Anda di halaman 1dari 32

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/


BADAN PERTANAHAN NASIONAL

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN


RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

IBU KOTA NUSANTARA


Jakarta, 9 April 2022

Disampaikan oleh:
Plt. Direktur Jenderal Tata Ruang,
Kementerian ATR/BPN

@DitjenTataRuang tataruang.atrbpn.go.id gistaru.atrbpn.go.id/rtronline


SISTEMATIKA PENYAJIAN
1 PENDAHULUAN

2 TUJUAN, KEBIJAKAN, dan STRATEGI PENATAAN RUANG

3 RENCANA STRUKTUR RUANG

4 RENCANA POLA RUANG

5 KAWASAN STRATEGIS KOTA

6 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

7 ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

2
01
PENDAHULUAN

3
Summary Progres per 8 April 2022
RTR KSN IBU KOTA NUSANTARA
Secara substansi perencanaan sudah hampir selesai. Update terakhir pasca Konsultasi Publik
Balikpapan 22 Maret 2022:
(1) telah diintegrasikan 53 lokasi usulan fasilitas hankam (TNI, Polri, BIN, dll) seluas 4.567 Ha di wilayah IKN ke dalam RTR KSN, sesuai hasil BA
rakor bersama pokja Hankam 7 Februari 2022 dan telah dilakukan rapat koordinasi lanjutan untuk konfirmasi dan penyerahan data sektor
hankam ke Dit Hankam Bappenas pada 11 Maret 2022;
(2) sedang diintegrasikan materi tata ruang laut pada wilayah perairan 68 rb Ha, sesuai dengan surat Menteri KKP yang diterima pada 9
Februari 2022 dan BA rakor 11 Februari 2022. Proses pengintegrasian materi tata ruang laut tersebut masih terus dilakukan melalui rakor
lanjutan pada 23 Februari, 2 Maret dan 9 Maret 2022;
(3) pembahasan substansi lintas K/L (Pra PAK) dan rakor Pokja KLHS terhadap pemutakhiran Raperpres RTR KSN IKN pada 22 Februari 2022,
konsultasi publik di daerah tanggal 22-23 Maret 2022;
(4) telah disampaikan surat permohonan validasi KLHS RTR KSN IKN kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan
dilengkapi semua berkas kelengkapan administrasinya pada 7 Maret 2022, pembahasan validasi telah dilakukan pada 17 Maret 2022;
(5) pending issues & tindak lanjut: status dan lokasi bandara IKN sebagai Lanud atau bandara sipil, Validasi KLHS, Paralel secara legal drafting,
sedang dilakukan finalisasi pasal-pasal dan updating peta-peta rencana. Ditargetkan selesai pada minggu ke-2 Bulan Maret;
(6) Untuk persiapan proses legislasi/penetapan, telah disampaikan Lampiran Ijin Prakarsa (IP) Perpres RTR KSN IKN & usulan rancangan SK
Tim Panitia Antara Kementerian/Lembaga (PAK), dari Dirjen Tata Ruang kepada Ketua Pokja Kelembagaan dan Regulasi (Sahli Bappenas)
pada 21 Februari 2022; dan
(7) Untuk dapat memberikan kepastian hukum dalam alokasi ruang RTR KSN IKN, pelepasan kawasan hutan diharapkan diselesaikan sebelum
penetapan Perpres RTR KSN IKN.
(8) Penguatan subtansi RTR KSN IKN dari hasil masukan KP dan rapat-rapat Pembahasan:
a. Penambahan Definisi Kota Kompak, Kota 10 Menit dan Kawasan Berorientasi Transit pada Ketentuan Umum (Pasal 1)
b. Penambahan pengaturan terkait sistem angkutan umum masal untuk mencapai KPI 80% penggunaan transportasi publik; (pasal 33, pasal
50
c. Penambahan jalan khusus (pasal 35)
d. Penambahan pengaturan ketentuan khusus terkait kawasan TOD (pasal 142)
e. Penyempurnaan indikasi program berdasarkan lampiran Raperpres Perincian Renduk BAB VI
Timeline Penyusunan
RTR KSN IBU KOTA NUSANTARA
2020 2021 2022
Penyusunan Sinkronisasi Finalisasi
RTR KSN IKN dan Revisi
1. Materi Teknis 1. Sinkronisasi terhadap MP IKN (versi Mei 2021) 1. Pengintegrasian tata ruang laut (RZ)
2. Raperpres dan UDD KIPP (versi Sep 2021): a. Penentuan delineasi perairan IKN
3. KLHS RTR KSN IKN a. peran dan kedudukan muatan tata ruang b. Integrasi muatan substansi RZ KSN ke dalam RTR KSN
c. Integrasi peta pola ruang dan struktur ruang RZ KSN
b. padanan nomenklatur
dengan RTR KSN
c. sinkronisasi basis data d. Integrasi batang tubuh raperpres
d. sinkronisasi struktur ruang dan pola ruang
2. Pengintegrasian wilayah pertahanan dan keamanan
e. Sinkronisasi Pola Ruang Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya a. Pengintegrasian lokasi usulan fasilitas hankam
f. Sinkronisasi Jaringan Transportasi b. Jalan Khusus Hankam
g. Sinkronisasi Delineasi dan Fungsi BWP di KP-IKN 3. Finalisasi Draft Raperpres, matek & KLHS (Feb-Mar)
h. Sinkronisasi Delineasi BWP KIPP
4. Validasi KLHS (17 Maret 2022)
i. Sinkronisasi desain kawasan KIPP dengan RDTR dan UDD
5. Proses Legislasi
2. Revisi Peta-peta Rencana & Draft Raperpres

BERITA ACARA
BERITA ACARA

5
KRONOLOGIS PENYUSUNAN RTR KSN IBU KOTA NUSANTARA
No AGENDA WAKTU TEMA
1 FGD 1 Pusat 30 Juli 2020 Profil dan Analisis Wilayah
2 KP 1 Daerah 13 Agt 2020 Isu Strategis Pembangunan Ibukota Negara
3 FGD 2 Pusat 27 Agt 2020 Kajian Aspek Fisik dalam Perencanaan Tata Ruang Kawasan Calon Ibukota Negara
4 FGD 3 Pusat 15 Okt 2020 Perumusan Konsep, Strategi dan RTR KSN Calon Ibukota Negara
5 KP 2 Pusat 27 Okt 2020 Isu PB dan Kajian 6 Muatan KLHS
6 FGD 1 Daerah 2 Nov 2020 Penentuan Konsep dan RTR KSN Calon Ibukota Negara
7 FGD 4 Pusat* 13 Nov 2020 Penajaman Sistem Kota-Kota dan Rencana Jaringan Transportasi Dalam Mewujudkan Rencana Struktur Ruang
8 FGD 5 Pusat* 24 Nov 2020 Penajaman Rencana Pola Ruang dan Target Pemenuhan 75% Kawasan Hijau
9 FGD 2 Daerah* 30 Nov 2020 Rencana Tata Ruang KSN Calon Ibukota Negara
10 Konsinyasi* 3-4 Des 2020 Finalisasi Seluruh Dokumen Perencanaan (Materi Teknis, KLHS, Raperpres)
11 Workshop 1 14-15 Okt 2021 Sinkronisasi Muatan Rencana Induk IKN dengan RTR KSN
12 Workshop 2 12 Nov 2021 Sinkronisasi Muatan Rencana Induk IKN dan RTR KSN IKN
13 Workshop 3 3 Des 2021 Sinkronisasi Rencana Induk IKN dan RTR KSN IKN

14 Workshop 4 8 Des 2021 Sinkronisasi Muatan Rencana Induk IKN - RTR KSN IKN – RDTR Calon IKN - Urban Design Development (UDD)
15 Rapat Integrasi Tata Ruang Hankam 7 Feb & 11 Mar 2022 Sinkronisasi kebutuhan ruang dan sinkronisasi tata ruang untuk Hankam
11 & 23 Feb 2 & 9 Sinkronisasi tata ruang laut
16 Rapat Integrasi Tata Ruang Laut
Mar 2022
17 Rapat Pra PAK dan KLHS 22 Feb 2022 Pembahasan Pra PAK Raperpres RTR KSN IKN dan Pengintegrasian Muatan KLHS ke dalam KRP
18 Rapat Validasi KLHS 17 Mar 2022 Rapat Validasi KLHS RTR KSN IKN
19 Konsultasi Publik 22-23 Mar 2022 Konsultasi Publik I Rancangan Peraturan Pelaksanaan Prioritas UU No.3/2022 tentang IKN
20 Rapat Panitia AntarKementerian (PAK) 6-8 Apr 2022 Rapat PAK Rancangan Peraturan Pelaksanaan Prioritas UU No.3/2022 tentang IKN
6
21 Konsultasi Publik 9 Apr 2022 Konsultasi Publik II Rancangan Peraturan Pelaksanaan Prioritas UU No.3/2022 tentang IKN
SISTEMATIKA RANCANGAN PERPRES RTR KSN IBU KOTA NUSANTARA
BAB I : KETENTUAN UMUM (Ps.1) BAB VII KAWASAN STRATEGIS PADA KSN IKN (Ps.94-96)
BAB II : CAKUPAN KAWASAN KSN IKN (Ps.2) BAB VIII ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KSN IKN (Ps.97-101)
I. Umum
BAB III : PERAN dan FUNGSI RTR KSN IKN (Ps.3-4) II. Arahan Pelaksanaan KKPR
I. Peran Rencana Tata Ruang III. Indikasi Program Utama
II. Fungsi Rencana Tata Ruang

BAB IV : TUJUAN, KEBIJAKAN, dan STRATEGI PENATAAN BAB IX ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG IKN
RUANG KSN IKN (Ps.5-25) (Ps.102-151)
I. Tujuan Penataan Ruang I. Umum
II. Kebijakan Penataan Ruang II. Ketentuan Umum Zonasi
III. Strategi Penataan Ruang III. Ketentuan Insentif dan Disisentif
IV. Arahan Sanksi
BAB V : RENCANA STRUKTUR RUANG KSN IKN (Ps.26-64) V. Penilaian Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
I. Umum
II. Rencana Sistem Pusat Pelayanan BAB X PENGELOLAAN KSN IKN (Ps.152)
III. Rencana Sistem Jaringan Prasarana
a. Rencana Sistem Jaringan Transportasi BAB XI PERAN MASYARAKAT dalam PENATAAN RUANG IKN (Ps.153)
b. Rencana Sistem Jaringan Energi
c. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi BAB XII JANGKA WAKTU dan PENINJAUAN KEMBALI (Ps.154)
d. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
e. Infrastruktur Perkotaan BAB XIII KETENTUAN LAIN-LAIN (Ps.155-156)
BAB VI : RENCANA POLA RUANG KSN IKN (Ps.65-93) BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN (Ps.157-158)
I. Umum
II. Kawasan Lindung
BAB XV KETENTUAN PENUTUP (Ps.159)
III. Kawasan Budi daya
7
CAKUPAN WILAYAH
IBU KOTA NUSANTARA Muatan dalam Raperpres RTR KSN IKN Pasal 2

LUAS WILAYAH DARATAN IBU KOTA NUSANTARA


256.142 Ha
Terdiri atas 54 wilayah administratif
setingkat desa atau kelurahan

1 KAWASAN IBU KOTA NUSANTARA


(KIKN)
56.180 Ha 1
Wilayah KIKN meliputi 6 Wilayah Perkotaan (WP)
Terdiri atas 12 wilayah administratif setingkat desa/kelurahan
3

2 KAWASAN INTI PUSAT PEMERINTAHAN 2

(KIPP)
6.671 Ha
Terdiri atas 2 wilayah administratif 4
setingkat desa atau kelurahan

3 KAWASAN PENGEMBANGAN 4 KAWASAN PERAIRAN LAUT


IBU KOTA NUSANTARA 68.189 Ha
(KPIKN) Terdiri atas kawasan pemanfaatan umum

199.962 Ha dan alur laut


8
PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN (WP)
WP KIPP WP IKN BARAT WP IKN SELATAN

• Pusat pemerintahan • Pusat ekonomi, bisnis • Energi Baru


nasional (istana dan keuangan Terbarukan (EBT)
negara, perkantoran • Pariwisata Alam • Permukiman
K/L, Diplomatic • Pelayanan Kesehatan Perdesaan
Compound, dll) • Pelayanan Pendidikan • Pertahanan dan
• Pertahanan dan Tinggi Keamanan WP IKN UTARA
Keamanan • Pertahanan dan Luas: 12.067 Ha
• Permukiman (Hunian Keamanan
ASN & Non ASN) WP IKN TIMUR 2
Luas: 3.720 Ha
WP
WP IKN TIMUR 1 WP IKN TIMUR 2 WP IKN UTARA MUARA
WP IKN BARAT
WP IKN TIMUR 1 JAWA
Luas: 17.206 Ha
• Pusat Hiburan • Pusat Pendidikan Tinggi • Pusat Riset dan Luas: 9.761 Ha
(International • Pusat Riset dan Inovasi Inovasi
Amusement Park), • Perdagangan dan Jasa • Pelayanan
WP IKN WP KIPP
Sport Center • Perkantoran Pendidikan Tinggi Luas: 6.671 Ha WP
SELATAN WP
• Pariwisata • Pelayanan Kesehatan • Pusat Perkantoran Luas: 6.753 Ha SIMPANG KUALA
• Perdagangan dan Jasa • Pariwisata SAMBOJA SAMBOJA
• Pelayanan Pendidikan
Tinggi
• Pertahanan dan
Keamanan

WP SIMPANG SAMBOJA WP KUALA SAMBOJA WP MUARA JAWA


▪ Pusat distribusi dan ▪ Pusat agroindustri dan ▪ Pusat pelayanan publik
perdagangan industri pangan ▪ Pusat kegiatan
komoditas kawasan ▪ Perumahan berbasis pertanian dan
▪ Perumahan perikanan
▪ Perumahan 9
HIERARKI PERENCANAAN TATA RUANG di IKN
Perpres
Perincian ACUAN PENATAAN RUANG IKN
RTRWN
RENDUK IKN (Pasal 15 UU IKN)
Arahan Tata RZ KAW
Ruang RENDUK IKN menjadi acuan bagi
Skala RTR PULAU penyusunan pengaturan RTR
1:50.000 KALIMANTAN
KSN IKN

Perpres
Perpres
RTR KSN IKN Diatur dengan PERPRES
RTR KSN Skala 1:25.000
IKN Diatur dengan PERKA OTORITA
Kedalaman RDTR IKN Skala 1:5.000
RTRW Kota
Skala
1:25.000

Perka Otorita
RDTR KIPP
Skala Kepala Otorita
Peraturan
1:5.000

RTBL KIPP
Skala
1:1.000
10
ISU STRATEGIS IBU KOTA NUSANTARA
LOKASI STRATEGIS dan berada pada jalur Mitigasi fragmentasi & Ancaman Habitat
laut utama nasional dan regional (ALKI II)
dan berada diantara Kota Samarinda dan ! Flora, Fauna Dan Ekosistem Pesisir,
DEGRADASI LINGKUNGAN hutan & DAS
Kota Balikpapan sebagai kota pendukung
(erosi, sedimentasi, deforestasi, dll)

Pengembangan IKN didukung oleh Mitigasi kerentanan KETAHANAN


KETERSEDIAAN LAHAN yang memadai PANGAN di masa depan, serta
dan dikuasai oleh pemerintah ! keterbatasan SDM lokal, mitigasi
sengketa dan KONFLIK
Peluang menjadi EPISENTRUM BARU PERTANAHAN,
sebagai SIMPUL EKONOMI BARU ditengah
NKRI dan menjadi penggerak untuk Tantangan MORFOLOGI &
mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di GEOLOGI pada KIKN,
wilayah tengah dan timur, kesempatan
kerja yang luas dan berkontribusi dalam
! PEMULIHAN
LINGKUNGAN PASCA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN TAMBANG pada KPIKN

Didukung oleh INFRASTRUKTUR YANG SUMBER AIR


RELATIF LENGKAP: bandara, pelabuhan permukaan terbatas &
dan jalan tol serta infrastruktur lainnya air tanah langka di
seperti jaringan energi, telekomunikasi ! KIKN serta ancaman
dan air minum yang memadai BENCANA BANJIR &
LONGSOR di area
tertentu

11
02
TUJUAN, KEBIJAKAN &
STRATEGI PENATAAN RUANG

12
TUJUAN, KEBIJAKAN dan STRATEGI PENATAAN RUANG

“Mewujudkan Ibu Kota Nusantara sebagai kota yang berkelanjutan,


aman, modern, produktif dan menjadi simbol identitas bangsa Indonesia”

BERKELANJUTAN AMAN, MODERN SIMBOL IDENTITAS


& PRODUKTIF BANGSA INDONESIA

 Mencirikan pengembangan kawasan sesuai kondisi  Mencirikan kota cerdas  Pusat Pemerintahan sebagai inti Ibu
alam  Mencirikan kota layak huni Kota Nusantara
 Meningkatkan kualitas kawasan hutan  Mencirikan pemanfaatan teknologi dan inovasi  Mencirikan peradaban kota-kota
 Konservasi habitat dan ekosistem  Mencirikan kawasan yang aman dan mudah Indonesia di masa mendatang
 Meningkatkan ketahanan pangan dijangkau  Merepresentasikan keindahan Budaya
 Memperhatikan keanaekaragaman hayati  Membuka peluang ekonomi untuk semua khas Indonesia
 Pengembangan prasarana yang terintegrasi (air,  Berperan sebagai “Super Hub”  Mencirikan kota yang inklusif
sampah, energi) pengembangan konektivitas regional  Mengintegrasikan semua lapisan
 Adaptif terhadap kebencanaan dan perubahan iklim  Mencirikan peningkatan kualitas ekonomi masyarakat
 Optimalisasi dan pengurangan penggunaan energi masyarakat setempat  Meningkatkan ketahanan sosial
 Rendah emisi karbon  Berbasis komoditas unggulan ramah
 Peningkatan peran masyarakat dalam konservasi & lingkungan
Muatan dalam Raperpres RTR KSN IKN
pelestarian Pasal 5-Pasal 25 13
03
RENCANA
STRUKTUR RUANG

14
RENCANA STRUKTUR RUANG Muatan dalam Raperpres RTR KSN IKN

RTR KSN IBU KOTA NUSANTARA


Pasal 26-Pasal 64

Rencana Struktur Ruang

Muatan
04
RENCANA
POLA RUANG

16
RENCANA POLA RUANG Muatan dalam Raperpres RTR KSN IKN
Pasal 65-Pasal 93
RTR KSN IBU KOTA NUSANTARA
AREA HIJAU

84,2 % Terdiri dari Kawasan lindung +


Kawasan Tanaman Pangan (16.47%)

67,73 % 32,27 %
KAWASAN BUDIDAYA
KAWASAN LINDUNG
05
KAWASAN
STRATEGIS KOTA

18
KAWASAN STRATEGIS KOTA
KSN IBU KOTA NUSANTARA Muatan dalam Raperpres RTR KSN IKN
Pasal 94-Pasal 96

PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Kawasan pusat pemerintahan terdapat di WP
KIPP
B. Kawasan pusat kesehatan internasional terdapat
di WP IKN Barat
C. Kawasan pusat pendidikan internasional
terdapat di WP IKN Timur 2
D. Kawasan pusat bisnis tepi air (waterfront city
danau/reservoir sepaku) terdapat di WP IKN
Barat
E. kawasan pusat hiburan internasional terdapat di
WP IKN IKN Timur 1
F. Kawasan pusat riset dan inovasi terdapat di WP
IKN Utara
G. Kawasan pusat perikanan terpadu terdapat di
WP Muara Jawa

FUNGSI DAYA DUKUNG


LINGKUNGAN HIDUP
H. Kawasan ekosistem mangrove
I. Kawasan pemulihan lingkungan pasca tambang
J. Kawasan taman hutan raya beserta koridor satwa

19
06
ARAHAN
PEMANFAATAN RUANG

20
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG RTR KSN IBU KOTA NUSANTARA Muatan dalam Raperpres RTR KSN IKN
Pasal 97-Pasal 101

CONTOH INDIKASI PROGRAM Arahan pelaksanaan


Kesesuaian Kegiatan
Waktu Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
SUMBER INSTANSI Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 (KKPR) terdiri atas:
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA (2022- (2025- (2030- (2035- (2040- a. Kesesuaian Kegiatan
2024) 2029) 2034) 2039) 2042) Pemanfaatan Ruang untuk
I PERWUJUDAN RENCANA STRUKTUR RUANG
A SISTEM PUSAT PELAYANAN
kegiatan berusaha;
1 Pusat Pelayanan Kota b. Kesesuaian Kegiatan
1.1 Pengembangan WP KIPP Pemanfaatan Ruang untuk
a. Pembangunan pusat sebagian Desa Bumi
APBN Otorita IKN kegiatan non berusaha;
pemerintahan nasional Harapan
dan
a. Pembangunan pusat sebagian Desa Bumi
pertahanan dan keamanan Harapan
APBN Otorita IKN c. Kesesuaian Kegiatan
APBN, Pemanfaatan Ruang untuk
Otorita IKN
a. Pembangunan pusat sebagian Desa Bumi dan/atau
dan/atau kegiatan yang bersifat
perkantoran Harapan sumber lain strategis nasional.
Masyarakat
yang sah
1.2 WP IKN Barat
APBN,
a. Pembangunan pusat bisnis dan Otorita IKN
sebagian Kelurahan dan/atau 1) Indikasi program utama
keuangan serta perdagangan dan/atau
Sepaku sumber lain
dan jasa skala internasional Masyarakat meliputi:
yang sah
APBN, a. indikasi program utama
Otorita IKN perwujudan rencana
a. Pembangunan pusat pariwisata sebagian Kelurahan dan/atau
dan/atau
alam Sepaku sumber lain Struktur Ruang; dan
Masyarakat
yang sah b. indikasi program utama
APBN, perwujudan rencana
Otorita IKN
a. Pembangunan pusat pelayanan sebagian Kelurahan dan/atau Pola Ruang.
dan/atau
kesehatan skala internasional Sepaku sumber lain
Masyarakat
yang sah
APBN, 2) Indikasi program utama terdiri
Otorita IKN atas:
a. Pembangunan pusat pelayanan sebagian Kelurahan dan/atau
dan/atau a. usulan program utama dan
pendidikan tinggi Sepaku sumber lain
Masyarakat
yang sah lokasi;
APBN,
Otorita IKN b. sumber pendanaan;
a. Pembangunan simpul sebagian Kelurahan dan/atau c. pelaksana; dan
dan/atau
transportasi regional Sepaku sumber lain d. waktu pelaksanaan.
Masyarakat
yang sah
21
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG RTR KSN IBU KOTA NUSANTARA Muatan dalam Raperpres RTR KSN IKN
Pasal 97-Pasal 101

CONTOH INDIKASI PROGRAM


1) Indikasi program utama
SUMBER INSTANSI
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
PENDANAAN PELAKSANA
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 meliputi:
(2022- (2025- (2030- (2035- (2040-
2024) 2029) 2034) 2039) 2042)
a. indikasi program
5 Kawasan Pariwisata utama
a. Pengembangan destinasi WP IKN Barat, WP
perwujudan
pariwisata IKN Timur 1, WP
APBN dan/atau Otorita IKN
sumber lain dan/atau
rencana Struktur
IKN Utara, WP
b. Pembangunan fasilitas
Kuala Samboja.
yang sah Masyarakat Ruang; dan
pendukung kepariwisataan
b. indikasi program
6 Kawasan Permukiman utama
a. Kawasan Perumahan perwujudan
rencana Pola
WP KIPP
APBN dan/atau Otorita IKN
sumber lain dan/atau
Ruang.
1. Pembangunan kawasan yang sah Masyarakat
perumahan 2) Indikasi program utama
2. Pengembangan prasarana, terdiri atas:
sarana dan utilitas umum
pendukung perumahan
a. usulan program utama
dan lokasi;
3. Pengembangan Kawasan
permukiman eksisting
WP IKN Barat, WP b. sumber pendanaan;
IKN Selatan, WP IKN c. pelaksana; dan
4. Pelaksanaan kajian sosial Timur 1, WP IKN
keijakan/mekanisme relokasi Timur 2, WP IKN
APBN dan/atau Otorita IKN d. waktu pelaksanaan.
sumber lain dan/atau
perumahan dan lahan usaha Utara, WP Simpang
yang sah Masyarakat
yang berkeadilan (land swap, Samboja, WP Kuala
land transfer, land consolidation Samboja, dan WP
dan sebagainya) pada lokasi Muara Jawa.
terdampak pembangunan

22
07
ARAHAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG

23
KETENTUAN UMUM ZONASI RTR KSN IBU KOTA NUSANTARA … (1)
SEMPADAN SUNGAI Muatan dalam Raperpres RTR KSN IKN
Pasal 102-Pasal 137

KEGIATAN YANG DIPERBOLEHKAN KEGIATAN YANG DIPERBOLEHKAN DENGAN SYARAT


1. pembangunan dan pengembangan RTH; 1. kegiatan penunjang pelabuhan angkutan sungai dan penyeberangan;
2. pembangunan dan pemeliharaan prasarana sumber daya air termasuk 2. pembangunan dan pengembangan taman rekreasi dengan tetap memperhatikan fungsi
sistem pengendalian banjir; badan sungai;
3. kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian sungai; 3. pemanfaatan ruang khusus seperti fasilitas jembatan dan dermaga, jalur pipa gas, jalur
4. kegiatan konservasi, penataan dan pembangunan yang mendukung pipa air limbah, jalur pipa air minum, jaringan kabel listrik dan jaringan kabel
fungsi kawasan sempadan sungai; telekomunikasi, serta bangunan telekomunikasi dan bangunan ketenagalistrikan;
5. pembangunan dan pengembangan koridor satwa liar; 4. bangunan pengolahan limbah dan bahan pencemar lainnya;
6. kegiatan upacara adat dan keagamaan; 5. kegiatan lain sepanjang tidak menganggu fungsi sungai seperti pertanian;
7. penyediaan jalur pejalan kaki yang ramah penyandang difabilitas; dan 6. kegiatan penelitian, riset, dan pengembangan ilmu pengetahuan; dan
8. penyediaan jalur sepeda; 7. kegiatan olahraga, rekreasi, dan pariwisata dengan tidak mengubah bentang alam dan
tidak merusak unsur keseimbangan lingkungan.
KEGIATAN YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN ARAHAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
Kegiatan budidaya yang menganggu dan merusak fungsi utama sungai; Arahan intensitas pemanfaatan ruang meliputi KDH minimal sebesar 90%

Sumber: MP IKN, 2021

24
KETENTUAN UMUM ZONASI RTR KSN IBU KOTA NUSANTARA … (2)
KAWASAN PERUMAHAN Muatan dalam Raperpres RTR KSN IKN
Pasal 102-Pasal 137
Ilustrasi kawasan perumahan
KEGIATAN YANG DIPERBOLEHKAN
1. pengembangan RTH;
2. kegiatan pembangunan dan pengembangan perumahan;
3. bangunan pengendali banjir; dan
4. kegiatan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan perumahan sesuai dengan standar, hierarki dan
skala pelayanannya.
KEGIATAN YANG DIPERBOLEHKAN DENGAN SYARAT
1. kegiatan perdagangan dan jasa, serta kegiatan perkantoran dengan mempertimbangkan skala
pelayanan, dan keterpaduan kawasan multi fungsi (mixed use), serta tidak mengganggu fungsi kawasan
perumahan; dan
2. aktifitas pertanian kota (urban farming).
KEGIATAN YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN
Kegiatan yang mempunyai intensitas besar yang mengganggu fungsi kawasan perumahan.

ARAHAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG


1. Kepadatan rendah: KDH minimal sebesar 20%, KDB maksimal sebesar 60%, KLB maksimal sebesar 1,2
2. Kepadatan sedang: KDH minimal sebesar 20%, KDB maksimal sebesar 50%, KLB maksimal sebesar 4,0
3. Kepadatan tinggi: KDH minimal sebesar 20%, KDB maksimal sebesar 50%, KLB maksimal sebesar 6,0

SARANA DAN PRASARANA MINIMUM


1. penyediaan sumur resapan air;
2. desain bangunan yang dikembangkan dengan konsep bangunan hijau, termasuk penyediaan instalasi
energi terbarukan;
3. desain bangunan dan lingkungan binaan menggunakan langgam arsitektur nusantara; dan
4. sarana dan prasarana dasar yang bersifat penunjang kawasan perumahan, antara lain penyediaan RTH
minimal 20% dari luas kawasan perumahan yang akan dibangun oleh pengembang, jaringan jalan serta
penerangan jalan, tanda atau rambu keselamatan, fasilitas parkir sepeda, jaringan air bersih, jaringan
energi dan listrik, penyediaan proteksi kebakaran, jaringan telekomunikasi, jaringan drainase, sistem Sumber: ilustrasi Gambar UDD, 2021

jaringan air limbah dan sistem pengelolaan sampah, jalur pejalan kaki yang ramah difabel dan jalur
sepeda menuju simpul transportasi masal, dan penyediaan jalur dan tempat evakuasi bencana. 25
KETENTUAN KHUSUS RAWAN BENCANA … (1)

Pasal 138
1) Ketentuan khusus pada kawasan rawan bencana sebagaimana 2) Ketentuan khusus pada kawasan rawan bencana banjir
dimaksud dalam Pasal 138 huruf a terdiri atas: sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a) rawan bencana banjir, yang bertampalan dengan kawasan a) penyediaan RTH multifungsi sebagai kolam retensi banjir;
peruntukan badan air, badan jalan, jalur hijau, kawasan campuran, b) penyediaan jalur dan tempat evakuasi bencana banjir;
kawasan ekosistem mangrove, kawasan fasilitas umum dan fasilitas c) penambahan KDH 10% dari intensitas pemanfaatan ruang
sosial, kawasan infrastruktur perkotaan, kawasan pariwisata, pada ketentuan umum zonasi di kawasan dasar;
kawasan pembangkitan tenaga listrik, kawasan perdagangan dan d) penerapan prinsip zero delta Q policy;
jasa, kawasan perkantoran, kawasan perlindungan setempat, e) penyediaan drainase alami;
kawasan pertahanan dan keamanan, kawasan perumahan, f) pengembangan jalur pejalan kaki berpori melalui
kawasan peruntukan industri, kawasan tanaman pangan, kawasan penerapan teknologi;
transportasi, pemakaman, rimba kota, taman hutan raya, taman g) penyediaan sumur resapan dan lubang biopori; dan
kecamatan, taman kelurahan, dan taman kota; h) mitigasi struktural banjir secara selektif dengan
b) rawan bencana swabakar batubara, yang bertampalan dengan mempertimbangkan perwujudan kota spons.
badan air, badan jalan, jalur hijau, kawasan campuran, kawasan 3) Ketentuan khusus pada kawasan rawan bencana swabakar
ekosistem mangrove, kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial, batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berupa
kawasan hutan lindung, kawasan infrastruktur perkotaan, kawasan pelarangan pengembangan baru industri manufaktur.
pembangkitan tenaga listrik, kawasan perdagangan dan jasa, 4) Ketentuan khusus kawasan rawan bencana sebagaimana
kawasan perlindungan setempat, kawasan pertahanan dan dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan
keamanan, kawasan perumahan, kawasan peruntukan industri, tingkat ketelitian 1:25.000
kawasan tanaman pangan, kawasan transportasi, pemakaman,
rimba kota, dan taman hutan raya.

26
KETENTUAN KHUSUS RAWAN BENCANA … (2)

27
KETENTUAN KHUSUS KP2B (Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan)
Pasal 139
1) Ketentuan khusus pada kawasan KP2B
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 138 huruf b
bertampalan dengan kawasan pertanian.
2) Ketentuan khusus pada kawasan KP2B
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri
atas:
a) perlindungan terhadap kawasan pertanian
dari alih fungsi lahan;
b) penetapan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) di dalam RDTR;
c) pengembangan melalui intensifikasi lahan
pertanian; dan
d) pengembangan infrastruktur pendukung
pertanian dan ekowisata.
3) Ketentuan khusus kawasan KP2B sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta
dengan tingkat ketelitian 1:25.000 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran XIV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden
ini.

28
KETENTUAN KHUSUS HOLDING ZONE

Definisi Ketentuan Khusus


Holding zone adalah kawasan budidaya yang belum Pasal 142
mendapatkan persetujuan substansi perubahan fungsi
(1) Ketentuan khusus kawasan holding zone pada kawasan hutan sebagaimana
dan peruntukan menjadi kawasan hutan bukan hutan
dimaksud dalam Pasal 138 huruf d bertampalan dengan badan jalan, jalur hijau,
dan/atau sebaliknya dari menteri yang
kawasan campuran, kawasan ekosistem mangrove, kawasan fasilitas umum dan
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
fasilitas sosial, kawasan infrastruktur perkotaan, kawasan pariwisata, kawasan
kehutanan.
pembangkitan tenaga listrik, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran
kawasan perlindungan setempat, kawasan pertahanan dan keamanan, kawasan
perumahan, kawasan tanaman pangan, kawasan transportasi, kawasan ekosistem

Ketentuan Peralihan mangrove, kawasan perlindungan setempat, rimba kota, taman kota, taman
kecamatan, taman kelurahan, taman kota, badan air.
Pasal 158 (2) Ketentuan khusus kawasan holding zone pada kawasan hutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), berupa perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan
(2) Pemanfaatan ruang pada kawasan hutan yang hutan menjadi peruntukan ruang yang bertampalan sebagaimana dimaksud pada
tercakup dalam Holding Zone sebagaimana dimaksud ayat (1) setelah ditetapkannya pelepasan kawasan hutan.
dalam Pasal 142 tetap berlaku sampai diterbitkannya (3) Ketentuan khusus kawasan holding zone pada kawasan hutan sebagaimana
keputusan/peraturan mengenai perubahan dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:25.000
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak
peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan. terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.
29
Ketentuan Khusus
Holding Zone

Ketentuan Khusus Holding Zone di Kawasan Hutan


Kawasan Hutan 30
KETENTUAN KHUSUS
Transit Oriented
Development
Pasal 142
Ketentuan khusus pada kawasan TOD
terdiri atas:
1. terintegrasi dengan rencana sistem pusat
pelayanan serta berada pada simpul transit
jaringan angkutan umum massal berkapasitas
tinggi berbasis rel;
2. teritegrasi dengan fungsi dan fasilitas kawasan
dengan struktur ruang kota;
3. kegiatan pemanfaatan ruang, meliputi:
• TOD Kota minimal 5 jenis yaitu campuran
perumahan, komersial, perkantoran, budaya
atau pusat hiburan, dan fasilitas publik
lainnya baik dalam satu bangunan atau
bangunan tersendiri dalam kawasan TOD;
• TOD Subkota minimal 4 jenis yaitu campuran
perumahan, komersial, perkantoran, budaya
baik dalam satu bangunan atau bangunan
tersendiri dalam kawasan TOD; dan
• TOD Lingkungan minimal 2 jenis utamanya
perumahan dengan fasilitas penunjang baik
baik untuk penghuni maupun masyarakat
yang menggunakan moda transport;
31
Ibu
Ibu
Kota
K ota
negara
Nusantara

Terima kasih let’s discuss

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

@DitjenTataRuang tataruang.atrbpn.go.id gistaru.atrbpn.go.id/rtronline

Anda mungkin juga menyukai