Anda di halaman 1dari 36

ARAH KEBIJAKAN

PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI


DAERAH DALAM KETENTUAN UMUM
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI
DAERAH

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

KUPANG, 5 MARET 2024 1


OUTLINE
Keringanan, Pengurangan,
03 Keberatan, Banding, Gugatan, dan
Restitusi

Opsen, Kerjasama Optimalisasi


04 Pemungutan Pajak, dan Evaluasi
dan Pengawasan Perda dan
Raperda

2
Keringanan, Pengurangan,
03 Keberatan, Banding,
Gugatan, dan Restitusi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 3


UPAYA HUKUM WAJIB PAJAK DAN WAJIB RETRIBUSI

KEBERATAN PAJAK KEBERATAN RETRIBUSI BANDING GUGATAN


Diajukan apabila tidak Diajukan apabila tidak Upaya hukum terhadap Upaya hukum atas pelaksanaan
sependapat atas materiil suatu sependapat atas SKRD (Surat suatu keputusan keberatan penagihan Pajak atau keputusan
ketetapan/pemotongan/ Ketetapan Retribusi Daerah) atau Hanya dapat diajukan kepada yang dapat diajukan Gugatan
pemungutan pajak. dokumen lain yang badan peradilan pajak. berdasarkan peraturan yang
Diajukan paling lama 3 bulan, dipersamakan. Diajukan paling lama 3 bulan berlaku.
kecuali pada keadaan di luar Diajukan paling lama 3 bulan, sejak Surat Keputusan Keberatan Hanya dapat diajukan kepada
kekuasaan yaitu: bencana, kecuali pada keadaan di luar diterima. badan peradilan pajak atas
kebakaran, kerusuhan massal, kekuasaan yaitu: bencana, Jangka waktu pelunasan atas antara lain: pelaksanaan surat
wabah penyakit dan keadaan lain kebakaran, kerusuhan massal, jumlah pajak yang belum paksa, surat perintah
berdasarkan pertimbangan wabah penyakit dan keadaan lain dibayar pada saat pengajuan melaksanakan penyitaan, surat
Kepala Daerah. berdasarkan pertimbangan keberatan, tertangguh sampai ketetapan pajak yang tidak
Diajukan jika Pajak terutang telah Kepala Daerah. dengan 1 bulan sejak tanggal sesuai dengan prosedur.
dibayar paling sedikit sejumlah Pengajuan keberatan tidak penerbitan Putusan Banding. Gugatan tidak menunda atau
yang telah disetujui WP. menunda kewajiban membayar Denda Administratif sebesar 30% menghalangi dilaksanakannya
Untuk mempercepat Retribusi dan pelaksanaan tidak dikenakan pada saat WP penagihan Pajak atau kewajiban
penyelesaian Keberatan, Penagihan Retribusi. mengajukan permohonan perpajakan.
cukup dilakukan penelitian, banding.
sedangkan Pemeriksaan bersifat
opsional jika dipandang perlu
oleh Fiskus.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4
KEBERATAN PAJAK (1)
Wajib Pajak (WP) dapat mengajukan
keberatan apabila tidak sependapat atas materiil Syarat Pengajuan Keberatan Pajak
suatu ketetapan/pemotongan/pemungutan pajak, Keberatan diajukan bahasa Pengecualian jangka waktu keberatan:
misalnya penggunaan tarif dan dasar Indonesia dengan WP tidak dapat memenuhi jangka
pengenaan yang tidak sesuai perundangan. mengemukakan jumlah Pajak waktu 3 bulan karena keadaan kahar
Wajib Pajak terutang dengan disertai alasan
Keberatan diajukan oleh WP kepada Kepala Daerah Keadaan kahar:
yang jelas.
atau Pejabat yang ditunjuk atas beberapa hal yaitu: ✓ Bencana Alam
Diajukan dalam jangka waktu ✓ Kebakaran
paling lama 3 bulan sejak tanggal ✓ Kerusuhan massal atau huru hara
Objek yang dapat diajukan Keberatan dokumen ketetapan pajak dikirim ✓ Wabah Penyakit
atau tanggal pemotongan atau ✓ Keadaan lain berdasarkan
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) pemungutan pertimbangan Kepala Daerah.
*Keadaan lain berdasarkan
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Keberatan dapat diajukan pertimbangan Kepala
apabila WP telah membayar Daerah → keadaan di luar
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Pajak terutang paling sedikit kemampuan WP.
(SKPDKB) sejumlah yang telah disetujui Contoh :
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar WP. • WP berada di remote
Tambahan (SKPDKBT) area
Waktu pelunasan atas jumlah
Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar Pajak yang belum dibayar • Akuisisi WP oleh pihak
(SKPDLB) tertangguh s.d. 1 bulan sejak lain sehingga WP
tanggal penerbitan Surat terkendala saat
Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (SKPDN) Keputusan Keberatan pengajuan keberatan
Pemotongan atau Pemungutan oleh Pihak
Ketiga KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 5
KEBERATAN PAJAK (2)
BENTUK KEPUTUSAN ATAS
IMBALAN BUNGA
KEBERATAN
Kelebihan pembayaran Pajak
Pengajuan
Menerima seluruhnya dalam hal Pajak
dikembalikan dengan ditambah
Keberatan oleh WP terutang berdasarkan hasil penelitian
imbalan bunga: 0,6%/bulan dihitung
sama dengan Pajak yang terutang.
dari Pajak yang lebih dibayar paling
Kepala Daerah/ Menerima sebagian dalam hal Pajak lama 24 bulan.
Wajib Pajak
Pejabat yang ditunjuk terutang berdasarkan hasil penelitian Imbalan bunga dihitung sejak bulan
sebagian sama dengan Pajak yang pelunasan sampai dengan
terutang. diterbitkannya Surat Keputusan
Menolak dalam hal Pajak terutang Keberatan.
PEMBERIAN KEPUTUSAN ATAS KEBERATAN berdasarkan hasil penelitian sama Keberatan Wajib Pajak ditolak atau
Keputusan atas Keberatan WP ditetapkan oleh dengan Pajak yang terutang dalam surat dikabulkan sebagian, dikenai sanksi
keputusan/ketetapan yang diajukan administratif: denda 30% dari jumlah
Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk,
keberatan oleh Wajib Pajak. Pajak berdasarkan keputusan
dimana dilakukan penelitian dan dapat dilakukan
Menambah besarnya jumlah Pajak yang keberatan dikurangi dengan Pajak
Pemeriksaan dalam memberikan keputusan yang telah dibayar sebelum
terutang dalam hal Pajak terutang
tersebut. mengajukan keberatan.
berdasarkan hasil penelitian lebih besar
Penetapan Keputusan Kepala Daerah maksimal dari Pajak yang terutang dalam surat Sanksi administratif denda 30% tidak
12 bulan sejak tanggal surat keberatan diterima. keputusan/ketetapan yang diajukan dikenakan jika WP mengajukan
Jika tidak diterbitkan suatu keputusan, keberatan keberatan oleh Wajib Pajak. banding atas keputusan keberatan.
yang diajukan WP tersebut dianggap diterima.
Untuk mempercepat penyelesaian Keberatan, cukup dilakukan penelitian,
sedangkan Pemeriksaan bersifat opsional jika dipandang perlu oleh Fiskus.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelesaian
keberatan diatur dengan Perkada
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 6
KEBERATAN PAJAK (3)
Pada 2024, WP PT Makmur Jaya melaporkan PBJT terutang Rp1.5 Milliar. Kemudian, Pemda Y melaksanakan pemeriksaan atas PBJT
Contoh 1 terutang yang dilaporkan oleh PT Makmur Jaya . Atas hasil pemeriksaan tersebut, Pemda Y menerbitkan SKPDKB yang dikirimkan pada
tanggal 8 Maret dengan jumlah PBJT yang masih harus dibayar PT Makmur Jaya senilai Rp900 juta. Dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan, PT Makmur Jaya hanya menyetujui PBJT yang masih harus dibayar senilai Rp300 juta. Wajib Pajak mengajukan
keberatan apabila telah melunasi sebagian SKPDKB yang telah disetujui dalam pembahasan akhir pemeriksaan tersebut senilai
Rp300 juta.

