuk digunakan dalam penanganan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sistem ini

dikembangkan untuk mewujudkan cita-cita pengelolaan keuangan yang

berbasis kinerja, terintegrasi, transparan, teratur, efektif dan ekonomis.

Penerapan akuntansi berbasis akrual, one entry point, integrasi database,

dan jaminan keamanan data adalah beberapa karakteristik utama dari

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI). Pelaksanaan SAKTI

dimulai pada tahun 2015 dengan tahap uji coba terbatas (piloting),

sebagaimana dipersyaratkan oleh Peraturan Menteri Keuangan nomor

223/PMK.05/2015 dan nomor 131/PMK.05/2016. Selama tahap awal uji

coba, ditemukan sejumlah masalah dengan keandalan sistem, kualitas

keluaran, penggunaan teknis, dan bantuan layanan SAKTI. Misalnya,

masih adanya masalah konektivitas jaringan, kesenjangan input data, bug

yang mengakibatkan aplikasi error, fitur yang tidak lengkap, data output

yang tidak lengkap, desain antarmuka pengguna (user interface) dan

pengalaman pengguna dalam mengakses web (user experience) yang

tidak nyaman, serta penggunaan istilah-istilah yang tidak familiar sehingga

menyulitkan pengguna baru untuk memahami, dan kurang efektifnya

layanan dukungan dari tim pendamping piloting.

Sebagai sebuah entitas akuntansi yang berada di dalam lingkungan

Mahkamah Agung Republik Indonesia, Pengadilan Negeri Luwuk memiliki

tanggung jawab untuk merinci pembukuan dan menghasilkan laporan

pertanggungjawaban sehubungan dengan pelaksanaan Anggaran


4

Pendapatan dan Belanja Negara. Proses ini mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 mengenai Standar Akuntansi

Pemerintahan dan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang efektif dalam

lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan Pengadilan Negeri Luwuk

disusun menggunakan Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang

mencakup serangkaian teknik, baik manual maupun berbasis PC, meliputi

pengumpulan informasi, pencatatan, penjumlahan, dan perincian posisi

moneter dan tugas keuangan pada Pelayanan Negara. SAI sendiri

dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu SAIBA dan SIMAK-BMN.

Pada akhir tahun 2022, Pengadilan Negeri Luwuk mulai menggunakan

aplikasi SAKTI dengan full modul sebagai pengganti aplikasi SAIBA dan

SIMAK-BMN. Aplikasi SAIBA dan SIMAK-BMN yang sebelumnya

merupakan aplikasi desktop dan harus digunakan secara terpisah, kini

digantikan dengan Aplikasi yang telah terintegrasi didalamnya seluruh

proses pengelolaan keuangan yang disebut Sistem Aplikasi Keuangan

Tingkat Instansi (SAKTI). Namun, masih terdapat beberapa tantangan dan

kendala dalam menggunakan program untuk menyusun laporan keuangan

tersebut, seperti kurangnya pengetahuan dan pemahaman pada awal

penerapan aplikasi SAKTI yang berdampak pada kurang efektif dan

sulitnya penginputan data oleh staf/pegawai Pengadilan Negeri Luwuk.

Kendala selanjutnya adalah terkait konektivitas jaringan karena aplikasi

SAKTI adalah aplikasi yang sangat bergantung pada jaringan internet yang

ada. Tanpa internet, aplikasi ini tidak akan dapat digunakan. Pengadilan

Negeri Luwuk sendiri masih sering mengalami ketidakstabilan jaringan


5

internet yang berakibat pada kurang efisiennya penerapan Aplikasi SAKTI

karena keterlambatan penginputan data-data keuangan.

Berkaitan dengan isu-isu tersebut, terlebih dahulu penulis juga

menelusuri penelitian-penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Imam Tri Wibowo (2019) mengenai Proses

Difusi Inovasi Program Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

Pada Ditjen Perbendaharaan di D.I. Yogyakarta tahun 2018 menunjukkan

bahwa di KPP Sleman, Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

merupakan suatu kebutuhan penting dalam pengelolaan keuangan.

Penyebarannya melalui berbagai saluran komunikasi dengan

pendampingan dianggap sebagai faktor kunci untuk berhasil menerapkan

SAKTI. Proses penyebaran inovasi dipercepat oleh adanya kesamaan sifat

atau pandangan antara agen perubahan dan penerima inovasi, serta

karena dukungan lingkungan eksternal dan internal. Dalam tahap adopsi,

manfaat praktis yang diperoleh oleh penerima inovasi lebih dominan

daripada manfaat ekonomis. Keputusan mengenai inovasi ini cenderung

bersifat otoriter dan dipengaruhi oleh peran pemimpin, tetapi pada tahap

implementasi masih terdapat beberapa prosedur yang tidak sesuai. Oleh

karena itu, diperlukan evaluasi program SAKTI oleh Direktorat Jenderal

Perbendaharaan, sebagai pemilik program, terutama dalam hal inovasi

yang diterapkan, proses pelatihan, kompetensi pelatih, dan media

komunikasi yang digunakan.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Tenry Nur Amriania dan Azwar

Iskandar (2019), berdasarkan hasil penelitiannya terhadap pelaksanaan

penerapan SAKTI dalam iklim BPPK (khususnya dalam uji penelitian)


6

ternyata tidak mencapai kesuksesan yang terbukti secara empiris

berdasarkan semua indikator atau pendekatan yang ada dalam model

pencapaian DeLone dan McLean. Dari empat spekulasi yang diajukan,

tidak semuanya bisa dibuktikan dan diakui. Terbukti bahwa mutu sistem

berdampak pada tingkat kepuasan pelanggan, dan tingkat pemenuhan

pelanggan pun mempengaruhi keuntungan bersih. Meski demikian, mutu

data dan mutu administrasi tidak mempengaruhi pemenuhan kepuasan

pengguna SAKTI secara umum.

Selanjutnya penelitian lain juga dilakukan oleh Rizki Nur Amalia

Nasution dan Juliana Nasution (2022) pada hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara

mulai menggunakan aplikasi SAKTI sejak awal tahun 2022. Meskipun

penggunaan aplikasi ini masih baru, pengalaman awalnya telah terbukti

cukup efektif dan optimal. Namun, pegawai memerlukan pengetahuan

tambahan agar penggunaan aplikasi ini dapat mencapai tingkat

keoptimalan yang lebih tinggi. Selain itu, ada sebagian faktor yang perlu

dicermati, misalnya status SDM, aksesibilitas akses web, serta aksesibilitas

video latihan instruksional sehubungan dengan penggunaan aplikasi. Hal

ini perlu diutamakan agar permasalahan yang mungkin timbul di lapangan

mampu segera diselesaikan dan tidak menghambat penyelenggaraan

moneter negara.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, ditemukan gap fenomena

bahwa penerapan aplikasi SAKTI dalam penyusunan laporan keuangan

masih belum efektif dan efisien, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan

menganalisis lebih dalam mengenai penerapan aplikasi SAKTI dalam


7

penyusunan laporan keuangan melalui penelitian dengan judul ”Efektivitas

Dan Efisiensi Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi

(SAKTI) Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pengadilan Negeri

Luwuk”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Efektivitas Penerapan Aplikasi Sakti Dalam Penyusunan

Laporan Keuangan Pengadilan Negeri Luwuk?

2. Bagaimana Efisiensi Penerapan Aplikasi Sakti Dalam Penyusunan

Laporan Keuangan Pengadilan Negeri Luwuk?

1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Efektivitas Penerapan Aplikasi Sakti Dalam Penyusunan Laporan

Keuangan Pengadilan Negeri Luwuk.

2. Efisiensi Penerapan Aplikasi Sakti Dalam Penyusunan Laporan

Keuangan Pengadilan Negeri Luwuk.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Adapun Kegunaan dalam penelitian ini antara lain:

1. Dari hasil penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan

khasanah pengetahuan bagi masyarakat dan bagi penulis, tentang

efektivitas dan efisiensi penerapan aplikasi SAKTI dalam

penyusunan laporan keuangan Pengadilan Negeri Luwuk.


8

2. Kementerian Keuangan khususnya Direktorat Jenderal

Perbendaharaan (DJPB) dapat memastikan bahwa penerapan

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) yang

dikembangkan sudah efektif dan efisien dalam penyusunan

laporan keuangan instansi/satuan kerja pengelola dana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

3. Bagi Instansi/ Satuan kerja Pengadilan Negeri Luwuk, penelitian

ini dapat dijadikan referensi bagi pegawai yang merupakan user

Aplikasi untuk senantiasa meningkatkan pemahaman dan

pengetahuan tentang sistem aplikasi keuangan tingkat instansi

(SAKTI) agar terbiasa dalam penerapan Aplikasinya.

4. Bagi peneliti selanjutnya, Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi dalam pengembangan teori penerapan

sistem aplikasi keuangan tingkat instansi (SAKTI) serta dapat

memberikan tambahan informasi dan sebagai referensi pada

penelitian selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah suatu sistem yang

menghimpun, merekam, serta mengelola data dengan tujuan

mendukung proses pengambilan keputusan (Romney dan Steinbart,

2014:10). Selanjutnya menurut Romney & Steinbart (2018:10) sistem

informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mampu menghimpun,

mencatat, menyimpan, serta mengolah data dengan maksud untuk

menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pengambil

keputusan. Ini mencakup elemen-elemen seperti individu, prosedur

dan petunjuk, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi,

pengendalian internal, serta tindakan-tindakan keamanan.

Lilis Puspitawati (2021:49) memberikan alternatif definisi sistem

informasi akuntansi sebagai gabungan dari sub-sub sistem atau

komponen-komponen, baik yang berwujud maupun yang tidak

berwujud, yang saling berinteraksi secara seimbang dengan tujuan

mengkonversi data keuangan menjadi informasi keuangan yang

diperlukan oleh berbagai pihak sebagai landasan dalam proses

pengambilan keputusan dan pengendalian dalam suatu organisasi.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi akuntansi adalah suatu perangkat yang memiliki kemampuan

untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan, mengolah, dan

kemudian menghasilkan laporan data akuntansi guna menghasilkan


10

informasi. Informasi ini berguna bagi pengguna dalam pengambilan

keputusan, baik yang berasal dari internal organisasi maupun dari

pihak eksternal.

2.1.2 Konsep Sistem Informasi Akuntansi pemerintahan

Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah (SIAP) atau dikenal juga

dengan Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik atau Sektor

Pemerintahan merupakan sekelompok komponen atau unsur di dalam

struktur sebuah entitas pemerintahan yang melakukan pengumpulan,

pencatatan, penyimpanan, serta pengolahan data keuangan

pemerintah dengan tujuan menghasilkan informasi yang memiliki

relevansi dalam proses pengambilan keputusan. Di lingkungan

pemerintah pusat, istilah yang lebih sering digunakan untuk konsep ini

adalah Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

(SAPP). SAPP merupakan rangkaian sistemik dari prosedur-prosedur

(seperti prosedur pembayaran), penyelenggara (seperti penyusun

laporan keuangan, pereview laporan keuangan), peralatan (seperti

aplikasi yang digunakan SAKTI, SPAN maupun e-rekon LK), serta

elemen lain (seperti bagan akun standar maupun kebijakan akuntansi)

untuk menjalankan fungsi akuntansi, dimulai dari mengumpulkan,

mencatat, dan merangkum data hingga melaporkan posisi keuangan

dan operasi keuangan kepada Pemerintah Pusat, sesuai dengan PMK

No.215 tahun 2016. Dalam konteks penyusunan laporan keuangan

pemerintah pusat, digunakan berbagai sistem teknologi informasi,

termasuk Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dan

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI).


11

2.1.3 Konsep Aplikasi

1. Pengertian Aplikasi

Kata "aplikasi" berasal dari bahasa Inggris, yaitu "application"

yang merujuk pada penggunaan atau penerapan suatu konsep.

Aplikasi adalah bagian dari perangkat lunak yang diciptakan dengan

tujuan memproses data. Aplikasi ini merupakan perangkat lunak

yang dirancang sebagai bagian depan (front-end) dari suatu sistem

yang mengolah data guna menghasilkan informasi yang bermanfaat

bagi pengguna. Aplikasi dibagi menjadi tiga kategori dalam

praktiknya antara lain aplikasi berbasis web, aplikasi desktop, dan

aplikasi seluler.

a. Aplikasi berbasis web, yang sering disebut sebagai "web-based"

merujuk pada aplikasi yang bergantung pada teknologi web dan

memerlukan koneksi internet yang andal untuk beroperasi.

Selama terhubung ke internet, aplikasi web ini dapat diakses

dengan mudah di berbagai sistem operasi seperti Windows,

Linux, Android, MacOS, dan iOS.

b. Aplikasi desktop adalah jenis aplikasi yang perlu diinstal terlebih

dahulu pada perangkat desktop, seperti komputer PC atau

laptop, dan bekerja tanpa koneksi internet (offline). Proses

penginstalan aplikasi desktop ini biasanya dilakukan oleh

pengguna sendiri. Aplikasi desktop sering kali memerlukan

lisensi, dan tidak semua aplikasi tersedia untuk semua sistem

operasi, kecuali jika pembuat aplikasi telah mengembangkannya

agar kompatibel dengan berbagai sistem operasi.


12

c. Aplikasi berbasis mobile adalah aplikasi yang dirancang khusus

untuk berjalan di smartphone. Karena smartphone memiliki

sistem operasi yang berbeda dengan perangkat web dan

desktop, aplikasi ini merupakan hasil perkembangan teknologi

yang ditujukan untuk smartphone.

2. Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

159 tahun 2018, SAKTI adalah sistem yang menggabungkan

proses perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, serta

pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja negara di

dalam instansi pemerintah. Sistem ini merupakan komponen dari

sistem pengelolaan keuangan negara.

