Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KONSEP DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN SERTA STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN
PERKEMBANGANNNYA

Dosen Pembimbing : Ibu Dr Annisaa Rahman, SE. Ak. M.Si

DISUSUN OLEH
1. Muhammad Khalqi
2. Nofpri Rivaldo
3. M. Oktavi Zikra
4. Rahman Syarif

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah kepada kita semua sebagai makhluk-Nya, sehingga dengan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Konsep Dasar
Pelaporan dan Penyajian Laporan keuangan serta Standar Akuntansi dan
perkembangannya dalam memenuhi Semiar Akuntansi Keuangan topik pertam
yang dibimbing oleh Ibu Dr Annisaa Rahman, SE. Ak. M.Si. Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk lebih mendalam mengetahui Dasar Pelaporan dan
Penyajian laporan keuangan.

Penulis juga menyadari kekurangan dalam penulisan makalah ini oleh


karena itu kami sebagai penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun. Penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Padang, 12 September 2023


Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................ 2
BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 4
1. Latar Belakang ............................................................................................. 4
2. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 5
3. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 5
BAB II Pembahasan ................................................................................................ 6
1. Konsep dasar penyusunan laporan keuangan ............................................... 6
2. Mengenal PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan ....................................... 9
a. Perkembangan PSAK 1 ............................................................................ 9
b. Perbedaan PSAK 1 dengan IFRSs...........................................................11
c. Konsep Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 01 ..................... 13
3. Studi kasus impelemtasi PSAK 01............................................................. 21
a. Studi kasus pada Agen Sherlina Oriflame Marpoyan PekanBaru .......... 21
b. Studi Kasus Pada PT metropolitan Kentjana Tbk. ................................. 22
c. Studi Kasus Pada PD. Arga Arta Pratama .............................................. 22
BAB III Penutup ................................................................................................... 24
1. Kesimpulan ................................................................................................ 24
2. Saran ........................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 25
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang
Laporan keuangan adalah sebuah alat yang sangat penting dalam
dunia bisnis dan keuangan yang digunakan untuk mengkomunikasikan
informasi finansial suatu entitas kepada para pemangku kepentingan seperti
pemegang saham, kreditor, investor, dan pihak terkait lainnya. Konsep dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan sangat penting untuk
memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat, relevan, dan dapat
dipercaya. Penyusunan laporan keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip
akuntansi yang telah ditetapkan dalam standar akuntansi keuangan.

Standar akuntansi keuangan adalah kerangka kerja yang mengatur


bagaimana laporan keuangan harus disusun, disajikan, dan diungkapkan.
Standar ini telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring
berjalannya waktu untuk mengakomodasi perubahan dalam lingkungan
bisnis dan keuangan global. Dalam perkembangannya, standar-standar
akuntansi keuangan telah berusaha untuk menghasilkan laporan keuangan
yang lebih transparan dan informatif. Standar tersebut juga berupaya untuk
memastikan keseragaman dalam penyusunan laporan keuangan di seluruh
dunia agar para pemangku kepentingan dapat dengan mudah memahami dan
membandingkan informasi finansial dari berbagai entitas.

Perkembangan terbaru dalam standar akuntansi keuangan mencakup


adopsi International Financial Reporting Standards (IFRS) oleh sejumlah
negara, yang bertujuan untuk menciptakan kerangka kerja akuntansi global
yang seragam. Selain itu, perkembangan teknologi juga telah memengaruhi
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, dengan adopsi teknologi
seperti blockchain dan analitik data untuk memperbaiki efisiensi dan akurasi
proses pelaporan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang
konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan serta
pemantauan perkembangan dalam standar akuntansi keuangan sangat
penting bagi para profesional akuntansi, manajemen, dan semua pihak yang
terlibat dalam analisis dan pengambilan keputusan finansial.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana Konsep dasar
penyusunan dan penyajian Laporan keuangan serta standar akuntansi
keuangan dan perkembangannnya

3. Tinjauan Pustaka
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah pernyataan dan interpretasi
yang diteribikan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikata Akuntan
Indonesia dan Dewan Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia setya
peraturan nregulator pasar modal untuk entitas yang dberada dibawah
pengawasannya. (Dewan Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia,
2022)

Akuntansi Keuangan, Akuntansi keuangan merupakan proses yang


berpuncak pada penyiapan laporan keuangan perusahaan secara
menyeluruh untuk digunakan oleh pijak internal dan eksternal perusahaan
dalam rangka pengambilan keputusan (Santoso, 2011)

