Anda di halaman 1dari 9

AUDITING

AND
ASSURANCE
SERVICE
2

Scope of this object

Description
Mata kuliah ini merumuskan konsep audit laporan keuangan, mengembangkan profesi auditor,
mempertimbangkan dan menilai etika profesi dan menganalisis/memeriksa proses audit sampai
dengan menyusun laporan hasil pemeriksaan audit sesuai dengan standar audit yang berlaku di
Indonesia

Learning Out Comes


1. Memahami Ruang lingkup auditing : tujuan dan tanggung jawab audit, bukti audit, standar audit, prosedur
analitis audit, laporan audit
2. Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang perencanaan, prosedur, dan pelaporan audit serta kasus
audit
3. Memahami komponen yang membentuk auditing
4. Memahami pengendalian dan risiko pada auditing
5. Memahami jenis-jenis kecurangan yang temui dalam auditing
6. Pengaruh teknologi informasi terhadap proses audit
7. Memahami implikasi auditing dan siklus-siklus kegiatan
8. Memahami konsep dan kasus auditing sebagai proses pemeriksaan dari pihak luar dan untuk
pertanggungjawaban kepada semua stakeholder
9. Memberikan pengalaman tetang implementasi auditing di perusahaan.
3

REVIEW MATERI
PERTEMUAN KE 1 :
MATERIALITAS DAN
RISIKO AUDIT
4

MATERIALITAS DAN RISIKO


AUDIT

Materialitas dan risiko adalah bagian dari tanggung jawab dalam


laporan audit dan sangat fundamental bagi perencanaan audit dan
perencanaan pendekatan audit.

Materialitas adalah besarnya nilai yang tidak dicantumkan atau


salah saji informasi akuntansi yang diandalkan menyebabkan
perubahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam
penilaian audit.

Risiko adalah penerimaan auditor bahwa ada tingkat ketidakpastian


tertentu dalam melaksanakan fungsi audit. Contoh ketidakpastian
dalam ketepatan bukti audit,ketidakpastian tentang keefektifan
pengendalian internal klien serta ketidakpastian tentang apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar ketika audit selesai
dilakukan
5

MATERIALITAS DALAM AUDIT

Mengapa materialitas itu penting ?


Materialitas adalah konsep penting yang mempertimbangkan aspek
kuantitatif dan kualitatif. Kedua aspek tersebut berdampak pada
pengambilan keputusan ekonomi para pengguna laporan keuangan
perusahaan.

Materialitas digunakan antara lain untuk :


Menentukan bidang-bidang laporan keuangan yang perlu di audit
Menetapkan konteks untuk strategi audit menyeluruh
Merencanakan sifat, waktu dan luas prosedur audit spesifik
Menentukan materialitas untuk golongan transaksi saldo akun atau
pengungkapan tertentu yang mengandung kesalahan penyajian
yang jumlahnya lebih rendah daripada materialitas laporan
keuangan secara keseluruhan
6

Langkah-langkah dalam menerapkan


materialitas

Langkah-langkah dalam menerapkan Materialitas :


1. Menetapkan materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan
2. Menentukan materialitas kinerja
3. Mengestimasi total salah saji dalam segmen
4. Mengestimasi salah saji gabungan
5. Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan
pertimbangan pendahuluan atau direvisi tetang
materialitas
7

RISIKO DALAM AUDIT


Model risiko audit untuk perencanaan
Standar audit mengharuskan auditor menilai lebih jauh risiko salah saji yang
material baik laporan secara keseluruhan maupun tingkat transaksi, saldo akun
khusus, dan pengungkapan dimana salah saji mungkin terjadi.

Model ini biasanya dinyatakan sbb :


PDR = AAR / IR x CR
Ket :
PDR = planned detection risk (risiko deteksi yang direncanakan)
AAR = acceptable audit risk (Risiko audit yang dapat diterima)
IR = inherent risk (risiko inheren)
CR = control risk (risiko pengendalian)
Contoh penilaian model risiko
Diketahui penilaian risiko pada siklus persediaan dan pergudangan adalah :
IR = 100%
CR = 100%
AAR = 5%
Ditanyakan : nilai risiko audit yang direncanakan ?
Jawab : Maka PDR = 0,05 / 1,0 x 1,0 =0,05 atau 5%.
Contoh tersebut adalah penilaian kuantitatif. Namun ada juga pilihan risiko audit
bersifat nonkuantitatif yaitu rendah, sedang dan tinggi untuk mengelompokkan
ukuran risiko audit.
8

JENIS-JENIS MODEL RISIKO


AUDIT
1. Risiko deteksi yang direncanakan
Risiko deteksi yang direncanakan adalah risiko bahwa bukti audit untuk
tujuan audit akan gagal mendeteksi salah saji yang melebihi materialitas
kinerja.

2. Risiko inheren
Risiko inheren mengukur penilaian auditor atas kerentanan asersi salah saji
yang material, sebelum memperhitungkan keefektifan pengendalian internal

3. Risiko pengendalian
Risiko pengendalian mengukur penilaian auditor mengenai risiko bahwa
salah saji yang material akan terjadi dan tidak dapat dicegah atau terdeteksi
secara tepat waktu oleh pengendalian internal perusahaan klien.

4. Risiko audit yang dapat diterima


Risiko audit yang dpat diterima adalah ukuran kesediaan auditor untuk
menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung salah saji yang
material setelah audit selesai dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah
dikeluarkan
9

TAHAPAN PROSES AUDIT BERBASIS


RISIKO

Anda mungkin juga menyukai