Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI KULIAH

TEORI AKUNTANSI

MEMAHAMI KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI AKUNTANSI

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Ambrosius Christofer Toding Batara (21 / 2007531107)
Cindy Valentina (22 / 2007531108)
Bintang Syakirah (23 / 2007531129)
Angelina Natalia Mbooh (24 / 2007531131)
Mutiara Diva Ramadhani (25 / 2007531153)

Dosen Pengampu:
Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E., MSi. Ak,

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
PETA KONSEP
PEMBAHASAN
Memahami Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

A. Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi


Penyajian laporan akuntansi untuk investor, kreditur, dan para pemangku kepentingan
lainnya menciptakan karakteristik kualitas Informasi akuntansi dasar yang harus diterapkan
dalam setiap laporan akuntansi. Karakteristik kualitas informasi akuntansi adalah hal penting
karena memudahkan manajemen perusahaan dan investor untuk menggunakan laporan tersebut
untuk membuat keputusan yang tepat.
Ada enam karakteristik informasi akuntansi. Dua dari enam karakteristik kualitas adalah
hal yang fundamental (harus ada), sementara empat juga penting sebagai penunjang pada setiap
laporan Akuntansi agar sesuai standar akuntansi yang berlaku.
1. Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi Dasar
Karakteristik kualitas informasi akuntansi dasar harus ada dalam setiap informasi akuntasi.
Hal ini bermanfaat sebagai point penting dalam mengambil keputusan. Dua karakteristik
kualitas informasi akuntansi dasar yang utama adalah : Relevan dan dapat diuji (Realibilitas).
1) Relevansi (Relevance)
Relevansi mengacu pada seberapa membantu informasi akuntansi tersebut untuk
proses pengambilan keputusan keuangan. Kualitas informasi akuntansi menjadi relevan
jika memenuhi unsur :
 Predictive Value : membantu memprediksi hasil-hasil yang akan diperoleh di masa-
masa yang akan datang.
 Confirmatory Value : membantu mengkonfirmasi kebenaran ekpektasi sebelumnya.
Informasi akuntansi akan menjadi relevan jika dapat memberikan informasi yang
bermanfaat tentang peristiwa di masa lalu dan membantu memprediksi peristiwa masa
depan Hal ini penting dalam mengambil tindakan untuk menghadapi kemungkinan yang
terjadi di masa depan.
Sebagai contoh, perusahaan yang mengalami penjualan yang besar dalam kuartal
pertama dan menyajikan laporan ini kepada kreditur. Laporan yang relevan membantu
pengambilan keputusan para kreditur untuk memperbesar nilai kredit bagi perusahaan.
2) Dapat diuji (Realibilitas)
Realibilitas juga dikenal sebagai keandalan. Hal ini menunjukan sejauh mana
informasi secara akurat mencerminkan sumber daya perusahaan, perputaran modal,

1
transaksi, dan lain-lain. Faktor ini adalah untuk membantu memberikan gambaran nyata
atau realita yang tersaji dalam informasi akuntansi. Kualitas informasi akuntansi menjadi
reability jika memenuhi unsur :
 Lengkap (Completeness) – Laporan keuangan tidak boleh mengecualikan transaksi
apa pun dan semua informasi yang penting tersaji sesuai kriteria penyajian secara
wajar
 Netral (Neutrality) – Informasi laporan keuangan tidak dibuat atas dasar kepentingan
salah satu pihak. Baik eksternal maupun Internal
 Bebas dari kesalahan (Free from error) – Sejauh mana informasi bebas dari kesalahan.
2. Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi Sekunder
Karakteristik kualitas informasi akuntansi sekunder adalah sebagai penunjang dalam
mempengaruhi seberapa bergunanya informasi yang tersaji. Berikut adalah empat macam
karakteristik kualitas informasi akuntansi sekunder:
1) Dapat diverifikasi (Verifiability)
Laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh akuntan-akuntan lain dengan metode-
metode yang sama, dapat diuji. Sebagai contoh, informasi akuntansi yang disajikan dalam
laporan keuangan dianggat dapat diverifikasi jika dua akuntan independen (misalnya
akuntan publik atau auditor) dapat menyimpulkan berdasarkan verifikasi mereka bahwa
transaksi dan keadaan yang terjadi terefleksi secara adil.
2) Ketepatan waktu (Timeliness)
Ketepatan waktu adalah seberapa cepat informasi tersedia bagi pengguna informasi
akuntansi. menyajikan informasi akuntansi tidak tepat waktu menjadikan informasi yang
kurang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Hal ini penting untuk informasi
akuntansi karena bersaing dengan informasi lainnya.
Sebagai contoh, jika perusahaan mengeluarkan laporan keuangannya lebih dari
setahun setelah periode akunting, pengguna laporan keuangan akan kesulitan untuk
menentukan seberapa baik kinerja perusahaan saat ini.
3) Dapat dipahami (Understandability)
Understandability adalah sejauh mana informasi yang ada dapat dipahami. Saat ini,
laporan tahunan perusahaan biasanya berisi lebih dari 100 halaman, dengan kualitas
informasi menyeluruh. Informasi yang dapat dimengerti oleh pengguna harus ada dalam
laporan keuangan tersebut. Bagi perusahaan yang berkinerja buruk, adalah hal biasa

