Prosedur Audit Aset Tetap KAP Drs. Bambang Sudaryono & Rekan di PT JAP
HALAMAN JUDUL
Oleh :
023151900088
Laporan magang ini telah diperiksa dan disetujui sebagai hasil kegiatan magang
untuk memenuhi persyaratan Program Studi Pendidikan Profesi Akuntan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti
Drs. Sudarmadji Herry Sutrisno, Ak., MM., CPA.,CA Dr. Sekar Mayangsari, Ak, M.Si
ii
UNIVERSITAS TRISAKTI
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Telah disetujui dan diterima untuk mematuhi sebagian dari persyaratan guna
memperoleh gelar Akuntan.
iii
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT
Menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah murni hasil karya sendiri.
tindakan plagiat.
iv
IDENTITAS PEMAGANG
Data Personal
Nama : Muhammad Balia Fahreza
NIM : 023151900088
Tahun Akademik : 2019/2020
Dr. Sekar Mayangsari, Ak, M.Si Drs. Sudarmadji Herry Sutrisno, Ak., MM., CPA.,CA
Mengetahui,
Ka. Program PPAk
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir laporan magang ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan magang ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan dan memperoleh
gelar Pendidikan Profesi Akuntansi di Universitas Trisakti. Selain itu, laporan
magang ini dapat meningkatkan kompetensi penulis dalam menyajikan laporan
keuangan suatu proyek atau penugasan di suatu perusahaan atau institusi.
Dalam proses penyusunan laporan magang ini, banyak pihak yang telah
membantu dan membimbing, hingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang
ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Yolanda Masnita, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Trisakti.
2. Ibu Dr. Husna Leila Yusran, MM yang bertindak selaku Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
3. Ibu Dr. Vinola Herawaty, Ak, M.Sc, CA selaku Ketua Program Pendidikan
Profesi Akuntansi Universitas Trisakti.
4. Ibu Dr. Sekar Mayangsari, Ak, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
laporan magang.
5. Bapak Drs. Sudarmadji Herry Sutrisno, Ak., MM., CPA., CA Selaku
Pembimbing Lapangan yang selalu memberikan kritik dan saran dalam
penyusunan laporan magang ini.
6. Orang Tua tercinta, yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun
moral dan selalu mendoakan yang terbaik sehingga laporan magang ini
dapat diselesaikan dengan baik.
7. Teman-teman selama kuliah PPA yang saling memberikan dukungan untuk
bersama-sama menyelesaikan laporan magang ini dengan baik dan tepat
waktu,
8. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu mendoakan yang terbaik.
vi
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas laporan magang ini jauh dari
sempurna dan tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak yang membaca guna
perbaikan dan penyempurnaan penelitian selanjutnya. Dengan demikian,
penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan ilmu, manfaat, serta
masukan yang berarti bagi semua pihak yang membutuhkannnya.
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Prosedur Audit Aset Tetap KAP Drs. Bambang Sudaryono &
Rekan di PT JAP
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur audit asset tetap yang
diterapkan oleh KAP Drs. Bambang Sudaryono & Rekan di PT JAP. Menurut
PSAK 16, aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki dan digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain
atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih
dari satu periode. Penulis bertujuan membahas prosedur audit yang telah
ditetapkan KAP Drs. Bambang Sudaryono & Rekan yang telah sesuai dengan
Peraturan Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah PT JAP di tahun 2019. Dalam perencanaan
audit, sebagai auditor dibutuhkan beberapa kegiatan seperti memahami bisnis
dan industry klien, melakukan prosedur analitis, menentukan materialitas,
menetapkan risiko audit, mengembangkan rencana audit dan program audit.
Hasil pengujian dari prosedur audit asset tetap menunjukkan bahwa
pengujian/pelaksanaan audit yang telah dilakukan, tidak ditemukan salah saji
material pada akun asset tetap PT JAP. Hasilnya menunjukkan bahwa PT JAP
telah menyajikan dan mengungkapkan akun asset tetap sesuai dengan Standar
Akuntansi yang berlaku di Indonesia
xii
Fixed Asset Audit Procedure of KAP Drs. Bambang Sudaryono &
Partners at PT JAP
ABSTRACT
This study aims to determine the fixed asset audit procedure implemented by KAP
Drs. Bambang Sudaryono & Partners at PT JAP. According to PSAK 16, fixed
assets are tangible assets that are owned and used in the production or supply of
goods and services, to be rented to other parties or for administrative purposes and
are expected to be used for more than one period. The author aims to discuss the
audit procedures that have been established by KAP Drs. Bambang Sudaryono &
Partners who have complied with the Accounting Standard Regulations applicable
in Indonesia.
The population in this study is PT JAP in 2019. In audit planning, as an auditor,
several activities are needed, such as understanding the client's business and
industry, performing analytical procedures, determining materiality, determining
audit risk, developing audit plans and audit programs.
The test results of the fixed asset audit procedure show that the audit testing /
implementation that has been carried out, was not found material misstatement in
the fixed asset account of PT JAP. The results show that PT JAP has presented and
disclosed fixed asset accounts in accordance with the accounting standards
applicable in Indonesia.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Bagi Mahasiswa
a. Untuk menentukan kemampuan dalam praktek akuntansi
keterampilan dalam mengidentifikasi masalah dan menyusun
rencana pemecahan masalah.
b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan audit asset tetap dalam
Laporan Keuangan PT JAP tahun 2019.
c. Untuk mengetahui perencanaan dan prosedur audit asset tetap yang
dilaksanakan KAP Drs. Bambang Sudaryono & Rekan dalam audit
umum atas Laporan Keuangan PT JAP tahun 2019 apakah telah
sesuai dengan SPAP sehingga Laporan Keuangan yang disusun dan
disajikan telah sesuai dengan SAK.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
“Aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi suatu
entitas bisnis untuk penyediaan barang atau jasa yang dijual atau disewakan untuk
tujuan administratif dan digunakan dalam lebih dari satu periode (satu tahun.)”