Contoh 2

Atas keberatan yang diajukan oleh WP PT Makmur Jaya sebagaimana pada Pajak berdasarkan keputusan keberatan = Rp700.000.000
contoh 1, WP melunasi sebagian SKPDKB tersebut sebesar Rp300 juta
Pajak yang telah dibayar = Rp300.000.000
pada tanggal 15 Maret 2024 dan mengajukan keberatan atas koreksi
lainnya pada tanggal 8 Mei 2024. Sanksi administratif = Rp400.000.000,00 x 30%
= Rp120.000.000
Apabila berdasarkan hasil penelitian Kepala Daerah atau Pejabat yang Jumlah Pajak yang masih harus dibayar = Rp520.000.000,00
ditunjuk menerbitkan Surat Keputusan Keberatan pada tanggal 10 Juni
2024. Keberatan tersebut dikabulkan sebagian yaitu Rp700 juta. Berapa *Dalam hal WP Tuan X mengajukan banding atas SK Keberatan
kepada Pengadilan Pajak, maka sanksi 30% tidak dikenakan.
jumlah denda yang dikenakan dan berapa jumlah yang masih harus
dibayar?

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 7


KEBERATAN RETRIBUSI

Keberatan atas SKRD atau dokumen


lain yang dipersamakan.
zzzzzzzzzzzzzz
Wajib Retribusi Kepala Daerah/ Pejabat
yang ditunjuk

SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN PEMBERIAN KEPUTUSAN ATAS


IMBALAN BUNGA
RETRIBUSI KEBERATAN
Pengecualian jangka waktu Jika pengajuan
Keberatan diajukan secara tertulis Surat Keputusan atas Keberatan ditetapkan
keberatan: Keadaan Kahar keberatan diterima
dalam Bahasa Indonesia dengan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yg ditunjuk
dimana dapat dilakukan Pemeriksaan dalam sebagian atau
disertai alasan yang jelas. Keadaan kahar:
memberikan keputusan tersebut. seluruhnya, kelebihan
✓ Bencana Alam pembayaran Retribusi
Diajukan dalam jangka waktu paling ✓ Kebakaran Penetapan Keputusan Kepala Daerah dikembalikan dengan
lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD ✓ Kerusuhan massal atau maksimal 6 bulan sejak tanggal surat ditambah imbalan
dikirim. huru hara keberatan diterima. bunga sebesar 0,6%
✓ Wabah Penyakit per bulan dihitung dari
✓ Keadaan lain berdasarkan Jika tidak ditetapkan suatu keputusan,
Pengajuan keberatan tidak menunda Retribusi yang lebih
pertimbangan Kepala keberatan yang diajukan tersebut dianggap
kewajiban membayar Retribusi dan dibayar untuk paling
Daerah diterima.
pelaksanaan Penagihan Retribusi. lama 12 bulan serta
Bentuk Keputusan Keberatan: bagian dari bulan
• Menerima seluruhnya atau sebagian dihitung penuh 1
• Menolak bulan.
• Menambah besarnya Retribusi yang
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelesaian terutang
keberatan diatur dengan Perkada
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 8
KEBERATAN RETRIBUSI (2)

Contoh

Wajib Retribusi Ibu M menerima SKRD atas pembelian 10.000


bibit pohon jati senilai total Rp50 juta. SKRD dikirim pada tanggal
1 Maret 2024. Ibu M merasa keberatan karena bibit pohon yang
diterima hanya berjumlah 9.000 bibit. Pengajuan keberatan tidak menunda
kewajiban membayar Retribusi dan
Untuk mengajukan keberatan, Ibu M harus melakukan pelunasan pelaksanaan Penagihan Retribusi.
terlebih dahulu atas SKRD Rp50 juta dan mengajukan keberatan
pada 7 Maret 2024.

Berdasarkan hasil penelitian, Kepala Daerah atau Pejabat yang


ditunjuk menolak pengajuan keberatan dan menerbitkan SK
Keberatan pada tanggal 4 April 2024.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 9


BANDING
Banding merupakan upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak terhadap suatu keputusan keberatan.
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak atas suatu surat
keputusan keberatan.

SANKSI ADMINISTRASI
SYARAT PENGAJUAN BANDING TERTANGGUHNYA PELUNASAN PAJAK Sanksi Administratif berupa denda sebesar
30% tidak dikenakan pada saat WP
Diajukan secara tertulis dalam Dalam hal WP mengajukan banding, mengajukan permohonan banding.
Bahasa Indonesia dengan alasan yang jangka waktu pelunasan atas jumlah
pajak yang belum dibayar pada saat Dalam hal permohonan banding ditolak atau
jelas. dikabulkan sebagian, WP dikenai sanksi
pengajuan keberatan, tertangguh sampai
Paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat dengan 1 bulan sejak tanggal administratif sebesar 60% dari jumlah pajak
.
Keputusan Keberatan diterima. berdasarkan putusan banding dikurangi
penerbitan Putusan Banding.
Dilampiri dengan Salinan Surat dengan pembayaran pajak yang telah dibayar
Keputusan Keberatan. sebelum mengajukan keberatan.

