Anda di halaman 1dari 32

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

Simplifikasi &
PERATURAN MENTERI KEUANGAN Penyempurnaan
NOMOR 129/PMK.05/2020 Regulasi BLU
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM
Stakeholder lebih mudah
memahami regulasi BLU
secara utuh.

Mewujudkan tata kelola


PMK BLU SIMPEL BLU yang lebih baik untuk
meningkatkan layanan
dan akuntabilitas BLU.
PMK BLU Simpel merupakan regulasi BLU dengan muatan simplifikasi 15 PMK
menjadi 1 PMK dan pokok-pokok substasi dari peraturan lain mengenai BLU
yang disertai penyempurnaan substansi sesuai dengan perkembangan BLU.
Disusun secara
komprehensif dan
sistematis, sesuai lingkup
dan sistematika PP 23/2005
tentang Pengelolaan
Keuangan BLU.

Tanda Substansi Baru


TUJUAN & ASAS
(Pasal 1) Praktik Bisnis yang Sehat adalah

BLU
penyelenggaraan fungsi organisasi
adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada berdasarkan kaidah-kaidah manajemen
yg baik dalam rangka pemberian
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan keuntungan layanan yg bermutu &
dan didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. berkesinambungan.

BLU menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLU  pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktIk-praktek bisnis yg sehat untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
negara pada umumnya.

Tujuan (Pasal 3) Asas (Pasal 4)

BLU beroperasi sebagai unit kerja K/L untuk tujuan Menteri/Pimpinan Lembaga bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan
BLU bertujuan untuk penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLU dari segi
pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan
meningkatkan pelayanan manfaat layanan yang dihasilkan.
kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang
kepada masyarakat untuk bersangkutan. Layanan BLU dapat diarahkan untuk menghasilkan manfaat yang
memajukan kesejahteraan umum mendukung stabilisasi ekonomi & fiskal.
dan mencerdaskan kehidupan
K/L tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan
bangsa dengan memberikan Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung
kewenangan yang didelegasikannya kepada BLU
fleksibilitas dalam pengelolaan dan menjalankan peran pengawasan terhadap jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan
keuangan berdasarkan prinsip kinerja BLU dan pelaksanaan kewenangan yang umum yang didelegasikan kepadanya oleh
ekonomi dan produktivitas, dan didelegasikan. Menteri/Pimpinan Lembaga.
penerapan Praktik Bisnis yang
Sehat. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan
pencarian keuntungan.
BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan
K/L & karenanya status hukum BLU tidak terpisah
dari K/L sebagai instansi induk. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja
BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan
BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan keuangan dan kinerja K/L.
dengan Praktik Bisnis yang Sehat.
Dalam rangka mewujudkan konsep bisnis yang sehat, BLU harus senantiasa meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang dapat berupa
kewenangan merencanakan dan menetapkan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan.

2
PERSYARATAN, PENETAPAN, & PENCABUTAN PMK 180/PMK.05/2016 - Penetapan & Pencabutan BLU

PERSYARATAN

Substantif (Pasal 6)
Teknis (Pasal 7) Administratif (Pasal 8)

menyelenggarakan pelayanan umum yang


bersifat operasional, sebagian besar atau Kinerja pelayanan umum layak dikelola dan menyajikan seluruh dokumen
seluruhnya dijual kepada masyarakat dan ditingkatkan pencapaiannya melalui penetapan BLU persyaratan administratif.
 Mendapat rekomendasi dari Menteri atau pimpinan Lembaga
menghasilkan pendapatan.  pernyataan kesanggupan untuk
 Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum;  Mempertimbangkan indeks kepuasan masyarakat, peluang peningkatan kinerja
meningkatkan kinerja pelayanan,
pelayanan, peraturan perundang-undangan yang mendukung peluang
Contoh instansi yang menyelenggarakan penyediaan barang dan/atau jasa keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;
peningkatan kinerja layanan, serta profesionalitas sumber daya manusia
layanan umum adalah pelayanan bidang kesehatan seperti rumah sakit pusat atau  pola tata kelola;
daerah, penyelenggaraan pendidikan, serta pelayanan jasa penelitian dan  rencana strategis bisnis;
pengujian  laporan keuangan pokok;
Kinerja Keuangan Sehat  standar pelayanan minimum; dan
 Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan
perekonomian masyarakat atau layanan umum; dan/atau  peningkatan realisasi PNBP dalam 2 tahun terakhir dan/ atau proyeksi PNBP  laporan audit terakhir atau pernyataan
dalam 5 tahun ke depan bersedia untuk diaudit secara
 Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau independen.
 rasio realisasi atau proyeksi belanja pegawai dengan PNBP paling kurang tidak
pelayanan kepada masyarakat.
meningkat
 data realisasi atau proyeksi rasio keuangan

Lain-lain (Pasal 27) (Pasal 22)


PENETAPAN PENCABUTAN
Dalam hal perubahan nomenklatur disertai Yang dilakukan pada masa transisi min:
(Pasal 10-14) (Pasal 15-21) perubahan kode unik BA, unit eselon I, dan/atau  pembentukan penanggung jawab likuidasi;
Satker, melakukan likuidasi administrasi satker lama  penyelesaian likuidasi terhadap status kepegawaian,
usulan Penerapan PPK- BLU berakhir apabila: min: dokumen pelaksanaan anggaran, dan struktur
 pembentukan penanggung jawab likuidasi; organisasi Satker pasca pencabutan;
 Dicabut oleh Menkeu;  penyelesaian likuidasi terhadap dokumen  penyelesaian hak & kewajiban Satker, termasuk terkait
• Hasil Monev pelaksanaan anggaran; dengan kerja sama dengan pihak ketiga; dan
Menteri/ Menkeu • Penilaian Kinerja dan/atau  penyelesaian hak dan kewajiban; dan  penyusunan laporan keuangan atas penyelesaian hak
Tata Kelola  penyusunan laporan keuangan atas penyelesaian hak dan kewajiban sampai dengan penyajian aset dan
pim.lembaga BLU dan kewajiban sampai dengan penyajian aset dan kewajiban pada neraca bersaldo nihil.
KMK  Dicabut oleh Menkeu berdasarkan usul
Penuh dari menteri/pim lembaga.
kewajiban pada neraca bersaldo nihil.

Dapat pengusulan dan penetapan kolektif  Berubah statusya menjadi BH dgn


kekayaan neg yg dipisahkan.

3
STANDAR LAYANAN
(Pasal 30)

BLU dalam memberikan layanan Standar pelayanan minimum merupakan ukuran pelayanan yang harus dipenuhi oleh BLU dalam memberikan pelayanan
umum kepada masyarakat.
menggunakan standar pelayanan
minimum
Tujuan
 Ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.
 Dapat diusulkan oleh BLU. Standar pelayanan minimum bertujuan untuk memberikan batasan layanan minimum yang
seharusnya dipenuhi oleh Pemerintah.
 Harus mempertimbangkan kualitas layanan,
pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya, serta Syarat
kemudahan untuk mendapatkan layanan.
 Penyusunan berpedoman pada standar pelayanan Agar fungsi standar pelayanan minimum dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka standar layanan BLU
minimum K/L, industri sejenis, dan/atau peraturan semestinya memenuhi persyaratan:
perundang-undangan yang mengatur mengenai standar S Specific fokus pada jenis layanan
pelayanan minimum.
M Measurable dapat diukur

A Attainable dapat dicapai


R Reliable relevan dan dapat diandalkan

T Timely tepat waktu

Standar pelayanan minimum harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan. Kualitas layanan paling sedikit meliputi teknis layanan, proses layanan, tata
cara, dan waktu tunggu untuk mendapatkan layanan. Standar pelayanan minimum bersifat sederhana, konkrit, mudah
diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mempunyai batas waktu pencapaian.
Standar pelayanan minimum disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan, prioritas dan kemampuan keuangan serta
kemampuan kelembagaan dan sumber daya manusia BLU.

4
TARIF LAYANAN PMK 100/PMK.05/2016 - Pedoman Umum Penyusunan Tarif Layanan BLU.

(Pasal 31-33)

BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan dalam bentuk tarif layanan.

Ketentuan Bentuk Aspek Kebijakan


 memperhitungkan seluruh biaya yang  besaran tarif Mempertimbangkan aspek:  tarif layanan lebih besar
dikeluarkan oleh BLU untuk menghasilkan • nilai nominal uang; dan/atau  Kontinuitas dan pengembangan
layanan;  tarif layanan sama
barang/jasa layanan. • persentase dari harga patokan, indeks  Daya beli masyarakat;  tarif layanan lebih kecil
 disusun atas dasar perhitungan biaya per harga, kurs, pendapatan kotor/bersih,  Asas keadilan & kepatutan; &
unit layanan atau hasil per investasi dana. dan/atau penjualan kotor/bersih. dari seluruh biaya yang telah
 Kompetisi yang sehat. dikeluarkan untuk menghasilkan
 pola tarif (formula).
barang/jasa layanan.

Proses Pengusulan - Penetapan (Pasal 34-38)


Dapat Didelegasikan (Pasal 39)

1. Pengusulan Tarif 2. Penyapaian Usulan Tarif 3. Penetapan Tarif Diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan
Besaran tarif ditetapkan berdasarkan kontrak atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan kontrak
Jenis layanan merupakan penunjang tugas & fungsi BLU

Pemimpin BLU Menteri/pim lembaga Menkeu Melaksanakan kebijakan Pemerintah yg bersifat strategis

 Sesuai dengan kebijakan K/L dalam penetapan tarif layanan (standar struktur  Penilaian dapat menggunakan indeks tarif yang diatur lebih lanjut oleh Dirjen
biaya, kewajaran tarif, dan alokasi anggaran). Perbendaharaan. (Pasal 36)
 Disampaikan kepada Menkeu paling lama 6 bulan setelah BLU ditetapkan.  Tarif layanan dapat kolektif berupa: (Pasal 38)
• batas waktu penyampaian terlampaui, Menteri/Pimpinan Lembaga • tarif dalam satu K/L dengan karakteristik layanan yang sama  dibagi berdasarkan zona;
menjelaskan alasan keterlambatan.
dan/atau
• belum disampaikan kepada Menkeu s.d. 12 bulan setelah BLU ditetapkan,
Menteri Keuangan dapat mengevaluasi penetapan BLU.
• tarif dalam bentuk penggabungan tarif beberapa BLU dalam satu K/L atau K/L yang
berbeda.
 Dapat berupa usulan tarif layanan kolektif.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan zona pada BLU diatur dengan Perdirjen
(Pasal 35) Perbendaharaan.
5
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PMK 92/PMK.05/2011 - RBA serta Pelaksanaan Anggaran BLU.