Yang termasuk kedalam golongan aset tetap menurut Kieso, Weygandt dan
Warfield adalah tanah, bangunan dan prasarana, serta mesin atau alat-alat. Adapun
karakteristik yang diungkapkan untuk menentukan sebuah aset tetap menurut Kieso
et al., (2018) adalah :
1. Aset tetap digunakan untuk operasi dan tidak untuk dijual. Adapun
semua aset yang digunakan dalam proses produksi dapat
diklasifikasikan sebagai aset tetap. Sebagai contoh tanah yang
digunakan untuk membangun sebuah gudang yang berfungsi untuk
sebagai tempat memproduksi barang yang akan dijual.
4
disebut dengan penyusutan. Entitas bisnis akan mendapatkan
manfaat atas aset tetap selama masa ekonomis masih berjalan.
3. Aset tetap memiliki substansi secara fisik Aset tetap itu terlihat
fisiknya sehingga dapat digunakan bertahuntahun. Hal inilah yang
membedakan aset tetap dengan aset tidak berwujud yang mana
entitas bisnis hanya dapat merasakan manfaat atas nilainya saja.
Selain itu aset tetap berbeda dengan bahan baku yang mana aset tetap
tidak merupakan bagian dari produk yang akan dijual karena aset
tetap tidak bertujuan untuk dijual.
“aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau
penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk
tujuan administratif dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.”
“aset yang memiliki masa ekonomis yang lebih dari satu tahun dan digunakan
dalam proses bisnis serta tidak untuk dijual.”
“Aset yang dapat digunakan dalam jangka yang lama dan bentuk fisiknya
memberikan kegunaan dari aset tersebut.”
5
yang terjadi pada aset tetap tersebut dapat digunakan beberapa jenis metode seperti
metode garis lurus (straight-line methode), metode saldo menurun, dan metode
jumlah unit. Metode penyusutan yang digunakan harus mencerminkan ekspektasi
pola konsumsi manfaat ekonomi masa dengan dari aset oleh entitas dan metode
penyusutan direview setiap akhir tahun buku, jika terdapat perubahan diperlakukan
sebagai perubahan estimasi akuntansi. Penyusutan akan dimulai saat aset tersebut
digunakan dan akan berakhir ketika dijual atau dimaksudkan untuk dijual dan habis
masa manfaat ekonomisnya. Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui
dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah
tercatat aset lainnya.
Selain itu menurut PSAK 16 (revisi 2018) ada beberapa biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung, biaya-biaya tersebut yakni :
7
d) biaya perakitan dan instalasi;
e) biaya pengujian aset, melihat apakah aset dapat berfungsi dengan
baik;
f) komisi profesional.
Adapun contoh biaya yang bukan merupakan biaya perolehan adalah biaya
pembukaan fasilitas baru, biaya pengenalan produk dan jasa baru (marketing), biaya
penyelenggaraan bisnis baru di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru termasuk
didalamnya biaya fasilitas staff, dan biaya administrasi serta overhead umum
lainnya. Pengakuan sebesar biaya perolehan dapat disebut dengan pengukuran awal.
Pengukuran ini akan dihentikan ketika aset tetap tersebut berada pada lokasi dan
kondisi yang dinginkan untuk siap dipergunakan, oleh karena itu biaya pemakaian
dan penyusutan dalam kegiatan operasi tidak dapat dimasukkan dalam pengukuran
awal. Hal ini sama ketika aset tetap didapat dengan cara konstruksi sendiri. Biaya
perolehan yang diakui adalah biaya yang dikeluarkan ketika aset tersebut kita
peroleh bukan akumulasi biaya konstruksi yang dikeluarkan. Jika entitas membuat
aset tersebut serupa untuk dijual dalam usaha normal maka biaya perolehan aset
biasanya sama dengan biaya konstruksi aset yang ingin dijual tersebut.
Secara akuntansi biaya perolehan awal yang dimaksud diatas adalah nilai
tunai dari aset yang didapat pada tanggal pengakuan. Jika aset diperoleh dengan
cara pembayaran tangguhan maka perbedaan harga tunai dengan total kredit yang
dibayarkan akan dicatat sebagai beban bunga pada masa angsuran, pengecualian
untuk beban yang dikapitalisasikan (PSAK 26 : biaya pinjaman).
Setelah pengakuan aset tetap diperoleh dan siap digunakan sebagai maksud
manajemen, maka akan muncul biaya-biaya terkait dengan penggunaan aset tetap
tersebut nantinya dalam proses produksi. Biaya-biaya yang muncul itu akan
ditentukan oleh entitas untuk dapat dicatat dalam aset tetap yang bersangkutan.
