UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah serta
petunjuk-Nya sehingga modul pembelajaran untuk mata kuliah Pengauditan 1 ini dapat
penulis selesaikan.
Penulisan modul pembelajaran ini merupakan tugas dalam mata kuliah Pengauditan 1
yang berisi kumpulan materi-materi pembahasan yang telah disusun dalam rancangan
pembelajaran di dalam kelas.
Dalam menyusun modul ini, penulis diberi bantuan yang bermanfaat dari berbagai
pihak baik itu secara ide maupun bantuan materi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan
Penulis juga menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan modul ini
meskipun telah mendapat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar kedepannya
penulis dapat menyusun modul ini lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap modul
pembelajaran ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan khususnya kepada penulis
sendiri.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAGIAN I – TINJAUAN MATA KULIAH 1
BAGIAN II – MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DAN UJI PENGENDALIAN 3
BAGIAN III – MATERI PEMBELAJARAN
1. Menilai Risiko Pengendalian 4
2. Menilai Risiko Pengendalian Dalam Suatu Lingkungan IT 6
3. Dampak Strategi Audit Pendahuluan 10
4. Merancang Pengujian Pengendalian 11
5. Pertimbangan Tambahan 18
BAGIAN IV – LATIHAN 22
BAGIAN V – RANGKUMAN 23
BAGIAN VI – TES FORMATIF 24
BAGIAN VII – UMPAN BALIK 25
BAGIAN VIII – KUNCI TES FORMATIF 26
DAFTAR PUSTAKA 27
iii
BAGIAN I
TINJAUAN MATA KULIAH
Mahasiswa diharapkan :
- Mampu melaksanakan proses pengauditan dan penyusunan laporan audit suatu entitas
secara profesional. (Kompetensi Utama)
- Mampu membuat prosedur pemeriksaan (Kompetensi Pendukung)
- Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaan (Kompetensi
Pendukung)
- Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi (Kompetensi
Pendukung)
- Mampu untuk bekerja sama, baik sebagai pimpinan maupun sebagai anggota
kelompok (tim audit). (Kompetensi Lain-lain)
C. SASARAN BELAJAR
1
Hal-hal yang mendasari audit laporan keuangan
Pihak-pihak yang berhubungan dengan auditor independen
3
Standar auditing
Laporan auditor dan tanggung jawabnya
Mampu Memahami :
Etika da moralitas
Kode etik AICPA
4
Kode etik akuntan publik di Indonesia
Penegakan aturan
Lingkungan yuridis
Kewajiban menurut hukum kebiasaan
5 Kewajiban menurut undang-undang pasar modal
Sasaran audit
Bukti audit
6 Prosedur audit
Kertas kerja
Tahap-tahap audit laporan keuangan
7 Penerimaan penugasan
Perencanaan audit
8 MID SEMESTER
Mampu Memahami :
Materialitas
9
Risiko audit
Strategi audit awal
Defnisi pengendalian intern
Komponen SPT
10
Tujuan SPT
Risiko pengendalian
11 Uji pengendalian dan kepatuhan
Pertimbangan lainnya
Risiko deteksi
Rancangan uji substansif
12
Mengembangkan program audit untuk uji substansif
Pertimbangan khusus dalam rancangan uji substansif
Konsep dasar pengambilan sampel audit
13 Merancang sampel atribut statistik untuk uji pengendalian
Penyelesaian sampel atribut statistik dan pengevaluasian hasil
Konsep dasar pengamblan sampel audit
14 Probabilitas dan proporsional untuk ukuran pengambilan sampel
Pengambilan sampel non statistik dalam uji substansif
Sistem EDP
Dampak sistem EDP terhadap struktur pengendalian intern
15
Metodologi untuk menyesuaikan dengan standar pekerjaan
lapangan
16 FINAL TEST
2
BAGIAN II
PENDAHULUAN – MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DAN UJI
PENGENDALIAN
A. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkulihan, mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Memahami risiko pengendalian
2. Memahami uji pengendalian dan kepatuhan
3. Memahami Pertimbangan lainnya
B. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL
Modul pembelajaran ini dimulai dengan pembahasan suatu tinjauan mengenai metodologi
untuk menilai risiko pengendalian atas asersi-asersi transaski. Setelah itu, akan dijelaskan
juga masalah penting yang berkaitan dengan menilai risiko pengendalian ketika teknologi
informasi digunakan untuk memproses dan mengendalikan informasi akuntans.