Laporan Keuangan Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur


dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. (Dewan Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2022)
BAB II Pembahasan
1. Konsep dasar penyusunan laporan keuangan
Kerangka dasar Penyusanan dan penyajiann laporan keuangan
(KDPPLK) disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 4 september 1988.
Penyesuaian tahunan KDPPLK diterbitkan dan disahkan pada tanggal 27
Agustus 2014
Pada tanggal 28 September 2016, DSAK IAI mengesahkan
kerangka konseptual pelaporan keuangan (KKPK) dengan tanggal efektif
28 September 2016. KKPK yang menggantikan KDPPLK merupakan
adopsi dari the Conceptual Framework for Finansial Reporting efektif 1
Januari 2016 KKPK merupakan adopsi dari the Conceptual Framework for
Finansial Reporting per Maret 2018 dan disahkan oleh DSAK IAI pada
tanggal 11 Desember 2019. KKPK ini menggantikan KKPK yang telah
disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 28 September 2016.

Tujuan dan Status Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual mendeskripsikan tujuan dari dan konse untuk,


pelaporan keuangan bertajuan umum. Tujuan Kerangka Konseptual adalah
untuk:

1. membantu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan


^kuntan Indonesia (DSAK IAD) yang konsisten; dalam
mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
berdasarkan konsep
2. membantu penyusun laporan keuangan untuk
mengembangkan kebijakan akuntansi yang konsisten Ketika
tidak ada Standar yang berlaku netuk ano saksi terteniu atau
peristiwa lain, atau ketika Standar memberikan pilihan
kebijakan akuntansi; dan
3. membantu semua pihak untuk memahami dan
menginterpretasikan Standar.
Kerangka Konseptual bukan merupakan Standar. Kerangka
Konseptual ini tidak ada yang mengungguli Standar atau persyaratan dalam
Standar tertentu.

Untuk memenuhi tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum,


DSAK IAI terkadang dapat menentukan persyaratan yang berbeda dari
aspek Kerangka Konseptual. Jika DSAK IAI melakukannya, DSAK IAI
akan menjelaskan perbedaan dalam Dasar Kesimpulan tentang Standar
tersebut.

Kerangka Konseptual akan direvisi dari waktu ke waktu berdasarkan


pengalaman DSAK IAI dalam penggunaan Kerangka Konseptual tersebut.
Revisi Kerangka Konseptual tidak akan secara otomatis mengarah pada
perubahan atas Standar. Setiap keputusan untuk mengubah Standar akan
mengharuskan DSAK IAI untuk melalui due process dengan menambahkan
proyek ke dalam agendanya dan mengembangkan amendemen terhadap
Standar tersebut.

Kerangka Konseptual menyediakan landasan bagi Standar yang:

a. berkontribusi terhadap transparansi dengan meningkatkan


komparabilitas internasional dan kualitas informasi keuangan, yang
memungkinkan investor dan pelaku pasar lainnya untuk membuat
keputusan ekonomik berdasarkan informasi.
b. memperkuat akuntabilitas dengan mengurangi kesenjangan informasi
antara penvedia modal dan orang-orang yang tela mempercayakan
uangnya ke pihak tersebut. Standar berdasarkan Kerangka Konseptual
memberikan informasi yang diperlukan dalam meminta
pertanggungjawaban manajemen. Sebagai sumber informasi yang dapat
diperbandingkan secara global, Standar tersebut juga sangat penting
bagi para regulator di seluruh dunia.
c. berkontribusi pada efisiensi ekonomik dengan membantu investor untuk
mengidentifikasi peluang dan risiko di seluruh dunia, sehingga
meningkatkan alokasi modal. Untuk bisnis, penggunaan bahasa
akuntansi tunggal yang tepercaya yang berasal dari Standar berdasarkan
Kerangka Konseptual menurunkan biaya modal dan mengurangi biaya
pelaporan internasional.