Terhadap 1 (satu) keputusan diajukan


1 (satu) Surat Banding. IMBALAN BUNGA
Jika pengajuan banding diterima sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran
Pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 0,6% per bulan dihitung dari
Pajak yang lebih dibayar untuk paling lama 24 bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh
1 bulan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 10


BANDING (2)

CONTOH

PT. Makmur Jaya (sebagaimana pada contoh kasus keberatan pajak) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan
mengajukan permohonan banding atas Surat Keputusan Keberatan yang sebagian, WP dikenai sanksi administratif sebesar 60% dari
diterima oleh WP pada tanggal 9 Agustus 2024. Pengajuan Banding jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi
dilakukan oleh WP pada tanggal 10 Oktober 2024. Pengadilan Pajak dalam dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum
putusan banding pada tanggal 10 Februari 2025 memutuskan bahwa mengajukan keberatan.
pengajuan banding ditolak seluruhnya sehingga mengukuhkan besarnya
pajak yang masih harus dibayar sebagaimana SK Keberatan yaitu Rp700 juta.

Pajak berdasarkan putusan banding = Rp700.000.000


Pajak yang telah dibayar = Rp300.000.000
Sanksi administratif= Rp400.000.000 x 60%
=Rp240.000.000

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 11


GUGATAN
Gugatan merupakan upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap
pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Pengaturan mengenai Gugatan diharapkan agar pelaksanaan teknis pemungutan Pajak Daerah dilakukan
sesuai ketentuan perundangan dan fiskus semakin taat asas dalam administrasi perpajakan.

GUGATAN hanya dapat diajukan ke BADAN PERADILAN PAJAK atas:

Pelaksanaan Surat Paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan, atau pengumuman lelang

Keputusan pencegahan dalam rangka Penagihan Pajak

Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan
dalam SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, SKPDN, atau Surat Keputusan Keberatan

Penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya
tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 12


GUGATAN

1 (Satu) Gugatan 01
Bahasa Indonesia
Terhadap 1 pelaksanaan penagihan atau Surat Gugatan diajukan secara
1 Keputusan, diajukan 1 Gugatan tertulis dalam Bahasa Indonesia

Jangka Waktu 06 02
Surat Gugatan disampaikan dalam Badan Peradilan Pajak
jangka waktu 14 hari untuk gugatan Surat Gugatan dan kelengkapan
Pelaksanaan Penagihan dan 30 hari TATA CARA administrasi diajukan kepada
untuk gugatan atas Keputusan PENGAJUAN Pengadilan Pajak
GUGATAN
Cara Penyampaian
Surat Gugatan dapat disampaikan Disampaikan 3 Bulan
dengan cara dikirim melalui ekspedisi 05 03 Surat Gugatan atas keputusan yang
tercatat atau pos tercatat atau diantar diterbitkan Pemda disampaikan 3
langsung dan disampaikan kepada Badan bulan sejak tanggal keputusan
Peradilan Pajak diterima
04
Gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya penagihan Pajak atau kewajiban perpajakan.
Namun, Wajib Pajak dapat memohon penundaan kepada Pengadilan Pajak apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang
mengakibatkan kepentingan penggugat sangat dirugikan jika pelaksanaan penagihan Pajak yang digugat itu dilaksanakan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 13


PERBEDAAN GUGATAN DAN KEBERATAN

CONTOH KASUS
Gugatan
Pak B adalah pemilik restoran cepat saji dan merupakan Wajib Gugatan adalah upaya hukum yang
Pajak PBJT atas makanan dan minuman. Pak B mendapatkan dilakukan oleh Wajib Pajak atau
SKPDKB atas suatu masa pajak dikarenakan menurut pemeriksaan Penanggung Pajak atas pelaksanaan
Fiskus terdapat omzet yang tidak dilaporkan sehingga terjadi penagihan pajak atau terhadap suatu
perbedaan perhitungan dasar pengenaan pajak. Atas perbedaan
tersebut, Pak B dapat mengajukan Keberatan atas SKPDKB
keputusan yang dapat diajukan gugatan
kepada Kepala Daerah. sesuai peraturan perundang-
undangan pajak daerah.
CONTOH KASUS
Pak A adalah pemilik restoran cepat saji dan merupakan
Wajib Pajak PBJT. Pak A selalu melaksanakan pembukuan
Keberatan dan kewajiban perpajakan seperti lapor SPTPD sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan. Suatu ketika, Pak
Keberatan merupakan upaya yang dapat A mendapatkan SKPDKB tanpa melalui pemeriksaan. Atas
dilakukan Wajib Pajak atas pelaksanaan penerbitan SKPDKB tersebut dapat diajukan
suatu ketetapanpajak atau suatu pe Gugatan kepada Badan Peradilan Pajak.
motongan/pemungutan yang dapat
diajukan keberatan sesuai peraturan
perundang-undangan pajak daerah.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 14


INSENTIF FISKAL PDRD BAGI PELAKU USAHA
Dalam mendukung kebijakan kemudahan berinvestasi, Kepala Daerah dapat memberikan insentif fiskal kepada pelaku usaha di daerahnya,
berupa: pengurangan, keringanan, dan pembebasan, atau penghapusan atas pokok Pajak, pokok Retribusi, dan/atau sanksinya