Entitas dapat memilih dua motode pengakuan yakni model biaya (historis) atau
model revaluasi. Model yang nantinya akan dipilih akan diterapkan pada seluruh
aset tetap dalam kelompok yang sama. Menurut PSAK 16 (revisi 2018) yang
dimaksud dengan pengukuran dengan menggunakan model biaya itu adalah aset
tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan yang
terjadi selama satu periode tertentu dan akumulasi rugi atas penurunan nilai
(paragraf 30), sedangkan yang dimaksud dengan model revaluasi adalah aset tetap
8
yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal dicatat pada jumlah revaluasian yaitu
nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi dengan akumulasi penyusutan yang
terjadi pada satu periode tertentu dan akumulai penurunan nilai setelah tanggal
revaluasi (paragraf 31). Jika entitas menggunakan model revaluasi maka revaluasi
harus dilakukan secara reguler untuk memastikan bahwa nilai tercatat tidak berbeda
secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar
pada tanggal neraca. Frekuensi revaluasi tergantung dengan perubahan nilai wajar
dari aset tersebut. Yang dimaksud dengan nilai wajar adalah suatu jumlah yang
digunakan untuk mengukur aktiva yang dapat dipertukarkan melalui suatu transaksi
yang wajar (arm's length transaction) yang melibatkan pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai. Berdasarkan PSAK 16
(revisi 2018) nilai wajar dari tanah dan bangunan ditentukan melalui penilaian oleh
seorang penilai profesional atau disebut juga dengan appraisal berdasarkan bukti
pasar, sedangkan untuk pabrik dan peralatan nilai wajar yang digunakan adalah
ditentukan oleh penilai. Jika tidak ada nilai pasar yang dapat menjadi penentu nilai
wajar maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan penghasilan atau biaya
pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost).
Menurut PSAK 16 (revisi 2018), jika aset tetap direvaluasi maka akumulasi
penyusutan pada tanggal revaluasi akan diperlakukan dengan dua cara yaitu:
Dalam perhitungan revaluasi akan terjadi kenaikan atau penurunan nilai aset
yang diharapkan tidak memiliki perbedaan yang material. Jika nilai aset meningkat
akibat revaluasi, maka berdasarkan PSAK 16 (revisi 2018) yakni paragraf 39 maka
kenaikan tersebut dikredit pada bagian surplus revaluasi. Namun kenaikan tersebut
harus diakui dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset
9
akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi. Dan
sebaliknya jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi maka penurunan
tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Namun penurunan nilai akibat revaluasi
tersebut langsung didebit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama
penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut.
Kieso et al. (2018), mengatakan bahwa terkadang aset tetap dapat dicatat
pada fair value ketika hal itu memungkinkan untuk dilakukan. Fair value yang
didapat harus memenuhi bukti yang cukup dengan penilaian seorang yang
berkompeten. Akan tetapi pada dasarnya kebanyakan entitas menggunakan model
biaya (historis) karena dianggap lebih mudah untuk diterapkan. Akan tetapi
terkadang ada entitas yang mengkombinasikan antara model biaya dan revaluasi
untuk aset tetap perusahaan. Dengan menggunakan model biaya entitas akan dapat
menekan biaya yang dikeluarkan untuk aset, sedangkan jika entitas menggunakan
model revaluasi umumnya akan menghasilkan nilai aset yang lebih tinggi sehingga
beban penyusutan yang dihasilkan juga akan tinggi. Hal ini berakibat pada laba
bersih yang akan didapat menjadi lebih rendah. Jika entitas telah menerapkan model
revaluasi maka akan diterapkan kepada seluruh aset tetap pada kelompok yang
sama dan jika pada suatu masa entitas merubah model yang digunakan maka
perubahannya bersifat prospektif.
10
Sebuah aset tetap telah dapat disusutkan ketika aset tetap tersebut telah siap
digunakan oleh entitas. Dan nilai penyusutan tersebut akan terhenti ketika aset
tersebut siap untuk dijual, penyusutan itu tidak akan terhenti ketika aset tersebut
tidak digunakan. Nilai penyusutan akan mengurangi nilai aset itu sendiri.
Penyusutan akan diakui walau nilai wajar aset melebihi jumlah tercatat, sepanjang
nilai residu yang terjadi tidak melebihi nilai tercatat. Komponen yang menyangkut
dengan penyusutan itu sendiri adalah berapa jumlah yang dapat disusutkan dan
berapa umur manfaat yang akan ditentukan. Untuk jumlah yang dapat disusutkan
PSAK 16 (revisi 2018) menjelaskan bahwa nilai tersebut akan didapat setelah
dikurangi nilai residualnya dan akan dialokasikan selama masa manfaat aset
tersebut. Nilai residual sebagai jumlah yang diperkirakan akan diperoleh entitas
setelah pelepasan aset setelah dikurangi dnegan taksiran biaya pelepasan. Akan
tetapi terkadang nilai residual aset tidak dianggap signifikan sehigga tidak material
dalam perhitungan jumlah tersusutkan.
Selain jumlah yang tersusutkan komponen lainnya adalah umur aset atau
masa manfaat yang akan diterima oleh entitas jika menggunakan aset tersebut.
Masa manfaat atau umur ekonomis adalah lamanya waktu atau suatu periode yang
diperlukan sebuah aset tetap untuk memberikan manfaat selama digunakan dalam
operasi entitas. Entitas akan mendapatkan manfaat dari aset ketika telah digunakan.
Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2018) ada beberapa hal yang
mengakibatkan entitas berhenti untuk menggunakan aset tersebut yaitu adanya
faktor fisik dan ekonomis. Faktor fisik yang dimaksud adalah terjadinya keusangan
secara teknis dari aset tersebut sehingga tidak dapat memberikan manfaat terhadap
kepentingan entitas. Dilihat dari faktor ekonomis terdapat beberapa hal yang dapat
menentukan umur manfaat sebuah aset tetap yaitu :
11
b) Dikarenakan perubahan itu mengharuskan entitas menukar aset yang
lama dengan aset yang baru yang mana lebih efektif dan efisien
untuk memnuhi permintaan atas barang;
c) Kondisi hukum atau perjanjian yang mana tidak tergolong diantara
dua klasifikasi diatas.
Hal lain yang harus ditentukan oleh manajemen aset tetap adalah metode
penyusutan yang akan digunakan untuk menentukan berapa jumlah penyusutan
yang harus dikurangi dari penggunaan aset tetap. Metode penyusutan yang
digunakan harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa
dengan dari aset oleh entitas. Metode penyusutan direview setiap akhir tahun buku,
jika terdapat perubahan diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi. Metode
yang akan dipilih akan diterapkan secara konsisten oleh entitas setiap periodenya.