Setelah mengetahui bagaiaman Kerangka dasar Penyusanan dan


penyajiann laporan keuangan, harus diketeahui pula tujuan pelaporan
keuangan bertujuan umum. Tujuan Pelaporan keuangan bertujuan umum
menjadi dasar dari kerangka konseptual. Aspek lain dari kerangka
konseptual-Karakteristik kualitatif, dan kendala biaya, informasi keuangan
yang berguna, konsep entitas pelapor, unsur-unsur laporan keuangan,
pengakuan dan penghentian pengakua, pengukuran, penyajian dan
pengungkapan – Mengalir secara logis dari tujuannya. Tujuan palopran
keuangan bertujuan umum adalah menyediakan informasi keuangan tentang
entitas pelaporan yang berguna untuk investor saat ini dan investor
potensial, pemberi pinajamn dan kreditor lainya, dalam membuat keputusan
tentang penyediaan sumber daya kepada entitas. Keputusan tersebut
termasuk mengenai :
1. Pembelian, penjualan, atau pemilikan instrumen ekuitas dan
istrumen utang
2. Penyediaan atau penyelesaian pinjaman dan bentuk kredit
lainnya
3. Menggunaka hak untuk memilih, atau mememngaruhi, tindakan
manajemen yang memengaruhi penggunaan sumber daya
ekonomi entitas.

Namun keputusan tersebut begantung kembali pada imbal hasil yang


nantinya akan diterima oleh investor potensial, pemberi pinjaman dan
kreditor. Para investor potensial, pemberi pinajam dan kreditor lainnya
menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi guna melihat
bagaimana perusahaan bisa berjalan.
Laporan keuangan tidak di desain untuk menunjukkan nilai entitas
pelapor, tetapi menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan pada stakeholder dalam entitas pelapor

Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi menganai


posisi keuangan dari sebuah entitas pelaporan, dimana informasi tersebut
berupa sumber daya ekonomik dan klaim terhadap entitas tersebut. Laporan
keuangan juga menyediakan informasi lain berupa dampak dari transaksi
yang terjadi dan peristiwi lain yang mengubah sumber daya ekonomi dan
klaim dalam satu entitas. Dari kedua jenis informasi tersebut bisa menjadi
masukan dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan.

Informasi yang didapat dari sumber daya ekonomi dan klaim dalam
satu entitas dapat membantu para penggunanya untuk mengidentidfikasi
kekuatan dan kelemahan keuangan dari entitas pelapor. Informasi tersebut
mungkin nantinya bisa menjadi penilaian terhadap berbagai rasio keuangan
yang ada seperti solvabilitas dan juga liquiditas. Selain itu informasi
tersebut nantinya juga bisa membantu manajemen dalam mengalokasikan
kegiatan ataupun fokus mereka agar nantinya dapat meningkatan
pendapatan dan kualitas pengelolaan keuangan dari sebuah perusahaan.

2. Mengenal PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan


a. Perkembangan PSAK 1
• PSAK 1 (2009): Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi IAS
1 Presentation of Financial Statements per 1 Januari 2009 dan
disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 15 Desember
2009. PSAK 1 (2009) menggantikan PSAK I (1998), PSAK I
(1994), dan PAl 1984 Bab II Pasal 5. PSAK I (2009) juga
menggantikan PSAK 6 (Reformat 2007): Akuntansi dan
Pelaporan Bagi Perusahaan dalam Tahap Pengembangan untuk
mengatur selain bagian yang diatur dalam PSAK 19 (2000): Aser
Takberwujud.
• Selanjutnya terjadi perubahan kembali menjadi PSAK 1 (2013),
yang merupakan adopsi dari IS I efektif per 1 Januari 2013,
menggantikan PSAK 1 (2009) dan disahkan oleh DSAK IAI
pada tanggal 19 Desember 2013.
• Terjadi Penyesuaian Tahunan PSAK 1 (2014) mengadopsi IAS
I efektif per 1 Januari 2014 dan disahkan oleh DSAK IAI pada
tanggal 27 Agustus 2014.
• Amendemen PSAK I tentang Prakarsa Pengungkapan
mengadopsi Amendemen LAS 1 Disclosure Initiatives efektif
per 1 Januari 2016 dan disahkan oleh DSAK LAI pada tanggal
28 Oktober 2015. Amendemen ini mengklarifikasi beberapa
persyaratan penyajian dan pengungkapan yang ada pada PSAK
1 dan meyakinkan bahwa entitas dapat menggunakan
pertimbangannya ketika menerapkan persyaratan tersebut.
Amendemen ini juga mengklarifikasi persyaratan yang ada
dalam PSAK I paragraf 82A.
• Standar lain juga memberikan amendemen konsekuensial
terhadap PSAK I. Amendemen konsekuensial tersebut termasuk
PSAK 71: Instrumen Keuangan dan PSAK 72: Pendapatan dari
Kontrak dengan Pelanggan yang disahkan oleh DSAK IAl pada
tanggal 26 Juli 2017, PSAK 73: Sewa yang disahkan oleh DSAK
AI pada tanggal 18 September 2017, Kerangka Konseptual
Pelaporan Keuangan (KPK) yang disahkan oleh DSAK IAI pada
tanggal 11 Desember 2019.
• Amendemen PSAK I tentang Judul Laporan Keuangan
mengamendemen paragraf yang sebelumnya tidak diadopsi
dalam SAK menjadi diadopsi. Amendemen PSAK I tentang
Laporan Keuangan disahkan oleh DSAK IAl pada tunggal 11
April 2019.
• Amandemen PSAK 1 dan PSAK 25 tenatang definis Material
Mengaopsi amandemen IAS 1 dan IAS 8 Definition of Material
Efektif per 1 Januari 2020 dan disahkan oleh DSAK IAI pada
tanggal 26 Juni 2019
• Penyesuaian Tahunan PSAK 1 (2019) disahkan oleh DSAK IAI
pada tanggal 11 April 2019
• Penyesuaian Tahunan PSAK 1 (2021) disahkan oleh DSAK IAI
pada tanggal 27 mei 2021