Berdasarkan permohonan WP/WR atau Secara jabatan oleh Kepala Daerah

Berdasarkan Pertimbangan: Memperhatikan: Pemberian insentif fiskal


• kepatuhan pembayaran dan pelaporan Pajak ditetapkan dengan Perkada, dan
kemampuan membayar Wajib Pajak/Retribusi 2 tahun terakhir diberitahukan kepada DPRD disertai
• kesinambungan usaha WP/WR dengan pertimbangan Kepala Daerah
kondisi tertentu objek Pajak, seperti objek • kontribusi usaha dan penanaman modal dalam memberikan insentif fiskal
Pajak terkena bencana alam, kebakaran, WP/WR terhadap perekonomian daerah dan
dan/atau penyebab lainnya yang terjadi lapangan kerja di daerah yang bersangkutan; Untuk pemberian insentif fiskal
bukan karena adanya unsur kesengajaan yang dan/atau atas permohonan Wajib
dilakukan oleh Wajib Pajak dan/atau pihak • faktor lain yang ditentukan oleh Kepala Pajak/Retribusi, bila diperlukan dapat
lain yang bertujuan untuk menghindari Daerah dilakukan "pemeriksaan untuk tujuan
pembayaran Pajak lain" guna memastikan Wajib
sesuai kriteria usaha mikro dan ultra mikro
mendukung dan melindungi pelaku usaha Pajak/Retribusi tersebut berhak
dalam peraturan perundangan di bidang usaha
mikro dan ultra mikro menerima insentif fiskal sesuai
mikro, kecil, menengah, dan koperasi
pertimbangan dan faktor yang diatur
mendukung kebijakan Pemerintah Daerah dalam perundangan.
dalam mencapai program prioritas Daerah, disesuaikan dengan prioritas Daerah dalam
dan/atau RPJMD
Ketentuan lebih lanjut mengenai
mendukung kebijakan Pemerintah dalam dalam rangka percepatan penyelesaian proyek administrasi dan tata cara pemberian
mencapai program prioritas nasional strategis nasional insentif fiskal diatur dengan Perkada

Pemberian insentif fiskal merupakan kewenangan Kepala Daerah


sesuai kebijakan Daerah dalam pengelolaan keuangan daerah. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 15
KERINGANAN, PENGURANGAN, PEMBEBASAN, DAN PENUNDAAN
PDRD DAN KEMUDAHAN PERPAJAKAN DAERAH
KERINGANAN, PENGURANGAN, PEMBEBASAN, KEMUDAHAN PERPAJAKAN DAERAH
DAN PENUNDAAN PDRD
Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dapat Pemberian fasilitas angsuran atau Perpanjangan batas waktu
memberikan keringanan, pengurangan, pembebasan, penundaan pembayaran Pajak terutang pembayaran atau pelaporan Pajak
dan penundaan pembayaran atas pokok dan/atau sanksi atau Utang Pajak
Pajak dan/atau Retribusi dengan memperhatikan :

Kondisi Wajib Pajak atau Wajib Retribusi WP mengalami kesulitan likuiditas atau keadaan di WP mengalami keadaan kahar sehingga tidak
luar kekuasaan WP sehingga tidak mampu mampu memenuhi kewajiban Pajak
paling sedikit berupa kemampuan membayar Wajib memenuhi kewajiban pelunasan Pajak pada pada waktunya.
Pajak/Retribusi atau tingkat likuiditas Wajib waktunya
Pajak/Retribusi
diberikan Kepala Daerah berdasarkan diberikan Kepala Daerah secara jabatan atau
Kondisi objek Pajak atau objek Retribusi permohonan WP yang ditetapkan dalam berdasarkan permohonan WP yang ditetapkan
paling sedikit berupa : keputusan Kepala Daerah dalam keputusan Kepala Daerah
- lahan pertanian yang sangat terbatas,
- tanah dan Bangunan yang ditempati Wajib Keputusan Kepala Daerah dapat berupa :
Pajak/Retribusi dari golongan tertentu, Menyetujui seluruhnya, menyetujui sebagian, atau menolak permohonan WP dengan :
Memperhatikan kepatuhan WP dalam pembayaran Pajak 2 tahun terakhir.
- nilai objek Pajak sampai dengan batas tertentu,
Penundaan/Angsuran paling lama untuk jangka waktu 24 bulan.
- dan objek Pajak yang terdampak bencana alam, Pemberian angsuran ditambah bunga 0,6% per bulan dari jumlah Pajak yang masih harus dibayar, untuk
kebakaran, huru-hara, dan/atau kerusuhan paling lama 24 bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai administrasi dan tata cara pemberian


Ketentuan lebih lanjut mengenai administrasi dan kemudahan perpajakan Daerah diatur dengan Perkada
tata cara pengurangan, keringanan, pembebasan,
atau penundaan pokok Pajak/Retribusi, dan/atau
sanksinya diatur dengan Perkada
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 16
CONTOH ANGSURAN/PENUNDAAN

Wajib Pajak yang sedang mengalami kesulitan likuiditas mengajukan permohonan angsuran atas Pajak terutangnya
sebesar Rp100.000.000,00 untuk masa Pajak April 2024, yang kemudian disetujui oleh Kepala Daerah untuk diangsur
selama 4 bulan, terhitung mulai tanggal 1 Juni 2024 dengan pembayaran pro-rata pokok Pajak setiap bulan. Maka
pembayaran angsuran Pajak adalah sebagai berikut:

Angsuran pajak ditambah sanksi sbb :

Pembayaran angsuran pertama (1 Juni 2024) Pembayaran angsuran kedua (1 Juli 2024)
Pokok angsuran = Rp25.000.000,00 Pokok angsuran = Rp 25.000.000,00
Sanksi Administratif = Rp 100.000.000,00 x 0,6% Sanksi Administratif = Rp 75.000.000,00 x 0,6%
= Rp600.000,00 = Rp450.000,00
Jumlah = Rp25.600.000,00 Jumlah = Rp25.450.000,00

Pembayaran angsuran terakhir (1 September 2024)


Pembayaran angsuran ketiga (1 Agustus 2024)
Pokok angsuran = Rp 25.000.000,00
Pokok angsuran = Rp 25.000.000
Sanksi Administratif = Rp 25.000.000,00 x 0,6%
Sanksi Administratif = Rp 50.000.000 x 0,6%
= Rp150.000,00
= Rp300.000
Jumlah = Rp25.150.000,00
Jumlah = Rp25.300.000,00

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 17


CONTOH PERPANJANGAN

Pada masa puncak penyebaran wabah penyakit di suatu daerah pada bulan Juni
2024, batas waktu pembayaran dan pelaporan Pajak Reklame masa Pajak Juni yang
seharusnya jatuh tempo tanggal 10 Juli untuk pembayaran dan tanggal 15 Juli untuk
pelaporan, diperpanjang menjadi tanggal 10 September untuk pembayaran dan
tanggal 15 September untuk pelaporan bagi seluruh Wajib Pajak Reklame di daerah
tersebut

