AUDITOR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah serta
petunjuk-Nya sehingga modul pembelajaran untuk mata kuliah Pengauditan 1 ini dapat
penulis selesaikan.
Penulisan modul pembelajaran ini merupakan tugas dalam mata kuliah Pengauditan 1
yang berisi kumpulan materi-materi pembahasan yang telah disusun dalam rancangan
pembelajaran di dalam kelas.
Dalam menyusun modul ini, penulis diberi bantuan yang bermanfaat dari berbagai
pihak baik itu secara ide maupun bantuan materi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan
Penulis juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan modul ini
meskipun telah mendapat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar kedepannya
penulis dapat menyusun modul ini lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap modul
pembelajaran ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khususnya kepada penulis
sendiri.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAGIAN IV – RANGKUMAN 18
DAFTAR PUSTAKA 19
iii
BAGIAN I
TINJAUAN MATA KULIAH
Mahasiswa diharapkan :
- Mampu melaksanakan proses pengauditan dan penyusunan laporan audit suatu entitas
secara profesional. (Kompetensi Utama)
- Mampu membuat prosedur pemeriksaan (Kompetensi Pendukung)
- Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaan (Kompetensi
Pendukung)
- Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi (Kompetensi
Pendukung)
- Mampu untuk bekerja sama, baik sebagai pimpinan maupun sebagai anggota
kelompok (tim audit). (Kompetensi Lain-lain)
C. SASARAN BELAJAR
1
Hal-hal yang mendasari audit laporan keuangan
Pihak-pihak yang berhubungan dengan auditor independen
3
Standar auditing
Laporan auditor dan tanggung jawabnya
Mampu Memahami :
Etika da moralitas
Kode etik AICPA
4
Kode etik akuntan publik di Indonesia
Penegakan aturan
Lingkungan yuridis
Kewajiban menurut hukum kebiasaan
5 Kewajiban menurut undang-undang pasar modal
Sasaran audit
Bukti audit
6 Prosedur audit
Kertas kerja
Tahap-tahap audit laporan keuangan
7 Penerimaan penugasan
Perencanaan audit
8 MID SEMESTER
Mampu Memahami :
Materialitas
9
Risiko audit
Strategi audit awal
Defnisi pengendalian intern
Komponen SPT
10
Tujuan SPT
Risiko pengendalian
11 Uji pengendalian dan kepatuhan
Pertimbangan lainnya
Risiko deteksi
Rancangan uji substansif
12
Mengembangkan program audit untuk uji substansif
Pertimbangan khusus dalam rancangan uji substansif
Konsep dasar pengambilan sampel audit
13 Merancang sampel atribut statistik untuk uji pengendalian
Penyelesaian sampel atribut statistik dan pengevaluasian hasil
Konsep dasar pengamblan sampel audit
14 Probabilitas dan proporsional untuk ukuran pengambilan sampel
Pengambilan sampel non statistik dalam uji substansif
Sistem EDP
Dampak sistem EDP terhadap struktur pengendalian intern
15
Metodologi untuk menyesuaikan dengan standar pekerjaan
lapangan
16 FINAL TEST
2
BAGIAN II
PENDAHULUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN
TANGGUNG JAWAB AUDITOR
A. : SASARAN PEMBELAJARAN
D. URUTAN PEMBAHASAN
1. Hal yang mendasari audit laporan keuangan
2. Pihak yang berhubungan dengan auditor independen
3. Standar auditing
4. Laporan auditor dan tanggung jawabnya
3
BAGIAN III
MATERI PEMBELAJARAN
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi pasar
bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari berbagai assurance service.
Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan. Dalam melaksanakan audit laporan keuangan, para auditor perlu
mengetahui standar yang digunakan serta tanggung jawabnya sebagai auditor dalam
mengaudit laporan keuangan.
Oleh karena itu perusahaan membutuhkan audit sebab memberikan banyak manfaat
terhadap perusahaan dan membantu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan.
