PENGANGGURAN,
DAN PENDAPATAN
NASIONAL
KELOMPOK 1 :
SYAHRUL (A011181303)
NADIA J. CHANDRA (A021181012)
A. SRI WAFIQ AZIZAH RIDWAN
(A031181015)
NOOR AENI RAHMAN (A031181012)
NUR ANNISA ZJ (A031181026)
NURUL KHAIRUNNISA (A021181304)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
1. PENDAPATAN NASIONAL
A. Pengertian Pendapatan Nasional
Pada dasarnya pendapatan nasional terdiri dari dua kata yakni pendapatan
dan nasional. Pendapatan merupakan segala sesuatu yang dihasilkan dan diterima
oleh setiap individu baik dari kerja ataupun usahanya. Sedangkan nasional berarti
suatu negara. Bila diartikan dari gabungan dua kata dasar tersebut pendapatan
nasional diartikan sebagai nilai atau jumlah dari setiap hal yang bisa dihasilkan
atau diciptakan oleh sebuah negara. Namun jika diartikan secara lengkap
pendapatan nasional adalah jumlah total dari semua nilai produk suatu negara baik
yang berbentuk barang atupun jasa yang dihasilkan ataupun diperoleh dari segala
sektor diantaranya sektor ekonomi, masyarakat maupun sektor ekonomi
pemerintahan dalam kurun waktu 1 tahun.
Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan
masyarakat dalam satu tahun
1) Metode Produksi
Keterangan :
Y : Pendapatan nasional
P : Jumlah produk yang diproduksi
Q : Harga satuan suatu produk
2) Metode Pendapatan
Metode terakhir yang digunakan dalam perhitungan pendapatan adalah
metode pendekatan pendapatan, metode ini berfokus pada pendapatan dari
semua pelaku ekonomi atau pihak yang bersangkutan. Untuk mencari jumlah
atau besarnya pendapatan nasional metode ini menggunakan rumus
penjumlahan selururh pendapatan atau pemasukan yang diterima dan didapat
oleh semua pelaku ekonomi dari hasil penyediaan dan pengadaan segala
produk baik barang maupun jasa. Sama seperti metode lainnya periode atau
kurun waktu yang digunakan adalah kurang lebih satu tahun. Dalam hal ini
pendapatan bisa berupa upah atau gaji, sewa, bunga, keuntungan dan lain
sebagainya yang penting merupakan pemasukan.
Y=W+r+i+P
Keterangan :
Y : pendapatan nasional
W : wage (gaji atau upah), hal ini merupakan pemasukan yang diterima
oleh pemilik
r : rent (sewa) merupakan salah satu bentuk pemasukan yang diperoleh
oleh pemilik faktor produksi berupa tanah, gedung, harta dan lainnya.
i : interesrt (bunga) merupakan bentuk pemasukan yang diperoleh oleh
pemiliki faktor produksi yang berupa modal
P : profit (keuntungan) adalah pendapatan atau pemasukan yang diterima
oleh pemilik faktor produksi kewirausahaan.
3) Metode Pengeluaran
Metode pendekatan pengeluaran. Sesuai dengan namanya, metode ini
menghitung pendapatan nasional dengan menjumlahkan seluruh pos
pengeluaran yang dipakai untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk
baik yang berupa barang maupun jasa yang dilakukan oleh seluruh pelaku
kegiatan ekonomi, mulai dari ruang lingkup besar hingga kceil, yakni rumah
tangga konsumen, pemerintah, rumah tangga produksi (perusahaan), serta
sektor luar negeri yang ada, dan hal ini terjadi dan dihitung pada periode
ekonomi tertentu yang biasanya berlangsung selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X-M)
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi rumah tangga
I = Investasi perusahaan
G = Pengeluaran yang dilakukan pemerintah (baik konsumsi dan
investasi)
(X-M) = Ekspor neto (selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor)
5) PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang
benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan,
iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan
transfer payment.
RUMUS :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi +
Iuran
jaminan social + Pajak perseorangan )
6) DI (Disposible Income)
DI (Disposible Income) adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang
sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
RUMUS :
DI = PI – Pajak langsung
A. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus.
Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara
terus menerus, akibatnya daya beli masyarakat bertambah besar, sehingga
pada tahap awal barang-barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap
berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya
daya beli masyarakat. Sedangkan lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu
manakala harga-harga secara umum turun dari periode sebelumnya (nilai
inflasi minus). Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli
masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi,
misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%,
sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil pendapatan
mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkan
daya beli sebesar 5% juga
B. Jenis-jenis Inflasi
Jenis-jenis inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan
berbagai faktor yang membedakannya.
Berdasarkan asalnya :
1) Inflasi Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Adalah inflasi yang terjadi didalam negeri, umumnya disebabkan karena
defisit anggaran belanja yang dibiayai oleh percetakan uang baru, kenaikan
upah, gagal panen dll.
2) Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation)
Adalah inflasi yang disebabkan karena naiknya harga barang-barang
impor, yang terjadi karena kenaikan tarif impor barang atau karena
tingginya biaya produksi di luar negeri.
Berdasarkan tingkat tingginya inflasi :
3) ringan (dibawah 10% pertahun)
Ditandai dengan laju inflasi yang rendah, biasanya kurang dari 10%
setahun, kenaikan harga berjalan secara lambat dan biasanya berlangsung
relatif lama.
4) Inflasi sedang (10% sampai 30% pertahun)
Inflasi berkisar antara 10%–30% per tahun yang ditandai dengan kenaikan
harga yang cukup besar dan biasanya berlangsung relatif singkat
5) Hiper inflasi (diatas 100% pertahun)
Hiperinflasi adalah inflasi yang sangat tinggi atau tak terkontrol. Garis
pembatas antara inflasi wajar dengan hiperinflasi agak kabur. Namun para
ekonom kontemporer umumnya menggunakan istilah hiperinflasi untuk
situasi yang tingkat harga meningkat melewati level 50% per bulan atau
per tahun. Hiperinflasi merupakan inflasi yang paling parah akibatnya.
Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Karena
naiknya harga secara drastis sehingga mencapai 4 digit (>100%).
C. Penyebab Inflasi
1. Inflasi karena permintaan (Demand Pull inflation)
Demand Pull Inflation atau infalsi karena permintaan disebabkan
karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu
barang. Inflasi tarikan permintaan juga dikenal dengan nama Philips Curve
Inflation. Secara umum inflasi ini disebabkan karena penawaran dan
permintaan terhadap jasa atau barang di dalam negeri untuk jangka
panjang yang di butuhkan masyarakat dengan jumlah besar.
Secara umum inflasi ini sering terjadi pada perekonomian negara yang
memiliki pertumbuhan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi di negara
tersebut menyebabkan tingkat pendapatan masyarakat yang tinggi. Hal ini
pengeluaran yang melebihi kemampuan produksi suatu jasa atau barang.
Kemampuan daya beli msyarakat yang berlebih ini kemudian
menyebabkan inflasi.
Di Indonesia, inflasi penarikan permintaan bisa terjadi karena
permintaan terhadap barang atau jasa yang reltif tinggi dibanding dengan
ketersediaannya. Dalam pengertian ekonomi makro inflasi jenis ini
digambarkan sebagai aggregate demand yang lebih besar atau melebihi
kapasitas perekonomian.
2. Inflasi karena kenaikan biaya produksi (Cost push inflation)
Inflasi kenaikan biaya produksi atau cost push inflation disebabkan
karena adanya dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu
tertentu secara terus menerus. Secara umum inflasi kenaikan biaya
produksi ini disebabkan karena desakan biaya faktor produksi yang terus
naik. Kenaikan Biaya faktor produksi biasanya diakibatkan oleh beberapa
hal:
a. Turunnya nilai tukar mata uang dalam negeri dengan mata uang asing
atau depresiasi. Kenaikan nilai tukar mata uang juga menyebabkan
bahan baku atau barang dari luar negeri menjadi semakin mahal.
b. Inflasi di luar negeri khususnya negara partner dagang menyebabkan
barang dan produk dari luar negeri juga semakin mahal.
c. Ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja dan permintaan barang
produksi membuat pemerintah akan menaikkan harga produksi. Salah
satu cara menikkan harga produksi adalah dengan menaikkan upah
atau gaji karyawan serta merekrut karyawan baru dengan tawaran gaji
atau upah yang lebih tinggi. Kebijakan yang seperti ini menyebabkan
biaya produksi meningkat, sehingga harga barang produksi juga
menjadi naik.
a. Kebijakan Moneter
c. Kebijakan Fiskal
3. PENGANGGURAN
A. Pengertian
Pengangguran adalah suatu kondisi dimana seseorang yang ingin bekerja dan
mempunyai kemampuan di bidang masing-masing tetapi dikarenakan terbatasnya
suatu pekerjaan yang tersedia dan tidak memadai bahkan bisa juga tidak
tersedianya lapangan kerja. Pengangguran juga dapat didefinisikan sebagai berikut
yaitu seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif
sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat
memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.
B. Jenis-jenis pengangguran :
3. Pengangguran siklikal
Adalah jenis pengangguran yang disebabkan karena adanya imbas dari
naik turunnya siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran pekerjaan
4. Pengangguran struktural
5. Pengangguran sukarela
6. Pengangguran terpaksa
7. Pengangguran tersembunyi
Kalau hubungan ini digambarkan secara statistik dalam kurva salib sumbu,
dimana sumbu tegak mewakili tingkat inflasi sedang sumbu datar mewakili tingkat
pengangguran, maka bentuk kurva yang terjadi adalah melandai dari kiri atas kekanan
bawah. Secara teori kalau terjadi pengurangan jumlah penganggur ( yang bekerja
bertambah ) maka jumlah barang yang diminta akan bertambah. Tekanan permintaan
ini akan menekan inflasi keatas dan sebaliknya. Secara teori amat jelas apabila
pengangguran mencapai 0 % maka tingkat inflasi juga akan tinggi tak terkendali .
Dengan demikian tingkat inflasi harus dikendalikan oleh pemerintah sampai pada
tingkat tertentu yang tetap mendorong produksi barang barang, tapi juga dapat terbeli
oleh sebagian terbesar konsumen.
Orang orang yang demikian inilah yang sering disebut dengan penganggur
alamiah. Mereka mengangur bukannya tak mau bekerja, tapi yang pertama adalah
kemampuan sumber sumber produksi untuk menyerapnya terbatas, sedang yang
kedua adalah sebagai dampak kebijaksanaan pemerintah untuk mempertahankan
tingkat inflasi pada level tertentu. Karena tingkat penganggur pada level tertentu ini
merupakan tolok ukur keberhasilan pemerintah dalam bidang ekonomi , maka
pemerintah setiap negara berusaha untuk mencapainya, yaitu dengan berusaha
menambah kemampuan kapasitas produksi.