Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SAK SYARIAH 101


Diajuakan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Akuntansi Syariah
Dosen Pengampu: Wildan Khisbullah suhma S.Akun., M.Ak

Disusun Oleh:
Kelompok 3:
1. KHOIRUL UMAM 211105030019
2. MARCELIA EKA PRADITA 211105030027
3. LAILITA SABRINA 211105030036

PRODI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “SAK Syariah 101 “
Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi syariah.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Wildan Khisbullah suhma S.Akun., M.Ak
selaku dosen mata kuliah akuntasi syariah Ucapan terima kasih juga disampaikan pada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Suatu hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat atas hasil dari karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para
pembaca ataupun pihak yang bersangkutan khsusnya mahasiswa ataupun sektor manajemen
perusahaan di Indonesia.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karenanya, saran dan kritik yang
bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Jember,09 september 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I..............................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujua Pembahasan....................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................3
2.1 definisi Laporan Keuangan Syariah..........................................................................3
2.2 Tujuan dari Laporan Keuangan Syariah...................................................................4
2.3 Komponen Laporan Keuangan Syariah berdasarkan PSAK 10...............................5
2.4 Persyaratan penjaian laporan keuangan....................................................................6
BAB III...........................................................................................................................8
PENUTUP.......................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................8
3.2 Saran........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia
atau IAI selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku dan memberikan interpretasi dan
argumen praktis yang mendalam, terutama dalam menyusun laporan keuangan untuk
memperoleh informasi yang akurat mengenai data ekonomi dan kemudian ke
standar.Akuntansi Keuangan atau PSAK adalah suatu pedoman tata cara akuntansi yang
memuat ketentuan-ketentuan terkait perlakuan pencatatan penyusunan dan penyajian laporan
keuangan yang disusun oleh organisasi berdasarkan kondisi yang ada dan ditetapkan,
disepakati atau disetujui dan disetujui oleh suatu organisasi atau lembaga resmi.
Sebagai pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan merupakan
persyaratan wajib bagi setiap perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, namun
setidaknya dapat memastikan bahwa penyelarasan faktor atau elemen data ekonomi harus
ditempatkan pada posisi yang benar.sehingga seluruh data perekonomian dapat disajikan
secara akurat. untuk membantu pihak-pihak yang berkepentingan dengan lebih mudah
menafsirkan dan mengevaluasi laporan keuangan untuk membuat keputusan ekonomi yang
tepat bagi masing-masing pihak.
Seperti halnya standar akuntansi keuangan konvensional, standar akuntansi keuangan
syariah disusun oleh suatu badan resmi (Standard Setting Body) SAK Syariah yang
diselenggarakan oleh Organisasi Lembaga Akuntansi dan Audit Keuangan Islam (AAOIFI)
yang berbasis di Dubai yang didirikan.Standar akuntansi ini digunakan dan diterapkan oleh
banyak negara yang menganut prinsip ekonomi Islam.Di Indonesia, permasalahan
standarisasi pelaporan keuangan menurut hukum syariah ditangani oleh Komite Standar
Akuntansi Syariah (DSAK), di bawah naungan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).
DSAK didirikan di Jakarta pada Kongres IAI ke-8 pada tahun 1998.SekarangStandar
akuntansi keuangan syariah di Indonesia menggunakan PSAK 101 SAK Syariah
menggantikan SAK Syariah yang diadopsi pada tahun 2002 dan menyelesaikan SAK Syariah
pada tahun 2007 dan 2011.Dasar pembuatan SAK Syariah ini berasal dari Al-Quran Surat
AlBaqarah ayat 282 dan 283.Ayat ini menjelaskan tentang prinsip pencatatan dan pelaporan
Keuangan.menggunakan konsep kejujuran, keadilan dan kebenaran.Pembentukan SAK
Syariah mengikuti pertumbuhan ekonomi Islam di seluruh dunia, menciptakan lingkungan
ekonomi dan bisnis baru berdasarkan hukum Syariah.
Bagi lembaga syariah, pencatatan transaksi keuangan menurut prinsip Islam bukanlah
riba.Dengan adanya standar akuntansi syariah, laporan keuangan harus konsisten dan dapat
diandalkan.Standar akuntansi juga digunakan oleh para pengguna laporan keuangan seperti
investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat sebagai acuan untuk memahami dan
menganalisis laporan keuangan, sehingga membantu mereka mengambil keputusan yang

iv
tepat.karena itu Standar akuntansi memegang peranan penting bagi penyusun dan pengguna
laporan keuangan untuk menjamin konsistensi dan keakuratan informasi dalam laporan
keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Syariah?
2. Apa Tujuan Laporan Keuangan Syariah?
3. Apa saja Komponen Laporan Keuangan Syariah berdasarkan PSAK 101?
4. Bagaimana Persyaratan Penyajian Laporan Keuangan?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui definisi Laporan Keuangan Syariah
2. Untuk mengetahuitujuan dari Laporan Keuangan Syariah
3. Untuk mengetahui Komponen Laporan Keuangan Syariah berdasarkan PSAK 101
4. Untuk mengetahui persyaratan penjaian laporan keuangan