Adapun jenis metode menurut yang dapat digunakan PSAK 16 (revisi 2018) yaitu :
( )
12
Straight line method
( )
b) Declining-balance method
Menggunakan tingkat penyusutan yang merupakan dua kali dari
tingkat penyusutan metode garis lurus.
{ }
13
d) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir
periode
e) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akir periode
f) Keberadaan dan jumlah restristik atas hak milik dan aset tetap yang
dijaminkan atas hutang
g) Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap
yang sedang dalam pembangunan;
h) Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap;
i) Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami
penurunan nilai, hilang/dihentikan yang dimasukan dalam laporan
laba rugi, jika tidak diungkapkan secara terpisah dari laporan laba
rugi.
Hal diatas dapat dijadikan dasar untuk pengungkapan aset tetap selain hal diatas,
entitas sebaiknya mengungkapkan metode yang digunakan beserta jumlah dan
akumulasi penyusutan diakhir periode serta penentuan estimasi umur oleh
manajemen entitas, dimana hal ini dapat menjadi informasi bagi pengguna laporan
keuangan entitas.
2.2 Audit
2.2.1 Definisi Audit
Menurut Arens et al., (2015) audit adalah sebagai suatu proses
pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan kesesuaian atas informasi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, dimana audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen. Audit merupakan suatu tindakan untuk mencari kebenaran atas suatu
laporan keuangan yang dimiliki satu entitasAudit dilakukan sesuai dengan SPAP
untuk meminimalisir risiko bisnis yang akan timbul dari laporan keuangan entitas.
Informasi yang dimaksud adalah berupa bukti yang dapat mendukung opini audit
nantinya. Informasi-informasi tersebut akan dievaluasi oleh auditor sesuai dengan
SAK di Indonesia. Selain itu auditor juga dibekali oleh sebuah peraturan
internasional yakni ISA (International Standart on Auditing). Audit yang
berdasarkan ISA dilakukan pada asumsi dimana manajemen bertanggung jawab
atas penyajian laporan keuangan dimana hal ini menjadi dasar untuk dilakukannya
14
audit. Audit terhadap sebuah laporan keuangan tidak membebaskan manajemen
atau pihak yang bertanggung jawab dalam tata kelola perusahaan atas tanggung
jawab yang mereka pegang (ISA 200.4). Dalam melaksanakan tugasnya auditor
berpedoman pada sebuah standar yang berlaku di Indonesia yaitu Standar
Profesional Akuntan Publik biasa disebut dengan SPAP. Didalam SPAP terdapat
enam tipe standar profesi yang dikodifikasikan yaitu:
15
Menurut Arens et.al,(2015) hasil dari sebuah kegiatan audit adalah opini
audit. Opini audit akan dikeluarkan oleh seorang auditor yang telah berkompeten
dan independen dalam tugasnya. Opini yang dimaksud adalah opini kewajaran atas
penyajian laporan keuangan entitas dimana asumsinya adalah laporan keuangan
tersebut disajikan menurut prinsip-prinsip akuntansi secara wajar. Landasan dari
sebuah opini audit adalah reasonable assurance dimana penyajian atas laporan
keuangan entitas telah lepas dari kesalahan yang material termasuk didalamnya
kecurangan dan kesalahan yang tidak disengaja. Kesalahan yang material akan
mempengaruhi opini audit yang akan dikeluarkan. Konsep dari materiality itu
sendiri adalah ditentukan oleh auditor dengan perencanaan dan hasil audit serta efek
dari evaluasi dari identifikasi kesalahan pencatatan atau ketidaksengajaan pelaporan
yang ada di laporan keuangan. Kerangka pelaporan keuangan yang dianut oleh
manajemen harus berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia dan
sesuai dengan sifat entitas.
Seorang auditor harus bertindak kompeten dan independen, auditor harus
memiliki suatu kualifikasi dalam memahami bisnis entitas klien. Para auditor
diharapkan mempertahankan tingkat independensi yang tinggi untuk menjaga
kepercayaan para klien yang mengandalkan laporan mereka. Karena peran penting
auditor menjadi bagian terpenting dari audit laporan keuangan, maka tanggung
jawab seorang auditor diatur dalam ISA 200:11 yaitu diantaranya :
Untuk mendapatkan reasonable assurance terkait laporan keuangan yang
disajikan entitas tersebut lepas dari kesalahan yang material, kecurangan dan
kesalahan yang tidak disengaja dimana nantinya auditor akan menyiapkan
laporan audit dengan segala hal yang material serta berlaku sejalan dengan
kerangka pelaporan laporan keuangan; dan
Untuk melaporkan didalam laporan keuangan dan mengkomunikasikannya
berdasarkan ketentuan ISA jika ada temuan yang material.
Selain itu secara garis besar SPAP mengatakan bahwa tujuan audit atas
laporan keuangan oleh auditor independen adalah menyatakan pendapat tentang
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Didalam memberikan atau tidak memberikan pendapat auditor harus menyatakan
bahwa auditnya telah dilaksanakan menurut standar audit yang ditetapkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia. Dalam memenuhi tujuan-tujuan audit diatas,
auditor harus mengikuti beberapa fase dalam pengauditan laporan keuangan. Fase
17
ini merupakan dasar auditor memulai audit terhadap laporan keuangan entitas.
Arens et.al (2015) membagi jenis fase tersebut menjadi:
18
Kesalahan dalam pemilihan bukti audit maka akan menjadikan auditor salah
mengambil kesimpulan. Oleh karena itu auditor harus melihat kelayakan dan yakin
atas bukti audit yang dipilih berdasarkan sample. Adapun beberapa tipe-tipe bukti
audit yaitu;
1. Akurasi (accuracy)
Jumlah saldo yang diperoleh telah dicatat secara akurat. Contoh : nilai
perolehan yang dicatat sama dengan yang ada di faktur pembelian.
