Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI

DAN STANDAR AKUNTANSI

Disusun Oleh :

Adira Aulia Putri (200213009)

Putri Nur Aura (200213004)

Risha Rizyawati (200213015)

Tiara Roshanica (200213011)

STIMIK & POLITEKNIK LPKIA BANDUNG

PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................3
A. KERANGKA KONSEPTUAL........................................................................................................3
a. Kerangka konseptual dibagi atas 3..................................................................................................3
b) Karakteristik kualitatif sekunder.....................................................................................................5
B. PENGERTIAN STANDAR AKUNTANSI...................................................................................9
a. Macam – Macam Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.........................................................9
b. Fungsi Standar Akuntansi Keuangan............................................................................................11
C. PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA.....................................................12
D. PERUBAHAN PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI...........................................................12
BAB III........................................................................................................................................................14
KESIMPULAN...........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................15

i
KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas semester 3 yang diberikan oleh Ibu Hamidah, M.Ak. selaku dosen pengampu mata
kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.
Dalam Makalah ini kami membahas tentang Kerangka Konseptual Akuntansi dan Standar
Akuntansi. Makalah ini bertujuan untuk dapat mempelajari bagaimana Kerangka Konseptuan
Akuntansi dan Standar Akuntansi. Telah kita ketahui bahwa pembelajaran kita dalam Akuntansi
Keuangan Menengah 1 ini menyangkut pembelajaran tentang penetapan suatu standar harus
berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep atau prinsip serta tujuan fundamental, agar
standar yang ditetapkan mempunyai manfaat. Oleh karena itu, timbul dalam pemikiran kami untuk
mengambil tema Kerangka Konseptual dan Standar Akuntansi dalam pembuatan makalah ini agar kita
lebih memahami dan mengerti acuan dalam menerbitkan standar akuntansi keuangan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
pembuatan makalah di kemudian hari.

Bandung, 5 Oktober 2021

Kelompok 4

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerangka konseptual pelaporan keuangan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


(PSAK) menyatakan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan
tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial, pemberi
pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada
entitas (Ikatan Akuntan Indonesia, 2017). Laporan keuangan akan bermanfaat bagi para pengguna
bila memenuhi karakteristik kualitatif yaitu relevan dan merepresentasikan secara tepat sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.

Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntansi bagi
lingkungan bisnis yang terus berubah. Kerangka kerja konseptual menyebutkan tujuan dari
pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang baik, mendefinisikan dengan
tepat istilah-istilah yang biasa digunakan seperti asset dan pendapatan serta menyediakan petunjuk
untuk pengakuan, pengukuran dna pelaporan keuangan yang tepat. Dengan adanya Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru, memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan
pelaporan keuangan yang berbeda dari sebelumnya. Sehingga diperlukan adanya publikasi kepada
seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar menyesuaikan dengan peraturan baru yang berlaku.

Akuntansi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan Akuntansi
kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani, apakah
memperoleh laba atau menderita kerugian. Dengan akuntansi, kita pun dapat memperoleh
informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya, baik itu pihak ekstern maupun intern. Dengan
adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi kesejahteraan sosial.

1
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan definisi dari Kerangka Konseptual Akuntansi
2. Menjelaskan definisi dari Standar Akuntansi
3. Bagaimanakah penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia?
4. Bagaimanakah perubahan penerapan Akuntansi ?

C. Tujuan
1. Agar pembaca lebih memahami tentang Kerangka Konseptual Akuntansi dan Standar
Akuntansi.
2. untuk memenuhi tugas semester 3 yang diberikan oleh Ibu Hamidah, M.Ak. selaku dosen
pengampu mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah 1.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada penalaran logis


yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang harus dilakukan apabila ada
fakta atau fenomena baru.

Kerangka Konseptual Akuntansi ini berisikan konsep dasar penyusunan standar akuntansi
yang harus diikuti dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi pemangku kepentingan
(stakeholder). Khususnya bagi pihak berkepentingan di luar manajemen perusahaan.

