Anda di halaman 1dari 23

AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN TANGGUNG JAWAB

AUDITOR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah serta
petunjuk-Nya sehingga modul pembelajaran untuk mata kuliah Pengauditan 1 ini dapat
penulis selesaikan.

Penulisan modul pembelajaran ini merupakan tugas dalam mata kuliah Pengauditan 1
yang berisi kumpulan materi-materi pembahasan yang telah disusun dalam rancangan
pembelajaran di dalam kelas.

Dalam menyusun modul ini, penulis diberi bantuan yang bermanfaat dari berbagai
pihak baik itu secara ide maupun bantuan materi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan

Penulis juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan modul ini
meskipun telah mendapat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar kedepannya
penulis dapat menyusun modul ini lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap modul
pembelajaran ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khususnya kepada penulis
sendiri.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAGIAN I – TINJAUAN MATA KULIAH 1

BAGIAN II – PENDAHULUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN 3

TANGGUNG JAWAB AUDITOR

BAGIAN III – MATRI PEMBELAJARAN 4

BAGIAN IV – RANGKUMAN 18

DAFTAR PUSTAKA 19

iii
BAGIAN I
TINJAUAN MATA KULIAH

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya
bagi mahasiswa jurusan Akuntansi dengan bobot 3 SKS. Mata kuliah ini mempelajari tentang
auditing secara konseptual, profesi akuntan publik, audit laporan keuangan dan tanggung
jawab auditor, etika keprofesionalan, kewajiban legal auditor, sasaran audit, bukti audit, dan
kertas kerja, penerimaan penugaan, dan perencanaan audit, materialistis, risiko audit dan
strategi audit awal, struktur pengendalian intern, menilai risiko pengendalian dan uji
pengendalian, risiko deteksi dan rancangan uji substansif, pengambilan sampel audit dalam uji
pengendalia, pengendalian sampel audit dalam uji substansif, serta pengauditan menggunakan
sistem EDP.

B. KEGUNAAN MATA KULIAH

Kegunaan mata kuliah pengauditan 1 ini bagi mahasiswa adalah :

Mahasiswa diharapkan :

- Mampu melaksanakan proses pengauditan dan penyusunan laporan audit suatu entitas
secara profesional. (Kompetensi Utama)
- Mampu membuat prosedur pemeriksaan (Kompetensi Pendukung)
- Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaan (Kompetensi
Pendukung)
- Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi (Kompetensi
Pendukung)
- Mampu untuk bekerja sama, baik sebagai pimpinan maupun sebagai anggota
kelompok (tim audit). (Kompetensi Lain-lain)

C. SASARAN BELAJAR

PERTEMUAN SASARAN PEMBELAJARAN


Mampu memahami :
1
GBRP dan kerangka konseptual Auditing
 Definisi Auditing, tipe audit dan auditor
2  Jasa-jasa yang diberikan oleh KAP
 Organisasi yang berhubungan dengan profesi

1
 Hal-hal yang mendasari audit laporan keuangan
 Pihak-pihak yang berhubungan dengan auditor independen
3
 Standar auditing
 Laporan auditor dan tanggung jawabnya
Mampu Memahami :
 Etika da moralitas
 Kode etik AICPA
4
 Kode etik akuntan publik di Indonesia
 Penegakan aturan
 Lingkungan yuridis
 Kewajiban menurut hukum kebiasaan
5  Kewajiban menurut undang-undang pasar modal
 Sasaran audit
 Bukti audit
6  Prosedur audit
 Kertas kerja
 Tahap-tahap audit laporan keuangan
7  Penerimaan penugasan
 Perencanaan audit
8 MID SEMESTER
Mampu Memahami :
 Materialitas
9
 Risiko audit
 Strategi audit awal
 Defnisi pengendalian intern
 Komponen SPT
10
 Tujuan SPT