Pertimbangan diberikan pada perbedaan dalam metodologi untuk dua strategi audit
pendahuluan. Kemudian akan dijelaskan juga mengenai kategori pengujian audit yang
dikenal sebagai pengujian pengendalian. Pembahasan akhir modul ini mengenai
pertimbangan khusus dalam menilai risiko pengendalian, termasuk auditor internal,
dikombinasikan dengan perkiraan penilaian risiko pengendalian yang berbeda,
mendokumentasikan masalah-masalah pengendalian intern, dan organisasi jasa komputer.
3
BAGIAN III
MATERI PEMBELAJARAN
Tujuan dari menilai risiko pengendalian adalah untuk membantu auditor dalam
membuat suatu pertimbangan mengenai risiko salah saji yang material dalam asersi
laporan keuangan. Penilaian risiko pengendalian melibatkan evaluasi terhadap efektivitas
dari (1) Rancangan dan (2) Operasi pengendalian. Menilai risiko pengendalian juga
membantu auditor dalam membuat keputusan mengenai,sifat, waktu, dan cakupan dari
prosedur audit. Pada dasarnya dalam uji pengendalian menyediakan bukti sebagai bagian
dari dasar yang memadai untuk mengeluarkan opini auditor.
Risiko pengendalian, seperti komponen lain dalam model resiko audit, di nilai dalam
asersi nilai keuangan individual. Sistem akuntansi berfokus pada pemrosesan transaksi,
dan banyak aktifitas pengendalian berhubungan dengan pemrosesan suatu jenis transaksi
tertentu. Oleh karena itu, adalah hal umum ketika auditor memulai dengan menilai resiko
pengendalian atas asersi kelas transaksi seperti asersi keberadaan atau keterjadian, asersi
kelengkapan, dan asersi penilaian serta alokasi untuk penjualan kredit dan penerimaan
kas. Penilaian tersebut kemudian di kombinasikan dengan tepat dalam menilai risiko
pengendalian untuk asersi saldo akun yang berhubungan yang di pengaruhi oleh kelas
transaksi.
Dalam membuat penilaian risiko pengendalian untuk suatu asersi adalah penting bagi
auditor untuk :
Mempertimbangkan Pengetahuan Yang Diperoleh Dari Prosedur Untuk
Memperoleh Suatu Pemahaman - Auditor melaksanakan prosedur untuk
memperoleh suatu pemahaman mengenai pengendalian intern untuk asersi
laporan keuangan yang signifikan. Ketika auditor memperoleh suatu pemahaman
mengenai pengendalian intern, biasanya ia akan membuat pertanyaan, mengamati
pelaksanaan tugas dan pengendalian serta memeriksa dokumen-dokumen yang
4
akan menjadi bukti untuk mengizinkannya menilai risiko pengendalian dibawah
maksimum.
5
tingkat resiko pengendalian yang dinilai merupakan masalah pertimbangan yang
professional. Pengevaluasian bukti melibatkan pertimbangan kuantitatif maupun
kualitatif. Dalam menarik suatu kesimpulan mengenai kesimpulan mengenai
efektifitas pengendalian intern, auditor sering kali menggunakan petunjuk
mengenai frekuensi penyimpangan yang dapat ditolerasni, yang biasanya
diekspresikan dalam bentuk persentase, dari suatu pelaksanaan pengendalian yang
sesuai.