b. Perbedaan PSAK 1 dengan IFRSs


PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi seluruh
pengaturan dalam IAS 1 Presentation of Finansial Statement efektif per
1 Januari 2021, Kecuali
1. IAS 1 Paragraf 01 tentanf tujuan dengan menambahkan kalimat
... yang selanjuatnya disebut “Laporan Keuangan”
2. IAS 1 paragraf 02 tenatang ruang lingkup dengan penambahan
kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk
entitas syariah, karena penyajian laporan keuangan syariah
diataur dalam PSAK 101 : Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.
3. IAS 1 Paragraf 07 tentang definisi Standar Akuntansi Keuangan
dengan mengakomodir peran Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK IAI) dan dewan standar Akuntansi syariah
(DSAS IAI) sebagai penysusun standar akuntansi, serta
regulator pasar modal untuk entitas yang berada dibawah
pengawasan
4. PSAK 1 paraggraf 14a tentang tanggung jawab atas laporan
keuangan, karena peraturan perundang-undangan tidak
mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan
untuk seluruh entitas, tetap hanya untuk sebagian entitas
5. IAS 1 Paragraf 19-22 tentang penerapan penyimpangan dari
suatu standar Akuntansi Keuangan tidak diadopsi, karena tidak
sesuai dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS 1 Paragraf
23-24 diadopsi menjadi PSAK 1 Paragraf 23-24 mengenai
pengungkapannya, tetapi dengan menghilangkan kalimat “but
the relevant regulatory framwork prohibits departure from the
requirement” dalam IAS 1 Paragraf 23
6. PSAK 1 Paragraf 23, 24, 28, 89 menambahkan kalimat
‘Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan’ untuk memperjels
apa yang dimaksud sebagai Conceptual Framework’s.
7. IAS 1 Paragraf 72A, 75A, 761-76B dan 139U yang mengacu
pada Amendments to IAS I. Amendments to IAS 1 Classification
of Liabiltes as a Current or Non Current telah diadopsi menjadi
Amendemen PSAK 1: Klasifikasi Liabilitas, sebagai Jangka
Pendek atau Jangka Panjang dan berlaku efcktif 1 Januari 2023,
8. IAS 1 paragraf 139 tentang tanggal efektif. Opsi penerapan dini
dihilangkan karena penerapan dini hanya dapat dilakukan
dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFS terkait diadopsi
secara bersamaan menjadi SAK.
9. 9. PSAK 1 paragraf 139a tentang tanggal efektif penyesuaian.
10. IAS 1 paragraf 139A-139L tentang ketentuan transisi tidak
diadopsi karena tidak relevan. Adopsi IAS 1 menjadi PSAK 1
telah menggunakan IAS 1 yang telah mengakomodir
amendemen tersebut.
11. IAS 1 paragraf 139P tentang tanggal efekif.
12. PSAK 1 paragraf 139qa tentang tanggal efektif.
13. PSAK 1 paragraf 139gb tentang tanggal efektif penyesuaian.
14. IAS 1 paragraf 139R tentang tanggal efektif yang mengacu pada
IFRS 17. IFRS 17 Insurance Contracts telah diadopsi menjadi
PSAK 74: Kontrak Asuransi dan berlaku efektif per 1 Januari
2025 dengan penerapan dini diperkenankan.
15. Pedoman Implementasi dari IAS 1 tentang lustrasi penyajian
laporan posisi keuangan disesuaikan dengan penyajian laporan
posisi keuangan yang selama ini berlaku di Indonesia. Pedoman
Implementasi tersebut menyajikan laporan posisi keuangan
sebagai berikut.
Aset Ekuitas
Aset tidak Ekuitas yang dapat didistribusikan ke
Lancar pemilik entitas induk
Aset Lancar Kepentingan Non Pengendali
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Jangka Panjang
Sementara Pedoman Implementasi dari PSAK 1 menyajikan
laporan posisi keuangan sebagai berikut:
Aset Liabilitas
Aset tidak Liabilitas Jangka Pendek
Lancar Liabilitas Jangka Panjang
Aset Lancar Ekuitas
Ekuitas yang dapat didistribusikan ke
pemilik entitas induk
Kepentingan Non Pengendali

