Anda di halaman 1dari 29

PEMAHAMAN MENGENAI PENGENDALIAN INTERN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah serta
petunjuk-Nya sehingga modul pembelajaran untuk mata kuliah Pengauditan 1 ini dapat
penulis selesaikan.

Penulisan modul pembelajaran ini merupakan tugas dalam mata kuliah Pengauditan 1
yang berisi kumpulan materi-materi pembahasan yang telah disusun dalam rancangan
pembelajaran di dalam kelas.

Dalam menyusun modul ini, penulis diberi bantuan yang bermanfaat dari berbagai
pihak baik itu secara ide maupun bantuan materi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan

Penulis juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan modul ini
meskipun telah mendapat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar kedepannya
penulis dapat menyusun modul ini lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap modul
pembelajaran ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khususnya kepada penulis
sendiri.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii
BAGIAN I – TINJAUAN MATA KULIAH 1
BAGIAN II – PEMAHAMAN MENGENAI PENGENDALIAN INTERN 3
BAGIAN III – MATERI PEMBELAJARAN
1. Pentingnya Pengendalian Intern 4
2. Komponen Pengendalian Intern 8
3. Memperoleh Pemahaman Mengenai Pengendalian Intern 14
4. Mendokumentasikan Pemahaman 17
5. Tabel Keputusan 19
BAGIAN IV – LATIHAN 20
BAGIAN V – RANGKUMAN 21
BAGIAN VI – TES FORMATIF 22
BAGIAN VII – UMPAN BALIK 23
BAGIAN VIII – KUNCI TES FORMATIF 24
DAFTAR PUSTAKA 25

iii
iv
BAGIAN I
TINJAUAN MATA KULIAH

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya
bagi mahasiswa jurusan Akuntansi dengan bobot 3 SKS. Mata kuliah ini mempelajari tentang
auditing secara konseptual, profesi akuntan publik, audit laporan keuangan dan tanggung
jawab auditor, etika keprofesionalan, kewajiban legal auditor, sasaran audit, bukti audit, dan
kertas kerja, penerimaan penugaan, dan perencanaan audit, materialistis, risiko audit dan
strategi audit awal, struktur pengendalian intern, menilai risiko pengendalian dan uji
pengendalian, risiko deteksi dan rancangan uji substansif, pengambilan sampel audit dalam uji
pengendalia, pengendalian sampel audit dalam uji substansif, serta pengauditan menggunakan
sistem EDP.

B. KEGUNAAN MATA KULIAH

Kegunaan mata kuliah pengauditan 1 ini bagi mahasiswa adalah :

Mahasiswa diharapkan :

- Mampu melaksanakan proses pengauditan dan penyusunan laporan audit suatu entitas
secara profesional. (Kompetensi Utama)
- Mampu membuat prosedur pemeriksaan (Kompetensi Pendukung)
- Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaan (Kompetensi
Pendukung)
- Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi (Kompetensi
Pendukung)
- Mampu untuk bekerja sama, baik sebagai pimpinan maupun sebagai anggota
kelompok (tim audit). (Kompetensi Lain-lain)

C. SASARAN BELAJAR

PERTEMUAN SASARAN PEMBELAJARAN


Mampu memahami :
1
GBRP dan kerangka konseptual Auditing
 Definisi Auditing, tipe audit dan auditor
2  Jasa-jasa yang diberikan oleh KAP
 Organisasi yang berhubungan dengan profesi

1
 Hal-hal yang mendasari audit laporan keuangan
 Pihak-pihak yang berhubungan dengan auditor independen
3
 Standar auditing
 Laporan auditor dan tanggung jawabnya
Mampu Memahami :
 Etika da moralitas
 Kode etik AICPA
4
 Kode etik akuntan publik di Indonesia
 Penegakan aturan
 Lingkungan yuridis
 Kewajiban menurut hukum kebiasaan
5  Kewajiban menurut undang-undang pasar modal
 Sasaran audit
 Bukti audit
6  Prosedur audit
 Kertas kerja
 Tahap-tahap audit laporan keuangan
7  Penerimaan penugasan
 Perencanaan audit
8 MID SEMESTER
Mampu Memahami :
 Materialitas
9
 Risiko audit
 Strategi audit awal
 Defnisi pengendalian intern
 Komponen SPT
10
 Tujuan SPT

 Risiko pengendalian
11  Uji pengendalian dan kepatuhan
 Pertimbangan lainnya
 Risiko deteksi
 Rancangan uji substansif
12
 Mengembangkan program audit untuk uji substansif
 Pertimbangan khusus dalam rancangan uji substansif
 Konsep dasar pengambilan sampel audit
13  Merancang sampel atribut statistik untuk uji pengendalian
 Penyelesaian sampel atribut statistik dan pengevaluasian hasil
 Konsep dasar pengamblan sampel audit
14  Probabilitas dan proporsional untuk ukuran pengambilan sampel
 Pengambilan sampel non statistik dalam uji substansif
 Sistem EDP
 Dampak sistem EDP terhadap struktur pengendalian intern
15
 Metodologi untuk menyesuaikan dengan standar pekerjaan
lapangan
16 FINAL TEST