Langkah keempat, yaitu melaksanakan pengujian pengendalian, tidak
diperlukan ketika risiko pengendalian dinilai berada pada tingkat maksimum
6
1) Pengendalian pemakai - Dalam banyak kasus, klien mungkin merancang
prosedur manual untuk menguji kelengkapan dan keakuratan dari transaksi
yang diproses oleh komputer. Sebagai contoh, manajer yang mengenal dengan
baik transaksi yang berada dalam otoritasnya mungkin meninjau suatu daftar
pembelian yang dibebankan ke dalam akun mereka. Alternatif lain, seorang
individu dalam suatu departemen pemakai dapat membandingkan output yang
dihasilkan oleh komputer dengan dokumen sumber yang mendukung
transaksi. Meskipun kedua pengendalian ini dapat mendeteksi dan
memperbaiki salah saji, namun pengendalian yang terakhir dilaksanakan
dengan tingkat rincian yang lebih tinggi dan mungkin menyediakan suatu
tingkat keyakinan yang lebih tinggi dan bahwa salah saji telah dideteksi dan
diperbaiki. Jika terdapat prosedur semacam itu, maka auditor dapat menguji
pengendalian pemakai yang berhubungan dengan suatu asersi secara langsung,
serupa dengan pengujian pengendalian dalam struktur manual. Keunggulan
dari strategi ini adalah tidak diperlukannya pengujian terhadap
komplektisitas program komputer.
7
3) Pengendalian umum dan prosedur tindak lanjutan - Internal Control Audit
Guide menyajikan suatu strategi audit yang memungkinkan auditor untuk
menyelesaikan tugas ini berdasarkan bukti mengenai efektivitas pengendalian
umum dan prosedur tindak lanjut manual. Ketika menguji pengendalian
umum, biasanya auditor akan mempelajari efektivitas rancangan dan menguji
pengendalian aplikasi. Sebagai tambahan, auditor dapat membuat kesimpulan
mengenai efektivitas pengendalian aplikasi dan mengidentifikasikan
pengecualian menlalui pengajuan pertanyaan kepada individu yang
berpengetahuan yang melaksanakan prosedur tindak lanjut manual.
8
a) Simulasi parallel - Dalam simulasi paralel data perusahaan aktual diproses ulang
dengan menggunakan suatu program perangkat lunak yang dikendalikan oleh
auditor. Pendekatan ini memiliki keuntungan sebagai berikut :
1) Karena digunakan data riil, maka auditor dapat memeriksa transaksi dengan
menulusurinya ke dokumen sumber dan persetujuan
2) Ukuran sampel dapat dikembangkan dengan biaya tambahan yang relative
kecil.
3) Auditor dapat secara independen menjalankan pengujian
Jika auditor memutuskan untuk menggunakan simulasi pararel, maka perhatian
haris diberikan guna menentukan bahwa data yang terpilih untuk simulasi
mewakili transaksi aktual klien. Juga bahwa sistem klien dapat melakukan
operasi yang berada diluar kapasitas perangkat lunak komputer.
b) Data pengujian - Dengan pendekatan ini transaksi buatan disiapkan oleh auditor
dan diproses menurut pengendalian auditor dengan program computer klien.
Metode ini memiliki beberapa kekurangan yaitu :
1) Program klien diuji hanya pada titik waktu tertentu dan tidak sepanjang
periode
2) Metode yang digunakan adalah suatu pengujian dimana hanya pengendalian
yang ada dan yang berfungsi yang diuji oleh program
3) Tidak terdapat pemeriksaan dokumentasi secara actual diproses oleh system
4) Operator computer mengetahui bahwa data pengujian sedang dijalankan,
sehigga dapat mengurangi validitas output
5) Lingkup pengujian terbatas pada imajinasi auditor dan pengetahuan tentang
pengendalian dalam aplikasi
9
a) Pemantauan yang berkelanjutan terhadap system OLRT (On-Line Real
Time)
Pendekatan ini tidak digunakan secara luas oleh auditor karena kontaminasi
terhadap file data dan kesulitan dalam menyimpan data hipotesis. Dalam hal
pengujian tradisional, auditor sering mnegatur pemantauan berkelanjutan dari
sistem. Dengan teknik tersebut. Suatu rutinitas audit ditambahkan dalam program
pemrosesan klien. Untuk melakukan pengintegrasian dari perangkat lunak audit
ke sistem OLRT, kemampuan kaitan audit harus dibangun kedalam program
komputer klien. Kaitan audit digunakan auditor untuk memilih transaksi-transaksi
yang memiliki karakteristik penting bagi auditor. Terdapat dua metode untuk
memilih transaksi-transaksi yaitu :
1) Memberi label pada transaksi. Meliputi penempatan suatu indicator atau label
pada transaksi tertentu. Adanya label ini mebuat transaksi dapat ditelusuri
melalui system ketika sedang diproses.
