Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
NORMAN (190603146)
BANDA ACEH
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan
keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan tak lupa
penulis bersyukur atas tersusunnya makalah ini. Sebelumnya kami ucapkan banyak terima
kasih kepada Eliana, S.E., M.Si selaku dosen pengampu yang telah memberikan kami
kesempatan untuk membahas Makalah yang berjudul KERANGKA DASAR PEMYUSUNAN
DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH, Tujuan kami menyusun makalah ini
adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu pengetahuan kita semua dan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perbankan Syaraiah. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan untuk dijadikan literatur. Apabila
dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Penulis
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................................5
A. Latar belakang.................................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
SYARIAH...............................................................................................................................................6
1. Tujuan Kerangka Dasar...............................................................................................................6
2. Pemakai dan Kebutuhan Informasi..............................................................................................6
3. Paradigma Transaksi Syariah.......................................................................................................7
4. Asas Transaksi Syariah................................................................................................................7
5. Karakteristik keuangan Syariah...................................................................................................9
6. Tujuan Laporan Keuangan...........................................................................................................9
7. Bentuk Laporan Keuangan........................................................................................................10
8. Asumsi Dasar.............................................................................................................................11
9. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan...............................................................................11
10. Kendala Informasi Yang Relavan..........................................................................................12
11. Unsur Unsur Laporan Keuangan............................................................................................13
12. Pengukuran Unsur laporan Keuangan....................................................................................14
13. Laporan Keuangan Entitas Syariah (PŠAK 101 (Revisi 2016)..............................................15
14. Laporan Keuangan Bank Syariah (PSAK 101 (Revisi 2016).................................................16
B. KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT AAOIFI DAN PEMIKIR ISLAM.....................16
1. Tujuan Akuntansi Keuangan dan Laporan keuangan.................................................................16
2. Pemakai dan Kebutuhan Informasi............................................................................................17
3. Paradigma. Asas, dan Karakteristik Transaksi Syariah..............................................................17
4. Bentuk laporan Keuangan..........................................................................................................17
5. Syarat Kualitatif Laporan Keuangan menurut AAOIFI.............................................................18
3
6. Perdebatan Para Pemikir Islam Mengenai Kerangka Akuntansi................................................18
7. Beberapa Pemikiran ke Depan...................................................................................................21
BAB III.....................................................................................................................................................23
PENUTUP................................................................................................................................................23
A. KESIMPULAN...................................................................................................................................23
B. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................23
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga
penyajian dalam laporan keuangan, memerlukan sebuah kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangn. Kerangka dasar atau kerangka konseptual akuntansi, adalah
suatu sistem yang melekat dengan tujuan-tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada
standar yang konsisten dan terdiri atas sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi dan
laporan keuangan.
Dalam makalah ini kami akan membahas kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangna syariah. Pembahasan diawali dengan diskusi tentang
perkembangan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
(KDPPLKS) dan diikuti dengan tujuan KDPPLKS. pemakai laporan keuangan syariah,
tujuan laporan keuangn, asumsi dasar, unsur-unsur laporan keuangan, dan pengakuan
serta pengukuran unsur-unsur laporan keuangan terseut. Relevansi bab ini adalah sebagai
dasar dalam memahami landasan yang digunakan oleh penyusun standar dalam membuat
standar akuntansi standar.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Perkembangan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan Syari'ah di Indonesia menurut PSAK.
2. Untuk mengetahui Perkembangan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan Syari'ah di Indonesia menurut AAOIFI.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kerangka konseptual diperlukan agar dihasilkan standar dan aturan yang koheren, yang
disusun atas dasar yang sama sehingga menambah pengertian dan kepercayaan para pengguna
laporan keuangan, serta dapat dibandingkan di antara perusahaan yang berbeda atau periode
yang berbeda. Kerangka konseptual juga dapat digunakan untuk mencari solusi atas berbagai
masalah praktis yang muncul sesuai dengan berkembangnya kompleksitas bisnis dan lingkungan.
6
e. Pembayar dan penerima zakat. infak, sedekah, dan wakaf, untuk informasi
tentang sumber dan penyaluran dana tersebut.
f. Pengawas syariah, untuk menilai kepatuhan pengelolaan lembaga syariah
terhadap prinsip syariah.
g. Karyawan, untuk memperoleh informasi tentang stabilitas dan profitabilitas
entitas syariah.
h. Pemasok dan mitra usaha lainnya, untuk memperoleh informasi tentang
kemampuan entitas membayar utang pada saat jatuh tempo.
i. Pelanggan, untuk memperoleh informasi tentang kelangsungan hidup entitas
syariah.
j. Pemerintah serta lembaga-lembaganya. untuk memperoleh informasi tentang
aktivitas entitas syariah. perpajakan serta kepentingan nasional lainnya.
k. Masyarakat, untuk memperoleh informasi tentang kontribusi entitas terhadap
masyarakat dan negara.
