Anda di halaman 1dari 3

Perencanaan

Audit

01 Perencanaan
Perencanaan suatu audit mencakup penetapan strategi audit
secara keseluruhan untuk perikatan (penugasan) audit dan •
02 Penerimaan Klien
Penerimaan klien baru dan melanjutkan klien lama,
pengembangan rencana audit. yaitu dengan menginvestigasi klien baru atau
Tahap perencanaan pertimbangan auditor tentang keberlanjutan hubungan
dengan klien.
1. Penerimaan klien baru dan pembuatan rencana awal audit.
• Mengidentifikasi alasan klien minta diaudit.
2.Memperoleh pemahaman bisnis dan bidang usaha klien.
3. Menilai risiko bisnis klien.
• Mendapatkan kesepemahaman dengan klien, bahwa
4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan. auditor harus menyepakati ketentuan perikatan audit
5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit. dengan manajemen atau pihak yang bertanggungjawab
6. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko atas tata kelola entitas (jika relevan).
pengendalian. • Menilai strategi audit menyeluruh, harus
7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko mempertimbangkan sifat bidang usaha klien, termasuk
kecurangan. juga mempertimbangkan area- area risiko terjadinya
8.Menyusun strategi audit keseluruhan kesalahan penyajian signifikan.
dan program audit.
Melakukan prosedur analitis
Menilai resiko bisnis klien Auditor melakukan prosedur analitis pendahuluan
untuk mendapat pemahaman yang lebih baik tentang
Standar auditing (SA 315.11) menyatakan bahwa auditor
bisnis klien dan menilai risiko bisnis 
harus memperoleh pemahaman atas entitas dan
lingkungannya. Sifat bisnis dan bidang usaha klien
mempengaruhi risiko bisnis klien dan risiko terjadinya
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan.
(Risiko bisnis klien adalah risiko klien mengalami
kegagalan dalam mencapai tujuannya. Hal ini akan
dibahas kemudian dalam bab ini). Sistem stratejik untuk
memahami bisnis dan bidang usaha klien terbagi
menjadi lima, yaitu Bidang Usaha dan Lingkungan
Eksternal Klien, Operasi Bisnis dan Proses, Manajemen
dan Tata Kelola, Tujuan Strategi Klien , dan Pengukuran
Kinerja.

Memahami bisnis dan usaha klien


Auditor menggunakan pengetahuan dari pemahaman
strategis atas bisnis dan industri klien untuk menilai risiko
bisnis klien 
Lima Tipe Prosedur Analitis dan Rasio-Rasio Keuangan yang Lazim Digunakan

Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor yang mengembangkan
ekspektasi tentang harus seperti apa suatu saldo akun/rasio, apapun tipe prosedur analitis yang
digunakan. Dalam prosedur analitis, auditor membandingkan data klien dengan:
 Membandingkan Data Klien Dengan Data Industry.
 Membandingkan Data Klien Dengan Data Serupa Dari Tahun Sebelumnya.
 Membandingkan Data Klien Dengan Harapan Yang Dibuat Klien.
 Membandingkan Data Klien Dengan Ekspektasi Auditor.
 Membandingkan Data Klien Dengan Taksiran Hasil Dengan Menggunakan Data Nonkeuangan.
Prosedur analitis yang digunakan auditor seringkali berupa pemakaian rasio-rasio keuangan pada tahap
perencanaan dan tahap review akhir dari suatu audit laporan keuangan. Berikut merupakan rasio
keuangan yang lazim digunakan :
 Kemampuan membayar kewajiban jangka pendek : Rasio kas, cepat dan lancar
 Rasio-rasio aktivitas likuiditas : Rasio perputaran piutang usaha, hari pengumpulan piutang,
perputaran persediaan, hari penjualan persediaan.
 Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka Panjang : Rasio kewajiban berbanding ekuitas, laba
operasi berbanding beban bunga.
 Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang : Rasio laba per lembar saham, persentase
laba kotor, marjin laba, laba berbanding asset.

Anda mungkin juga menyukai