2) Log audit. Adalah suatu catatan mengenai aktivitas pemrosesan tertentu,
digunakan untuk mencatat kejadian yang memenuhi criteria yang ditentukan
auditor ketika mereka muncul pada titik tertentu dalam system.
10
Setiap pengendalian intern yang relevan mungkin tidak efektif
Tidak efisien untuk memperoleh bukti guna mengevaluasi efektivitas
pengendalian intern yang relevan
11
AU 319.53 menyatakan bahwa pengujian untuk memperoleh bukti semacam ini
normalnya meliputi:
Pertanyaan terhadap personel entitas yang sesuai
Pemeriksaan dokumen, laporan, atau arsip elektronik, yang menunjukkan
pelaksanaan pengendalian
Pengamatan atas penerapan pengendalian
Pelaksanaan ulang dari penerapan pengendalian oleh auditor
12
- Pemeriksaan dokumen dapat diterapkan apabila terdapat suatu jejak akuntansi
dalam bentuk catatan dalam laporan pengecualian, tanda tangan, atau tanda
validasi yang menunjukkan adanya pengendalian yang dilaksanakan serta
individu yang melaksanakannya. Pemeriksaan ini menyediakan bukti
mengenai tindakan yang dilaksanakan oleh karyawan atau pihak manajamen.
- Pelaksanaan ulang dilakuakn auditor dengan melaksanakan ulang suatu
aktivitas pengendalian manual yang diimplementasikan oleh klien. Auditor
juga dapat melaksanakan ulang suatu pengendalaian komputer dengan
menggunakan teknik audit berbantuan komputer. Dalam praktiknya auditor
sering mengkombinasikan berbagai jenis bukti yang berbeda.
Ketepatan Waktu Bukti Audit - berkaitan dengan kapan bukti itu diperoleh
dan hubungannya dengan bagian dari masa audit yang bersangkutan. Dalam
mengevaluasi tingkat keyakinan yang diberikan oleh suatu bukti, auditor harus
13
memperhatikan bahwa bukti audit yang diperoleh dengan beberapa pengujian atas
pengendalian, misalnya dengan pengamatan, hanya tepat untuk waktu tertentu, pada
saat prosedur tersebut diterapkan oleh auditor. Sebagai akibatnya, bukti audit
tersebut mungkin tidak cukup untuk mengevaluasi efektivitas desain dan operasi
pengendalian untuk masa yang tidak termasuk dalam pengujian tersebut. Dalam
hal demikian, auditor mungkin memutuskan untuk menambah pengujian dengan
pengujian atas pengendalian lainnya, untuk dapat memberikan bukti audit untuk
seluruh masa yang diaudit. Sebagai contoh, untuk aktivitas pengendalian yang
dilakukan dengan program komputer, auditor mungkin menguji pelaksanaan
pengendalian pada satu waktu tertentu untuk mendapatkan bukti apakah program
tersebut melakukan pengendalian secara efektif. Kemudian auditor dapat
melakukan pengujian atas pengendalian yang diarahkan terhadap desain dan
operasi aktivitas pengendalian lainnya, yang berhubungan dengan modifikasi dan
penggunaan program komputer tersebut selama masa yang diaudit, untuk
mendapatkan bukti apakah aktivitas pengendalian yang sudah diprogramkan bekerja
secara konsisten selama masa yang diaudit.
Bukti audit tentang efektivitas desain dan operasi pengendalian yang diperoleh
pada audit sebelumnya, dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam menaksir
risiko pengendalian untuk tahun sekarang. Dalam mengevaluasi penggunaan bukti
audit seperti itu untuk masa sekarang, auditor harus mempertimbangkan pentingnya
asersi yang bersangkutan, pengendalian tertentu yang dievaluasi dalam masa audit
sebelumnya, tingkat efektivitas desain dan operasi pengendalian tersebut yang
dievaluasi, hasil pengujian atas pengendalian yang digunakan dalam melakukan
evaluasi, dan bukti audit mengenai desain dan operasi yang mungkin diperoleh
dari pengujian substantif yang dilakukan dalam audit sekarang. Auditor juga harus
memperhatikan bahwa semakin lama waktu berlalu sejak pelaksanaan pengujian
pengendalian untuk mendapatkan bukti audit mengenai risiko pengendalian,
semakin kurang keyakinan yang dapat diberikannya.
Pada waktu mempertimbangkan bukti audit yang diperoleh dari audit sebelumnya
auditor harus mendapatkan bukti audit dari audit sekarang mengenai apakah
telah terjadi perubahan dalam pengendalian intern, termasuk perubahan kebijakan,
prosedur dan personel setelah audit yang lalu. Pertimbangan bukti audit mengenai
perubahan tersebut, bersama-sama dengan pertimbangan mengenai hal yang
diuraikan dalam paragraf terdahulu mendukung penambahan atau pengurangan
14
bukti audit tambahan yang harus dikumpulkan dalam audit sekarang mengenai
efektivitas desain dan operasi yang harus diperoleh dalam periode sekarang.
Pada waktu auditor memperoleh bukti audit mengenai desain dan operasi
pengendalian selama masa interim, ia harus menentukan bukti audit tambahan
apa yang harus diperoleh untuk masa yang tersisa. Dalam membuat keputusan
tersebut, auditor harus mempertimbangkan pentingnya asersi yang bersangkutan,
pengendalian khusus yang dievaluasi selama masa interim, tingkat efektivitas
desain dan operasi pengendalian yang dievaluasi tersebut, hasil pengujian
pengendalian yang digunakan dalam membuat evaluasi terhadap lamanya waktu
yang masih tersisa dan bukti audit mengenai desain dan operasi yang mungkin
diperoleh dari pengujian substantif yang dilakukan dalam masa yang tersisa.
Auditor harus mendapatkan bukti audit tentang sifat dan lingkup perubahan
signifikan dalam pengendalian intern, termasuk perubahan kebijakan, prosedur
dan personel, yang terjadi setelah masa interim
15
substantif untuk asersi laporan keuangan tertentu, auditor harus
mempertimbangkan bukti audit untuk masing-masing komponen dalam
hubungannya dengan bukti audit mengenai komponen lainnya dalam
mempertimbangkan risiko pengendalian untuk asersi tertentu.
Pada umumnya, apabila berbagai tipe bukti audit mendukung kesimpulan
yang sama mengenai desain dan operasi pengendalian, tingkat keyakinan yang
diberikan oleh bukti audit tersebut akan meningkat. Sebaliknya, apabila berbagai
tipe bukti audit mengakibatkan kesimpulan yang berbeda mengenai desain dan
operasi pengendalian keyakinan yang diberikan oleh bukti audit tersebut akan
berkurang. Misalnya, berdasarkan bukti audit bahwa lingkungan pengendalian
adalah efektif, auditor mungkin mengurangi jumlah lokasi penerapan prosedur
audit. Namun, apabila dalam mengevaluasi prosedur pengendalian tertentu,
auditor mendapatkan bukti audit bahwa prosedur pengendalian tersebut tidak
efektif, ia mungkin mengevaluasi ulang kesimpulan mengenai lingkungan
pengendalian antara lain dengan menerapkan prosedur audit pada lokasi
tambahan.
Demikian pula, bukti audit yang menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian
tidak efektif dapat berdampak negatif terhadap komponen yang tadinya efektif
untuk asersi tertentu. Misalnya, lingkungan pengendalian yang tampaknya
memungkinkan perubahan yang tidak diotorisasi dalam program komputer dapat
mengurangi keyakinan yang diberikan oleh bukti audit yang diperoleh dari evaluasi
atas efektivitas program pada suatu waktu tertentu. Dalam hal ini, auditor dapat
memutuskan untuk mendapatkan bukti audit tambahan mengenai desain dan operasi
program tersebut selama masa yang diaudit. Misalnya, auditor mungkin meminta
dan mengawasi satu copy program dan mempergunakan teknik audit berbantuan
komputer untuk membandingkan copy tersebut dengan program yang dipakai
perusahaan untuk memproses data.
Audit atas laporan keuangan adalah suatu proses kumulatif; ketika auditor menaksir
risiko pengendalian, informasi yang diperoleh mungkin menyebabkan is
mengubah sifat saat, dan lingkup pengujian pengendalian lain yang sudah
direncanakan untuk menaksir risiko pengendalian. Di samping itu, mungkin ada
informasi yang masuk ke dalam perhatian auditor sebagai hasil pelaksanaan
pengujian substantif atau dari sumber lain selama melakukan audit, yang sangat
berbeda dengan informasi yang dijadikan dasar untuk perencanaan pengujian
16
pengendalian dalam menaksir risiko pengendalian. Sebagai contoh, luasnya salah
saji yang ditemukan auditor ketika melakukan pengujian substantif,
mungkin mengubah pertimbangannya mengenai tingkat risiko pengendalian
taksiran. Dalam hal ini, auditor mungkin perlu mengevaluasi ulang prosedur
substantif yang direncanakan,yang berdasarkan atas pertimbangan baru mengenai
tingkat risiko pengendalian taksiran untuk seluruh atau sebagian asersi laporan
keuangan.
17
Menginformasikan kepada auditor internal bahwa semua kaun signifikan
dan masalah auditing diidentifikasikan selama pekerjaan mereka
seharusnya dilaporkan kepada auditor eksternal.
5. PERTIMBANGAN TAMBAHAN
Auditor secara khusus pertama kali menilai risiko pengendalian untuk asersi yang
berkenaan dengan kelas transaksi seperti penerimaan kas dan pengeluaran kas. Penilaian
tersebut kemudian digunakan untuk menilai risiko pengendalian asersi saldo akun yang
signifikan sehingga kesesuaian dari tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk
saldo akun dapat ditentukan, dan pengujian substantif khusus dapat dirancang. Proses
dipertimbangkan selanjutnya, pertama untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh suatu
kelas transaksi tunggal dan kemudian untuk akun-akun yang dipengaruhi oleh kelas
transaksi ganda.
Menilai risiko pengendalian untuk asersi saldo akun yang dipengaruhi oleh
suatu kelas transaksi tunggal - Proses menilai risiko pengendalian untuk asersi
saldo akun langsung ditujukan kepada akun-akun yang dipengaruhi oleh suatu kelas
transaksi tunggal. Hal ini merupakan kasus dalam kebanyakan akun laporan laba
rugi. Sebagai contoh, penjualan meningkat oleh kredit untuk transksi penjualan
dalam siklus pendapatan, dan banyak akun beban meningkat dengan mendebet
transaksi pembelian dalam siklus pengeluaran. Dalam kasus ini, penilaian risiko
pengendalian auditor untuk setiap asersi saldo akun adalah sama dengan penilaian
risiko pengendalian untuk asersi kelas transaksi yang sama. Sebagai contoh,
penilaian risiko pengendalian atas asersi keberadaan atau keterjadian untuk saldo
akun penjualan seharusnya sama dengan penilaian risiko pengendalian atas asersi
18
keberadaan atau keterjadian untuk transaksi penjualan. Demikian pula, penilaian
risiko pengendalian atas asersi pengendalian atas asersi penilaian atau alokasi untuk
kebanyakan beban harus sama dengan asersi penilaian atau alokasi untuk transaksi
pembelian.
Menilai risiko pengendalian untuk asersi saldo akun yang dipengaruhi oleh
suatu kelas transaksi ganda - Banyak akun neraca yang secara signifikan
dipengaruhi oleh lebih dari satu kelas transaksi. Sebagai contoh, saldo kas
ditingkatkan oleh transaksi penerimaan kas dalam siklus pendapatan dan diturunkan
oleh transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran. Dalam kasus ini, menilai
risiko pengendalian untuk suatu asersi saldo akun memerlukan pertimbangan atas
penilaian risiko pengendalian yang relevan untuk setiap kelas transaksi yang secara
signifikan mempengaruhi neraca. Oleh karena itu, penilaian risiko pengendalian atas
asersi penilaian atau alokasi untuk saldo kas didasarkan pada penilaian risiko
pengendalian untuk asersi penilaian atau alokasi baik untuk transaksi penerimaan kas
maupun transaksi pengeluaran kas.
Untuk suatu akun yang dipengaruhi lebih dari satu kelas transaksi, penilaian risiko
pengendalian untuk suatu asersi saldo akun tertentu didasarkan pada penilaian risiko
pengendalian untuk asersi yang sama yang berkenaan dengan semua kelas transaksi
dipengaruhi saldo akun tersebut, dengan satu pengecualian utama. Penilaian risiko
pengendalian untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan asersi kelengkapan untuk
satu kelas transaksi yang menurunkan saldo akun berhubungan dengan asersi
berlawanan yang dipengaruhi.
Mengkombinasikan Penilaian Risiko Pengendalian Yang Berbeda - Apabila
penilaian risiko pengendalian untuk asersi kelas transaksi yang relevan berbeda,
auditor dapat menimbang signifikansi dari setiap penilaian guna mencapai suatu
penilaian kombinasi. Kemungkinan lain, beberapa kantor akuntan publik memilih
untuk menggunakan penilaian relevan yang paling konservatif (paling tinggi).
Demikian pula halnya jika penilaian risiko pengendalian auditor atas asersi penilaian
atau alokasi untuk transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas masing-masing
berada pada tingkat sedang atau tinggi, maka risiko pengendalian atas asersi
penilaian atau alokasi untuk saldo kas akan tinggi.
Ketika risiko pengendalian untuk asersi saldo akun telah ditentukan, seharusnya
risiko pengendalian tersebut dibandingkan dengan penilaian tingkat risiko
19
pengendalian yang direncanakan. Ketika tingkat yang direncanakan didukung,
auditor dapat melanjutkan untuk merancang pengujian substantif berdasarkan strategi
audit pendahuluan. Jika tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai
tidak didukung tingkat pengujian substantif yang direncanakan dan pengujian audit
yang berhubungan seharusnya direvisi untuk memperoleh tingkat risiko audit yng
diinginkan.
20
BAGIAN IV
LATIHAN
1. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan auditor dalam melaksanakan
pengujian pengendalian !
Jawab :……………………………………….......................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
2. Sebutkan dan Jelaskan strategi untuk menguji pengendalian intern ketika teknologi
informasi digunakan untuk pemrosesan akuntansi !
Jawab :……………………………………….......................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
21
4. Jelaskan bagaimana sumber bukti dapat mempengaruhi kenadalan dari bukti untuk uji
pengendalian !
Jawab :……………………………………….......................................................
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………...
b. Petunjuk Latihan
Untuk menjawab latihan soal diatas silahkan membaca modul pembelajaran ini mulai dari
pembahasan satu hingga tiga.
22
BAGIAN V
RANGKUMAN
Menilai risiko pengendalian (Assesing Control Risk) adalah suatu proses untuk
mengevaluasi efektivitas pengendalian intern suatu entitas dalam mencegah atau mendeteksi
salah saji yang material dalam laporan keuangan. Tujuan dari menilai risiko pengendalian
adalah untuk membantu auditor dalam membuat suatu pertimbangan mengenai risiko salah
saji yang material dalam asersi laporan keuangan. Dalam membuat penilaian risiko
pengendalian untuk suatu asersi adalah penting bagi auditor untuk Mempertimbangkan
pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman,
Mengidentifikasi salah saji potensial, Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan,
Melaksanakan pengujian pengendalian, Mengevaluasi bukti dan membuat penilaian.
23
BAGIAN VI
TES FORMATIF
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar !
Setelah menjawab pertanyaan dalam tes formatif, cocokkan jawaban diatas dengan
kunci jawaban tes formatif yang ada di bagian akhir modul ini. Ukurlah tingkat penguasaan
materi kegiatan belajar dengan menggunakan rumus berikut :
Bila tingkat penguasaan materi mencapai angka 80 keatas maka, silahkan melanjutkan
ke materi selanjutnya. Namun, bila tingkat penguasaan mencapai angka ≤ 60 maka silahkan
mengulangi kegiatan belajar materi Menilai risiko pengendalian dan pengujian pengendalian,
terutama pada bagian yang belum dikuasai.
25
BAGIAN VIII
KUNCI TES FORMATIF
26
DAFTAR PUSTAKA
Boynton C. William, dkk. 2003. Modern Auditing Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga
Puspitasari Andika (01 September 2012). Menilai Risiko Pengendalian dan Pengujian
Pengendalian. Diakses 02 November 2016 dari
https://andikapuspitasari.wordpress.com
27