Anda di halaman 1dari 51

PEMANFAATAN

BARANG MILIK NEGARA

“Bersama mengoptimalkan asset negara.”


- Direktorat BMN, DJKN
OUTLINES
1 2 3

LATAR BELAKANG POKOK PERUBAHAN SKEMA


PEMANFAATAN
OUTLINES
1 2 3

LATAR BELAKANG POKOK PERUBAHAN SKEMA


PEMANFAATAN
SIKLUS PENGELOLAAN BMN

Penganggaran Pengadaan

Perencanaan
Kebutuhan Penggunaan
Pembinaan
Pengawasan
Pengendalian
Penghapusan Pemanfaatan

Asas Fungsional

Asas Kepastian Hukum Pemusnahan Penilaian

Asas Transparansi & Keterbukaan

Asas Efisiensi Pemindahtanganan Pengamanan

Asas Akuntabilitas
Penatausahaan Pemeliharaan
Asas Kepastian Nilai

4
PEMANFAATAN BMN DALAM MENDUKUNG PENERIMAAN NEGARA DAN INFRASTRUKTUR

PNBP Pemanfaatan BMN


1,57 triliun
1
Sewa
Aula, Kantin, ATM

2
KSP
Hotel dan Lapangan Golf

505 miliar 522 miliar


343 miliar

3
Sewa dan KSP untuk mendukung Infrastruktur
Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Bandara Tjilik Riwut
Palangkaraya
2016 2017 2018 2019
Sumber: LKPP Audited 2016-2019

5
LATAR BELAKANG

Perubahan atas ketentuan


Adaptasi proses bisnis dalam Perbaikan tata kelola
peraturan perundang-
dunia usaha Pemanfaatan BMN
undangan

• Peraturan Pemerintah Nomor 28 • Tata kelola pemerintahan yang baik


• Sewa
Tahun 2020 tentang Perubahan PP (good governance)
• Pinjam Pakai
27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
• Kerja Sama Pemanfaatan
BMN/D; • Meningkatkan efektivitas dan
• Bangun Guna Serah/Bangun Serah
efisiensi pengelolaan Barang Milik
Guna
• Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun Negara
• Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur
2020 tentang Pembiayaan
• Kerja Sama Terbatas untuk
Infrastruktur Melalui Hak • Optimalisasi penerimaan negara
Pembiayaan Infrastruktur
Pengelolaan Terbatas; dan bukan pajak

• Arahan Pimpinan agar Penilai Publik • Mendukung perkembangan dunia


dapat melakukan penilaian dalam usaha
rangka Pemanfaatan BMN.

6
OUTLINES
1 2 3

LATAR BELAKANG POKOK PERUBAHAN SKEMA


PEMANFAATAN
SIMPLIKASI PERATURAN PEMANFAATAN BMN

PMK Nomor 115/PMK.06/2020 tentang


Peraturan Sebelumnya
Pemanfaatan Barang Milik Negara

156 Pasal PMK Nomor 78 Tahun 2014 tentang Tata Peraturan pelaksanaan Pemanfaatan BMN dalam
15 Bab Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang satu peraturan bertujuan untuk Simplikasi dan
Milik Negara memudahkan stakeholder memahami skema dan
tata cara Pemanfaatan BMN.
PMK 164 Tahun 2014 tentang
99 Pasal Pemanfaatan BMN dalam rangka Pengaturan Pemanfaatan BMN dalam satu peraturan
17 Bab Penyediaan Infrastruktur j.o PMK Nomor pelaksanaan, yang mengatur skema:
65 Tahun 2016 • Sewa
• Pinjam Pakai
• KSP
PMK Nomor 57 Tahun 2016 tentang Tata • BGS/BSG
58 Pasal • KSPI
12 Bab Cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik
Negara • KETUPI

Total 313 Pasal, 44 Bab Total 107 Pasal, 10 Bab

8
POKOK-POKOK PERUBAHAN

No. Pengaturan Sebelumnya PMK 115/PMK.06/2020


1. Penyetoran penerimaan negara dari Disetorkan seluruhnya ke kas negara Disetorkan seluruhnya ke kas negara, kecuali ditentukan
Pemanfaatan lain UU/peraturan yang ditetapkan presiden
2. Penetapan status penggunaan Dilakukan Kepala KPKNL sesuai KMK 781 Dilakukan oleh Pejabat yang menerima permohonan
Pemanfaatan
3. Bentuk Pemanfaatan Sewa, Pinjam Pakai, KSP, BGS/BSG, dan KSPI Sewa, Pinjam Pakai, KSP, BGS/BSG, KSPI, dan KETUPI

4. Penilaian dalam rangka Pemanfaatan Dilakukan oleh Penilai Pemerintah Dilakukan oleh Penilai Pemerintah atau Penilai Publik

5. Penerusan Sewa Belum diatur Dapat dilakukan oleh Pengguna Barang

6. Lelang dalam pemilihan penyewa Belum diatur Dapat dilakukan dengan lelang hak menikmati

7. Tata cara penyelesaian Sewa terlanjur Belum diatur Telah diatur, melibatkan Pengguna dan APIP

8. Subjek Pinjam Pakai Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah atau Pemerintah Desa

9. Jangka waktu pinjam pakai 5 tahun dan dapat diperpanjang 1 kali 5 tahun dan dapat diperpanjang

10. Simplikasi pelaksanaan pinjam pakai Belum diatur Serah terima objek pinjam pakai dapat mendahului
dalam kondisi tertentu persetujuan Pengelola
11. Penyiapan pelaksanaan KSP dan Belum diatur Pengelola Barang dapat memberikan bantuan dan
BGS/BSG dukungan dalam penyiapan KSP dan BGS/BSG

9
POKOK-POKOK PERUBAHAN (2)

No. Pengaturan Sebelumnya PMK 115/PMK.06/2020


12. Kompensasi/insentif kepada Belum diatur Calon mitra berstatus pemrakarsa/pemohon KSP dapat
pemrakarsa/pemohon dalam Tender KSP diberikan insentif/kompensasi dalam pelaksanaan Tender
dan BGS/BSG
13. Penunjukan langsung mitra KSP BMN bersifat khusus yang dilaksanakan BUMN atau BMN bersifat khusus yang dilaksanakan BUMN, BUMD,
BUMD atau anak perusahaan BUMN
14. Variabel perhitungan kontribusi tetap Besaran persentase dikali nilai wajar BMN Mempertimbangkan nilai wajar/taksiran BMN, kelayakan
bisnis atau kondisi keuangan mitra, dan manfaat
ekonomi/sosial.
15. Variabel perhitungan pembagian Nilai investasi pemerintah, nilai investasi mitra, risiko Nilai investasi pemerintah, nilai investasi mitra, kelayakan
keuntungan yang ditanggung mitra bisnis mitra, dan risiko yang ditanggung mitra
16. Perubahan investasi oleh Pemerintah Belum diatur Dapat dilakukan, implikasi merubah besaran kontribusi
atau Mitra tetap dan/atau pembagian keuntungan
17. Faktor penyesuai KSP untuk penyediaan Paling tinggi 70% dari hasil perhitungan tim atas 10% sampai dengan 70% dari hasil perhitungan tim atas
infrastruktur dan mitra BUMN, BUMD, kontribusi tetap dan pembagian keuntungan kontribusi tetap dan pembagian keuntungan
atau anak perusahaan BUMN
18. Pembayaran kontribusi tetap KT pertama dibayar 2 hari kerja sebelum perjanjian KT pertama dibayar 2 hari kerja setelah perjanjian
ditandatangani. KT berikutnya 31 Maret. ditandatangani. KT berikutnya sesuai tanggal dan bulan
perjanjian ditandatangani.
19. Mekanisme pembayaran Kontribusi Dibayar sekaligus tiap tahun Dapat dibayar dicicil dan diberikan opsi upfront payment
Tetap. Berlaku juga di BGS/BSG selama jangka waktu KSP
10
POKOK-POKOK PERUBAHAN (3)

No. Pengaturan Sebelumnya PMK 115/PMK.06/2020


20. Faktor penyesuai kondisi tertentu Sewa, Belum diatur 1% - 50% dari kontribusi dalam kondisi tertentu seperti:
KSP dan BGS/BSG bencana non alam COVID-19
21. Pembayaran pembagian keuntungan Paling lambat 31 Maret tahun berikutnya Paling lambat 30 April tahun berikutnya

22. Pengajuan keringanan pembayaran Belum diatur Dapat dilakukan dengan syarat tertentu
kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan. Berlaku juga di BGS/BSG.
23. Pelaksana BGS/BSG Pengelola Barang Pengelola Barang dan Pengguna Barang

24. Jangka waktu pengoperasian BGS/BSG Belum diatur Pemisahan antara jangka waktu pelaksanaan dan jangka
waktu pengoperasian
25. Penunjukan langsung mitra BGS/BSG Belum diatur Dapat dilakukan untuk BGS/BSG tertentu

26. Variabel perhitungan kontribusi tahunan Besaran persentase dikali nilai wajar BMN Mempertimbangkan penyelenggaraan tusi pemerintah,
nilai wajar, dan kelayakan bisnis mitra.
27. Subjek KSPI BUMN, BUMD, Swasta berbentuk PT, badan hukum BUMN, BUMD, anak perusahaan BUMN, Swasta
asing, koperasi berbentuk PT, badan hukum asing, koperasi
28. Pembayaran clawback Paling lambat 31 Maret Paling lambat 30 April

29. KETUPI Belum diatur Diatur sesuai amanat Perpres 32 Tahun 2020

11
OUTLINES
1 2 3

LATAR BELAKANG POKOK PERUBAHAN SKEMA


PEMANFAATAN
SKEMA PEMANFAATAN BMN
Skema pemanfaatan BMN saat ini yang diatur dalam PMK 115/PMK.06/2020.

Sewa KSP
Pemanfaatan BMN oleh Pihak Lain dalam Pendayagunaan BMN oleh Pihak Lain dalam
jangka waktu tertentu dan menerima jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan
imbalan uang tunai PNBP

KSPI SKEMA BGS/BSG


Kerja sama antara pemerintah dan badan Pemanfaatan BMN berupa tanah oleh Pihak
usaha untuk kegiatan penyediaan PEMANFAATAN Lain dengan mendirikan bangunan dan/atau
infrastruktur. sarana, kemudian didayagunakan oleh Pihak
BMN Lain tersebut

Pinjam Pakai KETUPI


Penyerahan penggunaan BMN dari Pemerintah Optimalisasi BMN untuk meningkatkan fungsi
Pusat ke Pemerintah Daerah atau Pemerintah BMN guna mendapatkan pendanaan untuk
Desa tanpa menerima imbalan pembiayaan infrastruktur lain.

13
GAMBARAN UMUM BENTUK PEMANFAATAN

PRINSIP PEMANFAATAN BMN


 Dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu MITRA OBJEK JANGKA WAKTU
pelaksanaan tugas dan fungsi Perorangan, BUMN/D, Max. 5 tahun, dapat
Tanah dan/atau
 Tidak mengubah status kepemilikan BMN Sewa badan usaha lain, unit diperpanjang*
bangunan, selain T/B
 Dilakukan terhadap BMN yang telah mendapat penunjang pemerintah
penetapan status Penggunaan Max. 5 tahun, dapat
Pinjam Pemerintah Daerah, Tanah dan/atau
 Pemeliharaan dan pengamanan BMN menjadi diperpanjang
Pakai Pemerintah Desa bangunan, selain TB
tanggung jawab mitra Pemanfaatan
 Penerimaan negara disetorkan seluruhnya ke Kas Max. 30 tahun, dapat
Negara, kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang BUMN/D, Swasta kecuali Tanah dan/atau
KSP diperpanjang*
perorangan bangunan, selain TB
 BMN yang menjadi objek Pemanfaatan BMN dilarang
dijaminkan atau digadaikan
BUMN/D, Swasta kecuali Max. 30 tahun, tidak
 Penilaian dalam rangka Pemanfaatan BMN dilakukan BGS/ Tanah
perorangan, badan dapat diperpanjang
oleh Penilai Pemerintah atau Penilai Publik BSG
hukum lain
 Pengelola Barang dapat memberikan bantuan dan
dukungan dalam rangka penyiapan Pemanfaatan Max. 50 tahun, dapat
PT, BUMN/D, Badan Tanah dan/atau
BMN KSPI diperpanjang
hukum asing, koperasi bangunan, selain TB
 Pemanfaatan dapat dilakukan dalam rangka
penyediaan infrastruktur. Tanah dan/atau Max. 50 tahun, dapat
PT, BUMN/D, Badan
 Kecuali untuk KSP dan Sewa untuk infrastruktur KETUPI bangunan, beserta diperpanjang
hukum asing, koperasi
dapat dilakukan selama max. 50 tahun fasilitasnya

