Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 7

Angoota :

Betty Anjelina Zalukhu

Nadia Yaumi Lestari

Shalihah Nur Fadilah

Ketepatan Menjelaskan Penyusunan Rencana Audit

Rencana audit dimaksudkan untuk menjamin bahwa tujuan audit tercapai secara


berkualitas, ekonomis, efisien dan efektif. Dalam merencanakan auditnya, auditor
menetapkan sasaran, ruang lingkup, metodologi, dan alokasi sumber daya. Salah satu
dokumen perencanaan audit adalah program kerja audit.

delapan tahapan dalam perencanaan audit, antara lain yaitu:

1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal

2. Memahami bisnis dan industri klien

3. Menilai risiko bisnis klien

4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan

5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit dapat diterima, serta risiko inhern

6. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian

7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan

8. Mengembangkan strategi audit dan program audit secara keseluruhan

Tahan Perencanaan Audit

1. Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal


Ada empat hal yang perlu dilakukan auditor dalam perencanaan audit awal, yaitu
sebagai berikut:
a. Memutuskan akan menerima klien baru atau melanjutkan klien lama untuk
dilakukan audit (membuat perikatan baru atau perikatan lama)
b. Mengidentifikasi mengapa klien menginginkan untuk dilakukan audit,
karena informasi ini akan mempengaruhi bagian dari proses perencanaan
selanjutnya
c. Memenuhi syarat-syarat penugasan yang ditetapkan oleh klien
d. Mengembangkan strategi audit secara keseluruhan dengan membentuk tim
yang memiliki keahlian khusus di bidangnya.

2. Memahami Bisnis dan Industri Klien


Terdapat beberapa aspek pendekatan untuk memahami bisnis dan industri klien,
antara lain:
a. Industri dan lingkungan eksternal
b. Operasi dan proses bisnis
c. Manajemen dan tata kelola
d. Strategi dan tujuan klien
e. Ukuran dan kinerja

3. Menilai Risiko Bisnis Klien


Auditor akan memeriksa dan memahami strategi bisnis yang telah dijalankan
oleh klien dan auditor akan menilai apakah ada risiko yang mungkin terjadi
dalam bisnis klien tersebut.
Apabila memang terdapat risiko dalam bisnis tersebut, maka dapat dipastikan
bahwa bisnis yang dilakukan oleh klien tersebut mengalami kegagalan dalam
pencapaian tujuan perusahaan.

4. Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan


Tujuan prosedur analitis pendahuluan terdiri atas:
a. Prosedur analitis awal
b. Prosedur analitis substantive
c. Prosedur analitis akhir
5. Menetapkan Materialitas dan Menilai Risiko Audit yang Dapat Diterima serta
Risiko Inhern
Tahapan ini terbagi menjadi dua poin, yaitu:
a. Menentukan tingkat materialitas awal
b. Mempertimbangkan risiko audit yang dapat diterima dan risiko bawaan

6. Memahami Pengendalian Internal dan Menilai Risiko Pengendalian


Setiap pengendalian internal dirancang oleh auditor untuk mencegah atau
mendeteksi terjadinya salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Lingkungan pengendalian merupakan komponen pengendalian internal yang
terdapat empat proses di dalamnya, yaitu penilaian risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.

7. Mengumpulkan Informasi untuk Menilai Risiko Kecurangan


Auditor harus mulai mengumpulkan informasi untuk menilai adanya risiko
kecurangan selama perencanaan audit berlangsung dan memperbarui penilaian
tersebut selama proses audit berlangsung.
Informasi yang terdapat dalam penilaian risiko kecurangan dapat ditemukan saat
auditor melakukan kunjungan ke perusahaan klien serta mengidentifikasi pihak-
pihak yang terkait di dalamnya.

8. Mengembangkan Strategi Audit dan Program Audit secara Keseluruhan


Dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi,
auditor dapat memilih antara dua strategi audit awal berikut:
a. Primarily subtantive approach.
b. Lower assessed level of control risk approach.

Anda mungkin juga menyukai