7
pertukaran uang sejenis secara tunai maupun tangguh dan yang tidak
sejenis secara nontunai.
o Kezaliman, baik terhadap diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
Kezaliman diterjemahkan memberikan sesuatu tidak sesuai ukuran
(kualitas dan temponya), mengambil sesuatu yang bukan haknya. dan
memperlakukan sesuatu tidak sesuai tempatnya atau posisinya.
o Judi, atau hersikap spekulatif dan tidak berhubungan dengan produktivitas
(maisir)
o Unsur ketidakjelasan (gharar). manipulasi dan eksploitasi informasi serta
tidak adanya kepastian pelaksanaan akad, seperti ketidakpastian
penyerahan objek akad, tidak ada kepastian kriteria kualitas, kuantitas,
harga objek akad, atau eksploitasi karena salah satu pihak tidak mengerti
perjanjian ini (gharar). Bentuk-bentuk gharar antara lain:
8
pemanfaatan dan pelestarian. Transaksi syariah tidak hanya memperhatikan
kepentingan pemilik semata tetapi memperhatikan kepentingan semua pihak
sehingga dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi tersebut.
e. Universalisme (syumuliyah), dimana esensinya dapat dilakukan oleh. dengan,
dan untuk semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama,
ras dan golongan sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil
alumin).
9
b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah.serta inormasi asset
liabilitas. pendapatan. dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila
ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.
c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana. menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yang layak.
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal
dan pemilik dana syirkak temporer, dan informasi mengenai pemenuhan
kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas. syariah termasuk pengelolaan dan
penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
10
8. Asumsi Dasar
a. Dasar akrual
Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual.maksudnya bahwa pengaruh
transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
b. Kelangsungan usaha
Laporan keuangan biasanya disuusn atas dasar asumsi kelangsungan usaha
entitas syariah yang akan melanjutkan usahanya dimasa depan. Oleh karena
itu.entitas syariah doasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi
atau mengurangi secara material skala usahanya.
11
dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk
aser.kewajiban,dana syirkah temporer,sreta ekuitas entitas syariah pada
tanggal pelaporan.
o Dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi yang
sesuai dengan prisnip syariah dan bukan hanya bentuk hukumnya.
o Harus diarahkan untuk kebutuhan umum pemakai dan bukan pihak
tertentu saja (netral).
o Didasrkan atas pertimbangan yang sehat dalam hal menghadapi
ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Pertimbangan ini
mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan atas
ketidakpastian tersebut..
o Lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan akan berakibat informasi menjadi tidak benar sehingga
menjadi tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna.
d. Dapat dibandingkan.
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas syariah
antar periode untuk mengidentifikasikan kecendrungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar
entitas-entitas syariah untuk mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relatif.
12
dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Namun secara
substansi, evaluasi biaya dan manfaat merupakan suatu proses pertimbangan
(judgement process). Biaya tidak harus dipikul oleh mereka yang menikmati
manfaat, sehingga perlu disadari dan dijadikan pertimbangan oleh para penyusun
dan pemakai laporan keuangan.
Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan hersih
(laba) adalah penghasilan dan behan. Unsur penghasilan dan heban
didefinisikan berikut ini.
13
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aset atau pemiriman kewajiban yang mengakibatkan
kemikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues)
maupun keuntungan (gain).
Beban (expenses) adalah peruruman manfaat ekonomi selama
suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atm
berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal, termasuk di dalamnya beban untuk pelaksanaan
aktivitas entitas syariah maupun kerugian yang timbul
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer adalah
bagian bagi hasil pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil
investasi bersama entitas syariah dalam suatu periode laporan
keuangan.
14
b. Biaya kinl (current cost)
Aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aset
yang sama atau setara aset diperoleh sekarang.
Liabilitas dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak
didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.
15
i. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas syariah menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif, atau
melakukan penyajian kembali pos laporan keuangan atau ketika entitas syariah
mereklasifikasi pos dalan laporan keuangan. Dengan hal ini, maka laporan
keuangan akan terdiri dari 3. (tiga) periode yaitu: akhir periode berjalan, akhir
periode sebelumnya. dan awal perinde sebelumnya.
Saat ini di dunia, terdapat lembaga nirlaba tingkat internasional yang berperan dalam
mengembangkan dan menerbitkan berbagai standar (dalam bidang syariah, akuntansi,
auditing, etika dan tatakelola) untuk industri keuangan syariah global. I emhaga tersebut
dikenal dengan nama Accounting and Auditing Organization for Islammc Financial
Institution. (AAOIFI).
16
c. Tujuan akan membantu untuk memandu manajemen dalam membuat
pertimbangan judgement pada saat akan menyusun laporan keuangan
d. Tujuan jika diungkapkan dengan baik. akan meningkatkan kepercayaan
pengguna serta meningkatkan pemahaman informasi akuntansi sehi ngga
akhirnya akan meningkatkan keperecayaan atas lembaga keuangan syariah.
e. Penetapan tujuanyang mendulkung penyusiunan standar akuntansi yang
konsisten.
