Anda di halaman 1dari 45

PAJAK REKLAME

DASAR HUKUM
UU RI No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah
Perda No 6 Tahun 2010 tentang Ketentuan
Umum Pajak Daerah
Perda No 12 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame
Peraturan Gubernur No 23 Tahun 2006 Tentang
Penyelenggaraan Reklame di Kawasan Kendali
Ketat di Provinsi DKI Jakarta
Peraturan Gubernur No 27 Tahun 2014 tentang
Penetapan Nilai Sewa Reklame sebagai Dasar
Pengenaan Pajak Reklame
Definisi / Pengertian

Pajak Reklame adalah pajak yang dipungut atas


penyelenggaraan reklame.
Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau
media yang bentuk dan corak ragamnya
dirancang untuk tujuan komersial
memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan, atau untuk menarik perhatian
umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan,
yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan,
dan/atau dinikmati oleh umum.
JENIS REKLAME

Reklame Produk adalah reklame yang


memuat produk suatu barang atau jasa
sebagai sarana promosi
Reklame non Produk adalah reklame yang
memuat semata-mata nama
badan/perusahaan/usaha atau nama profesi,
termasuk logo atau simbol atau identitas
badan/perusahaan/usaha yang dapat
dilihat/dibaca oleh umum.
Objek Pajak Reklame

Objek Pajak Reklame meliputi :


reklame papan/billboard/videotron/megatron dan
sejenisnya (LED);
reklame kain;
reklame melekat/stiker luas < 200 cm2 / lembar.
reklame selebaran;
reklame berjalan, termasuk pada kendaraan;
reklame udara;
reklame apung;
reklame suara;
reklame film/slide; dan
reklame peragaan.
Pengecualian Objek Pajak Reklame
Reklame yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah;
Penyelenggaraan Reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta
mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya;
Label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi
untuk membedakan dari produk sejenis lainnya;
Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat
usaha atau profesi diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang mengatur nama
pengenal usaha atau profesi tersebut yang luasnya, tidak melebihi 1 m2 (satu meter
persegi), ketinggian maksimum 15 (lima belas) meter dengan jumlah reklame
terpasang tidak lebih dari 1 (satu) buah;
Penyelenggaraan reklame yang semata-mata memuat nama tempat ibadah dan
tempat panti asuhan;
Penyelenggaraan reklame yang semata-mata mengenai pemilikan dan/atau
peruntukan tanah, dengan ketentuan luasnya tidak melebihi 1 m2 (satu meter
persegi) dan diselenggarakan di atas tanah tersebut kecuali reklame produk;
Diselenggarakan oleh perwakilan diplomatik, perwakilan konsulat, perwakilan PBB
serta badan-badan khususnya badan-badan atau lembaga organisasi internasional
pada lokasi badan-badan dimaksud.
Subyek dan Wajib Pajak Reklame

Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi


atau badan yang menggunakan jasa reklame.
Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi
atau badan yang menyelenggarakan
reklame.
Perizinan Reklame
Setiap penyelenggaraan reklame harus terlebih dahulu mendapat
izin tertulis penyelenggaraan reklame dari Gubernur dengan
menunjuk satu Dinas yang berkompeten.
Izin penyelenggaraan reklame dapat diberikan kepada
penyelenggara reklame atau jasa periklanan/biro reklame jika :
melengkapi persyaratan administrasi;
membayar- pajak reklame;
membayar sewa titik lokasi, khusus untuk penyelenggaraan reklame
didalam sarana dan prasarana kota ;
membayar nilai strategis reklame untuk penyelenggaraan reklame diluar
sarana dan prasarana kota ;
membayar biaya jaminan bongkar sebesar 15% (lima belas persen) dari
jumlah pajak reklame terutang untuk 1 (satu) kali penyelenggaraan
reklame
Perizinan Reklame
Izin reklame dapat diberikan dalam bentuk izin
tetap dan izin terbatas.
Izin tetap diberikan untuk penyelenggaraan
reklame dengan jangka waktu tidak terbatas
atau sampai dengan adanya pencabutan
ataupun perubahan.
Izin terbatas diberikan untuk penyelenggaraan
reklame yang masa berlakunya izin dibatasi.
Izin terbatas dapat diperpanjang dengan
mengajukan permohonan kembali sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dengan
Keputusan Gubernur
Pola Penyebaran Perletakan
Reklame
Penyebaran perletakan reklame di Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta harus
memperhatikan etika, estetika, keserasian
bangunan dan lingkungan sesuai dengan
rencana kota.
Pola Penyebaran Pertelakan Reklame didasarkan
pada :
Kawasan Penyelenggaraan Reklame
kawasan kendali ketat;
kawasan kendali sedang;
kawasan khusus.
Kawasan Tanpa Penyelenggaraan Reklame
Kawasan Kendali Ketat
Reklame
Kawasan kendali ketat adalah kawasan untuk
penyelenggaraan reklame yang titik lokasi dan
ukuran bidang reklamenya dikendalikan dengan
batasan jumlah titik lokasi, bentuk maupun
ukurannya
Kawasan kendali ketat untuk penyelenggaraan
reklame meliputi koridor dan lingkungan
terbatas seperti Jalan M.H. Thamrin, Jalan
Jenderal Sudirman, Jalan H.R. Rasuna Said, dan
Jalan Jend. Gatot Subroto .
Pada kawasan kendali ketat tidak diperkenankan
menyelenggarakan reklame Rokok .
Kawasan Kendali Sedang
Reklame
Kawasan kendali sedang adalah kawasan
untuk penyelenggaraan reklame yang titik
lokasi, bentuk dan ukurannya disesuaikan
dengan penataan ruang kota.
Kawasan Kendali Khusus

Kawasan khusus adalah kawasan untuk


penyelenggaraan reklame pada areal
Pemerintah Daerah yang dikerjasamakan
dengan pihak ketiga, aset yang dipisahkan,
kawasan industri dan kawasan pengembang
yang belum diserahterimakan yang jumlah
titik, bentuk dan ukurannya disesuaikan
dengan penataan ruang kota.
Kawasan Tanpa Reklame (White
Area)
Yang dimaksud kawasan tanpa
penyelenggaraan reklame (white area)
adalah kawasan yang tidak diperkenankan
untuk penyelenggaraan reklame kecuali yang
semata-mata hanya memuat nama, atau
logo perusahaan sebagai identitas gedung
atau perusahaan. Contoh : Kawasan Monas,
Bundaran Hotel Indonesia, Semanggi,
Cawang Interchange, Kawasan Kota Tua .
Penyelenggara Reklame

Pemilik Reklame/Produk yaitu orang pribadi atau


badan yang menyelenggarakan reklame untuk
dan atas namanya sendiri.
Perusahaan Jasa Periklanan / Biro Reklame yaitu
badan yang bergerak dibidang jasa periklanan
yang menyelenggarakan reklame untuk dan atas
nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
Perusahaan jasa periklanan/biro reklame untuk
menyelenggarakan reklame harus terdaftar pada
Dinas Pelayanan Pajak Daerah.
System Pemungutan Pajak Reklame

System pemungutan
pajak reklame
menggunakan official
assessment system,
dimana pajak terutang
atas suatu reklame
ditetapkan oleh Dinas
Pelayanan Pajak dalam
bentuk Surat
Ketetapan Pajak
Daerah (SKPD).
Dasar Pengenaan Pajak

Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa


Reklame (NSR).
Ketentuan mengenai NSR diatur sbb :
Jika reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, NSR
ditetapkan berdasarkan Nilai kontrak reklame;
Jika reklame diselenggarakan sendiri, NSR dihitung dengan
memperhatikan faktor-faktor :
jenis;
bahan yang digunakan;
lokasi penempatan;
Waktu;
jangka waktu penyelenggaraan;
jumlah, dan
ukuran media reklame
Nilai Kontrak Reklame
Penyelenggaraan reklame jenis Papan/Billboard/LED dan
sejenisnya yang diselenggarakan oleh pihak ke-3, NSR
ditetapkan berdasarkan Nilai Kontrak Reklame.
Besarnya Nilai Kontrak tidak termasuk PPN.
Nilai Kontrak Reklame untuk penyelenggaraan reklame didalam
sarana dan prasarana kota, meliputi :
Nilai hasil lelang pemanfaatan titik reklame;
Biaya pembuatan reklame termasuk konstruksi reklame;
Biaya perawatan penyelenggaraan reklame.
Nilai Kontrak Reklame untuk penyelenggaraan reklame di luar
sarana dan prasarana kota, termasuk tanah milik BUMN/BUMD,
meliputi :
Nilai Sewa Lahan;
Biaya pembuatan reklame termasuk konstruksi reklame;
Biaya perawatan penyelenggaraan reklame.
KETENTUAN NILAI KONTRAK REKLAME

Nilai Kontrak Reklame didasarkan pada kontrak


kerja yang diatur sbb :
Kontrak kerja yang dilakukan secara eksklusif atau
nama lain yang disamakan yaitu penyelenggaraan
reklame yang hanya dikontrak kerjakan dengan 1
pemesan reklame;
Kontrak kerja yang dilakukan secara tidak eksklusif
atau nama lain yang disamakan yaitu
penyelenggaraan reklame yang dikontrak kerjakan
dengan lebih dari satu pemesan reklame.
Pembuktian kebenaran atas nilai kontrak
reklame dibuktikan dengan menyampaikan surat
pernyataan kebenaran Nilai Kontrak Reklame.
Tabel Hasil Perhitungan NSR
(Bds Perda No 12 Th 2011
Tabel Hasil Perhitungan NSR
Tabel Hasil Perhitungan NSR
Tabel NSR berdasarkan Pergub No 27
Tahun 2014
NSR untuk penyelenggaran reklame non Produk
Jenis Papan/Billboard dan kain
NSR untuk penyelenggaran reklame Produk
Jenis Papan/Billboard dan kain
NSR untuk penyelenggaran reklame Produk
Jenis LED dan sejenisnya

NSR untuk setiap penambahan luas bidang reklame LED dan sejenisnya setiap 100 m2
Kedua dan seterusnya dikenakan tambahan 25% dari hasil perhitungan NSR.
NSR untuk penyelenggaran reklame Produk
Jenis lainnya
Aturan Perhitungan NSR

Penyelenggaraan reklame di dalam ruangan


(indoor) dihitung dan ditetapkan sebesar 50%
dari NSR
Penyelenggaraan reklame rokok dan minuman
beralkohol dikenakan tambahan 25% dari hasil
perhitungan NSR
Untuk setiap penambahan ketinggian sampai
15m, dikenakan tambahan 20% dari hasil
perhitungan NSR
Hasil Perhitungan NSR disesuaikan dan
dievaluasi setiap tahun sekali atau lebih dengan
Peraturan Gubernur.
Pengurangan Dasar Pengenaan Pajak
Reklame
Sesuai dengan Peraturan Gubernur No 172
Tahun 2014 tentang Pemberian Pengurangan
Dasar Pengenaan Pajak Reklame, setiap
penyelenggaran reklame selaku wajib pajak
diberikan pengurangan dasar pengenaan
pajak reklame sebesar 50%.
Jangka waktu pemberian pengurangan dasar
pengenaan pajak reklame berlaku selama 12
bulan terhitung sejak diundangkannya
Peraturan Gubernur (11 Nopember 2014).
Tarif Pajak Reklame