2
menggunakan banyak istilah dan kalimat yang sulit dimengerti dalam laporan tahunannya
sebagai upaya untuk menyamarkan kinerja yang buruk.
4) Komparatif (Comparability)
Comparability adalah sejauh mana standar dan kebijakan akuntansi diterapkan secara
konsisten dari satu periode ke periode lainnya. Laporan keuangan yang dapat
dibandingkan harus sesuai dengan standar dan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan
apa yang diterapkan sepanjang periode akuntansi.
Hal ini memungkinkan pengguna untuk menarik kesimpulan yang mendalam tentang
tren dan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Selain itu, komparabilitas juga mengacu
pada kemampuan untuk memudahkan membandingkan laporan keuangan perusahaan kita
dengan perusahaan lain.

B. Kerangka Konseptual IASB


Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield, suatu kerangka konseptual “establishes the
concepts that underlie financial reporting”. Sementara, di dalam Conceptual Framework for
Financial Reporting 2018 dijelaskan bahwa: “The Conceptual Framework for Financial
Reporting (Conceptual Framework) describes the objective of, and the concepts for, general
purpose financial reporting”.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kerangka konseptual akuntansi
merupakan sekumpulan konsep-konsep yang mendasari pelaporan keuangan. Yang dimaksud
konsep-konsep dasar pelaporan keuangan yaitu gagasan-gagasan serta ide mengenai apa yang
seharusnya dilaporkan dalam laporan keuangan serta bagaimana melaporkannya. Kumpulan
gagasan dan ide-ide tersebut menjadi pedoman dalam menentukan informasi-informasi apa
saja yang perlu disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum (general-purpose financial
statements).
Kerangka konseptual akuntansi (Conceptual Framework for Financial Reporting 2018)
diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) atau Dewan Standar
Akuntansi Internasional. Kerangka konseptual yang diterbitkan oleh IASB kemudian diadopsi
oleh badan-badan standar akuntansi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
1. Kebutuhan Kerangka Konseptual Akuntansi
Terdapat beberapa alasan mengapa suatu kerangka konseptual akuntansi tetap dibutuhkan
yaitu :

3
a) Kerangka konseptual akuntansi dibutuhkan oleh badan-badan pembuat standar (termasuk
IASB sendiri) sebagai pedoman dalam mengembangkan dan menerbitkan standar
akuntansi baru.
b) Kerangka konseptual akuntansi dibutuhkan ketika terdapat peristiwa-peristiwa ekonomi
yang perlakuan akuntansinya belum diatur dalam standar-standar akuntansi yang ada.
c) Kerangka konseptual akuntansi membantu berbagai pihak dalam memahami dan
menginterpretasi standar-standar akuntansi yang ada.
2. Perkembangan Kerangka Konseptual Akuntansi
Kerangka konseptual akuntansi pertama kali dikembangkan oleh International
Accounting Standards Committee (IASC) atau Komite Standar Akuntansi Internasional
(organisasi pendahulu IASB). Kerangka konseptual tersebut diterbitkan pada tahun 1989
dengan nama Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements. Di
dalamnya, kerangka konseptual mengatur mengenai: 1) tujuan laporan keuangan, 2)
karakteristik kualitatif yang menentukan tingkat kegunaan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan, 3) definisi, pengakuan, dan pengukuran elemen-elemen laporan keuangan,
dan 4) konsep modal dan pemeliharaan modal.
Pada saat perubahan organisasi dari IASC ke IASB pada tahun 2001, kerangka
konseptual 1989 tetap diadopsi sebagai kerangka konseptual acuan dalam mengembangkan
International Financial Reporting Standards (IFRS) atau Standar Akuntansi Keuangan
Internasional (SAKI) baru.
Pada tahun 2010, Framework for the Preparation and Presentation of Financial
Statements tahun 1989 diganti dengan Conceptual Framework for Financial Reporting 2010.
Kerangka konseptual terbaru tersebut merupakan hasil kerja sama antara IASB dengan FASB
(Amerika Serikat) dalam upaya konvergensi standar akuntansi IFRS (IASB) dan GAAP
(Amerika Serikat).
Pada tahun 2018, IASB kembali merevisi kerangka konseptual yang sebelumnya
Conceptual Framework for Financial Reporting 2010 menjadi Conceptual Framework for
Financial Reporting 2018. Revisi kerangka konseptual dilakukan karena versi 2010 dianggap
masih belum sempurna dan butuh perbaikan serta penyempurnaan. Penyempurnaan kerangka
konseptual dianggap sebagai agenda prioritas. Penyempurnaan yang dilakukan pada kerangka
konseptual 2018 antara lain mengisi kekosongan-kekosongan, memperbarui, serta
mengklarifikasi konsep-konsep pada kerangka konseptual 2010.

4
3. Tinjauan Kerangka Konseptual

3 Tingkatan :
 Tingkat pertama: Tujuan dasar
Memberikan informasi tentang Pelaporan Entitas yang berguna untuk menyajikan dan
potensi ekuitas investor, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya dalam kapasitas mereka
sebagai penyedia modal.
 Tingkat kedua: Karakteristik kualitatif dan elemen-elemen dasar
IASB mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi yang membedakan
yang lebih baik (lebih bermanfaat) dari informasi yang rendah (kurang bermanfaat),
informasi ditujukan untuk pengambilan keputusan.

 Tingkat ketiga: Pengakuan (recognition), Pengukuran (measurement), dan Konsep


Pengungkapan (disclosure concepts)
Konsep-konsep ini menjelaskan bagaimana perusahaan harus mengenali, mengukur, dan
melaporkan elemen keuangan dari setiap kejadian.

5
C. Publikasi FASB Sebagai Pembanding
Kerangka konseptual merupakan acuan utama dalam pengembangan standar akuntansi
baik oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) maupun oleh IASB. Dengan
diadopsinya IFRS (International Financial Reporting Standards) oleh banyak negara,termasuk
indonesia, maka pemahaman mengenai perbedaan antara kerangka konseptual IASB dan
FASB menjadi penting.
Upaya FASB untuk mengembangkan kerangka konseptual telah menghasilkan 8
Statement of Financial Accounting Concept (SFAC), yaitu
1. SFAC No.1 - Objectives of financial reporting by business enterprises (1978)
2. SFAC No.2 - Qualitative characteristics of useful accounting information (1980)
3. SFAC No.3 - Elements of financial statements of business enterprices (1980)
4. SFAC No.4 - Objectives of financial reporting by nonbusiness organization (1980)
5. SFAC No.5 - Recognition and measurement in financial statement on business enter-
prises (1984)
6. SFAC No.6 - Elements of Financial Statements (1985).
7. SFAC No.7 - Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements (2000).
8. SFAC No.8 - Conceptual Framework for Financial Reporting Chapter 1, The
Objective of General Purpose Financial Reporting, and Chapter 3, Qualitative
Characteristics of Useful Financial Information (2010).
Hasil pembandingan menunjukkan bahwa secara substansial tidak ada perbedaan yang
signifikan. Pembandingan yang menekankan pada aspek tujuan pelaporan keuangan dan
karakteristik kualitatif informasi keuangan menemukan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh
kedua dokumen relatif sama, nyaris tidak ada perbedaan.
Temuan lain adalah bahwa karakteristik kualitatif pada dokumen tersebut secara garis
besar sama. Perbedaan hanya terjadi pada poin materialitas. Pada ED-IASB, materialitas
dianggap sebagai salah satu pervasive constraints, sedangkan dalam Statement of Financial
Accounting Concepts (SFAC) No.8 letaknya lebih didekatkan pada relevansi. Temuan terakhir
adalah bahwa ED-IASB mempertimbangkan beberapa other qualitative characteristics
sebagai upaya untuk meningkatkan decision usefulness, yaitu transparency, true and fair value,
credibility, internal consistency, dan high quality.

6
KESIMPULAN

Karakteristik kualitas informasi akuntansi adalah hal penting untuk memudahkan


manajemen perusahaan dan investor untuk menggunakan laporan tersebut untuk membuat
keputusan yang tepat. Ada enam karakteristik informasi akuntansi. yaitu relevan (Relevance),
dapat diuji (Realibilitas), dapat diverifikasi (Verifiability), dapat dipahami (Understandability),
ketepatan waktu (Timeliness), dan komparatif (Comparability).
Kerangka konseptual akuntansi merupakan sekumpulan konsep-konsep yang
mendasari pelaporan keuangan. Kerangka konseptual akuntansi dibutuhkan oleh badan-badan
pembuat standar sebagai pedoman dalam mengembangkan dan menerbitkan standar akuntansi
baru, dibutuhkan ketika terdapat peristiwa-peristiwa ekonomi yang perlakuan akuntansinya
belum diatur dalam standar-standar akuntansi yang ada, dan membantu berbagai pihak dalam
memahami dan menginterpretasi standar-standar akuntansi yang ada.
Kerangka konseptual akuntansi (Conceptual Framework for Financial Reporting 2018)
diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) atau Dewan Standar
Akuntansi Internasional. Hasil pembandingan menunjukkan bahwa secara substansial tidak
ada perbedaan yang signifikan pada kerangka konseptual IASB dan FASB.

DAFTAR PUSTAKA
Priharto, Sugi. 2018. Mengenal Karakteristik Kualitas Informasi Akuntansi. Cpssoft. Diakses
tanggal 17 September 2022 pada https://cpssoft.com/blog/akuntansi/karakteristik-
kualitas-informasi-akuntansi/
Kieso, Donald E. and Weygandt, Jerry J. (2006). Intermediate Accounting. 12th Ed. New
York: John Wiley & Sons
Krismiaji. 2010. ANALISIS KOMPARASI RERANGKA KONSEPTUAL FASB VERSUS
IASB. Jurnal Wahana Vol 13 No 2. https://doi.org/10.35591/wahana.v13i2
http://jurnalwahana.aaykpn.ac.id/wahana/article/view/39

Anda mungkin juga menyukai