17
f. Laporan Sumber Danpenggunaan Dana Zakat Serta Dana Sumbangan 7. Laporan
Sumber Dan Penggunaandana Qard Hasan
Para ulama likih baik klasik maupun kontemporer serta para pemilik
akuntansi islam, masih berbeda pandapat mengenai teori im. Mereka yang
mendukung diantarannya adalah Adnan dan Gaffikin (1997). Abdul Rahman
(Napier. 2007). Attiah (1989) Konsep tersebut beralasan bahwa dalam islam ada
juga konsep akuntansi yang harus terpisah daru unit akuntansi seperti Wakaf,
18
Baitul Mall, Zakat, dan pemerintahan. Dasar yang digunakan oleh ulama fikih
yang setuju dengan konsep ini adalah firma Allah dalam OS 4:29"..... Kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu".....
dan dalam hadis Nabi Muhammad SAW: orang mukmin itu (dalam urusan
mereka) menurut syarat yang telah mereka sepakati, kecuali satu syarat, yaitu,
menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
Pemikir akuntasi dan ulama fikih berbeda pandapat tantang konsep ini, antara
lain adalah Ahmed (Napier, 2007) yang menyatakan bahwa penggunaan uang
sebagai alat perhitungan dalam lingkungan inflasi tinggi sangat dipertanyakan
penyebabnya adalah islam memerintahkan untuk berbuat adil seperti tercantum
dalam QS 6:152, QS 7:85, serta QS 4:29. Inflasi menurunkan nilai sesungguhnya
19
dari pinjaman dengan Qard Hasan karena pemberi pinjaman akan menerima nilai
yang lebih kecil.
Para ulama fikih, masih berbeda pendapt mengenai teori ini. Mereka yang
mendukung ialah Adnan dan Galifiki (1997). Konsep tersebut beralasan bahwa
dalm islam ada juga konsep akuntansi yang harus terpisah seperti: wakaf bitul
mal, zakt dan pemerintahan. Dasar yang digunakan oleh para ulama yang setuju
adalh firman Allah dalam QS. 4:29.... kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Sedangakan mereka yang tidak
setuju dengan konsep ini diantarnya: Gambling dan Karim (1991) beralasan
bahwa perusahaan adalah suatu bentuk entitas hokum yang tidak dapat
dipisahkan dengan pemiliknya terutama terutama yang berkaitan dengan utang.
20
didukung dengan mengatkan bahwa islam sangat mendukung orang yang
bekerja dan menabung untuk mengantisipasi masa depn. Sebagaiman di
sampaikan dalam QS. 37,7 dan Al Hadis, "Allah menyayangui orang-
orang yang mencari nafkah yang baik dan menafkahkannya secara
sederhana serta menabung sisanya untuk persiapan pada hari in
membutuhkan dan pada hari fakirnya (HR. Muslim).
Konsep ini banyak dikritisi oleh para pemikir akuntansi termasuk
para pemikir islam, seperti Adnan dan Gafifkin 1997. Dengan alas an
bhwa semua makhluk hidup adalah fana dan hanya Allah yang akn terus
hidup selamanya.
Periodisasi
Menurut konsep ini, adanya perubahn atas kekayaan perusahaan
pada laporan keuangan harus dijelaskan secar periodic (belkoui 2000).
Konsep ini berhubungan dengan konsep ini berhubungan dengan usaha
yang berkelanjutan.
Satuan mata uang
Koservatif
Harga perolehan
Penandingan antar pendapatan dan behan
Dasar akrual
Pengungkapan penuh
Substansi mengungguli bentuk
21
bukanlah kinerja operasional (laba bersih). tetapi kinerja dari sisi pandang para
stakeholders dan nilai sosial yang dapat didistribusikan secara adil kepada
sekelompok yang terlibat dengan dengan perusahaan dalam menghasilkan nilai
tambah.
c. Konsep nilai tambah pada awalnya dikembangkan dalam akuntansi sosial dan
lingkungan (Mook, 2003), dan dianggap sebagai jawaban atas kelemahan
akuntansi keuangan konvensional sehingga diusulkan sebagai laporan tambahan.
d. Selanjutnya Baydoun dan Willet (1994,2000)mengusulkan bentuk laporan nilai
tambah syariah setelah melakukan rekonstruksi melalui telaah filosofis-teoritis
akuntansi syariah.
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
PSAK Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLK
Syariah) yang di 6tTfikih atas trand saksi yang sesuai dengan syariah.
Selain itu, PSAK Syariah ini mencakup perusahaan di seluruh industry yang melakukan
transaksi Syariah dan tidak terbatas hanya untuk lembaga keuangan Ssariah seperti standar
AAOIFI
B. DAFTAR PUSTAKA
Alifudin. (2016), SAK Svari'ah dalam Tafsir Hau Sosial Profetik. Malang: Emapat Dua
Nurhayati, Sri.. Wasilah. (2019). Akuntansi Syariah di Indonesia (5 ed.). Jakarta: Salemba
Empat.
23