2. Klasifikasi (classification)
Detail nilai yang diperoleh dengan yang tercatat diklasifikasikan dengan
benar. Contoh : tidak ada aset yang salah dicatat sebagai beban atau aset
sewa.
3. Kelengkapan (completeness)
Dokumen detail jumlah perolehan terkait jumlah saldo sudah tercatat.
Contoh: aset tetap yang telah diterima secara fisik telah tercatat nilainya
pada jurnal, pembayaran yang dilakukan telah tercantum pada jurnal
payable.
21
4. Waktu (timing) Nilai perolehan dicatat pada periode penerimaan atas aset.
Contoh : nilai perolehan diakui diawal atau diakhir tahun sesuai dengan
tanggal yang tercantum pada faktur pembelian.
5. Keberadaan (existence)
Detail saldo perolehan yang tercatat tahun ini benar-benar ada. Contoh : aset
tetap pada sub-ledger harus sama dengan aset secara fisik.
6. Detail tie-in
Nilai perolehan aset perolehan sama dengan detail saldo penerimaan di sub-
ledger aset tetap. Contoh : jumlah detail saldo aset tetap harus sama dengan
saldo aset tetap.
23
BAB III
KEGIATAN MAGANG
Managing
Partner
Manager
Supervisor
& Auditor
24
B. Uraian Rencana Kerja yang Dilakukan
Rencana kegiatan magang ini bersifat fleksibel dan penulis melakukan
penyesuaian-penyesuaian kerja di objek magang. Rencana kegiatan ini,
juga merupakan pedoman bagi peserta magang. Sedangkan untuk
pelaksanaannya di lapangan, sangat memungkinkan terjadi perubahan-
perubahan dan penyesuaian. Sehubungan dengan hal tersebut, antara
penulis dengan pihak KAP Bambang Sudaryono & Rekan telah
membuat kesepakatan bahwa kegiatan magang akan berlangsung sekitar
2 bulan, maka penulis saat melakukan kegiatan magang telah melakukan
hal-hal sebagai berikut;
1. Melakukan pengenalan terhadap profil Kantor Akuntan Publik
Bambang Sudaryono & Rekan. Periode dimanfaatkan untuk lebih
mengenal dan memahami kondisi serta suasana kerja di KAP, yang
meliputi jenis-jenis pelayanan Audit Perusahaan, mekanisme
pekerjaan, serta para karyawan di tempat magang.
2. Mendapatkan informasi mengenai sejarah, visi dan misi, serta
strategi perusahaan secara menyeluruh.
3. Kantor Akuntan Publik Bambang Sudaryono & Rekan yang
bergerak dibidang pelayanan jasa professional judgement, maka
penulis diminta kantor untuk melaksanakan tugas dalam hal
membuat Audit planning memorandum yang nantinya dapat
mengetahui angka materialitas dari setiap akun yang ada dalam
laporan keuangan entitas yang akan penulis audit, Vouching dari
beban dan pendapatan, cash opname secara langsung pada
perusahaan klien dan melakukan cek fisik aset tetap dan persediaan,
Membuat Konfirmasi ke Bank, Konfirmasi Piutang dan Konfirmasi
Utang, Membuat Work Balance Sheet yang menjadi patokan yang
keseluruhan datanya diambil dari General ledger yang merupakan
catatan harian perusahaan untuk setiap akun serta membuat kertas
kerja pemeriksaan untuk laporan auditor kepada KAP bahwa
pemeriksaan sudah dilaksanakan.
25
3.2.3 Identifikasi Masalah
1. Apakah perencanaan audit akun asset tetap pada KAP Drs. Bambang
Sudaryono & Rekan telah sesuai dengan SPAP?
2. Apakah prosedur audit tetap yang diterapkan KAP Drs. Bambang
Sudaryono & Rekan telah sesuai dengan SPAP?
26
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
27
Struktur Saham Y Ekuitas N
permodalan
(adanya
perubahan
terkini atau
direncanakan)
Komposisi 2 T - -
dewan komisaris
28
2. Bisnis entitas – produk, pasar, pemasok, biaya, dan operasi
Ketenagakerjaan Melakukan T - -
(seperti, menurut kerjasama
lokasi, tingkat dengan
upah, kontrak perusahaan
dengan outsourching
organisasi buruh,
komitmen
pensiun)
29
4.1.2 Prosedur analitis
Dalam prosedur analitis terdiri dari evaluasi informasi keuangan melalui
analisis hubungan yang reasonable antara data keuangan dan nonkeuangan. Auditor
melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap mutasi (perubahan
kenaikan/penurunan) pada akun asset tetap dibandingkan periode sebelumnya.
Kesimpulan prosedur analitis diketahui bahwa terdapat adanya kenaikan sebesar
15,08% dibandingkan tahun sebelumnya.
30
4.1.5 Mengembangkan Rencana Audit
Pada tahapan ini orang yang bertanggung jawab untuk membuat audit
schedule adalah ketua tim. Hasil rancangan audit schedule oleh ketua tim
disimpulkan bahwa fieldwork atau pekerjaan lapangan akan dilaksanakan dari
minggu ke-1 bulan Maret 2020 sampai minggu ke-4 Bulan Maret 2020. Hasil dari
penilaian supervisor dan manajer bahwa risiko awal audit secara keseluruhan adalah
rendah. Penilaian risiko awal atas akun asset tetap dikategorikan rendah dengan
pertimbangan jumlah kuantitas asset yang tidak terlalu banyak.
