Penganggaran Pengadaan
Perencanaan
Kebutuhan Penggunaan
Pembinaan
Pengawasan
Pengendalian
Penghapusan Pemanfaatan
Asas Fungsional
Asas Akuntabilitas
Penatausahaan Pemeliharaan
Asas Kepastian Nilai
4
PEMANFAATAN BMN DALAM MENDUKUNG PENERIMAAN NEGARA DAN INFRASTRUKTUR
2
KSP
Hotel dan Lapangan Golf
3
Sewa dan KSP untuk mendukung Infrastruktur
Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Bandara Tjilik Riwut
Palangkaraya
2016 2017 2018 2019
Sumber: LKPP Audited 2016-2019
5
LATAR BELAKANG
6
OUTLINES
1 2 3
156 Pasal PMK Nomor 78 Tahun 2014 tentang Tata Peraturan pelaksanaan Pemanfaatan BMN dalam
15 Bab Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang satu peraturan bertujuan untuk Simplikasi dan
Milik Negara memudahkan stakeholder memahami skema dan
tata cara Pemanfaatan BMN.
PMK 164 Tahun 2014 tentang
99 Pasal Pemanfaatan BMN dalam rangka Pengaturan Pemanfaatan BMN dalam satu peraturan
17 Bab Penyediaan Infrastruktur j.o PMK Nomor pelaksanaan, yang mengatur skema:
65 Tahun 2016 • Sewa
• Pinjam Pakai
• KSP
PMK Nomor 57 Tahun 2016 tentang Tata • BGS/BSG
58 Pasal • KSPI
12 Bab Cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik
Negara • KETUPI
8
POKOK-POKOK PERUBAHAN
4. Penilaian dalam rangka Pemanfaatan Dilakukan oleh Penilai Pemerintah Dilakukan oleh Penilai Pemerintah atau Penilai Publik
6. Lelang dalam pemilihan penyewa Belum diatur Dapat dilakukan dengan lelang hak menikmati
7. Tata cara penyelesaian Sewa terlanjur Belum diatur Telah diatur, melibatkan Pengguna dan APIP
8. Subjek Pinjam Pakai Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah atau Pemerintah Desa
9. Jangka waktu pinjam pakai 5 tahun dan dapat diperpanjang 1 kali 5 tahun dan dapat diperpanjang
10. Simplikasi pelaksanaan pinjam pakai Belum diatur Serah terima objek pinjam pakai dapat mendahului
dalam kondisi tertentu persetujuan Pengelola
11. Penyiapan pelaksanaan KSP dan Belum diatur Pengelola Barang dapat memberikan bantuan dan
BGS/BSG dukungan dalam penyiapan KSP dan BGS/BSG
9
POKOK-POKOK PERUBAHAN (2)
22. Pengajuan keringanan pembayaran Belum diatur Dapat dilakukan dengan syarat tertentu
kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan. Berlaku juga di BGS/BSG.
23. Pelaksana BGS/BSG Pengelola Barang Pengelola Barang dan Pengguna Barang
24. Jangka waktu pengoperasian BGS/BSG Belum diatur Pemisahan antara jangka waktu pelaksanaan dan jangka
waktu pengoperasian
25. Penunjukan langsung mitra BGS/BSG Belum diatur Dapat dilakukan untuk BGS/BSG tertentu
26. Variabel perhitungan kontribusi tahunan Besaran persentase dikali nilai wajar BMN Mempertimbangkan penyelenggaraan tusi pemerintah,
nilai wajar, dan kelayakan bisnis mitra.
27. Subjek KSPI BUMN, BUMD, Swasta berbentuk PT, badan hukum BUMN, BUMD, anak perusahaan BUMN, Swasta
asing, koperasi berbentuk PT, badan hukum asing, koperasi
28. Pembayaran clawback Paling lambat 31 Maret Paling lambat 30 April
29. KETUPI Belum diatur Diatur sesuai amanat Perpres 32 Tahun 2020
11
OUTLINES
1 2 3
Sewa KSP
Pemanfaatan BMN oleh Pihak Lain dalam Pendayagunaan BMN oleh Pihak Lain dalam
jangka waktu tertentu dan menerima jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan
imbalan uang tunai PNBP
13
GAMBARAN UMUM BENTUK PEMANFAATAN
14
SOP UMUM PEMANFAATAN BMN
15
SKEMA PEMANFAATAN BMN
SE WA
16
SEWA BMN
KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S
Tarif pokok Sewa dapat berupa daftar tarif pokok Sewa yang
ditetapkan pada awal tahun oleh Pengelola Barang.