Seluruh aplikasi unit kerja yang ada saat ini telah digabungkan

dan diintegrasikan ke dalam sistem aplikasi yang disebut sebagai

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI). Tiga fungsi

utama SAKTI adalah perencanaan anggaran, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban. Dalam menjalankan peran ini, SAKTI terdiri

dari beberapa modul atau menu, termasuk Modul administrasi,

penganggaran, komitmen, bendahara, pembayaran, persediaan,

aset tetap, serta Modul General Ledger Dan Pelaporan (GLP). Pada

setiap tahapan siklus anggaran, SAKTI juga menggunakan prinsip

basis data tunggal (single database) dan terhubung dengan SPAN.

Tampilan depan dan ruang lingkup SAKTI dapat dilihat pada

gambar 2.1 dibawah ini.


13

Gambar 2.1 Tampilan Depan dan Ruang Lingkup SAKTI

Fitur-fitur yang ada pada aplikasi SAKTI mencakup Integrasi

Database, Single Entry Point, Multi User Multi Satker, Level User

(pembuat, pemeriksa dan penyetuju), penerapan daftar control

akses ( Access Control List (ACL) ), kompatibilitas dengan SPAN,

basis akuntansi akrual berdasarkan transaksi, periode terbuka-

tutup, penguncian transaksi, serta terdapat 14 Periode Akuntansi

(tidak diaudit dan diaudit), antarmuka ADK (terenkripsi, terhash,

PIN), dan data historis serta log. Keunggulan SAKTI berbasis web

ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada:

a. Platform terbuka. Bisa diakses melalui beragam perangkat dan

sistem operasi, mulai dari komputer laptop, tablet, hingga

ponsel.
14

b. Distribusi yang mudah. Pengguna tidak perlu melakukan

pembaruan atau mengunduh aplikasi, aplikasi dapat diakses

melalui peramban yang tersedia di perangkat.

c. Akses yang mudah. Dapat diakses melalui jaringan internet

tanpa perlu bergantung pada jaringan intranet atau VPN.

d. Kompatibilitas dengan perangkat rendah. Kecepatan proses

tidak bergantung pada spesifikasi perangkat keras pengguna

akhir.

e. Antarmuka yang fleksibel. Tampilan dapat disesuaikan dengan

ukuran layar perangkat yang digunakan.

f. Konsistensi fungsionalitas. Antarmuka pengguna dan

fungsionalitasnya sama dengan versi desktop sehingga sudah

dikenal oleh pengguna.

2.1.4 Konsep Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah cara bagi pimpinan perusahaan untuk

memberikan pertanggungjawaban atas keuangan perusahaan yang

telah mereka kelola. Laporan ini mencerminkan kondisi keuangan

dan hasil operasi perusahaan, dan pada dasarnya mencerminkan

hasil akhir dari seluruh kegiatan perusahaan tersebut.

Menurut Harahap (2015:105), laporan keuangan

mengilustrasikan keadaan keuangan dan pencapaian hasil usaha

suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu atau dalam suatu

periode tertentu. Jenis-jenis laporan keuangan yang biasa dikenal

termasuk neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, laporan


15

perubahan posisi keuangan, dan lainnya. Dengan kata lain, laporan

keuangan adalah alat yang menyediakan informasi yang akan

dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam

menilai situasi keuangan, kinerja perusahaan, perubahan ekuitas,

aliran kas, dan data lainnya yang merupakan hasil dari proses

akuntansi selama periode tertentu dari suatu entitas bisnis.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan berbagai alasan, termasuk

untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan dalam

pengumpulan keputusan. Secara umum, tujuan laporan keuangan

adalah untuk memberikan informasi tentang situasi keuangan,

kinerja finansial, dan profitabilitas yang bermanfaat bagi sebagian

besar pihak yang menggunakan laporan keuangan dalam proses

pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga

mencerminkan akuntabilitas manajemen terhadap penggunaan

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Menurut Halim (2016:67), laporan keuangan memiliki tujuan

yang lebih khusus, yakni menyediakan informasi yang digunakan

dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan ini mencakup

data yang dapat digunakan oleh kreditor dan investor untuk

meramalkan arus kas perusahaan, memperkirakan arus kas yang

akan diterima pihak ketiga, dan menentukan pilihan investasi.

3. Penyajian Laporan Keuangan Menurut PP 71 Tahun 2010

Laporan Realisasi Anggaran adalah dokumen yang

menggambarkan aktivitas keuangan pemerintah pusat/daerah yang


16

mencerminkan sejauh mana pelaksanaan APBN/ABPD telah

sesuai. Laporan ini memberikan ringkasan mengenai asal-usul,

alokasi, dan penggunaan sumber daya yang dikelola oleh

pemerintah pusat atau daerah. Komponen utamanya mencakup

pendapatan, pengeluaran, transfer, dan pembiayaan.

Neraca adalah representasi visual dari situasi keuangan suatu

entitas pelaporan pada tanggal tertentu, yang mencakup aset,

kewajiban, dan ekuitas. Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan

asetnya menjadi aset lancar dan aset non-lancar, sementara

kewajibannya dibagi menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka

panjang dalam neraca. Neraca juga mengungkapkan setiap item

aset dan kewajiban, termasuk jumlah yang diharapkan akan

diterima atau dibayar dalam periode 12 bulan setelah tanggal

pelaporan.

Laporan Operasional memberikan ringkasan tentang sumber

daya ekonomi yang meningkatkan ekuitas dan bagaimana sumber

daya tersebut digunakan oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu

periode pelaporan untuk mendukung penyelenggaraan

pemerintahan. Sementara Laporan Perubahan Ekuitas memberikan

informasi mengenai perubahan ekuitas selama tahun pelaporan

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Catatan dalam Laporan Keuangan mencakup penjelasan naratif

atau rincian mengenai angka-angka yang tercantum dalam Laporan

Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan

Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan


17

Arus Kas. Catatan ini juga mencakup informasi tentang kebijakan

akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan, serta informasi

lain yang harus dan disarankan untuk diungkapkan sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan. Catatan tersebut juga mencakup

pernyataan yang diperlukan untuk memastikan penyajian laporan

keuangan yang adil dan wajar.

2.1.5 Konsep Efektivitas

Kata "efektif" memiliki asal-usul dalam bahasa Inggris, yakni

"effective" yang merujuk pada pencapaian yang baik atau berhasil.

Efektivitas menurut Agung Kurniawan dalam bukunya “Transformasi

Pelayanan Publik” (2015:109), adalah kecakapan suatu lembaga atau

badan sejenis untuk melaksanakan peran atau tanggung jawab

(operasi, aktivitas, strategi, atau sasaran) tanpa adanya konflik dan

keributan dalam melakukannya. Suatu tindakan dianggap efektif jika

tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan berhasil dicapai.

Menurut Akhmad (2019:155-156), efektivitas berkaitan dengan

tingkat kesuksesan suatu operasi di sektor publik. Dengan demikian,

sebuah kegiatan dianggap efektif jika kegiatan tersebut memiliki

dampak yang signifikan dalam upaya menyediakan layanan kepada

masyarakat, sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Menurut Mardiasmo (2017:134), efektivitas merujuk pada ukuran

keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. Semakin besar

kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau

sasaran yang telah ditetapkan, semakin efektif proses kerja suatu unit
18

organisasi. Sementara itu, menurut Siagian (2016:24), efektivitas

mengacu pada penggunaan sumber daya, alat, dan fasilitas dalam

jumlah tertentu yang telah direncanakan sebelumnya untuk

menghasilkan sejumlah produk atau layanan dari kegiatan yang

dijalankan.

Dari uraian di atas, dapat disarikan bahwa efektivitas mengacu

pada upaya yang dilakukan oleh sebuah organisasi guna menunjukkan

bahwa pengamalan aktivitas di dalamnya searah dengan ketentuan

yang sudah ditentukan sebelumnya, dengan tujuan mencapai hasil

yang positif. Dalam konteks ini, efektivitas berarti kemampuan yang

maksimal dalam menerapkan Aplikasi SAKTI dalam proses

penyusunan Laporan Keuangan Pengadilan Negeri Luwuk.

Berhubung karena keefektifan dapat diselidiki dari berbagai sudut

pandang dan bergantung pada siapa yang mengevaluasi dan

menafsirkannya, maka menentukan keefektifan suatu aplikasi

bukanlah tugas yang mudah. Dari sudut pandang pencapaian target,

efektivitas dapat diukur dengan sejauh mana tingkat output atau hasil

yang dicapai dalam suatu aplikasi sesuai dengan pencapaian tujuan

yang telah ditetapkan.

Menurut Sutrisno dalam C Waworuntu (2017:5), efektivitas program

adalah metode untuk menilai sejauh mana program berjalan dengan

baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Ukuran efektivitas program meliputi hal-hal sebagai berikut:


19

1. Pemahaman program, adalah sejauh mana tingkat pemahaman

masyarakat terhadap kegiatan program.

2. Tepat sasaran, adalah sejauh mana tujuan yang diharapkan telah

tercapai atau direalisasikan.

3. Tepat waktu, adalah sejauh mana program memengaruhi

penggunaan waktu dalam pelaksanaan pelayanan.

4. Tercapainya tujuan, diukur melalui tingkat pencapaian tujuan yang

telah diperoleh dari pelaksanaan program.

5. Perubahan nyata, adalah sejauhmana program mampu

memberikan efek dan perubahan yang nyata dalam masyarakat.

Efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan rencana yang

telah ditetapkan dengan hasil nyata yang telah dicapai. Namun, jika

upaya atau tindakan yang dilakukan tidak sesuai sehingga

menyebabkan ketidakberhasilan mencapai tujuan atau sasaran yang

diharapkan, maka hal tersebut dianggap tidak efektif. Kriteria atau

parameter yang digunakan untuk menilai apakah tujuan telah dicapai

secara efektif atau tidak, sebagaimana dinyatakan oleh S.P. Siagian

(sebagaimana disitir dalam Putra Agung Aldino, 2018:3), meliputi:

1. Kejelasan akan tujuan yang ingin dicapai, agar dalam

pelaksanaannya, organisasi dapat mencapai tujuan dan sasaran

yang terfokus.

2. Kejelasan strategi untuk mencapai tujuan, dalam rangka

menjalankan berbagai upaya yang sesuai dengan sasaran yang

telah ditetapkan, sehingga tidak ada keraguan dalam mencapai

tujuan organisasi.
20

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang kuat, terkait dengan

tujuan yang akan dicapai dan strategi yang telah ditentukan,

sehingga kebijakan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan

tujuan dengan pelaksanaan operasional.

4. Perencanaan yang cermat dan penyusunan program yang tepat,

karena rencana yang bagus masih perlu diuraikan dalam program-

program pelaksanaan yang sesuai. Tanpa program yang jelas,

pelaksanaan akan kurang terarah.

5. Ketersediaan sarana dan prasarana kerja yang memadai, efektivitas

organisasi terukur dari kemampuan bekerja secara produktif yang

didukung oleh adanya sarana dan fasilitas yang memadai.

6. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, karena walaupun program

mungkin sangat baik, jika tidak dijalankan dengan cara yang efektif

dan efisien, maka organisasi tidak akan mencapai tujuannya.

7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat pembinaan,

mengingat sifat manusia yang tidak sempurna, efektivitas organisasi

membutuhkan sistem pengawasan dan pengendalian yang

mendidik.

2.1.6 Konsep Efisiensi

Efisiensi, seperti yang dijelaskan oleh Mardiasmo dalam Helly

Aroza Siregar (2016:144), adalah perbandingan antara output atau

hasil yang diperoleh dengan input atau sumber daya yang digunakan,

dalam konteks standar kinerja atau target yang telah ditentukan.

Efisiensi, sebagaimana dijelaskan oleh Murni (2014:6), mengacu pada

pencapaian hasil yang maksimum dengan penggunaan sumber daya


21

yang terbatas, atau penggunaan sumber daya yang minimal untuk

mencapai hasil tertentu. Efisiensi melibatkan perbandingan antara

output dan input, dan ini terkait dengan standar kinerja atau target

yang telah ditetapkan.

Menurut Sedarmayanti (2014:22) Efisiensi merupakan ukuran

penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin hemat atau

sedikit sumber daya yang digunakan, maka proses dianggap semakin

efisien. Efisiensi juga melibatkan perbaikan proses untuk mengurangi

biaya dan meningkatkan kecepatan. Dalam pandangan Syam (2020),

efisiensi digunakan sebagai metode untuk menilai keberhasilan suatu

aktivitas dengan mempertimbangkan jumlah tenaga kerja dan modal

yang di butuhkan untuk menghasilkan efek yang diharapkan.

Dari rangkuman informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa

efisiensi merujuk pada proses kegiatan yang mencapai hasil seoptimal

mungkin dengan menggunakan sumber daya seefisien mungkin untuk

mencapai tujuan yang spesifik.

Meskipun efisiensi melibatkan berbagai elemen, penekanan pada

pengurangan nilai input akan sesuai dengan penyelesaian masalah

saat ini. Terdapat dua faktor yang memengaruhi efisiensi, yaitu:

1. Kemampuan untuk menghasilkan output yang lebih besar dengan

menggunakan input yang sama.

2. Kemampuan untuk mencapai output yang sama dengan

menggunakan input yang lebih kecil

Efisiensi kerja merupakan praktek yang sering dilakukan dalam

berbagai bidang kehidupan, dan tentu saja, memiliki tujuan tertentu


22

sebagai dasar pelaksanaannya. Secara umum, tujuan efisiensi kerja

meliputi hal-hal berikut:

1. Mencapai hasil atau tujuan sesuai dengan ekspektasi yang telah

ditetapkan.

2. Menghemat dan mengurangi penggunaan sumber daya dalam

aktivitas atau kegiatan.

