Anda di halaman 1dari 77

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam yang begitu

melimpah. Berbagai sumber daya alam yang terkandung di permukaan bumi

Indonesia, seperti batubara, minyak bumi, emas, nikel, pasir dan lain lain.

Kecamatan Langgikima terletak di bagian utara wilayah Kabupaten

Konawe Utara, dengan tofografi berupa perbukitan dengan diapit oleh dataran

rendah.

Wilayah Kecamatan Langgikima berbatasan dengan Kabupaten Morowali

(Propinsi Sulawesi Tengah) disebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan

Desa Morombo (Kecamatan Lasolo), dengan Desa Tinondo Indah (Kecamatan

Oheo) di sebelah selatan, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Tambakua

(Kecamatan Wiwirano).

Luas Kecamatan Langgikima 476,75 Km2 atau kurang lebih 9,53 % luas

wilayah Kabupaten Konawe Utara. Terdapat wilayah perairan laut, tetapi luas

wilayahnya tidak diperoleh.Kecamatan Langgikima terdiri dari; Kelurahan

Langgikima, Desa Sarimukti, Molore, Lameruru, Tobimeita, Pariama, Polora

Indah, dan Desa Alenggo.

Luas wilayah desa/kel sangat beragam, Desa Lameruru dan Desa Molore

adalah desa dengan wilayah terluas, yaitu 170,02 Km2 dan 137,15 Km2,

sedangkan wilayah yang paling kecil adalah Desa Pariama, yaitu 6,72 Km2 atau

hanya 1,41% dari luas kecamatan. Data luas Kel/desa yang ditampilkan

merupakan data sementara.


2

PT. Stargate Pasisific Resour secara administrasi lokasi penambangannya

masuk wilayah Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara Provinsi

Sulawesi Tenggara yang bergerak pada tambang bijih nikel. Perusahaan ini

melakukan aktifitas terhitung pada tahun 2007 maka aktifitas eksplorasi insetif

dilakukan dengan berbagai persiapan dilakukan pada masa eksplorasi berupa

kegiatan administratif, pengolahan data untuk memperoleh sebaran potensi bijih

nikel, pemetaan, hingga perancangan blok model lokasi mining dan lain-lain.

Hasilnya pada akhir tahun 2009 PT. Stargate Pasific Resources sudah dapat

melakukan operasi produksi atau eksploitasi sampai sekarang ini.

Peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar di semua jenjang

pendidikan, dimulai dari kegiatan prasekolah (Taman Kanak-Kanak) sampai

Perguruan Tinggi akan sangat menentukan keberlangsungan pembangunan

pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan yang ingin dicapai bertujuan

untuk menghasilkan manusia berkualitas, sedangkan perluasan kesempatan belajar

bertujuan agar penduduk usia sekolah yang setiap tahun mengalami peningkatan

dapat memperoleh kesempatan belajar yang seluas-luasnya.

Seperti halnya di Desa lain, pembangunan pendidikan di Desa Molore dan

Desa Lameruru Kecamatan Langgikima senantiasa berusaha ditingkatkan dari

tahun ke tahun.Indikator yang dapat mengukur tingkat perkembangan

pembangunan pendidikan seperti jumlah gedung atau ruang kelas sekolah dan

jumlah guru, jumlah murid, dan perkembangan berbagai rasio dan sebagainya.
3

Sarana pendidikan yang ada di Desa molore dan Desa lameruru

Kecamatan Langgikima sudah cukup memadai, karena sarana pendidikan dasar,

dalam hal ini Sekolah Dasar sudah.

Pembangunan bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa diarahkan untuk menciptakan keselarasan hubungan antar manusia dengan

manusia, manusia dengan penciptanya serta dengan alam sekitarnya.Indikator

pembangunan bidang agama, digambarkan dengan pembangunan sarana

peribadatan, pembinaan umat beragama, dan berbagai kegiatan keagamaan.

Masjid sudah tersedia di Desa Molore dan Desa Lameruru, karena 100%

masyarakat Desa Molore dan Desa Lameruru Kecamatan Langgikma menganut

Agama Islam, termasuk masjid yang terdapat di kompleks perusahaan tambang

nikel. Untuk mendukung kegiatan keagamaan di Desa Molore dan desa Lameruru

Kecamatan Langgikima, terutama kegiatan Agama Islam, terdapat imam masjid

dan imam desa serta guru ngaji.Selain itu terdapat kelompok-kelompok majelis

talim di Desa Molore dan Desa Lameruru Kecamatan Langgikima.


Pertambangan Nikel merupakan salah satu usaha yang paling banyak

menimbulkan polemik di tengah-tengah masyarakat Sulawesi Tenggara dewasa

ini, hal ini dipicu karena aturan pertambangan yang dilakukan tidak dijalankan

dengan semestinya. Ciri khas operasional pertambangan Nikel di wilayah

Sulawesi Tenggara adalah Secara Open Cut dan Open Pit sehingga akan

mengakibatkan rusaknya vegetasi yang tidak jarang berasal dari alih fungsi hutan

produktif dan perkebunan milik masyarakat menjadi lahan tambang, serta masih

memanfaatkan jalan umum dalam operasional pengangkutan hasil tambangnya,


4

juga dikhawatirkan berdampak secara sistemik terhadap kehidupan

bermasyarakat. Selain berdampak terhadap lingkungan, pengetahuan dan

keimanan masyarakatpun mengalami dinamika yang begitu cepat akibat

terbukanya daerah pertambangan yang akan mengakibatkan terjadinya mobilitas

penduduk, pertambahan penduduk yang cepat secara tidak langsung berdampak

bagi masyarakat sekitar.

Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan sosial pun seharusnya

meningkat.Akan ada banyak sumberdaya yang digunakan perusahaan untuk

mengubah sumber daya tersebut menjadi suatu barang atau jasa yang dapat

digunakan oleh banyak orang untuk memenuhi kebutuhannya.Sumber daya

tersebut dapat berupa sumber daya alam atau pun masyarakat sosial.

Pengeksploitasian sumberdaya alam atau masyarakat sosial secara tidak terkendali

yang dilakukan perusahaan secara sengaja atau tidak sengaja, disadari atau tidak

disadari, akan menimbulkan kerusakan pada lingkungan dan moral masyarakat

yang pada akhirnya akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan manusia.

Bahkan ada sebagian masyarakat yang melakukan unjuk rasa bahkan kekerasan,

apabila ada kerusakan lingkungan atau hal-hal lain yang tidak sesuai dengan

keinginan masyarakat yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Hal ini

merupakan salah satu kendala yang akan dialami oleh perusahaan yang tidak

memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya, bahkan

ada perusahaan yang ditutup oleh pihak yang berwenang.

Terkait dengan hal tersebut, dalam Social Environmental Accounting

muncul dan berkembanglah suatu istilah yang dikenal dengan nama Corporate
5

Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan yang sering disingkat

CSR.Corporate Social Responsibility adalah bentuk kegiatan-kegiatan sosial yang

dilakukan perusahaan dimana CSR merupakan sebuah gagasan yang berpijak pada

triple bottom lines, yang selain pada aspek finansial juga terdapat aspek sosial dan

lingkungan.

Kewajiban perusahaan akan tanggung jawab sosial semakin jelas setelah

disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2007 tentang

perseroan terbatas (yang merupakan hasil revisi dari Undang-Undang nomor 1

tahun 1995). Dalam Bab V pasalnya yang ke 74 dijelaskan mengenai tanggung

jawab sosial lingkungan yaitu:

(1). Perseroan yang menjalankan kegiatan di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan.

(2). Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada

ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan

diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanannya

dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

(3). Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4). Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.


6

Adanya Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tersebut, perusahaan go

public yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selain mengungkap kondisi

keuangan pada laporan keuangan juga mengungkapkan aktivitas sosial pada

laporan tahunan. Dengan adanya laporan tahunan, para investor dan juga

stakeholder dapat mengetahui secara transparan tanggung jawab sosial apa saja

yang sudah dilakukan oleh perusahaan.

Pelaksanaan tanggung jawab sosial berupa kegiatan filantropi dan

pengembangan komunitas umumnya dikemas untuk mengupayakan citra positif

atau promosi, selain itu keunggulan bersaing bisa dihasilkan dengan memadukan

berbagai macam pertimbangan sosial dan lingkungan dalam strategi bisnis.

Tujuan akhir pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan adalah

menempatkan suatu entitasbisnis dalam upaya pembangunan berkelanjutan.Oleh

karena itu tanggung jawab sosial seharusnya menginternalisasi pada semua bagian

kerja pada suatu pekerjaan.Selain itu, secara eksternal CSR juga memastikan

jangan sampai perusahaan justru mengurangi kesejahteraan masyarakat di

lingkungan sekitarnya. Artinya, pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan

perlu diupayakan di lingkungan internal dan eksternal. Pada lingkungan internal

perusahaan misalnya, bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja

yang sehat, memastikan kesejahteraan karyawan, serta menjalankan manajemen

yang beretika.

Terkait dengan pelaksanaan CSR pada lingkungan eksternal, perusahaan

yang mengolah sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia pada hakikatnya

adalah milik publik serta bertanggung jawab untuk memberi manfaat pada
7

masyarakat.Suatu perusahaan membutuhkan lingkungannya.Oleh karena itu sikap

responsif terhadap kebutuhan lingkungan menjadi keharusan.Selain tuntutan

lingkungan yang tertera pada regulasi, tidak bisa diabaikan pula tuntutan

lingkungan yang tidak secara langung disebutkan dalam peraturan publik.

Sebuah perusahaan dalam usahanya untuk mengembangkan Pendidikan

dan merealisasikan ajaran agama Islam ditengah-tengah kehidupan manusia,

perusahaan akan menghadapi masyarakat yang heterogen. Karenanya strategi

dalam pengembangan Pendidikan dan keagamaan harus sesuai dengan situasi dan

kondisi masyarakat masing-masing, kenyataannya bahwa terdapat beberapa

golongan yang harus dihadapi perusahaan dengan cara atau strategi berbeda.

Kegiatan pengembangan Pendidikan dan keagamaan akan efektif dan

efisien apabila dimanisfestasikan dengan cara atau strategi yang tepat. Strategi

pengembangan Pendidikan dan keagamaan harus mampu mengikuti dinamika

yang ada, apabila strategi dalam aplikasinya tidak sesuai, maka kontribusi dan

program yang dilaksanakan perusahaan tidak akan mendapat respon yang baik

dari masyarakat. Karena strategi sebagai bagian dari system sangat berpengaruh

dalam menentukan berhasilan program perusahaan.

Perusahaan dituntut untuk mampu melaksanakan program-programnya

dengan strategi yang sesuai dengan masyarakat yang dihadapi. Pendekatan dalam

pengembangan Pendidikan dan keagamaan haruslah bertumpu pada pandangan

human oriented, menempatkan penghargaan yang mulia atas diri manusia.

Ada beberapa alasan suatu perusahaan ingin melakukan strategi dalam

pelaksanaan CSR yaitu pertama adalah alasan sosial.Perusahaan melakukan CSR


8

sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan

lingkungan sosial di sekitarnya.Kedua adalah alasan hukum, yaitu dengan adanya

UU PT No.40 tahun 2007, terdapat beberapa perusahaan yang melakukan CSR

hanya berdasarkan hukum yang dibuat pemerintah.Ketiga adalah alasan

ekonomi.Perusahaan melakukan CSR untuk mendapatkan simpati masyarakat

sehingga dapat meningkatkan citra dan reputasi perusahaan dan pada akhirnya

mendapatkan keuntungan. Salah satu perusahaan yang turut menjalankan program

CSRadalah PT. Stargate Pasific Resources

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi PT. Stargate Pasific Resources dalam pengembangan

Pendidikan dan keagamaan masyarakat di Desa Molore dan Desa Lameruru ?

2. Apa saja bentuk kontribusi yang dilaksanakan PT. Stargate Pasific Resources

dalampengembangan Pendidikan dan keagamaan terhadap masyarakat Desa

Molore dan Desa Lameruru?

3. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai strategi dan kontribusi PT.

Stargate Pasific Resources?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang tersebut, maka terdapat beberapa tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:


9

1. Untuk mengetahui strategi yang digunakan PT. Stargate Pasific Resources

dalam rangka pengembangan pendidikan dan keagamaan masyarakat Desa

Molore dan Desa Lameruru.

2. Untuk menggambarkan secara detail apa saja kontribusi yang diberikan

PT.Stargate Pasific Resources dalam rangka pengembangan pendidikan dan

keagamaan masyarakat Desa Molore dan Desa Lameruru.

3. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat dalam pelaksanaan strategi dan

kontribusi PT. Stargate Pasific Resources.

D. Manfaat Penelitian

Hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat, yaitu:

1. Manfaat Akademis

Kajian tentang strategi dan kontribusi PT. Stargate Pasific Resources ini

diharapkan dapat memberikan konstribusi positif bagi perkembangan generasi

bangsa dan negara, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknik Pertambangan,

sehingga bisa mengemban dan melakukan penelitian lanjutan mengenai strategi

dan konstribusi PT. Stargate Pasific Resources dan dapat memberi sumbangan

yang cukup berarti bagi perkembangan generasi Bangsa dan Negara.

2. Manfaat Praktis

Semoga dalam penelitian ini dapat menambah ilmu dan memperluas

wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana pentingnya pendidikan dan ajaran-

ajaran keagamaan dalam kehidupan sehari-sehari.


10

3. Manfaat Perusahaan

Semoga dalam penelitian dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi PT.

Stargate Pasific Resources dalam melaksanakan program CSR khususnya bidang

sosial pendidikan dan keagamaan agar program yang dijalankan benar-benar

bermanfaat secara maksimal.


11

II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunanistrategia yang diartikan sebagai

"the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan

dalam peperangan.Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa pengertian strategi

adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan

peperangan.Dalam abad modern ini, penggunaan istilah strategi tidak lagi terbatas

pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan, tetapi sudah

digunakan secara luas hampir dalam semua bidang ilmu. Dalam pengertian

umum, strategi adalah cara untuk mendapat kemenangan atau pencapaian tujuan.

Hamel dan Prahalad (1995:4),strategi adalah tindakan yang

bersifatincremental (senantiasa meningkat) dan terusmenerus dan dilakukan

berdasarkan sudutpandang tentang apa yang diharapkan oleh parapelangan di

masa depan.

Richard L. Daft(2010:249) mendefinisikan strategi (strategy)secara

eksplisit, yaitu rencana tindakan yangmenerangkan tentang alokasi sumberdaya

sertaberbagai aktivitas untuk menghadapilingkungan, memperoleh keunggulan

bersaing,dan mencapai tujuan perusahaan.

Dari beberapa penjelas diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adallah

suatu suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada

tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusuna suatu cara atau upaya

bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

B. Jenis-Jenis Strategi
12

Jatmiko (2003: 115) adapun jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:

1. Strategi pertumbuhan

Pertumbuhan suatu perusahaan merupakan hasil dari variabel-variabel sumber

daya finansial organisasi, produk atau jasa yang dihasilkan, kondisi lingkungan

eksternalnya, kemampuan dan skill manajemennya.Kemampuan manajemen

untuk menilai variabel-variabel tersebut secara tepat adalah esensi pertumbuhan.


Terdapat beberapa jenis strategi perusahaan yang dikategorikan kedalam

strategi pertumbuhan, yaitu:

a. Pertumbuhan Konsentrasi

Pertumbuhan konsentrasi adalah strategi untuk meningkatkan penggunaan

produk-produk yang telah ada (produk lama) di dalam pasar yang ada (pasar

lama) atau disebut penetrasi pasar.strategi konsentrasi diterapkan apabila suatu

perusahaan mengkonsentrasikan pada perluasan penjualan pada bisnis semula.

b. Strategi Integral Vertikal

Strategi vertikal ini menunjukkan bahwa suatu bisnis bergerak ke arah yang

melayani pelanggan atau pemakai akhir suatu produk/jasa.

c. Strategi Diversifikasi

Strategi Diversfikasi merupakan alternatif strategi yang mempunyai risiko

besar dan salah satu yang memiliki derajat sinergi paling rendah.Namun

demikian, Strategi Diversifikasi merupakan salah satu yang populer dan seringkali

membuahkan hasil yang memuaskan bagi organisasi.

2. Strategi Stabilitas
Strategi Stabilitas berarti bahwa organisasi tetap melanjutkan pekerjaan atau

aktivitas yang sama dengan sebelumnya. Asumsinya bahwa lingkungan eksternal


13

tidak akan mengalami perubahan yang signifikan pada jangka pendek. Strategi ini

menerapkan sikap menunggu (wait and see) strategi ini dapat menguntungkan dan

merugikan bagi perusahaan, tergantung pada bagaimana respon

perusahaan/organisasi terhadap lingkungannya.

3. Strategi Penciutan atau Strategi Bertahan

Strategi ini diterapkan oleh perusahaan yang merasa bahwa strateginya tidak

sesuai dengan sasaran atau misi dasarnya. Sehingga perusahaan perlu mengurangi

Skala operasionalnya. Derajat dimana perusahaan harus diciutkan tergantung pada

bagaimana serius tidaknya persoalan atau permasalahan yang dihadapi strategi

yang semula diterapakan organisasi. Strategi bertahan biasanya dipilih untuk

jangka pendek disebabkan tidak adanya strategi alternatif yang lebih baik untuk

dipilih . Adapun Jenis-jenis strategi penciutan yaitu:

a. Cutback dan turnaround yaitu strategi penyehatan perusahaan yang bertujuan

mengeliminasi kerugian dan biaya-biaya tetap, atau memotong biaya-biaya

operasi, atau mengurangi ukuran operasional perusahaan agar beroperasi lebih

efisien. Strategi ini dapat diterapkan apabila perusahaan mengalami penurunan

keuntungan secara terus menerus.

b. Divestasi (Divestment) yaitu strategi penyehatan atau penciutan perusahaan

yang bertujuan mengeliminasi kerugian dan memotong biaya-biaya tetap yang

ditanggung perusahaan dengan cara menjual sebagain aset atau kekayaan yang

dimiliki organisasi perusahaan.

c. Likuidasi (liquidation) yaitu strategi penciutan perusahaan dengan menjual

seluruh aset perusahaan. Terdapat 2 jenis likuidasi, yaitu: 1) likuidasi by choice


14

yaitu likuidasi yang dilakukan karena memang pilihan yang diambil oleh pihak

perusahaan.

d. Kebangkrutan, berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku di

Indonesia, peraturan dinyatakan bangkrut atau tidak bangkrut harus berdasarkan

keputusan atau vonis pengadilan negri atau pengadilna niaga.

4. Strategi Kombinasi

Strategi ini digunakan apabila suatu korporasi organisasi perusahaan dalam

waktu bersamaan menerapkan strategi yang berada untuk setiap unit bisnis

strategi yang berbeda.Kebanyakan organisasi multi bisnis atau multi produk

menggunakan beberapa jenis strategi kombinasi, khususnya apabila organisasi

multi bisnis tersebut melayani beberapa pasar yang berbeda.


C. Pengertian Kontribusi
Kontribusi merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa inggris yaitu

contribute, contribute yang berarti keikutsertaan, keterlibatan diri maupun

sumbangan berupa materi atau tindakan. Menurut kamus bahasa Indonesia,

pengertian kontribusi adalah sumbangan sedangkan menurut Kamus Ekonomi

(Guritno, 1992) Kontribusi adalah suatu yang diberikan bersama- sama dengan

pihak lain dengan tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diartikan bahwa kontribusi dalam

meningkatkan pendapat merupakan suatu sumbangan yang berupa materi yang

memberikan perubahan peningkatan keadaan ekonomi dari masyarakat tertentu,

dalam suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu.


D. Pengertian pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan

pekerjaan/jabatanMelaluiPendidikanDan latihan.Pendidikan meningkatkan


15

keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan latihan bertujuan

untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan,

workshoop bagi karyawan dapat meningkatkat pengetahuan lebih lagi di luar

perusahaan.
Flippo, (2010:164) mendefinisikan pengembangan sebagai berikut :

Pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan

pemahaman atas lingkungan kita secara menyeluruh, sedangkan latihan

didefinisikan sebagai berikut : Latihan adalah merupakan suatu usaha

peningkatan pengetahuan dan keahlian seorang karyawan untuk mengerjakan

suatu Pekerjaa tertentu.


Sikula, (2009) mendefinisikan pengembangan sebagai berikut :

Pengembangan mengacu pada masalah staf dan personel adalah suatu proses

pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan

terorganisasi dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis

untuk tujuan umum. Sedangkan definisi latihan diungkapkan oleh Andrew F.

Sikula yaitu latihan adalah proses pendidikan jangka pendek dengan

menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan

operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan

tertentu.
Dari berbagai teori teori diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan

adalah masyarakat yang sudah mempunyai pengetahuan yang akan di

kembangkan dalam jangka waktu panjang.


E. Pengertian Pendidikan
Kata pendidikan secara bahasa berasal dari kata pedagogi yakni paid

yang berarti anak dan agogos yang berarti membimbing, jadi pedagogi adalah

ilmu dalam membimbing anak. Sedangkan secara istilah definisi pendidikan ialah
16

suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha

mendewasakan manusia atau peserta didik melalui upaya pengajaran dan

pelatihan.
Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan terhadap individu untuk

menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran

dan sikapnya (Thompson, 1993:67).


pengertian pendidikan dalam arti luas. Untuk pengertian secara umum,

menurut Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.


Jadi pengertian pendidikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah

suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar

mandiri dan bertanggung jawab secara susila.dan pendidikan juaga bisa dikatan

sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.


F. Pengertian Keagamaan
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, gama yang berarti "tradisi"

atau "A" berarti tidak; "GAMA" berarti kacau.Sehingga agama berarti tidak

kacau.Dapat juga diartikan suatu peraturan yang bertujuan untuk mencapai

kehidupan manusia ke arah dan tujuan tertentu. Dilihat dari sudut pandang

kebudayaan, agama dapat berarti sebagai hasil dari suatu kebudayaan, dengan kata

lain agama diciptakan oleh manusia dengan akal budinya serta dengan adanya

kemajuan dan perkembangan budaya tersebut serta peradabanya. Bentuk

penyembahan Tuhan terhadap umatnya seperti pujian, tarian, mantra, nyanyian


17

dan yang lainya, itu termasuk unsur kebudayaan. . Sedangkan kata lain untuk

menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan

berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya

dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.


Puspito (1998), agama adalah suatu jenis sistem sosial yangdibuat oleh

penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatannon empiris yang

dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapaikeselamatan bagi mereka dan

masyarakat pada umumnya.

Norman P. (ed.), (2000), Agama merupakan sebuah kebutuhan fitrah

manusia, fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusia. Naluri beragama

merupakan fitrah sejak lahir di samping naluri-naluri lainnya, seperti: untuk

mempertahankan diri dan mengembangkan keturunan, maka agama merupakan

naluri (fitrah) manusia yang dibawa sejak lahir.

Jadi agama dapat disimpulkan bahwa agama dilihat dari sudut pandang

muatan atau isi yang terkandung didalamnya merupakan suatu kumpulan tentang

tata cara mengabdi kepada Tuhan yang terhimpun dalam suatu Kitab, agama juga

merupan suatu ikatan yang harus dipengaruhi dan dipatuhi.

G. Pengertian Corporate Sosial Responsibility (CSR)


Pada awal konsep CSR merupakan suatu pendekatan perubahan suatu

pengembangan masyarakat khususnya sumberdaya manusia yang dilakukan oleh

suatu perusahaan sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya.


Pendekatan ini berasal dari pemikiran bahwa perusahaan harus turut

berkontribusi terhadap pembangunan dimana lokasi perusahaan beroperasi oleh

karena itu, CSR lahir sebagai sebuah etika bisnis baru dalam sejarah

perkembanagn kapitalisme global.Pendekatan CSR ini bertujuan agar masyarakat


18

turut terlibat atau menjadi bagin dari perusahaan tersebut dan menikmati manfaat

dan keberadaan perusahaan di suatu wilayah tertentu.


Suharto (2008), CSR adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap

dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada

masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan

dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan

masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan

hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi

dengan organisasi secara menyeluruh.Telaah lebih lanjut atas berbagai literatur

menunjukkan bahwa ada empat skema yang biasa dipergunakan untuk

menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu :


(1). Kontribusi pada program pengembangan masyarakat.

(2). Pendanaan kegiatan sesuai dengan kerangka legal.

(3). Partisipasi masyarakat dalam bisnis.


(4). Tanggapan atas tekanan kelompok kepentingan.
Dalam hal ini CSR merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis

untuk berkontribusi dalam pe-ngembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan

memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada

keseimbangan antara perhatian terhadap as-pek ekonomi, sosial, dan lingkungan

(Un-tung, 2008:1).
Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Bank Dunia

adalah komitmen perusahaan untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi

bagi pembangunan berkelanjutan melalui kerjasama dengan segenap pemangku

kepentingan yang terkait untuk memperbaiki hidup mereka dengan cara-cara yang

baik bagi kepentingan bisnis, agenda pembangunan berkelanjutan, dan masyarakat

pada umumnya (Kiroyan, 2009).


19

Dalam undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan

terbatas pasal 1 angka 3 menjelaskan bahwa Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan

dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas

setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan salah satu

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal

74 UndangUndang Perseroan Terbatas (UUPT) yang terbaru, yakni UU

Nomer 40 Tahun 2007, melalui undang-undang ini, industri atau koprasi-

koprasi wajib untuk melaksanakannya. Meningkatnya tingkat kepedulian

kualitas kehidupan, harmonisasi sosial dan lingkungan ini juga mempengaruhi

aktivitas dunia bisnis, maka, lahirlah gugatan terhadap peran perusahaan agar

mempunyai tanggungjawab sosial. Disinilah salah satu manfaat yang dapat

dipetik perusahaan dari kegiatan CSR. Dalam konteks inilah aktifitas Corporate

Social Responsibility (CSR) menjadi menu wajib bagi perusahaan, di luar

kewajiban yang digariskan undang-undang.

Konsep tanggung jawab soaial perusahaan yang mengemuka sejak sekitar

tahun 1900-an, berawal dari konsep kekayaan di Amerika Serikat. Kemudian

menceritakan ilwal tanggung jawab sosial perusahaan kepada pengusaha

adalah Andrew Carnegie, seorang konglomerat pendiri perusahaan U.S.

Steel, yang pada 1889 menerbitkan buku berjudul The Gospel Of Wealth. Secara

garis besar buku ini mengemukakan pernyataan klasik mengenai tanggung


20

jawab sosial perusahaan. Pemikiran Cernegie berdasarkan pada dua prinsip:

prinsip amal dan mengurus harta orang lain. Keduanya bersifat peternalistrik

dalam pengertian memandang para pemikir bisnis mempunya peran sebagai

orang tua terhadap karyawan dan pelangganya.

Konsep Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan atau corporate social

responsibility (selanjutnya disebut CSR), telah disahkan oleh DPR tanggal 20 Juli

2007 dan di atur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas (UUPT), yang telah diundangkan dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 106 Tahun 2007 dan Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4756 Tahun 2007. Keempat ayat dalam Pasal 74

UU tersebut menetapkan kewajiban semua perusahaan dibidang sumber daya

alam untuk melaksanakan Tanggung Jawab sosial dan lingkungan. CSR

secara umum merupakan konstribusi menyelruh dari dunia usaha terhadap

pembangunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan dampak ekonomi,

sosial dan lingkungan dari kegiatannya.

Dari beberapa penjelasan diatas tentang CSR dapat disimpulkan bahwa

CSR adalah sebagai komitmen untuk berkontribusi terhadap pengembangan

ekonomi yang berkelanjutan, bekerja para karyawan, keluarga, masyarakat

setempat dan masyarakat secara luas dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.

CSR juga bisa dikatakan sebagai upaya sungguh-sungguh dari perusahaan untuk

meminimumkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasional

dalam rana ekonomi, sosial, dan lingkungan terhadap seluruh pemangku

kepntingan, untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.


21

H. Komunikasi CSR
Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial kini

telah menjadi bagian penting dalam menjalankan bisnis Perusahaan. Banyak

perusahaan yang kemudian aktif mengkomunikasikan CSR, baik yang dilakukan

secara langsung maupun melalui media. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi

telah dianggap penting, bahkan sama pentingnya dengan pelaksanaan CSR itu

sendiri.

Bentuk kepedulian melalui program CSR dimaksudkan sebagai proses

komunikasiorang-orang atau perusahaan terhadap lingkungannya. Komunikasi

adalah suatu transaksi,proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur

lingkungannya dengan :(1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2)

pertukaran informasi; (3) menguatkansikap dan tingkah laku orang lain; (4)

berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu(Cangara, 2005).

Komunikasi CSR merupakan proses pengomunikasian dampak sosial dan

lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang

berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Seperti dijelaskan

Mette Morsing (2006) dalam Rusdianto (2013: 21), komunikasi CSR merupakan

komunikasi yang dirancang dan didistribusikan oleh perusahaan tentang aktivitas

CSR.

Komunikasi CSR dipahami sebagai proses mengantisipasi stakeholder,

mengartikankebijakan CSR, dan mengelola saluran komunikasi yang dimiliki

perusahaan (Podnar dikutipdari Nwagbara dan Reid, 2013). Dalam


22

pengkomunikasian CSR, transparansi merupakannilai dan tujuan yang mendasari

semua aspek pengkomunikasian (GRI, 2011).Perusahaandianjurkan untuk

mengkomunikasikan CSR secara transparan sesuai dengan

standarkeberlanjutan.Pengkomunikasian CSR dapat dilakukan sebagai upaya

membangun reputasimelalui saluran komunikasi yang dapat dibaca, dipahami, dan

diinterpretasikan olehstakeholder (Nwagbara dan Reid, 2013).Di era new media

ini, perusahaan melakukanpengkomunikasian CSR melalui website perusahaan

(Parker et al., 2010:509).

I. Hubungan PR dengan CSR

Dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat, sebuah

perusahaan perlu menjalin hubungan yang baik dengan stakeholder.Untuk

melaksanakan tugas tersebut, umumnya pihak yang ditunjuk perusahaan adalah

Public Relations (PR).dijelaskan Rosady Ruslan (2005), bahwa Public Relations

merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi

kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau orang demi kepentingan publik serta

merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian,

pemahaman dan dukungan serta penilaian yang baik dari publiknya.

Menurut Dozier (1992) peranan praktisi public relations dalam organisasi

merupakan salah satu kunci penting untuk pemahaman akan fungsipublic relations

dan komunikasi organisasi disamping sebagai saranapengembangan pencapaian

profesionalitas dari praktisi public relations. Secarasederhana tugas praktisi public

relations adalah menjadi penghubung antaralembaga publik dengan masyarakat


23

luas, agar tercapai saling pengertian,kerjasama dan sinergi yang positif antara

berbagai pihak yang ada.Dalamkonteks lembaga-lembaga publik seperti

pemerintah, sejatinya peran melayanidan mengembangkan dukungan publik guna

mencapai tujuan organisasi yangsangat penting dimainkan oleh praktisi public

relations.Maka praktisi publicrelations harus bisa membentuk nilai-nilai,

pemahaman, sikap-sikap, sampaiperilaku dari public agar sejalan dengan

kebutuhan organisasi. Melaluipengemasan pesan-pesan komunikasi public yang

lebih banyak berisikantentang apa dan siapa serta apa manfaat keberadaan

organisasi. Pesan-pesan inidapat dikomunikasikan melalui media massa atau

media lain yang dipilihsesuai dengan target sasaran.

F. Rachmadi (1994) juga menyebutkan bahwa hubunganmasyarakat adalah

salah satu bidang ilmu komunikasi praktis, yaitu penerapanilmu komunikasi pada

suatu organisasi atau perusahaan dalam melaksanakanfungsi manajemen.

Jefkins (2003) juga menambahkan pendapatanya bahwa humas

adalahsuatu bentuk komunikasi yang terencana, baik internal dan eksternal,

antarasuatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-

tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.Hubunganmasyarakat

menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (managementby objectives).

Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkatkemajuan yang telah

dicapai harus bias diukur secara jelas, mengingathubungan masyarakat merupakan

kegiatan yang nyata. Sedangkan BritishInstitute Public Relations mendefinisikan

hubungan masyarakat adalahkeseluruhan upaya yang dilakukan secara aterencana


24

dan berkesinambungandalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good

will) dan salingpengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Molore dan Desa Lameruru

Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi

Tenggara yang berlangsung pada bulan November-Desember tahun 2016.

Sumber. BPS Kab. Konawe Utara

Gambar 1.Peta lokasi penelitian


25

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabal l.
Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

No Nama Keterangan Kegunaan


Sebagai alat tulis menulis
Alat tulis
1. Bahan dilapangan disaat melakukan
menulis
wawancara terhadap responden
Untuk mengetahui tanggapan

2. Kuisioner Bahan responden terhadap pertanyaan yang

diajukan
Digunakan untuk mengolah data
3. Komputer Alat
yang didapatkan diresponden
Untuk membuat dokumentasi pada
4. Kamera Alat
saat penelitian
Untuk merekam suara responden
5. Tape Recorder Alat
pada saat wawancara
6. GPS Alat Untuk mengetahui lokasi penelitian

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri dari atas : Objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono 2012 : 80). Desa

Molore dan Desa Lameruru yang berada dalam binaan perusahaan PT.

Stargate Pasific Resources. Dimana jumla RT. yang ada di desa Molore adalah

6 dan jumlah RT. Di Desa Lameruru 6, sedangkan jumlah penduduk yang ada

di Kecamatan Langgikima mencapai 4.016 jiwa, yang terdiri dari 2.219 jiwa

laki-laki dan 1.842 jiwa perempuan, yang terdapat pada 975 rumahtangga.
2. Sampel
26

Sampel dalam penelitian ini adalah penduduk masyarakat Desa Molore

dan Desan Lameruru yang berada di kawasan binaan perusahaan PT. Stargate

Pasisfic Resources. Teknik pengumpulan sampel pada penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode purposive sampling dengan cara sistematik.


Metode Purposive samplingadalah pengambilan sampel secara sengaja

sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Dalam bahasa

sederhananya purposivesampling itu dapat dikatakan sebagai secara sengaja

mengambil sampel tertentu (jika orang maka berarti orang-orang tertentu)

sesuai persyaratan (sifat-sifat, kararakteristik, ciri, kriteria).


Adapun penentuan sampel dalam penelitin ini diambil dari jumlah

populasi sebanyak 193 kepala keluarga yang berada di Desa Molore dan Desa

Lameruru. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan metode slovin

(Usman dan Abdi, 2008) dengan galat penduga (tingkat kesalahan) sebesar

10% maka dapat dirumuskan sebagai berikut.


N
n=
1+N(e)

Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Galat penduga (10%)
Dan rumus tersebut diatas maka jumlah sampel yang akan diambil adalah:
N
n=
1+N(e)
193
n=
1+193(0,1)
193
n=
1+193(0,01)

193
n=
2,93
27

n = 65,8703

n = 66

Maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 orang dalam

jumlah populasi 193 kepala keluarga yang berada di Desa Molore dan Desa

Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara Provinsi

Sulawesi Tenggara.

D. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis data
Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh berupa informasi baik

secara lisan maupun tulisan.


2. Sumber data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

masyarakat Desa Molore dan Desa Lameruru yang dipilih sebagai

responden tersebut melalui wawancara langsung terhadap responden .

pengambilan data dilakukan dengan wawancara untuk mendapatkan

jawaban langsung berdasarkan pertanyaan yang terdapat pada

kuisioner.
b. Data sekunder merupakan data yang telah diolah tersedia dalam

bentuk, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam bentuk

(dokumentasi) seperti dokumentasi-dokumentasi yang ada kaitannya

dengan permasalahan penelitian.


E. Metode pengumpulan data
1. Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis yang diguakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporang tentang data

pribadinya atau hal-hal yang diketahui.


28

2. Wawancara yaitu pengumpulan data melalui komunikasi lisan dengan

berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya.


3. Dokumentasi yaitu mencatat/foto copy dokumen yang ada pada PT.

Stargate Pasific Resources yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian

ini.
F. Variabel penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini mencangkup karakteristik

masyarakat Desa Molore dan Desa Lameruru yang meliputi.


1. Identitas responden : nama, umur, suku, tingkat pendidikan, Keagamaan,

lama tinggal dilokasi.


2. Tanggapan masyarakat : Peningkatan pendidikan, peningkatan keagamaan

yang mengenai sarana dan prasara pendidikan dan keagamaan masyarakat

Desa Molore dan Desa Lameruru.


3. Strategi dan kontribusi perusahaan : peningkatan pendidikan, peningkatan

keagamaaan.
G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT

adalah singkatan dari kekuatan dari (strength), kelemahan (weaknesses),

peluang (opportunity), dan ancaman (treath) dalam lingkungan yang dihadapi

perusahaan. Untuk membuat suatu rencana perusahaan harus mengevaluasi

factor eksternal maupun factor internal.Analisis factor-faktor harus

menghasilkan adanya kekuatan (strength) yang dimiliki oleh suatu

organisasi/perusahaan, serta mengetahui kelemahan (weaknes) yang tepat pada

organisasi itu. Sedangkan anlisis factor eksternal harus dapat mengetahui

peluang 9 opportunity0 yang terbuka bagi organisasi serta dapat mengetahui

pula ancaman (treatch) yang dialami oleh perusahaan bersangkutan.


1. Analisis internal-Eksternal (IE Matrik)
29

Matrik internal dan eksternal ini dikembangkan dari model

generasi Elektik (GE-model). Parameter yang digunakan meliputi

parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal dihadapi.

Setelah faktor-faktor strategi telah diidentifikasi kemudian disusun tabel

EFAS (External strategic factor analisys summary) untuk

mengidentifikasifaktor-faktor internal, dan IFAS (Internal strategic factor

analisys summarly) untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal, dimana

dalamtabel tersebut terdapat faktor-faktor yang telah teridentifikasi akan

diberi nilai pembobotan dan ranting. Bentuk tabel EFAS dan IFAS

asebagai berikut :

Tabel 2. EFAS (External Strategic Factor Aanalisys Summary)

Faktor-faktor
strategi esternal Bobot Reting Bobot x Reting
(EFAS)
Peluang
Ancaman
Total
Sumber: Rangkuti ( 2005 : 24)

Tabel 3. IFAS (Internal Strategic Factor Analisys Summary)

Faktor-faktor
Strategic Bobot Reting Bobot x rating
External (IFAS)
Peluang
Ancaman
Total
Sumber: Rangkuti (2005:24)

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang ancaman, kekuatan dan

kelemahan perusahaan pada kolom 1.


30

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1.0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut

kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategi

perusahaan.
c. Hitung ranting untuk masing-masing faktor peluang ancaman kekuatan,

kelemahan dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai

dengan 1 (poor). Pemberian nilai ranting untuk faktor peluang yang

semakin besar diberi ranting +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai

+1. Pemberian nilai ranting ancaman kebalikannya jika nilai ancaman

sangat besar rantinya adalah 1, sebaiknya, jika nilai ancaman seikit

rantingnya 4. Begitu juga pemberian nilai kekuatan dan kelemahan.


2. Diagram SWOT
Selanjutnya setelah mengunakan model analisis matriks internal

dan eksternal, perusahaan menggunakan diangram SWOT untuk

mempertajam analisisnya.Tujuannya agar perusahaan dapat melihat

posisinya dan arah perkembangan selanjutnya. Model diangram SWOT ini

adalah sebagai berikut:

III. Mendukung Strategi


BERBAGAI
Strategi Turnaroud
PELUANG

IV. Mendukung Strategi


Deferensi I. Mendukung agresif

KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL INTERNAL

II. Mendukung

Gambar 2. Diagram analisis SWOTBERBAGAI


ANCAMAN
31

Keterangan :
Kuadra I: ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat dimanfaatkan

peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan kondisi ini adalah

mendukung yang ada .strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif


Kuadra II : meskipun menghadapi berbagai ancaman perusahaan ini

masih memiliki kekuatan-kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka

panjang dengan cara strategi diverensifikasi (Produk/jasa)


Kuadra III: perusahaan menghadapi peluang yang sangat besar, tetapi

dilain pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Strategi

perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik.


Kuadra IV:inimerupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan

internal
3. Metriks SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematik untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkutu,2005:24).

Metriks SWOT adalah alat yang digunakan untuk menyususn faktor-faktor

strategi perusahaan.Metriks ini dapat mengambarkan secara jelas

bagaimana peluang yang dihadapi perusahaan, dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Tabel 4. Matriks SWOT.

INFAS Kekuatan (strengths) Kelemahan

tentukan faktor-faktor (weaknesses)


EFAS
32

kekuatan internal tentukan faktor-faktor

kelemahan internal
Peluang Strategi SO : Strategi WO:
Ciptakan strategi yang
(Opportunities) ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
tentukan faktor peluang meminimalkan
untuk memanfaatkan
ekstefnal kelemahan untuk
peluang
memanfaatkan

peuang
Ancaman (Treaths) Strategi ST: ciptakan Strategi WT: ciptakan

tentukan faktor-faktor strategi yang strategi yang

ancaman eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan

untuk mengatasi kelemahan dan

ancaman menghindari

ancaman

Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi

sekaligus yaitu :

1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikir perusahaan yaituh

dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk mereubut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.


2. Strategi ST
Strategi menggunkan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.


33

4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman


H. Konsep Operasional
Konsep operasisonal adalah pengertian, batasan dan ruang lingkup penelitian

ini guna memudahkan pemahaman dalam menganalisa data yang berhubungan

dengan penarikan kesimpulan dari hasil-hasil pengamatan variable yang ada,

dimana konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :


1. Strategi adalah suatu konsep atau cara seseorang untuk mencapai tujuan

tertentu.
2. Kontribusi adalah sesuatu yang diberikan untuk pihak lain dengan tujuan

biaya, atau kerugian tertentu atau bersama.


3. Peningkatan pendidikan merupakan upaya dalam membimbing manusia

yang belum dewasa kearah kedewasaan.


4. Keagamaan masyarakat adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas

kepercayaan dan prakrik yang berhubungan dengan hal yang suci.


34
35

Gambar 3. Bagan alir penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah

Gambaran umum wilayah penelitian menggambarkan keadaan dimana

suatu wilayah berada, dan segala yang berhubungan dengan apa yang dimiliki

oleh wilayah tersebut. Gambaran umum wilayah penelitian dijelaskan

sebagaimana uraian dibawah ini:

1. Letak dan batas Wilayah

Desa Molore dan Lameruru terletak di wilayah administrasi Kecamatan

Langgikima Kabupaten Konawe Utara. Dari Ibu Kota Kecamatan Langgikima,

Desa Molore berjarak 7 km dan 80 km dari Ibu Kota Kebupaten.

Desa Molore berbatasan dengan;


Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pariama
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tobimeita
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Lasolo
Sebelah utara berbatasan dengan Sulawesi Tengah.
Desa Lameruru berbatasan dengan:
Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pariama
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Molore
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Lasolo
Sebelah utara berbatasan dengan Sulawesi Tengah.

2. Keadaan Iklim dan Topografi


36

Perairan laut hanya terdapat di Desa Molore dan Desa Lameruru, sedangkan

sungai hampir terdapat (dilintasi) disetiap desa/kelurahan. Beberapa sungai yang

ada dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk tempat penangkapan ikan, tetapi

hanya untuk kebutuhan rumah tangga sendiri. Sungai Landawe di Desa Polora

Indah dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk usaha penggalian pasir

dengan menggunakan mesin isap. Sebagai wilayah beriklim tropis, Kecamatan

Langgikima mengalami musim kemarau dan musim penghujan. Pada Bulan Mei

sampai dengan September, angin banyak mengandung uap air, pada bulan-bulan

tersebut terjadi musim Penghujan. Sekitar bulan April-Mei , arus angin selalu

tidak menentu dengan curah hujan kadang-kadang kurang dan kadang-kadang

lebih, yang dikenal sebagai musim Pancaroba. Sedangkan pada akhir bulan

Oktober sampai dengan Desember, angin bertiup dari arah Timur yang kurang

mengandung uap air, sehingga mengakibatkan minimnya curah hujan pada bulan-

bulan tersebut. Curah hujan Kecamatan Langgikima mengalami penurunan di

banding dua tahun sebelumnya yang mencapai 2.048 mm lebih rendah

dibandingkan Tahun 2011 yang mencapai 2.503 mm, dengan intensitas hari hujan

tahun 2013 sebanyak 161 hari dengan curah hujan 1.593 mm. Seperti halnya

kondisi tahun lalu, keadaan musim sedikit menyimpang dari kebiasaan, yang

mungkin diakibatkan perubahan kondisi alam yang tidak menentu. Hal tersebut

dapat dilihat dari curah hujan dan hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei s/d

Juli, yang mencapai 897 mm pada bulan Juli dan hari hujan sebesar 22 hh pada

Bulan Juni. Data curah hujan Kecamatan Langgikima dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.
37

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada hakekatnya penduduk dengan segala potensi yang dimilikinya akan

sangat mendukung kelancaran dalam pelaksanaan segala bidang. Potensi yang

dimaksud adalah sumberdaya manusia. Dengan dukungan sumberdaya manusia

yang berkualitas akan sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai

pembangunan terlebih lagi dengan adanya dukungan sumberdaya alam, modal dan

sumberdaya lainnya yang sangat potensial untuk menjalankan pembangunan

dengan baik.

Jumlah penduduk yang besar apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai

tenaga kerja produktif yang berkualitas akan merupakan modal pembangunan

yang handal dan dapat mendatangkan keuntungan bagi usaha pembangunan

bangsa.

Tabel 5. Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin, Di Desa Molore dan


Desa Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara

Jenis kelamin (orang) Jumlah Rasio jenis


No. Desa
Laki-laki Perempuan (orang) kelamin
1 Molore 322 274 596 118
2 Lameruru 286 200 486 143
Jumlah 987 788 1.775 382
Sumber: BPS Konawe Utara

Tabel 1 menunjukkan bahwa keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin

di Kecamatan Langgikima di Desa Molore dimana jumlah pendduk laki-laki

sebanyak 322 orang, sedangkan jumlah penduduk perempuannya sebanyak 274

orang, sehingga jumlah penduduk sebanyak dari 596 orang dan rasio jenis

kelamin sebanyak 118 orang. Sedangkan di Desa Lameruru jumlah penduduk


38

sebanyak 486, yang terdiri dari 286 laki-laki,dan sebanyak 200 orang perempuan,

dan rasio jenis kelamin sebanyak 143 orang.

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi

Perkembangan suatu daerah pada dasarnya berkaitan dengan ketersediaan

sarana dan prsarana sosial ekonomi, sebab semakin baik sarana semakin

mendukung tercapainya interaksi soaial ekonomi sehingga upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat setempat semakin mudah diwujudkan (Holzner, 1997)

Pembangunan dibidang apapun memerlukan adanya sarana dan prasarana

yang dapat menunjang kelancaran dalam melakukan berbagai kegiatan yang

dilakukan khususnya pemasaran. Ketersediaan sarana dan prasarana dapat

menunjang kegiatan masyarakat dalam pembangunan, dengan kata lain

ketersediaan fasilitas dapat memperlancar atau mempercepat proses

pembangunan, disamping itu dapat membuka peluang dan kesempatan yang lebih

besar dari berbagai alternatif dalam berusaha. Adapun sarana dan prsarana yang

ada di Desa Molore dan Desa Lameruru dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 6. Sarana dan Prsarana yang Ada Di Desa Molore dan Desa Lameruru
39

Desa
No Sarana Dan Prasarana
Molore (Unit) Lameruru (Unit)
1 Kantor desa 1 1
2 Balai desa 1 1
3 Sanggar PKK 1 Tidak ada
4 Pos kamling 2 Tidak ada
5 SD 1 I
6 SMP 1 Tidak ada
7 SMA Tidak ada Tidak ada
8 Puskesmas pembantu 1 1
9 Posyandu 1 1
10 Mesjid 1 1
Jumlah 11 6
Sumber: Data BPS Konawe Utara 2016

Tabel 2 menunjukkan bahwa keadaan sarana dan prasarana sosial ekonomi

yang ada di Desa Molore dan Desa Lameruru bisa dibilang sedang, karena sarana

dan prasarana yang lain sudah bagus, tetapi pada aspek sarana dan prasarana

dibidang pendidikan belum memadai. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya

sarana dan prasarana sekolah yang mendukung pada tingkat SMA. Belum adanya

sarana pendidikan yang memadai dapat berpengaruh terhadap motivasi siswa

untuk melanjutkan sekolah. Sarana pendidikan merupakan faktor yang

mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang lebih baik. Sarana

dan prasarana pada aspek kesehatan ssudah memadai, dan juga diaspek

pertahanan sipil (pos kamling) juga sudah memadai. Namun, untuk sarana dan

prasarana pemerintahan desa, hanya desa Lameruru yang tidak memiliki kantor

desa.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan


40

Hasil penelitian dan pembahasan mendeskripsikan hasil yang diperoleh

dari lokasi atau tempat penenlitian. Hasil penelitian dan pembahasan dijelaskan

sebagaimana uraian dibawah ini.

1. Identitas Responden

Responden penelitian ini adalah Masyarakat di Desa Molore dan Desa

Lameruru, dan Karyawan PT. SPR Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe

Utara. Identitas responden dalam penelitian ini yaitu umur, tingkat pendidikan,

dan Pekerjaan. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai identitas

responden yang diteliti, maka diuraikan berdasarkan bagian-bagian berikut :

a. Umur Responden

Umur merupakan salah satu faktor penunjang untuk melihat produktivitas

seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Apabilah semakin tua umur

seseorang maka akan mempengaruhi tingkat produktivitasnya pula dalam bekerja.

(Soeharjo dan Patong, 1984) dalam (Sirajudin, 2012) mengelompokan umur

berdasarkan kelompok produktif kisaran 15-54 tahun, sedangkan 55 tahun keatas

dikategorikan umur non produktif.

Umur responden dapat menggambarkan pada posisi manajemen responden

itu berada. Jika sebagian berada pada umur produktif maka peluang untuk

meningkatkan produksi masih cukup besar, tetapi sebaliknya umur responden

berada pada umur non produktif peluang untuk meningkatkan jumlah produksinya

semakin kecil. Umur responden sangat mempengaruhi segala aspek dalam

melakukan kegiatan yang dijalankan oleh responden, baik dalam bekerja maupun

cara berpikirnya dan dapat menunjang keberhasilan dalam usahanya. Gambaran


41

tentang umur responden di Desa Molore dan Desa Langgikima dapat dilihat pada

tabel 3.

Tabel 7. Keadaan Responden Berdasarkan Golongan Umur di Desa Molore dan


Desa Lameruru Tahun 2016.
No. Golongan Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1. Produktif (15 - 54) 61 92,42
2. Non Produktif (diatas 54) 5 7,58
Jumlah 66 100
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2017

Tabel 3 menunjukan bahwa 92,42 % atau sebanyak 61 orang responden

berada pada usia produktif antara 15- 54 tahun, sedangkan responden yang berada

pada usia non produktif diatas 55 tahun sebanyak 5 orang atau 7,58 %. Hal ini

berarti bahwa kemampuan fisik dan kemampuan berfikir Masyarakat di Desa

Molore dan Desa Lameruru masih dalam kondisi produktif. Oleh karena itu,

masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam kemampuan fisik maka seharusnya

pihak-pihak yang bersangkutan memberikan lapangan pekerjaaan sesuai dengan

kemampuan baik secara fisik ataupun secara psikis. Sehingga dapat diharapkan

masyarakat memperoleh penghidupan yang layak dan berkelanjutan.

b. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang menentukan kemampuan dan

cara berpikir responden dalam mengelola usahanya. Semakin tinggi pendidikan

formal responden, maka pengetahuan dan wawasannya luas serta cara berpikirnya

akan semakin rasional. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk

meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga kualitas sumber

daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan, semakin tinggi

pendidkan formal, maka pengetahuan dan wawasannya semakin luas. Apabila


42

masyarakat memiliki pendidikan yang memadai, maka masyarakat tersebut akan

berpikir dan bertindak lebih rasional dalam mengambil keputusan dengan

mempertimbangkan berbagai aspek terkait tingkat kesejahteraan. Keadaan

responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 8. Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Desa


Molore dan Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe
Utara Tahun 2016.

No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)


. (orang)
1 Tidak Sekolah - -
2 SD/Sederajat 6 9,09
3 SMP/Sederajat 18 27,27
4 SMA/Sederajat 30 45,46
5 Universitas/Sederajat 12 18,18
2 Jumlah 66 100
Sumber: Data primer diolah 2017

Tabel 4 menunjukkan bahwa responden di Desa Molore dan Desa

Lameruru Kecamatan Langgikima pada umumnya telah menempuh pendidikan

formal. Hasil persentase responden yang menempuh jenjang pendidikan sekolah

dasar/SD sebanyak 6 orang (9,09%), lebih sedikit bila dibandingkan dengan

responden yang menempuh jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (SMP)

sebanyak 18 orang (27,27%). Sedangkan responden yang menempuh jenjang

pendidikan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 30 orang (45,46%) lebih

banyak bila dibandingkan dengan responden yang menempuh jenjang pendidikan

S1 sebanyak 12 orang (18,18%).

Kondisi tingkat pendidikan para responden yang mayoritas berpendidikan

tamatan sekolah menengah atas memungkinkan mereka hanya berharap pada

pengalaman dalam mengusahakan usahatani, nelayan dan sebagainya, karena


43

semakin tinggi pendidikan formal responden, maka pengetahuan dan wawasannya

semakin luas pula serta cara berpikirnya akan semakin rasional. Pendidikan pula

merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan dan merangsang seseorang

untuk kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang

berkaitan dengan usaha yang digeluti.

c. Pekerjaan
Dari sampel penelitian yang berjumlah 86 orang responden di Desa

Molore dan Desa Lameruru, diketahui jenis pekerjaan mayarakat yang terkena

dampak aktivitas pertambangan dalam pengembangan Pendidikan dan keagamaan

masyarakat di Desa Molore dan Desa Lameruru. Ada 12 macam pekerjaan yang

dimiliki oleh objek penelitian, yaitu, Karyawan PT. Stargate Pasific Resources

(SPR), petani, Pedagang, PNS/Guru Honorer, Wiraswasta, Buruh Kelapa Sawit,

Mahasiswa (i)/Pelajar, Nelayan, Kepala Desa, sekertaris Desa, BPD dan Imam

Mesjid. Penjelasan dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 9. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah(Orang) Persentase (%)


1 Karyawan PT. SPR 9 13,64
2 Petani 11 16,66
3 Pedagang 8 12,12
4 PNS/Guru Honor 6 9,09
5 Wiraswasta 5 7,58
6 Buruh Kelapa Sawit 3 4,55
7 Mahasiswa (i)/Pelajar 9 13,64
8 Nelayan 7 10,60
9 KADES 2 3,03
10 SEKDES 2 3,03
11 BPD 2 3,03
44

12 Imam Masjid 2 3,03


Jumlah 66 100

Pada tabel 5. Menunjukkan responden dengan pekerjaan Petani memiliki

jumlah yang sangat banyak yaitu 11 orang (16,66%) dibandingkan jenis pekerjaan

lain. Jenis pekerjaan responden juga berdampak pada pemenuhan kebutuhan

sehari-hari.
2. Analisis Strategi PT. Stargate Pasific Resources dalam Pengembangan
Pendidikan dan Keagamaan Masyarakat di Desa Molore dan Desa
Lameruru

Strategi PT. Stargate Pasific Resources dalam pengembangan pendidikan

dan keagamaan masyarakat di Desa Molore dan Desa Lameruru dideskripsikan

melalui matriks SWOT. Matriks SWOT memberikan gambaran dengan jelas

tentang faktor internal (IFAS) yaitu menjadi Strength (kekuatan) dan Weakness

(kelemahan) serta faktor eksternal (EFAS) yaitu Opportunities (peluang) dan

Threats (ancaman) yang dimiliki PT. Stargate Pasific Resources.

a. Analisis Faktor Internal (IFAS) dan Eksternal (EFAS)

Faktor-faktor strategis PT. Stargate Pasific Resources dalam

pengembangan pendidikan dan keagamaan terhadap masyarakat Desa Molore dan

Desa Lameruru yang diperoleh melaui jawan responden kemudian dimasukkan

dalam bentuk Tabel 5 dan tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 10. Internal Strategic Factor Aanalisys Summary (IFAS)


Nilai
IFAS Reting Bobot
Skor
Kekuatan (Strength)
1. respon masyarakat terhadap penerapan 3,429 0,111 0,379
45

program CSR PT. Stargate Pasific


Resources
2. tanggapan masyarakat terhadap kontribusi
3,429 0,111 0,379
PT. Stargate Pasific Resources
3. pengaruh kontribusi terhadap peningkatan
3,143 0,101 0,319
pendidikan dan keagamaan masyarakat
4. kontribusi yang perusahaan sudah berikan
terhadap masyarakat dalam meningkatankan 3,429 0,111 0,379
pendidikan dan keagamaan
5. jaminan perusahaan yang diberikan kepada
masyarakat dalam meningkatkan pendidikan 3,000 0,097 0,290
dan keagamaan
6. kerjasama perusahaan dengan masyarakat
dalam meningkatkan pendidikan dan 3,000 0,097 0,290
keagamaan
Sub Total 19,429 0,627 2,037
Kelemahan (Weaknesses)
1. tingkat minat masyarakat dalam
mengembangkan pendidikan dan 2,000 0,065 0,129
keagamaan
2. tingkat kesuksesan dalam menjalankan
kontribusi perusahaan dalam meningkatkan 2,249 0,078 0,190
pendidikan dan keagamaan
3. Permasalahan yang perusahaan dapatkan
disaat melakukan kontribusi terhadap 2,571 0,083 0,213
pendidikan dan keagamaan
4. Keterbatasan jumlah kontribusi yang
perusahaan berikan terhadap peningkatan 2,000 0,065 0,129
pendidikan dan keagamaan
5. Keterbatasan jumlah pendidik baik dibidang
2,571 0,083 0,213
pendidikan maupun keagamaan
Sub Total 11,571 0,373 0,875
Total 31,000 1,000 2,912
Sumber: Data diolah 2017

Tabel 11. External Strategic Factor Aanalisys Summary (EFAS)


Nilai
EFAS Reting Bobot
Skor
Peluang (Opportunities)
1. perusahaan mampu mengembangakan
2,857 0,080 0,229
pendidikan dan keagamaan
2. jalinan kerjasama perusahaan dengan 2,571 0,072 0,186
pemerintah dalam mengembangan
46

pendidikandan keagamaan masyarakat


3. dampak yang dirasakan perusahaan dalam
melakukan kontribusi terhadap peningkatan 2,857 0,080 0,229
pendidikan dan keagamaan masyarakat
4. citra perusahaan dimata masyarakat dalam
menjalankan kontribusi terhadap pendidikan 2,857 0,080 0,229
dan keagamaan masyarakat
5. respon mayarakat terhadap pelatiahan
pendidikan dan keagamaan yang dilakukan 3,000 0,084 0,253
perusahaan
6. respon masyarakat melihat konntribusi
perusahaan selama ini dalam meningkatkan 3,143 0,088 0,278
pendidikan dan keagamaan
7. inisiatif masyarakat dalam peningkatan
2,857 0,080 0,229
pendidikan dan keagamaan masyarakat
Sub Total 20,143 0,566 1,635
Ancaman (Treats)
1. tingkat persaigan antara perusahaan dalam
melakukan kontribusi terhadap masyarakat
1,857 0,052 0,097
dalam meningkatkan pendidikan dan
keagamaan
2. resiko perusahan dalam menjalankan
program perusahaan dalam meningkatkan 2,286 0,064 0,147
pendidikan dan keagamaan
3. resiko yang ditimbulkan dalam peningkatan
3,000 0,084 0,253
pendidikan dan keagamaan
4. Tuntutan utama masyarakat dalam
menjalankan kontribusi perusahaan 2,286 0,064 0,147
dibidanng pendidikan dan keagamaan
5. kriminalitas pencurian fasilitas pendidikan
dan keagamaan yang perusahaan telah 3,286 0,092 0,304
berikan kepada masyarakat

6. inisiatif masyarakat dalam menjaga dan


merawat fasilitas yang telah diberikan untuk 2,714 0,076 0,207
meningkatkan pendidikan dan keagamaan
Sub Total 15,429 0,434 1,154
Total 35,571 1,000 2,789
Sumber: Data diolah 2017

Berdasarkan pada tabel 6 di atas faktor-faktor kekuatan (strengths)

mempunyai nilai skor sebesar 2,037 sedangkan faktor-faktor kelemahan

(weaknesses) mempunyai nilai skor sebesar 0,875. Hal ini Berarti bahwa PT.
47

Stargate Pasific Resources mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan

faktor kelemahan dalam menentukan strategi pengembangan pendidikan dan

keagamaan masyarakat Desa Molore dan Desa Lameruru. Selanjutnya pada tabel

7 di atas, faktor-faktor peluang (opportunities) mempunyai nilai skor sebesar

1,635 dan faktor-faktor ancaman (threats) mempunyai nilai skor sebesar 1,154.

Dari nilai skor tersebut menunjukkan bahwa upaya penentuan strategi PT. Stargate

Pasific Resources mempunyai peluang yang cukup besar dibandingkan ancaman

yang akan timbul dalam menentukan strategi pengembangan pendidikan dan

keagamaan masyarakat Desa Molore dan Desa Lameruru.

b. Diagram SWOT

Agar PT. Stargate Pasific Resources dapat melihat posisinya dan Untuk

menetukan pilihan strategi yang lebih spesifik dalam rangka pengembangan

pendidikan dan keagamaan masyarakat Desa Molore dan Desa Lameruru dapat

dilihat pada diagram SWOT berikut:

Gambar 4. Diagram analisis SWOT

III. Mendukung Strategi BERBAGAI


Turnaroud PELUANG

IV. Mendukung Strategi


I. Mendukung agresif
Deferensi
W<T S>O
KELEMAHAN (0,875 < (2,037 > KEKUATAN
INTERNAL S > T)
1,154 O > W)
1,635 INTERNAL
(2,037 > (1,635 >
1,154) 0,875)

BERBAGAI
II. Mendukung
ANCAMAN
48

Sumber: Data diolah 2017

Berdasarkan diagram di atas, ditunjukan bahwa S > O (2,037 > 1,635) dan

W<T, hal ini berarti bahwa kekuatan lebih besar daripada peluang yang ada,

dimana Strategi PT. Stargategi Pasific Resources dalam pengembangan

pendidikan dan keagamaan masyarakat di Desa Molore dan Desa Lameruru

berada dalam kondisi mendukung agresif dan mendukung strategi deferensi

c. Formulasi Strategi

Setelah mengetahui posisi Strategi PT. Stargate Pasific Resources dan

didapatkan inti strategi berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman,

maka dapat diformulasikan Strategi PT. Stargate Pasific Resources dalam

pengembangan pendidikan dan keagamaan masyarakat di Desa Molore dan Desa

Lameruru. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan matriks SWOT.

Matriks SWOT PT. Stargate Pasific Resources dapat dilihat pada tabel 8 berikut:
49

Tabel 12. Formulasi Strategi PT. Stargate Pasific Resources dalam Pengembangan Pendidikan dan Keagamaan Masyarakat
Di Desa Molore dan Desa Lameruru

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)


1. Respon masyarakat terhadap 1. Tingkat minat masyarakat
penerapan program CSR PT. Stargate 2. Tingkat kesuksesan dalam
Pasific Resources menjalankan kontribusi
IFAS
2. Tanggapan masyarakat terhadap perusahaan
kontribusi PT. Stargate Pasific 3. Permasalahan yang perusahaan
EFAS Resources dapatkan disaat melakukan
3. Pengaruh kontribusi kontribusi
4. Kontribusi yang perusahaan sudah 4. Keterbatasan jumlah kontribusi
berikan terhadap masyarakat yang perusahaan berikan
5. Jaminan perusahaan yang diberikan 5. Keterbatasan jumlah pendidik
kepada masyarakat baik
6. Kerjasama perusahaan dengan
masyarakat
Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO
1.Perusahaan mampu 1. Meningkatkan kapasitas produksi 1. Meningkatkan minat masyarakat
mengembangakan pendidikan dan perusahaan dan mempererat jalinan dan jumlah pendidik baik dengan
keagamaan kerjasama perusahaan dengan memanfaatkan kesanggupan
2.Jalinan kerjasama perusahaan dengan pemerintah dengan memanfaatkan perusahaan dalam
pemerintah program CSR, kontribusi dan mengembangakan pendidikan
3.Dampak yang dirasakan perusahaan kerjasama perusahaan dengan dan keagamaan dan jalinan
dalam melakukan kontribusi masyarakat. kerjasama perusahaan dengan
4.Citra perusahaan dimata masyarakat (S1,S2, S6 O1,O2) pemerintah.
dalam menjalankan kontribusi (W1, W2 - O1,O2)
5.Respon mayarakat terhadap
50

pelatiahan yang dilakukan 2. Meningkatkan dampak positif dan citra 2. Meminimalkan kesuksesan,
perusahaan yang baik dengan memanfaatkan permasalahan dan keterbatasan
6.Respon masyarakat melihat kontribusi yang perusahaan sudah perusahaan dengan
konntribusi perusahaan selama ini berikan kepada masyarakat dan respon memanfaatkan citra perusahaan
7.Inisiatif masyarakat masyarakat serta inisiatif masyarakat. serta inisiatif masyarakat
(S3, S4, S5 O3, O4, 06, O7) terhadap kontribusi perusahaan.
(W3, W4, W5 O4, O5, O6, O7)

Ancaman (Treaths) Strategi ST Strategi WT


1. Tingkat persaigan antara 1. Mengatasi persaigan antara perusahaan 1. Membuat pos keamanan.
perusahaan dalam melakukan dalam melakukan kontribusi dengan (W4 T5)
kontribusi memahami respon serta tanggapan 2. Membuat kotak kritik dan saran
2. Resiko perusahan dalam masyarakat terhadap program CSR dan bagi perusahaan.
menjalankan program perusahaan (W1, W2, W3, W5 T4, T6)
kontribusi yang diberikan oleh
3. Resiko yang ditimbulkan perusahaan.
4. Tuntutan utama masyarakat (S1, S2, S3, S4 T1)
dalam menjalankan kontribusi 2. Meminimalkan resiko dan tingkat
perusahaan kriminalitas pencurian dengan
5. Tingkat kriminalitas pencurian memanfaatkan jaminan yang diberikan
fasilitas yang perusahaan telah dan kerjasama perusahaan dengan
berikan kepada masyarakat masyarakat.
(S5, S6 T2, T3, T5)
6. Inisiatif masyarakat dalam 3. Memahami tuntutan utama masyarakat
menjaga dan merawat fasilitas dengan memberikan kontribusi kepada
yang telah diberikan masyarakat.
(S1, S2, S3, S4 T4)
4. Meningkatkan inisisatif masyarakat
51

dalam menjaga dan merawat fasilitas


yang telah diberikan dengan
meningkatkan kerjasama perusahaan
dengan masyarakat
(S6 T6)
Sumber: data diolah 2017
52

Berdasarkan tabel 8 di atas, menunjukan bahwa faktor internal

(IFAS) dan eksternal (EFAS) yang positif, hal ini berarti kekuatan PT.

Stargate Pasific Resources relatif lebih unggul dibanding dengan

kelemahannya, sedangkan peluang yang saat ini dihadapi lebih besar

daripada ancamannya. Sehingga arah strategi yang tepat untuk

dilaksanakan adalah dengan meningkatkan dan memperbesar peranan dan

kontribusi PT. Stargate Pasific Resources dalam berbagai kegiatan sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki sekaligus untuk memperluas peran serta

memanfaatkan berbagai peluang.

Strategi yang digunakan PT. Stargate Pasific Resources dalam rangka

pengembangan pendidikan dan keagamaan masyarakat Desa Molore dan Desa

Lameruru dapat dilakukan dengan meningkatkan minat masyarakat dan jumlah

pendidik baik dengan memanfaatkan kesanggupan perusahaan dalam

mengembangakan pendidikan dan keagamaan dan jalinan kerjasama perusahaan

dengan pemerintah.

3. Bentuk Kontribusi PT. Stargate Pasific Resources Dalam Pengembangan


Pendidikan dan Keagamaan Terhadap Masyarakat Desa Molore dan Desa
Lameruru

Kontribusi yang diberikan PT. Stargate Pasific Resources sangatlah penting

dan berpengaruh terhadap kualitas masyarakat. Hal ini dikarenakan kontribusi yang

diberikan berupa dana tambahan yang terkadang tidak semua perusahaan memberikan

dana tersebut, bantuan itu dapat memberikan peluang kepada masyarakat untuk
53

mengembangkan dan meningkatkan pendidikan dan keagamaan sehingga masyarakat

bisa memahami dan mengamalkan ajaran agama terutama dari segi tingkah laku.

Bantuan yang diberikan PT. Stargate Pasific Resources untuk Masyarakat Desa

Molore dan Desa Lameruru, meliputi:

a. Bantuan Beasiswa

Kontribusi yang diberikan PT. Stargate Pasific Resources dalam

pengembangan pendidikan adalah dengan memberikan bantuan beasiswa bagi

siswa/siswi SD, SMP dan SMA khususnya siswa yang kuliah diperguruan tinggi,

jenis beasiswa ini ada dua macam, ada beasiswa prestasi dan beasiswa kurang

mampu. Beasiswa berprestasi apabila memperoleh nilai IPK 3,0 lebih, dan beasiswa

kurang mampu diberikan bagi mahasiswa yang memang dari keluarga yang kurang

mampu disertai bukti surat keterangan tidak mampu dari Kepala Desa setempat.

b. Mendirikan Sekolah atau Pusat Peningkatan Keagamaan Masyarakat

Kontribusi yang dilaksanakan PT. Stargate Pasific Resources dalam

pengembangan Pendidikan dan keagamaan terhadap masyarakat Desa Molore dan

Desa Lameruru yang dilakukan melalui program CSR lebih berupa bantuan

infrastruktur seperti sekolah dan tempat ibadah baik itu mesjid maupun moshalla,

meskipun ada sedikit bantuan untuk imam mesjid dan pengurus mesjid berupa

pemberikan insentif.

c. Upah/Insentif Terhadap Guru Pendidik Non PNS dan Imam Mesjid

Kontribusi lainya yang diberikan PT. Stargate Pasific Resources dalam

pengembangan pendidikan dan keagamaan masyarakat di Desa Molore dan Desa


54

Lameruru adalah dengan memberikan upah/insentif terhadap guru pendidik non PNS

dan imam mesjid serta pengurus menjid. Pemberikan upah/insentif terhadap guru

pendidik non PNS bertujuan untuk memotivasi guru pendidik non PNS agar terus

menerus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam

melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban serta tanggung jawabnya yang

pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan.

4. Tanggapan Masyarakat Terhadap Strategi dan Kontribusi Perusahaan PT.


Stargate Pasific Resources

Pelaksanaan CSR Sebagai salah satu bentuk strategi dan kontribusi

perusahaan PT. Stargate Pasific Resources di Desa Lameruru dan Desa Molore

dalam pengembangan Pendidikan dan keagamaan yang bertujuan untuk membangun

dan mempertahankan hubungan baik dengan masyarakat di sekitar wilayah

operasional. Hal ini dikarenakan masyarakat sekitar perusahaan juga dapat

mempengaruhi eksistensi perusahaan, baik di wilayah itu maupun di dalam dunia

bisnis, untuk itu terdapat tanggapan masyarakat mengenai strategi dan kontribusi PT.

Stargate Pasific Resources dalam pengembangan Pendidikan dan keagamaan.

a. Tanggapan Masyarakat Desa Molore

Pada penelitian ini, tanggapan masyarakat masyarakat Desa Molore terhadap

strategi dan kontribusi perusahaan PT. Stargate Pasific Resources dalam

pengembangan Pendidikan dan keagamaan terdiri dari tiga kategori yaitu kategori

rendah, kategori sedang dan kategori tinggi. Berikut ini tabel tanggapan masyarakat
55

terhadap strategi dan kontribusi PT. Stargate Pasific Resources dalam pengembangan

Pendidikan dan keagamaan:

Tabel 13. Tanggapan Masyarakat Terhadap Strategi dan Kontribusi PT. Stargate
Pasific Resources dalam Pengembangan Pendidikan dan Keagamaan Di
Desa Molore.
Tanggapan Masyarakat
No. Terhadap Strategi dan
Jumlah Responden Persentase
Kontribusi PT. SPR dalam
(Jiwa) (%)
Pengembangan Pendidikan dan
Keagamaan
1. Rendah 0 0
2. Sedang 32 96,97
3. Tinggi 1 3,03
Jumlah 33 100
Sumber: data primer diolah 2017

Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa tanggapan masyarakat Desa Molore

terhadap strategi dan kontribusi PT. Stargate Pasific Resources (SPR) dalam

pengembangan Pendidikan dan keagamaan didominasi pada kategori sedang, yakni

sebanyak 32 responden (96,97%).

Hal ini menunjukan bahwa Strategi dan Kontribusi PT. SPR dalam

pengembangan pendidikan dan keagamaan sudah dirasakan oleh masyarakat namun

belum maksimal dikarenakan pelaksanaan CSR tidak terfokus pada pengembangan

pendidikan dan keagamaan tetapi CSR juga digunakan untuk menjalankan program-

program yang lainya serta pembagiannya belum merata. Walaupun demikian

setidaknya masyarakat sudah merasakan sebagian hasil dari pengolahan tambang

Nikel. Untuk melihat tanggapan masyarakat terhadap strategi dan kontribusi PT.
56

Stargate Pasific Resources dalam pengembangan Pendidikan dan keagamaan, dapat

dilihat pada Lampiran 5.

b. Tanggapan Masyarakat Desa Lameruru

Sama halnya dengan tanggapan masyarakat di Desa Molore, tanggapan

Masyarakat Desa Lameruru dalam pengembangan pendidikan dan keagamaan pada

penelitian ini terdiri dari tiga kategori yaitu kategori rendah, kategori sedang dan

kategori rendah. Berikut ini tabel tanggapan masyarakat terhadap strategi dan

kontribusi PT. Stargate Pasific Resources dalam pengembangan Pendidikan dan

keagamaan.

Tabel 14. Tanggapan Masyarakat Terhadap Strategi dan Kontribusi PT. Stargate
Pasific Resources dalam Pengembangan Pendidikan dan Keagamaan Di
Desa Lameruru.

Tanggapan Masyarakat
No
Terhadap Strategi dan
. Jumlah Responden Persentase
Kontribusi PT. SPR dalam
(Jiwa) (%)
Pengembangan Pendidikan
dan Keagamaan
1. Rendah 0 0
2. Sedang 30 90,91
3. Tinggi 3 9,09
Jumlah 33 100
Sumber: data primer diolah 2017

Berdasarkan Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa tanggapan masyarakat

terhadap strategi dan kontribusi PT. Stargate Pasific Resources (SPR) dalam

pengembangan Pendidikan dan keagamaan didominasi pada kategori sedang, yakni

sebanyak 30 responden (90,91%). Hal ini menunjukan bahwa Strategi dan Kontribusi
57

PT. SPR dalam Pengembangan Pendidikan dan Keagamaan sudah dirasakan oleh

masyarakat namun belum maksimal dikarenakan pelaksanaan CSR tidak terfokus

pada pengembangan pendidikan dan keagamaan tetapi CSR juga digunakan untuk

menjalankan program-program yang lainya serat masyarakat menganggap Perusahaan

PT. SPR dapat memberikan upah/insentif terhadap guru pendidik non PNS dan

kepada imam mesjid serta pengurus menjid dalam meningkatkan pendidikan dan

keagamaan.

Dari tanggapan masyarakat tersebut dapat disimpulkan harapan masyarakat

untuk lebih diperhatikan, selain pemberian dana CSR, masyarakat sangat

mengharapkan adanya pemberdayaan yang melibatkan masyarakat secara langung

agar mereka memiliki daya dan bekal yang cukup, tanpa adanya keterlibatan

masyarakat secara penuh, perbaikan kualitas kehidupan masyarakat tidak akan

membawa hasil yang berarti. Untuk melihat tanggapan masyarakat terhadap strategi

dan kontribusi PT. Stargate Pasific Resources dalam pengembangan Pendidikan dan

keagamaan, dapat dilihat pada Lampiran 6.


58

V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian pembahasan

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:


1. Strengths (S) > Opportunities (O) (2,037 > 1,635) dan Weaknesses (W) < Treaths

(T) (0,875 < 1,154). Hal ini berarti bahwa strategi yang digunakan PT. Stargate

Pasific Resources dalam rangka pengembangan pendidikan dan keagamaan

masyarakat Desa Molore dan Desa Lameruru dapat dilakukan dengan

meningkatkan minat masyarakat dan jumlah pendidik baik dengan

memanfaatkan kesanggupan perusahaan dalam mengembangakan pendidikan

dan keagamaan dan jalinan kerjasama perusahaan dengan pemerintah.


2. Bentuk - bentuk kontribusi yang dilaksanakan PT. Stargate Pasific Resources

dalam pengembangan Pendidikan dan keagamaan terhadap masyarakat Desa

Molore dan Desa Lameruru adalah bantuan beasiswa, mendirikan sekolah atau

pusat peningkatan keagamaan masyarakat, memberikan upah/insentif terhadap

guru pendidik non pns dan imam mesjid.


3. Masing-masing warga Desa Molore dan Desa Lameruru dalam menjawab

kuesioner berupa tanggapannya terkait strategi dan kontribusi PT. Stargate

Pasific Resources dalam pengembangan Pendidikan dan keagamaan

yang dominan menjawab pernyataan yaitu pada kategori sedang. Hal ini berarti
59

bahwa strategi dan kontribusi PT. SPR dalam pengembangan pendidikan dan

keagamaan sudah dirasakan oleh masyarakat namun dirasa belum maksimal.


B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti

mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan, yaitu PT. Stargate Pasific Resource disarankan untuk

memberikan program CSR diharapkan terintegrasi sesuai dengan keadaan

lapangan dan kondisi masyarakat serta menentukan strategi yang tepat khususnya

dalam pengembangan Pendidikan dan keagamaan masyarakat.


2. Bagi masyarakat, yaitu diharapkan untuk tetap menjaga hubungan timbal-balik

(komunikasi) yang baik antara masyarakat dengan perusahaan.


3. Bagi pemerintah, yaitu disarankan untuk tetap melihat kebutuhan-kebutuhan

masyarakat yang akan datang terkait kegiatan perushaan pertambangan

selanjutnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat disarankan untuk mengambil objek penelitian

yaitu strategi dan kontribusi pt. Stargate Pasific Resources terhadap peningkatan

pendidikan dan keagamaan masyarakat Desa Molore dan Desa Lameruru pada

tahun yang berbeda untuk kemudian dilakukan pengujian secara parsial dan

simultan sehingga dapat dilakukannya suatu perbandingan strategi dan kontribusi

perusahaan dari tahun ke tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Norman P. (ed.), Metodologi Studi Agama (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,


2000) hlm. 9
60

Cangara, Hafied. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada.

Feedy. Rangkuti,2002. Analisis SWOT Teknik Membeda Kasus bisnis : Gramedia


Pustaka utama, Jakarta

Guritno, 1992.Pengertian Kontribusi. Bumi Aksara, Jakarta

Hendropuspito, Sosiologi Agama (Yogyakarta : Kanisius, 1998) hlm. 34

Indonesia Business Links. 2011. Komunikasi CSR yang Memberdayakan. (diakses


Pada 18 Oktober 2016) Dari
http://ibl.or.id/index.php?id=article&sid=details&articleID=627&lang=en

Jefkins, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta : Erlangga

Kiroyan, Noke. 2009. CSR Compliance and Business Opportunities. Materi


presentasi disampaikan pada pertemuan Amerika Chamber in Indonesia, 26
Mei 2009.

Nwagbara, U., dan Reid, P., 2013. Corporate social responsibility communication in
the age of new media:

Richard L. Daft, 2010, Era Baru Manajemen,Edward Tanujaya, Edisi9,Salemba


Empat.

Rusdianto, Ujang. 2013. CSR Communications A Framework for PR Practitioners.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumber : CSR Communication A Framework for PR Practitioners, Ujang


Rusdianto, Hal: 33-35.
Sumber: CSR Communications: A Framework for PR Practitioners, Ujang
Rusdianto, hal 87- 89.

Suharto. 2008. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat Kajian


Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.
Bandung :PT Refika Aditama.
61

Thompson, James.1993. Developing Education. Toronto: NewGrace.inc. towards the


logic of sustainability communication, [e-journal] 14(3). Tersedia melalui:
ProQuest <http://www.proquest.com/> [Diakses pada 18 Oktober 2016].
Umar, Husein. 2001. Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan


terbatas.

Untung, H.B. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.

Lampiran 1. Kuisioner Masyarakat Desa Molore dan Desa Lameruru

KUISIONER
62

STRATEGI DAN KONTRIBUSI PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES


TERHADAP PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN MASYARAKAT DESA
MOLORE DAN DESA LAMERURU KECAMATAN LANGGIKIMA
KABUPATEN
KONAWE UTARA

No. Responden :.

Nama Responden :

Lokasi Wawancara :

Hari/tanggal wawancara :

A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama lengkap :
Jenis kelamin : ( )L/( ) P
Umur : Tahun
Suku :
Alamat :
Pekerjaan :
Jumlah anggota keluarga : Orang
Pendidikan terakhir : ( ) Tidak sekolah
( ) SD (Tamat/Tidak Tamat)
( ) SMP (Tamat/Tidak Tamat)
( ) SMA (Tamat/Tidak Tamat)
( ) Universitas (Tamat/Tidak Tamat)
B. PERTANYAAN VARIABEL
63

Petunjuk :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban
misalnya : (a) Sangat setuju, (b), Setuju, (c) Ragu-ragu, (d) Tidak setuju, (e) Sangat
tidak setuju, yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/I sesuai dan benar.
Keterangan :
a. SS = Sanagat Setuju
b. S = Setuju
c. RR = Ragu-ragu
d. TS = Tidak Setuju
e. STS = Sangat Tidak Setuju

TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP STRATEGI DAN KONTRIBUSI


PERUSAHAAN PT. STARGATE PASIFIC RESOURCES

Pertanyaan :
1. Program CSR yang dilakukan PT. Stargate Pasific Resources menfokuskan pada
peningkatan pendidikan dan keagamaan masyarakat?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju
2. Program CSR PT. Stargate Pasific resources berfokus pada upaya mengatasi
masalah pendidikan dan keagamaan masyarakat?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju
3. kontribusi yang dilakukan PT. Stargate Pasific resources dalam meningkatkan
pendidikan dan keagamaan bersifat program jangka panjang?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju
4. kontribusi yang dilakukan PT. Stargate Pasific resources berfokus pada
peningkatan fasitas dan mutu pendidikan dan keagamaan?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
64

c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju
5. Program perusahaan dalam meningkatkan pendidikan dan keagamaan melibatkan
masyarakat?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju
6. Kontribusi yang dilakukan perusahaan PT. Stargate Pasific Resources terkait
peningkatan pendidikan dan keagamaan sudah maksimal?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju
7. Berperan dalam pembangunan dan perbaikan sarana ibadah dan kegiatan
peribadatan adalah kegiatan yang bermanfaat dan perlu dilanjutkan oleh PT.
stargate pacific Resources?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju
8. Mendukung peningkatan pendidikan dan keagamaan adalah kegiatan yang
bermanfaat dan perlu dilanjutkan oleh PT. Stargate Pasific Resources?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju
9. Program CSR PT. Stargate Pasific Resources dalam bidang pendidikandan
keagamaan Memberikan beasiswa kepada mahasiswa dan pelajar?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju
65

10. Perusahaan PT. Stargate Pasific Resources memberikan upah/insentif terhadap


guru pendidik non PNS dalam meningkatkan pendidikan dan keagamaan?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju
11. Perusahaan PT. Stargate Pasific Resources memberikan insentif kepada imam
mesjid dan pengurus menjid?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju

12. Program CSR perusahaan PT. stargate pacific resources Mendirikan sekolah atau
Pusat peningkatan keagamaan masyarakat?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju

13. Program CSR PT. Stargate Pasific resources Menggelar kegiatan pengembangan
keagamaan dan pendidikan secara rutin?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju

14. Kontribusi perusahaan PT. Stargate Pasific Resources meningkatkan pengetahuan


bidang pendidikan dan keagamaan?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju
66

15. Program CSRR perusahaan PT. Strargate Pasific Resources meningkatkan


sarana dan prasarana pendidikan dan keagamaan masyarakat?
a. Sangat setuju.
b. Setuju.
c. Ragu-ragu.
d. Tidak setuju.
e. Sangat tidak setuju

Lampiran 2. Kuisioner perusahaan

ANGKET PENELITIAN
Nama Responde :

Jenis kelamin :

Umur :

Jabatan :
67

Petunjuk dalam pengisisan angket :

1. Bacalah dengan seksama butiran pertanyaan.


2. Jawab semua pertanyaan pada anngket dengan memberi tanda (x) pada kolom
jawabansesuai dengann jawaban anda.
3. Pilihlah jawan untuk fariabel factor kekuatan dan peluang meliputi : sangat
baik (SB), baik (B), Cukup (C), Tidak baik (TB), dan pilih jawaban untuk
variable factor kelemahan dan ancaan meliputi : Sangat Tinggi (ST), Tinggi
(T), Cukup (C), Rendah (R).
4. Pengisian dengan ketentuan sebagai berikut
a. Untuk factor kkekuatan dan peluang (nomor 1-13) beri tanda silang (x)
pada kolom pilihan jawaban. Kolom (SB) jika jawaban sangat baik, kolom
(B) jika jawaban baik, kolom (C) jika jawaban cukup, kolom (TB) jika
jawaban tidak baik.
b. Untuk factor kelemahan dan ancaman (nomor 14-26) beri tanda silang (x)
pada kolom pilihan jawaban, kolom (ST)jika jawaban sangat tinggi, kolom
(T) jika jawaban tinggi, kolom (C) jika jawaban cukup, kolom (R) jika
jawaban rendah.

INDIKATOR KEKUATAN JAWABAN


NO
pertanyaan SB B C TB
1. Bagaimana respon masyarakat terhadap
penerapan program CSR PT. Stargate Pasific
Resources?
2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap
68

kontribusi PT. Stargate Pasific Resources


3. Bagaimana pengaruh kontribusi terhadap
peningkatan pendidikan dan keagamaan
masyarakat?
4. Menurut anda, bagaimana kontribusi yang
perusahaan sudah berikan terhadap masyarakat
dalam meningkatankan pendidikan dan
keagamaan?
5. Bagaimana jaminan perusahaan yang diberikan
kepada masyarakat dalam meningkatkan
pendidikan dan keagamaan?
6. Bagaimana kerjasama perusahaan dengan
masyarakat dalam meningkatkan pendidikan
dan keagamaan?

INDIKATOR PELUANG jawaban


NO
pertanyaan SB B C TB
7. Sejauh mana perusahaan mampu
mengembangakan pendidikan dan keagamaan?
8. Bagaimana jalinan kerjasama perusahaan
dengan pemerintah dalam mengembangan
pendidikandan keagamaan masyarakat?
9. Bagaimana dampak yang dirasakan
perusahaan dalam melakukan kontribusi
terhadap peningkatan pendidikan dan
keagamaan masyarakat?
10. Bagaimana citra perusahaan dimata
masyarakat dalam menjalankan kontribusi
terhadap pendidikan dan keagamaan
masyarakat?
11. Bagaimana respon mayarakat terhadap
pelatiahan pendidikan dan keagamaan yang
dilakukan perusahaan?
12. Bagaimana respon masyarakat melihat
konntribu perusahaan selama ini dalam
meningkatkan pendidikan dan keagamaan?
13. Bagaimana inisiatif masyarakat dalam
peningkatan pendidikan dan keagamaan
69

masyarakat?
INDIKATOR KELEMAHAN JAWABAN
NO
pertanyaan ST T C R
14. Bagaimana tinngkat minat masyarakat dalam
mengembangkan pendidikan dan keagamaan?
15. Bagaimana tingkat kesuksesan dalam
menjalankan kontribusi perusahaan dalam
meningkatkan pendidikan dan keagamaan?
16. Permasalahan apa yang perusahaan dapatkan
disaat melakukan kontribusi terhadap
pendidikan dan keagamaan?
17. Keterbatasan jumlah kontribusi yang
perusahaan berikan terhadap peningkatan
pendidikan dan keagamaan?
18. Keterbatasan jumlah pendidik baik dibidang
pendidikan maupun keagamaan?

INDIATOR ANCAMAN JAWABAN


NO
Pertanyaan ST T C R
19. Bagaimana tingkat persaigan antara
perusahaan dalam melakukan kontribusi
terhadap masyarakat dalam meningkatkan
pendidikan dan keagamaan?
20. Bagaimana resiko perusahan dalam menjaan
program perusahaan dalam meningkatkan
pendidikan dan keagamaan?
21. Bagaimana resiko yang ditimbulkan dalam
peningkatan pendidikan dan keagamaan?
22. Tuntutan utama masyarakat dalam
menjalankan kontri busi perusahaan dibidanng
pendidikan dan keagamaan?
23. Tingkat kriminalitas pencurian fasilitas
pendidikan dan keagamaan yang perusahaan
telah berikan kepada masyarakat
24. Bagaimana inisiatif masyarakat dalam menjaga
dan merawat fasilitas yang telah diberikan
untuk meningkatkan pendidikan dan
keagamaan?
70

Lampiran 3. Identitas Responden Desa Molore

No Responden Umur Tingkat Pekerjaan


(Tahun) Pendidikan
1 Arifudin 36 SMA Pedagang
2 Sabau Hamid 63 SMA Imam Masjid
3 Hamudi 50 SD Petani
4 H. Ali 55 SMA Petani
5 Sawal Damal 36 SMA Pedagang
6 Musrin 34 SMP Petani
7 Kasmin 30 SMP Karyawan
8 Wajeudin 56 SD Buruh
9 Herdin 29 SMP Buruh
10 Hasrun 25 SMA Buruh
11 Fuadil 45 SMA Wirasawasta
12 Nudin 43 SD Nelayan
13 Nujul 40 SMA Karyawan
14 Nadir 39 SMP Pedagang
15 Joy Ferdinan 35 SMP Karyawan
16 Ijal 17 SMA Pelajar
17 Helmina 18 SMA Pelajar
18 Aslan Jusman 21 Universitas Mahasiswa
19 Mustakim 22 Universitas Mahasiswa
20 Jabir Usman 45 Universitas Sekdes
21 Risman D. 43 SMA Kades
22 Mahyudin 47 SMA BPD
23 Hasnudin 41 SMP Karyawan
24 Saefudin 44 SD Petani
25 Jamal Bahmit 38 SMA Sekuriti
26 Ajudin, S.Pd 45 Universitas Guru SD
27 Sahlan Yususf 42 Universitas Guru SD
28 Damran 40 SMA Petani
29 Ahdan Hasim, S.Pd 38 Universitas Guru SD
30 Awaludin 43 SMA Pedagang
31 Yusuf 37 SMA Pedagang
32 Bastian 30 SMA Pedagang
33 Nahrun 36 SMA Karyawan

Lampiran 4. Identitas Responden Desa Lameruru


71

No Nama Umur Tingkat Pekerjaan


(Tahun) Pendidikan
1 Asni 32 Universitas Guru Honor
2 Rustamin 36 SMA Wiraswasta
3 Bahyun 39 SMP Petani
4 Jabar 50 SMA Wiraswasta
5 Juardin 42 SMP Karyawan
6 Ahmad 38 SMP Petani
7 Asrun 37 SMP Nelayan
8 Surasman 38 SMP Petani
9 Basir K. 65 SD Nelayan
10 Maspan S.Pd. 32 Universitas Guru SD
11 Kiswan 45 SMA Kades
12 Ihsan 44 SMP Wiraswasta
13 Samsir 43 SMP Nelayan
14 Boma 38 SMA BPD
15 Hamdan 32 SMP Nelayan
16 Surisman 40 SMA Wiraswasta
17 Ibrahim 49 SMA Karyawan
18 Subair 49 SMA Nelayan
19 H. Mijila 57 SMP Pedagang
20 Muh. Jafar M. 47 SMA Sekdes
21 Aluadin 47 SD Karyawan
22 Imran L. 35 Universitas Guru SD
23 Sarwanto 32 SMA Petani
24 Sukman 47 SMP Nelayan
25 Ilham K. 22 Universitas Mahasiswa
26 Fajrin 21 Universitas Mahasiswa
27 Afrisal 21 Universitas Mahasiswa
28 Putri 18 SMA Pelajar
29 Dani 18 SMA Pelajar
30 H. Saefudin 52 SMP Imam Masjid
31 Mahsun 36 SMP Petani
32 Masdede 39 SMA Wiraswasta
33 Sarifuddin 50 SMA Pedagang
72
73
74

Lampiran 8. Rekapitulasi Ifas Dan Efas

1. Rekapitulasi Internal Strategic Factor Aanalisys Summary (IFAS)


Penilaian Responden Nilai
IFAS Jumlah Bobot Reting
1 2 3 4 5 6 7 Skor
Kekuatan(Strength)
1 3 2 4 4 4 4 3 24 0.111 3.429 0.379
2 3 4 3 3 3 4 4 24 0.111 3.429 0.379
3 3 4 2 3 3 3 4 22 0.101 3.143 0.319
4 3 4 3 3 3 4 4 24 0.111 3.429 0.379
5 3 3 2 3 3 3 4 21 0.097 3.000 0.290
6 3 4 2 3 3 3 3 21 0.097 3.000 0.290
Sub Total 136 0.627 19.429 2.037
Kelemahan (Weaknesses)
1 2 2 3 3 1 2 1 14 0.065 2.000 0.129
2 2 1 4 3 2 3 2 17 0.078 2.429 0.190
75

3 3 2 3 3 3 3 1 18 0.083 2.571 0.213


4 2 2 2 3 2 2 1 14 0.065 2.000 0.129
5 2 1 4 3 3 3 2 18 0.083 2.571 0.213
Sub Total 81 0.373 11.571 0.875
Total 217 1.000 31.000 2.912

2. Rekapitulasi External Strategic Factor Aanalisys Summary (EFAS)


Nilai
Jumlah Bobot Reting
EFAS Penilaian Responden Skor
1 2 3 4 5 6 7
Peluang (Opportunities)
1 3 3 2 3 3 3 3 20 0.080 2.857 0.229
2 3 3 2 3 2 3 2 18 0.072 2.571 0.186
3 2 3 2 3 3 4 3 20 0.080 2.857 0.229
4 2 4 1 3 3 4 3 20 0.080 2.857 0.229
5 2 4 3 3 3 3 3 21 0.084 3.000 0.253
6 2 4 3 3 3 3 4 22 0.088 3.143 0.278
7 2 4 2 3 3 3 3 20 0.080 2.857 0.229
Sub Total 141 0.566 20.143 1.635
Ancaman (Treats)
1 2 1 3 2 2 1 2 13 0.052 1.857 0.097
2 2 3 3 2 3 2 1 16 0.064 2.286 0.147
3 3 3 4 2 3 2 4 21 0.084 3.000 0.253
4 2 2 2 3 3 3 1 16 0.064 2.286 0.147
76

5 2 4 4 3 3 3 4 23 0.092 3.286 0.304


6 3 3 4 3 2 3 1 19 0.076 2.714 0.207
Sub Total 108 0.434 15.429 1.154
Total 249 1.000 35.571 2.789

Lampiran 8. Gambar Wawancara

Foto masyarakat Desa Molore

Foto Masyarakat Desa Lameruru


77

Foto Karyawan PT. Stargate Pasific Resources

Anda mungkin juga menyukai