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 18


RESTITUSI
Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak atau Retribusi

Wajib Retribusi Kepala Daerah/ Pejabat


yang ditunjuk

Restitusi Pajak Restitusi Retribusi


Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk wajib Kepala Daerah/Pejabat yang ditunjuk wajib
memberikan keputusan max. 12 bulan sejak memberikan keputusan max. 6 bulan sejak
diterimanya permohonan restitusi diterimanya permohonan restitusi

Dalam hal tidak ada keputusan s.d. batas waktu maksimal, permohonan restitusi atas Pajak atau Retribusi
dianggap dikabulkan dan SKPDLB atau SKRDLB harus diterbitkan paling lama 1 bulan.
Pengembalian restitusi Pajak atau Retribusi max. 2 bulan sejak diterbitkannya SKPDLB atau SKRDLB
Pengembalian restitusi digunakan untuk melunasi Utang Pajak atau Utang Retribusi lainnya*, jika ada.
Pengembalian restitusi Pajak Daerah atau Retribusi Daerah yang dilakukan setelah lewat 2 bulan, Kepala
Daerah/Pjb yang ditunjuk memberikan imbalan bunga 0,6% per bulan atas keterlambatan pengembalian.

Ketentuan lebih lanjut mengenai administrasi dan tata cara


pemberian kemudahan perpajakan Daerah diatur dengan
Perkada KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 19
RESTITUSI (2)

"Pengembalian restitusi langsung diperhitungkan untuk melunasi: CONTOH KASUS


Utang Pajak atau Utang Retribusi lainnya."
Wajib Pajak A mengajukan pengembalian kelebihan
pembayaran atas PKB tahun 2021 sebesar
Rp10.000.000, namun Wajib Pajak A masih memiliki
Utang Pajak atas BBNKB tahun 2021
sebesar Rp15.000.000.
Yang dimaksud dengan “Utang Pajak atau
utang Retribusi lainnya” merupakan
Utang Pajak atau utang Retribusi lain yang Atas kelebihan pembayaran PKB tahun 2022 tersebut
akan diperhitungkan untuk melunasi Utang
masih belum dibayar oleh Wajib pajak Pajak atas BBNKB sebesar 15.000.000 terlebih dahulu.
atau Wajib Retribusi selain jenis Pajak atau
Retribusi yang diajukan pengembalian Restitusi atas PKB = Rp 10.000.000
Utang Pajak BBNKB = Rp 15.000.000
kelebihan pembayaran. Sisa Utang Pajak BBNKB = Rp 5.000.000

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 20


Opsen, Kerjasama Optimalisasi

04 Pemungutan Pajak, dan Evaluasi


dan Pengawasan Perda dan
Raperda

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 21


PENGERTIAN DAN KETENTUAN MATERIIL OPSEN

OPSEN : Pungutan tambahan Pajak menurut persentase tertentu → dengan tarif disesuaikan untuk relatif menjaga beban WP

PKB & BBNKB MBLB

Besaran PKB & BBNKB terutang Besaran Pajak MBLB terutang


Dasar Pengenaan (Bukan NJKB) (Bukan Nilai Jual Hasil Pengambilan MBLB)

Tarif 66% 25%

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 22


PEMUNGUTAN OPSEN PKB DAN BBNKB (1)

Jenis Pajak Penghitungan Besaran Opsen Penetapan

• Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Opsen PKB atau


Official Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
X Tarif SKPD Opsen BBNKB ditetapkan oleh Gubernur dan
Pajak Assessment (PKB /BBNKB Terutang) (66%) dicantumkan di dalam SKPD PKB atau SKPD BBNKB.
Kab/kota • Berdasarkan Perpres Samsat, SKKP (Surat Ketetapan
Contoh: Kewajiban Pembayaran) berfungsi sebagai SKPD.
Wajib Pajak A membeli kendaraan bermotor baru

NJKB : Rp300.000.000 (berdasarkan PMDN tentang NJKB)


Pemungutan Didasarkan
Atas
Tarif dalam Perda Provinsi: BBNKB: 8%, PKB: 1%

BBNKB terutang (Prov): 8% x Rp300.000.000=Rp24.000.000


Nama
Opsen BBNKB terutang (Kab/Kota): 66% x Rp24.000.00 =Rp15.840.000
Total BBNKB + Opsen yang dibayarkan WP: Rp.39.840.000
NIK
Ditambahkan Baris Besaran Opsen PKB & BBNKB
PKB terutang (Prov): 1% x Rp300.000.000=Rp3.000.000
Alamat Opsen PKB terutang (Kab/Kota) : 66% x Rp3.000.000=Rp1.980.000
Pemilik Total PKB + Opsen yang dibayarkan WP: Rp4.980.000
Besaran Opsen PKB/BBNKB terutang akan tertera dalam
Kendaraan bermotor di Selanjutnya setiap tahun Wajib Pajak A melakukan pembayaran PKB dan Opsen PKB sebagaimana contoh SKPD PKB/BBNKB. (menambah Baris dalam SKKP)
Wilayah Kab/Kota dan sesuai dengan tarif dalam Perda dan NJKB yang ditetapkan tahunan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 23


PEMUNGUTAN OPSEN PKB DAN BBNKB (2)

Pembayaran Penyetoran
• WP Opsen PKB dan Opsen BBNKB membayar pajak terutang
1 Penyetoran opsen PKB/BBNKB dilakukan bersamaan dengan
menggunakan SSPD berdasarkan SKPD yang telah
penyetoran PKB/BBNKB, untuk kemudian bank melakukan split
ditetapkan. SKPD/SKKP
Penetapan Opsen payment ke masing-masing rekening.
• Berdasarkan Perpres Samsat, TBPKP (Tanda Bukti Pelunasan PKB atau PKB/BBNKB Terutang
Kewajiban Pembayaran) berfungsi sebagai SSPD. BBNKB
Penyetoran PKB dan/atau
BBNKB RKUD
Provinsi
Penyetoran Biaya
Pembayaran Opsen Administrasi STNK
Ditambahkan Baris PKB/BBNKB Terutang dan/atau TNKB sebagai
Opsen PKB & PNBP
BBBNKB Terutang SSPD/TBPKP RKUN
2
PKB atau BBNKB
Penyetoran SWDKLLJ
Rekening
Jasa Raharja
WAJIB PAJAK Penyetoran Opsen
PKB dan/atau
BBNKB
Besaran Opsen PKB/BBNKB terutang akan tertera dalam SSPD
PKB/BBNKB. (menambah baris dalam TBPKP), sehingga
RKUD Kab./Kota
pembayaran PKB atau BBNKB harus sekaligus dengan BANK
opsennya.
3