3. Memaksimalkan pemanfaatan semua sumber daya yang tersedia,

sehingga tidak ada pemborosan.

4. Meningkatkan kinerja unit kerja untuk mencapai hasil atau output

yang optimal.

5. Memperoleh manfaat atau keuntungan sebanyak-banyaknya

Pengukuran tingkat efisiensi dapat dianalisis dari dua perspektif,

seperti yang dijelaskan oleh Syam (2020):

1. Aspek Usaha. Suatu kegiatan dianggap efisien jika hasil tertentu

dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Dalam konteks

pengorbanan, langkah pertama adalah menentukan pengorbanan

(seperti tenaga, waktu, pikiran, dll.), lalu ditetapkan hasil minimum

yang harus dicapai. Jika hasil yang diperoleh di bawah hasil

minimum tersebut, maka proses kerja dianggap tidak efisien.

Batasan normal pengorbanan maksimum dapat meliputi faktor-

faktor berikut:

a. Waktu maksimum

b. Tenaga maksimum

c. Pikiran maksimum
23

2. Aspek Hasil: Efisiensi suatu kegiatan dapat diukur dengan melihat

sejauh mana hasil yang diperoleh setara atau lebih besar

dibandingkan dengan usaha yang diinvestasikan.

2.2 Kerangka Pikir

Penggunaan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) di

Pengadilan Negeri Luwuk dimaksudkan untuk membantu dalam

melaksanakan tugas akuntansi dan pembuatan laporan

pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan. SAKTI juga diharapkan dapat memastikan

prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan, serta

menjalankannya secara lebih efektif dan efisien bila dibandingkan dengan

sistem sebelumnya, yaitu Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA)

dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara

(SIMAK-BMN) yang sebelumnya digunakan oleh Pengadilan Negeri Luwuk

untuk menyusun laporan keuangannya.

Proses penerapan sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) di

Pengadilan Negeri Luwuk sendiri masih terdapat beberapa kendala dalam

penyusunan laporan keuangan dikarenakan penggunannya yang terbilang

masih cukup baru. Kendala-kendala tersebut seperti tingkat pemahaman dan

pengetahuan tentang SAKTI masih belum optimal dan masih terjadi

gangguan konektivitas jaringan. Hal inilah yang ingin diteliti di Pengadilan

Negeri Luwuk terkait bagaimana efektivitas penerapan Aplikasi SAKTI

dengan menggunakan indikator pemahaman program, tepat sasaran, tepat

waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata. Disamping itu penerapan


24

Aplikasi SAKTI dalam mewujudkan efisiensi penyusunan laporan keuangan

dengan menggunakan indikator usaha yang kecil atau sedikit dengan batas

normal pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang maksimum namun

memberikan hasil yang banyak. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini

dapat digambarkan pada skema dibawah ini:

Pengadilan Negeri Luwuk

Penerapan Aplikasi SAKTI

Efektivitas
Efisiensi
Pemahaman Program
Hasil
Tepat Sasaran
Usaha
Tepat Waktu
(Syam : 2020)
Tercapainya tujuan

Perubahan Nyata

Sutrisno dalam C Waworuntu


(2017:5)
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah pada Kantor Pengadilan

Negeri Luwuk Kelas II B yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 6 Luwuk

Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai. Penulis menggunakan total waktu

kurang lebih 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian

untuk menyelesaikan penelitian ini yaitu dari bulan Juni sampai dengan

bulan Agustus tahun 2023.

III.2. Jenis dan Sumber Data

III.2.1. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data kualitatif yang

dimaksudkan untuk melihat fenomena atau gambaran umum. Oleh

karena itu, penelitian ini menerapkan metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif merupakan

pendekatan yang umumnya digunakan untuk menjelaskan suatu

kejadian dan berusaha menggambarkan objek penelitian sesuai

dengan kondisi yang ada. .

III.2.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis

yaitu:

1. Data primer, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari responden yang diinginkan oleh penulis. Data dalam

penelitian ini akan diperoleh melalui dua metode, yaitu

pengumpulan data lapangan dan wawancara dengan narasumber.


26

Data primer yang menjadi fokus penelitian adalah hasil wawancara

dengan kepala ruang bagian umum dan keuangan, bendahara dan

pegawai/staf melalui wawancara tentang Penerapan Aplikasi

SAKTI dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pengadilan Negeri

Luwuk.

2. Data sekunder, yaitu data-data yang mencakup informasi yang

sudah ada dan dapat diperoleh secara tidak langsung, baik dari

literatur, dokumen, maupun sumber-sumber yang berhubungan

dengan objek penelitian. Data sekunder mencakup informasi

tentang keadaan geografis lokasi penelitian, dokumen dan arsip

resmi terkait Instansi Pengadilan Negeri Luwuk, serta dokumen

pendukung lainnya seperti Buku Pintar SAKTI.

III.3. Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel

Makna disetiap variabel penelitian perlu didefinisikan dan dijelaskan

secara operasional variabel.

1. Efektivitas dalam konteks penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat

Instansi (SAKTI) dapat diukur dengan sejauh mana organisasi mencapai

tujuannya yang mana dimanivestasikan dengan menggunakan indikator:

a. Pemahaman program, yaitu dilihat dari sejauhmana instansi satuan

kerja Pengadilan Negeri Luwuk dapat memahami program aplikasi

SAKTI sehingga mampu meningkatkan produktivitas kinerja pegawai

dalam menyelesaikan pekerjaannya.

b. Tepat sasaran, yaitu dilihat melalui ketepatan sasaran pemilihan

staf/pegawai user aplikasi SAKTI terhadap interpretasi ilmu yang

dipandang sebanding dengan rancangan tersebut.


27

c. Ketepatan waktu, yaitu diamati dari pemakaian durasi hingga

terselesainya laporan keuangan menggunakan aplikasi SAKTI yang

telah direncanakan apakah telah sesuai dengan yang diharapkan

sebelumnya.

d. Tercapainya tujuan, yaitu diukur melalui pencapaian tujuan penerapan

aplikasi SAKTI yang telah dijalankan, baik melalui pelatihan program

maupun kegiatan lainnya.

e. Perubahan nyata, diukur dengan sejauh mana penggunaan Aplikasi

SAKTI dapat menghasilkan efek atau dampak konkret yang

berdampak positif bagi Pengadilan Negeri Luwuk dan masyarakat.

2. Efisiensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketepatan cara

usaha dan kerja penerapan SAKTI dalam penyusunan laporan keuangan

Pengadilan Negeri Luwuk yang dimanivestasikan dengan menggunakan

indikator:

a. Usaha yaitu seberapa kecil atau sedikit pengorbanan tenaga, pikiran,

waktu, dan langkah dalam menyusun laporan keuangan dengan

menggunakan aplikasi SAKTI.

b. Hasil yaitu seberapa banyak hasil yang didapatkan dengan hanya

menggunakan aplikasi SAKTI dalam menyusun Laporan Keuangan

Pengadilan Negeri Luwuk.

3. Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) adalah suatu sistem

yang menggabungkan proses perencanaan dan penganggaran,

pelaksanaan, serta pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan

belanja negara di dalam instansi pemerintah. SAKTI merupakan bagian


28

integral dari sistem pengelolaan keuangan negara sesuai dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 159 tahun 2018.

III.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini

mencakup:

1. Wawancara (Interview)

Menurut Sujarweni (2015:31), wawancara adalah proses untuk

mendapatkan penjelasan dan mengumpulkan informasi melalui

pertanyaan dan jawaban, baik dalam interaksi tatap muka maupun

melalui media telekomunikasi, baik dengan panduan atau tanpa

panduan.

Teknik wawancara atau interview adalah suatu metode pengumpulan

data yang melibatkan pertanyaan dan jawaban, di mana penulis

menggunakan panduan pertanyaan sebagai landasan dalam berinteraksi

dengan narasumber. Meskipun mengikuti panduan pertanyaan, penulis

juga fleksibel untuk menambah pertanyaan-pertanyaan spontan guna

mendapatkan informasi yang relevan untuk penelitian. Teknik ini

memungkinkan penulis untuk mendapatkan data langsung dari

narasumber penelitian mengenai efektivitas dan efisiensi penerapan

Aplikasi SAKTI dalam penyusunan laporan keuangan Pengadilan Negeri

Luwuk.

Sugiyono (2016:300) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif,

penentuan informan sering menggunakan metode purposive sampling.

Metode purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel atau

sumber data dengan pertimbangan khusus, di mana informan dipilih


29

berdasarkan pertimbangan tertentu. Dengan kata lain, informan yang

dipilih dianggap memiliki pengetahuan atau informasi yang relevan

terhadap sumber data yang diteliti (Sugiyono, 2017: 218)

Menurut Moleong (2015:163), informan penelitian merujuk kepada

individu yang digunakan untuk memberikan informasi tentang konteks dan

latar belakang studi. Mereka adalah individu yang memiliki pemahaman

yang mendalam mengenai permasalahan yang menjadi fokus penelitian.

Menurut Bagong Suyanto (2017:218), informan penelitian dapat

dikategorikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1. Informan kunci, adalah individu yang memiliki pengetahuan dan

informasi utama yang relevan dengan penelitian.

2. Informan utama, adalah individu yang secara langsung terlibat dalam

interaksi sosial yang sedang diteliti.

3. Informan tambahan, adalah individu yang, meskipun tidak secara

langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti, tetap

dapat memberikan informasi yang bermanfaat

Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka informan dalam penelitian

ini adalah user aplikasi SAKTI yang berjumlah 3 (tiga) orang, masing-

masing adalah Kepala Sub-Bagian Umum dan Keuangan, bendahara dan

staf/pegawai yang merupakan user aplikasi SAKTI.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merujuk pada proses pengumpulan data yang

melibatkan penelaahan berbagai sumber tertulis, seperti buku, arsip,

peraturan perundang-undangan, makalah, serta hasil penelitian ilmiah

yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam konteks


30

penelitian ini, dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan,

menganalisis, dan mengelola data yang kemudian dijadikan sebagai

dasar untuk membuat dokumen yang berisi keterangan terkait Laporan

Keuangan Pengadilan Negeri Luwuk sebelum dan setelah menerapkan

Aplikasi SAKTI dalam proses penyusunan Laporan Keuangan.

3. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara memeriksa

berbagai sumber referensi seperti buku-buku, laporan-laporan, majalah-

majalah, jurnal-jurnal, dan media lain yang memiliki relevansi dengan

obyek penelitian.

III.5. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data deskriptif kualitatif. Sugiyono (2016:337) merujuk kepada Miles dan

Huberman menyatakan bahwa analisis data kualitatif melibatkan proses

interaktif yang berlangsung secara terus menerus hingga data dianggap

cukup. Dalam penelitian ini, teknik analisis data mengikuti model Miles dan

Huberman, yang digunakan untuk mengorganisasi data hasil observasi dan

wawancara secara berjenjang hingga mencapai kesimpulan. Berikut adalah

langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini:

1. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data meliputi wawancara,

dokumentasi, dan studi pustaka. Semua jenis data ini memiliki satu

karakteristik umum, yaitu analisisnya bergantung pada keterampilan

integratif dan interpretatif peneliti. Karena data yang dikumpulkan jarang

berbentuk angka dan cenderung berupa informasi rinci dan panjang,


31

maka interpretasi data menjadi penting. Dalam proses pengumpulan data,

penulis melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci,

individu yang memiliki pemahaman mendalam tentang penerapan sistem

Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) dalam penyusunan laporan

keuangan. Hasil wawancara kemudian ditranskripsikan dengan

mendengarkan rekaman wawancara dan menuliskan kata-kata yang

sesuai dengan apa yang terdengar dalam rekaman tersebut.

2. Reduksi Data

Sugiyono (2016:338) menyatakan bahwa proses mengikhtisarkan,

menyeleksi elemen-elemen kunci, fokus pada informasi penting, mencari

pola atau tema, dan mengeliminasi elemen yang tidak relevan dikenal

dengan istilah reduksi data atau penurunan informasi. Dengan melakukan

reduksi data ini, data dari wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka,

terutama yang terkesan berbelit-belit, akan diorganisir, kategorikan, dan

hanya elemen-elemen data yang dianggap signifikan dan berkontribusi

terhadap temuan dan pengembangan teori yang relevan akan

dipertahankan. Dengan cara ini, data yang tersedia akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mudah diolah untuk keperluan

pengumpulan data lebih lanjut.

3. Penyajian Data (Data Display).

Setelah proses reduksi data, langkah berikutnya adalah melakukan

penyajian data. Melalui penyajian data, data diorganisasi, disusun dalam

pola hubungan yang memudahkan pemahaman, dan membantu

perencanaan kerja. Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan dalam

bentuk naratif berupa teks yang menjelaskan efektivitas dan efisiensi


32

penerapan sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) dalam

penyusunan laporan keuangan. Dengan cara ini, data disajikan agar

memudahkan pemahaman tentang situasi yang terjadi, dan

mempertimbangkan tindakan selanjutnya, seperti melanjutkan analisis

atau mengambil tindakan lebih lanjut berdasarkan temuan tersebut.

4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verification).

Langkah akhir adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang didapat pada penelitian ini bersifat provisional dan akan

disesuaikan apabila data yang diperoleh pada tahap pengumpulan data

selanjutnya memberikan bukti yang kuat. Jika kesimpulan awal ini

didukung oleh bukti-bukti yang sah dan konsisten selama proses

penelitian, maka kesimpulan ini dapat dianggap sebagai kesimpulan yang

dapat dipercaya mengenai efektivitas dan efisiensi penerapan Sistem

Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) dalam penyusunan laporan

keuangan Pengadilan Negeri Luwuk.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1.Sejarah Singkat Lokasi Penelitian

Walaupun mula-mula berkedudukan di wilayah Poso hingga tahun

1963, Pengadilan Negeri Luwuk di Kabupaten Banggai didirikan pada

tahun 1957. Pengadilan Negeri Luwuk didirikan berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 2

November 1964 Nomor JB.I/4/18 setelah terbentuknya Kabupaten

Banggai berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1958.

