Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Perizinan Usaha

Di Indonesia, perizinan diatur dalam undang-undang yakni melalui peraturan daerah


dan peraturan dari departemen perdagangan serta departemen atau instansi yang
bersangkutan. Di bawah ini adalah bidang usaha yang memerlukan izin usaha :

a. Usaha perdagangan memerlukan Surat Izin Usaha perdagangan (SIUP) dari


departemen perdagangan
b. Usaha jasa kontruksi memerlukan Surat Izin Usaha Jasa kontruksi (SIUJK) dari
departemen pekerjaan PU.
c. Usaha dibidang kepariwisataan memerlukan Surat Izin usaha Kepariwisataan dari
departemen kebudayaan dan pariwisata
d. Usaha di bidang industri memerlukan surat izin usaha perindustrian dari departemen
perindustrian

Surat Perizinan Usaha meliputi :

1. Surat Izin Gangguan (HO) dan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

a. Surat Izin Gangguan (HO)

Pemberian izin tempat usaha kepada perusahaan atau badan di lokasi tertentu
yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau kerusakan lingkungan. Surat
ini harus diperpanjang setiap lima tahun sekali.

b. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Pemberian izin tempat usaha yang tidak menimbulkan gangguan atau


kerusakan lingkungan di lokasi tertentu. Surat ini harus diperpanjang setiap
lima tahun sekali.

Manfaat yang diperoleh jika memiliki Surat Izin Gangguan (HO) dan Surat Izin
Tempat Usaha (SITU) antara lain:

a) Mempermudah permohonan Surat Izin Usaha perdagangan


b) Mendapatkan jaminan perlindungan keamanan
c) Dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman modal di bank
d) Sebagai sarana ganti rugi jika sewaktu-waktu terjadi penggusuran tempat

2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Surat izin untuk dapat melakukan kegiatan usaha perdagangan yang dikeluarkan
instansi pemerintahan melalui Dinas perindustrian dan Perdagangan sesuai domisili
perusahaan. Surat ini diperlukan untuk melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang
perdagangan dan jasa.
Usaha-usaha yang wajib memiliki Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP) antara lain :

1. Perwakilan perusahaan
2. Perusahaan kecil perorangan
3. Pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang kaki lima

Berdasarkan besar kecilnya usaha, Surat Izin Usaha perdagangan (SIUP) dibagi menjadi:

1) SIUP kecil, yaitu yang wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan dengan
modal dan kekayaan bersih seluruhnya sampai dengan Rp 200.000.000,- tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2) SIUP menengah, yaitu SIUP yang wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan
dengan modal dan kekayaan bersih seluruhnya antara Rp 200.000.000,-
sampai dengan Rp 500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha
3) SIUP besar, yaitu SIUP yang wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan
dengan modal dan kekayaan bersih seluruhnya di atas Rp 500.000.000,- tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

3. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)

Suatu izin untuk mendirikan, memperbaiki, mengubah, atau merenovasi suatu


bangunan termasuk izin bangunan yang sudah berdiri yang dikeluarkan oleh kepala daerah.
IMB merupakan salah satu sarat dari pengajuan permohonan izin SITU dan HO. Contoh
IMB diperlukan untuk bangunan: Ruko, Hotel, Villa, swalayan, sekolah, tower, dll

4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

NPWP penting sekali artinya bagi setiap usahawan/wajib pajak setiap warga Negara
yang sudah memenuhi ketentuan merupakan wajib pajak dan undang-undang memerintahkan
untuk memiliki NPWP. Terhadap para wajib pajak yang tidak mendaftarkan dirinya sebagai
wajib pajak dan mendapatkan NPWP, akan dikenakan sanksi pidana sesuai ketentuan UU
No. X Tahun 2000, yaitu sebagai berikut :

“barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau menyalahgunakan


atau menggunakan tanpa hak NPWP, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada Negara,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tiga tahun dan atau denda setinggi-
tingginya sebesar empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang atau yang tidak
dibayar”

5. Nomor Register perusahaan (NRP) atau Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Nomor Register perusahaan (NRP) disebut juga Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
NPR/TDP wajib dipasang ditempat yang mudah dilihat oleh umum. Nomor NRP/TDP wajib
dicantumkan pada papan nama perusahaan dan dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam
kegiatan usaha. Adanya NRP sendiri berdasarkan UU No. 3 Tahun 1982 tentang daftar wajib
perusahaan.
6. Nomor Rekening Bank (NRB)
NRB adalah nomor rekening dalam buku bank yang di berikan oleh bank untuk
kepentingan segala transaksi keuangan usaha melalui bank.

7. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Bagi perusahaan yang proses produksinya menimbulkan polusi, limbah, residu, atau
berakibat menimbulkan gangguan lingkungan wajib memiliki izin AMDAL. Izin AMDAL
dikeluarkan oleh Dinas analisis dampak lingkungan atau sejenisnya.

PAJAK

1. Pengertian pajak

Pajak adalah iuran wajib dari rakyat yang harus dibayarkan kepada Negara, dapat
dipaksakan karena berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah. Pajak dibagi
menjadi dua:

a. Pajak pribadi

Pajak yang dikenakan pada orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau orang
pribadi yang dalam setahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia.

b. Pajak Usaha

Pajak yang dikenakan kepada suatu usaha, usaha perseorangan, firma (Fa), CV,
PT, koperasi, yayasan,dll. Berikut yang termasuk pajak usaha ada beberapa
macam, yaitu sebagai berikut

i. Pajak penghasilan (PPh) pasal 21


ii. Pajak penghasilan (PPh) pasal 22
iii. Pajak penghasilan (PPh) pasal23
iv. Pajak penghasilan (PPh) pasal 24
v. Pajak penghasilan (PPh) pasal 25
vi. Pajak penghasilan (PPh) pasal 26
vii. Pajak penghasilan (PPh) pasal 28
viii. Pajak pertambahan nilai (PPN)
ix. Pajak penjualan atas barang mewah (PPn-BM)

2. Perhitungan pajak
a. Pajak penghasilan (PPh)
Ketentuan dalam terdapat dalam PPh pasal 21, pajak penghasilan atas penghasilan
seseorang berupa gaji, upah,honorarium, tunjangan, pembyaran lain dengan nama
apapun sehubungan dengan pekerjaannya. Besar tariff pajak penghasilan adaalh
sebagai berikut:

1) Tarif PPh wajib pajak orang pribadi dalam satu tahun


a) Untuk penghasilan sampai dengan Rp 25.000.000,- sebesar 5%
b) Untuk penghasilan sampai dengan Rp 25.000.000,- - Rp 50.000.000,-
sebesar 10%
c) Untuk penghasilan sampai dengan Rp 50.000.000,- - Rp 100.000.000,-
sebesar 25%
d) Untuk penghasilan sampai dengan Rp 100.000.000,- - Rp 200.000.000,-
sebesar 25%
e) Untuk penghasilan diatas Rp 200.000.000,- sebesar 35%
2) Tariff PPh wajib pajak badan dalam satu tahun
a) Untuk penghasilan sampai dengan Rp 25.000.000,- sebesar 5%
b) Untuk penghasilan sampai dengan Rp 50.000.000,- - Rp 100.000.000,-
sebesar 15%
c) Untuk penghasilan diatas Rp 100.000.000,- sebesar 30%
b. Pajak pertambahan nilai (PPN)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan jasa merupakan pajak yang dikenakan atas
konsumsi barang atau jasa dalam negeri. Adapun besaranya pajak penambahan
nilai dirumuskan sebagai berikut :

PPN = 10% X D PP
P P N E K S P O R = D % X N IL A I E K S P O R

Contoh:

Amir pada tanggal 24 mei 2013 menjual barang seharga Rp 10.000.000 maka
PPN-nya adalah:

DPP =Rp 10.000.000

PPN= 10% x Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000,-

c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)


Selain dikenakan PPN, atas barang-barang kena pajak tertentu yang tergolong mewah,
juga dikenakan PPn BM. Yang dimaksud dengan Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah adalah :

a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok; atau


b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan
tinggi; atau
d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta
mengganggu ketertiban masyarakat.

Besaran tarif pajak penjualan barang mewah adalah paling rendah 10% dan paling
tinggi 75%.

Anda mungkin juga menyukai