Asersi:
Eksistensi (E), Kelengkapan (K), Hak dan Kewajiban (HK), Penilaian dan Asersi (PA), Penyajian dan Pengungkapan (PP)
A. Tujuan Audit E K HK PA PP
31
2. Asset tetap merupakan hak perusahaan dan tidak ada X
pembatasan pemakaiannya
1. Dapatkan atau siapkan rincian aset tetap dan akumulasi TIM E,K,PP
penyusutan serta beban penyusutan periode berjalan
berdasarkan kelompok aset. Lakukan penghitungan
keakurasian matematik. Bandingkan jumlah aset tetap
antara rincian aset tetap dengan GL untuk masing-masing
akun (aset tetap dan beban penyusutan). Bila terdapat
selisih, tanyakan dan minta rekonsiliasi lalu analisa dan buat
jurnal penyesuaian bila perlu.
32
3. Untuk penambahan aset tetap > 5% dari TE, lakukan TIM K,PA
vouching dengan melihat ke dokumen pendukung (kontrak
pembelian aset tetap, vendor invoice) untuk meyakinkan
pencatatan harga perolehan. Lakukan analisa atas estimasi
umur penyusutan aset tetap tersebut.
33
9. Yakinkan bahwa aset tetap dicatat sesuai dengan prinsip
akuntansi seperti PSAK No. 16 mengenai “Aset Tetap dan TIM PP
Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 mengenai “Akumulasi
Penyusutan”
10. Untuk keperluan reporting, dapatkan dan ungkapkan
informasi berikut dalam kertas kerja dan laporan TIM PP
keuangan:
a) Movement aset tetap baik yang telah dipisahkan untuk
perolehan langsung dan perolehan melalui sewa guna
usaha.
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo
akhir
XXX XXX XXX
XXX
b) Pendapat manajemen mengenai kecukupan nilai
pertanggunan aset tetap yang diasuransi, bila ada.
c) Aset tetap yang dijaminkan atau digadaikan untuk
pinjaman tertentu berdasarkan perjanjian.
(d) Pendapat manajemen mengenai penurunan nilai aset
tetap, bila ada.
(e) Rincian aset tetap yang dihapus dan/atau dijual:
Aset tetap yang dihapus:
Nilai buku (XXX)
Rugi penghapusan A/T (XXX)
Aset tetap yang dijual:
Harga jual XXX
Nilai buku (XXX)
Laba/Rugi penjualan A/T XXX
(f) Rincian aset dalam penyelesaian yang didalamnya
terdapat persentase penyelesaian sampai dengan saat ini
dan kapan direncanakan akan diselesaikan.
11. Berikan kesimpulan disetiap kertas kerja sehubungan
dengan aset tetap pada tanggal neraca yang telah TIM PP
dilakukan pemeriksaan audit, apakah sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan dan telah diungkapkan
secara lengkap dalam kertas kerja dan laporan
keuangan.
34
4.2 Pelaksanaan pengujian audit atas asset tetap
4.2.1 Pengujian saldo awal (Test of Beginning Balance)
Beginning Balance adalah saldo yang diambil dari saldo akhir tahun buku
sebelumnya untuk menjadi saldo awal tahun selanjutnya.
Tujuan dari pengujian saldo awal ini adalah untuk menguji apakah saldo
awal laporan keuangan manajemen telah disajikan sesuai dengan saldo akhir
laporan keuangan tahun sebelumnya yang telah diaudit oleh auditor independent
sebelumnya. Berdasarkan pengujian yang kami lakukan kami telah membandingkan
masing-masing saldo awal akun asset tetap manajemen dengan saldo akhir
35
4.2.2 Test of Control
Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang digunakan untuk
menentukan efektivitas kebijakan dan operasi pengendalian intern atau prosedur
pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian).
36
Mandiri Computer: 1 unit Laptop Acer F14 14-May-17
37
Mess JPP 08-Oct-18
Olympic Galery: 1 unit TV Samsung Led 32" u/ 08-Oct-18
Mess JPP (Tukar Tambah: 2.800.000-1.750.000) 11-Oct-18
Sriman Sulitama: 1 unit Spring Bed 160/200 u/ 13-Dec-18
Mess JPP @ Rp 2.100.000 18-Dec-18
Indoprima, IP.: 1 unit Meja Horse Metal MTO 03 18-Dec-18
u/ pak Iskandar
Indoprima, IP.: 1 unit Kursi Kerja Fanttoni Pluto
u/ pak Iskandar
Indoprima, IP: Pembelian 1 Meja Ofino 1460 u/
HR Coordinator
Indoprima, IP: Pembelian 1 Kursi Donati u/ HR
Coordinator
Dana untuk Pembuatan Trainning Room
(Tambahan)
Olympic Galery: 2 unit Kursi Bandara u/
Trainning Room @ Rp 1.650.000
Olympic Galery: 20 unit Kursi Kuliah Futura u/
Trainning Room @ Rp 450.000
Olympic Galery: 1 set Sofa Siantana 311-1 u/
Ruang Ops. Manager @ Rp 4.100.000
Olympic Galery: 1 unit Meja 1/2 Biro Home u/
Trainning Room @ Rp 1.850.000
Olympic Galery: 1 set AC Panasonic CS-KNG
RKJ 600W u/ Trainning Room
Dana untuk Pembuatan Trainning Room
(Tambahan)
Indoprima, IP.: 1 unit Filing Cabinet Lion 4 laci
Indoprima, IP.: 1 unit Lemari Lion L33A u/ FA
@ Rp 2.950.000
Indoprima, IP.: 1 unit Meja Kerja Expo MC 1470
u/ FA @ Rp 1.850.000
3 Fixed Asset - Toyota Hiace PA 8221 – Leasing 545.517.336 Merupakan jurnal Tidak ada N/A 6-Nov-17
Leasing - Hasjrat Abadi, PT.: Indent Toyota 18-Jul-18
Kendaraan penyesuaian dokumen
Hilux Double Cabin
terkait pembelian pendukung
Kendaraan,
Leasing dan
akumulasi
penyusutan
4 Fixed Asset - Pembuatan Portacamp Office PT. JPP Timika 172.210.164 Merupakan jurnal Tidak ada N/A 01-Aug-18
Bangunan Dana untuk Pembuatan Trainning Room penyesuaian dokumen 06-Aug-18
terkait pembuatan pendukung
training room dan
akumulasi
penyusutan
38
Enterprise Resource Planning (ERP) dalam kegiatan operasionalnya sehingga
kecurangan dan kesalahan dapat diminimalisasi. Selain itu dokumen pendukung
transaksi yang telah kami sampel terlihat lengkap dan telah diotorisasi dengan baik,
sehingga berdasarkan hasil pengujian tersebut kami menyimpulkan bahwa
manajemen memiliki pengendalian yang baik.