2
BAGIAN II
PENDAHULUAN – MATERIALITAS, RISIKO AUDIT DAN
STRATEGI AWAL AUDIT

A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkulihan, mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Memahami definisi pengendalian intern
2. Memahami komponen struktur pengendalian intern
3. Memahami tujuan struktur pengendalian intern
B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL
Modul pembelajaran ini membahas mengenai pengenalan terhadap pengendalian intern
dan mendefinisikan pengendalian intern serta komponen-komponennya. Selanjutnya,
modul ini akan membahas lima komponen penting dari system pengendalian intern secara
mendetil, termasuk aspek-aspek teknologi informasi yang relevan. Pertimbangan
kemudian diberikan untuk memperoleh suatu pemahaman mengenai pengendalian intern
yang mencukupi untuk merencanakan audit, dan untuk mendokumentasikan pemahaman
tersebut dalam kertas kerja audit.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah :
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan definisi pengendalian intern
2. Menjelaskan komponen struktur pengendalian intern
3. Menjelaskan tujuan struktur pengendalian intern

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Pengantar pengendalian Intern
2. Komponen pengendalian intern
3. Memperoleh pemahaman mengenai pengendalian intern
4. Mendokumentasikan pemahaman

3
BAGIAN III
MATERI PEMBELAJARAN

1. PENTINGNYA PENGENDALIAN INTERN


Arti pentingnya struktur pengendalian intern (SPI) bagi manajemen dan auditor
independen sudah lama diakui dalam profesi akuntansi, dan pengakuan tersebut semakin
meluas dengan alasan :
 Lingkup dan ukuran bisnis entitas semakin kompleks dan tersebar luas hingga
manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk
mengendalikan operasi secara efektif.
 Pengecekan dan review yang melekat pada system pengendalian intern yang baik akan
dapat melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan
dan penyimpangan yang akan terjadi.
 Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh atau
secara detail untuk hampir semua transaksi perusahaan di dalam waktu dan biaya yang
terbatas.
Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus adanya struktur pengendalian
intern (SPI) termasuk struktur pelaporan yang baik adalah sangat diperlukan agar dapat
melepaskan, menyerahkan atau mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya
dengan tepat.
 DEFINISI DAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN
Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi (dalam Rusydi)
adalah Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang
dikoordinasikan dan diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan
harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong
efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur Pengendalian Intern
adalah kebijakan dan prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan
perusahaan dapat dicapai. Dan menurut Laporan COSO dalam buku Boynton
menyebutkan pengendalian intern adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan
direksi, manajemen, dan personal lainnya salam suatu entitas, yang dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan tujuan keandalan laporan
keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan

4
efisiensi operasi. Laporan COSO juga menekankan bahwa Konsep Fundamental
dinyatakan dalam definsi berikut :
 Pengendalian intern merupakan suatu proses. Ini berarti alat untuk mencapai suatu
akhir, bukan akhiritu sendiri. Pengendalian intern terdiri dari serangkaian tindakan
yang meresap dan terintegrasi dengan tidak ditambahkan kedalam infrastruktur
suatu entitas.
 Pengendalian intern dilaksanakan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya
suatu kebijakan manual. Dan formulir-formulir, tetapi orang pada berbagai
tingkatan organisasi, termasuk dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya.
 Pengendalian dapat diharapkan menyediakan hanya keyakinan yang memadai,
bukan keyakinan yang mutlak kepada manajemen dan dewan direksi suatu entitas
karena keterbatasan yang melekat dalam semua system pengendalian intern dan
perlunya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat dari pengadaan
pengendalian.
 Pengendalian intern diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang saling
tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

Laporan COSO juga mengidentifikasi lima komponen pengendalian intern yang saling
berhubungan :
 Lingkungan Pengendalian – menetapkan suasana suatu organisasi, yang
mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya.
 Penilaian risiko – merupkana pengidentifikasian dan analisis entitas mengenai
risiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk suatu
dasar mengenai bagaiaman suatu risiko dikelola.
 Aktivitas Pengendalian – merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan
 Informasi dan Komunikasi – merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukan informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang
dapat melaksanakan tanggung jawabnya.
 Pemantauan – proses yang menilai kualitas pengendalian intern.
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang
dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau
organisasi tertentu.

5
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern
yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Suatu
pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan
tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :
1. Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan,
dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat
profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan.
2. Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi
laporan segmen maupun interim.
3. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi
dengan semestinya.

 TUJUAN ENTITAS DAN PENGENDALIAN INTERN YANG RELEVAN


DENGAN SUATU AUDIT
Tujuan dan pengendalian yang berhubungan dapat relevan jika berkaitan dengan data
yang digunakan auditor dalam menerapkan prosedur audit. Contohnya, pengendalian yang
berhubungan dengan :
 Data nonkeuangan yang digunakan dalam prosedur analitis, seperti jumlah
karyawan, kapasitas manufaktur, dan volume barang yang diproduksi serta statistic
produksi dan pemasarannya.
 Data keuangan tertentu yang dikembangkan terutama untuk tujuan internal.
Seperti, anggaran dan data kinerja, yang digunakan oleh auditor untuk memperoleh
bukti mengenai jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

 KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN SUATU ENTITAS


AU 319.16-18, Consideration of Internal Control in a Financial Statement Audit,
mengidentifikasikan keterbatasan yang melekat berikut yang menjelaskan mengapa
penengendalian intern, sebaik apapun ia dirancang dan dioperasikan, hanya dapat
menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan
pengendalian suatu entitas.
 Kesalahan dalam pertimbangan. Kadang-kadang, manajemen dan personel
lainnya dapat melakukan pertimbangan yang buruk dalam membuat keputusan
bisnis atau dalam melaksanakan keputusan rutin karena informasi yang tidak
mencukupi, keterbatasan waktu, atau prosedur lainnya.