 Risiko pengendalian
11  Uji pengendalian dan kepatuhan
 Pertimbangan lainnya
 Risiko deteksi
 Rancangan uji substansif
12
 Mengembangkan program audit untuk uji substansif
 Pertimbangan khusus dalam rancangan uji substansif
 Konsep dasar pengambilan sampel audit
13  Merancang sampel atribut statistik untuk uji pengendalian
 Penyelesaian sampel atribut statistik dan pengevaluasian hasil
 Konsep dasar pengamblan sampel audit
14  Probabilitas dan proporsional untuk ukuran pengambilan sampel
 Pengambilan sampel non statistik dalam uji substansif
 Sistem EDP
 Dampak sistem EDP terhadap struktur pengendalian intern
15
 Metodologi untuk menyesuaikan dengan standar pekerjaan
lapangan
16 FINAL TEST

2
BAGIAN II
PENDAHULUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN
TANGGUNG JAWAB AUDITOR

A. : SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti perkulihan, mahasiswa diharapkan mampu untuk :

1. Menjelaskan hal-hal yang mendasari audit laporan keuangan


2. Menjelaskan pihak-pihak yang berhubungan dengan auditor independen
3. Menjelaskan standar-standar auditing

4. Menjelaskan laporan auditor dan tanggung jawabnya

B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Modul pembelajaran ini membahas mengenai hal-hal yang mendasari diauditnya laporan
keuangan suatu entitas, serta pihak-pihak apa saja yang berhubungan dengan auditor
independen, serta standar-standar auditing dan tanggung jawab auditor terhadap laporan
auditor.

C. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini adalah :
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan hal-hal yang mendasari audit laporan keuangan
2. Menjelaskan pihak-pihak yang berhubungan dengan auditor independen
3. Menjelaskan standar-standar auditing
4. Menjelaskan laporan auditor dan tanggung jawabnya

D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Hal yang mendasari audit laporan keuangan
2. Pihak yang berhubungan dengan auditor independen
3. Standar auditing
4. Laporan auditor dan tanggung jawabnya

3
BAGIAN III
MATERI PEMBELAJARAN

1. HAL-HAL YANG MENDASARI AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi pasar
bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari berbagai assurance service.
Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan. Dalam melaksanakan audit laporan keuangan, para auditor perlu
mengetahui standar yang digunakan serta tanggung jawabnya sebagai auditor dalam
mengaudit laporan keuangan.

Beberapa tanggung jawab auditor adalah mendeteksi dan melaporkan kecurangan,


melaporkan tindakan melanggar hukum yang dilakukan klien, serta melaporkan apabila
terdapat ketidakpastian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya.

Oleh karena itu perusahaan membutuhkan audit sebab memberikan banyak manfaat
terhadap perusahaan dan membantu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan.
Mengenai hal itu Boynton, memaparkan hal-hal atau asas-asas yang mendasari audit laporan
keuangan dengan membaginya kedalam lima bagian, yaitu :

a) Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing


Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat
mempengaruhi entitas. Setelah didentifikasi, maka bukti dan transaksi ini diukur, dicatat,
dikelompokkan sesuai akunnya serta dibuat ikhtisar dalam catatan-catatan akuntansi. Hasil
proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan akhir akuntansi adalah mengomunikasikan
data yang relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan.
Dengan demikian, akutansi adalah proses yang kreatif . Para pegawai entitas terlibat dalam
proses akuntansi ini, sedangkan tanggung jawab akhir untuk laporan keuangan terletak pada
manajemen entitas.

Audit laporan keuangan terdiri dari upaya memahami bisnis dan industri klien serta
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen,
sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan keuangan
tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar
4
sesuai dengan standar yang digunakan dalam hal ini GAAP (Generally Accepted Accounting
Principles). Auditor bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, serta
dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk
pendapat atau opini atau laporan keuangan. Tujuan utama audit laporan keuangan bukan
untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen.

b) Pembuktian dan Pertimbangan Profesional dalam Audit Laporan Keuangan


Audit dilakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat diteliti untuk
pembuktian. Data dikatakan dapat diteliti untuk pembuktian apabila ada dua atau lebih orang
yang memiliki kualifikasi yang dapat memberikan kesimpulan yang serupa dari data yang
diperiksa. Kemampuan dapat diteliti untuk pembuktian terutama berkaitan dengan tersedianya
atestasi bukti pada validitas informasi yang sedang dipertimbangkan. Akuntansi dan auditing
secara signifikan memerlukan apa yang disebut pertimbangan professional. Oleh karena
auditor itu hanya mencari dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor memperoleh bukti-bukti untuk
memvalidasi serta melihat ketepatan perlaukuan akutansi atas transaksi dan saldo.

c) Kebutuhan akan Audit Laporan Keuangan


Perlunya dilakukan audit secara independen atas laporan keuangan karena empat kondisi
berikut ini:
 Pertentangan Kepentingan
Pertentangan kepentingan dapat terjadi diantara berbagai kelompok pengguna
laporan keuangan seperti para kreditor dan para pemegang saham. Oleh karena itu,
para pengguna mencari keyakinan dari auditor indenpenden luar bahwa informasi
tersebut telah (1) bebas dari bias untuk kepentingan manajemen dan (2) netral untuk
kepentingan berbagai kelompok pengguna.

 Konsekuensi
Laporan keuangan yang diterbikan menyajikan informasi yang penting dan dalam
beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber informasi yang digunakan untuk
membuat keputusan investasi yang signifikan, peminjaman, serta keputusan lainnya .Oleh
karena itu, para pengguna menginginkan laporan keuangan tersebut memuat sebanyak
mungkin data yang relevan.

5
 Kompleksitas
Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas, maka risiko interpretasi dan risiko
timbulnya kesalahan yang tidak disengaja juga ikut meningkat. karena para pengguna
informasi merasa semakin sulit atau bahkan mustahil untuk mengevaluasi sendiri mutu
laporan keuangan yang dihasilkan, sehingga mereka mengandalkan auditor independen untuk
menilai mutu informasi yang dimuat dalam laporan keuangan.

 Keterpencilan
Para pengguna laporan keuangan, bahkan pengguna yang paling andal sekalipun
menganggap tidak praktis lagi untuk mencari akses langsung pada catatan akuntansi
untuk melaksanakan sendiri verifikasi atas asersi (pernyataan) laporan keuangan. Oleh
karena itu, Para pengguna laporan keuangan lebih mengandalkan laporan auditor untuk
memenuhi kebutuhannya.

d) Manfaat Ekonomi Suatu Audit


Beberapa manfaat dari audit laporan keuangan adalah sebagai berikut:
 Akses ke pasar modal. Perusahaan go-publik harus memenuhi statuta (ketentuan
hukum) persyaratan audit terlebih dahulu, agar dapat mencatatkan sahamnya sebelum di
perdagangkan di pasar modal.
 Biaya modal yang lebih rendah. Laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit
akan menurunkan risiko informasi, maka auditor dapat menawarkan tingkat
bunga yang lebih rendah, dan investor akan setuju untuk mendapatkan tingkat pengembalian
yang lebih rendah atas investasi mereka.
 Penangguhan inefisiensi dan kecurangan. Apabila para pegawai mengetahui akan
di adakan audit independen, mereka akan menjadi lebih berhati-hati dan berusaha sesedikit
mungkin melakukan kesalahan dalam menjalankan fungsi akuntansi dan
menyalahgunakan aset perusahaan, selain itu dapat mengurangi kemungkinan manajemen
melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan
 Peningkatan pengendalian dan operasional. Sering kali auditor independen
memberikan saran untuk meningkatkan pengendalian serta mencapai efisiensi operasi
yang lebih tinggi dalam organisasi klien.

e) Keterbatasan Auidit Laporan Keuangan


Suatu audit laopran keuangan yang dilakukan memiliki sejumlah keterbatasan. Salah
satunya adalah bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan ekonomi yang wajar. Berikut ini
adalah dua batasan ekonomi penting yang dimaksud :
6
 Biaya yang memadai
Pembatasan biaya audit dapat menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penarikan
sampel dari catatan akuntansi atau data pendukung yang dilakukan secara selektif.
Selain itu, auditor juga dapat memilih untuk menguji sistem pengendalian internal dan
mendapatkan keyakinan dari sistem pengendalian internal yang berfungsi dengan baik.

 Jumlah waktu yang memadai


Biasanya laopran auditor dibeberapa perusahaan akan terbit dalam waktu tiga sampai
lima minggu setelah tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat memengaruhi jumlah
bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca berdampak
pada laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia waktu yang demikian singkat untuk
memisahkan ketidakpastian yang ada pada tanggal laopran keungan.

Keterbatasan penting lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk
penyusunan laporan keuangan. Berikut adalah dua keterbatasn penting yang berkaitan dengan
kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan:
 Prinsip akuntansi alternatif
GAAP memperbolehkan penggunaan prinsip akuntansi alternatif. Pengguna laporan
keuangan harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang pilihan akuntansi yang
dipilih oleh perusahaan dan akibatnya terhadap laporan keuangan.

 Estimasi akuntansi
Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak seorang pun
termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu ketidakpastian itu. Suatu
audit tidak dapat menambahkan ketepatan dan ketidakpastian pada laporan keuangan
apabila faktor-faktor tersebut tidak ada.

2. PIHAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN AUDITOR


INDEPENDEN
Dalam audit laporan keuangan, auditor menjalin hubungan profesional dengan empat
kelompok, yaitu : (a) manajemen, (b) dewan direksi dan komite audit, (c) auditor internal, (d)
pemengang saham.
a) Manajemen
Selama pelaksanaan audit, terdapat interaksi antara auditor dan manajemen untuk
mendapatkan bukti yang diperlukan di dalam audit karena seringkali auditor memerlukan
data rahasia tentang entitas. Pendekatan tipikal yang harus dilakukan auditor terhadap

7
asersi manajemen dapat disebut keraguan manajemen (professional skepticism). Yang
berarti auditor tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga tidak
boleh begitu saja menerimanya tanpa memperhatikan kebenaran.

b) Dewan Direksi dan Komite Audit


Dewan direksi bertanggung jawab memastikan perusahaan dioperasikan dengan baik
untuk kepentingan pemegang saham. Hubungan auditor dengan para direktur sebagian
besar bergantung pada komposisi dewan itu sendiri. Komite audit bertindak sebagai
penghubung antara auditor dan manajemen. Fungsi komite audit yang secara langsung
mempengaruhi auditor independen adalah :
 Mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit
 Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
 Mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan masalah-masalah
besar yang dijumpai dalam pelaksanaan audit
 Me-review leporan keuangan dan laporan auditor bersama auditor pada saat
penyelesaian penugasan.

c) Auditor Internal
Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan
auditor internal yang ada pada perusahaan klien. Pekerjaan auditor intrenal tidak dapat
digunakan sebagai pengganti pekerjaan auditor independen, namun keduanya saling
melengkapi. Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap audit, auditor
independen harus, (1) mempertimbangkan kompetensi dan objektivitas auditor internal
dan (2) mengevaluasi mutu pekerjaan auditor internal.

d) Pemegang Saham
Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang saham sebagai
pengguna utama laporan audit. Auditor tidak berhubungan langsung dengan para
pemegang saham yang bukan pejabat, pegawai kunci atau direktur perusahaan klien,
namun demikian auditor dapat di perbolehkan mengikuti rapat umum pemegang saham
serta memberikan tanggapan atas pertayaan-pertanyaan para pemegang saham.

3. STANDAR AUDITING
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut
Akuntansi Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan
lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan

8
pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar
dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA
merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar
auditing. Di Amerika Serikat, standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted
Auditing Standards (GAAS) yang dikeluarkan oleh the American Institute of Certified
Public Accountant (AICPA).

Standar auditing ini dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh seorang
auditor independen tanpa memandang skala ukuran kegiatan klien, bentuk organisasi bisnis,
jenis industri, atau apakah tujuan entitas dalam mencari laba. Oleh karena itu, standar dapat
diterapkan sama pada setiap audit laporan keuangan.

Berikut adalah standar auditing yang berlaku umum :


1. Standar Umum, berfungsi untuk mengatur syarat-syarat diri auditor. Standar umum
terdiri dari:
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
3. Dalam pelaksanaan audit dan pelaporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

2. Standar Pekerjaan lapangan, berfungsi untuk mengatur mutu pelaksanaan auditing.


Standar pekerjaan lapangan terdiri dari:
1. pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan sistem harus
disupervisi dengan semestinya
2. pemahaman memadai atas Struktur Pengendalian Intern (SPI) harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan
3. bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit

3. Standar Pelaporan, berfungsi sebagai panduan bagi auditor dalam


mengkomunikasikan hasil audit melalui laporan audit kepada pemakai informasi
keuangan. Standar pelaporan terdiri dari:

9
1. laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU) di Indonesia
2. laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam menyusun laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan prinsip akuntansi tersebut
dalam periode sebelumnya
3. pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor
4. laporan auditor, harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,
maka alasannya harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan
audit yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul
oleh auditor

Standar Auditing yang Berlaku Umum

 STANDAR UMUM
Standar umum berkaitan dengan kualifikasi auditor dan mutu pekerjaan auditor.
Terdapat tiga standar yang tergolong dalam standar umum :

1. Keahlian dan Pelatihan Teknis yang Memadai


Dalam melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus
senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang auditing. Pencapaian keahlian
tersebut dimulai dari pendidikan formal ditambah dengan pengalaman-pengalaman
dalam praktik audit dan menjalani pelatihan teknis yang cukup. Asisten junior yang
baru masuk dalam karir auditing harus memperoleh pengalaman profesionalnya
dengan mendapatkan supervisi yang memadai dan review atas pekerjaannya dari
atasannya yang lebih berpengalaman.

2. Independensi dalam Sikap Mental


Dalam melaksanakan audit serta amelaporkan temuan-temuannya sebagai seorang
auditor harus bebas dari pengaruh kliennya. Profesi akuntan publik telah menetapkan
dalam kode Etik Akuntan Indonesia, agar anggota profesi menjaga dirinya dari
kehilangan persepsi independensi dari masyarakat. Independensi secara intrinsik

10
merupakan masalah mutu pribdai, bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan
untuk dapat diuji secara objektif.

3. Penggunaan Kemahiran Profesional

seorang auditor juga diharapkan memiliki kesungguhan dalam melaksanakan audit


serta menerbitkan laporan atas temuan. Dalam melakukan standar ini, seorang auditor
yang berpengalaman harus secara kritis melakukan r e v i e w atas pekerjaan yang
dikerjakan dan pertimbangan yang digunakan oleh personil kurang berpengalaman
yang turut mengambil bagian dalam audit. standar penggunaan ini mengharuskan
seorang auditor berlaku jujur dan tidak ceroboh dalam melakukan audit.

 STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN


Standar ini berkaitan dengan pelaksanaan audit ditempat atau pada bisnis klien.
Terdapat tiga standar yang tergolong kedalam standar pekerjaan lapangan :
1. Perencanaan dan Supervisi yang Memadai
Agar audit dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien, maka audit harus
direncanakan sebaik mungkin. Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit
serta rancangan program audit yang akan digunakan dalam melaksanakan
audit. Supervisi yang benar merupakan hal yang penting karena seringkali sebagian
besar pelaksanaan program audit dilaksanakan oleh asisten staf dengan pengalaman
yang terbatas.

2. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern


Struktur pengendalian intern klien merupakan faktor yang penting dalam
suatu audit. Contohnya, struktur pengendalian internal yang dirancang dengan baik
dan efektif akan mampu melindungi aset klien dan menghasilkan informasi keuangan
yang andal. oleh karena itu, merupakan hal yang sangat mendasar bagi seorang auditor
untuk memahami struktur pengendalian intern, sehingga dapat merencanakan suatu
audit yang efektif dan efisien.

3. Mendapatkan Bukti Audit Kompoten yang Cukup


Untuk memenuhi standar ini diperlukan penggunaan pertimbanganprofesional dalam
menentukan jumlah (kecukupan) dan mutu (kompetensi) bukti audit yang di perlukan
untuk mendukung pendapat auditor.

 STANDAR PELAPORAN
Dalam melaporkan hasil audit, auditor harus memenuhi empat standar pelaporan :

11
1. Laporan Keuangan Disajikan Sesuai GAAP
Standar pelaporan yang pertama mengharuskan auditor mengetahui bahwa GAAP
merupakan kriteria yang ditetapkan untuk digunakan dalam mengevaluasi asersi
(pernyataan) laporan keuangan manajemen.

2. Konsistensi dalam Penerapan GAAP


Untuk memenuhi standar pelaporan, seorang auditor harus mencantumkan secara
eksplisit dalam laporan auditor tentang adanya setiap kondisi dimana prinsip akuntansi
tidak diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan manajemen
periode berjalan dalam akitan dengan prinsip akuntansi yang diterapkan pada periode
sebelumnya.

3. Pengungkapan Informatif yang Memadai


Standar ini berkaitan dengan kecukupan catatan atas laporan keuangan dan
bentuk-bentuk pengungkapan lainnya. standar ini hanya berpengaruh pada laporan
auditor, bila pengungkapan manajemen dianggap tidak mencukupi. Dalam banyak hal,
auditor diminta untuk mencantumkan pengungkapan yang tidak perlu dalam laporan
auditor.

4. Pernyataan Pendapat
Standar pelaporan mengharuskan auditor menyatakan pendapat atas laporan keuangan
secara keseluruhan atau menyatakan bahwa pendapat tidak dapat diberikan

4. LAPORAN AUDIT DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR

 Laporan Audit
Laporan Audit adalah amedia formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan
keuangan yang diaudit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat
standar yang ditetapkan dalam standar pelaporan yang telah dibahas dibagian sebelumnya.

a) LAPORAN STANDAR
Laporan standar adalah laporan yang lazim diterbitkan laporan ini memuat pendapat wajar
tanpa pengecualian (unqualitfied opinion) yang menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas entitas sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum. Kesimpulan ini hanya
akan dinyatakan bila auditor telah membentuk pendapat berdasarkan audit yang dilaksanakan

12
sesuai dengan GAAS. Adapun elemen-elemen yang dimuat dalam laporan auditor standar
adalah sebagai berikut :
1. Judul Laporan. Standar auditing menyaratkan bahwa laporan harus diberi judul yang
mengandung kata independen. Sebagai contoh, judul yang tepat mencakup “laporan
auditor independen”, “pendapat akuntan independen”. Kewajiban dari mencantumkan
kata independen dimaksudkan untuk memberi tahu kepada para pemakai laporan bahwa
audit tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan secara objektif/tidak memihak.

2. Alamat laporan audit. Bagian ini umumnya ditujukan kepada perusahaan, pemegang
saham, atau dewan direksi perusahaan. Dalam tahun-tahun terakhir, telah menjadi
kebiasaan mengalamatkan laporan audit kepada pemegang saham dan dewan direksi
perusahaan dengan maksud bahwa auditor independen terhadap perusahaan.

3. Paragraf pendahuluan. Paragraf pertama laporan menunjukkan tiga hal. Pertama,


laporan ini membuat suatu pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik
bersangkutan telah melaksanakan audit. Kedua, paragraf ini menyatakan laporan
keuangan yang telah diaudit, termasuk tanggal neraca serta periode akuntansi untuk
laporan laba rugi dan laporan arus kas. Ketiga, paragraf pendahuluan meyatakan bahwa
laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen dan bahwa tanggung jawab
auditor adalah menyatakan pendapat atas laporan keuangan itu berdasarkan audit.

4. Paragraf ruang lingkup. Paragraf ruang lingkup merupakan pernyataan faktual tentang
apa yang dilakukan auditor dalam proses audit. Pertama, paragraf ini menyatakan bahwa
auditor melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang berlaku umum. Kedua,
pernyataan bahwa standar auditing mengharuskan auditor merencanakan dan
melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material (material misstatement). Ketiga, paragraf ini juga
membahas bukti audit yang dikumpulkan dan menyatakan auditor sudah yakin bahwa
bukti audit yang dikumpulkan itu sudah memadai guna pernyataan pendapat.

5. Pernyataan pendapat. Paragraf terakhir dalam laporan audit standar menyatakan


kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit. Auditor diwajibkan untuk menyatakan
pendapat tentang laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk kesimpulan apakah
perusahaan mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menurut Mulyadi,
ada lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor:

13
a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unequalified opinion
report)
pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi
pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan
mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam
penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan sistem akuntansi berterima
umum, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.

Kata wajar dalam paragraf pendapat mempunyai makna :(1) bebas dari keragu-
raguan dan ketidakjujuran, (2) Lengkap informasinya. pengertian wajar ini tidak
hanya terbatas pada jumlah-jumlah rupiah dan pengungkapan yang tercantum dalam
laporan keuangan, namun meliputi pula ketepatan penggolongan informasi seperti
penggolongan aktiva atau utang kedalam kelompok lancar atau tidak lancar, biaya
usaha dan biaya diluar usaha.

Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil
usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika
memenuhi kondisi berikut ini:
1. prinsip akuntasi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan
keuangan
2. perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode
ke periode telah cukup dijelaskan.
3. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah cukup
digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan,
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

b. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa


penjelasan (unequalified opinion report with explanatory language)

Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan
tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien,
auditor dapat menerbitkan laporan audit bahan baku dengan bahasa penjelasan.

Menurut Supardi (2012), “Keadaan” tertentu mungkin auditor mengharuskan


menambahkan suatu paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan yang lain, dalam
laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat “Wajar Tanpa
Pengecualian”.Menurut SPAP/94-SA Seksi 504 junto PSA No. 52 paragraf 11 hal

14
508.7 pentingnya penjelasan tambahan dalam pendapat WTP adalah bahwa keadaan
tertentu seringkali mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelas (bahasa
penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar
tanpa pengecualian yang di nyatakan oleh auditor. Misalnya karena sebagian laporan
keuangan diperiksa oleh auditor lain. Dalam hal ini apabila auditor memutuskan
untuk membuat referensi ke laporan auditor independen lain sebagai dasar, sebagian
pernyataan pendapatnya auditor harus menjelaskan kenyataan ini dalam paragraf
pengantar laporannya dan ia harus menunjuk ke laporan auditor independen lain
dalam pernyataan pendapatnya. Referensi ini merupakan petunjuk adanya pemisahan
tanggung jawab dalam pelaksanaan audit.

c. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (unequalified opinion


report)
Menurut Mulyadi, Jika auditor menjumpai konisi-kondisi berikut ini, maka ia
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit:
1. lingkup audit dibatasi oleh klien
2. auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar
kekuasaan klien maupun auditor.
3. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum
4. Prisnsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

d. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion report)


Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun
berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba, dan arus kas perusahaan
klien. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup
auditnya, sehingga dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk
mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberikan pendapat tidak wajar oleh
auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama
sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi
keuangan untuk pengambilan keputusan.

15
e. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (disclaimer of
opinion report)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan
audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat. Kondisi yang menyebabkan auditor
menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:
1. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit
2. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar
adalah: pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaaan auditor mengetahui adanya
ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan atau karena tidak independen dalam hubungan dengan klien.

6. Nama KAP. Nama mengidentifikasi kantor akuntan publik (KAP) atau praktisi yang
melaksanakan audit. Biasanya yang dituliskan adalah nama kantor akuntan publik, karena
seluruh bagian dari kantor akuntan publik mempunyai tanggung jawab hukum dan
profesional untuk memastikan bahwa kualitas audit memenuhi standar profesional.

7. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan pada laporan audit
adalah ketika auditor menyelesaikan prosedur audit di lokasi pemeriksaan. Tanggal
merupakan hal yang penting bagi pemakai laporan karena menunjukkan hari terakhir dari
tanggung jawab auditor untuk mereview atas peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
setelah tanggal laporan keuangan.

 Tanggung Jawab Auditor

a) KEYAKINAN YANG MEMADAI


Secara umum, auditor bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan audit
untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material dengan mengacu pada bukti-bukti yang benar-benar memadai.

b) MENDETEKSI KECURANGAN DAN MELAPORKAN KECURANGAN


Auditor juga memiliki tanggung jawab untuk mendeteksi berbagai jenis salah saji
material, termasuk kesalahan, penyimpangan yang diakibatkan oleh tindakan ilegal
atau melawan hukum serta kecurangan yang dilakukan oleh pihak dalam suatu entitas.
Apabila auditor menyimpulkan bahwa ternyata laporan keuangan mengandung unsur
salah saji, tidak disajikan sesuai GAAP, maka auditor haru mendesak pihak

16
manajemen untuk melakukan revisi laporan keuangan. Dan apabila auditor
menemukan temuan adanya kecurangan maka auditor bertanggung jawab memberikan
laporan kepada pihak manajemen atau kepada pihak lain yang memiliki tanggung
jawab kunci.

c) MENDETEKSI TINDAKAN MELANGGAR HUKUM YANG DILAKUKAN


KLIEN DAN MELAPORKANNYA
Tanggung jawab auditor atas salah saji yang berasal dari tindakan melanggar hukum
yang memiliki pengaruh langsung dan material penentuan jumlah laporan keuangan
merupakan tanggung jawab auditor atas kesalahan dan kecurangan. Hal ini
menyebabkan auditor harus merencanakan suatu audit untuk mendeteksi adanya
tindakan melanggar hukum serta mengimplementasikan rencana tersebut dengan
kemahiran profesional yang cermat dan seksama serta melaporkannya kepada pihak
manajemen.

17
BAGIAN IV
RANGKUMAN

Hubungan antara akuntansi dan auditing dalam proses laporan keuangan melibatkan
pembagian tanggung jawab antara manajemen dan auditor independen, dimana akuntansi
kegiatan untuk mengomunikasikan data yang relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi
pengambilan keputusan. Dan auditing kegiatan yang dilakukan auditor independen untuk
menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen..

Dalam melakukan auditing, para auditor independen harus memenuhi sepuluh standar
yang berlaku. Kesepuluh standar tersebut dibagi menjadi tiga golongan, yaitu, standar umum,
standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Standar auditing ini dapat diterapkan pada
setiap audit laporan keuangan

Profesi auditor independen memiliki tanggung jawab kepada pihak-pihak manajemen


suatu entitas diantaranya, tanggung jawab mendeteksi kecurangan dan melaporkannya kepada
pihak manajemen, dan tanggung jawab mendeteksi tindakan melanggar hukum serta
melaporkannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Boynton C. William, dkk. 2003. Modern Auditing Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga

Irawanto Rudi (April 2014). Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor.
Diakses 05 September 2016 dari http://rudiirawantofeuh.blogspot.co.id

Afriansyah Saputra (05 Oktober 2010). Pihak Yang berhubungan dengan Auditor
Independen. Diakses 06 September 2016 dari
https://thevisualgraduate.wordpress.com

Hanafi Achmad, Sanjaya Ismi Lidya. (September 2010). Standar Auditing. Diakses 06
September 2016 dari http://lidya-charming.blogspot.co.id

Setiani Reni (10 Maret 2013. Standar Auditing. Diakses 07 September 2016 dari
http://lapidapidong.blogspot.co.id

Tanggung Jawab Auditor Terhadap Laporan Audit. Diakses 07 September 2016 dari
http://www.belajarakuntansionline.com

Susanti Lina .(28 Oktober 2015. Susunan Laporan Audit dan Tanggung Jawab
Auditor. Diakses 07 September 2016 dari http://www.kompasiana.com

19
20

Anda mungkin juga menyukai