16. PSAK 1 menambahkan Dasar Kesimpulan Paragraf DK01-


DK09

c. Konsep Penyajian Laporan Keuangan menurut PSAK 01


Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagaian besar
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik.
Laporan Keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas meliputi :
(a) aset
(b) liabilitas
(c) ekuitas
(d) penghasilan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian
(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kepasitasnya
sebagai pemilik
(f) arus kas

informasi yang disediakan tersebut, beserta informasi lain yang terdapat


dalam catatan atas laporan keuangan, membantu oengguna laporan
keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan entitas dan
khusunya, dalam hal waktu dan kapasitas diperolehnmya arus kas masa
depan

Laporan keuangan dikatakan lengkap jika terdiri dari :

(a) laporan posisi keuangan akhir periode


(b) laporan laba rugi dan penghasilan komperhensif lainnya selama
periode
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode
(d) laporan arus kas selama periode
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansin yang
signifikan dan informasi penjelasan lain
(f) laporan posisi keuanagn pada awal periode terdekat sebelumnya
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secata
retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan

entitas dapat menggunakan judul laporan selain yang digunakan dalam


penrnyataan ini. Sebagai contoh, entitas dapat menggunakan judul
‘laporan penghasilan komperhensif’, dibandingkan ‘laporan laba rugi
dan penghasilan komperhensif lain’.

Entitas dapat menyajiakn suatu laporan tunggal untuk laba rugi dan
penghasilan komperhensif lain, dengan laba rugi dan pengahasilan
komperhensif lain disajikan dalam dua bagian. Bagian tersebut disajikan
bersamaan, dengan laba rugi disajikan terlebih dahulu diikuti secara
lansgung oleh bagian penghasilan komperhensif lain.

Dalam beberapa kasus yang terjadi, bebebrapa entitas yang ada


menyajikan secara terpisah dari laporan keuangan yang dimiliki. Suatu
kajian keuangan oleh manajemen yang nantinya akan mendeskripsikan
dan menjelaskan fitur utama yang dimiliki oleh kinerja keuangan dan
posisi keuangan entitas. Dari laporan itu nantinya juga tergambarkan
bagaimana perusahaan bertanggung jawab atas apa yang telah mereka
lakukan. Laporan tersebut dapat meliputi kajian mengenaim :

(a) Faktor dan pengaruh utama yang mementukan kinerja keuangan,


termasuk perubahan lingkungan tempat entitas beroperasi, tangapan
entitas terhadap perubahan tersebut dan dampaknya, dan kebijakan
investasi entitas untuk mememlihara serta meningkatkan kinerja
keuangan, termasuk kebijakan deviden
(b) Sumber pendanaan entitas dan target rasio liabilitas terhadap ekuitas
(c) Sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi
keuangan sesuai dengan SAK

Dalam beberapa kasus, beberapa entitas yang ada menyajikan laporan


mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah di dalam laporan
keuanga mereka, terkhusu bagi industri dimana faktor lingkungan hidup
menjadi faktor yang sangat mereka khawatir kan, selain itu juga
menjelaskan bagaimana karyawan mempunyai peran penting dalam
keberlangsungan perusahaan.

Manajemen entitas bertanggung jawab penuh atas penyusunan dan


penyajian laporan keuangan dari entitas bersangkutan, karena Laporan
keuangan menyediakan informasi yang akurat dan digunakan untuk
pengambilan keputusan perusahaan.

Terdapat karakteristik Umum Laporan Keuangan

a. Penyejaidan secara wajar dan Kepatuhan terhadap SAK


Dalam penyajian LK harus dilakukan secara jujur, membuat
pernyataan eksplisit dan tanpa terkecuali terhadap SAK dalam
CALK, serta tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang
tidak tepat.
b. Kelangsungan Usaha
a. Penyajian laporan keuangan harus disusun berdasarkan
asumsi dari kelangsungan usaha yang dimiliki
b. Jika terdapat tidakpastian dari keberlangsungan usaha maka
perusahaan berkewajiban untuk mengungkap hal tersebut
disertai dengan alasannya
c. Dasar Akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan berdasarkan sistem
akrual yang ada, hal ini terkecuali untuk laporan arus kas.
Pendapatan dan beban haris diakui walaupun pendapatan atau beban
tersebut belum benar-benar dilakukan
d. Materialitas dan penggabungan
Materialiatas yang dimaksud adalah entitas menyajikan secara
terpisahan kelompok pos-pos sejenis yang material
Penggabunagan adalah pengelompokan pos-pos berdarakan sifat
dan fungsinya. Jika penyajian tidak material maka pos tersebut bisa
digabungkan dengan pos lain-lain.
e. Saling hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas
atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh
suatu PSAK.
f. Frekuensi pelaporan
Entitas wajib menyajikan LK lengkap setidaknya secara tahunan.
Jika akhir periode pelaporan berubah, maka entitas mengungkapkan
alasan penggunaan periode tersebut dan fakta bahwa jumlah yang
disajikan dalam LK tidak dapat diperbandingkan secara
keseluruhan.
g. Informasi komparatif
Terdapat 2 klasifikasi perbedaan informasi komparatif, yakni:
a. Persyaratan Minimum Komparatif
b. Tambahan Informasi Komparatif Sukarela
h. Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam LK antarperiode dilakukan
secara konsisten, kecuali:
1) Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat
operasi entitas atau mengkaji ulang atas laporan
keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk
digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk
penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam
PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan; atau
2) Perubahan tersebut diperkenankan dalam PSAK.

Komponen Laporan Keuangan

a. Laporan Posisi Keuangan


Informasi minimal yang harus disajikan dalam Laporan
Posisi Keuangan dan dapat ditambahkan jika penambahan
tersebut relevan.
Penyajian dalam line atau dalam CALK tergantung pada
materialitas informasi tersebut. Membedakan aset lancar dan
asset tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan liabilitas
jangka panjang.

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar apabila:


1) Mengharapkan akan merealisasikan aset atau bermaksud
menjualnya dalam siklus operasi normal
2) Mengharapkan merealisasikan aset 12 bulan setelah
pelaporan
3) Memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
4) Kas atau setara kas, kecuali apabila dibatasi
pertukarannya atau penggunaannya untuk
menyelesaikan liabilitas sekurangnya 12 bulan setelah
periode pelaporan.
*Diluar kategori ini dikelompokan sebagai aset
tidak lancar.*

Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas


jangka pendek apabila:
1) Mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut
dalam siklus operasi normalnya
2) Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam
jangka 12 bulan setelah periode pelaporan
3) Memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
4) Tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan
setelah periode pelaporan
b. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
(Laporan Penghasilan Komprehensif) menyajikan, sebagai
tambahan atas bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain:
i. Laba rugi
ii. Total penghasilan komprehensif lain
iii. Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu
total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Jika entitas menyajikan Laporan Laba Rugi Terpisah,


maka entitas tidak menyajikan bagian laba rugi dalam
laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif.

Entitas mengungkapkan pos-pos di bawah ini dalam


Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain:
1. Laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan
kepada:
• Kepentingan nonpengendali; dan
• Pemilik entitas induk
2. Penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat
diatribusikan kepada:
• Kepentingan nonpengendali; dan
• Pemilik entitas induk
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan
terpisah, maka entitas menyajikan dalam laporan tersebut.
Bagian Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi
• Pendapatan
• Biaya keuangan
• Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura
bersama dicatat dengan menggunakan metode ekuita
• Beban pajak
• Jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan
(lihat PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan)
Bagian Penghasilan Komprehensif Lain
Bagian penghasilan komprehensif lain
menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan
komprehensif lain dalam periode berjalan,
diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian
penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi
dan ventura bersama yang dicatat menggunakan
metode ekuitas) dan dikelompokkan sesuai dengan
SAK:
1. Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba
rugi; dan
2. Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi
ketika kondisi tertentu terpenuhi.
Entitas tidak diperkenankan untuk menyajikan pos-
pos penghasilan dan beban sebagai pos luar biasa dalam
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
atau dalam CALK. Penghasilan Komprehensif Lain Selama
Periode Yaitu perubahan aset atau liabilitas yang tidak
memengaruhi laba pada periode berjalan, yang disebabkan
oleh :
1. Selisih revaluasi aset tetap (PSAK 16 & ISAK 19)
2. Perubahan nilai investasi sekuritas available for sales
(PSAK 55)
3. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program
manfaat pasti (PSAK 24)
4. Translasi laporan keuangan (PSAK 10)
5. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian lindung
nilai arus kas (PSAK 55)
c. Laporan Perubahan Ekuitas
1) Menunjukan total laba rugi komprehensif selama suatu
periode yang diatribusikan kepada entitas induk dan
pihak non pengendali
2) Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan
retrospektif
3) Rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir periode
yangtimbul dari laba rugi, masing-masing pos
penghasilan komprehensif lain, dan transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
Jumlah dividen yang diatribusikan kepada pemilik dan
nilai dividen per saham diungkapkan dalam CALK.
d. Laporan Arus Kas
Penjelasan detail dijelaskan pada PSAK 2 tentang
Laporan Arus Kas.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan


1) Menyajikan informasi dasar penyusunan LK dan
kebijakan akuntansi, seperti dasar pengukuran, kebijakan
yang relevan, asumsi dalam estimasi
2) Mengungkapkan informasi yang tidak disajikan dalam
bagian manapun dalam LK tetapi informasi tersebut
relevan untuk memahami LK
Pengungkapan lain:
1. Jumlah dividen diumumkan atau diumumkan
sebelum penyelesaian LK
2. Jumlah dividen preferen yang tidak diakui.

3. Studi kasus impelemtasi PSAK 01


a. Studi kasus pada Agen Sherlina Oriflame Marpoyan PekanBaru
Pada agen sherlina oriflame maryopan pekanbaru, agen ini baru berdiri
selama 2 tahun dan baru saja terjun dalam dunia bisns, dari agen ini kita
bisa melihat bahwa sistem akuntansi yang baru mereka bangun belum
lah dikatakan stabil, hal ini tergamnbar dalam analisis penerapan PSAK
01 tentang Penyajian Laporan Keuangan di Agen Sherlina Oriflame
Marpoyan Pekanbaru, didapatkan bahwa saat ini laporan keuangan
yang disusun oleh agen ini belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 01.
Beberapa faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian ini adalah
kurangnya pemahaman manajemen terkait dengan standar akuntansi
yang berlaku, yang mengarah pada penyajian laporan keuangan yang
tidak memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum hal ini
bisa dilihat dalam jurnal yang dipublish dan di jelaskan (Fresty, 2019)
b. Studi Kasus Pada PT metropolitan Kentjana Tbk.
PT Metropolitan Kentjana Tbk telah mampu menyajikan informasi
tentang dasar penyusunan laporan keuangan, memberikan informasi
yang belum disajikan di laporan keuangan diantaranya menampilkan
tentang gambaran umum perusahaan, kebijakan akuntansi, ikhtisar
kebijakan akuntansi, dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa laporan
keuangan PT Metropolitan Kentjana Tbk untuk catatan atas laporan
keuangan sudah memenuhi standar yang ada. Laporan keuangan yang
disajikan PT Metropolitan Kentjana Tbk sudah memenuhi persyaratan
yang ada pada PSAK 01. (Ayu & Edi, 2021)