14
SOP UMUM PEMANFAATAN BMN

Dalam hal permohonan pemanfaatan berasal dari calon


Calon mitra mengajukan permohonan
mitra, Pengguna melakukan penelitian awal atas
Pemanfaatan kepada Pengguna Barang.
permohonan tersebut, lalu mengajukan permohonan
Permohonan disertai berkas yang dipersyaratkan.
persetujuan ke Pengelola Barang. Pengguna Barang juga
Permohonan disertai proposal bisnis/kelayakan
bisnis yang akan berjalan di objek Pemanfaatan. 1 2 dapat mengambil inisiatif sebagai pemohon pemanfaatan
(belum ada calon mitra).

Pengelola melakukan penelitian atas


Surat Keputusan menjadi dasar Pengguna
permohonan dan berkas-berkas yang
Barang dan Mitra melakukan perjanjian
disampaikan oleh calon mitra dan/atau
kerja sama. Dalam perjanjian diatur
Pengguna Barang. Dalam hal permohonan tidak
mengenai tarif, jangka waktu, hak dan
disetujui, Pengelola Barang menyampaikan
kewajiban, dan hal-hal lain yang 6 3 penolakan dan alasannya. Dalam hal dapat
dipersyaratkan
dilanjutkan, Pengelola menugaskan Penilai.

Surat persetujuan dari Pengelola menjadi dasar


Mempertimbangkan hasil penilaian dan/atau
Pengguna Barang untuk melakukan pemilihan
tim yang dibentuk, Pengelola Barang
mitra. Pemilihan dilakukan dengan Tender,
menerbitkan surat persetujuan pemanfaatan
penunjukan langsung, atau Lelang Hak Menikmati.
BMN dengan mencantumkan hal-hal yang
Pengguna Barang menetapkan mitra Pemanfaatan 5 4 dipersyaratkan, misal: tarif, jangka waktu,
dan hal-hal teknis terkait pemanfaatan dalam Surat
peruntukan, dll.
Keputusan.

15
SKEMA PEMANFAATAN BMN

SE WA

SEWA PINJAM PAKAI KSP BGS/BSG KSPI KETUPI

16
SEWA BMN

KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S

Objek Sewa dapat ditawarkan melalui media pemasaran oleh


Penyewaan BMN dilakukan sepanjang memberikan manfaat Pengelola Barang/Pengguna Barang/Mitra
ekonomi bagi Pemerintah dan/atau masyarakat;

Tarif pokok Sewa dapat berupa daftar tarif pokok Sewa yang
ditetapkan pada awal tahun oleh Pengelola Barang.
Penyewa dapat melakukan penerusan Sewa kepada Pihak Lain
dengan persetujuan Pengelola Barang/Pengguna Barang
Besaran Sewa dapat digunakan sebagai nilai limit terendah
pada lelang hak menikmati

Selama masa Sewa, objek Sewa dapat diubah bentuknya,


Pembayaran uang Sewa dilakukan sekaligus secara tunai
dengan ketentuan: tidak merubah konstruksi dasar, diatur
sebelum ditandatanganinya perjanjian.
dalam perjanjian Sewa, dan objek Sewa wajib dikembalikan
ke dalam kondisi baik dan layak fungsi.
Penyewaan BMN dituangkan dalam perjanjian yang
ditandatangani oleh Pengelola Barang/Pengguna Barang dan
penyewa dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak
diterbitkannya keputusan Sewa/persetujuan Sewa.

17
TARIF SEWA

Formula Besaran Sewa = Tarif Pokok Sewa x Faktor Penyesuai

FAKTOR PENYESUAI KEGIATAN USAHA FAKTOR PENYESUAI PERIODESITAS

Bisnis Non Bisnis Sosial Jangka


Per Tahun Per Bulan Per Hari Per Jam
Waktu
100% 30% - 50% 2,5%
1 Tahun 100%
Pengecualian
2 Tahun 120%
• 75% - koperasi • 15% - Sewa yang Sewa untuk kegiatan
sekunder diinisiasi sosial faktor 3 Tahun 125% 130% 160% 190%
ASN/TNI/POLRI Pengelola/Penggun penyesuai Sewa 2,5% 4 Tahun 130%
• 50% - koperasi a untuk diberikan untuk
primer mendukung tusi siapapun subjek 5 Tahun 135%
ASN/TNI/POLRI • 10% - Sewa untuk Sewanya. Faktor Penyesuai Kondisi Tertentu : 1 - 50%
• 25% - usaha sarpras pendidikan Kondisi tertentu, yaitu:
perorangan ultra pemenuhan • Penugasan pemerintah
mikro, mikro dan kebutuhan • Bencana alam
kecil pendidikan • Bencana non alam
keluarga • Bencana sosial
ASN/TNI/POLRI Penyesuai karena bencana, diberikan paling lama n+2 tahun. Sewa yang
sedang berjalan dan telah lunas, penyesuai diberikan pada saat
perpanjangan atau dapat berupa tambahan jangka waktu Sewa.

18
SEWA UNTUK INFRASTRUKTUR

Formula Besaran Sewa = Tarif Pokok Sewa x Faktor Penyesuai

Faktor Penyesuai Pemanfaatan untuk infrastruktur meliputi:


• ability to pay masyarakat • pekerjaan konstruksi untuk membangun atau meningkatkan kemampuan infrastruktur;
• willingness to pay masyarakat • kegiatan pengelolaan infrastruktur;
• nilai keekonomian • pemeliharaan infrastruktur dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan fungsi infrastruktur.