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 24


PEMUNGUTAN OPSEN PKB DAN BBNKB (3)

Penagihan Pengembalian Kelebihan


Gubernur melakukan Penagihan Opsen PKB/BBNKB bersamaan dengan Penagihan WP mengajukan pengembalian kelebihan pembayaran PKB/BBNKB kepada
PKB/BBNKB beserta sanksi administratifnya. Gubernur untuk kemudian memperhitungkan pengembalian kelebihan Opsen
PKB/BBNKB
1 1

Melakukan penagihan apabila Wajib Pajak Permohonan pengembalian


tidak melakukan pembayaran PKB dan Opsen kelebihan pembayaran PKB dan/atau
PKB atau BBNKB dan Opsen BBNKB BBNKB, termasuk memperhitungkan
Opsennya
Penagihan dilakukan berdasarkan ketentuan
penagihan pajak daerah
WAJIB PAJAK GUBERNUR
Melakukan verifikasi sesuai ketentuan
GUBERNUR WAJIB PAJAK Gubernur melakukan pengembalian
pengembalian pajak daerah
Penyetoran atas penagihan yang dilakukan oleh kelebihan PKB beserta opsennya atau
Gubernur BBNKB beserta opsennya Maks 2 Bulan
setelah SKPDLB terbit
2
2 SKPDLB
3
PKB/BBNKB
3
Penyetoran bagian Opsen PKB dan/atau BBNKB atas penagihan yang
Atas pengembalian opsen PKB/BBNKB yang telah dibayarkan Salinan
dilakukan oleh Gubernur (paling lama 3 hari kerja)
terlebih dahulu oleh Provinsi, akan diperhitungkan pada bagian diserahkan
penerimaan opsen PKB/BBNKB yang akan diterima oleh paling lambat
Kab/Kota (dipotong langsung sebelum masuk ke RKUD Kab/Kota) 3 hari kerja
RKUD Kab./Kota
BUPATI/WALIKOTA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 25


PEMUNGUTAN OPSEN PAJAK MBLB (1)
Jenis Pajak Penghitungan Besaran Opsen Perhitungan, Pelaporan dan Pembayaran

• Penghitungan dan pelaporan Opsen Pajak MBLB terutang dilakukan


Self
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
X Tarif bersamaan dengan penghitungan dan pelaporan Pajak MBLB
Pajak Assessment (Pajak MBLB Terutang) (25%) • Pembayaran Opsen Pajak MBLB juga dilakukan bersamaan dengan
Provinsi pembayaran Pajak MBLB untuk kemudian bank melakukan split
Contoh: payment ke masing-masing RKUD.
Wajib Pajak A melakukan pengambilan MBLB di Kabupaten X
di wilayah Provinsi S

Pemungutan Didasarkan Nilai Jual Hasil Pengambilan MBLB sebesar Rp500.000.000


Atas Pelaporan SPTPD Pajak
MBLB (termasuk Opsen
Pajak MBLB)
Tarif dalam Perda Kab/Kota untuk Pajak MBLB: 20%
WAJIB PAJAK BUPATI/WALIKOTA

Pajak MBLB terutang (Penerimaan Kab.X):


20% x Rp500.000.000=Rp100.000.000 Pembayaran Pajak RKUD
MBLB & Opsen Pajak Kab./Kota
Opsen Pajak MBLB terutang (Penerimaan Prov.S) MBLB (dalam SSPD
Wilayah Daerah 25% x Rp100.000.000=Rp25.000.000 Pajak MBLB)

Tempat Pengambilan Total Pajak MBLB + Opsen Pajak MBLB


yang dibayarkan WP: RKUD
MBLB
Rp100.000.000 + Rp25.000.000 = Rp125.000.000 BANK Provinsi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 26


PEMUNGUTAN OPSEN PAJAK MBLB (2)

Penagihan Pengembalian Kelebihan


Bupati/Walikota melakukan Penagihan Opsen Pajak MBLB bersamaan dengan WP mengajukan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak MBLB kepada
Penagihan Pajak MBLB beserta sanksi administratifnya. Bupati/Walikota untuk kemudian memperhitungkan pengembalian Opsen Pajak
MBLB
1
Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
1 Pajak MBLB, termasuk memperhitungkan Opsennya
Penagihan apabila Wajib Pajak tidak
melakukan pembayaran Pajak MBLB dan
Opsen MBLB
Penagihan dilakukan berdasarkan ketentuan BUPATI/WALIKOTA
penagihan pajak daerah WAJIB PAJAK
Melakukan verifikasi sesuai ketentuan
pengembalian pajak daerah
BUPATI/WALIKOTA WAJIB PAJAK
Pengembalian ke WP Maks 2 Bulan
Penyetoran atas penagihan yang dilakukan oleh setelah SKPDLB terbit
Bupati/Walikota 2
4 4 SKPDLB PAJAK
2 MBLB
3 Berdasarkan salinan
Penyetoran bagian Opsen Pajak MBLB atas penagihan yang dilakukan oleh SKPDLB
3
SKPDLB Pajak MBLB
Bupati/Walikota (paling lama 3 hari kerja) OPSEN PAJAK
Salinan diserahkan
MBLB
paling lambat
3 hari kerja
Paling lambat 3 hari kerja setelah Salinan
RKUD Provinsi SKPDLB Pajak MBLB diterima
GUBERNUR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 27


SINERGI PEMUNGUTAN OPSEN

Pendaftaran
PROVINSI
Sinergi Pendataan dan Pengawasan Kendaraan Bermotor
WAJIB atau Izin MBLB SINERGI KAB/KOTA
PAJAK
Penagihan Bersama PIHAK TERKAIT
(SAMSAT : PKB+BBNKB)
Sinergi Pendanaan

Kemudahan Pembayaran (bertambah


Perluasan cakupan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) Pengaturan hak dan kewajiban
kanal pembayaran dan pelayanan
menjadi lintas kewajiban perpajakan provinsi dan Kab/Kota WP yang lebih jelas
lainnya)

Sense of belonging Pemda penerima Opsen Peningkatan Tax Sumber Pendanaan


Kenaikan Penerimaan
(peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi) Compliance WP Pelayanan dan
Pajak
Pembangunan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 28