6
 Kemacetan. Kemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi ketika
personel salah memahami instruksi atau membuat kekeliruan akibat kecerobohan,
kebingungan, atau kelelahan.
 Kolusi. Individu yang bertindak bersama, dapat melakukan sekaligus menutupi
kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengendalian intern.
 Penolakan manajemen. Praktik penolakan (override) termasuk membuat
penyajian yang salah dengan sengaja kepada auditor dan lainnya seperti
menerbitkan dokumen palsu untuk mendukung pencatatan transaksi penjualan
fiktif.
 Biaya versus manfaat. Pengukuran yang tepat baik dari biaya dan manfaat
biasanya tidak memungkinkan, manajemen harus membuat baik estimasi
kuantitatif maupun kualitatif dalam mengevaluasi hubungan antara biaya dan
manfaat.

 PERAN DAN TANGGUNG JAWAB


Beberapa pihak yang bertanggung jawab dan peran mereka adalah sebagai berikut:
 Manajemen - tanggung jawab manajemen untuk menciptakan pengendalian intern
yang efektif. Secara khusus, CEO harus merancang “suasana di puncak” untuk
kesadaran akan pengendalian di seluruh organisasi. Lingkungan pengendalian
yang efektif dapat mengurangi kemungkinan kekeliruan atau kecurangan dalam
suatu entitas.
 Dewan direksi dan komite audit - Anggota dewan, sebagai bagian dari pengaturan
umum dan tanggung jawabnya untuk menciptakan dan memelihara pengendalian
intern. Komite audit harus waspada dalam mengidentifikasikan keberadaan
penolakan manajemen atas pengendalian atau pelaporan keuangan yang curang,
dan segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk membatasi tindakan yang
tidak sesuai oleh manajemen.
 Auditor internal - Auditor internal harus memeriksa dan mengevaluasi kecukupan
pengendalian intern suatu entitas secara periodik dan membuat rekomendasi untuk
perbaikan, tetapi mereka tidak memiliki tanggung jawab utama untuk menciptakan
dan memelihara pengendalian intern.
 Personel entitas lainnya - Peran dan tanggung jawab dari semua personel lain
yang menyediakan informasi kepada, atau menggunakan informasi yang
disediakan oleh, sistem yang mencakup pengendalian intern, harus memahami

7
bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah
apapun yang tidak sesuai dengan pengendalian atau tindakan melawan hukum
yang mereka temui kepada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi..
 Auditor independen – Seorang auditor eksternal mungkin akan menemukan
kekurangan dalam pengendalian intern yang akan dikomunikasikan kepada
manajemen, komite audit, atau dewan direksi, bersamaan dengan rekomendasi
perbaikan yang diperlukan.
 Pihak eksternal lainnya - Pembuat aturan menetapkan persyaratan minimum
untuk pengadaan pengendalian intern oleh entitas-entitas tertentu.

2. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya terdapat lima komponen pengendalian intern
yang saling berhubungan, antara lain :
 Lingkungan pengedalian
 Penilaian risiko
 Informasi dan komunikasi
 Aktivitas pengendalian
 Pemantauan
Tiap komponen mencakup sejumlah kebijakan dan prosedur pengedalian intern yang
diperlukan untuk mencapai tujuan entitas.
A. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi yang
mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian intern lainnya
yang menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian mencakup faktor-
faktor :
a) Integritas dan nilai etika - Integritas dan perilaku etika merupakan produk dari
standar etika dan perilaku entitas, bagaimana hal itu dikomunikasikan, dan
ditegakkan dalam praktik. Standar tersebut mencakup tindakan manajemen untuk
menghilangkan atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin
menyebabkan personel melakukan tindakan tidak jujur, melanggar hukum , atau
melanggar etika. Dalam rangka menetapkan pentingnya integritas dan nilai etika
di antara semua personel dalam organisasi, CEO, dan anggota manajemen puncak
lainnya harus :

8
 menetapkan suasana,
 berkomunikasikan kepada semua karyawan,
 memberikan bimbingan moral kepada karyawan,
 mengurangi atau menghilangkan insentif dan godaan yang dapat mengarahkan
individu untuk melakukan tindakan yanng tidak jujur.

b) Komitmen terhadap kompetisi - Kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan


yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu.
Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas tingkat
kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat tersebut diterjemahkan
ke dalam persyaratan keterampilan dan pengetahuan.
c) Dewan direksi dan komite audit - Kesadaran pengendalian entitas sangat
dipengaruhi oleh dewan komisaris dan komite audit. Atribut yang berkaitan
dengan ini mencakup independensi dewan komisaris atau komite audit dari
manajemen, pengalaman dan tingginya pengetahuan anggotanya, luasnya
keterlibatan dan kegiatan pengawasan, memadainya tindakan, tingkat sulitnya
pertanyaan yang diajukan oleh komite tersebut kepada manajemen, dan interaksi
dewan atau komite tersebut dengan auditor intern dan ekstern.

d) Filosofi dan gaya operasi manajemen - Banyak karakteristik yang dapat


membentuk dari filosofi dan gaya operasi manajemen, meliputi:
 pendekatan untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis;
 mengandalkan pada pertemuan informal secara langsung dengan manajer
kunci;
 sikap dan tindakan terhadap pelaporan keuangan;
 pemilihan secara selektif atau agresif dari psinsip akuntansi yang tersedia;
 kesadaran dan konservatisme dalam mengembangkan estimasi akuntansi;
 kesadaran dan pamahaman terhadap risiko yang dihubungkan dengan
teknologi informasi;
 sikap terhadap pemrosesan informasi dan fungsi akuntansi serta personel.

e) Struktur organisasi - Struktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu


entitas untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh
atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas suatu
entitas. Struktur organisasi entitas biasanya digambarkan dalam suatu bagan

9
organisasi yang harus secara akurat merefleksikan garis wewenang dan hubungan
pelaporan.

f) Penetapan wewenang dan tanggung jawab - merupakan perpanjangan dari


pengembangan suatu struktur organisasi. Wewenang dan tanggung jawab
mencakup penjelasan-penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa
wewenang dan tanggung jawab untuk semua aktivitas entitas dibebankan untuk
mengetahui bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan individu lainnya
dalam memberikan kontribusi dan tiap individu akan bertanggung jawab atas hal
apa. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab meliputi pertimbangan
atas:
 Kebijakan entitas mengenai masalah seperti praktik usaha yang dapat diterima,
 Penetapan tanggung jawab dan delegasi wewenang untuk menangani masalah
seperti maksud dan tujuan organisasi,
 Uraian tugas pegawai yang menegaskan tugas-tugas spesifik, hubungan
pelaporan, dan kendala
 Dokumentasi sistem komputer yang menunjukkan prosedur untuk persetujuan
transaksi dan pengesahan perubahan sistem

g) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia - Kebijakan dan prosedur sumber
daya manusia akan menjamin bahwa personel entitas memiliki tingkat integritas,
nilai etika, dan kompetensi yang diharapkan. Praktik tersebut mencakup
perekrutan dan proses penyeleksian, orientasi, pelatihan, evaluasi, bimbingan,
promosi berdasarkan penilaian kerja periodik, serta program kompensasi yang
memotivasi dan memberikan penghargaan atas kinerjanya.
B. Penilaian Resiko
Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan
pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan
yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Risiko relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan
intern dan ekstern yang mungkin terjadi dan secara negatif berdampak terhadap
kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data
keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Sekali risiko
diidentifikasi, manajemen mempertimbangkan signifikan atau tidaknya, kemungkinan

10
terjadinya, dan bagaimana hal itu dikelola. Risiko dapat timbul atau berubah karena
keadaan yang seperti:
 perubahan dalam lingkungan operasi;
 personel baru;
 sistem informasi yang baru atau dimodifikasi;
 pertumbuhan yang cepat;
 teknologi baru;
 lini, produk, atau aktivitas baru;
 restrukturisasi perusahaan;
 operasi di luar negeri;
 pernyataan akuntansi.

C. Informasi dan Komunikasi


Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelapoarn keuangan
yang memasukkan sistem akuntansi, terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan
yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis,
mengkalsifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi entitas (dan juga
kejadian serta kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva dan kewajiban
yang berhubungan. Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas
mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian intern
atas pelaporan keuangan. Fokus utama dari kebijakan dan prosedur pengendalian yang
berhubungan dengan sistem akuntansi adalah transaksi yang ditangani dengan suatu
cara yang dapat mencegah terjadinya salah saji dalam asersi laporan keuangan
manjemen. Olehnya, suatu sistem akuntansi yang efektif harus:
 Mengidentifikasi dan mencatat hanya transaksi yang valid dari entitas yang
terjadi dalam periode berjalan (asersi keberadaan atau keterjadian).
 Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid dari entitas yang
terjadi dalam periode berjalan (asersi kelengkapan).
 Memastikan aktiva dan kewajiban yang tercatat merupakan hasil dari transaksi
yang memberikan entitas hak untuk , atau kewajiban untuk, item-item tersebut
(asersi hak dan kewajiban).
 Mengukur nilai transaksi dalam suatu cara yang mengijinkan pencatatan nilai
moneter transaksi secara tepat dalam laporan keuangan (asersi penilaian atau
alokasi).

11
 Memperoleh rincian yang mencukupi dari semua transaksi untuk
memungkinkan penyajian secara tepat dalam laporan keuangan, termasuk
pengklasifikasian yang tepat dan pengungkapan yang diperlukan (asersi
penyajian dan pengungkapan).
Komunikasi termasuk memastikan bahwa personel yang terlibat dalam sistem
pelaporan keuangan memahami bagaimana aktivitas mereka berhubungan dengan
pekerjaan orang lain.

D. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan risiko telah
diambil untuk pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai
tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkatan organisasional dan fungsional.
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dapat
dikategorikan dalam berbagai cara yang meliputi:
a) Pemisahan tugas - melibatkan pemastian bahwa individu tidak melaksanakan tugas
yang tidak seimbang. Tugas dianggap tidak seimbang dari sudut pandang
pengendalian ketika memungkinkan individu untuk melakukan kecurangan Selain
itu, pemisahan tugas yang baik juga melibatkan pembandingan akuntabilitas yang
tercatat dengan aktiva di tangan. Alasan tersebut mendukung pemisahan tugas
dalam dua jenis situasi, yakni :
- tanggung jawab - untuk melaksanakan transaksi dan memelihara
penjagaan aktiva yang dihasilkan dari transaksi harus dibebankan kepada
individu atau departemen yang berbeda
- harus terdapat pemisahan tugas yang tepat di dalam departemen
teknologi informasi dan antara departemen teknologi informasi dengan
departmen pemakai informasi.

b) Pengendalian pemrosesan informasi - mengacu pada risiko yang berhubungan


dengan otorisasi, kelengkapan, dan akurasi transaksi. Pengendalian ini
dikategorikan sebagai pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.