Sedangkan mengenai Luwuk (Banggai Darat) dan Kepulauan Banggai,

daerah hukumnya adalah Pengadilan Negeri Luwuk

Pengadilan Negeri Luwuk secara resmi dikeluarkan dari lingkup

Pengadilan Negeri Poso berdasarkan putusan ini, dan perubahan ini

mulai berlaku pada tanggal 1 Desember 1964. Pengadilan Negeri

Luwuk pada saat itu merupakan Pengadilan Negeri kelas III. Namun

Pengadilan Negeri Luwuk mendapat jatah dana untuk pembangunan

gedung perkantoran sesuai dengan Surat Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia No. 67/XIII/6/1973 tanggal 5 April 1973,

sehingga akhirnya bisa membuat gedung atau kantornya sendiri.

Pengadilan Negeri Luwuk merupakan pengadilan negeri kelas II

sejak didirikan dan telah mengalami banyak pergantian kepemimpinan,

antara lain sebagai berikut:


34

1. Ketua Pengadilan Negeri Luwuk :

a. Frederik Pelima.,S.MH

b. Mahyoedin Lamakampali.,SH

c. Aminudin Jotolemba.,SH

d. Jahya Papia.,SH

e. Syamsuddin Ab.,SH

f. Ismed Ilahude.,SH

g. Sjam Amansjah.,SH

h. Abdul Samad Bonang.,SH

i. Jalili Sairin.,SH

j. Rudi Widodo.,SH.,MH

k. Nursyam.,SH.,M.Hum

l. Sudar.,SH.,M.Hum

m. Nanang Zulkarnain Faisal.,SH

n. Ahmad Yani.,SH.,MH

o. Ahmad Shuhel Nadjir.,SH.,MH

p. Andri Natanael Partogi.,SH.,MH

q. I Made Aditya Nugraha, SH., MH sampai dengan sekarang.

2. Panitera / sekretaris Pengadilan Negeri Luwuk :

a. Syahruddin.,SH

b. Amir T.S. Bullah.

c. Kasim Salawali.

d. Syamsulbachri

e. Halijah Ismail.

f. Iskandar Labohari
35

g. Ida Putu Sudika.,SH

h. Abdul Maujud Mansyoer.,SH

i. Tantawiy J Masulili.,SH

j. Tenny Pantow Tambariki.,SH

k. Irnais.,SH

4.1.2.Visi dan Misi Pengadilan Negeri Luwuk

1. Visi

Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang

diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan instansi. Adapun

visi Pengadilan Negeri Luwuk adalah “Terwujudnya Pengadilan

Negeri Luwuk Yang Agung”

2. Misi

Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang

memuat suatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh instansi

agar tercapai visi instansi tersebut. Pernyataan visi kemudian

dijabarkan kedalam misi agar dapat dioperasionalkan/dikerjakan.

Adapun misi Pengadilan Negeri Luwuk adalah:

a. Menjaga kemandirian badan peradilan pada Pengadilan Negeri

Luwuk.

b. Memberikan pelayanan hukum yang beradilan kepada pencari

keadilan di Pengadilan Negeri Luwuk.

c. Meningkatkan kualitas kepimpinan badan peradilan pada

Pengadilan Negeri Luwuk.

d. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan pada

Pengadilan Negeri Luwuk.


36

4.1.3.Kondisi Geografis Pengadilan Negeri Luwuk

Adapun jumlah karyawan/pegawai dan wilayah yurisdiksi pada

Pengadilan Negeri Luwuk yaitu:

1. Jumlah Staf/Pegawai

Di Pengadilan Negeri Luwuk terdiri dari beberapa jabatan

dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 4.1
Jumlah Staf/Pegawai Pengadilan Negeri Luwuk
No Jabatan Jumlah (Jiwa)
1. Ketua 1
2. Wakil Ketua 1
3. Hakim 5
4. Pejabat Kepaniteraan 4
5. Pejabat Kesekretariatan 4
6. Panitera Pengganti 2
7. Jurusita/Jurusita Pengganti 3
8. Staf 5
9. Honorer 10
Total 35
Sumber: https://pn-luwukbanggai.go.id/pn/

2. Wilayah Yurisdiksi

Salah satu Pengadilan Negeri kelas II di lingkungan Pengadilan

Tinggi Sulawesi Tengah adalah Pengadilan Negeri Luwuk yang

wilayah hukumnya meliputi:

a. Secara administratif, Kabupaten Banggai memiliki luas 9.672,70

km2 yang terbagi menjadi 291 desa, 23 kelurahan, dan 46

kelurahan.

b. Luas wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan kurang lebih

3.160,46 km2. Wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan secara

administratif terbagi menjadi 6 kecamatan, 205 desa, dan 19

kelurahan.
37

c. Saat ini Kabupaten Banggai Laut hasil pemekaran Kabupaten

Banggai Kepulauan dan dikukuhkan dalam rapat paripurna DPR

RI tanggal 14 Desember 2012 berada dalam lingkup Pengadilan

Negeri Luwuk. Dengan luas kurang lebih 725,67 km2, Kabupaten

Banggai Laut secara administratif terbagi menjadi 66 dan 7

kecamatan.

4.1.4.Stuktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah tata letak dan keterkaitan antara setiap

unit dan posisi yang ada dalam sebuah organisasi atau perusahaan,

yang digunakan untuk mengatur pelaksanaan kegiatan operasional

guna mencapai tujuan organisasi. Struktur Organisasi memberikan

gambaran yang terperinci mengenai bagaimana pekerjaan dipisahkan

dan bagaimana aktivitas serta fungsi antar bagian berinteraksi. Dalam

struktur organisasi yang efektif, wewenang dan tanggung jawab antar

bagian dijelaskan dengan baik.

Adapun struktur organisasi Pengadilan Negeri Luwuk terdiri dari:

1. Ketua I Made Aditya Nugarah.,S.H.,M.H

2. Wakil Ketua Eka Prasetya Pratama, S.H.,M.H

3. Panitera Irnais, S.H

4. Sekretaris Syaifudin Karim, S.H

5. Panitera Muda Pidana Nurafny Pangiu, S.H

6. Panitera Muda Hukum Andi Firdaus Samad, S.H

7. Panitera Muda Perdata Bagus Irianto, S.H

8. Kasubag kepegawaian organisasi dan tatalaksana Ridwan

Latempoh, S.Sos
38

9. Kasubag Umum dan Keuangan Muzdhalifa Seru, S.E

10. Kasubag Perencanaan Teknologi Informasi dan Pelaporan Rio

Hariyanto, S.E

11. Jabatan Fungsional Panitera Pengganti

a. Irnais, S.H.

b. Nurafny Pangiu, S.H

c. Merry Chrystin Silaen, S.H

d. Andi Firdaus Samad, S.H

e. Asty Hapsari, S.H

12. Jabatan Fungsional Jurusita

a. Evi Sastrya Radjab, S.Md

b. Sumardi, S.H

c. Yermias Agion

Berikut ini adalah struktur organisasi yang ada dalam Pengadilan

Negeri Luwuk adalah sebagai berikut:

Struktur Organisasi
Pengadilan Negeri Luwuk

Sumber: https://pn-luwukbanggai.go.id/pn/
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Luwuk
39

Adapun tugas dan fungsi yang harus diemban oleh masing-

masing posisi dalam struktur organisasi Pengadilan Negeri Luwuk:

a. Ketua (Pimpinan Pengadilan Negeri)

Tugas dan tanggung jawab dari posisi ketua adalah untuk

mengatur distribusi tugas di antara hakim, mendistribusikan berkas

perkara dan surat-surat yang terkait dengan perkara yang ditujukan

kepada majelis hakim untuk diselesaikan, melakukan pengawasan

dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas serta perilaku hakim,

panitera/sekretaris, pejabat struktural, pejabat fungsional, dan staf

administrasi peradilan, baik yang berstatus PNS maupun tenaga

honorer secara berkala. Selanjutnya, ketua pun berperan aktif untuk

menjadikan penyelenggaraan peradilan berjalan dengan baik dan

efisien, serta untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang

telah ditetapkan oleh Mahkamah Agung guna memastikan

kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

b. Wakil Ketua

Membantu Ketua dalam merancang program kerja jangka

pendek dan jangka panjang, serta mengatur pelaksanaan dan

organisasi program-program tersebut. Dalam situasi ketika Ketua

tidak dapat hadir, orang dalam posisi ini akan mewakili Ketua.

Mereka juga bertanggung jawab untuk mengerjakan instruksi yang

dipercayakan oleh pimpinan serta melakukan pengawasan internal

untuk memeriksa apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan

rencana kerja dan peraturan yang berlaku. Hasil pengawasan ini

akan dilaporkan kepada Ketua.


40

c. Hakim

Jabatan ini bertugas untuk menjalankan kewenangan kehakiman

di wilayah hukumnya dan menyelesaikan perkara-perkara yang

masuk dalam tugasnya. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab

atas pengawasan dan pembinaan dalam bidang tertentu sesuai

dengan perintah yang diberikan kepada mereka.

d. Panitera

Tugas dalam jabatan ini meliputi koordinasi, pembinaan, dan

pengawasan dalam memberikan dukungan teknis, pengelolaan

administrasi perkara perdata, pidana, perkara khusus, administrasi

perkara, serta mengelola administrasi keuangan sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Selain itu, juga melaksanakan mediasi,

pembinaan teknis Kepaniteraan dan Kejurusitaan, dan tugas-tugas

lain yang ditugaskan oleh Ketua Pengadilan Negeri.

e. Sekretaris

Tugas pada jabatan ini melibatkan persiapan pelaksanaan

program dan anggaran, urusan kepegawaian, urusan keuangan,

penyiapan perencanaan organisasi dan tata laksana, pengelolaan

teknologi informasi dan statistik, surat menyurat, arsip,

perlengkapan, rumah tangga, keamanan, keprotokolan, hubungan

masyarakat, perpustakaan, serta menyiapkan bahan pelaksanaan

pemantauan, evaluasi, dokumentasi, dan pelaporan di lingkungan

Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas II B.


41

f. Panitera Muda Pidana

Membantu Panitera Panitera dalam pelaksanaan urusan

Kepaniteraan pidana, administrasi perkara pidana, persiapan

persidangan perkara pidana, pengarsipan berkas perkara, serta

pengawasan staf. Selain itu, juga melibatkan evaluasi kerja staf dan

pelaporan hasil kerja kepada Wakil Panitera sesuai dengan

kebijakan Ketua Pengadilan Negeri dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

g. Panitera Muda Perdata

Membantu Panitera melaksanakan urusan Kepaniteraan

Perdata, melakukan administrasi perkara, mempersiapkan

persidangan perkara perdata, menyimpan berkas perkara perdata

yang masih berjalan serta mengawasi staf, mengevaluasi dan

melaporkan hasil kerja kepada Wakil Panitera sesuai dengan

kebijakan Ketua Pengadilan Negeri dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

h. Panitera Muda Hukum

Membantu Panitera dalam pelaksanaan kegiatan Kepaniteraan

Hukum, termasuk pengumpulan data, pengolahan data, analisis

data, penyajian statistik perkara, pengelolaan surat-surat masuk

dan keluar, pembuatan dan pengiriman laporan perkara, serta

pengawasan staf. Selain itu, juga melibatkan evaluasi kerja staf dan

pelaporan hasil kerja kepada Wakil Panitera sesuai dengan

kebijakan Ketua Pengadilan Negeri dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.


42

i. Kepala Sub Bagian Perencanaan, Informasi dan Teknologi,

Pelaporan.

Tugas pada jabatan ini mencakup penyiapan bahan

pelaksanaan, program, dan anggaran, pengelolaan teknologi

informasi, dan statistik, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi

dan dokumentasi serta pelaporan.

j. Kepala Sub Bagian Kepegawaian Organisasi dan Tata Laksana.

Melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan urusan

kepegawaian, penataan organisasi dan tata laksana.

k. Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan

Melaksanakan penyiapan pelaksanaan urusan surat menyurat,

arsip, perlengkapan, rumah tangga, keamanan, keprotokolan,

hubungan masyarakat, perpustakaan, serta pengelolaan keuangan.

l. Panitera Pengganti

Memberikan bantuan kepada Panitera dalam menjalankan

proses persidangan dengan mendampingi Majelis Hakim, mencatat

perkembangan sidang, menyusun berita acara sidang, dan

mengetik putusan/penetapan.

m. Jurusita/Jurusita Pengganti

Tugas pada jabatan ini adalah membantu Panitera dalam

melakukan sita, pemanggilan sidang, serta eksekusi berdasarkan

perintah Majelis Hakim dan Ketua Pengadilan, serta melaporkan

hasil kerjanya kepada Panitera sesuai dengan kebijakan Ketua

Pengadilan Negeri dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.
43

n. Bendahara Pengeluaran

Tugas utama dalam jabatan ini adalah memberikan dukungan

kepada Kuasa Pengguna Anggaran dalam menjalankan tugas

perbendaharaan yang bersumber dari APBN, serta melaporkan

pengelolaan keuangan kepada atasan sesuai kebijakan Ketua

Pengadilan Negeri dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Tugas konkretnya termasuk mengelola uang persediaan,

melakukan pembukuan untuk semua transaksi pengeluaran,

melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK,

membuat pertanggungjawaban rutin dan surat pernyataan

pertanggungjawaban belanja, menutup buku kas, mengeluarkan

gaji untuk honorer/tenaga kontrak, menyiapkan serta mengarsipkan

semua tanda bukti pengeluaran yang memerlukan tanda tangan

dari KPA, PPK, dan Bendahara Pengeluaran, memotong dan

menyetorkan pajak, serta membuat laporan pertanggungjawaban

bulanan ke KPPN.

o. Bendahara Penerima

Tugas utama dalam jabatan ini adalah menjalankan tugas

kebendaharaan yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan

Pajak. Tugas lainnya mencakup menerima dan menyetorkan uang,

termasuk pendaftaran, redaksi/leges, dan sebagainya ke Kas

Negara, serta membuat laporan bulanan, triwulan, dan tahunan.