Transmisi, distribusi, dan Jalan, sumber daya Migas Sarana persampahan


Bandar udara, terminal,
instalasi listrik air dan pengairan 30% - 90% 5% - 20%
dan perkeretaapian
1% - 20% 1% - 50% 7% - 50%
PLT surya
fotovoltaik, bayu,
biomassa,
biogas, sampah,
dan geotermal.
1% - 30%

Air minum Air limbah Telko & PLTMH, PLTA Pelabuhan laut dan pelabuhan
5% - 30% 5% - 20% informatika 0% sungai dan/atau danau
20% - 85% 1% - 30%

19
PERJANJIAN SEWA

Sewa berakhir dalam hal


Perjanjian Sewa Pengakhiran Sewa berakhirnya jangka waktu,
ditandatangani paling lama disampaikan secara pengakhiran sepihak,
3 bulan sejak keputusan tertulis kepada berakhirnya perjanjian, atau
Sewa/surat persetujuan penyewa tanpa melalui karena ketentuan lain sesuai
diterbitkan. pengadilan. peraturan

01 02 03 04 05 06
Perjanjian ditandatangani Fotokopi perjanjian Sewa Pengakhiran sepihak
oleh penyewa dan di Pengguna Barang dalam hal penyewa
Pengelola Barang/Pengguna disampaikan ke tidak melaksanakan
Barang. Perjanjian Sewa Pengelola paling lambat kewajiban sesuai
untuk infrastruktur 7 hari setelah perjanjian
dituangkan dalam akta penandatanganan
notariil.

20
SKEMA PEMANFAATAN BMN

PINJAM PAKAI

SEWA PINJAM PAKAI KSP BGS/BSG KSPI KETUPI

21
PINJAM PAKAI

KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S

Peminjam pakai dapat mengubah BMN sepanjang untuk


Mengoptimalkan BMN yang belum atau tidak dilakukan menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah atau
penggunaan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan desa, dengan tidak melakukan perubahan
Pengelola Barang/ Pengguna Barang yang mengakibatkan perubahan fungsi dan/atau penurunan
nilai BMN

Menunjang pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan Perubahan BMN dapat disertai dengan perubahan bentuk
daerah atau pemerintahan desa dan/atau konstruksi dasar dengan syarat memperoleh
persetujuan dan melaporkan perubahan tersebut kepada
Pengelola Barang/Pengguna Barang.

Memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial bagi


Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dan/atau masyarakat. Pelaksanaan pinjam pakai dituangkan dalam perjanjian.

22
SIMPLIKASI PINJAM PAKAI DALAM PENANGANAN KONDISI TERTENTU

Pengguna Barang/Pengelola Barang dapat menyerahkan objek


1 2 pinjam pakai kepada Pemerintah Daerah/Pemerintah Desa
Pemda/ PENGGUNA PENGELOLA mendahului penetapan/persetujuan, untuk kondisi sebagai
Pemdes BARANG BARANG berikut:

3 - Dalam rangka penugasan pemerintah


2
- Penanganan bencana alam
- Penanganan bencana non alam
1. Pemda/Pemdes mengajukan permohonan pinjam pakai
- Penanganan bencana sosial
disertai tujuan penggunaan;
2. Pengguna menyampaikan surat permohonan pinjam pakai;
bersamaan dengan ini dilakukan Berita Acara Serah Terima
Sementara BMN antara Pengguna Barang dengan Pemda
(mendahului surat persetujuan/keputusan);
3. Pengelola Barang menerbitkan Surat Persetujuan Pinjam
Pakai, untuk selanjutnya Pengguna menerbitkan
Keputusan dan Perjanjian Pinjam Pakai. Berdasarkan
perjanjian, dilakukan BAST Pinjam Pakai antara Pengguna
dan Pemda/Pemdes menggantikan Berita Acara Serah Bencana alam Bencana non alam Bencana sosial
Terima Sementara sebagaimana dimaksud pada angka 2. Tanah longsor Pandemic Covid-19 Kerusuhan warga

23
PERUBAHAN OBJEK PINJAM PAKAI
Peminjam pakai dapat mengubah BMN sepanjang untuk menunjang penyelenggaraan Pemerintah Daerah/Desa: Tugas dan fungsi
Pemda/pemdes,Peningkatan Layanan kepada masyarakat, Cost Saving pemeliharaan/pengamanan.

Tanpa Disertai Perubahan Bentuk


Dengan syarat Peminjam Pakai melaporkan:
a. Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada
Pengelola Barang
b. Pengguna Barang, untuk BMN yang berada pada
Pengguna Barang

Disertai Perubahan Bentuk


Dengan syarat Peminjam telah memperoleh persetujuan:
c. Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada
Pengelola Barang
d. Pengguna Barang, untuk BMN yang berada pada
Pengguna Barang
Dalam hal perubahan dalam huruf b atas T/B, Pengguna
melaporkan kepada Pengelola Barang.

24
PERJANJIAN PINJAM PAKAI

Perjanjian ditandatangani oleh Fotokopi perjanjian Pinjam Pakai Pengakhiran sepihak dalam hal
peminjam dan Pengelola di Pengguna Barang disampaikan peminjam tidak melaksanakan
Barang/Pengguna Barang dengan ke Pengelola paling lambat 7 hari kewajiban sesuai perjanjian
bermeterai cukup. setelah penandatanganan

1 3 5

2 4 6
Perjanjian Pinjam Pakai Pengakhiran Pinjam Pakai Pinjam Pakai berakhir dalam hal
ditandatangani paling lama 3 disampaikan secara tertulis berakhirnya jangka waktu,
bulan sejak surat persetujuan kepada peminjam tanpa pengakhiran sepihak,
diterbitkan. melalui pengadilan. berakhirnya perjanjian, atau
karena ketentuan lain sesuai
peraturan

25
SKEMA PEMANFAATAN BMN

KSP

SEWA PINJAM PAKAI KSP BGS/BSG KSPI KETUPI

26
KERJA SAMA PEMANFAATAN

KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S

KSP dilaksanakan untuk mengoptimalkan daya guna dan Penerimaan negara dari KSP adalah kontribusi tetap,
hasil guna BMN, meningkatkan penerimaan negara, pembagian keuntungan, dan hasil KSP
memenuhi biaya operasional, pemeliharaan, dan/atau
perbaikan yang diperlukan terhadap BMN.