c. Studi Kasus Pada PD. Arga Arta Pratama


Pada PD. Arga Arta ditemukan adanya perbedaan implementasi dengan
PSAK 01 dimana ini dimulai pada laporan posisi keuangan, Menurut
PSAK No. 01 neraca harus menyajikan 17 akun seperti: aset tetap,
property investasi, aset tidak berwujud, aset keuangan, investasi dengan
metode ekuitas, persediaan, piutang dagang, kas dan setara kas, total
aset yang diklasifikasikan, utang dagang, provisi, liabilitas keuangan,
liabilitas dan aset untuk pajak, liabilitas dan aset pajak tangguhan,
liabilitas pajak sesuai PSAK No. 58, kepentingan non pengendali, dan
modal saham. Pada neraca yang disajikan dalam laporan keuangan PD.
Arga Arta Pratama Kediri periode tahun 2014-2016 hanya terdapat 7
akun yaitu: aset tetap, aset keuangan, persediaan, kas dan setara kas,
aset untuk pajak, pinjaman jangka pendek, dan modal pemilik. Jadi,
kesesuaian laporan keuangan PD. Arga Arta Pratama untuk neraca
adalah 7/17x100%=41,18. Menurut PSAK No.01 laporan laba rugi
harus menyajikan 5 akun seperti: pendapatan, biaya keuangan, bagian
laba rugi dari entitas asosiasi, beban pajak, jumlah surplus atau difisit.
Pada laporan laba rugi yang disajikan PD. Arga Arta Pratama hanya
terdapat 4 akun yaitu: pendapatan, biaya keuangan, beban pajak, dan
laba pemilik atau yang merupakan jumlah difisit. Jadi, kesesuaian
laporan keuangan PD. Arga Arta Pratama Kediri untuk laporan laba
rugi adalah 4/5x100%=80%. menurut PSAK No. 01 laporan arus kas
harus dapat memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk
menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
kebutuhan entitas dalam menggunakan kas tersebut dengan rician kas
dari aktivitas operasional, kas dari aktivitas investasi, kas dari aktivitas
pendanaan. Pada penyajian laporan arus kas PD. Arga Arta Pratama
Kediri, laporan ini telah mampu menyajikan informasi arus kas masuk
dan keluar serta mampu menunjukkan jumlah saldo kas dan setara kas
tetapi hanya menyajikan rincian kas dari aktivitas operasi. Jadi,
kesesuaian laporan keuangan PD. Arga Arta Pratama Kediri untuk
laporan arus kas adalah 1/3x100%=33,33%. Catatan atas laporan
keuangan yang disajikan oleh PD. Arga Arta Pratama Kediri
mempunyai 3 pencatatan, yaitu tentang gambaran umum perusahaan,
kebijakan akuntansi, kebijakan akuntansi asset, sedangkan pada PSAK
No. 01 berisi tentang sejarah perusahaan, kebijakan akuntansi, ikhtisar
biaya, dan informasi tambahan. Maka laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang digunakan oleh PD. Arga Arta Pratama Kediri, mampu
memberikan informasi yang belum disajikan di laporan keuangan tapi
informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan. Jadi,
kesesuaian laporan keuangan PD. Arga Arta Pratama Kediri untuk
catatan atas laporan keuangan adalah 75% karena sudah memenuhi
persyaratan yang ada pada PSAK No.01 3/4X100%=75%. (Ratma,
2018)
BAB III Penutup
1. Kesimpulan
Dari makalah yang ini kita bisa mendapatkan kesimpulan
mengenai konsep dasar pelaporan dan penyajian laporan keuangan yang
sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan pelapor, hal ini
dikarenakan informasi penting untuk perusahaan diawali dari laporan
keuangan untuk pengambilan keputusan. Serta laporan keuangan
menjadi faktor penting untuk para investor, potensial investor, pemberi
pinjaman dan kreditor lainnya bisa memberikan dukungan pendanaan
untuk perusahaan. Selain itu kerangka konseptual dari laporan keuangan
menjadi salah satu hal yang mendasar dari makalah ini. Selain itu
mengulas PSAK 01 merupakan salah satu hal penting dalam memahami
laporan keuangan lebih dalam lagi. Maka dari itu Konsep dasar pelaporan
dan penyajian laporan keuangan beserta standar akuntansi dan
perkembangannya menjadi hal penting untuk diketahui oleh seorang
akuntan

2. Saran
Kepada Mahasiswa

Melakukan review lebih banyak lagi mengenai update dari kerangka


konseptual dari Laporan keuangan, meningkatakan pemahaman
menganai PSAK 01 serta studi kasus dari PSAK ini. Selain itu juga
melakukan review kembali dengan jurnal yang berbasis IFRSs

Kepada Perusahaan

Perhatikan lebih jauh lagi penyesuaian laporan keuangan yang dimiliki


saat ini, apakah telat disesuaikan dengan PSAK 01. Hal ini guna
mendukung kualitas dari pengambilan keputusan dari perusahaan yang
mana informasinya di dapat dari laporan keuangan. Selain itu juga
meningkatan kualitas informasi yang di distribusikan kepada investor,
investor potensial, pemberi pinajaman dan kreditur lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, R. F., & Edi, K. (2021). Analisis Laporan Keuangan Menurut PSAK 01 Pada
PT Metropolitan Kentjana tbk. Jurnal Akuntansi Keuangan dan
Perbankan.
Dewan Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. (2022). Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Fresty, A. M. (2019). Analisis Penerapan PSAK 01 tentang penyajian Laporan
Keuangan di Agen Sherlina Oriflame Marpoyan Pekanbaru. Jurnal
Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan Volume 2 Edisi 2 Tahun 2019.
Ratma, B. S. (2018). Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK
No. 01 tentang penyajian Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada PD. Arga
Arta Pratama Kota Kediri). cendikia Akuntansi Vol. 6 No.3.
Santoso, I. (2011). Akuntansi Keuangan Menengah. Bandung: PT. Refika Aditma.

Anda mungkin juga menyukai