Dalam program audit yang telah disusun, prosedur audit pertama yang
harus dilakukan tim audit adalah mendapatkan daftar asset tetap PT JAP dan
mencocokkan saldo daftar asset tetap tersebut dengan saldo laporan keuangan.
KAP Drs Bambang Sudaryono & Rekan
Registered Public Accountant
Date 17 Februari 2020 Paraf
Nama Klien PT JAP Prepared SMY
Tahun Audit 31 Desember 2019 Review AWP
Tujuan:
Mencocokkan Nilai Saldo Daftar Aset Tetap dengan Laporan Keuangan
Rekonsiliasi saldo rincian manajemen dengan saldo laporan keuangan
Pada tahapan ini kami melakukan rekonsiliasi saldo rincian asset tetap yang
dimiliki perusahaan dengan saldo di laporan keuangan. Sebelumnya kami telah
mendapatkan rincian asset tetap manajemen dari permintaan data audit lengkap
dengan nama barang, umur asset, tanggal perolehan/pemakaian dan nilai
perolehannya. Berdasarkan hasil pengujian yang kami lakukan, tidak ditemukan
selisih antara saldo rincian daftar asset tetap dengan saldo laporan keuangan per 31
Desember 2019.
39
4.2.4 Menjalankan prosedur audit kedua
Selanjutnya prosedur audit yang kedua yang harus dilakukan tim audit
adalah uji penambahan asset tetap tahun berjalan PT JAP dan secara sampel
melakukan verifikasi fisik untuk penambahan asset ditahun berjalan.
KAP Drs Bambang Sudaryono & Rekan
Registered Public Accountant
Date 17 Februari 2020 Paraf
Nama Klien PT JAP Prepared SMY
Tahun Audit 31 Desember 2019 Review AWP
Tujuan:
Menguji penambahan asset tetap tahun berjalan.
Pada pengujian ini kami melakukan pengujian verifikasi secara sampling untuk
penambahan asset tetap tahun berjalan, dari pembelian 2 aset tetap ditahun berjalan
kami melakukan sampling untuk 2 aset tetap berdasarkan harga yang paling
signifikan. Kami melakukan cek terhadap fisik dan dokumen pendukung terkait
asset tetap yang disampling. Berdasarkan hasil pengujian yang kami lakukan, tidak
terdapat selisih antara asset tetap secara fisik dengan rincian penambahan asset
tetap dan semua penambahan 40set yang disampling didukung dengan dokumen
pendukung yang lengkap.
40
KAP Drs Bambang Sudaryono & Rekan
Registered Public Accountant
Date 17 Februari 2020 Paraf
Nama Klien PT JAP Prepared SMY
Tahun Audit 31 Desember 2019 Review AWP
9. Aset Tetap 9. Fixed Assets
Saldo aset tetap per 31 Desember 2019 terdiri dari : Fixed assets as of December 31, 2019 consist of :
Saldo Awal Saldo akhir
Beginning Penambahan / Pengurangan / Ending balance
01/01/2019 Addition Deduction 31/12/2019
Harga perolehan Acquisition cost
Pemilikan langsung Direct acquisition
Bangunan 172.210.164 - - 172.210.164 Building
Leasing Kendaraan 540.517.336 - 499.120.775 1.039.638.111 Vehicles Lease
Furnitur Kantor 167.802.500 - - 167.802.500 Office Furnitures
Peralatan Kantor 167.845.145 3.000.000 - 170.845.145 Office Equipments
41
4.2.6 Menjalankan prosedur audit keempat
Selanjutnya prosedur audit keempat yang harus dilakukan tim audit
adalah menghitung beban akumulasi penyusutan asset tetap dan periksa kebenaran
perhitungan asset.
Selama tahun 2019 perusahaan memiliki 4 aset tetap yang disusutkan, sehingga
kami memerlukan data dari harga perolehan asset tetap tersebut. Kami meminta
dokumen pendukung terkait asset tersebut dan kami melakukan perhitungan
straight-line method pada akumulasi asset tetap tesebut. Berdasarkan hasil
pengujian yang kami lakukan, penyusutan asset tetap tahun berjalan sesuai dengan
perhitungan straight-line method dengan masa manfaat asset tersebut berdasarkan
dokumen pendukung dan manajemen telah melakukan pencatatan asset tetap sesuai
dengan perhitungan yang tepat.
42
Gambar 4. 5: Catatan atas laporan keuangan Aset tetap tahun berjalan dan tahun
sebelumnya
43
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Selama melakukan penugasan audit atas PT JAP untuk tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2019, dengan menjalankan proses audit sesuai pedoman yang
berlaku penulis menambah wawasannya. Meskipun pembahasan dalam laporan
magang ini terfokus pada akun asset tetap di laporan keuangan PT JAP, namun
penulis juga mampu melakukan proses audit pada akun-akun lain sesuai dengan
arahan senior auditor dan ketua tim audit ketika pekerjaan lapangan berlangsung.
Terkait proses audit asset tetap, pada tahapan perencanaan audit, tim audit yang
ditugaskan oleh Kantor Akuntan Publik Drs. Bambang Sudaryono & Rekan elah
melakukan perencanaan sesuai SPAP yaitu dengan mengidentifikasi risiko awal
bawaan PT JAP dengan cara memahami bisnis klien, prosedur analitis, penentuan
tingkat materialitas sehingga menghasilkan program audit untuk masing-masing
akun dalam laporan keuangan PT JAP. Selanjutnya pada tahap
pengujian/pelaksanaan audit, tim audit melakukan penilaian dan evaluasi saldo
yang disajikan manajemen. Dari hasil pengujian/pelaksanaan audit yang telah
dilakukan, tidak ditemukan salah saji material pada akun asset tetap PT JAP. Pada
tahapan terakhir yaitu tahap pelaporan kami melakukan review terkait penyajian
dan pengungkapan akun asset tetap JAP. Hasilnya menunjukkan bahwa PT JAP
telah menyajikan dan mengungkapkan akun asset tetap sesuai dengan Standar
Akuntansi yang berlaku di Indonesia. Sehingga dari semua tahapan audit yang telah
dilakukan Kantor Akuntan Publik Drs. Bambang Sudaryono & Rekan sesuai
dengan SPAP menyatakan bahwa saldo akun asset tetap PT JAP untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2019 telah disajikan secara wajar.
5.2 Keterbatasan
Terkait dengan kekurangan yang dihadapi penulis selama praktek di
lapangan adalah sebagai berikut:
1. Pada tanggal pekerjaan audit PT JAP dimulai, KAP Drs. Bambang
Sudaryono & Rekan memiliki klien yang cukup banyak dikarenakan banyak
perusahaan lain meminta jasa audit untuk keperluan pelaporan pajak badan.
Padatnya jadwal audit membuat senior auditor dan ketua tim audit tidak
44
hanya mengerjakan satu perusahaan bahkan dua sampai tiga perusahaan.
Hal tersebut membuat proses audit tidak berjalan sesuai dengan kontrak
perikatan yang dibuat dengan manajemen
2. Pada tahun 2019 IAI mengeluarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) terbaru yaitu PSAK 71 (Instrumen Keuangan), PSAK 72
(Pendapatan dari Kontrak Pelanggan), dan PSAK 73 (Sewa) membuat
auditor harus memperbaharui pengetahuannya terkait PSAK terbaru. Selain
itu pada tahun 2019 terdapat kasus yang menyeret para akuntan ke
pengadilan terkait proses audit laporan keuangan, hal tersebut membuat para
auditor tidak merasa nyaman dalam proses auditnya disebabkan adanya
ketakutan untuk melakukan kesalahan.
5.3 Saran
Terkait saran yang diberikan penulis selama kegiatan magang di lapangan
adalah sebagai berikut:
1. Disarankan bagi perusahaan PT JAP dapat
mempertimbangkan penilaian asset tetap dengan
menggunakan revaluasi asset (fair value) sesuai dengan
PSAK 16 aset tetap yang mengadopsi dari IFRS 13 Fair
Value Measurement dengan tujuan keuntungan dan tujuan
dari penggunaan nilai wajar. Suatu aset yang dimiliki, dinilai
berdasar seberapa bernilainya (worth) pos-pos dari elemen
tersebut pada saat pelaporan. Seberapa bernilai ini artinya,
entitas menampilkan nilai sesungguhnya dari entitas pada
saat pelaporan, bukan nilai masa lalunya pada saat pelaporan
sehingga investor-investor berkaitan dengan nilai, bukan
biaya, maka melaporkan fair value.
2. Diperlukan komunikasi yang baik antara auditor dengan klien
terkait permintaan data audit yang dibutuhkan selama proses
audit berlangsung untuk meningkatkan efisiensi selama
bekerja. Pembaharuan data audit secara berkala dari auditor
dan komunikasi dengan manajemen terkait data yang
dibutuhkan auditor harus dijaga agar proses pemenuhan
permintaan data audit berlangsung secara efektif.
45
3. Penulis menyarankan untuk membuat untuk membuat audit
schedule yang mencakup timesheet yang memiliki target-
target yang diharus dicapai, selanjutnya dilakukan
pemantauan oleh ketua tim audit atau manajer/partner KAP
sehingga penyelesaian audit atas suatu laporan keuangan
perusahaan tidak melewati batas tanggal maksimal sesuai
dengan surat perikatan.
4. Dibuatkan program peningkatan kompetensi auditor melalui
pelatihan terkait standar dan isu-isu terhangat sebulan sekali
dengan mengundang pembicara yang kompeten dibidangnya
atau oleh partner dan manajer KAP Drs. Bambang Sudaryono
& Rekan. Hal ini bertujuan agar para auditor dapat menjaga
dan menambah kompetensi yang dimiliki serta tetap update
terkait permasalahan yang ada di Indonesia.
46
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A.A., Elder, R.J., M.S., & Mark Berksley (2015). Auditing and Assurance,
Edisi 15 Jilid 2 Penerbit Erlangga, ISBN 978-602-298-600-3.
https://www.jurnal.id/pengertian-dan-jenis-aktiva-dalam-akuntansi/
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2019). Standar Profesional Akuntan Publik per
31 Januari 2019. Jakarta : Salemba Empat.
Kieso, D.E., Weygandt, J.J., Warfield, T.D. (2018). Intermediate Accounting: IFRS
Edition 3 edition. New Yorl: John Wiley & Sons, Inc.
47