Penyewa dapat melakukan penerusan Sewa kepada Pihak Lain
dengan persetujuan Pengelola Barang/Pengguna Barang
Besaran Sewa dapat digunakan sebagai nilai limit terendah
pada lelang hak menikmati
17
TARIF SEWA
18
SEWA UNTUK INFRASTRUKTUR
Air minum Air limbah Telko & PLTMH, PLTA Pelabuhan laut dan pelabuhan
5% - 30% 5% - 20% informatika 0% sungai dan/atau danau
20% - 85% 1% - 30%
19
PERJANJIAN SEWA
01 02 03 04 05 06
Perjanjian ditandatangani Fotokopi perjanjian Sewa Pengakhiran sepihak
oleh penyewa dan di Pengguna Barang dalam hal penyewa
Pengelola Barang/Pengguna disampaikan ke tidak melaksanakan
Barang. Perjanjian Sewa Pengelola paling lambat kewajiban sesuai
untuk infrastruktur 7 hari setelah perjanjian
dituangkan dalam akta penandatanganan
notariil.
20
SKEMA PEMANFAATAN BMN
PINJAM PAKAI
21
PINJAM PAKAI
KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S
Menunjang pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan Perubahan BMN dapat disertai dengan perubahan bentuk
daerah atau pemerintahan desa dan/atau konstruksi dasar dengan syarat memperoleh
persetujuan dan melaporkan perubahan tersebut kepada
Pengelola Barang/Pengguna Barang.
22
SIMPLIKASI PINJAM PAKAI DALAM PENANGANAN KONDISI TERTENTU
23
PERUBAHAN OBJEK PINJAM PAKAI
Peminjam pakai dapat mengubah BMN sepanjang untuk menunjang penyelenggaraan Pemerintah Daerah/Desa: Tugas dan fungsi
Pemda/pemdes,Peningkatan Layanan kepada masyarakat, Cost Saving pemeliharaan/pengamanan.
24
PERJANJIAN PINJAM PAKAI
Perjanjian ditandatangani oleh Fotokopi perjanjian Pinjam Pakai Pengakhiran sepihak dalam hal
peminjam dan Pengelola di Pengguna Barang disampaikan peminjam tidak melaksanakan
Barang/Pengguna Barang dengan ke Pengelola paling lambat 7 hari kewajiban sesuai perjanjian
bermeterai cukup. setelah penandatanganan
1 3 5
2 4 6
Perjanjian Pinjam Pakai Pengakhiran Pinjam Pakai Pinjam Pakai berakhir dalam hal
ditandatangani paling lama 3 disampaikan secara tertulis berakhirnya jangka waktu,
bulan sejak surat persetujuan kepada peminjam tanpa pengakhiran sepihak,
diterbitkan. melalui pengadilan. berakhirnya perjanjian, atau
karena ketentuan lain sesuai
peraturan
25
SKEMA PEMANFAATAN BMN
KSP
26
KERJA SAMA PEMANFAATAN
KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S
KSP dilaksanakan untuk mengoptimalkan daya guna dan Penerimaan negara dari KSP adalah kontribusi tetap,
hasil guna BMN, meningkatkan penerimaan negara, pembagian keuntungan, dan hasil KSP
memenuhi biaya operasional, pemeliharaan, dan/atau
perbaikan yang diperlukan terhadap BMN.
27
PEMBAYARAN KSP
Kontribusi Tetap pertama dibayar paling lambat 2 Pembagian keuntungan disetor paling lambat 1. Tanah, gedung, bangunan, sarana, dan
hari kerja setelah perjanjian. tanggal 30 April fasilitasnya yang diadakan oleh mitra KSP
1. Perhitungan pembagian keuntungan merupakan hasil KSP.
Pembayaran Kontribusi Tetap berikutnya dilakukan
paling lambat sesuai tanggal dan bulan perjanjian mempertimbangkan: 2. Hasil KSP sebagaimana dimaksud pada
KSP nilai investasi pemerintah angka 1 menjadi BMN sejak diserahkan
nilai investasi mitra KSP kepada Pemerintah sesuai perjanjian atau
Selain KT pertama, Kontribusi Tetap dapat dibayar
kelayakan bisnis mitra pada saat berakhirnya perjanjian
bertahap dan harus lunas sebelum tanggal jatuh
risiko yang ditanggung mitra KSP
tempo pembayaran kontribusi tetap berikutnya. 3. Dalam pelaksanaan KSP, mitra KSP dapat
2. Pembagian keuntungan dihitung dari: melakukan perubahan hasil KSP setelah
Kontribusi tetap dapat dibayar sekaligus dimuka
Pendapatan/penjualan memperoleh persetujuan Pengelola Barang
(upfront payment).