Hasil KSP menjadi BMN sejak diserahkan ke Pemerintah sesuai


Biaya persiapan KSP yang dikeluarkan Pengelola Barang atau
perjanjian atau pada saat perjanjian berakhir
Pengguna Barang sampai dengan penunjukan mitra KSP
dibebankan pada APBN.

Pemilihan mitra KSP dilaksanakan melalui Tender atau


Biaya persiapan KSP yang terjadi setelah ditetapkannya mitra
Penunjukan langsung
KSP dibebankan pada mitra KSP

Pengelola Barang dapat memberikan bantuan dan dukungan


dalam rangka penyiapan KSP. Paling banyak 10% dari penerimaan KSP dapat berupa
bangunan dan fasilitas, namun tidak termasuk proyek KSP

27
PEMBAYARAN KSP

KONTRIBUSI TETAP PEMBAGIAN KEUNTUNGAN HASIL KSP

 Kontribusi Tetap pertama dibayar paling lambat 2 Pembagian keuntungan disetor paling lambat 1. Tanah, gedung, bangunan, sarana, dan
hari kerja setelah perjanjian. tanggal 30 April fasilitasnya yang diadakan oleh mitra KSP
1. Perhitungan pembagian keuntungan merupakan hasil KSP.
 Pembayaran Kontribusi Tetap berikutnya dilakukan
paling lambat sesuai tanggal dan bulan perjanjian mempertimbangkan: 2. Hasil KSP sebagaimana dimaksud pada
KSP  nilai investasi pemerintah angka 1 menjadi BMN sejak diserahkan
 nilai investasi mitra KSP kepada Pemerintah sesuai perjanjian atau
 Selain KT pertama, Kontribusi Tetap dapat dibayar
 kelayakan bisnis mitra pada saat berakhirnya perjanjian
bertahap dan harus lunas sebelum tanggal jatuh
 risiko yang ditanggung mitra KSP
tempo pembayaran kontribusi tetap berikutnya. 3. Dalam pelaksanaan KSP, mitra KSP dapat
2. Pembagian keuntungan dihitung dari: melakukan perubahan hasil KSP setelah
 Kontribusi tetap dapat dibayar sekaligus dimuka
 Pendapatan/penjualan memperoleh persetujuan Pengelola Barang
(upfront payment).
 Laba sebelum bunga dan pajak dan dilakukan perubahan perjanjian KSP
1. Kontribusi tetap dihitung dengan pertimbangan:  Laba bersih
 nilai wajar/taksiran BMN  Arus kas bersih kegiatan operasi dan
 kelayakan bisnis/kondisi keuangan investasi
 manfaat ekonomi/sosial
3. Cicilan dan biaya atas pinjaman tidak
2. Besaran kontribusi tetap meningkat setiap tahun diperhitungkan dalam pembagian
memperhatikan tingkat inflasi. keuntungan.

28
PEMILIHAN MITRA KSP

TENDER PENUNJUKAN LANGSUNG

1. Mitra KSP dapat ditunjuk langsung dalam hal KSP BMN


Calon mitra berstatus pemrakarsa/pemohon KSP, dapat bersifat khusus* dan mitra merupakan BUMN/D, atau
diberikan kompensasi dalam Tender, yaitu: anak perusahaan BUMN yang diperlakukan sama
1. tambahan nilai sebesar 10% (sepuluh persen) dengan BUMN sesuai ketentuan peraturan pemerintah.

2. hak untuk melakukan penawaran terhadap penawar 2. Penunjukan langsung sebagaimana dalam huruf a
terbaik (right to match), sesuai dengan hasil penilaian dilakukan oleh Pengelola Barang/Pengguna Barang.
dalam proses Tender BMN bersifat khusus:
3. pembelian prakarsa KSP oleh pemenang Tender,  memiliki spesifikasi tertentu;
termasuk hak kekayaan intelektual yang menyertainya.  memiliki kompleksitas khusus;
 barang yang dikerjasamakan dalam hubungan bilateral
antar negara;
 barang bersifat rahasia dalam pertahanan negara;
 memiliki konstruksi dan spesifikasi dengan perizinan
khusus;
 barang dikerjasamakan dalam rangka tugas negara;
 barang dikerjasamakan dalam proyek kerja sama
infrastruktur; dan
 barang lain yang ditetapkan Pengelola Barang.

29
FAKTOR PENYESUAI KSP
Keringanan Kontribusi Tetap Untuk Mitra KSP

1. KSP untuk penyediaan infrastruktur dan calon mitra


merupakan BUMN, BUMD, atau anak perusahaan BUMN
10% yang diperlakukan sama dengan BUMN, Kontribusi Tetap
Mitra KSP dapat mengajukan - dan Pembagian Keuntungan ditetapkan paling rendah
10% dan paling tinggi 70% dari hasil perhitungan tim.
keringanan pembayaran 70%
besaran kontribusi tetap dan 2. Besarannya ditetapkan Pengelola Barang
mempertimbangkan usulan Pengguna Barang dan
pembagian keuntungan.
kemampuan keuangan mitra KSP
Permohonan keringanan tidak
dapat berupa:
1. pengembalian penerimaan
negara bukan pajak yang
telah dibayarkan oleh mitra
1. Dalam kondisi tertentu, mitra KSP diberikan penyesuai 1%
KSP, atau sampai dengan 50% untuk Kontribusi Tetap.
1%
2. kompensasi pembayaran 2. Kondisi tertentu yaitu sbb:
kontribusi yang telah -  Penugasan pemerintah
dibayarkan mitra KSP 50%  Bencana alam
terhadap kewajiban  Bencana non alam
 Bencana sosial
pembayaran berikutnya  Penyesuai karena bencana, diberikan paling lama n+2
tahun
Kontribusi tetap yang telah lunas pembayarannya,
besaran penyesuai diterapkan untuk kontribusi tetap
berikutnya.

30
PERUBAHAN INVESTASI

PEMERINTAH MITRA
Dalam hal terdapat perubahan investasi Dalam hal terdapat perubahan realisasi investasi
oleh Pemerintah, besaran kontribusi tetap yang dikeluarkan oleh mitra dari estimasi
dan pembagian keuntungan dapat ditinjau investasi sebagaimana dalam perjanjian, besaran
kembali oleh Pengelola Barang. pembagian keuntungan dapat ditinjau kembali
oleh Pengelola Barang.
Realisasi investasi mitra, didasarkan hasil audit
APIP atau auditor independen

31
PERJANJIAN KSP

Penandatanganan perjanjian KSP Dalam proses penyelesaian KSP berakhir dalam hal
dilakukan paling lama 1 tahun pengakhiran, dibentuk tim berakhirnya jangka waktu,
sejak tanggal ditetapkan untuk mengevaluasi pengakhiran sepihak,
keputusan/tanggal terbitnya investasi dan kewajiban berakhirnya perjanjian, karena
persetujuan. mitra. Proses evaluasi ketentuan lain sesuai peraturan
melibatkan APIP

01 02 03 04 05 06

Pelaksanaan KSP dituangkan Paling lama 2 hari kerja Pengakhiran sepihak karena
dalam perjanjian antara setelah penandatanganan tidak membayar KT dan/atau
Pengelola/Pengguna Barang perjanjian, mitra KSP wajib PK 3 tahun berturut-turut, tidak
dan mitra KSP. Perjanjian membayar kontribusi melaksanakan pembangunan
dituangkan dalam akta tahunan max. 2 tahun, tidak memenuhi
notariil kewajiban dalam perjanjian.

32
SKEMA PEMANFAATAN BMN

BGS/BSG

SEWA PINJAM PAKAI KSP BGS/BSG KSPI KETUPI

33
BANGUN GUNA SERAH / BANGUN SERAH GUNA

KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S

BGS/BSG dilakukan dengan mempertimbangkan Pemerintah Penerimaan negara dari BGS/BSG adalah kontribusi tahunan,
memerlukan bangunan dan fasilitas untuk penyelenggaraan dan hasil BGS/BSG
pemerintah, untuk kepentingan pelayanan umum, dan
penyelenggaran tugas dan fungsi

Pemilihan mitra BGS/BSG dilaksanakan melalui Tender


Biaya persiapan BGS/BSG yang dikeluarkan Pengelola Barang
atau Pengguna Barang sampai dengan penunjukan mitra,
dibebankan pada APBN.

Hasil BGS/BSG menjadi BMN sejak diserahterimakan kepada


Biaya persiapan BGS/BSG yang terjadi setelah ditetapkannya
Pemerintah.
mitra BGS/BSG dibebankan pada mitra

Pengelola Barang dapat memberikan bantuan dan dukungan


dalam rangka penyiapan BGS/BSG. Selama jangka waktu pengoperasian, mitra BGS/BSG wajib
membayar kontribusi tahunan ke Pemerintah.

34
PENERIMAAN NEGARA DALAM BGS/BSG

Tentang BGS/BSG Kontribusi Tahunan Hasil BGS/BSG

1. BGS/BSG terdiri atas Tanah BMN dan 1. Kontribusi tahunan dihitung 1. Gedung, bangunan, sarana, dan
hasil BGS/BSG berupa bangunan (Hasil dengan pertimbangan: fasilitasnya yang diadakan oleh
BGS/BSG). Minimal 10% dari hasil  penyelenggaraan tusi mitra BGS/BSG merupakan hasil
BGS/BSG digunakan langsung oleh pemerintah, BGS/BSG.
Pemerintah untuk pelaksanaan tusi.  nilai wajar, dan 2. Gedung, bangunan, sarana dan
2. Kontribusi awal dibayarkan sebelum  kelayakan bisnis mitra. fasilitas sebagaimana dimaksud
ditandatanganinya perjanjian. 2. Besaran kontribusi tahunan pada ayat (1) menjadi BMN sejak
Pembayaran kontribusi tahunan dapat meningkat setiap tahun diserahterimakan kepada
dilakukan bertahap atau sekaligus memperhatikan tingkat inflasi. Pengelola Barang/Pengguna
dimuka (seperti KSP). Barang.
3. Dalam kondisi tertentu, mitra BGS/BSG
dapat diberikan faktor penyesuai *  Jangka waktu pelaksanaan dimulai sejak penandatanganan perjanjian, yang ditandai dengan pembayaran kontribusi
awal.
sebesar 1% - 50% dari kontribusi
tahunan. Kondisi tertentu seperti  Jangka waktu pengoperasian dimulai sejak BGS/BSG siap dioperasikan atau paling lama 2 tahun setelah perjanjian
ditandatangani. Selama jangka waktu pengoperasian, mitra wajib membayar kontribusi tahunan.
bencana alam,non alam, atau bencana
sosial.

35
PEMILIHAN MITRA BGS/BSG

TENDER PENUNJUKAN LANGSUNG

• Mitra BGS/BSG dapat ditunjuk langsung untuk


Calon mitra berstatus pemrakarsa/pemohon BGS/BSG, pelaksanaan BGS/BSG tertentu.
dapat diberikan kompensasi dalam Tender, yaitu: • Penunjukan langsung dilakukan oleh Pengelola
• tambahan nilai sebesar 10% (sepuluh persen) Barang/Pengguna Barang.
• hak untuk melakukan penawaran terhadap penawar
terbaik (right to match), sesuai dengan hasil penilaian
dalam proses Tender
• pembelian prakarsa KSP oleh pemenang Tender,
termasuk hak kekayaan intelektual yang menyertainya.

36
PERUBAHAN HASIL BGS/BSG DAN PENGAJUAN KERINGANAN

PERUBAHAN HASIL PENGAJUAN


BGS/BSG KERINGANAN

 Hasil BGS/BSG dapat Mitra dapat mengajukan


dilakukan perubahan atas keringanan pembayaran
permintaan Pengguna Kontribusi Tahunan.
Barang/Pengelola Barang, Keringanan tidak dapat
maupun Mitra BGS/BSG. berupa:
 Permohonan mitra atas  pengembalian
perubahan hasil BGS/BSG penerimaan negara
disampaikan kepada bukan pajak yang telah
Pengelola dibayarkan oleh mitra
Barang/Pengguna Barang BGS/BSG; dan/atau
untuk mendapat  kompensasi pembayaran
persetujuan. kontribusi yang telah
 Perubahan tersebut dibayarkan mitra
dituangkan dalam BGS/BSG terhadap
perubahan perjanjian. kewajiban pembayaran
berikutnya.

37
PERJANJIAN BGS/BSG

Penandatanganan perjanjian Pengakhiran sepihak karena


Pelaksanaan BGS/BSG dituangkan setelah mitra membayar tidak membayar kontribusi 3
dalam perjanjian antara kontribusi dengan menyampaikan tahun berturut-turut, tidak
Pengelola/Pengguna Barang dan bukti setor sebagai lampiran yang melaksanakan pembangunan
mitra BGS/BSG. Perjanjian dituangkan menjadi bagian tidak terpisahkan max. 2 tahun, tidak memenuhi
dalam akta notariil dari perjanjian kewajiban dalam perjanjian

1 3 5

2 4 6
Penandatanganan perjanjian Dalam proses penyelesaian BGS/BSG berakhir dalam hal
BGS/BSG dilakukan paling lama pengakhiran, dibentuk tim berakhirnya jangka waktu,
1 tahun sejak tanggal ditetapkan untuk mengevaluasi pengakhiran sepihak,
keputusan/tanggal terbitnya investasi dan kewajiban berakhirnya perjanjian, atau
persetujuan. mitra. Proses evaluasi karena ketentuan lain sesuai
melibatkan APIP peraturan
38
SKEMA PEMANFAATAN BMN

KSPI

SEWA PINJAM PAKAI KSP BGS/BSG KSPI KETUPI

39
KERJA SAMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR (KSPI)

KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S

Jangka waktu KSPI dapat diperpanjang apabila


KSPI dilaksanakan dengan pertimbangan terjadi government force majure.
kepentingan negara/umum, pelaksanaan tusi,
keterbatasan APBN untuk penyediaan infrastruktur,
dan masuk dalam daftar prioritas proyek program
penyediaan infrastruktur. Penerimaan negara dari KSPI berupa clawback dan
hasil KSPI berupa infrastruktur

KSPI dilakukan sesuai peraturan perundang-


undangan di bidang kerja sama pemerintah dan
badan usaha. Mitra KSPI wajib melakukan pengamanan dan
pemeliharaan hasil KSPI sampai dengan hasil KSPI
diserahterimakan
KSPI dilaksanakan dalam hal terdapat BMN yang
menjadi objek kerja sama pemerintah dan badan Pemilihan mitra KSPI mengacu kepada ketentuan
usaha dalam penyediaan infrastruktur. peraturan di bidang kerja sama pemerintah dan
badan usaha.

40
PENERIMAAN KSPI

CL AWBACK HASIL KSPI

Clawback Hasil KSPI berupa:


1. Pembagian atas clawback yang diperoleh sesuai dalam 1. bangunan konstruksi infrastruktur beserta sarana dan
perjanjian fasilitasnya
2. Besaran clawback ditetapkan oleh Pengelola Barang dari 2. pengembangan infrastruktur berupa penambahan
hasil perhitungan tim dengan mempertimbangkan hasil dan/atau peningkatan terhadap kapasitas, kuantitas
penilaian. dan/atau kualitas infrastruktur; dan/atau
3. Clawback dihitung dengan mempertimbangkan: 3. hasil pembangunan/pengembangan infrastruktur
karakteristik infrastruktur, nilai investasi Pemerintah dan lainnya.
mitra, risiko yang ditanggung mitra, dukungan
Infrastruktur Ekonomi &
Pemerintah, dan jaminan Pemerintah atas Proyek Kerja Infrastruktur Sosial
Sama.
Transportasi, jalan, SDA dan irigasi, air
4. Clawback disetorkan paling lambat tanggal 30 April. minum, pengelolaan air limbah,
persampahan, telekomunikasi dan
5. Clawback dapat ditiadakan apabila proyek tercantum informatika, ketenagalistrikan, minyak gas
dalam: daftar rencana KPBU, Perpres mengenai bumi dan EBT, konservasi energi, fasilitas
perkotaan, pendidikan, olahraga dan
percepatan PSN, dan/atau dokumen KPPIP. Peniadaan kesenian, kawasan, pariwisata, kesehatan,
clawback untuk KSPI yang berjangka waktu paling lama lapas, dan perumahan rakyat
20 tahun.

41
PERJANJIAN KSPI

KSPI berakhir dalam hal


berakhirnya jangka waktu,
Berdasarkan perjanjian PJPB Pengakhiran KSPI dilakukan pengakhiran sepihak,
menyerahkan objek KSPI kepada secara tertulis tanpa berakhirnya perjanjian, atau
mitra yang dituangkan dalam melalui pengadilan karena ketentuan lain sesuai
Berita Acara Serah Terima peraturan

01 02 03 04 05 06

Pelaksanaan KSPI dituangkan Perjanjian dituangkan Pengakhiran sepihak karena


dalam perjanjian yang dalam bentuk akta notariil tidak membayar clawback 3
ditandatangani oleh PJPB dan tahun berturut-turut, dan/atau
mitra KSPI. tidak memenuhi kewajiban lain
dalam perjanjian

42
SKEMA PEMANFAATAN BMN

KETUPI

SEWA PINJAM PAKAI KSP BGS/BSG KSPI KETUPI

43
KERJA SAMA TERBATAS UNTUK PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

KETENTUAN UMUM P E N G AT U R A N T E K N I S

KETUPI bertujuan untuk optimalisasi BMN, Pemilihan mitra KETUPI dilakukan oleh PJPB sesuai ketentuan
meningkatkan fungsi operasional, mendapatkan yang mengatur mengenai hak pengelolaan terbatas atas aset
pendanaan untuk pembiayaan penyediaan infrastruktur
infrastruktur.
KETUPI dilakukan atas BMN infrastruktur sesuai ketentuan

Penerimaan negara dari KETUPI merupakan


pendapatan BLU untuk meningkatkan fungsi
operasional infrastruktur sejenis atau pembiayaan Penerimaan dari KETUPI berupa dana upfront payment, aset
penyediaan infrastruktur jenis lainnya. hasil KETUPI, dan clawback

Dana hasil KETUPI menjadi pendapatan BLU yang dapat


digunakan untuk pembiayaan infrastruktur lain (tidak
disetorkan ke kas umum negara)

44
PELAKSANAAN KETUPI

1
Penetapan mitra KETUPI
dilakukan oleh PJPB. Proses
Mitra pemilihan mitra mengacu ke
ketetuan peraturan mengenai
hak pengelolaan terbatas atas
aset infrastruktur

3
7
Objek KETUPI diserahan PJPB
BLU yang mengelola dana
kepada Pengelola Barang untuk
2 KETUPI merupakan BLU di
kemudian diserahkelolakan
Kementerian Keuangan
kepada BLU. Pelaksanaan KETUPI dituangkan
dalam perjanjian antara mitra
dan BLU Infrastruktur lain
8

Infrastruktur yang dibiayai


merupakan infrastruktur dalam
daftar proyek infrastruktur
prioritas dan/atau PSN.
BLU
BMN
5 6
4
Mitra mengambilalih Mitra membayar upfront Penerimaan dari KETUPI,
pengoperasian BMN payment dan/atau clawback digunakan oleh BLU untuk
infrastruktur dari BLU. kepada BLU. Dana ini membiayai pembangunan
merupakan pendapatan BLU. infrastruktur lain.

45
PELAKSANAAN KETUPI

OBJEK KETUPI PENERIMAAN KETUPI

Upfront payment dan clawback


1. Pembayaran upfront payment ditetapkan oleh PJPB.
INFRASTRUKTUR
• minyak, gas bumi, dan 2. Pembayaran upfront payment oleh mitra kepada BLU
ebt paling lambat 6 bulan setelah penandatanganan
• ketenagalistrikan perjanjian
• telekomunikasi dan
informatika 3. Pembayaran upfront payment tidak membatasi hak BLU
• pengelolaan sampah untuk memperoleh clawback
• pengelolaan air limbah
• air minum 4. peruntukan dana ditetapkan oleh PJPB
• sumber daya air
• jalan tol
• transportasi Hasil KETUPI
1. dapat berupa tanah, gedung, bangunan, sarana, dan
fasilitasnya yang diadakan oleh mitra KETUPI

Ketentuan: 2. pengadaannya diperjanjikan antara BLU dan mitra


• telah beroperasi paling kurang 2 tahun KETUPI
• membutuhkan peningkatan efisiensi 3. menjadi BMN pada Pengelola Barang sejak
• memiliki umur manfaat aset paling sedikit 10 tahun diserahterimakan oleh mitra KETUPI kepada BLU
• telah disajikan dalam LK Audited

46
PERJANJIAN KETUPI

Pelaksanaan KETUPI dituangkan Pengakhiran sepihak karena


dalam perjanjian yang ditandatangani tidak membayar dana upfront
oleh BLU dan mitra KETUPI. Perjanjian dituangkan dalam payment, atau tidak memenuhi
bentuk akta notariil kewajiban lain dalam perjanjian

1 3 5

2 4 6
Materi yang diatur dalam Dalam proses penyelesaian KETUPI berakhir dalam hal
perjanjian berpedoman pada pengakhiran, dibentuk tim berakhirnya jangka waktu,
ketentuan yang mengatur untuk mengevaluasi pengakhiran sepihak,
mengenai hak pengelolaan investasi dan kewajiban berakhirnya perjanjian, atau
terbatas atas aset infrastruktur mitra. Proses evaluasi karena ketentuan lain sesuai
melibatkan APIP peraturan

47
PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN

Mitra wajib mengamankan dan


memelihara objek Pemanfaatan

Mitra menyediakan deposit di tahun


terakhir pemanfaatan sebagai jaminan
pemeliharaan/pengamanan

Pengamanan dan pemeliharaan


bertujuan untuk mencegah penurunan
fungsi, hilangnya BMN, kerusakan, dll.

Biaya pengamanan dan pemeliharaan


merupakan tanggung jawab mitra

48
SANKSI ADMINISTRATIF
Dalam hal mitra tidak melakukan perbaikan/penggantian akibat tidak dilaksanakannya pengamanan dan pemeliharaan BMN dan hasil Pemanfaatan, serta
tidak menyerahkan BMN saat perjanjian berakhir.

BESARAN DENDA

Per hari dari nilai perbaikan/


2% penggantian.
Max 50%.
Surat Surat
Denda
Teguran Peringatan
Mitra diberikan Diterbitkan surat Dikenakan denda Dari besaran Sewa sesuai
sanksi peringatan apabila setelah 1 ketentuan periode Sewa
administratif apabila setelah 1 bulan, ketentuan
110% harian sesuai
berupa surat bulan, dalam surat keterlambatan. Max. 50%
teguran ketenntuan peringatan tidak
dalam surat dilaksanakan
teguran tidak
dilaksanakan Per bulan dari jumlah
2% kewajiban yang masih harus
dibayar. Max. 24 bulan.

49
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP

Pemanfaatan Terlanjur
01 Pengaturan pemanfaatan terlanjur berlaku untuk Sewa, KSP, dan
BGS/BSG.

Dampak Hukum
02  Akibat hukum dari Pemanfaatan BMN setelah memperoleh persetujuan sampai
dengan penandatanganan perjanjian menjadi tanggung jawab Pengguna Barang;
 Akibat hukum dari Pemanfaatan BMN setelah penandatanganan perjanjian
menjadi tanggung jawab para pihak dalam perjanjian.

Pencabutan Peraturan
03  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemanfaatan Barang Milik Negara;
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemanfaatan Barang Milik Negara dalam rangka Penyediaan Infrastruktur j.o PMK
Nomor 65/PMK.06/2016; dan
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Sewa Barang Milik Negara.

50
51

Anda mungkin juga menyukai