44

4.1.5.Deskripsi Informan Hasil

1. Deskripsi Umum Informan

Penelitian ini dilakukan di kantor Pengadilan Negeri Luwuk kelas

II B Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 06 Luwuk pada tanggal 3-7 Juli

2023, dalam proses penelitian berlangsung penulis melakukan 3

tahapan yaitu tahapan pertama mengantar surat penelitian ke

Kantor Pengadilan Negeri Luwuk dan melakukan janji temu pada

tanggal 3 Juli 2023. Tahapan kedua dimulai pada tanggal 4-6 Juli

2023 yakni melakukan pengamatan, wawancara, dan dokumentasi

dengan pihak-pihak terkait guna membahas penerapan system

aplikasi keuangan tingkat instansi pada Pengadilan Negeri Luwuk.

Tahapan ketiga pada tanggal 7 Juli 2023 yakni memperlengkap

data yang dirasa masih kurang pada saat kunjungan kedua.

Kantor Pengadilan Negeri Luwuk memilki budaya kerja yang

sangat baik dimana pegawai dalam kantor tersebut akan masuk

pada jam 08.00 WITA serta melakukan apel pagi dan pulang kantor

pada jam 16.30 WITA. Sesuai dengan hasil pengamatan, penulis

menilai bahwa para pegawai kantor pengadilan negeri luwuk

memiliki sikap yang sangat baik, sopan, dan disiplin karena

menerapkan budaya 3S (senyum, salam, sapa). Hal ini dapat dilihat

pada saat penulis berkunjung ke kantor pengadilan untuk meminta

beberapa data dan melakukan wawancara, pegawai di kantor

tersebut menyambut penulis dengan baik.


45

Terdapat 3 informan yang di wawancara terkait penerapan

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi pada Pengadilan Negeri

Luwuk, adapun informan dalam penelitian ini yaitu:

a. Kasubbag Umum & Keuangan yakni Ibu Muzdhalifa Seru, S.E.

yang memiliki riwayat pendidikan yang baik yakni S1 pada

ekonomi dan bisnis. Beliau telah memiliki masa kerja kurang

lebih selama 14 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai sekarang.

Sesuai tugasnya, selaku Kasubbag Umum & Keuangan, beliau

juga bertanggung jawab dalam mengoperasikan Sistem Aplikasi

Keuangan Tingkat Instansi yakni sebagai Admin modul Approval

PPSPN.

b. Staf Pengadilan Negeri Luwuk yakni Bapak Sumardi M., S.H.

merupakan salah satu pegawai yang bekerja di Kantor

Pengadilan Negeri Luwuk dengan jabatan sebagai juru sita dan

merangkap jabatan sebagai bendahara pengeluaran. Pendidikan

terakhir beliau adalah S1 fakultas hukum dan telah memiliki

masa jabatan kurang lebih 9 tahun yaitu dari tahun 2014 sampai

sekarang.

c. Staf Pengadilan Negeri Luwuk yakni Ibu Evi Sastrya Radjab,

Amd.Kom merupakan salah satu pegawai yang bekerja di Kantor

Pengadilan Negeri Luwuk dengan jabatan selaku juru sita dan

merangkap jabatan sebagai Staf bagian pelaporan keuangan

pada bagian umum dan keuangan Pendidikan terakhir beliau

adalah D3 komputer dan telah memiliki masa jabatan kurang

lebih 14 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai sekarang.


46

Tabel 4.2
Informan Penelitian Pengadilan Negeri Luwuk
Tahun 2023
Jabatan Status Jenis kelamin Pendidikan Masa Kerja
Kasubbag Umum PNS Pr S1 >10 tahun
dan Keuangan
Bendahara PNS Lk S1 > 8 tahun
pengeluaran
Staf bagian
Pelaporan PNS Pr D3 > 10 tahun
Keuangan
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa status informan

yaitu Staf Pengadilan Negeri Luwuk adalah PNS, rata-rata

pendidikan Staf Pengadilan adalah S1 dengan lama masa kerja

jabatan yaitu kurang lebih 10 tahun, yang mana Kepala Sub Bagian

Umum dan Keuangan dan Staf bagian Pelaporan Keuangan

memiliki masa jabatan paling lama yaitu selama 10 tahun.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Deskriptif variabel penelitian dimaksudkan untuk menyusun

penjelasan, ilustrasi, atau gambaran secara terstruktur, aktual, dan

tepat tentang karakteristik, data fakta, serta relasi antara fenomena

yang sedang diselidiki.

a. Efektivitas Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi

(SAKTI) Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Menurut Akhmad (2019:155-156), efektivitas berhubungan

dengan tingkat keberhasilan suatu operasi di sektor publik. Oleh

karena itu, suatu kegiatan dapat dianggap efektif apabila

kegiatan tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap

kemampuan untuk menyediakan pelayanan kepada masyarakat

sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.


47

Mardiasmo (2017:134) mendefinisikan efektivitas sebagai ukuran

kesuksesan pencapaian tujuan organisasi dalam mencapai

sasarannya.

Adapun yang dimaksud efektivitas dalam penelitian ini adalah

sejauh mana penerapan sistem aplikasi keuangan tingkat

instansi (SAKTI) dapat membantu Pegawai Pengadilan Negeri

Luwuk dalam menyusun laporan pertanggungjawaban dan

laporan keuangan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan

belanja Negara, sehingga apa yang direncanakan sesuai dengan

apa yang dilaksanakan dilapangan.

Tabel 4.3
Deskripsi Variabel Efektivitas Penerapan Aplikasi SAKTI
Tahun 2023
Informan/ Tanggal
No Indikator Pertanyaan
Jabatan Wawancara
1 Pemahaman 1. Bagaimana proses Kasubbag 04 Juli 2023
Program penerapan sistem umum dan
aplikasi keuangan Keuangan
pada Pengadilan
Negeri Luwuk
dilakukan?
2. Bagaimana Kasubbag 04 Juli 2023
pemahaman umum dan
program sistem Keuangan
aplikasi keuangan
pada Pengadilan
Negeri Luwuk?
Apakah sudah
optimal?
2 Tepat 1. Apakah sistem Kasubbag 04 Juli 2023
Sasaran aplikasi SAKTI umum dan
cocok diterapkan Keuangan
pada Pengadilan
Negeri Luwuk?
3 Tepat Waktu 1. Bagaimana Bendahara 06 Juli 2023
perbedaan waktu Pengeluaran
terselesainya
laporan keuangan
48

Informan/ Tanggal
No Indikator Pertanyaan
Jabatan Wawancara
sebelum dan
sesudah
menggunakan
aplikasi SAKTI?
2. Apakah dalam Staf bagian 05 Juli 2023
melakukan pelaporan
penginputan data keuangan
keuangan dan
menyusun laporan
keuangan
menggunakan
Aplikasi SAKTI
membutuhkan
waktu yang lama?

4 Tercapainya 1. Apa tujuan utama Kasubbag 04 Juli 2023


Tujuan dari penerapan umum dan
sistem aplikasi Keuangan
keuangan pada
Pengadilan Negeri
Luwuk?

5 Perubahan 1. Apakah dengan Bendahara 06 Juli 2023


Nyata penerapan aplikasi Pengeluaran
SAKTI tersebut
dapat membantu
staf/pegawai
menyelesaikan
pekerjaannya
dengan cepat dan
tepat waktu?

2. Apakah penerapan Staf bagian 05 Juli 2023


aplikasi SAKTI pelaporan
dapat keuangan
meningkatkan
efektivitas dan
efisiensi
penyusunan
laporan keuangan
Pengadilan Negeri
Luwuk?
49

b. Efisiensi Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi

(SAKTI) Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Menurut Mardiasmo dalam Helly Aroza Siregar (2016:144),

efisiensi adalah perbandingan antara hasil (output) atau input

yang dihubungkan dengan standar kinerja atau target yang telah

ditetapkan. Sedarmayanti (2014:22) mendefinisikan efisiensi

sebagai ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu

proses. Ketika penggunaan sumber daya semakin hemat atau

efisien, maka proses tersebut dianggap semakin efisien.

Syam (2020) menjelaskan bahwa pengukuran tingkat efisiensi

dapat dilihat dari dua aspek, yaitu usaha dan hasil. Efisiensi

dalam konteks penelitian ini mengacu pada sejauh mana

penerapan aplikasi SAKTI dapat membantu pegawai dalam

menghasilkan laporan keuangan dengan menggunakan sedikit

tenaga, pikiran, dan waktu.

Tabel 4.4
Deskripsi Variabel Efisiensi Penerapan Aplikasi SAKTI
Tahun 2023

Informan/ Tanggal
NoIndikator Pertanyaan wawancara
Jabatan

1. Usaha 1. Apakah memahami aplikasi Bendahara 06 Juli


SAKTI membutuhkan waktu Pengeluaran 2023
yang lama bagi pegawai?

2. Apakah terdapat kendala Staf bagian 05 Juli


setelah diterapkannya pelaporan 2023
Aplikasi SAKTI di keuangan
Pengadilan Negeri
Luwuk? Jika ada, lantas
bagaimana cara
mengatasi kendala-
50

kendala tersebut?

2. Hasil 1. Apakah terdapat perubahan Kasubbag 04 Juli


signifikan dalam pengelolaan Umum dan 2023
keuangan setelah penerapan Keuangan
sistem aplikasi keuangan di
Pengadilan Negeri Luwuk?

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1.Analisis Efektivitas Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat

Instansi (SAKTI) Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Pengadilan Negeri Luwuk

Penilaian tingkat efektivitas suatu organisasi dapat bervariasi

tergantung pada sudut pandang siapa yang melakukan evaluasi dan

bagaimana mereka menginterpretasikannya. Efektivitas diukur dengan

membandingkan rencana yang telah ditetapkan dengan hasil yang

telah dicapai dalam praktik. Namun, jika usaha, pekerjaan, dan

tindakan yang dilakukan tidak sesuai sehingga menyebabkan

ketidakcapaian sasaran atau tujuan sesuai dengan harapan, maka hal

tersebut dianggap tidak efektif. Dalam penerapan aplikasi SAKTI pada

Pengadilan Negeri Luwuk, efektivitas di ukur dengan menggunakan

indikator:
51

1. Pemahaman Program

Yang dimaksud pemahaman program disini adalah bagaimana

staf Pengadilan Negeri Luwuk khususnya user aplikasi SAKTI

dalam memahami proses penerapan program aplikasi SAKTI serta

apakah staf/user aplikasi SAKTI mampu mengoperasikan modul-

modul yang ada di dalamnya sehingga tujuan dari penerapan

program aplikasi SAKTI ini tercapai dengan semestinya.

Untuk mengkonfirmasikan hal tersebut, penulis melakukan

wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan,

beliau menyatakan bahwa:

“Aplikasi SAKTI merupakan aplikasi yang di launching oleh


Kementerian Keuangan, sehingga seluruh instansi pengelola
APBN diwajibkan untuk menggunakan aplikasi tersebut.
Setelah aplikasi SAKTI di Launching, mulailah kementerian
keuangan mensosialisasikan aplikasi SAKTI kepada seluruh
instansi melalui BIMTEK, pendampingan dan pelatihan secara
online maupun offline/tatap muka di KPPN sampai seluruh
instansi dapat menerapkan aplikasi SAKTI secara mandiri”
(Hasil wawancara dengan Kasubbag Umum dan Keuangan
tanggal 04 Juli 2023)

Selain itu, penulis juga menanyakan tentang apakah

pemahaman staf/user terhadap modul-modul dalam aplikasi SAKTI

sudah optimal dan atas pertanyaan penulis tersebut, Kasubbag

Umum dan Keuangan beliau menyatakan bahwa:

“Ya, pemahaman pegawai/user terhadap seluruh modul di


dalam aplikasi SAKTI saat ini sudah cukup optimal. Selain
karena pelatihan yang diberikan, Aplikasi SAKTI ini cukup
mudah dioperasikan karena didalam satu Aplikasi SAKTI
sudah terdapat modul-modul untuk penginputan data pajak,
persediaan, asset tetap, belanja barang, laporan keuangan,
dan masih banyak lagi sehingga hanya perlu satu Aplikasi
untuk seluruh proses penyusunan laporan keuangan. Selain
itu, user Aplikasi SAKTI juga dilengkapi dengan buku pintar
SAKTI yang didalamnya terdapat seluruh informasi
penggunaan Aplikasi mulai dari instalasi dan konfigurasi, awal
52

penggunaan (konversi/migrasi data), setup referensi, dan


proses transaksi, sehingga pegawai mempunyai panduan saat
menerapkan Aplikasi SAKTI”
(Hasil wawancara dengan Kasubbag Umum dan Keuangan
tanggal 04 Juli 2023)

Berdasarkan hasil analisis data melalui wawancara di atas dalam

hal pemahaman program, penerapan Aplikasi SAKTI dalam

penyusunan laporan keuangan dapat dikatakan sudah efektif.

2. Tepat Sasaran

Tepat sasaran yaitu dilihat melalui pengetahuan yang telah

diberikan oleh pemerintah dalam hal ini kementerian keuangan

kepada pegawai/user aplikasi SAKTI mengenai pemahaman dan

ketepatan sasaran sesuai dengan program tersebut. Sasaran

program Aplikasi SAKTI yang seharusnya yaitu pada instansi

pemerintah yang menangani proses perencanaan dan

penganggaran, pelaksanaan, serta pertanggungjawaban anggaran

pendapatan dan belanja Negara (APBN).

