Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rangga Dhia Majduddin

CHAPTER 7 – Perencanaan Audit dan Materialitas

A. Perencanaan Audit
Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan perikatan dengan benar: untuk
memungkinkan auditor memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk keadaan tersebut, untuk
membantu menjaga biaya audit tetap wajar, dan untuk menghindari kesalahpahaman dengan klien.
Berikut merupakan 8 bagian penting dalam perencanaan audit, yaitu :
- Terima klien dan lakukan perencanaan audit awal
- Pahami bisnis dan industri klien
- Lakukan prosedur analitis pendahuluan
- Tetapkan penilaian awal dari materialitas dan kinerja materialitas
- Identifikasi risiko yang signifikan karena penipuan atau kesalahan
- Kaji risiko bawaan
- Pahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian
- Selesaikan secara keseluruhan audit strategi dan rencana audit

B. Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Audit


Prinsip Yang Diterapkan Dalam Rangka Mengetahui Profil, Karakteristik, Serta Pola Transaksi
Pengguna Jasa, sekurang-kurangnya memuat : Identifikasi pengguna jasa, Verifikasi pengguna jasa,
Pemantauan transaksi pengguna jasa.

C. Penerimaan Klien dan Membuat Rencana Audit Awal


Pada bagian ini terdapat empat hal utama, yaitu : Auditor memutuskan apakah akan menerima klien
baru atau terus melayani klien yang sudah ada satu, Auditor mengidentifikasi mengapa klien
menginginkan atau membutuhkan audit, Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor memperoleh
pemahaman dengan klien tentang persyaratan perjanjian, Auditor mengembangkan strategi
keseluruhan untuk audit, termasuk perikatan kepegawaian dan semua spesialis audit yang diperlukan.

D. Memahami bisnis dan industry klien


Auditor mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material, baik karena kecurangan atau
error berdasarkan atas : pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, proses bisnis dan produksi,
manejerial, tujuan dan visi misi, pengukuran dan kinerja, termasuk pengendalian internal entitas.

E. Melakukan prosedur analitik pendahuluan


Digunakan sebagai bagian dari penilaian resiko agar lebih memahami bisnis dan industri klien. Tes
pendahuluan semacam itu dapat mengungkapkan perubahan rasio yang tidak biasa dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya, atau rata-rata industri, dan membantu auditor mengidentifikasi
area yang memiliki peningkatan risiko salah saji dan membutuhkan perhatian lebih lanjut selama
audit.

F. Menentukan Materialitas
Standar audit mendefinisikan materialitas sebagai besarnya kesalahan penyajian yang secara
individual, atau kapan digabungkan dengan salah saji lain, secara wajar dapat diharapkan untuk
memengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang dibuat atas dasar laporan keuangan.
Dalam menentukan materialitas ada 5 langkah, yaitu : Atur materialitas untuk laporan keuangan
secara keseluruhan, Menentukan langkah kinerja materialitas, Perkirakan total salah saji di setiap
bagian, Perkirakan penggabungan salah saji, Bandingkan gabungan perkiraan dengan awal atau revisi
penilaian terkait materialitas

G. Menaksir salahsaji dan membandingkan dengan Pertimbangan Awal


Ada dua jenis kemungkinan salah saji. Yang pertama adalah salah saji yang timbul dari perbedaan
antara pertimbangan manajemen dan auditor tentang perkiraan saldo akun, Yang kedua adalah
proyeksi kesalahan penyajian berdasarkan pengujian auditor atas sampel dari suatu populasi.
CHAPTER 8 – Penilaian Risiko Salah Saji Material

A. Resiko Audit
Standar audit mengharuskan auditor untuk menilai risiko salah saji material di masing-masing
tingkat ini dan untuk merencanakan audit dalam menanggapi risiko yang telah dinilai, yatu : risiko
salah saji material pada laporan keuangan secara keseluruhan, risiko salah saji material pada tingkat
asersi.

B. Prosedur Penilaian Risiko Audit


Prosedur penilaian risiko meliputi: Pertanyaan dari manajemen dan pihak lain dalam entitas, Prosedur
analitis, Pengamatan dan inspeksi, Diskusi di antara anggota tim perikatan, Prosedur penilaian risiko
lainnya

C. Pertimbangan Risiko Kecurangan


Pertimbangan auditor atas risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan adalah dibuat di
tingkat laporan keuangan dan di tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan presentasi
dan pengungkapan. Penilaian risiko auditor harus berlangsung selama audit, mengingat auditor dapat
memperoleh pengetahuan dan informasi dari pelaksanaan prosedur audit yang menunjukkan
kemungkinan adanya kecurangan.

D. Identifikasi Risiko Signifikan


Sebuah risiko signifikan merupakan risiko salah saji material yang diidentifikasi dan dinilai yang dalam
pertimbangan profesional auditor, membutuhkan pertimbangan audit khusus. Yaitu : transaksi non
rutin, hal-hal yang membutuhkan keputusan yang signifikan, dan resiko fraud.

E. Model Risiko Audit


Model risiko audit membantu auditor memutuskan berapa banyak dan jenis bukti apa
terakumulasi untuk setiap tujuan audit yang relevan. Biasanya dinyatakan sebagai berikut:

Terdapat empat resiko dalam audit yaitu : resiko deteksi yang direncanakan, resiko bawaan, resiko
kontrol, risiko audit yang dapat diterima.

F. Penilaian Risko Audit berterima


Penelitian menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi risiko audit yang berterima yaitu :
sejauh mana pengguna eksternal bergantung pada pernyataan, kemungkinan klien akan memiliki
keuangan kesulitan setelah laporan audit diterbitkan, dan integritas manajemen.

G. Penilaian Risiko Bawaan


Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor utama ketika menilai risiko yang melekat: Sifat
bisnis klien, Hasil audit sebelumnya, Keterlibatan awal versus berulang, Pihak terkait, Transaksi yang
kompleks atau tidak rutin, Penilaian diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan
benar, Riasan populasi, Faktor-faktor yang terkait dengan pelaporan keuangan yang mengandung
kecurangan, Faktor yang terkait dengan penyalahgunaan aset.

H. Hubungan Risiko dan Bukti Audit


Semakin rendah resiko audit, maka bukti audit akan semakin banyak. Begitu pula sebaliknya

Anda mungkin juga menyukai