Anda di halaman 1dari 12

TEORI AKUNTANSI

TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Oleh:
Kelompok 2

M. Sultan (2007531007)
Risma Julkismaya (2007531008)
Desak Putu Devi Damayanti (2007531014)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si., Ak. CA.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
DAFTAR ISI

TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN ................................................................................... 1


DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2
ISI........................................................................................................................................... 3
1. Kerangka Konseptual IASB........................................................................................ 3
1.1 Kerangka Konseptual IASB................................................................................. 3
1.2 Kerangka Konseptual International Financial Reporting Standards (IFRS) ...... 3
1.3 Karakteristik Kualitatif ....................................................................................... 4
1.4 Elemen Laporan Keuangan ................................................................................. 4
1.5 Asumsi Dasar ....................................................................................................... 4
1.6 Prinsip .................................................................................................................. 5
1.7 Constrain (Kendala)............................................................................................. 5
1.8 Tujuan Pelaporan Keuangan Menurut IASB ...................................................... 6
2. Publikasi FASB sebagai Pembanding. ........................................................................... 6
2.1 Tujuan Pelaporan Keuangan FASB..................................................................... 6
2.2 Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan.............................................................. 7
2.3 Karakteristik dan Keterbatasan Informasi.......................................................... 7
2.4 Fokus atau Cakupan Informasi............................................................................ 8
2.5 Isi Tujuan Pelaporan............................................................................................ 9
2.6 Teori dibalik Tujuan Pelaporan FASB .............................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12
ISI

1. Kerangka Konseptual IASB


1.1 Kerangka Konseptual IASB
International Accounting Standard Board (IASB) merupakan suatu lembaga
independen pembentuk International Financial Reporting Standard (IFRS) yang
berlokasi di London, Inggris.
Kerangka kerja IASB untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan,
menetapkan konsep-konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan (misalnya objektif, asumsi, karakteristik, definisi, dan kriteria y ang
mengelola pelaporan keuangan). Oleh karena itu, Kerangka sering menunjukkan
pada kerangka kerja konseptual.
Kerangka berkaitan dengan
1) Objektif dari laporan keuangan
2) Asumsi yang mendasari
3) Karakteristik kualitatif yang menetapkan manfaat informasi di dalam
laporan keuangan
4) Definisi, pengakuan, dan pengukuran elemen yang berasal dari mana
laporan keuangan disusun
5) Konsep-konsep modal dan pengelolaan modal.

1.2 Kerangka Konseptual International Financial Reporting Standards (IFRS)


Kerangka konseptual IFRS dibentuk oleh badan IASB dengan tujuan untuk
menetapkan konsep-konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Rerangka konseptual bukanlah suatu standar atau yang memaksakan
standar. Ankarath, et al., (2012) memaparkan bahwa terdapat beberapa tujuan
dalam pembentukan rerangka konseptual, yaitu sebagai berikut.
1) Sebagai pedoman bagi IASB untuk pembentukan standar yang baru
atau merevisi standar yang telah ada.
2) Sebagai pedoman bagi penentuan standar nasional yang masih mengacu
dan konsisten dengan prinsip-prinsip international.
3) Sebagai alat bantu dalam penyusunan laporan keuangan yang
mengaplikasikan standar dan memberlakukan topik-topik yang tidak
dijelaskan oleh standar.

1.3 Karakteristik Kualitatif


1) Relevance (Relevan)
2) Faithful Representation (Penyajian yang Tepat)
3) Neutral (Netral)
4) Free from Error (Bebas dari Kesalahan)
5) Comparability (Keterbandingan)
6) Understandability (Dapat Dipahami)
7) Verifiability (Dapat Dibuktikan)
8) Timeliness (Tepat Waktu)
1.4 Elemen Laporan Keuangan
Elemen yang berkaitan langsung dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba
rugi adalah penghasilan dan biaya. Adapun elemen-elemen dari laporan keuangan
adalah sebagai berikut (IASB, 2010).
1) Asset (Aset)
2) Liability (Kewajiban)
3) Equity (Ekuitas)
4) Income (Penghasilan)
5) Expenses (Beban)
6) Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal

1.5 Asumsi Dasar


Ankarath, et al., (2012) memaparkan bahwa ada dua asumsi yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan, yaitu sebagai berikut.
1) Basis Akrual (Accrual Basis)
2) Going Concern (Kelangsungan Hidup)
1.6 Prinsip
Pengakuan adalah proses menggabungkan item dalam laporan posisi keuangan
atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi sebagai elemen dan memenuhi
kriteria pengakuan yang ditetapkan. Pengakuan yang diterapkan dalam elemen
laporan keuangan adalah sebagai berikut (IASB, 2010).
1) Pengakuan aset
2) Pengakuan kewajiban
3) Pengakuan penghasila
4) Pengakuan beban
Selain pengakuan elemen laporan keuangan, pengukuran elemen
keuangan juga merupakan hal yang penting. Adapun beberapa dasar
pengukuran yang digunakan untuk mengukur elemen laporan keuangan adalah
sebagai berikut (IASB, 2010).
1) Historical Cost (Biaya Historis)
2) Fair Value (Nilai Wajar)
3) Realizable/ Settlement Value (Nilai Realisasi/ Penyelesaian)
4) Present Value (Nilai Sekarang)
1.7 Constrain (Kendala)
Dua kendala yang ada dalam rerangka konseptual adalah sebagai
berikut (IASB, 2010).
Balance between cost and benefit (Keseimbangan antara biaya dan
manfaat)
Pelaporan informasi keuangan menimbulkan biaya dan yang terpenting
bahwa biaya tersebut benar-benar untuk memperoleh manfaat dari pelaporan
informasi tersebut.
Balance between qualitative characteristic (Keseimbangan antara
karakteristik kualitatif)
Karakteristik kualitatif pendukung harus dimaksimalkan sejauh
mungkin. Namun, dalam peningkatan karakteristik kualitatif pendukung, baik
secara individu maupun kelompok, tidak dapat membuat informasi tersebut
berguna jika informasi tersebut tidak relevan atau tidak disajikan dengan tepat.
1.8 Tujuan Pelaporan Keuangan Menurut IASB
Tujuan dari pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah untuk
menyediakan informasi keuangan mengenai entitas pelapor yang berguna untuk
investor yang sudah ada dan valon investor, pemberi pinjaman dan kreditur dalam
membuat keputusan yang berkaitan dengan menyediakan sumber daya untuk
entitas. Keputusan tersebut melibatkan keputusan tentang:
a) membeli, menjual, atau memegang instrument ekuitas dan hutang.
b) menyediakan atau menyelesaikan pinjaman dan bentuk kredit lain.
c) menggunakannya hak untuk memilih, atau dengan cara lain mempengaruhi
tindakan manajemen yang memengaruhi penggunaan sumber daya entitas.
Laporan keuangan untuk tujuan umum tidak dirancang untuk menunjukkan
nilai entitas pelapor, tetapi menyediakan informasi untuk membantu investor dan
calon investor, pemberi pinjaman, dan kreditur lain memperkirakan nilai dari
entitas pelapor

2. Publikasi FASB sebagai Pembanding.


2.1 Tujuan Pelaporan Keuangan FASB
Sebagai suatu "konstitusi," tujuan pelaporan keuangan merupakan landasan
penting dalam suatu rerangka konseptual. Perekayasaan pelaporan keuangan
dimulai dari penetapan tujuan pelaporan. Sama dengan tujuan Komite Trueblood,
FASB menyatakan secara umum tujuan peleporan yaitu "to provide information,
that is useful in making business and economic decision." Dengan tujuan ini
tersirat bahwa sasaran pelaporan adalah para pelaku dalam dunia bisnis dan
perekonomian suatu negara. FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan
pada tiga aspek landasan pikiran yaitu bahwa:
➢ Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum,
politis, dan sosial tempat akuntasi diterapkan.
➢ Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi
yang dapat disampaikan melalui mekanisma pelaporan keuangan.
➢ Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu
umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin
dipenuhi kebutuhan informasionalnya.
2.2 Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan
FASB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat steril (immutable) dari
lingkungan penerapan pelaporan keuangan. Ini berarti bahwa tujuan pelaporan
harus dikaitkan dengan tujuan sosial dan ekonomik negara. Oleh karena itu, tujuan
pelaporan harus dikembangkan atas dasar sifat kegiatan dan keputusan ekonomik
yang para pemakai informasi terlibat di dalamnya. Tujuan pelaporan FASB
didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan sosial di Amerika.
Lingkungan penerapan akuntansi di Amerika diberi ciri sebagai berikut:
1. Sistem ekonomi pasar yang maju (highly developed exchange economy).
2. Sistem produksi, keuangan, dan perbankan yang canggih.
3. Pemisahan antara pemilikan dan manejemen; kegiatan perusahaan
dijalankan melalui perusahaan/badan usaha milik investor (investorowned business
enterprises).
4. Pasar modal sebagai sarana pemenuhan modal utama selain lembaga
keuangan.
5. Pemilikan pribadi sumber ekonomi diakui dan dilindungi pemerintah
(private ownership is honored); sumber daya produktir lebih banyak dikelola oleh
swasta/pribadi dari pada oleh pemerintah dan pemerintah bertindak sebagai
regulator.
6. Pemerintah membantu kegiatan bisnis dan ekonomik dengan menyediakan
informasi publik yang sebagian berasal dari informasi pelaporan keuangan yang
disediakan oleh tiap badan usaha.
7. Reliabilitas atau kredibilitas informasi dalam pelaporan keuangan dicapai
melalui pengauditan oleh auditor independen.