Untuk mengkonfirmasi hal tersebut, penulis melakukan

wawancara kepada Kasubbag Umum dan Keuangan, beliau

menyatakan bahwa:

“Selayaknya diketahui bahwa Pengadilan Negeri Luwuk yaitu


lembaga pemerintah di bawah mahkamah agung RI yang
menangani dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan untuk pencairan dana APBN tersebut
harus dilakukan di KPPN langsung. Untuk itu, kementerian
keuangan melakukan inovasi dan upgrade program aplikasi
keuangan dalam hal ini yaitu di launching lah Aplikasi SAKTI
yang sudah terintegrasi didalamnya seluruh proses
perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, serta
pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja
Negara. Selain itu, pegawai yang bertugas mengoperasikan
modul-modul pada Aplikasi SAKTI sangat cakap pada
bidangnya karena masa jabatannya pada bidang tersebut
sudah cukup lama”
53

(Hasil wawancara dengan Kasubbag Umum dan Keuangan


tanggal 04 Juli 2023).

Berdasarkan analisis data melalui wawancara terkait ketepatan

sasaran pengguna program Aplikasi SAKTI, penerapan Aplikasi

SAKTI pada Pengadilan Negeri Luwuk dapat dikatakan sudah

efektif.

3. Ketepatan Waktu

Tepat waktu yaitu dilihat melalui penggunaan waktu

terselesainya laporan keuangan menggunakan Aplikasi SAKTI

apakah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pada pengadilan Negeri Luwuk, laporan pertanggungjawaban

dibuat oleh bendahara pengeluaran menggunakan modul

bendahara dan wajib dilaporkan setiap sebulan sekali ke KPPN dan

pemerintah pusat. Untuk laporan keuangan sendiri di cetak oleh

Staf bagian pelaporan keuangan menggunakan modul General

Ledger dan pelaporan. Laporan keuangan tersebut wajib dicetak

setiap sebulan sekali dan pelaporannya diserahkan setiap semester

yaitu dua kali dalam setahun.

Untuk mengkonfirmasi hal tersebut, penulis melakukan

wawancara kepada Bendahara Pengeluaran, beliau menyatakan

bahwa:

“Aplikasi SAKTI cukup membantu dalam membuat laporan


pertanggungjawaban karena dengan sistem sekali input,
laporan pertanggungjawaban dapat dibuat dengan cepat dan
tepat waktu serta penyampaian laporan tidak perlu datang
langsung ke KPPN karena cukup dengan mengupload
laporannya pada aplikasi tersebut, maka sudah dapat diakses
oleh KPPN”
(Hasil wawancara dengan Bendahara Pengeluaran tanggal 06
Juli 2023)
54

Hal tersebut diperkuat kembali dengan wawancara kepada Staf

bagian pelaporan keuangan, beliau menyatakan bahwa:

“Setelah diterapkannya aplikasi SAKTI, saya dapat menyusun


laporan keuangan dengan lebih efisien dan dalam waktu yang
lebih singkat karena tugas saya hanya tinggal melakukan
rekonsiliasi yaitu mencocokkan antara input dari modul
bendahara dengan modul asset tetap, jika nilai yang tertera
pada laporan keuangan sudah sinkron maka laporan
keuangan sudah bisa saya cetak. Berbeda dengan aplikasi
keuangan sebelumnya yaitu SAIBA, karena Aplikasinya belum
terintegrasi maka saya masih harus melakukan input data
terlebih dahulu”
(Hasil wawancara dengan Staf bagian pelaporan keuangan
tanggal 05 Juli 2023).

Berdasarkan hasil analisis data melalui wawancara dapat

diketahui bahwa dalam menghasilkan laporan keuangan

menggunakan Aplikasi SAKTI telah efektif dalam hal ketepatan

waktu.

4. Tercapainya Tujuan

Kesuksesan dalam mencapai tujuan dinilai dengan melihat

pencapaian sasaran yang telah dijalankan dalam penerapan

Aplikasi SAKTI, baik melalui program pelatihan atau melalui

berbagai kegiatan lainnya. Aspek ini dinilai berdasarkan sejauh

mana tujuan kegiatan yang telah dilaksanakan telah tercapai.

Tujuan dari penerapan aplikasi SAKTI dalam jangka panjang

diharapkan dapat membantu pegawai dalam menghasilkan laporan

keuangan dengan lebih mudah, cepat, akuntabel, efektif dan efisien.

Untuk mengetahui tujuan penerapan aplikasi SAKTI di

Pengadilan Negeri Luwuk, penulis melakukan konfirmasi melalui


55

wawancara kepada Kepala Bagian Umum dan Keuangan, beliau

menyatakan bahwa:

“Tujuan utama dari penerapan aplikasi SAKTI itu sendiri untuk


mempermudah dalam proses pelaksanaan anggaran mulai
dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan hingga
pelaporannya agar lebih mudah, efektif, efisien, lebih
akuntabel, lebih handal, lebih otomatisasi karena dihasilkan
dengan tahapan-tahapan yang lebih mudah dan agar human
error lebih berkurang. Selain itu Aplikasi SAKTI sangat aman
digunakan tanpa takut kehilangan data karena dilengkapi
dengan fitur one time password (OTP), serta memiliki fitur
sekali input untuk seluruh transaksi sehingga memudahkan
dan menghemat waktu.”
(Hasil wawancara dengan Kepala Bagian Umum dan
Keuangan tanggal 04 Juli 2023)

Penulis juga melakukan wawancara dengan Staf bagian

pelaporan keuangan, beliau menyatakan bahwa:

“Alhamdulillah dengan diterapkannya aplikasi SAKTI pada


pengadilan Negeri Luwuk sangat mempermudah saya dalam
mencetak laporan keuangan karena saya tidak perlu lagi
melakukan input, tinggal melakukan rekonsiliasi, pekerjaan
saya pun menjadi lebih cepat dan mudah”
(Hasil wawancara dengan Staf bagian pelaporan keuangan
tanggal 05 Juli 2023)

Berdasarkan analisis data melalui wawancara di atas dapat

diketahui bahwa penerapan aplikasi SAKTI dalam penyusunan

laporan keuangan Pengadilan Negeri Luwuk telah efektif.

5. Perubahan Nyata

Diukur melalui sejauh mana penerapan aplikasi SAKTI dapat

memberikan suatu efek atau dampak serta perubahan nyata bagi

pegawai Pengadilan Negeri Luwuk. Indikator pengukuran efektivitas

penerapan Aplikasi SAKTI dilihat dari segi perubahan nyata, dimana

dengan penerapan Aplikasi SAKTI diharapkan mampu memberikan

perubahan positif bagi pegawai. Yang dimaksud perubahan nyata


56

dalam penelitian ini adalah perubahan pada kinerja pegawai serta

laporan keuangan yang dihasilkan sebelum dan sesudah

penerapan aplikasi SAKTI.

Untuk mengkonfirmasikan hal tersebut, penulis melakukan

wawancara dengan Bendahara Pengeluaran, beliau menyatakan

bahwa:

“Dengan diterapkannya aplikasi SAKTI ini cukup memberikan


perubahan pada kinerja pegawai karena tidak perlu
melakukan input berkali-kali. Cukup dengan sekali input data,
laporan keuangan sudah bisa dihasilkan. Berbeda dengan
aplikasi keuangan sebelumnya yang masih masih berupa
desktop dan belum terintegrasi sehingga pegawai
membutuhkan lebih banyak waktu dengan input data berkali-
kali”
(Hasil wawancara dengan Bendahara Pengeluaran tanggal 06
Juli 2023).

Penulis juga melakukan wawancara dengan Staf bagian

pelaporan keuangan, beliau menyatakan bahwa:

“Saya bersyukur dengan diterapkannya aplikasi SAKTI karena


dalam menghasilkan laporan keuangan saya tidak perlu lagi
melakukan input data dan tinggal melakukan rekonsiliasi
sehingga pekerjaan saya menjadi lebih efektif dan efisien”
(Hasil wawancara dengan Staf bagian pelaporan keuangan
tanggal 05 Juli 2023).

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa

penerapan Aplikasi SAKTI dalam penyusunan laporan keuangan

Pengadilan Negeri Luwuk sudah efektif karena dapat memberikan

perubahan nyata bagi pegawai dan instansi.

Dari hasil wawancara di atas, efektivitas penerapan aplikasi SAKTI

dalam penyusunan laporan keuangan Pengadilan Negeri Luwuk yang

diukur menggunakan indikator pemahaman program, tepat sasaran,


57

tepat waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5
Efektivitas Penerapan Aplikasi SAKTI
Tahun 2022-2023
Indikator
No Yang Seharusnya Hasil Penelitian Ket.
Variabel

1. Pemahaman Kementerian Kementerian Telah


Keuangan keuangan melakukan Efektif
program melakukan sosialisasi kepada
sosialisasi, pelatihan seluruh instansi
dan pendampingan pemerintah yang
kepada pegawai menangani anggaran
selaku user aplikasi pendapatan dan
SAKTI. Selanjutnya belanja Negara
pegawai selaku user khususnya kepada
aplikasi SAKTI user aplikasi SAKTI
mampu melalui BIMTEK,
mengoperasikan pelatihan dan
modul-modul aplikasi pendampingan baik
SAKTI secara secara langsung di
mandiri. KPPN maupun
secara online/zoom.
Hasil dari pelatihan
tersebut membuat
pemahaman pegawai
selaku user aplikasi
SAKTI cukup optimal
dan sudah mampu
mengoperasikan
modul-modul aplikasi
SAKTI secara
mandiri.

2. Tepat Program Aplikasi Pengadilan Negeri Telah


sasaran SAKTI diterapkan Luwuk merupakan Efektif
kuhusus pada salah satu instansi
instansi pemerintah pemerintah yang
pengelola anggaran menangani dana
pendapatan belanja APBN sehingga
dan Negara. diwajibkan untuk
menerapkan Aplikasi
SAKTI dalam
pengelolaan
keuangannya.
58

Indikator
No Yang Seharusnya Hasil Penelitian Ket.
Variabel

3. Tepat waktu Sesuai ketentuan Bendahara Telah


yang berlaku dalam Pengeluaran Efektif
proses pelaporan membuat laporan
pertanggungjawaban pertanggungjawaban
setiap sebulan sekali
oleh Bendahara
dan langsung
Pengeluaran
diupload pada
dilakukan setiap Aplikasi SAKTI
sebulan sekali di sehingga tidak perlu
KPPN serta datang langsung ke
pelaporan keuangan KPPN. Staf bagian
dilakukan setiap pelaporan keuangan
semester yaitu dua mencetak laporan
kali setahun dan keuangan setiap
sebulan sekali dan
pencetakan
melaporkan
laporannya pengelolaan
dilakukan setiap keuangan setiap
sebulan sekali semester dan karena
tidak perlu
melakukan input data
membuat pelaporan
keuangan menjadi
lebih cepat.

4. Tercapainya Dari penerapan Tujuan dari Telah


tujuan aplikasi SAKTI penerapan Aplikasi Efektif
diharapkan dapat SAKTI dimaksudkan
membantu pegawai untuk membantu
dalam menghasilkan pegawai dalam
laporan keuangan menghasilkan
dengan lebih mudah, laporan keuangan
cepat, akuntabel, dan dengan lebih mudah,
efektif. cepat, akuntabel,
efektif, dan agar
human error lebih
berkurang tanpa
takut kehilangan data
karena Aplikasi
SAKTI sudah
menerapkan one time
password (OTP)
untuk keamanan
data.
59

Indikator
No Yang Seharusnya Hasil Penelitian Ket.
Variabel

5. Perubahan Penerapan Aplikasi Dengan Telah


Nyata SAKTI dapat diterapkannya Efektif
memberikan dampak Aplikasi SAKTI
positif pada kinerja memberikan dampak
pegawai dalam positif bagi pegawai
kemudahan yaitu kinerja pegawai
menghasilkan membaik, menjadi
laporan keuangan lebih cepat, dan
efektif serta lebih
mudah dalam
menghasilkan
laporan keuangan.

4.2.2.Analisis Efisiensi Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat

Instansi (SAKTI) Dalam Penyusunan Laporan Keuangan

Pengadilan Negeri Luwuk

Pengukuran tingkat efisiensi dapat ditinjau dari dua aspek yaitu

usaha dan hasil (Syam, 2020). Yang dimaksud efisien dalam penelitian

ini adalah sejauh mana penerapan aplikasi SAKTI dapat membantu

pegawai menghasilkan laporan keuangan dengan hanya

mengorbankan sedikit tenaga, pikiran, dan waktu. Dalam penerapan

Aplikasi SAKTI pada Pengadilan Negeri Luwuk, efisiensi di ukur

dengan menggunakan indikator:

1. Usaha

Yang dimaksud usaha disini adalah bagaimana penerapan

Aplikasi SAKTI membantu pegawai agar tidak perlu mengeluarkan

tenaga, pikiran dan waktu yang banyak untuk menyusun laporan

keuangan. Untuk mengkonfirmasikan hal tersebut, penulis

melakukan wawancara dengan Staf bagian pelaporan keuangan,

beliau menyatakan bahwa:


60

”Selaku user dari modul General Ledger dan Pelaporan, saya


tidak memerlukan waktu lama untuk memahami modul
tersebut dan tidak memerlukan waktu lama untuk menyusn
laporan keuangan karena saya tinggal mencocokkan atau
melakukan rekonsiliasi dari hasil input data Modul
Bendahara,Modul Asset tetap dan modul persediaan. Yang
pernah mengalami masa sulit adalah user Modul Bendahara
dan Modul Asset tetap karena pendataan mereka lebih rinci
dan pendampingannya lebih lama. Untuk user modul
bendahara sendiri pada awal penerapan Aplikasi SAKTI
masih meraba-raba karena yang bersangkutan tidak
mengikuti pelatihan”
(Hasil wawancara dengan Staf bagian pelaporan keuangan
pada tanggal 05 Juli 2023).

