A. Perencanaan Audit
Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan perikatan dengan benar: untuk
memungkinkan auditor memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk keadaan tersebut, untuk
membantu menjaga biaya audit tetap wajar, dan untuk menghindari kesalahpahaman dengan klien.
Berikut merupakan 8 bagian penting dalam perencanaan audit, yaitu :
- Terima klien dan lakukan perencanaan audit awal
- Pahami bisnis dan industri klien
- Lakukan prosedur analitis pendahuluan
- Tetapkan penilaian awal dari materialitas dan kinerja materialitas
- Identifikasi risiko yang signifikan karena penipuan atau kesalahan
- Kaji risiko bawaan
- Pahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian
- Selesaikan secara keseluruhan audit strategi dan rencana audit
F. Menentukan Materialitas
Standar audit mendefinisikan materialitas sebagai besarnya kesalahan penyajian yang secara
individual, atau kapan digabungkan dengan salah saji lain, secara wajar dapat diharapkan untuk
memengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang dibuat atas dasar laporan keuangan.
Dalam menentukan materialitas ada 5 langkah, yaitu : Atur materialitas untuk laporan keuangan
secara keseluruhan, Menentukan langkah kinerja materialitas, Perkirakan total salah saji di setiap
bagian, Perkirakan penggabungan salah saji, Bandingkan gabungan perkiraan dengan awal atau revisi
penilaian terkait materialitas
A. Resiko Audit
Standar audit mengharuskan auditor untuk menilai risiko salah saji material di masing-masing
tingkat ini dan untuk merencanakan audit dalam menanggapi risiko yang telah dinilai, yatu : risiko
salah saji material pada laporan keuangan secara keseluruhan, risiko salah saji material pada tingkat
asersi.
Terdapat empat resiko dalam audit yaitu : resiko deteksi yang direncanakan, resiko bawaan, resiko
kontrol, risiko audit yang dapat diterima.