TEORI AKUNTANSI
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Ambrosius Christofer Toding Batara (21 / 2007531107)
Cindy Valentina (22 / 2007531108)
Bintang Syakirah (23 / 2007531129)
Angelina Natalia Mbooh (24 / 2007531131)
Mutiara Diva Ramadhani (25 / 2007531153)
Dosen Pengampu:
Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E., MSi. Ak,
1
transaksi, dan lain-lain. Faktor ini adalah untuk membantu memberikan gambaran nyata
atau realita yang tersaji dalam informasi akuntansi. Kualitas informasi akuntansi menjadi
reability jika memenuhi unsur :
Lengkap (Completeness) – Laporan keuangan tidak boleh mengecualikan transaksi
apa pun dan semua informasi yang penting tersaji sesuai kriteria penyajian secara
wajar
Netral (Neutrality) – Informasi laporan keuangan tidak dibuat atas dasar kepentingan
salah satu pihak. Baik eksternal maupun Internal
Bebas dari kesalahan (Free from error) – Sejauh mana informasi bebas dari kesalahan.
2. Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi Sekunder
Karakteristik kualitas informasi akuntansi sekunder adalah sebagai penunjang dalam
mempengaruhi seberapa bergunanya informasi yang tersaji. Berikut adalah empat macam
karakteristik kualitas informasi akuntansi sekunder:
1) Dapat diverifikasi (Verifiability)
Laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh akuntan-akuntan lain dengan metode-
metode yang sama, dapat diuji. Sebagai contoh, informasi akuntansi yang disajikan dalam
laporan keuangan dianggat dapat diverifikasi jika dua akuntan independen (misalnya
akuntan publik atau auditor) dapat menyimpulkan berdasarkan verifikasi mereka bahwa
transaksi dan keadaan yang terjadi terefleksi secara adil.
2) Ketepatan waktu (Timeliness)
Ketepatan waktu adalah seberapa cepat informasi tersedia bagi pengguna informasi
akuntansi. menyajikan informasi akuntansi tidak tepat waktu menjadikan informasi yang
kurang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Hal ini penting untuk informasi
akuntansi karena bersaing dengan informasi lainnya.
Sebagai contoh, jika perusahaan mengeluarkan laporan keuangannya lebih dari
setahun setelah periode akunting, pengguna laporan keuangan akan kesulitan untuk
menentukan seberapa baik kinerja perusahaan saat ini.
3) Dapat dipahami (Understandability)
Understandability adalah sejauh mana informasi yang ada dapat dipahami. Saat ini,
laporan tahunan perusahaan biasanya berisi lebih dari 100 halaman, dengan kualitas
informasi menyeluruh. Informasi yang dapat dimengerti oleh pengguna harus ada dalam
laporan keuangan tersebut. Bagi perusahaan yang berkinerja buruk, adalah hal biasa
2
menggunakan banyak istilah dan kalimat yang sulit dimengerti dalam laporan tahunannya
sebagai upaya untuk menyamarkan kinerja yang buruk.
4) Komparatif (Comparability)
Comparability adalah sejauh mana standar dan kebijakan akuntansi diterapkan secara
konsisten dari satu periode ke periode lainnya. Laporan keuangan yang dapat
dibandingkan harus sesuai dengan standar dan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan
apa yang diterapkan sepanjang periode akuntansi.
Hal ini memungkinkan pengguna untuk menarik kesimpulan yang mendalam tentang
tren dan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Selain itu, komparabilitas juga mengacu
pada kemampuan untuk memudahkan membandingkan laporan keuangan perusahaan kita
dengan perusahaan lain.
3
a) Kerangka konseptual akuntansi dibutuhkan oleh badan-badan pembuat standar (termasuk
IASB sendiri) sebagai pedoman dalam mengembangkan dan menerbitkan standar
akuntansi baru.
b) Kerangka konseptual akuntansi dibutuhkan ketika terdapat peristiwa-peristiwa ekonomi
yang perlakuan akuntansinya belum diatur dalam standar-standar akuntansi yang ada.
c) Kerangka konseptual akuntansi membantu berbagai pihak dalam memahami dan
menginterpretasi standar-standar akuntansi yang ada.
2. Perkembangan Kerangka Konseptual Akuntansi
Kerangka konseptual akuntansi pertama kali dikembangkan oleh International
Accounting Standards Committee (IASC) atau Komite Standar Akuntansi Internasional
(organisasi pendahulu IASB). Kerangka konseptual tersebut diterbitkan pada tahun 1989
dengan nama Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements. Di
dalamnya, kerangka konseptual mengatur mengenai: 1) tujuan laporan keuangan, 2)
karakteristik kualitatif yang menentukan tingkat kegunaan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan, 3) definisi, pengakuan, dan pengukuran elemen-elemen laporan keuangan,
dan 4) konsep modal dan pemeliharaan modal.
Pada saat perubahan organisasi dari IASC ke IASB pada tahun 2001, kerangka
konseptual 1989 tetap diadopsi sebagai kerangka konseptual acuan dalam mengembangkan
International Financial Reporting Standards (IFRS) atau Standar Akuntansi Keuangan
Internasional (SAKI) baru.
Pada tahun 2010, Framework for the Preparation and Presentation of Financial
Statements tahun 1989 diganti dengan Conceptual Framework for Financial Reporting 2010.
Kerangka konseptual terbaru tersebut merupakan hasil kerja sama antara IASB dengan FASB
(Amerika Serikat) dalam upaya konvergensi standar akuntansi IFRS (IASB) dan GAAP
(Amerika Serikat).
Pada tahun 2018, IASB kembali merevisi kerangka konseptual yang sebelumnya
Conceptual Framework for Financial Reporting 2010 menjadi Conceptual Framework for
Financial Reporting 2018. Revisi kerangka konseptual dilakukan karena versi 2010 dianggap
masih belum sempurna dan butuh perbaikan serta penyempurnaan. Penyempurnaan kerangka
konseptual dianggap sebagai agenda prioritas. Penyempurnaan yang dilakukan pada kerangka
konseptual 2018 antara lain mengisi kekosongan-kekosongan, memperbarui, serta
mengklarifikasi konsep-konsep pada kerangka konseptual 2010.
4
3. Tinjauan Kerangka Konseptual
3 Tingkatan :
Tingkat pertama: Tujuan dasar
Memberikan informasi tentang Pelaporan Entitas yang berguna untuk menyajikan dan
potensi ekuitas investor, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya dalam kapasitas mereka
sebagai penyedia modal.
Tingkat kedua: Karakteristik kualitatif dan elemen-elemen dasar
IASB mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi yang membedakan
yang lebih baik (lebih bermanfaat) dari informasi yang rendah (kurang bermanfaat),
informasi ditujukan untuk pengambilan keputusan.
5
C. Publikasi FASB Sebagai Pembanding
Kerangka konseptual merupakan acuan utama dalam pengembangan standar akuntansi
baik oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) maupun oleh IASB. Dengan
diadopsinya IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh banyak negara,termasuk
indonesia, maka pemahaman mengenai perbedaan antara kerangka konseptual IASB dan
FASB menjadi penting.
Upaya FASB untuk mengembangkan kerangka konseptual telah menghasilkan 8
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC), yaitu
1. SFAC No.1 - Objectives of financial reporting by business enterprises (1978)
2. SFAC No.2 - Qualitative characteristics of useful accounting information (1980)
3. SFAC No.3 - Elements of financial statements of business enterprices (1980)
4. SFAC No.4 - Objectives of financial reporting by nonbusiness organization (1980)
5. SFAC No.5 - Recognition and measurement in financial statement on business enter-
prises (1984)
6. SFAC No.6 - Elements of Financial Statements (1985).
7. SFAC No.7 - Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements (2000).
8. SFAC No.8 - Conceptual Framework for Financial Reporting Chapter 1, The
Objective of General Purpose Financial Reporting, and Chapter 3, Qualitative
Characteristics of Useful Financial Information (2010).
Hasil pembandingan menunjukkan bahwa secara substansial tidak ada perbedaan yang
signifikan. Pembandingan yang menekankan pada aspek tujuan pelaporan keuangan dan
karakteristik kualitatif informasi keuangan menemukan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh
kedua dokumen relatif sama, nyaris tidak ada perbedaan.
Temuan lain adalah bahwa karakteristik kualitatif pada dokumen tersebut secara garis
besar sama. Perbedaan hanya terjadi pada poin materialitas. Pada ED-IASB, materialitas
dianggap sebagai salah satu pervasive constraints, sedangkan dalam Statement of Financial
Accounting Concepts (SFAC) No.8 letaknya lebih didekatkan pada relevansi. Temuan terakhir
adalah bahwa ED-IASB mempertimbangkan beberapa other qualitative characteristics
sebagai upaya untuk meningkatkan decision usefulness, yaitu transparency, true and fair value,
credibility, internal consistency, dan high quality.
6
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Priharto, Sugi. 2018. Mengenal Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi. Cpssoft. Diakses
tanggal 17 September 2022 pada https://cpssoft.com/blog/akuntansi/karakteristik-
kualitas-informasi-akuntansi/
Kieso, Donald E. and Weygandt, Jerry J. (2006). Intermediate Accounting. 12th Ed. New
York: John Wiley & Sons
Krismiaji. 2010. ANALISIS KOMPARASI RERANGKA KONSEPTUAL FASB VERSUS
IASB. Jurnal Wahana Vol 13 No 2. https://doi.org/10.35591/wahana.v13i2
http://jurnalwahana.aaykpn.ac.id/wahana/article/view/39