Hal tersebut penulis konfirmasikan kembali dengan Bendahara

Pengeluaran, beliau menyatakan bahwa:

“Ketika pertama kali diterapkannya aplikasi SAKTI ini saya


masih meraba-raba dikarenakan pada waktu dilakukan
sosialisasi dan BIMTEK selama 2 minggu di KPPN, saya
sedang cuti, sehingga pemahaman saya terhadap modul
aplikasi SAKTI tidak cukup optimal, dan pada awal-awal
penginputan data saya merasa sulit untuk melakukan
penginputan data apalagi modul yang saya pegang lebih dari
satu, yaitu modul Admin, modul komiten dan modul
bendahara. Saya pun lebih banyak berkunjung ke KPPN
untuk bertanya mengenai kendala yang tidak dapat saya
selesaikan”
(Hasil wawancara dengan Bendahara Pengeluaran pada
tanggal 05 Juli 2023).

Selain itu, penulis juga menanyakan tentang kendala yang

dihadapi dalam penerapan aplikasi SAKTI dan bagaimana cara

mengatasi kendala tersebut, untuk itu bendahara pengeluaran

menyatakan bahwa:

“Kendala setelah penerapan Aplikasi SAKTI yang biasa saya


alami yaitu apabila terjadi kesalahan input data. Untuk
mengatasi masalah tersebut, pertama-tama saya akan
mengkoordinasikan permasalahan tersebut kepada KPPN dan
korwil melalui chat group via whatsapp yang sudah tersedia.
Jika tidak bisa, langkah terakhir adalah membuat e-tiket pada
fitur helpdesk Aplikasi SAKTI lalu di kirim ke email Hi DJPb,
dan masalah pasti bisa diselesaikan namun membutuhkan
waktu 3-5 hari kerja. Menurut saya proses tersebut memakan
61

waktu lama jika dibandingkan dengan aplikasi keuangan


sebelumnya karena aplikasi sebelumnya berupa desktop
sehingga ada backup data, kalau terjadi kesalahan input kita
tinggal menarik backup data yang lama dan bisa langsung
diperbaiki”
(Hasil wawancara dengan Bendahara Pengeluaran tanggal 05
Juli 2023)

Selanjutnya penulis melakukan wawancara dengan staf bagian

pelaporan keuangan, beliau menyatakan bahwa:

“Saat ini kendala yang sering terjadi setelah penerapan


Aplikasi SAKTI yaitu maintenance karena error pada Aplikasi
dan jaringan yang tidak stabil dikarenakan aplikasi SAKTI
adalah aplikasi online yang bergantung pada jaringan, jadi jika
jaringan bermasalah maka input data menjadi lambat dan
untuk mengatasi masalah jaringan, kami hanya perlu
menunggu sampai jaringan menjadi stabil”
(Hasil wawancara dengan Staf bagian pelaporan keuangan
tanggal 05 Juli 2023).
Dari data analisis melalui wawancara yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa penerapan Aplikasi SAKTI dalam

penyusunan laporan keuangan Pengadilan Negeri Luwuk belum

efisien.

2. Hasil

Keefisienan suatu kegiatan adalah ketika hasil yang banyak

dapat dicapai dengan usaha yang sedikit. Dalam konteks

penerapan Aplikasi SAKTI, diharapkan dapat membantu pegawai

untuk menyusun laporan keuangan secara cepat dan akurat dengan

upaya yang minim.

Untuk mengkonfirmasikan hal tersebut, penulis melakukan

wawancara dengan Bendahara Pengeluaran, beliau menyatakan

bahwa:

“Saat ini saya sudah dapat melakukan input data secara


mandiri dan lebih mudah. Dengan sistem sekali input, laporan
pertanggungjawaban dan laporan keuangan langsung
62

terbentuk otomatis melalui sistem. Aplikasi ini juga sangat


membantu pegawai dalam mengurangi human error”
(Hasil wawancara dengan Bendahara Pengeluaran pada
tanggal 05 Juli 2023).

Hal tersebut penulis konfirmasikan kembali dengan Staf Bagian

Pelaporan dan Keuangan, beliau menyatakan bahwa:

“Setelah diterapkannya aplikasi SAKTI dengan full modul, kini


laporan keuangan bisa dihasilkan dengan cepat dan tepat
karena saya sudah tidak perlu melakukan penginputan data
dan tinggal melakukan rekonsiliasi sehingga kesalahan
penginputan data lebih berkurang dan laporan keuangan bisa
langsung dicetak”
(Hasil wawancara dengan Staf bagian pelaporan keuangan
pada tanggal 05 Juli 2023).

Berdasarkan hasil analisis melalui wawancara di atas, diketahui

bahwa penerapan Aplikasi SAKTI dalam penyusunan laporan

keuangan Pengadilan Negeri Luwuk telah efisien.

Dari hasil wawancara di atas, efisiensi penerapan aplikasi SAKTI

dalam penyusunan laporan keuangan Pengadilan Negeri Luwuk

yang diukur dengan menggunakan indikator usaha dan hasil dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6
Efisiensi Penerapan Aplikasi SAKTI
Tahun 2022-2023
Indikator
No Yang Seharusnya Hasil Penelitian Ket.
Variabel

1. Usaha Memahami dan Menyusun Laporan Tidak


menerapkan Aplikasi Keuangan Efisien
SAKTI untuk menggunakan
menyusun laporan Aplikasi SAKTI
keuangan tidak membutuhkan waktu
memerlukan tenaga, yang lama bagi
pikiran dan waktu Bendahara
yang lama serta Pengeluaran karena
tidak terdapat tidak mengikuti
kendala setelah pelatihan pada awal
penerapan Aplikasi penerapan Aplikasi
63

Indikator
No Yang Seharusnya Hasil Penelitian Ket.
Variabel

SAKTI. SAKTI apalagi yang


bersangkutan
mengoperasikan
lebih dari satu modul.
Selain itu, terdapat
beberapa kendala
setelah
diterapkannya
Aplikasi SAKTI
diantaranya sering
terjadi maintenance
pada Aplikasi,
jaringan yang kadang
tidak stabil, serta
proses perbaikan
kesalahan input data
yang membutuhkan
waktu lama.

2. Hasil Aplikasi SAKTI Laporan keuangan Telah


membantu pegawai dapat dihasilkan Efisien
untuk menghasilkan dengan cepat, tepat,
laporan keuangan efektif dan efisien
yang cepat dan tepat serta dapat
dengan usaha yang mengurangi human
sedikit. error karena aplikasi
SAKTI merupakan
aplikasi database
yang sudah
terintegrasi dengan
sistem sekali input.

4.3. Pembahasan

4.3.1.Efektivitas Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi

(SAKTI) dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pengadilan Negeri

Luwuk

Efektivitas merupakan aspek penting dalam penilaian terhadap

pelaksanaan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

apakah tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya telah


64

tercapai dengan baik. Program Aplikasi SAKTI diinisiasi dalam rangka

upaya pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan, untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penyusunan laporan

keuangan, terutama terkait pengelolaan dana Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN).

Berdasarkan hasil analisis data di atas, pengukuran efektivitas

penerapan Aplikasi SAKTI dalam penyusunan laporan keuangan

Pengadilan Negeri Luwuk menggunakan indikator pemahaman

program, tepat sasaran, tepat waktu, tercapainya tujuan dan

perubahan nyata (Sutrisno dalam C Waworuntu, 2017:5).

1. Pemahaman program.

Keberhasilan program digunakan sebagai ukuran dalam melihat

sejauh mana pemahaman pegawai Pengadilan Negeri Luwuk dalam

melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan dari diterapkannya

Aplikasi SAKTI ini. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan

dapat diketahui bahwa dalam memahami program Aplikasi SAKTI,

Kasubbag Umum dan keuangan dibantu oleh Bendahara

Pengeluaran, dan Staf bagian umum dan keuangan dalam

mengoperasikan modul-modul yang terdapat pada Aplikasi SAKTI

mendapatkan sosialisasi dalam bentuk BIMTEK, pelatihan dan

pendampingan sampai seluruh user aplikasi SAKTI dapat

menerapkannya secara mandiri.

Selain itu, aplikasi SAKTI yang user friendly dilengkapi fitur

sekali input lebih memudahkan pegawai dalam memahami dan

mengoperasikan modul-modul dalam aplikasi SAKTI. Dalam hal ini


65

khususnya untuk penginputan data pajak, persediaan, asset tetap,

belanja barang, belanja pegawai, belanja gaji, hingga menghasilkan

laporan keuangan dengan satu aplikasi terintegrasi tanpa takut

kehilangan data. Hal ini dikarenakan SAKTI dilengkapi fitur one-time

password (OTP) sebagai langkah keamanan elektronik yang

diterapkan dalam proses pengiriman data antara berbagai modul

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) serta dalam

pengiriman data SAKTI ke Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara (SPAN).

2. Tepat sasaran.

Dalam menentukan lokasi penerapan program ini, fokusnya

adalah pada instansi pemerintah yang memiliki tanggung jawab

pengelolaan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN), sesuai dengan tujuan dari penerapan Aplikasi SAKTI.

Hasil analisis data kemudian memberikan gambaran tentang

instansi-instansi yang memenuhi kriteria tersebut dimana

Pengadilan Negeri Luwuk termasuk sebagai instansi pemerintah

yang mengelola dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,

sehingga untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan proses

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban dana APBN yang dikelola, Pengadilan Negeri

Luwuk wajib menerapkan Aplikasi SAKTI. Hal ini relevan dengan

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang menyatakan

bahwa SAKTI adalah sebuah sistem yang mengintegrasikan

berbagai tahapan dalam pengelolaan anggaran negara, termasuk


66

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban dana pendapatan dan belanja negara di

lembaga-lembaga pemerintah. Peraturan ini merupakan bagian dari

sistem pengelolaan keuangan negara (PMK No. 159, 2018). Selain

itu, pegawai yang merupakan user Aplikasi SAKTI adalah mereka

yang memang cakap dibidangnya karena masa jabatan para

pegawai dalam bidang tersebut terbilang sudah cukup lama.

3. Ketepatan waktu.

Perbedaan waktu terselesainya laporan keuangan sebelum dan

sesudah penerapan Aplikasi SAKTI adalah salah satu indikator

untuk menilai keefektivitasan. Ketepatan waktu dalam program ini

dilihat dari kesesuaian waktu pencetakan dan penyampaian laporan

keuangan ke KPPN dan pemerintah pusat yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis data sebelumnya dapat diketahui

bahwa ketepatan waktu terselesainya laporan keuangan

menggunakan aplikasi SAKTI telah tepat waktu, yang mana dapat

dilihat dari laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh

Bendahara Pengeluaran setiap sebulan sekali dan kini file

laporannya langsung diupload pada Aplikasi SAKTI sehingga tidak

perlu datang langsung ke KPPN. Pencetakan laporan keuangan

setiap sebulan sekali dan pelaporan keuangan setiap semester kini

lebih efektif karena tanpa perlu melakukan input data terlebih

dahulu, laporan keuangan sudah bisa di cetak.


67

Kemudahan dalam menghasilkan laporan keuangan tersebut

dikarenakan dengan menggunakan Aplikasi SAKTI hanya perlu satu

kali input data dari modul bendahara dan modul asset tetap serta

modul persediaan untuk dapat menghasilkan laporan

pertanggungjawaban serta laporan keuangan. Hal ini menunjukkan

bahwa penerapan Aplikasi SAKTI dalam penyusunan laporan

keuangan sudah efektif karena Aplikasi SAKTI memberikan

kemudahan serta penghematan waktu dalam menyusun, mencetak

dan menyampaikan laporan keuangan setiap bulannya.

4. Tercapainya tujuan.

Ketepatan dalam menentukan tujuan merupakan ketepatan

dalam langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah

sebagai upaya pencapaian tujuan penerapan Aplikasi SAKTI.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa tujuan dari

penerapan Aplikasi SAKTI pada Pengadilan Negeri Luwuk adalah

untuk membantu pegawai dalam menyusun laporan keuangan

dengan lebih mudah, cepat, akuntabel, efektif, efisien dan agar

human error lebih berkurang, selain itu pegawai tidak perlu takut

akan kehilangan data karena Aplikasi SAKTI sudah dilengkapi

dengan fitur one time password (OTP). Hal inilah yang menjadi

tujuan dari program Aplikasi SAKTI oleh Pengadilan Negeri Luwuk

bahwa tujuan yang hendak dicapai tersebut telah sesuai dengan

yang diharapkan.
68

5. Perubahan nyata.

Perubahan nyata diukur melalui sejauh mana penerapan Aplikasi

SAKTI dapat memberikan suatu efek atau dampak serta perubahan

nyata bagi pegawai khusunya instansi pengadilan negeri luwuk.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa dengan

diterapkannya Aplikasi SAKTI dapat memberikan perubahan nyata

yang mana dapat dilihat dari kinerja pegawai yang membaik,

menjadi lebih cepat, efektif, efisien serta lebih mudah dalam

menyusun dan menghasilkan laporan keuangan dengan resiko

human error yang lebih kecil.

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari kelima

indikator efektivitas yaitu pemahaman program, ketepatan sasaran,

ketepatan waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata

kesemuanya menunjukkan bahwa penerapan Aplikasi SAKTI dalam

penyusunan laporan keuangan Pengadilan Negeri Luwuk telah

efektif.

