Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR IV: MATA KULIAH

PENGANTAR EKONOMI
Oleh: Prof. Dr. Muhammad Yunus Zain, S.E., M.A.

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi


Kode Mata Kuliah / SKS : 101A114 / 4
Semester : Awal
Jurusan : Ilmu Ekonomi
Mata Kuliah Prasyarat : -
Dosen Penanggung
: Prof. Dr. Muhammad Yunus Zain, S.E., M.A.
Jawab
Tim Dosen :
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa
diharapkan dapat memahami dasar-dasar
mikroekonomi yaitu permintaan dan penawaran;
Sasaran bagaimana pasar berinteraksi; elastisitas dan
Belajar/Learning : aplikasinya; permasalahan konsumen; produsen
Outcome dan efisiensi pasar; serta berbagai contoh
kebijakan pemerintah antara lain dalam
perpajakan, subsidi, organisasi industri, dan pasar
tenaga kerja
Mata kuliah ini diharapkan dapat memberikan
gambaran awal mengenai teori ekonomi secara
menyeluruh. Melalui mata kuliah ini pula
Deskripsi Mata
: Kuliah mahasiswa diharapkan dapat memahami peran
ilmu ekonomi dalam masyarakat (mikroekonomi)
maupun secara umum (makroekonomi) dalam
bentuk kurva maupun rumus sederhana.
1. PENDAHULUAN

a) Garis Besar Materi Pokok Bahasan IV


Pokok bahasan keempat ini terkait pada penjelasan mengenai variabel makro
yakni inflasi dan pengangguran.

b) Sasaran Pembelajaran/Learning Objective


Mahasiswa mampu memahami beberapa indikator makroekonomi

c) Perilaku Awal/Entry Behavior


Mahasiswa mampu memahami defenisi dan ruang lingkup makroekonomi.

d) Manfaat Pokok Bahasan


Setelah mahasiswa mengikuti dan memahami materi bahasan ini maka
mahasiswa akan mampu menjelaskan bagaimana inflasi dan pengangguran dapat
dijadikan indikator baik tidaknya kinerja makroekonomi.

e) Urutan Pembahasan
Materi akan dibahas dengan urutan sebagai berikut:
 Inflasi
 Pengangguran

f) Petunjuk Belajar/Instructional Orientation:


Pada materi bahasan ini mahasiswa menguasai dengan baik beberapa
literatur mengenai inflasi dan pengangguran.
2. PENYAJIAN MATERI BAHASAN

a) Uraian Materi Bahasan

# Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga barang-barang secara umum dan terus-
menerus disebabkan oleh turunnya nilai uang pada suatu periode tertentu. Ini tidak
berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase
yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang
penting terdapat kenaikan harga umum barang secara terus-menerus selama suatu
periode tertentu. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan
persentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi.
Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa
indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain:
o Indeks biaya (consumer price index)
o Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index)
o GNP (Gross National Pruduct) deflator
Indeks biaya hidup mengukur biaya/pengeluaran untuk membeli sejumlah
barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Banyaknya
barang dan jasa yang tercakup dapat bermacam-macam. Di Indonesia dikenal
indeks 9 bahan pokok, 62 macam barang. Karena arti penting masing-masing
barang dan jasa tersebut bagi seseorang itu tidak sama, maka dalam perhitungan
angka indeksnya diberi angka penimbang tertentu.
Angka penimbang biasanya didasarkan atas besarnya persentase
pengeluaran untuk barang tertentu terhadap pengeluaran keseluruhan. Besarnya
persentase ini dapat berubah dari tahun ke tahun. Oleh karena itu perlu direvisi
apabila ternyata terdapat perubahan. Misalnya dengan adanya listrik masuk desa,
maka persentase pengeluaran untuk minyak tanah terhadap pengeluaran total
menjadi makin kecil. Dengan perubahan angka penimbang ini maka indeks
harganya pun akan berubah. Laju inflasi dapat dihitung dengan cara menghitung
persentase kenaikan/penurunan indeks harga ini dari tahun ke tahun (atau dari
bulan ke bulan). Misalnya, indeks biaya hidup tahun 2004 sebesar 181,5%,
kemudian naik menjadi 195,3 pada tahun 2005, maka:
195,3  181,5
Laju Inflasi  X 100%  7,6 %
181,5

Indeks perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada


tingkat perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau
setengah jadi masuk dalam hitungan indeks harga. Biasanya perubahan indeks
harga ini sejalan/searah dengan indeks biaya hidup.
GNP (Gross National Product) Deflator adalah jenis indeks yang lain.
Berbeda dengan dua indeks di atas, dalam cakupan barangnya. GNP Deflator
mencakup jumlah barang dan jasa yang masuk dalam perhitungan GNP, jadi lebih
banyak jumlahnya bila dibanding dengan dua indeks di atas. GNP Deflator diperoleh
dengan membagi GNP Nominal (atas dasar harga berlaku) dengan GNP riil (atas
dasar harga konstan).

GNP Nominal
GNP Deflator  X 100 %
GNP Riil

Teori kuantitas membedakan sumber terjadinya inflasi dibagi menjadi dua,


yaitu:
1. Inflasi Tarikan Permintaan (demand pull inflation)
Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai
barang bertambah terlalu kuat akibat tingkat harga umum naik (misalnya
karena bertambahnya pengeluaran perusahaan).

Harga D2

D1 S

P2

D2
P1
D1

Output
0 Q1 Q2

Terjadinya Demand Pull Inflation


Sebagaimana dalam gambar, perekonomian dimulai pada P1 dan
tingkat output riil dimana (P1,Q1) berada pada perpotongan antara kurva
permintaan D1 dan kurva penawaran S. Kurva permintaan bergeser keluar
D2 pergeseran seperti itu dapat berasal dari faktor kelebihan pengeluaran
permintaan.
Pergeseran kurva permintaan menaikan output riil (dari Q1 ke Q2) dan
tingkat harga (dari P1 ke P2) maka inilah yang disebut demand pull inflation
(inflasi tarikan permintaan) yang disebabkan pergeseran kurva permintaan
menarik ke atas tingkat harga dan menyebabkan inflasi.

2. Inflasi Dorongan Penawaran (cost push inflation)

Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi biasanya ditandai


dengan kenaikkan harga barang serta turunnya produksi (misalnya kenaikan
harga barang baku yang didatangkan dari luar negeri, kenaikkan harga BBM).

Harga

P2
S2

P1 S1

Q1 Q2 output

Proses Cost Push Inflation

Pada gambar di atas telah disajikan kurva penawaran bergeser dari S1 ke S2


harga tertentu saja naik dan menyebabkan inflasi dorongan biaya. Naiknya harga
dan turunnya output seringkali diberi nama dengan “stagnasi inflasi”.
# Pengangguran
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari
pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari
pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk
yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/ mempunyai pekerjaan
tetapi belum mulai bekerja. Menurut Sakernas (Survey Keadaan Angkatan Kerja
Nasional), pengangguran didefinisikan sebagai berikut:

1. mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja;
2. mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru;
3. mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan, disebut dengan penganggur putus asa; dan
4. mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

Pengangguran dapat dibagi-bagi menurut lama waktu kerja dan sebab-


sebabnya. Kita dapat mengelompokkan pengangguran berdasarkan sudut pandang
kita. Berikut ini diuraikan jenis-jenis pengangguran.

Menurut lama waktu bekerja, pengangguran dibedakan menjadi sebagai berikut.

1. Pengangguran terselubung (Disguised unemployment)

Pengangguran terselubung merupakan tenaga kerja yang tidak bekerja secara


optimal karena sesuatu alasan tertentu, misalnya:

- Kurang terampil dalam pekerjaannya karena pendidikannya rendah.

- Baru mulai bekerja atau kurang pengalaman dalam bekerja.

- keterpaksa yang membuat orang bekerja tidak sesuai dengan bakat dan
keterampilannya.

2. Pengangguran terbuka (Open unemployment)


Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Penyebabnya antara lain:

- Tidak tersedianya lapangan kerja.

- Lapangan kerja yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

- Tidak berusaha mencari pekerjaan secara keras karena memang malas.

3. Setengah menganggur (Under unemployment)

Setengah pengangguran dapat dikelompokkan menjadi setengah


pengangguran kentara (visible underemployment) yakni mereka yang bekerja
kurang dari jam normal (kurang dari 35 jam/minggu). Petani-petani di
Indonesia banyak yang termasuk sebagai setengah pengangguran kentara
karena petani yang hanya memiliki lahan yang sempit biasanya bekerja
kurang dari 35 jam/minggu dan setengah pengangguran tidak kentara
(invisible underemployment) atau pengangguran terselubung (disguised
unemployment) yaitu mereka yang produktivitas kerja rendah dan
pendapatannya rendah.

Menurut sebab terjadinya, pengangguran dapat digolongkan menjadi sebagai


berikut.

1. Pengangguran struktural

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena


perubahan dalam struktur perekonomian. Pada umumnya negara berupaya
mengembangkan perekonomian dari pola agraris ke industri.

2. Pengangguran friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan


temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja, yang
disebabkan oleh kondisi geografis, informasi yang tidak sempurna, dan
proses perekrutan yang lama.
3. Pengangguran musiman

Pengangguran musiman, yaitu pengangguran yang terjadi karena pergantian


waktu/trend. Misalnya tukang membuat kopiah, pada saat bulan puasa dan
menjelang hari Idul Fitri, pesanan akan produk kopiah meningkat tajam.
Sedangkan masa sesudah bulan puasa permintaan produk kopiah kembali
turun sehingga dia harus menganggur lagi.

4. Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi yaitu pengangguran yang disebabkan penggunaan


teknologi seperti mesin-mesin modern, sehingga mengurangi penggunaan
tenaga kerja manusia.

5. Pengangguran konjungtur

Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang disebabkan oleh


adanya siklus konjungtur (perubahan kegiatan perekonomian). Misalnya:
pada masa 1960 -1980 an titik berat pembangunan nasional Indonesia
ditekankan pada bidang pertanian, sehingga insinyur-insinyur pertanian
mudah mendapatkan pekerjaan. Pada masa setelah itu sesuai kebijakan
pemerintah titik berat pembangunan bergeser ke bidang industri pengolahan
dan manufaktur sehingga banyak insinyur-insinyur pertanian yang sulit
mendapat pekerjaan/ menganggur.

6. Pengangguran yang disebabkan oleh isolasi geografis

Pengangguran ini dialami oleh masyarakat yang terpencil dari pusat kegiatan
ekonomi. Pengangguran seperti ini biasanya akan menimbulkan urbanisasi.

Ada beberapa sebab yang menimbulkan pengangguran yaitu sebagai berikut.

1. Pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan banyak pengangguran


karena meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan
perluasan kesempatan kerja.
2. Ketidakberhasilan sektor industri. Pola investasi yang ada cenderung padat
modal menyebabkan semakin kecil terjadinya penyerapan tenaga kerja.
3. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi kualifikasi persyaratan yang diminta
oleh dunia kerja.
4. Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan negara. Krisis ekonomi
pada pertengahan tahun 1997 juga menyebabkan terjadinya pengangguran
sebanyak 15,4 juta orang.
5. Pajak penghasilan(PPn) yang tinggi (progresif) akan membuat orang
cenderung mengurangi jam kerja.
6. Perkembangan teknologi tinggi yang tidak diimbangi oleh keterampilan dan
pendidikan dari para pencari kerja.
7. Tidak ada kecocokkan upah, karena tidak semua perusahaan mampu dan
bersedia mempekerjakan seorang pelamar dengan tingkat upah yang diminta
pelamar.
8. Tidak memiliki kemauan wirausaha. Orang yang tidak punya kemauan kerja
tidak akan berusaha menciptakan lapangan kerja sehingga ia harus
menunggu uluran tangan dari orang lain.
9. Adanya diskriminasi ras, gender, orang cacat mengakibatkan timbulnya
pengangguran.

b) Pembahasan
Setelah pemaparan materi bahasan ini mahasiswa akan diberi kesempatan
bertanya atau membentuk kelompok diskusi atau kegiatan brain storming dengan
tetap berada dalam kendali atau pengawasan fasilitator untuk tetap berfungsinya
expert jugments sebagai narasumber dari sudut pandang kecakapan dan filosofi
keilmuan terkait.

c) Penerapan
Fasilitator menguraikan tentang pentingnya memahami inflasi dan
pengangguran. Demikian pula mahasiswa dapat mengutarakan hal terkait yang
diketahuinya.
d) Latihan
Mahasiswa di dalam kelas melakukan kegiatan berupa tanya jawab berkaitan
dengan materi yang telah dibahas.

e) Tugas Mandiri
Mahasiswa diberikan tugas untuk merangkum materi yang telah diuraikan
serta mengutarakannya pada pertemuan selanjutnya.

3. PENUTUP

a) Rangkuman
Fasilitator merangkum materi kuliah dengan memberikan esensi dari materi
bahasan yang telah dipaparkan.

b) Tes Formatif
Fasilitator memberikan tes formatif untuk mengetahui tingkat penguasaan
pengetahuan yang diperoleh mahasiswa pada materi bahasan ini dengan
memberikan pertanyaan antara lain sebagai berikut:
# Apakah benar inflasi merupakan peristiwa dimana terjadi kenaikan harga secara
umum? Kemukakan alasannya!

c) Umpan Balik
Mahasiswa dapat mengajukan hal tentang kondisi yang dialami dan
diharapkannya untuk memahami materi bahasan terkait.

4. DAFTAR PUSTAKA

 Paul A. Samuleson dan W. D. Northdaus, 1995: Economics, 15 th Ed. Mc


Graw-Hill, Inc.
 Salvatore, D. dan Diulio, E., 2003, Principles of Economics, Schaum’s Easy
Outline, the McGraw-Hill Companies.
 Clayton, G. E., 2001, Economic Principles and Practices, the McGraw-Hill
Companies.

Anda mungkin juga menyukai