REKONSILIASI & PERATURAN PELAKSANAAN

Rekonsiliasi Peraturan Pelaksanaan

Ketentuan lebih lanjut mengenai


Pemungutan Opsen dan bentuk sinergi
antara Provinsi dan Kabupaten/kota dalam
GUBERNUR BUPATI/WALIKOTA implementasi kebijakan yang berdampak
pada pemungutan:
a. Untuk Opsen PKB/BBNKB, diatur
dalam Perkada Provinsi di wilayah
Rekonsiliasi data penerimaan PKB, BBNKB, Pajak MBLB beserta Opsennya dilakukan Kabupaten/Kota tersebut berada.
setiap triwulan.
b. Untuk Opsen Pajak MBLB, diatur
dalam Perkada kabupaten/kota di
dalam wilayah provinsi.
Rekonsiliasi paling sedikit membandingkan data: (1) SKPD atau SPTPD, (2)
SSPD, (3) Rekening koran bank, dan (4) dokumen penyelesaian kekurangan
pembayaran pajak dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 29


KERJA SAMA OPTIMALISASI PEMUNGUTAN PAJAK
DAN PENGHIMPUNAN DATA
Kerja Sama Optimalisasi Pemungutan Pajak Penghimpunan Data dan Informasi
Elektronik dalam Pemungutan Pajak
Bentuk Kerja Sama
a. pertukaran/pemanfaatan data/informasi perpajakan, perizinan, data/informasi
P Pemerintah a-f lainnya sesuai ketentuan perundangan.
E b. pengawasan WP bersama sesuai ketentuan perundangan untuk menguji kepatuhan
PEMDA
WP. Dapat meminta
M Pemda Lain
c. pemanfaatan kegiatan peningkatan pelayanan bidang perpajakan. data/informasi kepada
D d. pendampingan dan dukungan kapasitas di bidang perpajakan. Pelaku Usaha.
A Pihak Ke-3 c-g
e. peningkatan pengetahuan dan kemampuan aparatur /SDM di bidang perpajakan.
(Swasta, akademisi, Pihak
lainnya di DN)
f. kegiatan lainnya untuk efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling
PELAKU USAHA
menguntungkan.
penyedia sarana
g. penggunaan jasa layanan pembayaran oleh pihak ketiga
Mengajukan/menerima komunikasi elektronik
(contoh: Pelaku Perdagangan Melalui Sistem Elektronik/PPMSE). yang digunakan untuk
penawaran Kerja Sama
transaksi perdagangan.
1) subjek kerja sama;
PKS untuk bentuk kerja sama huruf (a) ditetapkan 2) maksud dan tujuan; dokumen
.
oleh Kepala Daerah dan mitra kerja sama. 3) ruang lingkup; PKS/
4) hak dan kewajiban para pihak; dokumen lain
5) jangka waktu perjanjian; isi yang DATA DAN INFORMASI
Contoh kerja sama yang dituangkan dalam 6) sumber pembiayaan; disepakati ELEKTRONIK
dokumen perjanjian kerja sama (PKS) Adalah 7) penyelesaian perselisihan; berkaitan dengan orang pribadi
para pihak.
kerja sama antara pemerintah (kementerian) 8) sanksi; atau Badan yang terdaftar dan
dan Pemda dalam rangka optimalisasi
pemungutan pajak pusat dan pajak daerah. * 9)
10)
korespondensi; dan
perubahan.
memiliki peredaran usaha.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 30


PDRD UNTUK MENDUKUNG KEMUDAHAN BERUSAHA
DAN BERINVESTASI
Penyesuaian Tarif PDRD untuk PSN Pemantauan Penyesuaian Tarif PDRD

Program Strategis Menko Perekonomian Pemda


Selaku Ketua komite percepatan Presiden
Nasional Melakukan pemungutan PDRD
Penyediaan infrastruktur
mengikuti besaran tarif dalam
Menetapkan Perpres Perpres.
berupa proyek strategis Mengoordinasikan
nasional (PSN) yang Penyesuaian tarif PDRD Muatan Perpres Menteri Pimpinan K/L
ditetapkan oleh
Pemerintah. a. PSN yang mendapat • Melakukan pemantauan
fasilitas penyesuaian tarif. pelaksanan Perpres.
Mengusulkan penyesuaian • Hasil pemantauan
b. jenis PDRD yang akan
Pemerintah dapat tarif PDRD kepada disampaikan ke Menkeu.
disesuaikan.
melakukan Presiden setelah mendapat
pertimbangan Menkeu c. besaran penyesuaian tarif.
penyesuaian tarif Pajak
dan/atau Retribusi.
d. mulai berlakunya
penyesuaian tarif. Jika jangka waktu
e. jangka waktu penyesuaian penyesuaian tarif PDRD dalam
Perpres berakhir, tarif dalam
tarif.
Perda PDRD dapat
f. Daerah yang melakukan diberlakukan kembali.
penyesuaian tarif.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


EVALUASI RAPERDA DAN PERDA PDRD PROVINSI
No → Raperda diperbaiki

Max 12 hari Max 3 hari


Gubernur menyampaikan raperda yg telah disetujui Raperda di evaluasi Raperda di Mendagri menyampaikan
bersama DPRD ke Mendagri dan Menkeu, disertai: Mendagri dan Menkeu sinkronisasi oleh hasil sinkronisasi
1. Surat Permohonan Mendagri
2. Lampiran:
a. BA/ naskah persetujuan bersama DPRD dan
Kepala Daerah
b. Latar belakang dan penjelasan minimal memuat: Yes → Raperda
Dasar pertimbangan penetapan tarif PDRD, diproses menjadi Perda
Proyeksi penerimaan PDRD berdasarkan potensi sesuai ketentuan
dan Dampak terhadap kemudahan berusaha.
✓ Raperda format Ms. Word
✓ Ke: evaluasipdrd@kemenkeu.go.id atau Yes → Perda
evaluasipdrd@gmail.com diimplementasikan.

