Anda di halaman 1dari 9

TEORI GOLDEN STRAIGHT JACKET

THOMAS FRIEDMAN

Oleh:
NAMA : Putri Rizki
NIM : 222323103
PROGRAM STUDI : SOSIOLOGI
MATA KULIAH : TEORI GLOBALISASI DAN
PEMBANGUNAN
DOSEN PENGAMPU : PAHARIZAL,S.Sos.,MA

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori Golden Straight Jacket atau "Rompi Emas" merupakan konsep yang
diperkenalkan oleh Thomas Friedman dalam bukunya yang berjudul "The Lexus and the
Olive Tree" pada tahun 1999. Teori ini mengacu pada ide bahwa globalisasi dan pasar
bebas adalah satu-satunya cara untuk mencapai kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi
dalam era modern. Menurut Friedman, negara yang ingin berpartisipasi dalam ekonomi
global dan mencapai keberhasilan ekonomi harus mengenakan "Rompi Emas" atau
Golden Straight Jacket, yang mengacu pada serangkaian kebijakan ekonomi yang
melibatkan privatasi, deregulasi, dan liberalisasi. Teori ini berasal dari pandangan
Friedman bahwa negara-negara baru akan lebih berhasil jika mereka memperkuat pasar
bebas, mengurangi birokrasi, dan mengadopsi kebijakan ekonomi yang lebih market-
oriented. Friedman menyatakan bahwa negara-negara yang mengenakan Rompi Emas
akan lebih efisien dalam hal produksi, memiliki lebih banyak investasi asing, dan
akhirnya mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan kesejahteraan masyarakat
yang lebih baik. Menurut Friedman, setiap negara harus beradaptasi dengan kondisi pasar
global dan menyesuaikan diri dengan persaingan global. Negara harus melakukan
reformasi dan privatisasi, membuka pasar serta membebaskan sistem perdagangan dan
termasuk juga menggunakan teknologi modern dalam sistem industri. Negara harus
membatasi intervensi pemerintah di bidang ekonomi dan memperbaiki sistem hukum agar
investasi dapat berkembang dengan baik. Teori ini diberi nama “golden” karena menurut
Friedman hal tersebut dapat memberikan kemakmuran pada negara yang menerapkan
sistem ekonomi ini dengan baik. Namun di sisi lain, teori ini juga diberi nama
“Straighjacket” yang berarti ikatan, karena pada saat yang sama, implementasi sistem
ekonomi ini bersifat wajib, dan negara tidak memiliki banyak ruang untuk bernegosiasi
dengan kondisi pasar global.

Adapun pengertian golden straight jacket menurut Friedman adalah tercapainya


kesuksesan dalam pengelolaan ekonomi global melalui liberalisasi ekonomi, deregulasi,
privatisasi, dan penurunan pajak yang teratur dan terencana. Golden Straight Jacket dapat
membawa keuntungan dalam membangun industri dan memperkuat daya saing sebuah
negara di kancah global. Namun di sisi lain, negara juga akan terjebak dan terikat dalam
kewajiban untuk beradaptasi dengan kondisi global serta mengambil langkah-langkah
ekonomi tertentu yang mungkin tidak selalu sesuai dengan kondisi lokal dan kebutuhan
negara.