Laba sebelum bunga dan pajak dan dilakukan perubahan perjanjian KSP
1. Kontribusi tetap dihitung dengan pertimbangan: Laba bersih
nilai wajar/taksiran BMN Arus kas bersih kegiatan operasi dan
kelayakan bisnis/kondisi keuangan investasi
manfaat ekonomi/sosial
3. Cicilan dan biaya atas pinjaman tidak
2. Besaran kontribusi tetap meningkat setiap tahun diperhitungkan dalam pembagian
memperhatikan tingkat inflasi. keuntungan.
28
PEMILIHAN MITRA KSP
2. hak untuk melakukan penawaran terhadap penawar 2. Penunjukan langsung sebagaimana dalam huruf a
terbaik (right to match), sesuai dengan hasil penilaian dilakukan oleh Pengelola Barang/Pengguna Barang.
dalam proses Tender BMN bersifat khusus:
3. pembelian prakarsa KSP oleh pemenang Tender, memiliki spesifikasi tertentu;
termasuk hak kekayaan intelektual yang menyertainya. memiliki kompleksitas khusus;
barang yang dikerjasamakan dalam hubungan bilateral
antar negara;
barang bersifat rahasia dalam pertahanan negara;
memiliki konstruksi dan spesifikasi dengan perizinan
khusus;
barang dikerjasamakan dalam rangka tugas negara;
barang dikerjasamakan dalam proyek kerja sama
infrastruktur; dan
barang lain yang ditetapkan Pengelola Barang.
29
FAKTOR PENYESUAI KSP
Keringanan Kontribusi Tetap Untuk Mitra KSP
30
PERUBAHAN INVESTASI
PEMERINTAH MITRA
Dalam hal terdapat perubahan investasi Dalam hal terdapat perubahan realisasi investasi
oleh Pemerintah, besaran kontribusi tetap yang dikeluarkan oleh mitra dari estimasi
dan pembagian keuntungan dapat ditinjau investasi sebagaimana dalam perjanjian, besaran
kembali oleh Pengelola Barang. pembagian keuntungan dapat ditinjau kembali
oleh Pengelola Barang.
Realisasi investasi mitra, didasarkan hasil audit
APIP atau auditor independen
31
PERJANJIAN KSP
Penandatanganan perjanjian KSP Dalam proses penyelesaian KSP berakhir dalam hal
dilakukan paling lama 1 tahun pengakhiran, dibentuk tim berakhirnya jangka waktu,
sejak tanggal ditetapkan untuk mengevaluasi pengakhiran sepihak,
keputusan/tanggal terbitnya investasi dan kewajiban berakhirnya perjanjian, karena
persetujuan. mitra. Proses evaluasi ketentuan lain sesuai peraturan
melibatkan APIP
01 02 03 04 05 06
Pelaksanaan KSP dituangkan Paling lama 2 hari kerja Pengakhiran sepihak karena
dalam perjanjian antara setelah penandatanganan tidak membayar KT dan/atau
Pengelola/Pengguna Barang perjanjian, mitra KSP wajib PK 3 tahun berturut-turut, tidak
dan mitra KSP. Perjanjian membayar kontribusi melaksanakan pembangunan
dituangkan dalam akta tahunan max. 2 tahun, tidak memenuhi
notariil kewajiban dalam perjanjian.
32
SKEMA PEMANFAATAN BMN
BGS/BSG
33
BANGUN GUNA SERAH / BANGUN SERAH GUNA
KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S
BGS/BSG dilakukan dengan mempertimbangkan Pemerintah Penerimaan negara dari BGS/BSG adalah kontribusi tahunan,
memerlukan bangunan dan fasilitas untuk penyelenggaraan dan hasil BGS/BSG
pemerintah, untuk kepentingan pelayanan umum, dan
penyelenggaran tugas dan fungsi
34
PENERIMAAN NEGARA DALAM BGS/BSG
1. BGS/BSG terdiri atas Tanah BMN dan 1. Kontribusi tahunan dihitung 1. Gedung, bangunan, sarana, dan
hasil BGS/BSG berupa bangunan (Hasil dengan pertimbangan: fasilitasnya yang diadakan oleh
BGS/BSG). Minimal 10% dari hasil penyelenggaraan tusi mitra BGS/BSG merupakan hasil
BGS/BSG digunakan langsung oleh pemerintah, BGS/BSG.
Pemerintah untuk pelaksanaan tusi. nilai wajar, dan 2. Gedung, bangunan, sarana dan
2. Kontribusi awal dibayarkan sebelum kelayakan bisnis mitra. fasilitas sebagaimana dimaksud
ditandatanganinya perjanjian. 2. Besaran kontribusi tahunan pada ayat (1) menjadi BMN sejak
Pembayaran kontribusi tahunan dapat meningkat setiap tahun diserahterimakan kepada
dilakukan bertahap atau sekaligus memperhatikan tingkat inflasi. Pengelola Barang/Pengguna
dimuka (seperti KSP). Barang.