Tujuan dari pengendalian umum adalah untuk mengendalikan pengembangan


program, perubahan program, operasi komputer, dan untuk mengamankan akses

12
terhadap data dan program. Lima jenis pengendalian umum yang diakui secara luas,
meliputi:
 pengendalian organisasi dan operasi;
 pengendalian pengembangan sistem dan dokumentasi;
 pengendalian perangkat keras dan sistem perangkat lunak;
 pengendalian akses ; dan
 pengendalian data dan prosedur.

Tiga kelompok pengendalian aplikasi meliputi: pengendalian masukan ;


pengendalian pemrosesa ; dan pengendalian keluaran. Pengendalian-pengendalian
tersebut dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa pencatatan,
pemrosesan, dan pelaporan data oleh teknologi informasi secara tepat dilaksanakan
untuk aplikasi tertentu. Dalam lingkungan teknologi informasi dewasa ini,
pengendalian aplikasi melaksanakan fungsi dari pemeriksaan independen yang
melibatkan pekerjaan yang sebelumnya dilaksanakan oleh individu lain atau
departemen lain ; dan penilaian yang tepat dari jumlah yang tercatat.

c) Pengendalian fisik - Pengendalian fisik menaruh perhatian terhadap pembatasan


dua jenis akses ke aktiva dan catatan yang penting berikut: akses fisik langsung
dan akses tidak langsung melalui persiapan atau pemrosesan dokumen. Jadi
pengendalian tersebut terutama berkenaan dengan alat keamanan dan mengukur
penyimpanan dari aktiva, dokumen, catatan, dan program atau file komputer.
Pengendalian fisik juga melibatkan penggunaan peralatan mekanis dan elektronik
dalam melaksanakan transaksi. Ketika peralatan teknologi informasi digunakan,
akses terhadap komputer, catatan, komputer, file data, dan program harus dibatasi
pada personel yang memiliki otorisasi. Penggunaan tanda pengenal identifikasi
dapat mengurangi risiko pengendalian untuk berbagai asersi. Akhirnya, aktivitas
pengendalian fiik meliputi perhitngan periodik atas aktiva dan perbandingan
dengan jumlah yang ditunjukkan dalam catatan pengendalian.

d) Review kinerja - Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja


sesungguhnya. Kualitas review dapat menyediakan pengendalian terhadap asersi-
asersi. Contoh dari review dan analisis manajemen terhadap, yakni: laporan yang
mengikhtisarkan secara terinci dari saldo akun ; kinerja aktual dibandingkan dengan
anggaran, peramalan, atau jumlah periode sebelumnya ; hubungan dari rangkaian
data yang berbeda.

13
E. Pemantauan
Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern
pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian
pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan. Pemantauan dapat dilaksanakan melalui aktivitas yang berkelanjutan (on
going activities) dan dapat juga melalui pengevaluasian periodik secara terpisah.
Aktivitas pemantauan daapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dari
pihak luar. Customers secara tersirat menguatkan data penagihan dengan pembayaran
faktur mereka atau pengajuan keluhan tentang pembebanan yang diterimanya. Di
samping itu, badan pengatur kemungkinan berkomunikasi dengan entitas berkaitan
dengan masalah yang berdampak terhadap berfungsinya pengendalian intern.

3. MEMPEROLEH PEMAHAMAN MENGENAI PENGENDALIAN


INTERN
Metodologi auditor dalam memnuhi standar pekerjaan lapangan kedua melibatkan tiga
aktivitas utama berikut :
 Memperoleh suatu pemahamn yang cukup mengenai komponen-komponen
pengendalian intern untuk merencanakan audit.
 Menilai resiko pengendalian untuk setiap asensi signifikan yang terdapat dalam
saldo akun,golongan transaksi,dan pengungkapan komponen-komponen dari
laporan keuangan.
 Merancang pengujian substantive untuk setiap asensi laporan keuangan yang
signifikan.
Memperoleh suatu pemahaman (obtaining an understanding) melibatkan prosedur-
prosedur untuk :
 Memahami rancangan kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan setiap
komponen pengendalian intern.
 Menentukan apakah kebijakan dan prosedur telah ditempatkan dalam operasi.

AU 319.19 mengindikasikan bahwa pemahaman mengenai pengendalian intern


seharusnya digunakan untuk :
 Mengindentifikasi jenis salah saji yang potensial
 Mempertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang
material.

14
 Merancang pengujian substantive untuk menyediakan keyakinan yang memadai
untuk mendeteksi salah saji yang berhubungan dengan asersi-asersi tertentu.
Singkatnya, perencanaan audit yang efektif memerlukan auditor untuk mengetahui
salah saji yang terdapat dalam laporan keuangan suatu entitas dan kemungkinan
kemunculan mereka dalam rangka merancang pengujian substantif secara tepat.

 DAMPAK STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN

Suatu pemahaman mengenai pengendalian intern diperlukan tanpa memandang


strategi mana yang dipilih. Meskipun tingkat pemahaman pengendalian intern yang
mencukupi untuk merencanakan bagian audit yang berbeda merupakan masalah
pertimbangan professional. AU 319.23 menyarankan beberapa factor lain yang harus
dipertimbangkan dalam mencapai suatu pertimbangan mengenai tingkat pemahaman
yang diperlukan sebagai berikut :
 Pengetahuan mengenai klien dari audit terdahulu.
 Penilaian pendahuluan mengenai resiko bawaan dan materialitas.
 Suatu pemahamn mengenai industri dimana entitas beroperasi.
 Kompleksitas serta kecanggihansistem dan operasi entitas, termasuk apakah
metode pemrosesan informasi didasarkan pada prosedur manual independent dari
komputer atau sangat bergantung pada pengendalian komputer.

 MEMAHAMI KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN


- Memahami Lingkungan Pengendalian - AU 319.26 menyatakan bahwa auditor harus
memperoleh pengetahuan mengenai lingkungan pengendalian yang mencukupi untuk
memahami sikap dan tindakan manajemen serta dewan direksi berkenaan dengan
lingkungan pengendalian, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian
maupun dampak kolektif mereka pada pengendalian lain. Auditpr harus memahami
substansi, tidak hanya bentuk, dari kebijakan dan prosedur manajemen untuk
komponen ini. Tingkat pemahaman yang diperlukan dari beberapa faktor lingkungan
pengendalian, seperti filosofi dan gaya operasi manajemen, struktur organisasi, serta
dewan direksi dan komite audit, akan sama untuk setiap strategi audit. Akan tetapi,
untuk beberapa factor, mungkin akan diperlukan pengetahuan tambahan untuk
pendekatan resiko pengendalian yang dinilai lebih rendah.

- Memahami Penilaian Risiko - AU 319.30 menyatakan bahwa auditor harus


menentukan bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko yang relevan terhadap

15
penyajian laporan keuangan yang wajar, kepedulian mengenai bagaimana ia
memutuskan aktivitas pengendalian atau tindakan lain berkenaan dengan risiko
tersebut. Secara khusus auditor harus waspada terhadap pemahaman manajemen
mengenai risiko teknologi informasi dan respon terhadap risiko tersebut.

- Memahami Informasi dan Komunikasi. AU 319.39 mengindikasi bahwa auditor


harus memperoleh pengetahuan yang mencukupi mengenai system informasi yang
relevan dengan laporan keuangan untuk memahami :
 Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan terhadap laporan
keuangan.
 Bagaimana transaksi tersebut dimulai
 Catatan akuntansi, dokumen pendukung, dan akun-akun spesifik dalam laporan
keuangan yang terlibat dalam pemrosesan dan pelaporan transaksi.
 Pemrosesan akuntansi yang terlibat dalam pengerjaan transaksi hingga
pemasukannya dalam laporan keuangan, termasuk cara elektronik yang digunakan
untuk mengirimkan, memroses, memelihara, dan mengakses informasi.
 Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan
entitas, termasuk estimasi dan pengungkapan akuntansi yang signifikan.
 Terdapat empat fungsi ekonomi penting yang dihubungkan dengan transaksi
dalam rangka memahami dimana informasi baru dapat ditambahkan atau bentuk
informasi dapat diubah :
 Pelaksanaan transaksi
 Pengiriman atau penerimaan barang dan jasa
 Pencatatan transaksi
 Penerimaan kas atau pengeluaran kas

- Memahami Aktifitas Pengendalian - Dalam memahami suatu pemahaman mengenai


lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, serta komponen
pemantauan dari pengendalian intern, auditor secara tidak langsung akan memperoleh
pengetahuan mengenai beberapa aktivitas pengendalian. Tingkat pemahaman ini
mungkin mencukupi untuk tujuan perencanaan audit untuk asersi dimana auditor
memutuskan memilih satu dari beberapa pendekatan substantif utama.

- Memahami Pemantauan - Menurut AU 319.39 adalah penting untuk memahami jenis


aktivitas yang digunakan oleh entitas, manajemen puncak, manajemen akuntansi, dan
auditor internal untuk memantau efektivitas pengendalian intern dalam memenuhi

16
tujuan pelaporan keuangan. Pengetahuan mengenai bagaimana tindakan perbaikan
dimulai juga harus diperoleh berdasarkan informasi yang sedikit dari aktifitas
pemantauan. Auditor eksternal tidak diwajibkan untuk menguji pekerjaan auditor
internal yang berkenaan dengan perolehan suatu pemahaman, tetapi ia dapat dapat
memilih untuk melakukan hal tersebut. Akan tetapi, perolehan pemahaman harus
mencakup pengajuan pertanyaan kepada manajemen dan personel auditor internal
yang sesuai dengan hal-hal seperti :
a) Keberadaan staf internal audit dalam suatu entitas
b) Aktivitasnya
c) Kesesuaiannya dengan standar-standar professional internal auditing
d) Sifat, waktu, serta luas pekerjaannya

 PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEH SUATU PEMAHAMAN

Dalam memperoleh suatu pemahaman mengenai pengendalian yang relevan dengan


perencanaan audit, auditor harus melaksanakan prosedur untuk menyediakan
pengetahuan yang cukup mengenai rancangan pengendalian yang relevan. Prosedur
untuk memperoleh suatu pemahaman terdiri dari :
 Review pengalaman masa lalu dengan klien
 Mengajukan pertanyaan kepada manajemen, pengawas,dan staff personel yang
tepat
 Memeriksa dokumen dan catatan
 Mengamati aktivitas dan operasi entitas

Untuk memperkuat pemahaman mengenai beberapa aspek system akuntansi serta


beberapa aktivitas pengendalian tertentu, beberapa auditor melaksanakan review
transaksi walkthrough. Untuk melaksanakan review tersebut, satu atau beberapa
transaksi dalam setiap golongan transaksi utama ditelusuri melalui jejak transaksi dan
kebijakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan diidentifikasi dan diamati.

4. MENDOKUMENTASIKAN PEMAHAMAN
Mendokumentasikan pemahaman (documenting the understanding) tentang
pengendalian intern diperlukan dalam semua unit audit. AU 319.44 menyatakan
bahwa bentuk dan luas pendokumentasian dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas
entitas, dan sifat dari pengendalian intern entitas. Pendokumentasian dalam kertas
kerja dapat berupa kuesioner yang lengkap, bagan arus, tabel keputusan (dalam sistem

17
akuntansi terkomputerisasi), dan memorandum naratif. Pembahasan berikut
menjelaskan empat bentuk pendokumentasian yang secara umum digunakan oleh
auditor.
a) Kuesioner
Kuesioner (questionnaires) terdiri dari serangkaian pertanyaan mengenai
pengendalian intern yang perlu dipertimbangkan auditor untuk mencegah salah saji
yang material dalam laporan keuangan. Pertanyaan biasanya dibuat dalam bentuk
jawaban Ya atau Tidak atau N /A (not applicable), dengan jawaban Ya
mengindikasikan suatu kondisi yang menguntungkan. Ruang kosong juga
disediakan untuk menyediakan komentar seperti siapa yang melaksanakan
prosedur pengendalian dan seberapa sering prosedur pengendalian dilaksanakan.
Kuesioner yang terstandarisasi digunakan pada kebanyakan audit. Dalam beberapa
kasus, digunakan kuesioner yang dikembangkan untuk industri tertentu atau
bahkan yang dikembangkan untuk klien tertentu. Beberapa kantor akuntan
menggunakan kuesioner yang berbeda untuk klien besar dan klien kecil. Kuesioner
tunggal dapat dikembangkan untuk mencakup semua komponen pengendalian
intern, atau terdapat kuesioner terpisah untuk setiap komponen.

b) Bagan Arus
Bagan arus (flowcharts) adalah suatu diagram skematik dengan menggunakan
simbol-simbol terstandarisasi, garis arus yang saling berhubungan, dan keterangan
yang menggambarkan langkah-langkah yang terlibat dalam memproses informasi
melalui sistem akuntansi. Bagan arus bervariasi dalam cakupan rincian yang
ditunjukkan. Suatu tinjauan bagan arus yang luas yang hanya terdiri dari beberapa
simbol dapat dibuat untuk sistem akuntansi secara keseluruhan atau untuk siklus
transaksi tertentu seperti siklus pendapatan. Selain itu, bagan arus yang sangat
terinci dapat dibuat untuk menggambarkan pemrosesan golongan transaksi
tersendiri seperti penjualan, penerimaan kas, pembelian, pengeluaran kas,
penggajian, dan manufaktur. Banyak bagan arus yang dirancang untuk bekerja
dengan suatu uraian naratif yang menggambarkan pengendalian dalam detil
tambahan. Bagan arus tersebut menunjukkan :
 Alur transaksi dari mulainya transaksi hingga pengikhtisaran dalam buku
besar umum (yang mendukung laporan keuangan)
 Fungsi-fungsi penting yang dimasukkan dalam bagan arus

18
 Pendokumentasian jejak audit
 Laporan penting yang diproduksi oleh sistem akuntansi
 Program dan arsip komputer di mana informasi disimpan

Salah satu keuntungan dari bagan arus adalah bahwa bagan arus mudah dibaca dan
dipahami. Bagan arus menyediakan suatu peninjauan yang cepat mengenai suatu
sistem untuk individu yang tidak mengenal sistem tersebut.

5. TABEL KEPUTUSAN
Tabel keputusan (decision tables) adalah sebuah matriks yang digunakan untuk
mendokumentasikan logika dari suatu program komputer. Tabel keputusan biasanya
memiliki tiga komponen penting, (1) kondisi yang berhubungan dengan transaksi
akuntansi, (2) tindakan yang diambil oleh program komputer, dan (3) peraturan keputusan
yang digunakan untuk mengatasi kondisi dengan tindakan selanjutnya.
Kondisi yang dimasukkan dalam tabel keputusan biasanya mewakili kondisi yang
berhubungan dengan prosedur pengendalian yang relevan dengan audit. Tindakan
mencerminkan tindakan-tindakan yang diambil oleh program komputer ketika kondisi
dipenuhi. Dan kombinasi dari kondisi dan tindakan menggambarkan peraturan keputusan
program.
Tabel keputusan tidak digunakan secara luas seperti bagan arus atau naratif, tetapi
bagan arus terutama berguna ketika memahami pengendalian aplikasi yang terprogram.
Keuntungan dari tabel keputusan adalah bahwa tabel keputusan sederhana dan mudah
dipahami, tabel tersebut menyediakan pendekatan sistematis untuk menganalisis
logikaprogram dan mudah untuk merancang pengujian pengendalian dengan
menggunakan tabel keputusan.

 MEMORANDUM NARATIF
Memorandum naratif (narrative memorandum) terdiri dari komentar-komentar tertulis
berkenaan dengan pertimbangan auditor atas pengendalian intern. Memorandum dapat
digunakan untuk melengkapi bagan arus atau bentuk pendokumentasian lain dengan
meringkas keseluruhan pemahaman auditor mengenai pengendalian intern, komponen
individu dari pengendalian intern, atau kebijakan atau prosedur spesifik. Dalam
mengaudit entitas kecil, memorandum naratif dapat berperan sebagai satu-satunya
pendokumentasian dari pemahaman auditor. Keuntungan dari memorandum naratif
adalah efektif dalam hal biaya, mudah dibuat, dan menggambarkan pengendalian
intern yang digunakan oleh sebuah entitas.

19
BAGIAN IV
LATIHAN

a. Jawablah Latihan Soal Dibawah Ini Sesuai Petunjuk !

1. Sebutkan dan jelaskan pentingnya pengendalian intern bagi manajemen dan auditor
independen !
Jawab :……………………………………….......................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...

2. Sebutkan dan Jelaskan keterbatasan pengendalian intern suatu entitas !


Jawab :……………………………………….......................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...

3. Sebutkan dan Jelaskan komponen pengendalian intern!


Jawab :……………………………………….......................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...

4. Sebutkan prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman !


Jawab :……………………………………….......................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...

b. Petunjuk Latihan
Untuk menjawab latihan soal diatas silahkan membaca modul pembelajaran ini mulai dari
pembahasan satu hingga tiga.

20
BAGIAN V
RANGKUMAN

Sejumlah organisasi besar telah mengakui pentingnya pengendalian intern oleh


manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal lainnya seperti pembuat aturan. Dalam
standar pekerjaan audit mensyaratkan pemahaman yang memadai atas pengendalian intern
suatu entitas untuk merencanakan audit. Hal ini termasuk pemahaman mengenai rancangan
pengendalian intern. Auditor menggunakan pemahaman untuk mengidentifikasi jenis salah
saji material yang dapat mempengaruhi asersi laporan keuangan manajemen, untuk
mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko salah saji, dan untuk
merancang pengujian substantif untuk menyediakan keyakinan yang memadai dalam
mendeteksi salah saji.

Sifat dan luasnya prosedur yang digunakan dalam memperoleh suatu pemahaman
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti strategi audit. Pemahaman auditor harus
didokumentasikan dalam kertas kerja melalui kuisioner yang dilengkapi, bagan arus atau
memorandum naratif.

21
BAGIAN VI
TES FORMATIF
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar !

1. Berikut adalah tujuan pengendalian intern, kecuali…


a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c. Efektivitas dan efisiensi operasi
d. Memahami industri dan bisnis klien
2. Manakah dibawah ini yang bukan komponen pengendalian intern suatu entitas…
a. Lingkungan Pengendalian
b. Risiko Audit
c. Informasi dan Komunikasi
d. Pemantauan
3. Dibawah ini yang tujuan pemisahan tugas dalam aktivitas pengendalian adalah…
a. Meringankan beban pekerjaan pegawai
b. Meminimalisir kekeliruan atau kecurangan dalam pelaksanaan tugas
c. Agar masing-masing pegawai mengerjakan tugas sesuai dengan fungsinya
d. Mengendalikan pengeluaran kas entitas
4. Bagan arus auditor untuk sistem akuntansi klien merupakan representasi diagram yang
menggambarkan …
a. Program auditor untuk pengujian pengendalian
b. Pemahaman Auditor tentang alur transaksi dari mulainya transaksi sampai
pengikhtisaran dalam buku besar umum
c. Pemahaman auditor mengenai jenis kecurangan yang dilakukan karyawan
d. Dokumentasi dari studi dan evaluasi sistem
5. Manakah dari pernyataan berikut yang berkaitan dengan dokumentasi auditor
mengenai struktur pengendalian intern….
a. Dokumentasi harus mencakup bagan arus
b. Dokumentasi harus mencakup write-ups
c. Tidak diperlukan dokumentasi
d. Tidak bentuk yang spesifik dari dokumentasi

22
BAGIAN VII
UMPAN BALIK

Setelah menjawab pertanyaan dalam tes formatif, cocokkan jawaban diatas dengan
kunci jawaban tes formatif yang ada di bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan
materi kegiatan belajar dengan menggunakan rumus berikut :

Tingkat Penguasaan : Jumlah Jawaban Benar x 100


5
Jika penguasaan diperoleh :
100 = Baik Sekali
80 = Baik
≤ 60 = kurang

Bila tingkat penguasaan materi mencapai angka 80 keatas maka, silahkan melanjutkan
ke materi selanjutnya. Namun, bila tingkat penguasaan mencapai angka ≤ 60 maka silahkan
mengulangi kegiatan belajar materi Pemahaman Mengenai Pengendalian Intern, terutama
pada bagian yang belum dikuasai.

23
BAGIAN VIII
KUNCI TES FORMATIF

1. D. Memahami industri dan bisnis klien


2. B. Risiko Audit
3. B. Meminimalisir kekeliruan atau kecurangan dalam pelaksanaan tugas
4. B. Pemahaman Auditor tentang alur transaksi dari mulainya transaksi sampai
pengikhtisaran dalam buku besar umum
5. A. Dokumentasi harus mencakup bagan arus

24
DAFTAR PUSTAKA

Boynton C. William, dkk. 2003. Modern Auditing Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga

Irwanto Rudi (April 2014). Struktur Pengendalian Intern. Diakses 26 Oktober 2016
dari http://rudiirawantofeuh.blogspot.co.id

Rusydi (11 Juni 2012). Struktur Pengendalian Intern dalam Audit. Diakses 26
Oktober 2016 dari https://rusydi5.wordpress.com

25

Anda mungkin juga menyukai