Mengenai hal itu Boynton, memaparkan hal-hal atau asas-asas yang mendasari audit laporan
keuangan dengan membaginya kedalam lima bagian, yaitu :
Audit laporan keuangan terdiri dari upaya memahami bisnis dan industri klien serta
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen,
sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan keuangan
tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar
4
sesuai dengan standar yang digunakan dalam hal ini GAAP (Generally Accepted Accounting
Principles). Auditor bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, serta
dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk
pendapat atau opini atau laporan keuangan. Tujuan utama audit laporan keuangan bukan
untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen.
Konsekuensi
Laporan keuangan yang diterbikan menyajikan informasi yang penting dan dalam
beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber informasi yang digunakan untuk
membuat keputusan investasi yang signifikan, peminjaman, serta keputusan lainnya .Oleh
karena itu, para pengguna menginginkan laporan keuangan tersebut memuat sebanyak
mungkin data yang relevan.
5
Kompleksitas
Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas, maka risiko interpretasi dan risiko
timbulnya kesalahan yang tidak disengaja juga ikut meningkat. karena para pengguna
informasi merasa semakin sulit atau bahkan mustahil untuk mengevaluasi sendiri mutu
laporan keuangan yang dihasilkan, sehingga mereka mengandalkan auditor independen untuk
menilai mutu informasi yang dimuat dalam laporan keuangan.
Keterpencilan
Para pengguna laporan keuangan, bahkan pengguna yang paling andal sekalipun
menganggap tidak praktis lagi untuk mencari akses langsung pada catatan akuntansi
untuk melaksanakan sendiri verifikasi atas asersi (pernyataan) laporan keuangan. Oleh
karena itu, Para pengguna laporan keuangan lebih mengandalkan laporan auditor untuk
memenuhi kebutuhannya.
Keterbatasan penting lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk
penyusunan laporan keuangan. Berikut adalah dua keterbatasn penting yang berkaitan dengan
kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan:
Prinsip akuntansi alternatif
GAAP memperbolehkan penggunaan prinsip akuntansi alternatif. Pengguna laporan
keuangan harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang pilihan akuntansi yang
dipilih oleh perusahaan dan akibatnya terhadap laporan keuangan.
Estimasi akuntansi
Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak seorang pun
termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu ketidakpastian itu. Suatu
audit tidak dapat menambahkan ketepatan dan ketidakpastian pada laporan keuangan
apabila faktor-faktor tersebut tidak ada.
7
asersi manajemen dapat disebut keraguan manajemen (professional skepticism). Yang
berarti auditor tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga tidak
boleh begitu saja menerimanya tanpa memperhatikan kebenaran.
c) Auditor Internal
Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan
auditor internal yang ada pada perusahaan klien. Pekerjaan auditor intrenal tidak dapat
digunakan sebagai pengganti pekerjaan auditor independen, namun keduanya saling
melengkapi. Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap audit, auditor
independen harus, (1) mempertimbangkan kompetensi dan objektivitas auditor internal
dan (2) mengevaluasi mutu pekerjaan auditor internal.
d) Pemegang Saham
Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang saham sebagai
pengguna utama laporan audit. Auditor tidak berhubungan langsung dengan para
pemegang saham yang bukan pejabat, pegawai kunci atau direktur perusahaan klien,
namun demikian auditor dapat di perbolehkan mengikuti rapat umum pemegang saham
serta memberikan tanggapan atas pertayaan-pertanyaan para pemegang saham.
3. STANDAR AUDITING
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut
Akuntansi Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan
lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan
8
pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar
dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA
merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar
auditing. Di Amerika Serikat, standar auditing semacam ini disebut Generally Accepted
Auditing Standards (GAAS) yang dikeluarkan oleh the American Institute of Certified
Public Accountant (AICPA).
Standar auditing ini dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh seorang
auditor independen tanpa memandang skala ukuran kegiatan klien, bentuk organisasi bisnis,
jenis industri, atau apakah tujuan entitas dalam mencari laba. Oleh karena itu, standar dapat
diterapkan sama pada setiap audit laporan keuangan.
9
1. laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU) di Indonesia
2. laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam menyusun laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan prinsip akuntansi tersebut
dalam periode sebelumnya
3. pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor
4. laporan auditor, harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,
maka alasannya harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan
audit yang dilaksanakan, jika ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul
oleh auditor
STANDAR UMUM
Standar umum berkaitan dengan kualifikasi auditor dan mutu pekerjaan auditor.
Terdapat tiga standar yang tergolong dalam standar umum :
10
merupakan masalah mutu pribdai, bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan
untuk dapat diuji secara objektif.
STANDAR PELAPORAN
Dalam melaporkan hasil audit, auditor harus memenuhi empat standar pelaporan :
11
1. Laporan Keuangan Disajikan Sesuai GAAP
Standar pelaporan yang pertama mengharuskan auditor mengetahui bahwa GAAP
merupakan kriteria yang ditetapkan untuk digunakan dalam mengevaluasi asersi
(pernyataan) laporan keuangan manajemen.
4. Pernyataan Pendapat
Standar pelaporan mengharuskan auditor menyatakan pendapat atas laporan keuangan
secara keseluruhan atau menyatakan bahwa pendapat tidak dapat diberikan
Laporan Audit
Laporan Audit adalah amedia formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan
keuangan yang diaudit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat
standar yang ditetapkan dalam standar pelaporan yang telah dibahas dibagian sebelumnya.
a) LAPORAN STANDAR
Laporan standar adalah laporan yang lazim diterbitkan laporan ini memuat pendapat wajar
tanpa pengecualian (unqualitfied opinion) yang menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas entitas sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum. Kesimpulan ini hanya
akan dinyatakan bila auditor telah membentuk pendapat berdasarkan audit yang dilaksanakan
12
sesuai dengan GAAS. Adapun elemen-elemen yang dimuat dalam laporan auditor standar
adalah sebagai berikut :
1. Judul Laporan. Standar auditing menyaratkan bahwa laporan harus diberi judul yang
mengandung kata independen. Sebagai contoh, judul yang tepat mencakup “laporan
auditor independen”, “pendapat akuntan independen”. Kewajiban dari mencantumkan
kata independen dimaksudkan untuk memberi tahu kepada para pemakai laporan bahwa
audit tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan secara objektif/tidak memihak.
2. Alamat laporan audit. Bagian ini umumnya ditujukan kepada perusahaan, pemegang
saham, atau dewan direksi perusahaan. Dalam tahun-tahun terakhir, telah menjadi
kebiasaan mengalamatkan laporan audit kepada pemegang saham dan dewan direksi
perusahaan dengan maksud bahwa auditor independen terhadap perusahaan.
4. Paragraf ruang lingkup. Paragraf ruang lingkup merupakan pernyataan faktual tentang
apa yang dilakukan auditor dalam proses audit. Pertama, paragraf ini menyatakan bahwa
auditor melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang berlaku umum. Kedua,
pernyataan bahwa standar auditing mengharuskan auditor merencanakan dan
melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material (material misstatement). Ketiga, paragraf ini juga
membahas bukti audit yang dikumpulkan dan menyatakan auditor sudah yakin bahwa
bukti audit yang dikumpulkan itu sudah memadai guna pernyataan pendapat.
13
a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unequalified opinion
report)
pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi
pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan
mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam
penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan sistem akuntansi berterima
umum, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
Kata wajar dalam paragraf pendapat mempunyai makna :(1) bebas dari keragu-
raguan dan ketidakjujuran, (2) Lengkap informasinya. pengertian wajar ini tidak
hanya terbatas pada jumlah-jumlah rupiah dan pengungkapan yang tercantum dalam
laporan keuangan, namun meliputi pula ketepatan penggolongan informasi seperti
penggolongan aktiva atau utang kedalam kelompok lancar atau tidak lancar, biaya
usaha dan biaya diluar usaha.
Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil
usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika
memenuhi kondisi berikut ini:
1. prinsip akuntasi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan
keuangan
2. perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode
ke periode telah cukup dijelaskan.
3. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah cukup
digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan,
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan
tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien,
auditor dapat menerbitkan laporan audit bahan baku dengan bahasa penjelasan.
14
508.7 pentingnya penjelasan tambahan dalam pendapat WTP adalah bahwa keadaan
tertentu seringkali mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelas (bahasa
penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar
tanpa pengecualian yang di nyatakan oleh auditor. Misalnya karena sebagian laporan
keuangan diperiksa oleh auditor lain. Dalam hal ini apabila auditor memutuskan
untuk membuat referensi ke laporan auditor independen lain sebagai dasar, sebagian
pernyataan pendapatnya auditor harus menjelaskan kenyataan ini dalam paragraf
pengantar laporannya dan ia harus menunjuk ke laporan auditor independen lain
dalam pernyataan pendapatnya. Referensi ini merupakan petunjuk adanya pemisahan
tanggung jawab dalam pelaksanaan audit.
15
e. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (disclaimer of
opinion report)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan
audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat. Kondisi yang menyebabkan auditor
menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:
1. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit
2. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar
adalah: pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaaan auditor mengetahui adanya
ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan
auditan atau karena tidak independen dalam hubungan dengan klien.
6. Nama KAP. Nama mengidentifikasi kantor akuntan publik (KAP) atau praktisi yang
melaksanakan audit. Biasanya yang dituliskan adalah nama kantor akuntan publik, karena
seluruh bagian dari kantor akuntan publik mempunyai tanggung jawab hukum dan
profesional untuk memastikan bahwa kualitas audit memenuhi standar profesional.
7. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan pada laporan audit
adalah ketika auditor menyelesaikan prosedur audit di lokasi pemeriksaan. Tanggal
merupakan hal yang penting bagi pemakai laporan karena menunjukkan hari terakhir dari
tanggung jawab auditor untuk mereview atas peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
setelah tanggal laporan keuangan.
16
manajemen untuk melakukan revisi laporan keuangan. Dan apabila auditor
menemukan temuan adanya kecurangan maka auditor bertanggung jawab memberikan
laporan kepada pihak manajemen atau kepada pihak lain yang memiliki tanggung
jawab kunci.
17
BAGIAN IV
RANGKUMAN
Hubungan antara akuntansi dan auditing dalam proses laporan keuangan melibatkan
pembagian tanggung jawab antara manajemen dan auditor independen, dimana akuntansi
kegiatan untuk mengomunikasikan data yang relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi
pengambilan keputusan. Dan auditing kegiatan yang dilakukan auditor independen untuk
menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen..
Dalam melakukan auditing, para auditor independen harus memenuhi sepuluh standar
yang berlaku. Kesepuluh standar tersebut dibagi menjadi tiga golongan, yaitu, standar umum,
standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Standar auditing ini dapat diterapkan pada
setiap audit laporan keuangan
18
DAFTAR PUSTAKA
Boynton C. William, dkk. 2003. Modern Auditing Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga
Irawanto Rudi (April 2014). Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor.
Diakses 05 September 2016 dari http://rudiirawantofeuh.blogspot.co.id
Afriansyah Saputra (05 Oktober 2010). Pihak Yang berhubungan dengan Auditor
Independen. Diakses 06 September 2016 dari
https://thevisualgraduate.wordpress.com
Hanafi Achmad, Sanjaya Ismi Lidya. (September 2010). Standar Auditing. Diakses 06
September 2016 dari http://lidya-charming.blogspot.co.id
Setiani Reni (10 Maret 2013. Standar Auditing. Diakses 07 September 2016 dari
http://lapidapidong.blogspot.co.id
Tanggung Jawab Auditor Terhadap Laporan Audit. Diakses 07 September 2016 dari
http://www.belajarakuntansionline.com
Susanti Lina .(28 Oktober 2015. Susunan Laporan Audit dan Tanggung Jawab
Auditor. Diakses 07 September 2016 dari http://www.kompasiana.com
19
20