Namun, teori ini mendapat kritik tajam dari sejumlah kelompok, terutama mereka
yang berada di negara dunia ketiga. Mereka berpendapat bahwa Rompi Emas hanya
menguntungkan para pemilik modal yang kaya, sementara mengabaikan kesejahteraan
dan hak pekerja dan masyarakat yang lebih miskin. Kritik juga menyatakan bahwa Rompi
Emas memiliki implikasi sosial yang merugikan dan dapat mendorong dalam terjadinya
ketimpangan ekonomi yang memperdalam kesenjangan antara golongan kaya dan miskin.
Teori ini menyatakan bahwa negara-negara yang ingin menarik investasi asing dan
memasuki pasar global harus mengikuti tiga aturan dasar yang dikenal sebagai Golden
Rules. Golden Rules tersebut adalah privatisasi, deregulasi, dan liberalisasi perdagangan.
Privatisasi adalah proses pemuatan aset pemerintah ke sektor swasta, termasuk
perusahaan milik negara dan tambang. Tujuan utama privatisasi adalah meningkatkan
efisiensi dan produktivitas dengan memasukkan mekanisme pasar dalam operasi
perusahaan. Deregulasi mengacu pada penghapusan atau penurunan regulasi pemerintah
pada bisnis dan industri. Tujuannya adalah untuk mengurangi birokrasi dan mempercepat
keputusan bisnis. Sedangkan liberalisasi perdagangan berarti menghilangkan hambatan
perdagangan seperti tarif dan kuota, sehingga memungkinkan perdagangan bebas dan
lancar antara negara. Saat negara-negara mengadopsi Golden Rules ini, Friedman percaya
bahwa mereka akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat dan stabil. Namun,
teori ini juga memiliki beberapa kritik karena mengabaikan inefisiensi dan potensi
perbedaan perspektif masyarakat dalam mengimplementasikan teori tersebut. Namun,
terlepas dari kritik tersebut, teori Golden Straightjacket tetap menjadi konsep penting
dalam analisis ekonomi global.
Walaupun Friedman mempromosikan Golden Straitjacket sebagai solusi untuk
ekonomi global, teori ini juga dianggap kontroversial oleh beberapa pihak karena
dianggap terlalu menekankan pada kepentingan pasar bebas, tidak memperhatikan
kesenjangan sosial yang terjadi karena dampak dari kebijakan tersebut, serta tidak
memperhatikan karakteristik khusus dari masing-masing negara. Teori ini juga menuai
kontroversi dalam beberapa pihak mengkritik teori Golden Straitjacket sebagai bentuk
neoliberalisme yang membawa dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat.
Determinasi Friedman tentang kesuksesan Golden Straitjacket dalam memacu
pertumbuhan ekonomi juga dianggap terlalu optimis sehingga kurang memperhatikan
kompleksitas situasi sosio-ekonomi di tiap negara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak kebijakan ekonomi Golden Straight Jacket terhadap pertumbuhan


ekonomi, kemakmuran sosial, dan stabilitas politik suatu negara?
2. Bagaimana konsep Golden Straight Jacket dapat diadaptasi dan diaplikasikan pada
konteks negara berkembang?
3. Adakah tantangan yang dihadapi oleh negara-negara dalam menerapkan kebijakan
Golden Straight Jacket?
4. Sejauh mana teori Golden Straight Jacket Thomas Friedman dapat memberikan solusi
bagi negara-negara dalam mempertahankan posisi mereka, dalam persaingan global?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dampak kebijakan ekonomi Golden Straight Jacket terhadap pertumbuhan ekonomi,


kemakmuran sosial, dan stabilitas politik suatu negara

Kebijakan ekonomi Golden Straight Jacket adalah kebijakan yang bertujuan untuk
memperkuat pasar bebas, mengurangi pengaruh pemerintah di sektor ekonomi, serta
meningkatkan investasi asing dan perdagangan internasional. Dalam jangka pendek,
kebijakan ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran sosial, namun
dalam jangka panjang, dapat berdampak pada stabilitas politik suatu negara. Sebagai contoh,
kebijakan golden straight jacket diterapkan di Amerika Latin pada tahun 1980an. Meskipun
dalam beberapa kasus pertumbuhan ekonomi meningkat, namun pada akhirnya kebijakan ini
memperburuk kemiskinan dan kesenjangan sosial. Di sisi lain, kebijakan ini juga
menyebabkan terjadinya krisis ekonomi di beberapa negara seperti Argentina, Brazil, dan
Meksiko. Selain itu, kebijakan golden straight jacket juga dapat menyebabkan
ketergantungan pada investasi asing dan perdagangan internasional, sehingga negara yang
menerapkannya dapat menjadi rentan terhadap perubahan kondisi global. Oleh karena itu,
penerapan kebijakan golden straight jacket harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan
memperhatikan konteks dan kondisi masing-masing negara. Negara harus dapat
memperkuat sektor domestik dan beralih dari ketergantungan pada investasi asing dan
perdagangan internasional. Juga, perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap
implementasi kebijakan golden straight jacket untuk mencegah terjadinya krisis ekonomi dan
ketidakstabilan politik di kemudian hari.
Kebijakan ekonomi golden straight jacket memiliki dampak yang beragam terhadap
pertumbuhan ekonomi, kemakmuran sosial, dan stabilitas politik suatu negara. Beberapa
dampak positif dan negatif dari kebijakan ini antara lain:

1. Pertumbuhan Ekonomi
Dampak positif dari kebijakan golden straight jacket terhadap pertumbuhan ekonomi
adalah mendorong liberalisasi perdagangan, investasi, dan privatisasi sektor publik, serta
mengurangi pengeluaran pemerintah. Dengan mengurangi intervensi pemerintah di
sektor ekonomi, maka diharapkan akan menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain,
dampak negatifnya adalah ketidakmampuan negara untuk melindungi industri dalam
negeri dan kebijakan yang cenderung menguntungkan investor asing daripada
masyarakat lokal.