Tarif Pajak Reklame


bersifat final
sebesar 25%
Cara Perhitungan Pajak Reklame

Pokok Pajak Reklame


dihitung dengan cara
mengalikan besaran
tarif pajak dengan
Dasar Pengenaan
Pajak (NSR)
Masa Pajak dan Saat Terutang
Pajak Reklame
Masa Pajak adalah jangka waktu yang
lamanya sama dengan 1 bulan takwim
Saat terutang Pajak Reklame dalam masa
pajak terjadi pada saat penyelenggaraan
reklame atau diterbitkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKPD).
Pengendalian dan Pengawasan
Reklame
Setiap penyelenggaraan reklame dilakukan
pengendalian berdasarkan aspek tata ruang,
lingkungan hidup, estetika kota dan kelaikan
konstruksi.
Pengendalian penyelenggaraan reklame
dilakukan oleh Gubernur.
Pengawasan atas kepatuhan untuk
memenuhi kewajiban dalam
penyelenggaraan reklame dilakukan oleh
Gubernur.
PENERTIBAN REKLAME
Penertiban Reklame

Penertiban reklame dilakukan terhadap setiap


penyelenggaraan reklame jika :
Tidak memiliki ijin;
telah berakhir masa izinnya dan tidak diperpanjang
sesuai ketentuan yang berlaku;
tanpa peneng / tanda pelunasan pajak;
terdapat perubahan, sehingga tidak sesuai lagi
dengan izin yang telah diberikan;
perletakannya tidak sesuai pada titik reklame yang
telah ditetapkan dalam gambar tata letak bangunan
(TLB);
tidak sesuai lagi dengan rekomendasi konstruksi;
tidak terawat dengan baik.
Penertiban Reklame
Dalam hal penyelenggaraan reklame tidak memenuhi
ketentuan tersebut, maka penyelenggara reklame wajib
membongkar dan menyingkirkan reklame beserta bangun
bangunan reklame dalam batas waktu 3 x 24 jam.
Dalam hal penyelenggara reklame membongkar sendiri
bangun bangunan reklame, maka uang jaminan bongkar
dikembalikan oleh Pemerintah Daerah kepada
penyelenggara reklame sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Penyelenggara reklame yang tidak melaksanakan
kewajiban pembongkaran reklame, Gubernur berwenang
membongkar dan menyingkirkan reklame beserta bangun
bangunan reklame atas biaya penyelenggara reklame yang
besarnya 15% (lima belas persen) dari jumlah pajak reklame
terutang untuk 1 (satu) kali penyelenggaraan reklame.
SANKSI
Pihak pemesan reklame dan/atau pihak ketiga yang
menyampaikan Nilai Kontrak Reklame yang tidak benar
atau tidak sesuai dengan Nilai Kontrak yang sebenarnya
seperti mengurangi atau memalkukan Nilai Kontrak
Reklame yang berakibat pada terdapatnya kerugian Pajak
Daerah dikenakan sanksi administrasi dan sanksi pidana di
bidang perpajakan atau sanksi pidana sesuai peraturan
perundangan.
Sanksi administrasi berupa kenaikan pajak sebesar 25%
dari Pajak Reklame yang kurang dibayar ditambah dengan
bunga sebesar 2% sebulan yang dihitung sejak tanggal
SKPD Pajak Reklame diterbitkan.
Pengenaan sanksi administrasi dengan cara menerbitkan
Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD).
Larangan Penyelenggaran Reklame
Rokok dan Produk Tembakau
Pergub No 1 Tahun 2015 tentang Larangan
Penyelenggaraan Reklame Rokok dan Produk
Tembakau Pada Media Luar Ruang.
Maksud dan tujuan :
Melindungi anak dari pengaruh reklame rokok dan produk
tembakau agar terhindar dari penggunaan rokok yang
merupakan zat adiktif berbahaya.
Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat
terhadap bahaya morokok dan produk tembakau.
Mengendalikan reklame produk rokok dan tembakau yang
dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Melindungi kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat
dan lingkungan dari pengaruh reklame rokok dan produk
tembakau.
Sanksi bagi pelanggar reklame rokok
dan produk tembakau
Teguran Tertulis
Pembongkaran Reklame dan Produk
tembakau
Pencabutan izin sebagai penyelenggara
reklame.
CONTOH KASUS I

Sebuah Perusahaan, memasang reklame billboard di


Perempatan Pasar Senen dengan konten reklame
penjualan produk peralatan kantor. Lokasi
pemasangan reklame merupakan Jalan Protokol B.
Jumlah muka reklame terpasamg 1 (satu) dan
ukuran reklame yaitu panjang = 6 meter, lebar = 4
meter. Reklame dipasang dengan ketinggian 9
meter dari permukaan tanah, lama penyelenggaraan
reklame 365 hari (1 tahun).

Hitung Jumlah Pajak Reklame yang harus dibayar


perusahaan.
Contoh Kasus II

Sebuah Perusahaan Rokok memasang reklame


untuk digunakan sendiri dengan menggunakan
LED di Jl Dewi Sartika yang termasuk dalam
kelompok Jl Protokol B dengan luas layar LED 3 x
5 m. Durasi penayangan reklame selama 25
detik. Dalam satu hari, reklame dinyalakan mulai
jam 06.00 sampai dengan jam 22.00. Jangka
waktu penayangan reklame selama 1 tahun.
Hitung berapa pajak reklame yang harus
dibayarkan perusahaan rokok tersebut.
Contoh Kasus III

Sebuah Perusahaan Elektronik Samsung,


memasang reklame berupa Billboard dengan
ukuran 5 x 8 m2. di Jl S Parman (termasuk Jl
Protokol A) dengan ketinggian 20 m dari
permukaan tanah. Lamanya pemasangan
reklame adalah 1 tahun (365 hari) telah berakhir
pada tanggal 10 Juli 2014. Hitung Pajak Reklame
yang harus dilunasi wajib pajak jika pada tanggal
20 Oktober 2014 dikeluarkan Surat Tagihan Pajak
Daerah (STPD) dengan memperhitungkan pajak
dan sanksinya.
Contoh Kasus IV

Sebuah Perusahaan Telekomunikasi PT


Telkomsel memasang reklame Billboard di Jl
Gatot Subroto (Jl Protokol A) dengan ukuran
5 m x 7 m (2 muka), ketinggian 15 m dari
permukaan tanah. PT Telkomsel
menggunakan Biro Jasa Periklanan Warna-
Warni Adv. dengan kontrak Rp 850.000.000
per tahun. Hitunglah berapa jumlah Pajak
Reklame yang harus dibayarkan oleh PT
Telkomsel?
Kasus II
Pajak Reklame = DPP x Tarif Pajak Reklame
Pajak Reklame = NSR x Tarif Pajak Reklame
Luas Reklame = 15 m2 (Kelompok II dengan tarif Rp 10.000/30 detik)
Jumlah Penayangan Reklame dalam satu hari = 16 jam x 60 menit x
60 detik / 25 detik = 2.304 kali.
Jumlah Penayangan Reklame dalam satu tahun = 2.304 x 365 hari =
840.960 kali
NSR = Tarif NSR/30 detik x jumlah penayangan dalam satu tahun
NSR = Rp 10.000 x 840.960 = Rp 8.409.600.000,-
NSR tambahan untuk produk rokok = Rp 8.409.600.000 x 25% = Rp
2.102.400.000
NSR sebagai Dasar Pengenaan Pajak = Rp 10.512.000.000,-
Pajak Reklame Terutang = Rp 10.512.000.000 x 25% = Rp
2.628.000.000,-
KASUS III
Pajak Reklame = DPP x Tarif Pajak Reklame
Pajak Reklame = NSR Produk x Tarif Pajak Reklame
Ukuran Papan Reklame = 40 m2
Ketinggian Papan reklame 20 m dari permukaan tanah
NSR Produk selama satu tahun = Tarif NSR/m2/hari x Luas
Papan Reklame x 365 hari
NSR Produk = Rp 100.000/m2/hari x 40 m2 x 365 hari
NSR Produk = Rp 1.460.000.000,-
Tambahan NSR ketinggian > 15 m = Rp 1.460.000.000 x
20% = Rp 292.000.000,-
NSR sebagai Dasar Pengenaan Pajak = Rp 1.752.000.000
Pajak Reklame Terutang = Rp 1.752.000.000 x 25% = Rp
438.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai