Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NI NYOMAN SUTRISNA DEWI

NPM : 202034121010

PAJAK REKLAME

Pengertian

Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda,
alat,perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan
komersial,dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang,
jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang
yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan/atau didengar dari suatu tempat oleh umum
kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan
perusahaan atau industri akan meningkatkan pendapatan asli daerah melalui pajak reklame
karena salah satu bauran pemasaran sebuah industri adalah promosi yang terdiri antara lain iklan,
reklame dan promosi penjualan. Pajak Reklame sebagai salah satu sumber pendapatan Daerah
yang berpotensi perlu dilakukan pemungutan secara efisien, efektif, dan ekonomis sehingga
dapat lebih berperan dalam usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Di Jakarta, pajak reklame diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pajak Reklame. Dalam Perda tersebut dijelaskan, pajak reklame adalah pungutan yang dikenakan
atas semua penyelenggaraan reklame. Kita biasanya mengidentikkan reklame dengan media
periklanan besar yang ditempatkan pada area yang sering dilewati masyarakat umum seperti sisi
jalan raya. Reklame umumnya berisi informasi dengan ilustrasi yang besar dan menarik.

Subjek dan Objek Pajak Reklame

Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan reklame tersebut.
Sedangkan objek pajak reklame adalah:

1. Semua penyelenggaraan reklame.

2. Objek pajak yang dimaksud pada poin pertama, meliputi:


o Reklame papan, reklame billboard, reklame videotron, reklame megatron, dan
sejenisnya,

o Reklame kain,

o Reklame melekat, stiker,

o Reklame selebaran,

o Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan,

o Reklame udara,

o Reklame apung ,

o Reklame suara,

o Reklame film/slide, dan

o Reklame paragaan.

Selain objek pajak reklame, ada juga yang tidak termasuk objek pajak reklame, di antaranya:

1. Reklame yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah.

2. Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan,
warta bulanan, dan sejenisnya.

3. Label/merek produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi
untuk membedakan dari produk sejenis lainnya.

4. Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat usaha
atau profesi diselenggarakan dengan ketentuan yang mengatur nama pengenal usaha atau
profesi tersebut luasnya tidak melebihi 1 m² (satu meter persegi) dengan ketinggian
maksimum 15 meter dan jumlah reklame tidak lebih dari 1 buah.

5. Penyelenggaraan reklame semata-mata memuat nama tempat ibadah dan panti asuhan.
6. Penyelenggaraan reklame yang semata-mata mengenai pemilikan dan/atau peruntukan
tanah, dengan ketentuan luasnya tidak lebih damri 1 m² dan diselenggarakan di atas tanah
tersebut kecuali reklame produk.

7. Reklame yang diselenggarakan oleh perwakilan diplomatik, perwakilan PBB, badan dan
lembaga khususnya badan atau lembaga organisasi internasional pada lokasi kantor badan
yang dimaksud.

Dasar Pengenaan Pajak Reklame

Dasar pengenaan pajak reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR). Jika reklame
diselenggarakan oleh pihak ketiga, NSR ditetapkan berdasarkan dari nilai kontrak reklame.
Namun, jika reklame diselenggarakan sendiri, NSR dihitung berdasarkan pada jenis, bahan yang
digunakan, lokasi penempatan, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media
reklame.

Jika reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, namun pihak tersebut tidak memiliki
kontrak reklamenya, maka NSR ditetapkan dengan menggunakan faktor sebagaimana reklame
yang diselenggarakan sendiri.

Di Jakarta, NSR telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor
27 Tahun 2014 tentang Penetapan Nilai Sewa Reklame Sebagai Dasar Pengenaan Pajak
Reklame.

Tarif Pajak Reklame

Besaran pokok Pajak Reklame yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak
yaitu 25% dengan dasar pengenaan pajak. Hasil Perhitungan NSR sebagaimana dimaksud dalam
dasar pengenaan pajak ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

Cara Pembayaran Pajak Reklame

Untuk membayar pajak reklame, Wajib Pajak Pribadi atau Badan Usaha pertama-tama wajib
mengisi formulir Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP Daerah). Adapun isi formulir SKP Daerah
terdiri dari:
 Nilai Ketinggian Reklame
 Skor Lokasi Reklame
 Skor Sudut Pandang
 Skor Ketinggian Reklame
 Nilai Sewa Reklame (NSR)

Setelah formulir terisi maka Anda bisa membayar pajak reklame di loket pembayaran Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda). Biaya harus segera dilunasi dalam tempo 30 hari sejak SKP
Daerah diterima.

Contoh perhitungan pajak reklame papan/bilboard untuk wilayah DKI Jakarta:

Pajak reklame produk: Ukuran billboard 3 m x 1 m, lokasi di Jalan Sudirman (Protokol


A) 3 m x 1 m x Rp125.000 x 365 hari x 25 % = Rp34.218.750 (pajak reklame yang harus
dibayar).Pajak reklame non-produk dengan ukuran yang sama namun dengan jenis pajak reklame
non-produk. Berikut cara menghitungnya: 3 m x 1 m x Rp25.000 x 365 hari x 25 % =
Rp6.843.750 (pajak reklame yang harus dibayar).

Anda mungkin juga menyukai