Kerangka konseptual merupakan suatu sistem yang saling berhubungan dari tujuan-tujuan dan
dasar yang saling berhubungan yang dapat mengarah pada standar yang konsisten dan dapat
menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

a. Kerangka konseptual dibagi atas 3 tingkat yaitu:


1. Tingkat pertama: Tujuan dasar

Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi, seperti berikut ini:

a) Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas
bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi, serta
b) Kredit untuk membantu investor yang ada dan potensial, serta pemakaian lainnya
dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan, dan
c) Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahan
didalamnya.
Karena itu, tujuan (objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada
infomasi yang berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Pada
tingkat pertama ini untuk mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari akuntansi. Idealnya,
standar akuntansi dikembangkan sesuai dengan kerangka kerja konseptual sehingga dapat
menghasilkan laporan akuntansi yang lebih bermanfaat.

3
2. Tingkat kedua: Konsep-konsep fundamental

Karakteristik kualitatif atas laporan keuangan. Hendriksen membagi karakteristik


kualitatif menjadi karakteristik primer dan karakteristik sekunder.

a) Primary decision specific qualities (karakteritik kualitatif primer)


1) Relevan. Informasi memiliki kualitas relevan yang dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini atau masa depan. Relevan memiliki unsure-unsur:

 Tepat waktu
 Memiliki nilai prediktif
 Memiliki nilai feedback

2) Andal (reliable). Informasi memiliki kriteria andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan untuk pengambilan
keputusan. Andal memiliki unsur-unsur:
 Dapat diverifikasi, artinya informasi tidak subyektif dan tidak bias. Dalam
akuntansi hal ini berarti adanya suatu cara pengukuran yang independent
terhadap pengukuirnya, sehingga dua orang pengukur yang berbeda akan
menghasilkan kesimpulan yang sama dengan menggunakan cara pengukuran
tersebut.
 Netral, artinya informasi harus diarahkan pada kepentingan semua pihak, tidak
hanya menguntungkan pihak tertentu. Netral juga berarti tidak cenderung untuk
mencapai suatu hasil tertentu.
 Penyajian jujur (representational faithfulness). Penyajian jujur terkait dengan
adanya hubungan antara suatu pengukuran dan fenomena yang ingin diukur
(atau validitasnya). Kesulitan dalam definisi ini adalah bahwa pengukuran
dalam akuntansi banyak yang tidak terkait dengan interpretasi ekonomis.
Misalnya harga pasar pada saat pembelian mungkin merupakan alat ukur yang
berarti pada saat itu tetapi mungkin tidak banyak artinya 10 tahun kemudian.

4
b) Karakteristik kualitatif sekunder
1) Dapat dibandingkan (comparatible). Pemakai harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengindentifikasi
kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan.

Menurut FASB (Financial Accounting Standars Board) comparability


didefinisikan untuk mengindentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua
fenomena ekonomi. Definisi tersebut tergantung pada dua hal, yaitu keseragaman
dan konsistensi.

I. Keseragaman (uniformity). Keseragaman ini dibagi lagi menjadi:


 Rigid uniformity, yaitu adanya satu metode untuk semua transaksi yang
sama, meskipun situasinya berbeda. Misalnya Akuntansi untuk biaya
penelitian dan pengembangan.
 Finite uniformity adalah keseragaman dengan mempertimbangkan situasi
yang dihadapi. Misalnya akuntansi untuk rugi bersyarat (loss contingencies)
bisa berbeda tergantung dari tingkat ketidakpastian yang dihadapi. Definisi
tersebut banyak diperdebatkan, karena tujuannya adalah dapat dibandingkan
(comparability) bukan keseragaman (rigit uniformity). Dapat dibandingkan
sendiri didefinisikan sebagai kualitas atau kondisi yang memililki cukup
banyak karakteristik sehingga memungkinkan suatu perbandingan yang
layak. Dari dua pendapat ini, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa ada
baiknya jika perusahaan dibebaskan untuk mengambil pilihan tertentu
selama tidak membahayakan kepentingan investor dan kreditor.
II. Konsistensi memiliki beberapa definisi yaitu:
 Penggunaan suatu prosedur akuntansi oleh suatu entitas akuntansi selama
beberapa periode.
 Penggunaan konsep dan prosedur pengukuran yang sama untuk beberapa
item yang terkait dalam laporan suatu perusahaan selama satu periode.

5
 Pengggunaan prosedur yang sama oleh beberapa perusahaan ( lebih mirip
dengan definisi keseragaman ).
Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan dengan keseragaman
semata-mata dan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam
memperkenalkan standar akuntansi keuangan yang lebih baik.

III. Unsur-unsur Laporan Keuangan


 Aktiva
 Kewajiban
 Ekuitas
 Investasi pemilik
 Pembagian kepada pemilik
 Laba comprehensive
 Pendapatan
 Beban
 Keuntungan
 Kerugiaan

3. Tingkat ketiga: konsep-konsep pengakuan dan pengukuran


Konsep-konsep ini menjelaskan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus
diakui, diukur, dan dilaporkan oleh perusahaan. Asumsi dasar terkait entitas
pelapor meliputi dua hal yaitu:

a) Perusahaan harus diasumsikan sebagai suatu entitas yang terpisah dari pemiliknya.
Dengan demikian pencatatan aset, liabilitas dan ekuitas perusahaan harus dicatat
terpisah dari aset, liabilitas dan ekuitas pribadi pemilik.
b) Dua atau lebih perusahaan yang secara hukum merupakan badan hukum yang terpisah,
dari sudut pandang ekonomi dapat dianggap sebagai satu kesatuan ekonomi. Itulah
sebabnya antara perusahaan dan anak harus dibuat laporan konsolidasi.

6
Kelangsungan usaha. Perusahaan harus diasumsikan akan berdiri terus tanpa batas umur.
Implikasi dari asumsi ini adalah digunakanya Nilai histories untuk menilai aktiva tetap.
Jika perusahaan dalam proses likuidasi, maka aktiva tetap harus dinilai likuidasi yang
biasanya lebih rendah dari nilai pasar.

Satuan mata uang yang stabil. Laporan keuangan harus disajikan dalam satuan mata uang
resmi dinegara tersebut ( di Indonesia : rupiah ) dan satuan uang ini harus diasumsikan
stabil. Sejak perekonomian Indonesia dalam keadaan krisis, asumsi mata uang yang stabil
sebenarnya tidak terpenuhi. Tetapi asumsi ini tetap dipertahankan sehingga laporan
keuangan menjadi tidak sesuai dengan dunia nyata (real word).

Periodisasi. Aktivitas ekonomi suatu perusahaan diasumsikan dapat dibagi atas periode-
periode waktu. Padahal nilai perusahaan yang sesungguhnya baru dapat diketahui setelah
perusahaan tersebut ditutup dan dilikuidasi. Implikasi dari periodisasi adalah timbulnya
masalah kapan pendapatan dan beban harus diakui. SAK menganut prinsip aktual dimana
pendapatan dan beban harus diakui pada saat terjadinya, tanpa menunggu kas diterima atau
dikeluarkan.

1) Prinsip Laporan Keuangan


a) Biaya historis (historical cost). Sebagian aktiva dan kewajiban harus dinilai dan
disajikan berdasarkan harga perolehannya. Alasan utama penggunaan biaya histories
adalah keandalannya. Dalam sejarahnya biaya histories ini dimenangkan dari prinsip
yang lain karena dalam due process sebagian besar yang hadir adalah akuntan publik.
Bagi akuntan publik prinsip aiaya historis ini adalah yang paling mudah uantuk
diaudit dibandingkan dengan prinsip penilaian aktiva dan kewaiban lainnya.
b) Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition). Secara umum pendapatan
boleh diakui jika terealisir/dapat direalisasi ( realized/rea;izable) dan telah berhak
diakui (earned).
c) Pengaitan beban dan pandapatan (matching cost against revenue). Beban diakui
ketika jasa atau produk yang dihasilkan memberikan konstribusi Kepada pendapatan.
d) Pengungkapan penuh (full disclosure). Semua Informasi yang cukup penting
sehingga dapat mempengaruhi keputusan pemakai lapran keuangan harus disajikan

7
sebagai bagian dari laporan keuangan harus disajikan sebagai bagian dari laporan
keuangan utama.
2) Keterbatasan Lapran Keuangan
a) Keseimbangan antara biaya dan manfaat (cost/benefit). Biaya untuk menyajikan
informasi tidak boleh lebih besar dari manfaat yang dapat diperoleh dari pemakaian
informasi tersebut.
b) Materialitas. Suatu Informasi disebut material jika menimbulkan perbedaan
dalampengambilan keputusan
c) Praktek industri khusus (industry practice). Jika pemakaian prinsip yang berlaku
umum justru tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya bagi suatu industri khusus,
maka ia diperbolehkan untuk menyimpang dari prinsip yang berlaku umum. Contoh,
persediaan berupa tanaman dapat disajikan Sesuai Nilai pasar.
d) Konservatif. Artinya jika berada dalam keadaan yang meragukan pilih solusi yang
paling sedikit kemungkinannya untuk menilai aktiva dan pendapatan terlalu tinggi.
e) Kendala. Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik agar
membuatnya menjadi berguna, dua kendala yang dominan harus diperhitungkan
 Hubungan biaya manfaat
Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh
dari pemakaian informasi itu.
 Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan
secara keseluruhan.
Dua kendala penting lainnya yang kurang dominan, namun bagian dari lingkungan
pelaporan adalah praktek industry dan konservatisme.

3. Kendala
Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar
membuatnya berguna, dua kendala yang dominan harus diperhitungkan.
 Hubungan biaya dan manfaat
Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa
diperoleh dari pemakaian informasi itu.

8
 Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan
secara keseluruhan.
Dua kendala penting lainnya yang kurang dominan, namun bagian dari
lingkungan pelaporan adalah praktek industri dan konservatif.

B. PENGERTIAN STANDAR AKUNTANSI

Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) medefinisikan Standar Akuntansi


sebagai berikut:

      “Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga
laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah
kumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan
dianggap berterima umum.”

Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan, dan prosedur yang sudah disusun dan
disahkan oleh lembaga resmi (Standard Setting Body) pada saat tertentu. Standar ini merupakan
consensus pada kala itu tentang pencatatan sumber-sumber ekonomi, kewajiban, modal, hasil,
biaya, dan perubahannya dalam bentuk laporan keuangan. Dalam standar ini dijelaskan transaksi
apa yang harus dicatat; bagaimana mencatatnya, dan bagaimana mengungkapkannya dalam
laporan keuangan yang akan disajikan. Dalam penyusunan standar akuntansi ini ada tiga
kemungkinan:

1. Diserahkan sepenuhnya kepada kekuatan atau mekanisme pasar;


2. Diserahkan kepada swasta/profesi; atau
3. Diserahkan kepada pemerintah.

a. Macam – Macam Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia


1) PSAK-IFRS
PSAK-IFRS (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan – International Financial Reporting
Standards) adalah SAK yang telah mengadopsi IFRS dan berlaku di Indonesia.

9
SAK yang diterbitakan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang dibentuk Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI) pada tahun 2012.

Standar ini adalah patokan penyusunan, pencatatan, penyajian, dan perlakuan laporan
keuangan, agar informasi keuangan yang dihasilkan, relevan bagi pengguna laporan.
PSAK digunakan oleh perusahaan (entitas) yang memiliki akuntabilitas publik, baik yang
sudah terdaftar di pasar modal, maupun yang masih dalam proses pendaftaran pasar modal.

Manfaat Penerapan IFRS:


1. Dapat meningkatkan daya banding laporan keuangan.
2. Memberikan informasi berkualitas di pasar modal internasional.
3. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan.
4. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk
analisis keuangan bagi para analis.
5. Dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice.
2) SAK-ETAP
SAK-ETAP adalah Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
Standar ini dipakai oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan,
sehingga entitas (perusahaan) dimaksud menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
bagi penggunaan ekstrernal.

Manfaat Penerapatn SAK_ETAP:


1. Membantu perusahaan kecil dan menengah dalam menyusun laporan keuangannya
sendiri.
2. Standar akuntansi ini dinilai lebih sederhana karena sebagian besar siklus akuntansinya
menggunakan konsep biaya historis. Bentuk pengaturannya juga lebih sederhana
dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.
3. Laporan akuntasi jadi dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga laporan
keuangan dapat digunakan untuk mejaring dana investasi agar usahanya lebih
berkembang.

10
4. Implementasi SAK-ETAP lebih mudah dibandingkan PSAK_IFRS karena lebih
sederhana dan tetap dapat memberikan informasi yang dapat diandalkan dalam
penyajian laporan keuangan.
5. SAK-ETAP mengadopsi IFR untuk usaha kecil dan menengah yang dimodifikasi
sesuai kondisi Indonesia, serta dibuat lebih ringkas. Namun perlu diingat, SAK-ETAP
juga masih memerlukan profesional judgement ya, meski tak sebanyak untuk PSAK-
IFRS.
6. Baca Juga: Pahami Laporan Keuangan UMKM dan Jenis Pajaknya

3) PSAK Syariah
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah, baik itu lembaga
syariah maupun lembaga non-syariah, yang dikembangkan mengikuti model SAK umum
namun berbasis syariah dengan mengacu pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
4) SAP
SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) diterbitkan sebagai peraturan pemerintah (PP) yang
diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Laporan keuangan pokok
menurut Standar Akuntansi Pemerintah adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

b. Fungsi Standar Akuntansi Keuangan


1. Untuk keseragaman laporan keuangan.
2. Memudahkan penyusunan laporan keuangan.
3. Mempermudah auditor dan pembaca laporan keuangan untuk memahami dan
membandingkan laporan keuangan entitas berbeda-beda.
4. Itulah ragam SAK yang diterapkan di Indonesia. Tak hanya menjalankan proses akuntansi
sesuai standar yang berlaku, seorang akuntan juga harus memahami perbedaan standar-
standar yang berlaku tersebut.

Dengan menggunakan standar akuntansi, Anda dapat meningkatkan kualitas informasi yang ada
pada laporan keuangan perusahaan.

11
C. PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA

Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan badan
yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia.Perkembangan standar akuntansi
keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini terus dilakukan secara terus menerus.
Pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Dan
pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas
menyusun standar keuangan.

Sejak IAI berdiri telah dihasilkan 3 standar akuntansi keuangan sebagai berikut :

1. Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbbitkan suatu buku Prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan buku Paul grady, penerbitan ini dipicu oleh
diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang menggantikan PAI 1973
diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973.
3. pada tahun 1994, IAI kmbali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan
standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan sejak
1 Oktober 1994. Banyak standar yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar
akuntansi internasional yang dikeluarkan oleh IASC

D. PERUBAHAN PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI

Kewajiban akuntan untuk menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi
sudah diatur dalam berbagai ketentuan yang berlaku, bukan saja oleh organisasi profesi, tetapi juga
lembaga lainnya seperti BEJ, BAPEPAM, Bank Indonesia, Departemen Keuangan, Direktorat
Jendral Pajak dan sebagainya.

Istilah “prinsip akuntansi yang berlaku umum” merupakan padaan dari kata “ Generally
Accepted Accounting atau GAAP”. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di suatu negara tertentu
mungkin berbeda dari prinsip akuntansi yang berlaku di negara lain.

Istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dimaksudkan meliputi tidak
hanya prinsip dan praktek akuntansi, tetapi juga metode penerapannya. Dalam hal suatu laporan
keuangan.

12
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak semuanya berupa fakta. Ada
informasi yang diukur berdasarkan taksiran (seperti nilai buku aktiva tetap, kerugian piutang) dan
ada informasi yang pada tanggal penyajian laporan keuangan berasal dari transaksi yang belum
selesai secara tuntas misalnya contingent liability atau utang bersyarat.

13
BAB III

KESIMPULAN

Kerangka Konseptual khusus mengenai akuntansi saja, dalam kerangka konseptual membedakan
beberapa konsep dan menyatukan beberapa ide sehingga dibutuhkan kredibilitas laporan keuangan
yang handal dan merupakan struktur formal.

Kerangka Standar akuntansi mendefinisikan kredibilitas dan kendala dalam laporan keuangan
yang strukuturnya informal, sehingga dapat menetapkan standar transaksi yang lebih luas dari
kerangka konseptual.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.berandaakutansikeuangan.com/2021/04/kerangka-konseptual-akuntansi.html?m=1

https://www.wikiapbn.org/kerangka-konseptual-akuntansi-pemerintahan/https://
www.academia.edu/11882813/Makalah_Standar_Akuntansi_Keuangan

https://www.online-pajak.com

http://mas-dhar.yolasite.com/rerangka-konseptu

https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/standar-akuntansi-keuangan

https://bimbimo.com/manajemen-keuangan/mengenal-kerangka-konseptual-akuntansi-beserta-
fungsinya/

https://www.academia.edu/9645623/Teori_Akuntansi_STANDAR_AKUNTANSI

https://dokumen.tips/documents/akuntansi-keuangan-dan-standar-akuntansi-56c7c6fa0d3a8.html

15

Anda mungkin juga menyukai