Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN PERPAJAKAN

TAX PLANNING ON INBOUND INVESTMENT STRUCTURE

KELOMPOK 3
IVAN NAUFAL PRIADY
1706998454
MUTHIA KHAIRANI
1706998510
NURUL HASANAH
1706998523
Selection of Branch vs Subsidiary

Foreign Direct Investement dapat dilakukan dengan dua cara:


1. Mengoperasikan anak perusahaan (subsidiary company)
2. Mengoperasikan cabang perusahaan (branch)
1. Mengoperasikan anak perusahaan
(subsidiary company)
Anak perusahaan dapat terjadi dengan pendirian badan baru yang dikenal
dengan nama PT PMA (Penanaman Modal Asing) atau dengan pembelian
sebagian besar saham badan Indonesia yang sudah berjalan.
Anak perusahaan merupakan entitas legal mendiri terpisah dari induk
perusahaan walaupun permodalannya dipenuhi dan atau usahanya
dikendalikan oleh induk perusahaan.
Dilihat dari perspektif hukum antara anak perusahaan dan induk perusahaan
merupakan entitas legal terpisah, dengan demikian secara fiskal antara anak
dan induk perusahaan dapat melakukan transaksi bisnis sepanjang nilai
transaksi yang digunakan wajar. Hal tersebut didasarkan atas alasan bahwa
anak perusahaan dengan induk perusahaan memiliki hubungan istimewa.
2. Mengoperasikan cabang perusahaan (branch)
Cabang perusahaan asing pada dasarnya merupakan divisi yang didirikan di
wilayah geografis yang terpisah. Dilihat dari perspektif hukum, cabang (branch)
bukan merupakan komponen dari kantor pusatnya atau bukan merupakan
entitas yang terpisah. Menurut kaca mata pajak hubungan antara kantor pusat
dengan cabang merupakan entitas tunggal (single entity). Pengoperasian
cabang perusahaan luar negeri di Indonesia akan memunculkan Bentuk Usaha
Tetap (BUT) dan berstatus Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN), sedangkan
pengoperasian anak perusahaan luar negeri di Indonesia akan menimbulkan
Wajib Pajak Badan Dalam Negeri (WPDN).
Selection of Branch vs Subsidiary

Penghematan pajak penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan salah
satunya dengan cara Transaksi Induk - anak perusahaan hubungan istimewa. Jenis
transaksi antara pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa mengandung banyak
risiko ditinjau dari aspek perpajakan, antara lain:
• Fiskus berwenang menentukan kembali besarnya penghasilan dan biaya untuk
menghitung besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak yang melakukan
transaksi dengan wajib pajak lainnya yang memiliki hubungan istimewa sesuai
dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan
istimewa, dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang
independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya – plus atau metode
lainnya.
Selection of Branch vs Subsidiary
• Fiskus berwenang menentukan tingkat bunga yang wajar atas transaksi utang piutang
antarpihak yang mempunyai hubungan istimewa. Ini akan merugikan perusahaan
karena harus memotong PPh Pasal 23 berdasarkan tingkat bunga wajar dan ada
kemungkinan dikenakan sanksi oleh pihak pajak karena kurang memotong.
Sedangkan bagi perusahaan induk, atas penghasilan bunga tersebut akan dikoreksi
positif sehingga laba kena pajak akan lebih tinggi.
• Transaksi hutang – piutang berupa reimbursement cost yang biasa dilakukan antara
induk dan anak perusahaan mungkin memiliki implikasi perpajakan berupa
kewajiban memungut PPN dan atau memotong PPh Pasal 23. Ini terjadi apabila fiskus
melihat indikasi adanya obyek pemungutan PPN dan objek pemotongan pajak atas
transaksi hutang – piutang afiliasi tersebut.
Hal – hal yang harus dilakukan:
• Sedapat mungkin diusahakan agar transaksi pembelian barang atau pemanfaatan jasa
yang biasanya dilakukan melalui induk perusahaan dilakukan langsung oleh perusahaan
yang menggunakannya. Tujuannya adalah agar tidak muncul transaksi hutang afiliasi
antara anak perusahaan dan induknya. Dengan cara ini, risiko pemungutan PPN dan
maupun pemotongan PPh Pasal 23 karena transaksi hutang – piutang afiliasi dapat
diminimalisasi.
• Transaksi hutang – piutang berupa pemberian pinjaman kepada anak perusahaan tanpa
bunga harus memenuhi persyaratan kumulatif sebagaimana disebutkan dalam PP No.94
tahun 2010.

Oleh karena itu, apabila ada transaksi pinjam – meminjam antara anak perusahaan dan
induknya, perlu dibuat perjanjian pinjaman sekurang – kurangnya memuat tentang pokok
pinjaman, jangka waktu dan tingkat bunga yang dibebankan. Apabila dalam transaksi
peminjaman uang tersebut tidak ada pembebanan bunga, harus secara tegas dinyatakan
dalam perjanjian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai