Pendahuluan
2 | Kontribusi dan Potensi Komoditas Rumput Laut Nasional
3 | Potret NTB dan KSB dalam Pengembangan Rumput Laut
ii
Pendahuluan
Ÿ Kontribusi dan Potensi Komoditas Rumput Laut Nasional
Ÿ Potret NTB dan KSB dalam Pengembangan Rumput Laut
1
KONTRIBUSI DAN POTENSI Tiongkok
NASIONAL Jepang
1,36 ribu ton
Filipina
11,05 ribu ton
Indonesia
BOOST YOUR
Chili
75,92 ribu ton
Tahun 2019, produksi rumput laut Indonesia mencapai 9,9 juta ton.
Di tahun 2020 ditargetkan menjadi 10,99 juta ton.
Volume Ekspor Rumput Laut dari Beberapa Negara Pengekspor Utama di Dunia Tahun 2019
(map : futuready.com)
Pertumbuhan Produksi
Potensi Lahan Budidaya
Produksi rumput laut terus meningkat di berbagai wilayah pesisir
dengan rata-rata kenaikan sebesar 22,25% per tahun sedangkan Ÿ Potensi lahan budidaya laut Indonesia mencapai 12,13 juta Ha
nilai produksi rata-rata naik 11,80% per tahun. Lahan yang telah dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut
sekitar 272.336 Ha (2,25 %) dengan sistem budidaya
monokultur (Eucheuma sp.)
Ekonomi Pesisir Ÿ Potensi lahan budidaya air payau (tambak) sekitar 2,96 juta Ha
Budidaya air payau menggunakan sistem : (a) sistem
Komoditas rumput laut menjadi pengungkit perekonomian budidaya monokultur, dam (b) sistem budidaya polikultur
masyarakat pesisir yang jumlahnya mencapai sekitar 60% dari (Bandeng, Udang dengan Gracilaria sp.) dan sekitar 4,5%.
total penduduk Indonesia.
Ekspor
Sub Sektor Budidaya
Indonesia merupakan negara pengkespor rumput laut terbesar di
Ÿ Sekitar 98 % produksi rumput laut dihasilkan dari kegiatan dunia. Negara pengekspor utama lainnya adalah Chili, Tiongkok,
budidaya. Filipina, Norwegia, dan Jepang. Tahun 2019, ekspor rumput laut
Ÿ 2 % merupakan pengambilan langsung dari alam (Sargassum Indonesia mencapai 212,96 ribu ton. Nilai tersebut sekitar 18,91%
sp., Gelidium sp., Caulerpa sp., Ulva sp., dan Halymenia sp.). dari total volume ekspor hasil perikanan.
2
Sentra Rumput Laut Nasional POTRET NTB DAN KSB DALAM
Pada awal pembentukan Kementerian Kelautan dan
Perikanan yang sebelumnya bernama Departemen PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT
Eksplorasi Laut (DEL), ditetapkan menjadi salah satu sentra
pengembangan rumput laut.
Posisi KSB
Ÿ Wilayah Desa Kertasari KSB masuk dalam 10 wilayah
pengembangan rumput laut.
Ÿ Pertumbuhan produksi rumput laut tertinggi di NTB (tahun
2019).
Ÿ Bersama Kabupaten Sumbawa menjadi penyumbang
50 % produksi rumput laut NTB.
Ÿ Ditetapkan sebagai tujuan investasi dengan rasio paling
besar di NTB dan potensi koniknya paling rendah di NTB. 3
Review dan Arah Kebijakan Pengembangan
Rumput Laut di KSB
Ÿ Kebijakan yang Mendukung Pengembangan Investasi Rumput Laut di KSB
Ÿ Arahan Pengembangan Wilayah di Sektor Rumput Laut
4
KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG PENGEMBANGAN INVESTASI
RUMPUT LAUT DI KSB
Undang-Undang:
Ÿ UU No. 31 Tahun 2004 jo. UU No. 45 Tahun 2009 tentang
Perikanan
Ÿ UU No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang
Ÿ UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Ÿ UU No. 27 Tahun 2007 jo UU No. 1 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Ÿ UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah
Ÿ UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah,
Peraturan Daerah : Peraturan Presiden dan Keputusan Menteri:
Ÿ PERDA Provinsi NTB No. 12 Tahun 2007 tentang Rencana Ÿ Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2018 tentang
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara
Ÿ PERDA Provinsi NTB No. 1 Tahun 2019 tentang Rencana Elektronik
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Ÿ Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2019 tentang
Provinsi NTB Tahun 2019-2023 Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi di Daerah
Ÿ PERDA Kab. Sumbawa Barat No.2 Tahun 2012 tentang Ÿ Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2019 tentang Peta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumbawa Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Rumput
Barat Laut Nasional Tahun 2018-2021
Ÿ Naskah Akademik Kajian Potensi dan Peluang Ÿ Peraturan Presiden No. 63 Tahun 2015 tentang
Pengembangan Investasi Kawasan Kertasari Kabupaten Kementerian Kelautan dan Perikanan
Sumbawa Barat Ÿ KepmenKP No. 1 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum
Pembudidayaan Rumput Laut
5
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH
DI SEKTOR RUMPUT LAUT
Acuan Umum
Pengembangan wilayah KSB di sektor rumput laut
mengacu kepada UU, Perpres, Permen, Kepmen, dan
Perda yang mengatur/terkait usaha rumput laut.
RZWP3K 2017-2037
Dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau -
Pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi NTB Tahun 2017-2037 :
pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Provinsi NTB harus dilakukan secara terpadu dan
berkelanjutan, dengan mengutamakan aspek
pemanfaatan, pelayanan publik, dan partisipasi
Revolusi Biru
masyarakat. Pengembangan dan pemanfaatan Pengembangan rumput laut KSB juga dilakukan sejalan
potensi pesisir dan PPK termasuk komoditas rumput dengan tujuan ekonomi biru Provinsi NTB, yaitu :
laut KSB diarahkan untuk :
Ÿ Peningkatan nilai manfaat wilayah perairan pesisir
Ÿ Optimalisasi pemanfaatan ruang sesuai daya untuk budidaya laut
dukung lingkungan Ÿ Pengembangan sarana dan prasarana perikanan
Ÿ Optimalisasi pembangunan ekonomi berbasis budidaya laut
bahari dan berwawasan lingkungan Ÿ Pengembangan teknologi budidaya laut dan
Ÿ Investasi dan penciptaan iklim usaha yang kondusif pasca panen hasil perikanan berbasis ramah
Ÿ Koordinasi pengembangan infrastruktur wilayah lingkungan
pesisir dan pulau-pulau kecil Ÿ Pembangunan sistem dan usaha minabisnis
Ÿ Promosi pariwisata pesisir dan pulau-pulau kecil berorientasi pada industri produk olahan dan pasar
Ÿ Stimulasi pengembangan daya saing produk Ÿ Pengembangan sarana dan prasarana umum
kelautan dan perikanan penunjang ekonomi biru
Ÿ Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan
pembudidaya laut.
6
Potensi Produksi
dan Kesiapan Wilayah
Ÿ Potensi Produksi Rumput Laut di
KSB
Ÿ Kontribusi KSB terhadap Produksi
Rumput Laut NTB
Ÿ Kesesuaian Areal Pengembangan
Rumput Laut dan Kualitas Air
Ÿ Wilayah dan Lahan yang Clean
and Clear
Ÿ Potensi Sumberdaya Manusia
Ÿ Kesiapan Sarana dan Prasarana
Ÿ Wilayah Rantai Suplai Rumput Laut
di KSB
7
POTENSI PRODUKSI RUMPUT LAUT DI KSB
Ÿ Potensi produksi rumput laut Kabupaten
Sumbawa Barat umumnya berasal genus Produksi (Ton basah)
No Kecamatan
Eucheuma sp (Eucheuma cottoni Saccul dan 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Kultur Jaringan (Kuljar)). 1 Sekongkang - - - - - - - -
2 Jereweh - - - - - - - 37.800
3
Ÿ Eucheuma cottoni Saccul dipilih karena Maluk - - - - - - - -
4 Taliwang 37.325 54.939 61.291 33.587 71.048 50.500 58.606 71.313
pertumbuhan lebih cepat, mampu bertahan / 5 Brang Ene - - - - - - - -
terpapar selama sekian jam ketika perairan 6 Brang Rea - - - - - - - -
surut, serta sesuai dengan karakteristik pantai 7 Seteluk - - - - - - - -
Kabupatan Sumbawa Barat yang umumnya 8
Poto Tano 4.260 - 5,14 9,87 4.260 14.500 24.250 21.142
landai. Sedangkan untuk Eucheuma cottoni
Jumlah 41.585 54.939 61.296 33.597 75.308 65.000 82.856 130.255
kuljar, dipilih karena tahan terhadap
gelombang yang tinggi, sehingga dapat
diandalkan untuk budidaya di perairan yang 140.000 130.25
lebih dalam (misalnya dengan metode 5
120.000 y = 9679,7x +
rawai/long line). 24546 R² =
100.000 0,6291
80.000
Basah
Ÿ Di samping itu, genus Eucheuma sp juga 75.30
82.85
61.29
Ton
8
banyak dibutuhkan oleh industri pengolahan 60.000 54.93 6 6
dan pasar global rumput laut dan juga sesuai 40.000
9 65.00
0
dengan arahan Perpres No. 33 Tahun 2019 41.58 33.59
y = 833,44x3 - 8767,7x2 + 30249x +
tentang Road Map Pengembangan Industri 20.000 5 7
20546
Rumput Laut Nasional. R² = 0,8607
-
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
8
KONTRIBUSI KSB TERHADAP PRODUKSI RUMPUT LAUT NTB
1.200.000 y = 25569x + 775402
Produksi (Ton) 1.000.000
R² = 0,2764
800.000
600.000
400.000
200.000
Perbandingan Trend
Jumlah Produksi Kontribusi KSB Produksi
Pada tahun 2019, produksi rumput Produksi Kabupaten Sumbawa Bila trend peningkatan
laut NTB mencapai 980.000 ton. Barat tersebut berkontribusi sekitar produksinya diperbandingkan,
13,29 % terhadap produksi maka trend peningkatan produksi
rumpuat laut NTB, Kontribusi rumput laut Kabupaten Sumbawa
produksi tersebut relatif tinggi, Barat lebih baik daripada
mengingat wilayah Kabupaten keumuman peningkatan produksi
Sumbawa Barat yang tidak begitu rumput laut di Provinsi NTB
luas di NTB dan paling kecil di Pulau
Sumbawa.
9
KESESUAIAN AREAL PENGEMBANGAN
RUMPUT LAUT DAN KUALITAS AIR
Riset terpadu kesesuaian areal pengembangan
rumput laut KSB (2012-2014) :
Ÿ Sistem pembudidayaan di dasar : areal yang
sangat sesuai sekitar 43,8%, areal sesuai sekitar
54,9%, dan areal yang cukup sesuai sekitar 1,3%.
Kualitas Air Untuk Budidaya Rumput Laut KSB Peubah (Parameter) Satuan (Units) Kisaran (Range)
Kecerahan (Transparency) m 0,8 – 14
Ÿ KepmenKP No. 1 Tahun 2019, parameter penting Kedalaman (Water depth) m 0,8 – 25,5
untuk kualitas air rumput laut adalah suhu, salinitas, Suhu (Temperature) 0C
26,24 – 27,74
dan pH. Kisarannya adalah : (a) suhu : 26-32 oC, (b) Total dissolve solid (TDS) g/L 32,54 – 33.11
sanitas 28-34 psu, dan (c) pH : 7-85. Salinitas (Salinity) psu 32,77 – 33.38
Oksigen terlarut (Dissolve oxygen) mg/L 6,23 – 8,35
Bahan organik total (Total organic matter) mg/L 25,87 – 52,27
Ÿ Kualitas air di perairan KSB masuk semua kisaran
pH 7,01 – 8,56
parameter dalam Kepmen KP No. 1 Tahun 2019 NO3-N mg/L 0,023 – 3,775
tersebut NO2-N mg/L < 0,0008
NH3-N mg/L 0,073 – 0,439
PO4-P mg/L 0,024 – 0,25
SIO2 mg/L 0,0018 – 0,0138
Fe2+ mg/L 0 – 0,007
10
WILAYAH DAN LAHAN YANG CLEAN AND CLEAR
1.400
1.200
1030; 43% 1.200
1385; 57%
1.000 930
865
775
800
600
11
Potensi Sumber Daya Manusia
12
KESIAPAN SARANA DAN PRASARANA WILAYAH
Jalan raya berhotmix (+241,5 km),
tersebar 5 lokasi pengembangan
budidaya rumput laut.
13
Rantai Suplai
Rumput Laut
KSB
Secara bertahap,
pengembangan investasi
rumput laut di Kabupaten
Sumbawa Barat, dapat
diarahkan pada :
14
Kemudahan Perizinan Berusaha
dan Fasilitasi Insentif Investasi
Prinsip Dasar PP 24 Tahun 2018 tentang Lembaga OSS
Proses Perizinan Berusaha melalui OSS
Kebijakan Insentif Daerah
15
Prinsip Dasar PP 24 Tahun 2018
LEMBAGA OSS SEBAGAI PENERBIT PERIZINAN BERUSAHA
SISTEM PERIZINAN
BERUSAHA
PUSAT/ DAERAH OSS SISTEM
LAINNYA
16
Proses Perizinan Berusaha melalui OSS
OSS
NOMOR INDUK BERUSAHA
IZIN USAHA IZIN USAHA IZIN IZIN
NIB OPERASIONAL/ OPERASIONAL/
KOMERSIAL KOMERSIAL
KOMITMEN
PRASARANA
IZIN LOKASI
IZIN LINGKUNGAN
IMB
SLF DPMPTSP
K/L/DPMPTSP K/L/DPMPTSP
17
Insentif Fiskal
Insentif Fiskal - Tax Allowance (TA)
Peraturan Pemerintah No. 78/2019
Ketentuan Kriteria
Skema Insen f
18
Insentif Fiskal - Fasilitas Bea Impor
Peraturan Kemenkeu No. 176/PMK.011/2009 jo. No. 188/PMK.010/2015
Sektor yang disasar Ketentuan
Seluruh Industri Penghasil Barang Mesin dan Peralatan
Ÿ Untuk kebutuhan sendiri
Ÿ Diajukan max 3 tahun dari Izin Prinsip/Izin Investasi
/Pendaftaran Investasi/NIB dan/atau Izin Usaha (OSS)
Ÿ Jangka waktu 2 tahun + perpanjangan 1 tahun
Ÿ Dapat diberikan untuk barang modal yang berasal dari
Industri Jasa Telekomunikasi KPBPB, KEK atau Kawasan Penimbunan Berikat
19
Kebijakan Insentif Daerah
Sesuai Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2019 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi di Daerah
Kebijakan Insentif
Kebijakan Insentif Tambahan dan Kemudahan
Bagi investor yang berinvestasi besar pada URL rumput Ÿ Fasilitasi dan percepatan perizinan
laut, diberikan : Ÿ Keringanan pembayaran pajak dan retribusi
Ÿ Prioritas pemanfaatan lahan secara terpusat di (misalnya : per siklus)
suatu kawasan Ÿ Penyediaan data dan informasi penanaman modal
Ÿ Keringanan retribusi pemanfaatan lahan & akses pasar
Ÿ Fasilitas penyediaan tenaga kerja terampil yang Ÿ Fasilitasi untuk promosi komoditas/produk berbasis
dibutuhkan rumput laut
Ÿ Fasilitas peningkatan kapasitas SDM Ÿ Penyediaan sarana dan prasarana pendukung
(akses jalan, transportasi logistik, dan lain-lain)
Bagi investor yang mengembangkan URL rumput laut, Ÿ Penjaminan/kompensasi bila ada konik sosial dan
sekaligus dengan pergudangan dan distribusi kerusakan
(mendukung Sistem Resi Gudang), diberikan :
Ÿ Prioritas pemanfaatan lahan di posisi strategis
kawasan
Ÿ Keringanan retribusi pemanfaatan prasarana
(lahan, pelabuhan, dan lain-lain)
Ÿ Fasilitasi pembukaan akses pasar ke daerah lain
dan/atau LN
Ÿ Fasilitas penyediaan tenaga kerja terampil yang
dibutuhkan
Ÿ Fasilitas peningkatan kapasitas SDM
20
Terima kasih