Max 15 hari Max 5 hari Max 20 hari

Gubernur wajib memproses Mendagri menyampaikan Gubernur menyampaikan Perda


perubahan Perda PDRD. Jika tidak, surat pemberitahuan kepada Mendagri dan Menkeu
dapat dikenakan Sanksi Administrasi Mendagri dan Menkeu
kepada Pemda untuk mengevaluasi Perda PDRD
penundaan/pemotongan DAU memperbaiki Perda
dan/atau DBH. Evaluasi Raperda kab/kota:
• Mekanismenya sama, tetapi proses evaluasi dilakukan oleh Menkeu, Mendagri, dan Gubernur.
• Gubernur melakukan proses sinkronisasi hasil evaluasi dan menyampaikan hasil evaluasi kepada Bupati/ Walikota.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 32


PENGAWASAN PELAKSANAAN PERDA PDRD
Mendagri dan Menkeu melakukan pengawasan Perda PDRD dan/atau peraturan pelaksanaannya,
YANG BERPOTENSI: DASAR PENGAWASAN
Bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan
✔ laporan hasil pemantauan
1 Per-UU-an yang lebih tinggi
✔ laporan masyarakat
Berkoordinasi dengan ✔ pemberitaan media
Tidak sesuai dengan Kebijakan Fiskal Nasional; dan/atau
2 ✔ kunjungan lapangan
K/L teknis dan/atau ✔ analisis perkembangan PDRD
Pemda terkait ✔ sumber informasi lainnya.
Menghambat ekosistem investasi dan kemudahan
3 dalam berusaha.

TINDAK LANJUT APABILA TERJADI PELANGGARAN DAN/ATAU KETIDAKSESUAIAN

Menkeu Mendagri: Kepala Daerah:


merekomendasikan • mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kepala Daerah • menghentikan pungutan;
max 5 hari sejak rekomendasi diterima, berisi: • menyetorkan ke kas negara atas seluruh hasil pungutan atau
perubahan Perda
1. pelanggaran dan/atau ketidaksesuaian Perda sebutan lain di luar yang diatur oleh UU HKPD;
dan/atau peraturan
2. rekomendasi perubahan Perda • menyusun perubahan Perda max 15 hari kerja sejak tanggal surat
pelaksanaannya
3. rekomendasi penghentian pungutan pemberitahuan diterima;
kepada Mendagri.
• menyampaikan rekomendasi kepada Menkeu dalam hal • menyampaikan perubahan Perda kepada Mendagri dan Menkeu
Kepala Daerah tidak melakukan perubahan Perda PDRD max 7 hari kerja sejak tanggal ditetapkan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 33


SANKSI ADMINISTRATIF TERKAIT EVALUASI
RAPERDA DAN PERDA PDRD (1)
KEWAJIBAN KEPALA DAERAH BENTUK SANKSI
× Menyampaikan Raperda PDRD paling lama 3 hari setelah disetujui bersama oleh DPRD dan Kepala Daerah
kepada Mendagri (untuk Raperda Provinsi)/ kepada Gubernur, Mendagri, dan Menkeu (untuk Raperda Penundaan penyaluran DAU dan/atau DBH pajak
Kab/Kota). penghasilan sebesar 10% dari jumlah penyaluran pada
× Menyampaikan Perda PDRD yang telah ditetapkan kepada Mendagri dan Menkeu paling lama 7 hari kerja bulan atau periode berikutnya.
terhitung sejak tanggal ditetapkan.
× Melakukan perubahan Perda PDRD berdasarkan surat pemberitahuan dari Mendagri paling lama 15 hari kerja
terhitung sejak tanggal surat pemberitahuan diterima. Penundaan atau pemotongan penyaluran DAU dan/atau
× Menyampaikan Perubahan Perda PDRD kepada Mendagri dan Menkeu paling lama 7 hari kerja terhitung sejak DBH pajak penghasilan sebesar 15% dari jumlah
tanggal penetapan Perda. penyaluran pada bulan atau periode berikutnya.

× Menghentikan pungutan atau dengan sebutan lain yang dipungut diluar yang diatur dalam UU HKDP
berdasarkan rekomendasi Mendagri. Tidak dibayarkan hak-hak keuangannya yang diatur dalam
× Menyetorkan keseluruhan hasil pungutan atau dengan sebutan lain yang dipungut diluar yang diatur dalam UU ketentuan peraturan perundang- undangan selama 6
HKPD ke kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. bulan kepada Kepala Daerah

JIKA TIDAK DILAKSANAKAN


TEGURAN TERTULIS
❑ Disampaikan oleh Menkeu kepada Kepala Daerah setelah mendapat SANKSI ADMINISTRATIF
rekomendasi dari Mendagri, dan ditembuskan ke Mendagri ➢ Dilakukan oleh Menkeu
❑ Wajib ditindaklanjuti oleh Kepala Daerah paling lama 15 hari sejak tanggal JIKA TIDAK ➢ Bentuk sanksi disesuaikan dengan jenis
surat teguran diterima pelanggaran
DITINDAKLANJUTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 34


SANKSI ADMINISTRATIF TERKAIT EVALUASI
RAPERDA DAN PERDA PDRD (2)

MENKEU
PENYELESAIAN SANKSI ADMINISTRATIF
Relaksasi Sanksi Administratif
(PENYALURAN KEMBALI DAU/DBH)

KOORDINASI RELAKSASI DAPAT DIBERIKAN ✓ Dalam hal Pemda yang dikenai sanksi administratif telah
Kemenkeu dapat berkoordinasi dengan KE DAERAH YG MENGALAMI: memenuhi kewajiban, Menkeu menyalurkan kembali DAU
Kemendagri dan K/L terkait dalam
pemberian sanksi administratif dan/atau ▪ bencana alam, dan/atau DBH pajak penghasilan yang ditunda.
relaksasi sanksi administratif ▪ kejadian luar biasa, ✓ Dalam hal Pemda yang dikenai sanksi administratif tidak
▪ wabah penyakit menular, memenuhi kewajiban sampai dengan batas waktu yang
BERITA ACARA dan/atau ditetapkan oleh Menkeu sebelum berakhirnya tahun
minimal memuat: ▪ kondisi lainnya yang anggaran, DAU dan/atau DBH pajak penghasilan yang
✓ Daerah yang dikenai sanksi administratif berdampak negatif terhadap ditunda disalurkan kembali sebelum tahun anggaran
dan/atau daerah yang mendapatkan relaksasi fiskal Daerah berakhir.
pengenaan sanksi administratif;
✓ bentuk sanksi administratif dan/atau ✓ Menkeu mengenakan kembali sanksi administratif
relaksasi pengenaan sanksi administratif; dan penundaan DAU dan/atau DBH pajak penghasilan pada
✓ jangka waktu pemberian sanksi administratif tahun anggaran berikutnya bagi Pemda tidak memenuhi
dan/atau relaksasi pengenaan sanksi kewajiban.
administratif.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 35


TERIMA KASIH

www.djpk.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai