Peta BUMN
No
BUMN
PT Perkebunan
Nusantara II
PT Perkebunan
Nusantara XIV
3
4
PT Inhutani II
PT Inhutani III
Kesehatan
Kurang
BBB
Kurang
BB
Kurang
BB
Kurang
Sehat
2012
PMN
2,765,252,000,00
0
Sehat
993,730,000,000
Sehat
Sehat B
214,981,000,000 6,785,000,000
163,869,000,000 2,302,000,000
2,058,745,000,00
0
PT Batan Teknologi
Kurang Sehat
BBB
Kurang Sehat
BB
PT PAL Indonesia
Kurang Sehat
BB
3,887,232,000,00
0
Kurang Sehat
BB
24,774,027,000,0 1,130,965,000,0
00
00
Kurang Sehat
BB
Kurang Sehat
BB
1,291,694,000,00
0
PT INKA
30,691,000,000
160,392,000,000 13,245,000,000
1,539,724,000,00
11 PT Dok dan Kodja Bahari Kurang Sehat B
0
PT Dok dan Perkapalan
12 Surabaya
Kurang Sehat B 305,967,000,000
239,000,000
402,000,000
Catatan:
1). Dari 141 BUMN, ada 21
Perusahaan
BUMN
yang
tidak sehat atau menuju
perusahaan
Bangkrut
mempunyai
total
aset
sebesar
Rp.43.221.133.000.000
2).Dari 21 perusahaan ini,
pada
tahun
2012,
pemerintah
memberikan
tambahaan modal disetor
untuk 10 perusahaan BUMN
dengan
total
anggaran
sebesar Rp.1.4 Triliun.
3). 21 Perusahaan sedang
menuju kebangkrutan, telah
menjadi beban negara setiap
tahun sebesar Rp. 2 Triliun.
4). Perusahaan BUMN ini
menjadi
Bisnis
Bancakan
ketika butuh suntikan modal
segar. Misalnya,
untuk 21
BUMN ini, pada tahun 2012
saja, ada modal yang disetor
sebesar
Rp.1.4
Triliun.
Artinya,
modal
yang
disetorkan ke dalam BUMN
yang
sedang
menuju
bangkrut bukan pemberian
yang
gratis
baik
oleh
legislatif maupun eksekutif.
BUMN
Status
Jumlah Saham
Saham
Negara
Kepemilikan Negara
PT Antam Tbk
Sehat AAA
12,832,316,000,0
00
65%
8,340,991,000,000
sehat AA
4,558,200,000,00
0
65%
2,962,603,000,000
Sehat AAA
8,505,169,000,00
0
65,02%
5,474,111,000,000
22,770,838,000,0
00
56,97%
12,105,168,000,000
5
6
7
8
Kurang Sehat BB
Kurang Sehat BB
sehat A
18,164,540,000,0
00
85,644,000,000
85,644,000,000
650,102,000,000
51,01%
53%
53%
80,66%
8,848,098,000,000
6,057,000,000
6,057,000,000
524,371,000,000
Sehat A
1,441,534,000,00
0
90,03%
1,248,275,000,000
10
sehat AAA
66,978,000,000,0
00
53,90%
27,780,599,000,000
11
sehat AAA
66,978,000,000,0
00
53,90%
27,780,599,000,000
12
sehat AA
10,781,664,000,0
00
69,14%
7,441,934,000,000
13
sehat AA
1,180,919,000,00
0
51,00%
598,814,000,000
Catatan:
1). Pada tahun
2012, menjelang
Pemilu 2014,
sudah 27
BUMN, yang
saham sudah
dijual kepada
publik, dan ada
3 BUMN, dijual
kemana-mana
sudah tidak
investor yang
berminat yaitu,
PT. Semen
Kupang, PT.
Kertas Kraft
aceh, dan PT.
Merpati
Nusantara Air,
Sambungan
4). Kemudian, jumlah nilai saham dalam 24 BUMN sebesar Rp.426,1
Triliun. Dan kepemilikan negara dari 426,1 Triliun, tinggal sebesar
Rp.227 Triliun lagi.
5). 24 BUMN sudah tergerus atau sahamnya berpindah dari negara ke
pihak swasta sebesar Rp.199,1 Triliun. Dan berkurang saham dalam
24 BUMN disebabkan banyak faktor. Salah satu faktor adalah untuk
menutup defesit anggaran.
6). Sebetulnya, pemerintah tidak usah melakukan penjualan terhadap
BUMN yang sehat dan selalu memberikan kontribusi kepada
penerimaan negara. Akan lebih baik, menutup defesit anggaran
dengan mengambil hutang siaga saja dari negara donor. Tetapi,
pemerintah tidak melakukannya, akibatnya, Indonesia harus bayar
manajemen fee dan bunga atas persetujuan pinjaman utang tersebut.
7). Malahan Pemerintah lebih asyik menjual Perusahaan BUMN karena
lebih menguntungkan secara pribadi. Jadi maksud dari Penjualan
BUMN bukan disebabkan oleh latarbelakang ingin mengembangkan
corner bisnis Perusahaan atau perusahaan butuh dana segar Tetapi
lebih disebabkan, kepentingan politik atau kesepakatan jahat antara
pejabat negara dengan kroni-kroni yang memiliki perusahaan, dan
mengambil BUMN seolah-olah legal untuk menghindari jeratan
pidana korupsi.
Kasus Mitratel
Mitratel adalah Anak perusahaan Telkom. Setiap Perusahaan
BUMN, ingin melakukan penjualan BUMN, biasanya
mendirikan anak perusahaan dulu, atau ada alih kelola aset
dari perusahaan induk kepada anak Perusahaan. Setelah ada
pengalihan aset, baru ada penjualan saham atau aset. Ini
artinya, aset telah dibagi dua, agar dapat menghindari pantau
atau peretujuan dari DPR sesuai UU Perbendaharaan negara
Pasal 46, dimana pemindahaan barang milik negara sebesar
Rp.10 miliar hanya persetujuan menteri keuangan; 10 milyar
sampat 100 miliar persetujuan presiden, dan diatas
Padahal tidak usah anak perusahaan atau telkom dijual
karena, tidak membebani keuangaan negara, dan kedua,
pendapatan Telkom pada tahun 2012 sebesar Rp.77.1 Triliun,
dan beban usaha hanya sebesar Rp.52 Triliun, dan laba
sebesar Rp.25.1 Triliun, dan kontrobusi kepada negara
sebesar Rp.3.8 Triliun. Walaupun pada audit BPK semester 1
tahun 2013 ditemukan penyimpangan anggaran sebesar
Rp.243.9 milyar, dan USD.9.659.080.
Sejarah PT Mitratel