2.3 Karakteristik dan Keterbatasan Informasi


Pihak yang berkepentingan dengan operasi suatu badan usaha membutuhkan
berbagai informasi relevan tentang badan usaha dan lingkungan bisnis dan
ekonomik tempat beroperasinya badan usaha. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh
karakteristik dan keterbatasan tentang jenis informasi yang dapat disediakan.
Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang disediakan
melalui mekanisma pelaporan keuangan:
1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan dari pada dengan industri
atau ekonomi secara keseluruhan.
2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan
(approximation) dari pada hasil perhitungan yang pasti.
3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi
(historis).
4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka
yang mengambil keputusan tentang badan usaha.
5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos (cost)
sehingga pertimbangan kos-manfaat dapat membatasi apa yang harus
dilaporkan.
Keterbatasan di atas lebih bersifat umum dan inheren dalam pelaporan
keuangan di tiap lingkungan tertentu tidak hanya yang terjadi di Amerika. FABS
mengajukan keberbatasan bersebut sebagai bagian dari argumen atau landasan
dasar dalam menetapkan tujuan pelaporan.
2.4 Fokus atau Cakupan Informasi
Walaupun manajemen juga merupakan pihak yang berkepentingan dengan
informasi tentang badan usaha yang dikelolanya, FABS membatasi tujuan
pelaporan untuk kepentingan pelaporan kepada pihak eksternal dalam bentuk
pelaporan keuangan umum (general purpose external financial reporting). Bila
semua pemakai potensial harus dipenuhi kebutuhan informasionalnya, perlu
didentifikasi tujuan bersama (common objectives). FASB berusaha mencapai hal
tersebut tetapi tampaknya FASB menyadari bahwa tujuan bersama tidak mungkin
diidentifikasi sehingga FASB lebih mendasarkan tujuan pelaporan atas dasar
tujuan kelompok dominan yang dalam hal ini adalah investor dan kreditor.
Pertimbangan atau penalaran FASB untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan
keuangan umum diuraikan berikut ini:
1. Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan para pemakai eksternal yang tidak
mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untuk memperoleh
informasi yang mereka perlukan sehingga mereka harus menggantungkan diri
pada informasi yang disampaikan oleh manajemen kepada mereka.
2. Oleh karena itu, tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa
kemampuan perusahaan untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan
merupakan fokus atau kepentingan umum/bersama (common interest) dari
berbagai pemakai informasi. Dengan kata lain, meskipun lingkup tujuan
pelaporan harus cukup luas, berbagai pemakai dianggap banyak
berkepentingan dengan keputusan investasi dan kredit.
3. Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani
keputusan investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat
dituangkan dalam bentuk statemen keuangan. Dengan kata lain, tujuan
pelaporan lebih diarahkan untuk pelaporan keuangan (financial reporting) dan
tidak hanya untuk statemen keuangan (finarcial stalements).
2.5 Isi Tujuan Pelaporan
Tiga aspek landasan pikiran di atas, yaitu konteks lingkungan, keterbatasan,
dan fokus pelaporan, menjadi pertimbangan FASB untuk merumuskan tujuan
pelaporan keuangan sebagai salah satu komponen kerangka konseptual. Tujuan
tersebut dituangkan dalam bentuk SFAC No. 1.
Kalimat kedua dalam tujuan 1 sebenarnya bukan merupakan tujuan pelaporan
tetapi lebih merupakan tingkat atau syarat pengetahuan para pemakai yang diacu.
Tingkat pengetahuan ini penting untuk menentukan seberapa luas dan rinci
informasi atau penjelasan harus disajikan.
Kalimat kedua dalam tujuan 2 merupakan pernyataan kembali tujuan dalam
kalimat pertama tetapi dari sudut pandang badan usaha. Dalam kalimat pertama,
penerimaan dan pemerolehan kas dimaknai sebagai kas yang mengalir ke pemakai
(investor, kreditor, dan Iainnya). Aliran kas ke pemakai berkaitan dengan aliran
kas ke badan usaha. Artinya, penerimaan atau pemerolehan kas oleh investor dan
kreditor dipengaruhi oleh kemampuan badan usaha untuk menciptakan kas yang
cukup untuk mendanai operasinya dan membayar kewajibannya kepada investor
dan kreditor. Persepsi investor dan kreditor terhadap kemampuan tersebut akan
mempengaruhi harga pasar sekuritas badan usaha dan pada gilirannya
mempengaruhi aliran kas ke investor dan kreditor (bila sekuritas dijual). Jadi,
aliran kas bersih yang masuk ke badan usaha akhirnya juga akan berakibat
mengalirnya kas ke investor atau kreditor. Oleh karena itu, kalimat pertama dan
kedua sebenarnya ekuivalen tetapi berbeda dalam hal sudut pandang. Akan tetapi,
karena informasi yang harus disediakan berkaitan dengan badan usaha, kalimat
kedua lebih konsisten dengan tujuan lainnya (tujuan 1 dan 2) sebagai basis
penalaran untuk menentukan informasi apa yang harus disediakan.

Ketiga tujuan di atas sebenarnya saling berkaitan. Tujuan 1 dapat dianggap


sebagai tujuan dasar (basic objective). Tujuan 2 dan 3 dapat dipandang sebagai
penjabaran tujuan 1. Informaai bermanfant dalam tujuan 1 dioperasionalkan
sebagai aliran kas bersih ke badan usaha ditujuan 2 dan sebagai posisi keuangan
serta perubahannya di tujuan 3. FASB menjabarkan lebih lanjut posisi keuangan
dan perubahannya dalam bentuk butir-butir informasi yang relevan dengan
keputusan investasi dan kredit. Butir-butir ini akan menjadi basis dalam
pengembangan elemen statemen keuangan. Butir-butir tersebut adalah (SFAC No.
1, prg. 41-54):
1. Economic resources, obligations, and owners'equity
2. Enterprise performance and earnings
3. Liquidity, solvency, and funds flows
4. Management stewardship and performance
5. Management explanations and interpretations
2.6 Teori dibalik Tujuan Pelaporan FASB
Telah disebutkan bahwa aspek konteks lingkungan, karakteristik dan keterbatasan
informasi, dan fokus/lingkup pelaporan menjadi pertimbangan dalam perumusan
tujuan pelaporan. Tentu saja ada alasan teoretis (penalaran) mengapa FASB
menetapkan bahwa investor dan kreditor menjadi sasaran tujuan pelaporan.
Secara ringkas, FASB berasumsi babwa informasi akuntansi mempengaruhi
keputusan investasi para investor dan kreditor. Dengan mekanisma pasar modal dan
pasar bebas, evaluasi terbadap badan usaha secara keseluruhan tercermin dalam harga
pasar sekuritas badan usaha. Karena standar akuntansi metapkan informasi apa yang
harue diungkapkan maka akuntansi mempunyai pengaruh ekonomik terhadap
kemakmuran partisipan melalui harga sekuritas. Harga pasar saham tidak hanya
berpengaruh terhadap kemakmuran tetapi juga terhadap alokasi sumber daya
ekonomik perusahaan maupun negara. Hal ini dapat terjadi karena harga sekuritas
akan berpengaruh terhadap cost of capital dana yang dapat diperoleh perurahaan dan
pada gilirannya cost of capital tersebut mempengaruhi keputusan manajemen dalam
efisiensi pengelolaan sumber daya fisik, keuangan, dan manusia. Proses perekayasaan
dan penalaran dalam perumusan tujuan pelaporan model FASB dapat dilukiskan
secara diagramatik.
DAFTAR PUSTAKA
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: NPFE[SWD].

Lukman, liana. 2014. RERANGKA KONSEPTUAL (CONCEPTUAL FRAMEWORK). Malang. Diakses tanggal 10 September 2022

dari: https://danielstephanus.wordpress.com/2018/11/26/rerangka-konseptual-conceptual-framework/

Hallatu, B. (11 Februari 2014). Lingkungan Eksternal Perusahaan di Era Globalisasi. Diakses tanggal 10 September

2022, dari http://bhallatu.blogspot.com/2014/02/lingkungan-eksternal-perusahaan-di-era.html

Anda mungkin juga menyukai