4.3.2.Efisiensi Penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi

(SAKTI) dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pengadilan Negeri

Luwuk

Efisiensi mengacu pada upaya untuk mencapai hasil sebesar

mungkin dengan pengorbanan sekecil mungkin guna mencapai tujuan

tertentu. Dalam konteks efisiensi, suatu kegiatan dianggap efisien jika

hasil tertentu dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Dalam

penilaian efisiensi, pertama-tama akan menetapkan pengorbanan yang

terkait, seperti tenaga, pikiran, waktu, atau langkah. Kemudian, akan


69

ditetapkan tingkat hasil minimum yang harus dicapai. Jika hasil yang

diperoleh kurang dari hasil minimum yang telah ditetapkan, maka cara

kerjanya dianggap tidak efisien. Efisiensi juga bisa diukur dengan

melihat sejauh mana hasil yang diperoleh berbanding lurus dengan

usaha yang diinvestasikan.

Berdasarkan hasil analisis data di atas, penerapan asas efisiensi

penerapan Aplikasi SAKTI dalam penyusunan laporan keuangan

Pengadilan Negeri Luwuk menggunakan indikator yaitu usaha dan

hasil (Syam, 2020).

1. Usaha

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat diketahui

bahwa penerapan Aplikasi SAKTI dalam penyusunan laporan

keuangan Pengadilan Negeri Luwuk belum efisien. Hal tersebut

dikarenakan dalam hal usaha untuk menyusun Laporan Keuangan

menggunakan Aplikasi SAKTI membutuhkan waktu yang lama

khususnya bagi Bendahara Pengeluaran karena yang bersangkutan

sedang cuti pada saat sosialisasi, pelatihan dan pendampingan

penerapan Aplikasi tersebut. Akibatnya pada awal penerapan

Aplikasi SAKTI, beliau mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran

yang lebih banyak dibandingkan pegawai yang lain apalagi pegawai

tersebut mengoperasikan lebih dari satu modul yaitu modul admin,

modul bendahara dan modul komitmen.

Selanjutnya terdapat beberapa kendala setelah diterapkannya

Aplikasi SAKTI pada pengadilan negeri luwuk, diantaranya yaitu

sering terjadi maintenance karena error pada Aplikasi, jaringan yang


70

kadang tidak stabil sehingga memperlambat saat penginputan data,

serta lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki data jika

terjadi kesalahan input.

2. Hasil.

Dalam hal ini hasil dapat diukur dengan melihat laporan

keuangan yang dihasilkan apakah dengan satu aplikasi SAKTI

sudah dapat menyusun dan menghasilkan seluruh laporan

keuangan termasuk didalamnya laporan pertanggungjawaban dan

laporan realisasi anggaran dengan mudah dan cepat.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat diketahui

bahwa penerapan Aplikasi SAKTI pada Pengadilan Negeri Luwuk

sudah menggunakan full modul yang dilengkapi dengan sistem

sekali input sehingga data keuangan hanya perlu di input sekali

untuk seluruh modul dan data langsung terekam di sistem. Dari satu

kali penginputan data tersebut, laporan pertanggungjawaban hingga

laporan keuangan terbentuk secara otomatis. Tanpa perlu

melakukan penginputan berulang kali, pegawai tinggal melakukan

pencocokan data dan langsung melakukan pencetakan apabila data

sudah sinkron. Sehingga dengan penerapan Aplikasi SAKTI ini

laporan keuangan dapat dihasilkan dengan cepat, tepat, efektif dan

efisien serta dapat mengurangi human error.

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari dua indikator

efisiensi yaitu usaha dan hasil menunjukkan bahwa penerapan

Aplikasi SAKTI dalam penyusunan laporan keuangan Pengadilan

Negeri Luwuk belum efisien apabila dilihat dari indikator usaha.


71

Sedangkan apabila dilihat dari indikator hasil maka penerapan

Aplikasi SAKTI sudah efisien.


BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan efektivitas dan efisiensi penerapan

Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) dalam penyusunan

Laporan Keuangan Pengadilan Negeri Luwuk, maka penulis menyimpulkan

bahwa:

1. Efektivitas penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

dalam penyusunan laporan keuangan Pengadilan Negeri Luwuk dengan

melihat indikator yang digunakan yaitu pemahaman program, tepat

sasaran, tepat waktu, tercapainya tujuan, dan perubahan nyata dapat

disimpulkan telah berjalan dengan efektif.

2. Efisiensi penerapan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

dalam penyusunan laporan keuangan Pengadilan Negeri Luwuk belum

sepenuhnya efisien. Hal ini ditunjukkan dengan melihat indikator usaha.

Masih ada pegawai yang mengalami kesulitan saat penginputan data

karena tidak mengikuti sosialisasi dan pelatihan pada awal penerapan

Aplikasi SAKTI. Selain itu terdapat beberapa kendala setelah penerapan

Aplikasi SAKTI yaitu sering terjadinya maintenance karena error pada

Aplikasi, jaringan yang tidak stabil serta kendala saat memperbaiki data

jika terjadi kesalahan input karena membutuhkan waktu yang cukup lama.

5.2. Saran

Dari hasil ikhtisar yang dipresentasikan di atas, penulis membagikan

rekomendasi yang bisa dipilih sebagai bahan pemikiran kepada para pihak
73

yang terlibat dalam penerapan Aplikasi SAKTI untuk penyusunan Laporan

Keuangan, adapun saran-saran tersebut yaitu:

1. Kepada pegawai selaku user Aplikasi SAKTI supaya memanfaatkan

media sosial khususnya youtube serta Buku Pintar SAKTI sebagai media

pembelajaran mandiri agar pemahaman terhadap modul yang digunakan

lebih maksimal.

2. Kepada instansi Pengadilan Negeri Luwuk agar memberikan

pendampingan khusus kepada pegawai yang tidak mengikuti sosialisasi

dan pelatihan pada saat awal penerapan aplikasi SAKTI.

3. Kepada instansi Pengadilan Negeri Luwuk agar menyediakan sarana dan

prasarana yang mendukung penerapan Aplikasi SAKTI seperti akses

jaringan yang lebih kuat sehingga tidak menghambat dan memperlambat

saat melakukan entry data.

4. Kepada kementerian keuangan supaya meningkatkan performa pada

platform helpdesk serta menyiapkan video tutorial penerapan aplikasi

agar dapat memberikan solusi atas kendala yang dialami pegawai dengan

lebih cepat dan tepat serta tidak menghambat pengelolaan keuangan

Negara.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Kurniawan, (2015). Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Penerbit.


Pembaharuan.

Akhmad, (2019). Manajemen Keuangan Daerah dalam Era Otonomi Daerah.


Yogyakarta : Pustaka AQ

Hanafi, Mamduh. M., Halim, Abdul, (2016). Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke-
5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Harahap, Sofyan Syafri, (2015). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali
Pers: Jakarta

Mardiasmo. (2017). Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

Puspitawati, Lilis (2021). Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama. Bandung.


Rekayasa sains

Romney, Marshall B. dan P.J Steinbart. (2014). Sistem Informasi Akuntansi. Edisi
ke-13. Jakarta: Salemba Empat

Romney dan Steinbart. (2018). Sistem Informasi Akuntansi: Accounting


Information Systems. Pearson

Siagian, Sondang. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sujarweni, V. Wiratna. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi, 31.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sutrisno, E. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

Yusuf, Muri. (2017). Metode penelitian : kuantitatif, kualitatif dan penelitian


gabungan. Jakarta : Kencana.

SUMBER LAIN :

1. Jurnal

Amriani, T. N., & Iskandar, A. (2019). Analisis Kesuksesan Implementasi


Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) pada Satuan Kerja
di Lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK).
Jurnal Kajian Ekonomi Keuangan, 1(9), 74.
Anwar, A. I., & Hadi, M. (2022). Implementasi Aplikasi SAKTI dan SPAN
Dalam Penyusunan Laporan Keuangan. Jurnal Informatika, 1(2), 32–
55. https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JI/article/view/574

Nasution, R. N. A., & Nasution, J. (2022). Penerapan Aplikasi Sakti Dalam


Pengelolaan Keuangan Di Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi
Sumatera. ALEXANDRIA (Journal of Economics, Business, &
Entrepreneurship), 3(1), 5–8.

Pambudi, K. H., & Adam, H. (2021). Analisis Dimensi Kesuksesan


Implementasi Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (Sakti) Pada
Satuan Kerja Wilayah Provinsi Jawa Timur Dengan Pendekatan
Delone And Mclean Information System Success Model. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa, FEB Universitas Brawijaya, 2(1), 35–45.

Pambudi, Y. A., Safuan, & Alhabshy, M. A. (2019). Implementasi


Penggunaan Aplikasi SAKTI Pada Penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat. Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(5),
6723–6729.

Syam, S. (2020). Pengaruh Efektifitas dan Efisiensi Kerja Terhadap Kinerja


Pegawai Pada Kantor Kecamatan Banggae Timur. Jurnal Ilmu
Manajemen Profitability, 4(2), 128-152.

Wibowo, I. T. (2019). Proses Difusi Inovasi Program Sistem Aplikasi


Keuangan Tingkat Instansi (Sakti) : Studi Kasus Pada Ditjen
Perbendaharaan Di D.I. Yogyakarta Tahun 2018. Indonesian Treasury
Review, 4(4), 323–337.

2. Internet

https://hai.kemenkeu.go.id/file.php/2614AJMDXYDBBZ2613253A46080/
Buku-Pintar-SAKTI-2-.pdf

https://mahkamahagung.go.id/files/20200206123327_LTMARI-2016.pdf

https://perpustakaan.mahkamahagung.go.id/assets/resource/ebook/xyz.pdf

https://pn-luwukbanggai.go.id/pn/

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2021


tentang Pelaksanaan Sistem SAKTI.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan

PMK No. 203/PMK.05/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri


LAMPIRAN - LAMPIRAN
PERTANYAAN WAWANCARA DENGAN INFORMAN PENELITIAN

(EFEKTIVITAS PENERAPAN APLIKASI SAKTI)

Informan/ Tanggal
No Indikator Pertanyaan
Jabatan Wawancara
1 Pemahaman 1. Bagaimana proses Kasubbag 04 Juli 2023
Program penerapan sistem umum dan
aplikasi keuangan pada Keuangan
Pengadilan Negeri
Luwuk dilakukan?
2. Bagaimana pemahaman Kasubbag 04 Juli 2023
program sistem aplikasi umum dan
keuangan pada Keuangan
Pengadilan Negeri
Luwuk? Apakah sudah
optimal?
2 Tepat 1. Apakah sistem aplikasi Kasubbag 04 Juli 2023
Sasaran SAKTI cocok diterapkan umum dan
pada Pengadilan Negeri Keuangan
Luwuk?
3 Tepat Waktu 1. Bagaimana perbedaan Bendahara 06 Juli 2023
waktu terselesainya Pengeluaran
laporan keuangan
sebelum dan sesudah
menggunakan aplikasi
SAKTI?
2. Apakah dalam Staf bagian 05 Juli 2023
melakukan penginputan pelaporan
data keuangan dan keuangan
menyusun laporan
keuangan menggunakan
Aplikasi SAKTI
membutuhkan waktu
yang lama?

4 Tercapainya 1. Apa tujuan utama dari Kasubbag 04 Juli 2023


Tujuan penerapan sistem umum dan
aplikasi keuangan pada Keuangan
Pengadilan Negeri
Luwuk?

5 Perubahan 1. Apakah dengan Bendahara 06 Juli 2023


Nyata penerapan aplikasi Pengeluaran
SAKTI tersebut dapat
membantu staf/pegawai
menyelesaikan
pekerjaannya dengan
cepat dan tepat waktu?
78

Informan/ Tanggal
No Indikator Pertanyaan
Jabatan Wawancara
2. Apakah penerapan Staf bagian 05 Juli 2023
aplikasi SAKTI dapat pelaporan
meningkatkan efektivitas keuangan
dan efisiensi
penyusunan laporan
keuangan Pengadilan
Negeri Luwuk?

PERTANYAAN WAWANCARA DENGAN INFORMAN PENELITIAN

(EFISIENSI PENERAPAN APLIKASI SAKTI)


Informan/ Tanggal
No Indikator Pertanyaan wawancara
Jabatan

1. Usaha 1. Apakah memahami Bendahara 06 Juli 2023


aplikasi SAKTI Pengeluaran
membutuhkan waktu
yang lama bagi
pegawai?

2. Apakah terdapat Staf bagian 05 Juli 2023


kendala setelah pelaporan
diterapkannya Aplikasi keuangan
SAKTI di Pengadilan
Negeri Luwuk? Jika
ada, lantas bagaimana
cara mengatasi
kendala-kendala
tersebut?

2. Hasil 1. Apakah terdapat Kasubbag 04 Juli 2023


perubahan signifikan Umum dan
dalam pengelolaan Keuangan
keuangan setelah
penerapan sistem
aplikasi keuangan di
Pengadilan Negeri
Luwuk?
79

DOKUMENTASI INFORMAN PENELITIAN


NO. Uraian Keterangan

1. Wawancara
dengan
Kasubbag
Umum dan
Keuangan

2. Wawancara
dengan Staf
bagian pelaporan
keuangan

3 Wawancara
dengan
Bendahara
Pengeluaran
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
RIWAYAT HIDUP PENELITI

PAS FOTO

WARNA 4X6

Nama : Fatimatul Adawia

NPM : 19033054

Tempat/ Tanggal Lahir : Masing, 14 Maret 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Mahasiswa

Alamat Asal : Desa Masing, Kec. Batui Selatan, Kab. Banggai

Telp : 081340849157

Motto : Skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai.

Riwayat Pendidikan

1. Madrasah Aliyah Darul Khair Masing

2. SMP Darul Khair Masing

3. SD Inpres Masing

Anda mungkin juga menyukai