2. Kemakmuran Sosial
Dampak positif dari kebijakan golden straight jacket terhadap kemakmuran sosial
adalah adanya peningkatan akses pasar yang lebih luas, dan dengan demikian dapat
mendorong perkembangan ekonomi di tingkat mikro dan makro. Namun, dampak
negatifnya adalah ketidakadilan sosial dan ekonomi yang semakin terlihat. Kebijakan ini
dapat menimbulkan ketimpangan pendapatan dan kesenjangan sosial yang semakin
membesar, sebab akses dan kesempatan tidak seimbang bagi semua kelompok
masyarakat.

3. Stabilitas Politik
Dampak positif dari kebijakan golden straight jacket terhadap stabilitas politik adalah
menciptakan iklim investasi yang menarik dan transparansi dalam kebijakan ekonomi.
Namun, dampak negatifnya adalah ketidakpuasan masyarakat yang meningkat akibat
kebijakan ini, karena kebijakan ekonomi yang tidak berpihak pada kepentingan publik,
melainkan hanya orientasi pada keuntungan pihak swasta. Dalam jangka panjang,
kebijakan yang hanya menguntungkan pihak tertentu dapat memicu ketidakstabilan
politik dalam suatu negara.
Secara keseluruhan, kebijakan ekonomi golden straight jacket memiliki dampak yang
kompleks pada pertumbuhan ekonomi, kemakmuran sosial, dan stabilitas politik suatu
negara. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan pengawasan yang ketat terhadap
implementasi kebijakan ini untuk memastikan dampaknya pada masyarakat dan negara
secara keseluruhan lebih merata dan seimbang.

B. Konsep Golden Straight Jacket dapat diadaptasi dan diaplikasikan pada konteks negara
berkembang

Konsep golden straight jacket adalah sebuah konsep ekonomi yang menyatakan
bahwa sebuah negara harus mengejar kekayaan ekonomi dengan cara yang sama, yaitu
dengan reformasi yang dilakukan dalam rangka memperbaiki daya saing ekonomi dan
penghematan fiskal, sehingga menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi dan
pertumbuhan ekonomi. Konsep ini dapat diadaptasi dan diaplikasikan pada konteks negara
berkembang dengan memperhatikan beberapa hal berikut:

1. Stabilitas fiskal: Negara berkembang harus menerapkan kebijakan fiskal yang stabil dan
konsisten untuk menjaga kepercayaan investor dan memastikan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Hal ini meliputi pengendalian inflasi, pengurangan defisit anggaran,
dan pengurangan hutang negara.

2. Reformasi struktural: Negara berkembang harus melakukan reformasi struktural di


sektor-sektor penting seperti industri, perdagangan, dan infrastruktur. Reformasi ini
meliputi deregulasi, privatisasi, dan penguatan lembaga pengawas dan regulasi.

3. Pembangunan SDM: Negara berkembang harus memperkuat sumber daya manusia agar
memiliki kemampuan dan keterampilan untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang
ada. Hal ini meliputi pendidikan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja.

4. Investasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan: Negara berkembang harus


mempromosikan investasi dan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan
memperkenalkan kebijakan dan insentif untuk mendorong investasi swasta,
pengembangan industri-manufaktur, dan peningkatan daya saing di sektor-sektor kunci.

Dengan menerapkan konsep golden straight jacket, negara berkembang dapat


menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Namun, konsep ini harus diadaptasi dan diaplikasikan dengan memperhatikan
kondisi dan kebutuhan khusus dari negara berkembang, sehingga tidak mengabaikan
keragaman dan kompleksitas di setiap negara.

C. Tantangan yang dihadapi oleh negara-negara dalam menerapkan kebijakan Golden Straight
Jacket

Tantangan di atas bukan berarti bahwa kebijakan golden straight jacket tidak dapat
diterapkan sama sekali. Namun, negara-negara harus mempertimbangkan semua aspek ini
sebelum membuat keputusan untuk menerapkan kebijakan ini, dan memperhatikan efek
yang lebih luas dari kebijakan ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip liberalisme.
Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh negara dalam menerapkan kebijakan
golden straight jacket:

1. Respon dari masyarakat: Kebijakan Golden Straight Jacket dapat menimbulkan


konsekuensi sosial dan ekonomi yang berat. Banyak orang yang mungkin kehilangan
pekerjaan atau menjadi tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka sebagai akibat
dari kebijakan ini. Ini dapat menyebabkan ketidakpuasan publik dan imbasnya bisa
mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan.

2. Keterbatasan kemampuan negara: Banyak negara mungkin tidak mampu menerapkan


kebijakan golden straight jacket secara efektif karena mereka tidak memiliki sumber daya
atau infrastruktur yang memadai. Selain itu, negara-negara dengan tantangan keamanan,
politik dan lingkungan yang besar, serta negara-negara yang bergantung pada ekspor
bahan mentah, mungkin tidak dapat menerapkan kebijakan ini dengan cepat dan tanpa
risiko.

3. Tantangan politik: Penerapan kebijakan golden straight jacket pada dasarnya melibatkan
perubahan radikal dalam kebijakan ekonomi suatu negara. Ini dapat menimbulkan
ketidakpastian dan perlawanan dari kelompok-kelompok dan kekuatan politik yang
berbeda - bahkan mengancam stabilitas pemerintahan. Dalam beberapa kasus, upaya
penerapan kebijakan ini bisa berujung pada kudeta politik atau konflik internal.

4. Kendala global: Dalam era globalisasi, kebijakan ekonomi dan perdagangan suatu negara
dipengaruhi oleh pasar global. Negara-negara mungkin melihat kesulitan dalam
menerapkan kebijakan golden straight jacket karena ketergantungan pada ekspor,
ketidaksamaan dalam persaingan, dan pandangan global yang kontra produktif.

5. Tantangan terkait kebijakan: Penerapan kebijakan golden straight jacket tidak selalu
berbuah sukses. Ada risiko kegagalan akibat ketidaktahuan mengenai praktek bisnis yang
membebaskan pasar dan ketergantungan terhadap bantuan asing. Selain itu, kebijakan
ini bisa menjadi pemaksaan normatif dan menimbulkan konflik dengan kebijakan dan
hak sosial.

D. Teori Golden Straight Jacket Thomas Friedman dapat memberikan solusi bagi negara-
negara dalam mempertahankan posisi mereka dalam persaingan global
Thomas Friedman menyatakan bahwa teori Golden Straight Jacket dapat membantu
negara dalam mempertahankan posisi mereka dalam persaingan global. Menurutnya,
negara-negara yang menerapkan golden straight jacket dapat menarik investasi asing dan
meningkatkan perdagangan internasional sehingga dapat memperkuat perekonomian
mereka dan menjadi lebih kompetitif di pasar global. Selain itu, ketika negara-negara
mengikuti prinsip golden straight jacket, mereka akan mengurangi pengaruh pemerintah
dalam urusan ekonomi, sehingga mendorong pengusaha dan investor untuk memberikan
kontribusi dalam pembangunan ekonomi negara. Ini menciptakan iklim bisnis yang stabil dan
merangsang kreativitas dan inovasi untuk menemukan cara baru dalam meningkatkan daya
saing ekonomi negara.
Namun, seiring pengaruh golden straight jacket, negara harus dapat
menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan sosial. Kebijakan golden straight jacket yang
tidak tepat dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam masyarakat, meningkatkan
kesenjangan sosial dan memberikan dampak negatif pada stabilitas politik negara. Sehingga,
teori golden straight jacket dapat diterapkan sebagai solusi bagi negara-negara untuk
memperkuat posisinya dalam persaingan global, namun dengan pengawasan yang ketat dan
terus-menerus oleh pemerintah dan organisasi terkait untuk memastikan bahwa dampak
sosial dan politik tetap terkendali dan dalam batas yang wajar.
Teori Golden Straight Jacket adalah konsep yang diperkenalkan oleh Thomas
Friedman dalam bukunya yang berjudul "The Lexus and the Olive Tree". Konsep ini merujuk
pada kombinasi dari empat prinsip dasar yang diperlukan untuk mempertahankan posisi
negara dalam persaingan global, yaitu:

1. Menerapkan kebijakan ekonomi yang terbuka dan bebas pasar


2. Mengadopsi prinsip-prinsip demokrasi politik
3. Mengatur sistem hukum dan regulasi yang efektif
4. Mendorong inovasi dan teknologi.

Penerapan prinsip-prinsip ini dianggap sebagai "jaket ikat emas" (golden straight
jacket) untuk negara dalam menghadapi persaingan global. Dengan mengadopsi prinsip-
prinsip ini, negara dapat memperbaiki ekonomi, meningkatkan daya saing, dan
menyelesaikan masalah ekonomi dan sosial yang ada. Namun, teori ini memiliki kelemahan
dalam konteks globalisasi yang tidak merata dan ketimpangan dalam distribusi kekayaan.
Negara-negara yang tidak memiliki akses yang sama ke pasar global dan sumber daya dapat
ketinggalan dalam persaingan global meskipun mereka menerapkan prinsip-prinsip ini.
Sebagai solusi, negara-negara dapat mengembangkan strategi yang berfokus pada
pengembangan keahlian dan kapasitas dalam sektor tertentu, mendorong investasi asing
langsung, dan meningkatkan keterlibatan dalam perdagangan lintas negara untuk
menciptakan keuntungan komparatif. Negara-negara juga dapat memperkuat kerjasama
regional untuk meningkatkan kesempatan pasar dan memperjuangkan akses yang lebih adil
ke pasar global. Kesimpulannya, Teori Golden Straight Jacket oleh Thomas Friedman dapat
memberikan solusi bagi negara-negara dalam mempertahankan posisi mereka dalam
persaingan global jika diterapkan dengan konteks yang tepat dan mendukung faktor-faktor
lain seperti keadilan distribusi sumber daya.
BAB III
ANALISIS

 Analisis Teori Golden Straight Jacket Dalam Persoalan di Negara Chile

Salah satu contoh kasus dari teori "Golden Straight Jacket" adalah negara
Chile pada tahun 1970-an dan 1980-an. Pada awal 1970-an, Presiden Chili Salvador
Allende memimpin negara tersebut dengan program sosialis yang kuat. Namun,
setelah kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Augusto Pinochet pada tahun
1973, pemerintahan Chili berubah menjadi salah satu negara yang paling
menekankan pada prinsip-prinsip pasar bebas dan privatisasi di dunia. Pada saat itu,
para ekonom dan politisi Chili mengadopsi prinsip-prinsip "Golden Straight Jacket"
dengan mengenakan disiplin fiskal, privatisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi,
dan investasi asing langsung. Mereka memperkenalkan program kebijakan ekonomi
yang disebut "Chicago Boys" yang merupakan kelompok ekonom liberal yang
mempelajari di Universitas Chicago dan menerapkan kebijakan pasar bebas di Chili.

Akibatnya, Chili mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada


tahun 1980-an dan 1990-an, sehingga negara tersebut menjadi salah satu negara
yang paling maju di Amerika Latin. Namun, kebijakan ini juga memiliki konsekuensi
sosial dan politik yang besar, termasuk meningkatnya ketimpangan sosial dan
ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah. Meskipun demikian, contoh Chili
menunjukkan bahwa prinsip-prinsip "Golden Straight Jacket" dapat menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang signifikan, tetapi juga dapat menghasilkan dampak
sosial dan politik yang kompleks.
BAB IV
KESIMPULAN

Teori "Golden Straight Jacket" oleh Thomas Friedman adalah sebuah konsep yang
menggambarkan bagaimana negara-negara harus mengikuti standar global dalam kebijakan
ekonomi dan politik untuk bisa bersaing dalam era globalisasi. Menurut Friedman, negara-
negara harus mengenakan "jaket ikat emas" ini untuk memperbaiki ekonomi mereka dan
memajukan masyarakat. Konsep ini melibatkan lima elemen utama: disiplin fiskal, privatisasi,
liberalisasi perdagangan, deregulasi, dan investasi asing langsung. Friedman percaya bahwa
negara-negara yang mengikuti prinsip-prinsip ini akan mendapatkan manfaat ekonomi dan
politik yang signifikan.

Namun, beberapa kritikus mengkritik teori ini karena mengabaikan perbedaan


budaya dan konteks politik di berbagai negara. Mereka juga berpendapat bahwa model ini
dapat memperkuat ketimpangan sosial dan ekonomi dan mengorbankan kepentingan rakyat.
Dalam kesimpulannya, teori "Golden Straight Jacket" oleh Thomas Friedman menawarkan
pandangan yang menarik tentang bagaimana negara-negara dapat memperbaiki ekonomi
mereka dan bersaing di era globalisasi. Namun, pendekatannya yang universal dan tanpa
memperhatikan perbedaan budaya dan politik antar-negara telah menimbulkan kritik dan
kontroversi.

Anda mungkin juga menyukai