Anda di halaman 1dari 3

Nama : A.

Sri Wafiq Azizah Ridwan


NIM : A031181015
PENGAUDITAN II
AUDIT SIKLUS INVESTASI
 Pengertian Siklus Investasi
Siklus investasi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain. Surat berharga tersebut
dapat berupa sertifikat deposito, saham biasa, saham preferen, obligasi pemerintah, maupun
obligasi perusahaan. Pada umumnya, investasi perusahaan dilakukan oleh pegawai internal
ataupun oleh orang/perusahaan eksternal,misalnya perusahaan broker saham (pialang). Jika
saham dikelola secara internal, minimal dua orang dipekerjakan untuk menanganinya. Dan
apabila saham dikelola orang dalam, perlu dilakukan pengecekan secara mendadak. Semua
ekuisisi penjualan saham harus mendapatkan otorisasi dari dewan direktur dan komite
investasi, adapun Rekening yang digunakan dalam pencatatan transaksi investasi adalah:
Surat berharga saham, Surat berharga obligasi, Investasi pada saham, Investasi pada obligasi,
Pendapatan bunga, Pendapatan dividen, Laba dari investasi Laba penjualan investasi dan
Rugi penjualan investasi.
Tujuan Audit Siklus Investasi
Tujuan audit siklus investasi adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus investasi.
1. Asersi keberadaan dan keterjadian Tujuan audit siklus investasi, tujuan audit asersi
keberadaan atau keterjadian menekankan pada apakah seluruh saldo investasi surat
berharga dan modal saham benar-benar ada pada tanggal neraca.
2. Asersi kelengkapan Asersi ini menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang
semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan
disajikan.
3. Asersi hak dan kewajiban Auditor, berkaitan dengan asersi ini, berusaha
memastikan apakah perusahaan mempunyai hak kepemilikan yang sah atas saldo
modal saham dan investasi surat berharga
4. Asersi penilaian dan pengalokasian Berkaitan dengan asersi dengan penilaian,
auditor akan berusaha memperoleh bukti mengenai apakah saldo investasi surat
berharga telah disajikan dalam laporan keuangn pada jumlah yang tepat.
5. Asersi pelaporan dan pengungkapan  Selain memperoleh bukti mengenai keempat
asersi tersebut diatas, auditor harus menghimpun bukti mengenai apakah transaksi dan
saldo yang tercatat telah tepat diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dalam
neraca.
Materialitas, Risiko dan Strategi Audit
Surat berharga sebagai investasi jangka pendek mungkin material untuk kemampuan
membayar (solfabilitas) jangka pendek, tetapi pendapatan atas investasi itu jarang signifikan
dengan hasil operasi perusahaan. Dengan demikian, surat berharga yang dipegang atau
dipunyai sebagai investasi jangka pendek, biasanya material bagi neraca, tetapi tidak bagi
laporan laba rugi. Risiko salah saji pada transaksi penanaman investasi pada umumnya
rendah karena transaksi ini merupakan transaksi yang ajarang terjadi. Lebih dari itu,
pengendalian intern atas transaksi ini, pada umumnya efektif karena satu atau lebih direktur
berpartisipasi dalam transaksi. Adapun Strategi audit tergantung frekuensi transaksi
penanaman investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Bila frekuensinya rendah,
auditor akan menghemat biaya bila memakai primarily substantive approach atau pendekatan
pengutamaan pengujian substantive. Sebaliknya, apabila frekuensi transaksi tinggi, auditor
akan menghemat biaya kalau melakukan pengujian pengendalian untuk menghimpun bukti
yang mendukung lower assessed level of control risk.
Pemahaman Struktur Pengendalian Intern
1. Lingkungan pengendalian Titik tolak pemahaman SPI siklus investasi adalah
pemahan lingkungan pengendalian atas siklus investasi. Lingkungnan pengendalian
sangat penting untuk mewujudkan SPI  siklus investasi yang baik.
2. Penaksiran risiko Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan
merupakan pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan resiko yang relevan
dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntasi berterima umum diindonesia.
3. Informasi dan komunikasi (system akuntansi) Penerapan system akuntansi
sangat mendasar. Peusahaan biasanya memakai buku pembntu investasi yang
terpisah ntuk setiap jenis surat berharga.
4. Aktivitas penendalian Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas
transaksi dalam siklus investasi dapat digolongkan menjadi beberapa
kebijakandan proseduk yang berkaitan dengan: Review kinerja, Pengolahan
informasi, Pengendalian fisik dan Pemisahan tugas
Dokumen dan catatan 
Dokumen dan pencatatan yang dipakai meliputi: Sertifikat saham, Sertifikat obligasi,
Bond indenture, Broker’s advice, Buku jurnal dan Buku pembantu investasi. Adapun fungsi
yang terkait dalam siklus investasi meliputi: Pembelian surat berharga, Penerimaan
pendapatan periodic, Penjualan surat berharga, Pencatatan transaksi, Pengamanan atau
penyimpanan surat berharga dan Penjaga ketepatan buku pembantu investasi. Adapun
Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau
wawancara, menelaah dokumen, atau menelaah kembali pengalaman auditor pada audit
periode sebelumnya dengan klien tersebut. Dokumentasi pemahaman dapat dilakukan dengan
menggunakan koesioner, atau memo naratif ( uraian tertulis).
Penetapan Risiko Pengendalian dan Pengujian Substantif Saldo Investasi
Penetapan risiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas kebijkan
dan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah saji
material dalam laporan keuangan. Pengujian pengendalian yang dilakukan dapat
menghasilkan bukti mengenai efektivitas rancagan dan oprasi pengendalian. Bukti tersebut
kemudian digunakan untuk menetapkan risiko pengendalian untuk setiap asersi yang terkait
dengan transaksi investasi.Serta, dalam rangka untuk merancang pengujian substantif,
akuntan pertama kali harus menentukan tingkat risiko deteksi yang diterima untuk masing-
masing asersi terkait signifikan. Tinggi rendahnya resiko deteksi tergantung pada besarnya
risiko audit yang ditetapkan, risiko bawaan, dan risiko pengendalian.
Pertimbangan Program Audit
            Auditor dapat merancang program audit untuk mencapai tingkat resiko deteksi yang
dapat diterima oleh masing-masing asersi bila tingkat resiko deteksi yang dapat diterima
adalah untuk suatu asersi, maka lebih banyak prosedur pengujian substantive yang perlu
dilakukan, dan auditor perlu mengintensifkan efektivitas prosedur pengujiannya.
1. Prosedur inisial  Auditor berusaha untuk mendapatkan data mengenai investasi pada
awal tahun dengan menganalisa data yang ada dalam kertas kerja tahun lalu.
2. Penerapan prosedur analitis Prosedur analitis atas saldo investasi meliputi
keterkaitan diantara akun-akun tertentu dalam periode berjalan dan analisis rasio
tertentu.
3. Pengujian detail saldo

Anda mungkin juga menyukai