3. Dalam kondisi tertentu, mitra BGS/BSG
dapat diberikan faktor penyesuai * Jangka waktu pelaksanaan dimulai sejak penandatanganan perjanjian, yang ditandai dengan pembayaran kontribusi
awal.
sebesar 1% - 50% dari kontribusi
tahunan. Kondisi tertentu seperti Jangka waktu pengoperasian dimulai sejak BGS/BSG siap dioperasikan atau paling lama 2 tahun setelah perjanjian
ditandatangani. Selama jangka waktu pengoperasian, mitra wajib membayar kontribusi tahunan.
bencana alam,non alam, atau bencana
sosial.
35
PEMILIHAN MITRA BGS/BSG
36
PERUBAHAN HASIL BGS/BSG DAN PENGAJUAN KERINGANAN
37
PERJANJIAN BGS/BSG
1 3 5
2 4 6
Penandatanganan perjanjian Dalam proses penyelesaian BGS/BSG berakhir dalam hal
BGS/BSG dilakukan paling lama pengakhiran, dibentuk tim berakhirnya jangka waktu,
1 tahun sejak tanggal ditetapkan untuk mengevaluasi pengakhiran sepihak,
keputusan/tanggal terbitnya investasi dan kewajiban berakhirnya perjanjian, atau
persetujuan. mitra. Proses evaluasi karena ketentuan lain sesuai
melibatkan APIP peraturan
38
SKEMA PEMANFAATAN BMN
KSPI
39
KERJA SAMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR (KSPI)
KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S
40
PENERIMAAN KSPI
41
PERJANJIAN KSPI
01 02 03 04 05 06
42
SKEMA PEMANFAATAN BMN
KETUPI
43
KERJA SAMA TERBATAS UNTUK PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S
KETUPI bertujuan untuk optimalisasi BMN, Pemilihan mitra KETUPI dilakukan oleh PJPB sesuai ketentuan
meningkatkan fungsi operasional, mendapatkan yang mengatur mengenai hak pengelolaan terbatas atas aset
pendanaan untuk pembiayaan penyediaan infrastruktur
infrastruktur.
KETUPI dilakukan atas BMN infrastruktur sesuai ketentuan
44
PELAKSANAAN KETUPI
1
Penetapan mitra KETUPI
dilakukan oleh PJPB. Proses
Mitra pemilihan mitra mengacu ke
ketetuan peraturan mengenai
hak pengelolaan terbatas atas
aset infrastruktur
3
7
Objek KETUPI diserahan PJPB
BLU yang mengelola dana
kepada Pengelola Barang untuk
2 KETUPI merupakan BLU di
kemudian diserahkelolakan
Kementerian Keuangan
kepada BLU. Pelaksanaan KETUPI dituangkan
dalam perjanjian antara mitra
dan BLU Infrastruktur lain
8
45
PELAKSANAAN KETUPI
46
PERJANJIAN KETUPI
1 3 5
2 4 6
Materi yang diatur dalam Dalam proses penyelesaian KETUPI berakhir dalam hal
perjanjian berpedoman pada pengakhiran, dibentuk tim berakhirnya jangka waktu,
ketentuan yang mengatur untuk mengevaluasi pengakhiran sepihak,
mengenai hak pengelolaan investasi dan kewajiban berakhirnya perjanjian, atau
terbatas atas aset infrastruktur mitra. Proses evaluasi karena ketentuan lain sesuai
melibatkan APIP peraturan
47
PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN
48
SANKSI ADMINISTRATIF
Dalam hal mitra tidak melakukan perbaikan/penggantian akibat tidak dilaksanakannya pengamanan dan pemeliharaan BMN dan hasil Pemanfaatan, serta
tidak menyerahkan BMN saat perjanjian berakhir.
BESARAN DENDA
49
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP
Pemanfaatan Terlanjur
01 Pengaturan pemanfaatan terlanjur berlaku untuk Sewa, KSP, dan
BGS/BSG.
Dampak Hukum
02 Akibat hukum dari Pemanfaatan BMN setelah memperoleh persetujuan sampai
dengan penandatanganan perjanjian menjadi tanggung jawab Pengguna Barang;
Akibat hukum dari Pemanfaatan BMN setelah penandatanganan perjanjian
menjadi tanggung jawab para pihak dalam perjanjian.
Pencabutan Peraturan
03 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemanfaatan Barang Milik Negara;
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemanfaatan Barang Milik Negara dalam rangka Penyediaan Infrastruktur j.o PMK
Nomor 65/PMK.06/2016; dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Sewa Barang Milik Negara.
50
51