• BLU menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) 5


(Pasal 45-58)
tahunan dengan mengacu kepada Rencana
Strategis K/L. (Pasal 44)
Menteri/pim Menkeu/PPKD
• BLU menyusun RBA tahunan dengan mengacu BLU lembaga/kep SKPD
kepada RSB. (Pasal 45)
RBA disusun berdasarkan
(Pasal 53 - 54) basis kinerja dan RSB RENSTRA-K/L
perhitungan akuntansi (5 tahunan)
 Pemimpin BLU menyampaikan RBA kepada Menkeu biaya menurut jenis
c.q. Dirjen Perbendaharaan dan Menteri/Pimpinan layanannya.
Lembaga c.q. pejabat eselon I yang ditunjuk paling
RBA BLU disusun RKA K/L
berdasarkan kebutuhan dan
lambat pada akhir Desember, 2 tahun sebelum tahun kemempuan pendapatan RBA BLU RKA K/L dan APBN
pelaksanaan RBA. yang diperkirakan akan
 RBA ditandatangani oleh Pemimpin BLU dan Dewan diterima dari masyarakat, (1 tahunan) RBA BLU
badan lain, dan APBN
Pengawas.
 Kemenkeu c.q. DJPb melakukan analisis Dikaji kembali standar biaya dan
mempertimbangkan aspek paling sedikit meliputi: anggaran BLU
• produktivitas; Disertai dngn usulan SPM & biaya dr keluaran yg
• Efisiensi; akan dihasilkan
• inovasi; dan
• keselarasan/kesesuaian. RBA BLU
(dapat libatkan DJA, K/L, BLU).
 Hasil analisis RBA memuat paling sedikit meliputi:
Definitif
Jika 31 Des belum
• besaran target PNBP BLU;
• besaran rencana belanja; dan Mengesahkan disahkan, BLU dapat
melakukan pengeluaran
• informasi kesesuaian indikator kinerja (KPI) BLU Paling sedikit mencakup
Dok PA BLU Dok PA (max) 31 max angka dok PA thn
lalu
dengan RSB dan prioritas pembangunan. seluruh pendapatan dan
 Hasil analisis disampaikan kepada DJA, K/L, dan belanja, seluruh arus kas, Des
serta jumlah dan kualitas
BLU. (dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan jasa dan/atau barang
alokasi anggaran • Mjd lampiran dari perjanjian kinerja yg ditandatangani oleh menteri/pim lembaga/gub/bup/wlkota
BLU termasuk penentuan target PNBP BLU. dgn pim BLU.
• Mjd dasar penarikan dana yg bersumber dr APBN oleh BLU.

6
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
(Pasal 65-68)
• Saldo awal kas dpt bersumber dari Pencairan (Pasal 61-62) Revisi
RBA Definitif surplus anggaran tahun sebelumnya dan
saldo pembiayaan bersih BLU tahun
 DIPA Petikan BLU disampaikan oleh  Dalam hal revisi RBA Definitif berakibat pada perubahan DIPA
Menteri/Pimpinan Lembaga kpd Petikan BLU, maka diikuti dengan revisi DIPA Petikan BLU.
(Pasal 59-60) sebelumnya. Menkeu sesuai dengan ketentuan yg  Revisi DIPA Petikan BLU terdiri atas yang sumber dananya
acuan penyusunan • Saldo awal kas tidak termasuk: berlaku  disahkan menjadi dasar dari PNBP BLU dan selain PNBP BLU.

bagi penarikan dana yang bersumber
saldo kas yang berasal dari  Revisi yang sumber dananya berasal dari PNBP BLU
pengeluaran pembiayaan APBN dari APBN (rupiah murni).
diakibatkan oleh:
(rupiah murni) tahun sebelumnya;  Berdasar DIPA Petikan BLU, KPA • perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan
dan/atau mengajukan SPM kpd KPPN.  pagu anggaran belanja diatas pagu APBN (rupiah murni);
– saldo kas yang berasal dari KPPN menerbitkan SP2D sesuai • Perubahan/pergeseran rincian anggaran belanja dalam hal
pembiayaan yang didanai dari ketentuan perundangan. pagu anggaran tetap.
APBN (rupiah murni) tahun berjalan  Perubahan/pergeseran rincian anggaran belanja paling sedikit
yang telah tercantum dalam DIPA   Pendapatan meliputi:
selain DIPA Petikan BLU.  Pendapatan yg diperoleh BLU dapat • pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu DIPA Petikan
(Pasal 63)
• Saldo pembiayaan bersih BLU dikelola dan digunakan langsung BLU tetap;
merupakan selisih antara penerimaan untuk membiayai pengeluaran BLU • perubahan rincian anggaran akibat belanja melebihi pagu
pembiayaan BLU dengan pengeluaran sesuai dengan RBA Definitif. DIPA Petikan BLU namun masih dalam ambang batas
pembiayaan BLU. fleksibilitas;
 Hibah terikat yang diperoleh dari
DIPA Petikan BLU • Surplus anggaran tahun sebelumnya masyarakat/badan hukum lain harus
• perubahan rincian anggaran akibat belanja melebihi ambang
batas fleksibilitas;
merupakan saldo kas yang berasal dari diperlakukan sesuai dengan • penggunaan saldo awal kas;
Dapat memuat: selisih lebih antara PNBP BLU dengan peruntukannya. • perubahan rincian belanja akibat dari penyelesaian
 saldo awal kas,  proyeksi arus kas belanja BLU, di luar APBN (rupiah tunggakan tahun yang lalu;
 pendapatan, (termasuk rencana murni). Pertanggung-jawaban • revisi DIPA setelah penetapan menjadi BLU. 
 belanja, penarikan dana dari • Tidak mencantumkan:  Untuk pertanggungjawaban  BLU dapat melakukan belanja dlm ambang batas sebelum
 pembiayaan, APBN), pendapatan BLU dan/atau (Pasal
belanja64)
dari pengesahan revisi DIPA Petikan.
– Pengeluaran pembiayaan (dana
 saldo akhir kas,  dan jumlah serta PNBP yang dapat digunakan
bergulir/investasi) dari APBN  BLU dapat melakukan belanja melampaui ambang batas
 besaran Persentase kualitas barang/jasa (rupiah murni) tahun sebelumnya; langsung, BLU mengajukan surat setelah pengesahan revisi DIPA Petikan.
Ambang Batas, yg dihasilkan, dan/atau perintah pengesahan pendapatan dan
 Ketentuan revisi DIPA Petikan BLU
– Pengeluaran pembiayaan (dana belanja BLU kpd KPPN min 1x per
triwulan  KPPN menerbitkan Surat yg dananya dari PNBP BLU diatur Perdirjen Perbendaharaan.
bergulir/investasi) dari APBN
sebagaimana ditetapkan dlm RBA Definitif. (rupiah murni) tahun berjalan yang Pengesahan Pendapatan dan Belanja  Revisi DIPA Petikan BLU yang sumber dananya berasal dari
telah tercantum dalam DIPA lain. BLU selain PNBP BLU mengikuti ketentuan mengenai tata cara
revisi DIPA.

7
PENDAPATAN DAN BELANJA
Pendapatan (Pasal 69)
Belanja (Pasal 70-71)

pendapatan dari layanan yang


 dilaporkan diberikan kepada Hibah tidak terikat  Belanja modal terdiri dari belanja belanja pegawai dari APBN (RM),
sebagai PNBP dan/atau hibah terikat modal yang berasal dari APBN (RM) belanja pegawai sedangkan belanja pegawai dari PNBP
masyarakat;
K/L. yang diperoleh dari dan belanja modal BLU. BLU dimasukkan ke dalam belanja
 dilakukan masyarakat atau badan  Belanja modal yang berasal dari barang BLU.
pertanggungjawa hibah tidak terikat dan/atau lain tidak memerlukan APBN (rupiah murni) terdiri dari
ban pendapatan nomor register hibah. belanja modal tanah, belanja modal  terdiri dari belanja barang dari
hibah terikat belanja barang
BLU berupa peralatan dan mesin, belanja modal APBN (RM) dan dari PNBP BLU.
pengesahan gedung dan bangunan, belanja modal
pendapatan  Belanja barang dari PNBP BLU
hasil kerja sama dengan pihak jalan, irigasi dan jaringan, dan belanja terdiri dari belanja Gaji dan
kepada KPPN. modal lainnya.
lain dan/atau hasil usaha Hasil usaha paling tunjangan, belanja barang, belanja
(tidak perlu untuk
sedikit meliputi  Belanja modal BLU merupakan yang jasa, belanja pemeliharaan, belanja
hibah yang lainnya;
pendapatan jasa bersumber dari PBNBP BLU terdiri belanja modal. perjalanan, dan belanja penyediaan
diterima dalam
lembaga keuangan, dari belanja modal tanah, belanja barang dan jasa BLU lainnya yang
bentuk barang,
hasil penjualan aset modal peralatan dan mesin, belanja berasal dari PNBP BLU, termasuk
jasa, dan/atau surat
penerimaan lainnya yg sah tetap, dan pendapatan modal gedung dan bangunan, belanja belanja pengembangan SDM.
berharga)
sewa. modal jalan, irigasi dan jaringan, dan
belanja modal lainnya.  Pengelolaan belanja BLU
penerimaan anggaran yang  Belanja modal lainnya termasuk diselenggarakan secara
bersumber dari APBN (rupiah pengeluaran untuk perolehan aset tidak fleksibel berdasarkan
murni).
berwujud dan pengembangan aplikasi/ kesetaraan antara volume
software yang memenuhi kriteria aset kegiatan pelayanan dengan
tak berwujud. jumlah pengeluaran,
mengikuti Praktik Bisnis
yang Sehat. (dalam ambang
batas sesuai dalam RBA).
 Belanja BLU yang
melampaui ambang batas
fleksibilitas harus mendapat
persetujuan Menteri
Keuangan.

8
PENGELOLAAN KAS PMK 82/PMK.05/2018 - Pengelolaan Kas dan Investasi BLU

(Pasal 74-92)

Pool of cash, tetapi pada akhirnya • Pelimpahan kas dilaksanakan sesuai dengan
diupayakan saldo minimal perencanaan kas yang akurat.
• Perencanaan kas yang akurat dilakukan
berdasarkan kebutuhan kas yang diperlukan untuk
segera dilakukan pengeluaran.
REKENING REKENING
OPERASIONAL Belanja OPERASIONAL
PENERIMAAN PENGELUARAN
Dapat menerapkan1 jenis
Rekening Operasional
(Pasal 72-73)
(Pasal 74)
 Pengelolaan kas pada BLU meliputi: Diupayakan saldo minimal
• pengelolaan penerimaan kas;
• pengelolaan pengeluaran kas; dan Idle Cash
• pengelolaan optimalisasi kas. REKENING (Pasal 90)

 Pengelolaan kas dilaksanakan berdasarkan Praktik Bisnis yang Sehat.


• BLU harus mengoptimalkan kas
PENGELOLAAN penyajian portofolio investasi jk pendek, yaitu
Menkeu dapat mengakses informasi rekening secara
 Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas di BLU semaksimal
mungkin dilakukan melalui sistem perbankan dan/atau sistem
yang menganggur pada Rekening KAS real time

Operasional Penerimaan BLU


pembayaran elektronik lain. dan/ atau Rekening Dana Investasi Kelola
Jangka
 BLU harus menganalisis biaya dan manfaat atas pengelolaan kas Kelolaan BLU dengan Pendek Sendiri
pada sistem perbankan dan/atau sistem pembayaran elektronik melakukan investasi.
lainnya untuk mengurangi hilangnya potensi pendapatan dari kas. Idle Cash Optimalisasi
• Kas yang menganggur
 BLU mengembangkan sistem dan menyusun rekonsiliasi bank (Investasi)
merupakan kas yang belum akan
sebagai kebutuhan manajerial dan pelaporan keuangan posisi kas segera dilakukan pengeluaran Investasi
Jangka dapatAli
pada tanggal pelaporan. sesuai dengan perencanaan. REKENING Panjang h Daya
 Kas yang dimiliki BLU harus digunakan secara optimal untuk
penyelenggaraan pemberian layanan.
• Investasi berupa investasi jangka
pendek dan/ atau investasi jangka
DANA
dikecualikan dalam hal BLU memiliki mandat untuk mengelola dana panjang. KELOLAAN
dan/atau kas tersebut telah direncanakan untuk suatu pengeluaran tertentu di Diupayakan saldo minimal
masa mendatang dan telah dicantumkan dalam RSB.
 Bunga/bagi hasil dari rekening BLU tidak terkena pajak. (Pasal 83)
Penentuan maksimal saldo buffer kas oleh BLU untuk mengurangi idle cash

9
PENGELOLAAN PIUTANG PMK 230/PMK.05/2009 - Penghapusan Piutang BLU

(Pasal 93-105)
Piutang BLU terjadi sehubungan dengan penyerahan barang, Ruang lingkup pengelolaan Piutang BLU termasuk penghapusan
jasa, dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung secara bersyarat terhadap Piutang BLU yang bersumber dari
pendapatan BLU.
atau tidak langsung dengan kegiatan BLU.

Ketentuan
 Piutang BLU merupakan Piutang Negara.  Pencatatan atas penghapusan secara bersyarat dilakukan
sesuai pedoman penatausahaan dan akuntansi BLU.
 Dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab serta dapat
memberikan nilai tambah, sesuai dengan Praktik Bisnis yang Sehat.  Penghapusan secara bersyarat terhadap oleh Pemimpin
BLU dilaporkan kepada Dewan Pengawas dengan
 Pemimpin BLU menetapkan pedoman pengelolaan Piutang BLU yang disetujui Menteri/Pimpinan Lembaga
tembusan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga yang
yang bersangkutan, paling sedikit mencakup:
bersangkutan.
• prosedur dan persyaratan pemberian piutang;
• penatausahaan dan akuntansi piutang;  Pemimpin BLU menyampaikan laporan penghapusan
• tata cara penagihan piutang; dan secara bersyarat kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur
• pelaporan piutang. Jenderal Kekayaan Negara dan Direktur Jenderal
Perbendaharaan paling lambat 5 hari kerja setelah surat
 Dalam rangka pengelolaan piutang dan/atau penyaluran dana, BLU dapat menggunakan sistem layanan
keputusan penghapusan diterbitkan.
informasi keuangan yang dikelola OJK. (Pasal 95)
 Penghapusan Piutang BLU yang timbul dari tuntutan
 BLU harus melakukan penagihan secara maksimal.
ganti kerugian negara dilaksanakan sesuai dengan
 Dalam hal Piutang BLU tidak terselesaikan setelah dilakukan penagihan secara maksimal, BLU ketentuan peraturan perundang-undangan.
menyerahkan pengurusan penagihan tersebut kepada PUPN.
 Penghapusan secara mutlak terhadap Piutang BLU
 Pengurusan Piutang BLU dilakukan oleh PUPN sampai lunas, selesai, atau optimal. dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
 Telah dinyatakan PSBDT oleh PUPN, Pemimpin BLU melakukan penghapusan secara bersyarat dengan perundang-undangan di bidang penghapusan Piutang
Dilakukan dengan dilengkapi:
• daftar nominatif para Penanggung menerbitkan surat keputusan penghapusan.  menghapuskan Piutang BLU dari pembukuan BLU tanpa Negara.
Utang; menghapuskan hak tagih negara.
• besaran piutang yang dihapuskan;  Penghapusan secara bersyarat terhadap Piutang BLU ditetapkan oleh:
dan
• surat pernyataan PSBDT dari PUPN. • Pemimpin BLU  s.d. Rp200 jt/per Penanggung Utang;
• Pemimpin BLU persetujuan Dewas  Rp200 jt s.d. Rp500 jt/Penanggung Utang.
Untuk jumlah lebih dari Rp500 jt dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perUU di bidang
penghapusan Piutang Negara.

10
PENGELOLAAN UTANG PMK 77/PMK.05/2009 & PMK 42/PMK.05/2018 - Pengelolaan Pinjaman pada BLU.

(Pasal 106-114)
Ruang lingkup PMK ini mengatur
BLU dapat mengadakan Pinjaman jangka Syarat (Pasal 108) mengenai Pinjaman jangka pendek.

pendek atas namanya sendiri sesuai kebutuhan.  kegiatan yang akan dibiayai dari penerimaan negara
bukan pajak BLU dan/atau anggaran pendapatan dan
belanja negara (rupiah murni) telah tercantum dalam Kewenangan (Pasal 110)
RBA tahun anggaran berjalan, tetapi dana yang tersedia
dari penerimaan negara bukan pajak BLU tidak/belum  Pemimpin BLU  bernilai s.d.10%.
Ketentuan (Pasal 106-107) mencukupi untuk menutup kebutuhan/kekurangan dana  Pemimpin BLU atas persetujuan Dewan Pengawas  di
untuk membiayai kegiatan dimaksud; atas 10% s.d. 15%.
 Dalam rangka menutup selisih antara jumlah kas
yang tersedia ditambah aliran kas masuk yang merupakan  kegiatan yang akan dibiayai bersifat mendesak dan tidak  Pemimpin BLU atas persetujuan Menteri/Pimpinan
pengeluaran yang dapat ditunda; Lembaga/pejabat yang ditunjuk bagi BLU yang tidak
diharapkan dengan jumlah pengeluaran yang dimaksudkan
diproyeksikan dalam suatu tahun anggaran  saldo kas dan setara kas BLU tidak mencukupi atau tidak memiliki Dewan Pengawas  di atas 10% s.d. 15%
memberikan
(mismatch). manfaat jangka memadai untuk membiayai pengeluaran dimaksud; dan dari jumlah pendapatan BLU tahun anggaran sebelumnya
pendek.  jumlah Pinjaman jangka pendek yang masih ada yang tidak bersumber dari APBN (rupiah murni) dan hibah
 Digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja terikat.
ditambah dengan jumlah Pinjaman jangka pendek yang
operasional akan ditarik tidak melebihi 15% (lima belas persen) dari
 BLU dapat memiliki Pinjaman sehubungan jumlah pendapatan BLU tahun anggaran sebelumnya
(Pasal 111)
dengan: dapat berupa
badan usaha dalam
yang tidak bersumber langsung dari anggaran pendapatan
dan belanja negara (rupiah murni) dan hibah terikat. Perjanjian  tata cara pencairan
• kegiatan operasionalnya; dan/atau negeri baik berupa  pihak-pihak; Pinjaman;
lembaga keuangan  
 jumlah Pinjaman;  tata cara pembayaran; &
• perikatan Pinjaman dgn pihak lain. perbankan
 jangka waktu Pinjaman;  penyelesaian sengketa.
maupun
 Aset Tetap BLU dilarang dijadikan jaminan atas nonperbankan,
 peruntukan Pinjaman;
Pinjaman jangka pendek. badan usaha  persyaratan Pinjaman;
(Pasal 109)
lainnya, atau BLU.
BLU dapat diberikan pengecualian dari persyaratan untuk (Pasal 112-113)
kegiatan yang berdampak signifikan terhadap layanan BLU,
setelah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan, dalam
Pelaporan & Evaluasi
hal paling sedikit meliputi:  Pejabat Keuangan menyampaikan laporan bulanan ke
• Penyelenggaraan/mendukung penyelenggaraan kegiatan Pemimpin BLU mengenai realisasi penyerapan dan
yang berskala internasional; pembayaran kewajiban.
• kondisi kahar (ditetapkan dgn peraturan perundangan);  Laporan disampaikan juga ke Dewan Pengawas atau Pejabat
• kesulitan likuiditas; dan/atau
yang ditunjuk.
• kebijakan Pemerintah.
 Pemimpin BLU melakukan monitoring dan evaluasi
bulanan atas pengelolaan Pinjaman jangka pendek.

11
PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA BLU LAIN (Pasal 115-123)

BLU dapat melakukan Hanya untuk Pinjaman jk pendek yg digunakan dlm rangka
menutup selisih antara jumlah kas yg tersedia ditambah aliran
Sumber pemberian • BLU dlm lingkup K/L yg sama dengan BLU pemberi
Pinjaman berasal dari Pinjaman; dan/atau
pemberian Pinjaman kas masuk yg diharapkan dengan jumlah pengeluaran yg surplus anggaran BLU. • BLU dlm lingkup K/L yg berbeda dengan BLU pemberi
diproyeksikan dlm suatu tahun anggaran (mismatch).
kepada BLU lain. Pinjaman.

transaksi non-anggaran Dilakukan


BLU PEMBERI PINJAMAN   Pengesahan BLU PENERIMA PINJAMAN
Mengajukan proposal usulan Pinjaman 1
Penilaian kelayakan paling sedikit
2 mempertimbangkan:
Proposal min memuat:
1. kondisi likuiditas terakhir;
2. Pinjaman yg sedang berjalan;
1. kondisi dan kebutuhan likuiditas BLU;
3. proyeksi arus kas selama jk waktu Pinjaman;
2. kemampuan keuangan BLU untuk membayar
4. estimasi kebutuhan dana;
kembali; dan
5. jumlah Pinjaman;
3. batas maksimum kumulatif Pinjaman oleh BLU.
6. jangka waktu Pinjaman;
7. rencana kegiatan yang akan dibiayai;
Kewenangan persetujuan : 8. rencana penarikan Pinjaman; dan
Memenuhi persyaratan min: 9. rencana pengembalian Pinjaman.
Mengikuti ketentuan mekanisme
1. memiliki kecukupan likuiditas;
s.d. 1M/png =
utang pada BLU
dan 1M s.d. 10M/png = >10M/png =
Pemimpin BLU Persetujuan Dewas persetujuan
2. tidak terganggu keberlanjutan Men/Pimpel
layanannya.
3 Menolak/Menyetujui. Jika Setuju  naskah perjanjian Dapat diterapkan untuk
pemberian Pinjaman
Perjanjian Pinjaman min memuat: oleh BLU kepada BLU
Salinan disampaikan kpd Menkeu dan lain dalam lingkup K/L
Menteri/PimLem max 15 hari setelah 1. para pihak; 4. peruntukan Pinjaman; 7. tata cara pembayaran Pinjaman; yang sama.
Jika
ditandatangani 2. jumlah Pinjaman; 5. persyaratan Pinjaman; 8. hak dan kewajiban pihak-pihak; & Beda
3. jangka waktu Pinjaman; 6. tata cara pencairan Pinjaman; 9. penyelesaian sengketa.
K/L
Untuk menjamin pembayaran kembali piutang, dalam lingkup K/L yang berbeda diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
a. BLU pemberi Pinjaman dan BLU penerima Pinjaman membuat perjanjian dengan bank untuk memblokir saldo rekening operasional penerimaan BLU/rekening opersional min1x angsuran atau membuat rekening escrow atas nama
BLU pemberi Pinjaman dengan saldo min 1 (satu) kali angsuran.
b. Dalam hal terjadi gagal bayar min 1x angsuran, BLU pemberi Pinjaman memerintahkan bank mencairkan rekening sebesar nominal angsuran yang terjadi gagal bayar.
c. Biaya yang timbul sebagai akibat perjanjian penjaminan ini menjadi beban BLU penerima Pinjaman.

Menteri Keuangan dapat menugaskan/memerintahkan BLU untuk memberikan pinjaman kepada BLU lainnya.
12
INVESTASI PMK 82/PMK.05/2018 - Pengelolaan Kas dan Investasi BLU

(Pasal 125)

 Persetujuan Menteri Keuangan dilakukan dengan penetapan BLU sebagai operator investasi Pemerintah.
Investasi jangka panjang dapat
 Dalam hal BLU bukan merupakan operator investasi pemerintah, BLU dapat menempatkan dana kepada operator investasi
dilakukan oleh BLU setelah pemerintah sebagai investor untuk melakukan investasi jangka panjang setelah mendapatkan Persetujuan Menteri
memperoleh persetujuan Keuangan.
Menteri Keuangan.  Dalam hal pelaksanaan investasi Pemerintah terdapat penurunan nilai investasi, pimpinan BLU yang ditetapkan sebagai
operator investasi Pemerintah tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian investasi dan/atau kerugian negara apabila
dapat membuktikan:
• kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
• telah melakukan pengelolaan dan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan tujuan investasi
Pemerintah;
• tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengelolaan investasi Pemerintah;
• telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya penurunan nilai investasi Pemerintah tersebut sesuai Praktik Bisnis yang
Sehat; dan
• pelaksanaan investasi Pemerintah telah menerapkan prinsip itikad baik dan penuh tanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang investasi Pemerintah.

Pelaksanaan investasi jangka panjang pada BLU mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang investasi Pemerintah.

 Komite Investasi Pemerintah (KIP) melakukan penilaian usulan investasi oleh BLU atau menetapkan BLU untuk
menjadi OIP dan merekomendasikan penetapan sebagai OIP kepada Menkeu.
 BLU menyusun rencana jangka panjang dan menengah berdasarkan kebijakan umum dan strategis oleh KIP dan
menyusun rencana investasi tahunan berdasarkan rencana jangka panjang dan menengah dan PKIP.
 Mengatur tata kelola pelaksanaan investasi meliputi perencanaan, analisis dan kajian, instrumen investasi, pemilihan
bank kustodian/MI, pengelolaan sendiri dan pengalihdayaan kepada MI, manajemen, dan pelaporan.

13
PENGADAAN BARANG/JASA PMK 08/PMK.02/2006 - Pengadaan Barang dan Jasa BLU.

(Pasal 126)

Pengadaan barang/jasa pada BLU dikecualikan dari peraturan pengadaan barang dan jasa pemerintah
pada umumnya.
Perpres 16/2018 Pasal 61
Pengadaan barang/jasa pada BLU ditetapkan oleh Sumber Dana:
mengecualikan untuk BLU
Pemimpin BLU dengan mengikuti prinsip-prinsip jasa layanan yang
hibah tidak terikat
(Pemimpin BLU yang
transparansi, adil/tidak diskriminatif, akuntabilitas, yang diperoleh dari
diberikan kepada
masyarakat atau mengatur)
efektivitas, efisiensi, ekonomis, dan praktik bisnis masyarakat
badan lain
yang sehat.
Untuk pengadaan barang/jasa yang sumber
hasil kerjasama BLU
penerimaan anggaran dananya berasal dari hibah terikat dapat
dengan pihak lain
yg bersumber dari dilakukan dengan mengikuti ketentuan
Muatan: dan/atau hasil usaha
APBN (RM). pengadaan dari pemberi hibah, atau mengikuti
lainnya
ketentuan pengadaan barang/jasa yang berlaku
perencanaan pengadaan bagi BLU sepanjang disetujui oleh pemberi
Pelaksanaan pemilihan hibah dimaksud.
persiapan pengadaan
Pelaksanaan kontrak
persiapan pemilihan

Pedoman pengadaan barang & jasa harus ditinjau/disempurnakan sesuai kebutuhan.

Dalam hal BLU belum menetapkan peraturan Pemimpin BLU, pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada BLU
berpedoman pada peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. 

Dalam proses pengadaan barang/jasa harus ada pemisahan secara jelas antara pemegang kewenangan penggunaan
anggaran, penanggung jawab kegiatan/pembuat komitmen, dan penyelenggara pengadaan barang/jasa.

14
PENGELOLAAN ASET (1) PMK 136/PMK.05/2016 - Pengelolaan Aset pada BLU

(Pasal 127-168)

rtugas mengelola aset pada BLU


Hasil pengelolaan aset digunakan sepenuhnya untuk menyelenggarakan Pelaksanaan pengelolaan aset pada BLU berpedoman pada ketentuan perundang-
kegiatan BLU dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. undangan di bidang pengelolaan BMN sepanjang tidak diatur dalam Peraturan
Menteri ini.

Prinsip KSO/KSM Mitra terdiri atas:


 tidak mengganggu kegiatan pemberian pelayanan  Pemimpin BLU melakukan KSO/KSM dalam • K/L/Satker;
umum kepada masyarakat; rangka Tugas dan Fungsi pd BLU. • pemerintah daerah;
• BUMN;
 biaya berkenaan dengan pelaksanaan kerja sama  bertujuan untuk: • BUMD;
tidak boleh dibebankan pada APBN (rupiah • meningkatkan penyediaan pelayanan umum • BLU;
murni); kepada masyarakat; • BLU daerah;
 • mengoptimalkan daya guna dan hasil guna • perusahaan swasta;
Aset BLU dapat digunakan sebagai dasar
Aset BLU; dan • yayasan;
penerbitan surat berharga setelah mendapatkan
• meningkatkan pendapatan BLU yang dapat • koperasi; dan/atau
izin dari Menteri Keuangan; & • perorangan.
digunakan langsung untuk membiayai belanja
 tidak berakibat terjadinya pengalihan Aset BLU BLU sesuai RBA.
kepada pihak lain. (Pasal 135)
 Dilaksanakan dengan melibatkan pihak lain
sebagai Mitra. Mitra dilarang mengalihkan
KSO/KSM kepada pihak lain
• Pelaksanaan pengelolaan aset dapat dilakukan  Dituangkan dalam naskah perjanjian antara kecuali atas persetujuan
dengan menggunakan mekanisme KSO/KSM. Pemimpin BLU dengan Mitra. Pemimpin BLU dan disertai
• Biaya yang timbul dalam rangka persiapan  Tarif yang dikenakan kepada masyarakat terhadap pembayaran kompensasi jika
layanan yang dihasilkan dari KSO/KSM terdapat keuntungan atas
pelaksanaan KSO atau KSM dapat dibebankan
pengalihan KSO/KSM
pada anggaran pendapatan dan belanja negara ditetapkan oleh Pemimpin BLU sesuai dengan
dimaksud.
(rupiah murni). ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai pengelolaan keuangan BLU.

15
PENGELOLAAN ASET (2)
(Pasal 131-168)

Pelaksanaan pengelolaan aset berpedoman pada ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan barang milik negara sepanjang tidak diatur dalam
PMK ini.

KSO KSM
Kerja Sama Kerja Sama
Operasional Manajemen Pengawasan dan Pengendalian
oleh Pemimpin BLU
“Sewa” 15
PERENCANA PELAKSANA
PENYIAPAN TRANSAKSI
Kompensasi tetap, imbal AN AN
hasil (opsional)

Manaj.
BLU + Aset
Mitra
5
• Spesifikasi Naskah
Tanah dan
Bangunan BTO 30
Imbalan
Aspek
Teknis •
teknis
Kegiatan terkait
objek KSO
Perjanjian

Kompensasi tetap
dan/atau imbal hasil
Aspek
Aset BLU Keuangan • Proyeksi Dicantumkan
Pendapatan dlm RBA
BOT 30
• Proyeksi Biaya

Kompensasi tetap
dan/atau imbal hasil
Manaj.
Mitra + Aset
BLU
5 Aspek
Hukum • Bukti
kepemilikan
aset
Imbalan • Resiko
Selain Tanah dan (Pasal 142, 146) • Rekam jejak
Bangunan calon mitra
Keterangan:
Kompensasi tetap, manfaat lain Jk. Waktu dapat
dan/atau imbal hasil
lebih atas = Pemilihan mitra dengan tender
persetujuan
Aset Mitra
Menkeu 5 = jangka waktu maksimal dalam tahun
(khusus peralatan dan mesin)
Imbal hasil
16
PENGELOLAAN ASET (3)
(Pasal 131-168) Detail Skema Pengelolaan Aset melalui KSO/KSM
KSO KSM
Aset BLU Aset Pihak Lain
Tanah dan bangunan SDM/ SDM/ Manajerial Pihak
Selain Tanah dan/atau Peralatan dan Mesin Manajerial BLU Lain
“Sewa+” (A) BSG (B) BGS (C) Bangunan

Keputusan pemimpin Keputusan pemimpin Keputusan pemimpin Keputusan pemimpin BLU Keputusan pemimpin Keputusan pemimpin Keputusan pemimpin
BLU BLU BLU BLU BLU BLU

Max = 15 tahun Max = 30 tahun Max = 30 tahun Dapat diperpanjang setelah Memperhitungkan masa Max = 5 tahun Max = 5 tahun
Lebih  persetujuan Lebih  persetujuan Lebih  persetujuan dilakukan evaluasi, dan manfaat Dapat diperpanjang Dapat diperpanjang
Menkeu Menkeu Menkeu penyesuaian klausul dalam setelah dilakukan setelah dilakukan
(Pasal 146)
perjanjian evaluasi, dan evaluasi, dan
(Pasal 142) (Pasal 146) penyesuaian klausul penyesuaian klausul
Dapat diperpanjang • Hanya berlaku untuk 1 • Hanya berlaku untuk 1 dalam perjanjian dalam perjanjian
setelah dilakukan (satu) kali perjanjian (satu) kali perjanjian
evaluasi dan tidak dapat dan tidak dapat
dilakukan dilakukan
perpanjangan. perpanjangan.
• Dapat melanjutkan • Dapat melanjutkan
kerjasama dengan kerjasama dengan
bentuk KSO Tanah dan bentuk KSO Tanah dan
Bangunan (A). Bangunan (A).

Kompensensi tetap Kompensensi tetap Kompensensi tetap Kompensensi tetap, imbal Imbal hasil Imbalan Imbalan
(wajib) dan/atau imbal hasil dan/atau imbal hasil hasil, dan/atau manfaat
Imbal Hasil (dapat) ekonomi lainnya.

Penunjukan langsung Tender Tender Penunjukan langsung, Tender Perizinan Tender


perizinan, atau lelang

Pemimpin BLU menetapkan standar pedoman operasional yang diperlukan sebagai pelaksanaannya

17
PENYELESAIAN KERUGIAN

(Pasal 169)

Setiap kerugian negara pada BLU yang disebabkan oleh


tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang
diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai penyelesaian kerugian
negara.

18
AKUNTANSI, PELAPORAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN
(Pasal 170-171)

Setiap transaksi keuangan BLU harus  Dalam rangka menyusun laporan keuangan BLU, BLU
diakuntansikan dan dokumen melakukan pengumpulan, pencatatan, serta
pengikhtisaran data transaksi dan informasi kejadian
pendukungnya dikelola secara tertib. keuangan, termasuk data yang berasal dari subsistem
(Pasal 170) akuntansi transaksional.
 Akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai  Laporan keuangan BLU merupakan bentuk
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis pertanggungawaban BLU yang terdiri atas:
akrual sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. • laporan realisasi anggaran;

 BLU menyelenggarakan dan mengembangkan subsistem • laporan perubahan saldo anggaran lebih;
akuntansi secara mandiri untuk dapat menghasilkan • neraca;
pencatatan transaksional sesuai dengan karakteristik BLU,
• laporan operasional;
yang dikembangkan sesuai dengan Praktik Bisnis yang Sehat
untuk dapat mencatat transaksi, kejadian keuangan, dan • laporan arus kas;
akuntansi berdasarkan dokumen sumbernya yang menjadi • laporan perubahan ekuitas; dan
pengakuan hak dan kewajiban BLU secara transaksional,
termasuk: • catatan atas laporan keuangan.
• prosedur dan subsistem akuntansi transaksional;  Laporan keuangan unit usaha BLU dikonsolidasikan
ke Laporan Keuangan BLU.
• bagan akun standar; dan
 Laporan keuangan BLU diaudit dan diberi opini oleh
• dokumen sumber yang mendukung kebutuhan penyajian auditor ekstern sesuai dengan ketentuan peraturan
data dan informasi yang lengkap dan selaras dalam perundang-undangan.
penyusunan laporan keuangan BLU sesuai dengan SAP (Pasal 171)
dan kebijakan akuntansi yang ditetapkan Kementerian  Laporan keuangan BLU dikonsolidasikan dengan
Keuangan. laporan keuangan K/L.
 

19
AKUNTABILITAS KINERJA

(Pasal 172)

Pimpinan BLU bertanggung jawab terhadap kinerja operasional BLU sesuai dengan
tolok ukur yang ditetapkan dalam RBA.

Pimpinan BLU mengikhtisarkan dan melaporkan kinerja operasional BLU secara


terintegrasi dengan laporan BLU.

Tata cara penyusunan ikhtisar kinerja operasional dan pengintegrasiannya dengan laporan
keuangan didasarkan pada ketentuan peraturan perundangan yang mengatur tentang
pelaporan keuangan & kinerja.

Penyampaian ikhtisar laporan kinerja operasional yang terintegrasi dengan laporan


keuangan dilakukan melalui sistem informasi yang dibangun Kementerian Keuangan c.q
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

20
SURPLUS DAN DEFISIT PMK 98/PMK.05/2017 - Penarikan dan Pengembalian Dana pada BLU.

Surplus (Pasal 173)


Defisit (Pasal 174)
Surplus anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali atas perintah Menteri Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaannya dalam tahun anggaran berikutnya kepada Menteri
Keuangan disetorkan sebagian atau seluruhnya ke KUN dengan mempertimbangkan posisi likuiditas BLU. Keuangan melalui Menteri/Pimpinan Lembaga. Menteri Keuangan dapat mengajukan anggaran untuk
Surplus diestimasikan dalam RBA tahun anggaran berikutnya untuk disetujui penggunaannya. menutup defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam anggaran pendapatan dan belanja negara tahun anggaran
berikutnya.

Penarikan dan Pengembalian Dana BLU Lain-Lain


(Pasal 189)
 Menteri Keuangan dapat Tanpa Pengembalian (Pasal 176-181) Dengan Pengembalian (Pasal 182-188)
Menkeu dapat memerintahkan
melakukan penarikan dana yang Dalam rangka pembinaan pengelolaan keuangan BLU dan/atau Dalam rangka pembinaan pengelolaan keuangan BLU, optimalisasi kas penarikan dan pengembalian
dikelola BLU. optimalisasi kas Pemerintah. Pemerintah, dan/atau penyangga kas Pemerintah. untuk pengelolaan Kas Negara,
 Dana meliputi: tanpa melalui mekanisme
Menteri Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan menilai Surplus Menteri Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan menilai Surplus penilaian.
• Surplus Anggaran; dan/atau mempertimbangkan: mempertimbangkan:
Surplus Anggaran merupakan surplus  posisi likuiditas BLU;  posisi likuiditas BLU;
kas BLU hasil pengesahan pendapatan  keberlanjutan layanan BLU;  keberlanjutan layanan BLU; (Pasal 190)
dan belanja BLU.  rencana pengembangan layanan tahun berjalan dan/atau 1 tahun  rencana pengembangan layanan tahun berjalan dan/atau 1 tahun
berikutnya; dan/atau berikutnya; dan/atau Untuk menjaga kondisi fiskal,
• Dana Kelolaan.
 hasil temuan BPK atas pengelolaan Surplus Anggaran.  hasil temuan BPK atas pengelolaan Surplus Anggaran. Menkeu dapat menugaskan
 Penarikan dana dilakukan untuk: BLU membeli surat berharga
• pembinaan pengelolaan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan menilai Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan menilai Dana negara dengan private
keuangan BLU; Dana Kelolaan. ( Dapat dilakukan oleh DJKN selaku PA BA BUN Kelolaan mempertimbangkan: placement  tidak perlu
investasi) mempertimbangkan:  tujuan pengelolaan dana; persetujuan inv jk panjang.
• optimalisasi kas Pemerintah;
 tujuan pengelolaan dana;  realisasi penyaluran/perguliran Dana Kelolaan; dan/atau
dan/atau
 realisasi penyaluran/perguliran Dana Kelolaan; dan/atau  hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan atas pengelolaan Dana (Pasal 191)
• penyangga kas Pemerintah.  hasil temuan BPK atas pengelolaan Dana Kelolaan. Kelolaan.
Penilaian DJKN disampaikan kpd DJPb. Menkeu dapat memerintahkan
 Penarikan dana terdiri atas:
BLU untuk memindahkan
• penarikan tanpa pengembalian; saldo dari Surplus Anggaran
Menteri Keuangan menetapkan KMK. Dirjen Perbendaharaan a.n. Menteri Keuangan (KMK).
atau kepada BLU lain dalam hal:
• penarikan dengan  Penyetoran Surplus transaksi non anggaran Sebagai transaksi non anggaran.  keadaan darurat;
 Penyetoran Dana Kelolaan sebagai penerimaan pembiayaan untuk Direktur Pengelolaan Kas Negara membuka Rekening Pemerintah  menghadapi ancaman yang
pengembalian.
bagian anggaran BUN. Lainnya di Bank Umum sebagai penampung. membahayakan
perekonomian nasional
Penerbitan SKTB kepada KPPN mitra kerja max 3 hari kerja setelah Tata cara penyetoran, penarikan, pengembalian, & pembukaan rekening
dan/atau stabilitas sistem
penyetoran. diatur di Perdirjen Perbendaharaan.
keuangan. 

21
KELEMBAGAAN
(Pasal 193) (Pasal 195)

Dalam hal instansi Pemerintah perlu mengubah status Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, BLU dapat melakukan
kelembagaannya untuk menerapkan PPK-BLU, perubahan pengembangan usaha dengan membentuk unit usaha.
struktur kelembagaan tersebut berpedoman pada ketentuan
yang ditetapkan MenPANRB. Unit usaha merupakan bagian dari BLU
yang bertugas melakukan pengembangan Pelaksanaan kegiatan harus
 dimaksudkan untuk menetapkan status kelembagaan instansi Pemerintah layanan dan mengoptimalkan sumber- memperhatikan analisis aspek
sumber pendanaan untuk mendukung teknis, aspek keuangan, & aspek
yang menerapkan PPK-BLU yang mengakibatkan perubahan Satker kegiatan BLU. hukum untuk mendapatkan
struktural atau menjadi nonstruktural pada K/l. keuntungan.

Pemimpin unit usaha dapat diberikan


(Pasal 194) Analisis aspek keuangan dituangkan dalam
kewenangan mengelola Rekening
RBA dengan paling sedikit memuat proyeksi
BLU bidang layanan pengelola dana harus memiliki unit atau Operasioanal BLU tersendiri untuk
pendapatan dan belanja unit usaha.
menampung pendapatan dan untuk keperluan
Pegawai yang menjalankan fungsi manajemen risiko dan fungsi pengeluaran sesuai Praktik Bisnis yang Sehat
pengelolaan investasi. dengan memperhatikan ketentuan yang diatur
dalam PMK ini. Pemimpin unit usaha harus menyusun
 Fungsi manajemen risiko dan fungsi pengelolaan investasi dilaksanakan oleh laporan keuangan untuk keperluan
unit atau Pegawai secara terpisah pengukuran kinerja manajerial yang
Pemimpin BLU menunjuk dikonsolidasikan dengan laporan
seorang Pegawai untuk keuangan BLU.
memimpin unit usaha.

Perekrutan karyawan pada unit usaha Unit usaha dapat dikelola


harus mendapat persetujuan dari sendiri oleh BLU atau dikelola
Pemimpin BLU. bersama dengan mitra.

Untuk keperluan perizinan berusaha


Dalam hal unit usaha dikelola
dan/atau persyaratan sebagai penyedia
sendiri oleh BLU, pendapatan yang
barang/jasa, BLU dapat menggunakan
diterima dan belanja yang
KMK mengenai penetapan BLU sebagai
dikeluarkan unit usaha merupakan
dasar hukum pembentukan badan usaha.
pendapatan dan belanja BLU.

22
PEJABAT PENGELOLA (Pasal 199)

Pengangkatan
(Pasal 196)
 kriteria :  Ketentuan pengangkatan yang telah diatur dalam peraturan perundang-
• mampu untuk bertindak dengan itikad baik, jujur, dan profesional; undangan yang lebih tinggi dikecualikan dari ketentuan.
• mampu bertindak dan mengambil keputusan berdasarkan penilaian  Pengangkatan mempertimbangkan hasil penilaian atas kualifikasi,
Pemimpin BLU independen dan objektif untuk kepentingan BLU; kompetensi, dan kinerja dalam bentuk uji kelayakan dan kepatutan oleh
• mampu menghindarkan penyalahgunaan kewenangannya untuk Menteri/Pimpinan Lembaga.
mendapatkan keuntungan pribadi yg tidak semestinya atau menyebabkan  Pengangkatan Pejabat Keuangan dilakukan setelah mendapat persetujuan
Pejabat Keuangan Pejabat Teknis kerugian BLU; &
dari Menteri Keuangan.
• berkomitmen untuk bekerja penuh waktu.
Khusus Pejabat Pengelola yang dari tenaga profesional non-PNS harus  Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Pengelola yang berasal dari
Sebutan dpt disesuaikan dengan nomenklatur yg berlaku
memenuhi persyaratan tambahan sebagai berikut: PNS mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pada instansi Pemerintah bersangkutan.
• bukan pengurus parpol, dan/atau anggota legislatif, dan/atau tidak sedang kepegawaian.
(Pasal 197) mencalonkan sebagai caleg; &  Dari tenaga profesional non-PNS diangkat dengan kontrak untuk masa
Kewajiban • bukan kepala/wakil kepala daerah dan/atau tidak sedang mencalonkan jabatan paling lama 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1x masa
kepala/wakil kepala daerah. jabatan.
 memiliki tata tertib kerja & pedoman teknis
pelaksanaan kerja yang mengikat bagi setiap Pejabat
Pengelola dan Pegawai; (Pasal 198) (Pasal 199)
 memiliki pedoman kode etik;
Larangan Jabatan Berakhir (non PNS)
 melaksanakan tugasnya dengan itikad baik untuk
kepentingan BLU dan sesuai dengan maksud dan tujuan  merangkap jabatan anggota Dewas / Pejabat Pengelola/ Komite Audit pada Apabila:
BLU sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- BLU lain;  meninggal dunia;
undangan;  merangkap jabatan anggota komisaris/direksi/komite audit pada  masa jabatannya berakhir; atau
 menjamin pengambilan keputusan yang efektif, tepat, BUMN/perusahaan swasta;  diberhentikan dari jabatannya sebelum masa jabatan berakhir,
dan cepat serta bertindak secara independen untuk  memanfaatkan jabatannya pada BLU untuk kepentingan pribadi, keluarga, karena:
melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis; dan/atau pihak lain; • tidak dapat memenuhi target kinerja/kewajibannya;
 memastikan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam  • tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BLU, selain
• melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk
setiap kegiatan pada seluruh tingkatan atau jenjang remunerasi dan fasilitas lain yang berdasarkan KMK;
larangan rangkap jabatan;
organisasi;  memiliki hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga baik • telah ditetapkan sebagai tersangka atau terdakwa dalam tindakan
 mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya menurut garis lurus maupun garis ke samping termasuk hubungan yang yang merugikan BLU dan/atau keuangan negara;
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga; timbul karena perkawinan dengan Pejabat Pengelola yang lain maupun • melakukan tindakan melanggar etika/kepatutan;
 menatausahakan serta menyimpan dokumen BLU, dengan anggota Dewan Pengawas; dan • dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang
termasuk risalah rapat Pejabat Pengelola dan rapat  menggunakan penasihat perorangan dan/atau jasa profesional sebagai mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
Dewas; dan konsultan, kecuali: • mengundurkan diri;
 menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari • untuk proyek bersifat khusus; • tidak lagi memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan perundang-
SPI, APIP, auditor ekstern, pembina BLU, Dewan • didasarkan pada kontrak kerja yang jelas; dan undangan; dan/atau
• alasan lainnya yang dinilai tepat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga
Pengawas, & pihak lain. • merupakan pihak independen dan memiliki kualifikasi untuk mengerjakan
demi kepentingan & tujuan BLU.
proyek yg bersifat khusus.

23
KEPEGAWAIAN

(Pasal 200)

 Pejabat Pengelola BLU dan Pegawai dapat terdiri atas PNS dan/atau tenaga profesional non-PNS
sesuai dengan kebutuhan BLU.
 Jumlah dan komposisi Pegawai profesional non-PNS ditetapkan setelah mendapat persetujuan dari
Menteri Keuangan.
 Syarat pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Pengelola dan Pegawai dari PNS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.

 Syarat pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Pengelola dan Pegawai dari tenaga profesional non-PNS
diatur oleh Pemimpin BLU.

24
PEMBINAAN

Pembinaan (Pasal 203) dilakukan oleh


Pembinaan
dilakukan oleh (Pasal 202)
Teknis Menteri/Pimpinan Lembaga Menteri Keuangan Keuangan

 Menteri/Pimpinan Lembaga bertanggung jawab atas pelaksanaan


kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang dilaksanakan
 Dalam rangka pembinaan keuangan, Menteri Keuangan berperan
oleh BLU.
sebagai regulator dan supervisor di bidang keuangan dan tata kelola
 Menteri/Pimpinan Lembaga melakukan pembinaan teknis sebagai BLU untuk peningkatan kinerja, akuntabilitas, dan transparansi
regulator dan supervisor sesuai bidang layanannya. pengelolaan keuangan BLU.
 Menteri/Pimpinan Lembaga membuat pedoman penyelenggaraan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh BLU.
 Menteri/Pimpinan Lembaga menunjuk unit eselon I pada
Kementerian Negara/Lembaga yang berperan sebagai pembina
teknis.
 Menteri/Pimpinan Lembaga harus menyelenggarakan rapat
Dalam rangka pelaksanaan
pembinaan dengan Dewan Pengawas paling sedikit 1 1x dalam
setahun dengan agenda paling sedikit meliputi kebijakan strategis pembinaan dapat dibentuk
pada BLU. Dewan Pengawas.
(Pasal 201)
(Pasal 204)

Dalam hal terdapat dewan/komite/nama lain di luar struktur BLU yang dibentuk untuk melakukan pembinaan kepada BLU yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi, pelaksanaan tugas pembinaan oleh dewan/komite/nama lain di luar struktur BLU berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dimaksud. (Pelaksanaan tugas
pembinaan berkoordinasi dengan pembina teknis dan K/L terkait).

25
DEWAN PENGAWAS PMK 95/PMK.05/2016 - Dewan Pengawas BLU.

(Pasal 205)
(Pasal 218)
Wewenang Tugas (Pasal 216)
Apabila BLU memenuhi syarat minimum Nilai Omzet (30 M) & Nilai Aset
 memperoleh informasi BLU secara lengkap,
(75 M). Melaksanakan pengawasan terhadap tugas dan
tepat waktu, dan terukur;
 mendapatkan laporan berkala atas tanggung jawab Pejabat Pengelola BLU, serta
Jumlah 3 atau 5 orang sesuai dengan Nilai Omzet dan Nilai Aset (salah memberikan nasihat kpd Pejabat Pengelola
pengelolaan BLU (laporan keuangan dan
seorang ditetapkan sebagai Ketua).
laporan kinerja); (bersifat strategis).
 mendapatkan laporan hasil
Komposisi terdiri atas unsur-unsur pejabat dari K/L, Kemenkeu, serta unsur
pengawasan/pemeriksaan yang dilakukan Rapat (Pasal 220)
tenaga ahli yang sesuai dengan kebutuhan BLU.
oleh SPI BLU, APIP, auditor ekstern, dan
(Pasal 207) Dewan Pengawas mengadakan rapat secara berkala min
pembina BLU;
 mengetahui kebijakan dan tindakan yang 1x dalam 1 bulan dengan Pejabat Pengelola.
Keanggotaan dari unsur K/L dan Kementerian Keuangan dapat ex-officio.
(Bentuk rapat dapat dilakukan secara fisik atau secara
(Pasal 208)
dijalankan oleh Pejabat Pengelola BLU;
 mendapatkan penjelasan dan/atau data dari daring disesuaikan dengan kebutuhan).
Menteri/PimLem/Menkeu dapat mengusulkan/menetapkan pihak lain sebagai anggota Dewas
Pejabat Pengelola BLU dan/atau Pegawai;
mewakili unsur K/L/kemenkeu. (harus memiliki kapasitas)
 mengangkat dan memberhentikan Sekretaris
Dewas dan Komite Audit;
Laporan (Pasal 222)
Diangkat dari orang perseorangan yang memenuhi persyaratan umum dan Dewan Pengawas menyampaikan laporan pelaksanaan
 memberikan persetujuan atas pengangkatan
persyaratan khusus. tugas berupa
kepala SPI;
(Pasal 209)  menghadirkan Pejabat Pengelola dalam rapat;  laporan periodik; dan
Persyaratan bukan Ka/waKada/calon dikecualikan dalam hal Menteri/Pimpinan Lembaga  berkomunikasi secara langsung dengan SPI;  laporan khusus.
dapat memberikan penjelasan urgensinya.  meminta Pejabat Pengelola BLU Kapada
menghadirkan tenaga profesional dalam rapat • Menteri/Pimpinan Lembaga;
Merupakan majelis dan setiap keputusannya dilaksanakan secara Dewas; • Menteri Keuangan; dan
musyawarah dan bersifat kolektif dan kolegial.  Meminta audit secara khusus kepada APIP • Direktur Jenderal Perbendaharaan.
dan melaporkan kepada Menteri/Pimpinan
Diangkat dan diberhentikan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atas Lembaga dan Menteri Keuangan. Evaluasi (Pasal 224)
persetujuan Menteri Keuangan.  menunjuk kantor akuntan publik; dan Dalam rangka menilai kinerja Dewan Pengawas,
 melaksanakan kewenangan lainnya Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menkeu melakukan
Masa jabatan 5 tahun & dapat diangkat kembali max 1x masa jabatan berdasarkan ketentuan peraturan evaluasi.
berikutnya. perundangan.
masa jabatan dewas pengganti dimulai dari 0
Organ Pendukung
(Pasal 223)  Sekretaris Dewan Pengawas. (Pasal 230)
 Komite Audit yang terdiri dari ketua dan anggota.
Menteri/Pimpinan Lembaga menetapkan KPI Dewas mempertimbangkan (Pasal 231-242)
usulan Dewas & masukan Menkeu.
26
PROGRAM PENGENALAN

(Pasal 248)

Pemimpin BLU memfasilitasi program pengenalan BLU


kepada Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola yang
diangkat untuk pertama kalinya.

 Program pengenalan BLU terdiri atas:


• program pengenalan BLU bersangkutan; dan
• program pengenalan pola pengelolaan keuangan BLU.
(diatur lebih lanjut dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan)
 Pemimpin BLU memfalisitasi program pengembangan kapasitas
secara berkelanjutan bagi Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola
sebagai tindak lanjut program pengenalan BLU.

27
SISTEM PENGENDALIAN INTERN BLU PMK 200/PMK.05/2017 - Sistem Pengendalian Intern pada BLU.

(Pasal 249-269)
Lingkungan Pengendalian Penegasan/penguatan mamajemen risiko: Tercapainya Keandalan dan
• setiap pengambilan keputusan/tindakan, harus mempertimbangkan
efektivitas & integritas informasi
Pemimpin BLU harus Aktivitas pengendalian risiko.
efisiensi kegiatan keuangan dan kinerja
• program Manajemen Risiko secara terpadu.
menetapkan suatu sistem • Membentuk unit kerja tersendiri atau memberi penugasan kepada BLU BLU
pengendalian intern yang Penilaian Risiko SPI untuk menjalankan fungsi Manajemen Risiko.
efektif pada BLU Penegasan kebijakan informasi: Pengamanan aset Ketaatan peraturan
Pemantauan & pengendalian intern • kemudahan akses, transparan, & kerahasiaan informasi perundang-undangan
BLU
• mekanisme penyampaian atas dugaan penyimpangan.
Untuk memastikan efektivitas
sistem pengendalian intern Sistem informasi & komunikasi
dibentuk SPI.

Tugas Kewenangan Keanggotaan


• Diangkat oleh Pemimpin BLU (persetujuan Dewas untuk Kepala SPI)
• menyusun dan melaksanakan rencana Pengawasan Intern; • mendapatkan akses seluruh dokumen, • Jumlah sesuai besaran/kompleksitas bisnis  analisis beban kerja
• menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern & sistem pencatatan, SDM, dan fisik aset BLU • Larangan rangkap jabatan (kecuali tugas kepatuhan/manajemen risiko)
manajemen risiko; pada seluruh bagian & unit kerja • PNS/non PNS
• melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di lainnya; • Khusus Kepala SPI harus memiliki keahlian audit intern (bukti sertifikasi profesi yang
bidang keuangan, akuntansi, operasional, SDM, pemasaran, IT, & • melakukan komunikasi secara sesuai).
kegiatan lainnya;
langsung dengan pimpinan BLU (Dalam hal belum, dapat diganti dengan persyaratan sementara:
• memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang  memiliki pengalaman sebagai auditor min 3 tahun; dan/atau
dan/atau dewan pengawas;
kegiatan yang diawasi pada semua tingkat manajemen;
•  memiliki pengetahuan terkait akuntansi & keuangan.
• membuat laporan hasil Pengawasan Intern dan menyampaikan laporan mengadakan rapat secara berkala dan
insidentil dengan pimpinan BLU (harus memperoleh sertifikasi profesi dalam waktu 2 tahun sejak diangkat. Apabila terlampaui
tersebut kepada pemimpin BLU dan dewan pengawas;
dan/atau dewan pengawas; dan tidak terpenuhi, kepala SPI diberhentikan dari jabatannya)
• memberikan rekomendasi perbaikan/peningkatan tata kelola dan upaya
pencapaian strategi bisnis BLU; • melakukan koordinasi dengan APIP (Pasal 266)
• memantau, menganalisis, & melaporkan pelaksanaan tindak lanjut dan/atau aparat pemeriksaan ekstern; Pemimpin BLU memfasilitasi auditor intern SPI mengikuti program pengembangan
rekomendasi pengawasan oleh SPI, APIP, aparat pemeriksaan ekstern dan profesi secara berkelanjutan untuk mendukung usaha memperoleh sertifikasi profesi dan/
pemerintah, dan pembina BLU; atau mempertahankan sertifikasi profesi.
• mendampingi APIP dan/atau aparat
• melakukan reviu laporan keuangan; pemeriksaan ekstern dalam melakukan
• melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan; dan pengawasan. Proses
• melaksanakan tugas lainnya berdasarkan penugasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perencanaan Pengawasan Pantau
Pelaporan
Tindak Lanjut
BLU harus punya piagam pengawasan intern
28
PEMERIKSAAN EKSTERN
(Pasal 270)

Pemeriksanaan ekstern terhadap BLU dilakukan oleh pemeriksa ekstern sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (termasuk
pemeriksaan laporan keuangan BLU)

Dalam hal
pemeriksaan Pertimbangan Memilih KAP Penunjukan KAP Pelaksanaan
ekstern terhadap
laporan keuangan KAP yang terdaftar • Dewan Pengawas melakukan Pemeriksaan laporan keuangan BLU
di BPK KAP & auditor memiliki penunjukan KAP sesuai dengan oleh KAP harus memperhatikan
BLU dilaksanakan kualifikasi dan perizinan ketentuan PBJ pada BLU. jadwal pemeriksaan LKPP/laporan
oleh KAP sesuai ketentuan
• keuangan K/L.
Dalam hal terdapat Komite Audit,
peraturan perundang-
KAP & auditor penunjukan dilakukan melalui Komite
undangan & tidak sedang
paham SAP & Audit.
dikenakan sanksi
berpengalaman audit • Dalam hal BLU belum memiliki Output
terhadap klien Dewan Pengawas, proses penunjukkan
minimal setara Output pemeriksaan keuangan oleh
yaitu kombinasi yang paling dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk
dengan BLU yg akan KAP & auditor KAP, yaitu:
menguntungkan dari biaya/imbal jasa oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.
dan kesinambungan layanan diwujudkan diperiksa, diutamakan berkomitmen menjaga  LHP atas LK BLU yang memuat
paling sedikit meliputi pemilihan kantor klien pd bidang yg rahasia informasi BLU & • Berdasarkan keputusan penunjukan opini;
akuntan publik yang sesuai dengan skala sama bersungguh2 kantor akuntan publik oleh Dewan  LHP atas Sistem Pengendalian
bisnis dan kompleksitas transaksi menyampaikan Pengawas, Pemimpin BLU Intern; dan
keuangan BLU menetapkan penunjukan KAP untuk
rekomendasi &  LHP atas kepatuhan ketentuan
memperhatikan mengevaluasi keperluan pembayaran dan hak-hak peraturan perundang-undangan.
prinsip best value for pengendalian intern lainnya.
Pencalonan KAP disertai pernyataan
sanggup: money BLU. • Penetapan KAP paling lambat
 untuk bebas dari pengaruh Dewan
dilakukan tanggal 30 September SPI BLU melakukan pemantauan
Pengawas, Pejabat Pengelola BLU
sebelum tahun pelaporan berakhir. pelaksanaan rekomendasi KAP oleh
dan K/L; dan KAP & auditor bebas dari pengaruh Dewan Pengawas,
 kesediaan untuk memberikan BLU dan melaporkannya kepada
Pejabat Pengelola BLU dan pihak yang
informasi terkait dengan hasil Pemimpin BLU & Dewan Pengawas.
auditnya kepada Menkeu. berkepentingan.

29
REMUNERASI
PMK 217/PMK.05/2009 - Pedoman Bonus bagi RS Eks Perjan yang Menerapkan BLU.
PMK 176/PMK.05/2017 - Pedoman Remunerasi BLU.
PMK 79/PMK.05/2019 - Pemberian THR BLU.

(Pasal 271)
(Pasal 274)
Remunerasi diberikan kepada Pejabat Pengelola, Komponen (Pasal 273-297)
(Pasal 283) Kontrak Kinerja
Pegawai, Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas.
syarat-syarat Bonus sebagai berikut:
dan anggota Komite Audit. Honorar  telah menerapkan remunerasi sesuai ketentuan;  Ada kontrak kinerja antara
Gaji Insentif
• (Anggota Komite Audit yang dari Dewan ium  hasil capaian kontrak kinerja Pemimpin BLU min
Pemimpin BLU dengan
110%;
Pengawas, hanya menerima remunerasi  hasil penilaian tata kelola pada BLU min Menteri Keuangan c.q.
yang berasal dari Dewan Pengawas. Bonus dikategorikan “Baik”; Direktur Jenderal
Pesa- Tunj.  opini audit terhadap laporan keuangan BLU WTP,
• Remunerasi tidak berlaku bagi pekerja atas Perbendaharaan.
ngon Tetap berdasarkan pemeriksa ekstern;
pada BLU yang dilaksanakan berdasarkan Prestasi  realisasi target PNBP BLU dan mengalami
peningkatan selama dua tahun berturut-turut;  Penyusunan melibatkan K/L,
kontrak kinerja dengan pihak ketiga
(outsourcing).
 persentase realisasi belanja bersumber PNBP BLU Kemenkeu, dan Dewas.
Remun
Pensiun THR terhadap realisasi belanja keseluruhan BLU min
bulan 13 80%, kecuali dalam hal terdapat penugasan khusus  Pembayaran didasarkan pada
yang mengakibatkan perubahan proporsi belanja; perhitungan capaian kinerja
Sumber (Pasal 271)
dan
 terdapat surplus pada tahun dasar perhitungan atas kontrak kinerja masing-
Uang Uang bonus yang memungkinkan untuk dibagikan. masing individu (atasan-
Remunerasi bersumber dari APBN (rupiah murni) dan/atau PNBP BLU Lembur Makan • Surplus merupakan selisih lebih antara pendapatan BLU
yang bersumber dari PNBP dengan belanja PNBP. bawahan) dari sistem
dengan memperhatikan kemampuan keuangan BLU. • Tidak termasuk perhitungan pendapatan BLU: penilaian kinerja.
o hibah; dan
o pendapatan yang bersumber dari optimalisasi kas
Pay for
Prinsip Pay for
Performa
Pay for
People
untuk BLU bidang layanan pengelola dana, kecuali
atas pengelolaan dana abadi.
(Pasal 272) Position
nce
Remunerasi diberikan berdasarkan tingkat tanggung jawab dan tuntutan Berkaitan Berkaitan Berkaitan
profesionalisme dengan mempertimbangkan prinsip: dengan harga dengan dengan kondisi
jabatan pencapaian perorangan/
 Proporsionalitas  memperhatikan aset, pendapatan, SDM, target kinerja individu
dan/atau layanan BLU.
(Pasal 298)
 kesetaraan  memperhatikan remunerasi pada K/L pada penyedia
layanan sejenis. • Perubahan remunerasi, dapat dilakukan dengan
Pengusulan-Penetapan (Pasal 298-302)
memenuhi ketentuan terkait minimum jangka waktu
 kepatutan  memperhatikan nilai jabatan yang dihasilkan dari pengajuan, besaran capaian kontrak kinerja, dan
Usulan Usulan telah kesehatan keuangan BLU.  diatur dengan Peraturan
proses analisis dan evaluasi jabatan. direviu & disetujui
Remunerasi Penetapan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
 kinerja  nemperhatikan kinerja layanan dan keuangan. • Pengusulan dan penetapan remunerasi dapat secara
(Pasal 301)
KMK kolektif. Periodisasi penetapan 2x setahun (Februari &
Pemberian remunerasi dapat memperhatikan indeks harga daerah/wilayah. Pemimpin Menteri/Pimpinan Menteri Agustus)
BLU Lembaga Keuangan
30
TATA KELOLA YANG BAIK (GCG)
Pelaksanaan GCG (Pasal 310) Penilaian GCG (Pasal 214-316)

 BLU wajib (self-assessment) penerapan GCG min 1x/tahun. Penunjukan Penilai Independen
BLU wajib menerapkan Tata Kelola yang Baik (GCG) secara konsisten
dan berkelanjutan dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh  Khusus BLU tertentu, penilaian oleh penilai independen
• Dewan Pengawas melakukan
tingkatan atau jenjang organisasi setiap 2 tahun sekali. penunjukan sesuai dengan
• BLU pengelola dana BA BUN pengelolaan investasi Pemerintah atau BA ketentuan PBJ pada BLU.
BUN lainnya;
Prinsip • Dalam hal belum memiliki
• BLU yang dibentuk dengan tujuan untuk mengelola dana; dan Dewan Pengawas, proses
Pertanggung- • BLU selain di atas yang ditetapkan oleh Dirjen Perbendaharaan. penunjukkan dilakukan oleh
Transparan Akuntabilitas pejabat yang ditunjuk Menteri/
jawaban
 Penilaian menggunakan indikator/parameter yang diatur Pimpinan Lembaga.
dalam Perdirjen Perbendaharaan.
• Berdasarkan keputusan
Kemandirian Kewajaran  Hasil penilaian merupakan bagian dari laporan pelaksanaan penunjukan oleh Dewan
Pengawas, Pemimpin BLU
GCG. menetapkan penunjukan untuk
 Menteri Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan dapat keperluan pembayaran dan
Pemimpin BLU menunjuk Pejabat Keuangan satu tingkatnya sebagai hak-hak lainnya.
penanggung jawab penerapan & pemantauan GCG BLU. melakukan penilaian kembali/evaluasi.
• dapat meminta BLU menunjuk penilai independen.
• biaya penunjukan dibebankan pada BLU bersangkutan.
Pemimpin BLU membuat: • Menteri Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan dapat meminta BLU untuk
 pedoman teknis, menyampaikan rencana tindak dan melakukan pemeriksaan khusus terhadap
hasil perbaikan.
 standar operasional prosedur, dan
 pedoman kerja Dewan Pengawas dan pimpinan BLU (board
manual)
sebagai bagian dari dokumen tata kelola BLU berpedoman pada Pelaporan GCG (Pasal 311-313)
Peraturan Menteri ini, ketentuan peraturan per-uu terkait, dan
Praktik Bisnis yang Sehat.  BLU melaporkan pelaksanaan GCG setiap akhir tahun buku kepada Menteri Keuangan
(Dirjen Perben dan Kakanwil Perben) dan Menteri/Pimpinan Lembaga max 6 bulan
menjelaskan secara garis besar hal-hal yang berkenaan dengan struktur organ setelah tahun buku berakhir.
pimpinan BLU dan Dewan Pengawas serta proses hubungan antara kedua organ
dimaksud.  Laporan wajib dipublikasikan pada website BLU max 6 bulan setelah tahun buku
berakhir.
31
DAFTAR PMK YANG
DICABUT
1. PMK Nomor 08/PMK.02/2006 tentang Pengadaan Barang dan Jasa BLU.
2. PMK Nomor 77/PMK.05/2009 tentang Pengelolaan Pinjaman pada BLU.
3. PMK Nomor 217/PMK.05/2009 tentang Pedoman Pemberian Bonus atas Prestasi bagi Rumah Sakit Eks Perjan yang Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan BLU.
4. PMK Nomor 230/PMK.05/2009 tentang Penghapusan Piutang BLU.
5. PMK Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran BLU.
6. PMK Nomor 95/PMK.05/2016 tentang Dewan Pengawas BLU.
7. PMK Nomor 100/PMK.05/2016 tentang Pedoman Umum Penyusunan Tarif Layanan BLU.
8. PMK Nomor 136/PMK.05/2016 tentang Pengelolaan Aset pada BLU.
9. PMK Nomor 180/PMK.05/2016 tentang Penetapan dan Pencabutan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan BLU pada Satuan Kerja Instansi Pemerintah.
10. PMK Nomor 98/PMK.05/2017 tentang Penarikan dan Pengembalian Dana pada BLU.
11. PMK Nomor 176/PMK.05/2017 tentang Pedoman Remunerasi BLU.
12. PMK Nomor 200/PMK.05/2017 tentang Sistem Pengendalian Intern pada BLU.
13. PMK Nomor 42/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas PMK Nomor 77 /PMK.05/2009 tentang Pengelolaan Pinjaman pada BLU.
14. PMK Nomor 82/PMK.05/2018 tentang Pengelolaan Kas dan Investasi BLU.
15. PMK Nomor 79/PMK.05/2019 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya kepada Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas, dan
Pegawai BLU.

32

Anda mungkin juga menyukai