v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Laporan Keuangan Syariah
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No.1 Tahun 2015 “Laporan
keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan selama suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan hasil usahanya”.
Menurut Sutrisno (2008: 9), “Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni, (1) Neraca dan (2) Laporan Laba-Rugi”.
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan 15 posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam
pengambilan keputusan secara ekonomi.
Menurut Riyanto (2004 : 327), mendefinisikan Laporan Keuangan adalah sebagai
berikut: “Laporan Finansial (Financial Statement), memberikan ikhtisar mengenai
keadaanfinancial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai
aktiva,utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi dan laba
(incomestatement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu
biasanya meliputi suatu periode satu tahun.
Pemahaman lain disampaikan Sofyan Sahri: “Laporan keuangan merupakan produk
atau hasil akhir suatu proses akuntansi.Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan
keuangan memberikan informasi pengambilan keputusan yang berguna bagi berbagai pihak,
seperti pemilik dan kreditor.
Laporan keuangan syariah memiliki perbedaan yang signifikan dengan laporan
keuangan konvensional.Ini melibatkan penyusunan laporan keuangan berdasarkan transaksi
sesuai syariah.Agar pelaporan keuangan konsisten dengan model, prinsip dan karakteristik
pelaporan keuangan syariah, maka unsur-unsur pelaporan keuangan syariah ditetapkan
sebagai berikut:
1. Komponen laporan mencerminkan aktivitas bisnis
a. Laporan situasi keuangan
b. Laporan laba rugi
c. Laporan Arus Kas
d. Mengumumkan perubahan dalam keadilan
2. Komponen pelaporan keuangan mencerminkan kegiatan sosial
a. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
b. Laporkan sumber dan penggunaan dana sukarela.
3. Elemen lain dalam laporan keuangan mencerminkan aktivitas dan tanggung jawab
spesifik organisasi Syariah.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penyusunan laporan keuangan menurut
syariah adalah suatu proses penyederhanaan laporan yang disusun berdasarkan prinsip-

vi
prinsip akuntansi yang memuat keadaan keuangan suatu instansi guna memenuhi kebutuhan
pelaporan.pengguna sesuai dengan kriteria Syariah.
2.2 Tujuan Laporan Keuangan Syariah
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi
keuangan, hasil operasi dan perkembangan posisi keuangan suatu entitas yang mematuhi
syariah, berguna bagi banyak pengguna dalam membuat keputusan ekonomi.Laporan
keuangan merupakan penyajian terstruktur mengenai posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas syariah.Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan, hasil operasi dan arus kas entitas syariah yang berguna
bagi sebagian besar pengguna laporan untuk membuat keputusan ekonomis dan menunjukkan
akuntabilitas manajemen (manajemen) dalam menggunakan laporan keuangan untuk tujuan
umum.sumber daya dipercayakan kepada mereka.Untuk mencapai tujuan tersebut, laporan
keuangan menyajikan informasi tentang entitas syariah antara lain:
a. Asset
b. Kewajiban
c. Dana syirkah temporer
d. Ekuitas
e. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
f. arus kas
g. dana zakat
h. dana kebajikan
Beberapa tujuan lainnya adalah:
1) Memperkuat penghormatan terhadap prinsip syariah dalam segala transaksi dan
kegiatan usaha.
2) Informasi mengenai kepatuhan syariah entitas yang tidak sesuai dengan prinsip
syariah, serta informasi mengenai aset, kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak
sesuai dengan prinsip syariah, hukum syariah, jika iya, serta cara memperoleh dan
menggunakannya.
3) Informasi untuk menilai kepatuhan entitas syariah terhadap tanggung jawab
kepercayaan dalam mengamankan modal, investasi pada tingkat pengembalian yang
sesuai.
4) Informasi tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemodal dan pemilik
sementara dana sirkah; dan informasi mengenai kepatuhan terhadap kewajiban fungsi
sosial entitas, termasuk penyelenggaraan dan penyaluran zakat, infaq, sedekah, dan
wakaf.
Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil operasi
keuangan, dan arus kas entitas sesuai dengan hukum Syariah dengan menerapkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan dengan benar disertai informasi yang menyertainya
sebagaimana disyaratkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dalam catatan ke
laporan keuangan.Informasi lain selalu disediakan untuk penyajian wajar meskipun
pengungkapan tersebut tidak diwajibkan oleh standar akuntansi keuangan Negara.

vii
Pelaporan keuangan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan umum pengguna laporan
keuangan dan dapat digunakan sebagai bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang mungkin dipercayakan kepadanya.
2.3 Komponen Laporan Keuangan Syariah berdasarkan PSAK 101
Secara umum komponen laporan akuntansi keuangan (SAK) lengkap sesuai standar antara
lain:
1) Laporan keadaan keuangan pada akhir periode;
2) Laporan laba bersih dan penghasilan komprehensif lain periode berjalan;
3) Laporan perkembangan ekuitas selama periode berjalan;
4) Laporan arus kas periode berjalan;
5) Catatan atas laporan keuangan, termasuk ikhtisar kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lainnya;
a. Informasi komparatif berkaitan dengan periode lalu yang terkini, sebagaimana
ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A;
6) Laporkan situasi keuangan pada awal periode terkini ketika unit tersebut menerapkan
metode akuntansi retrospektif ataumenyajikan kembali pos-pos dalam laporan
keuangan atau ketika suatu entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan
sesuai dengan paragraf 40A ke 40D.
Sedangkan unsur pelaporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101 paragraf 11
yang mengatur bahwa unsur pelaporan keuangan entitas syariah harus disajikan dalam
standar penyajian, antara lain:
a) Neraca
pos neraca memberikan informasi tentang posisi keuangan suatu perusahaan pada
waktu tertentu.Selain neraca, penggunaan laporan keuangan akan membantu
mengevaluasi likuiditas dan operasi yang tepat dari suatu bisnis atau organisasi.
b) Laporan laba rugi
Laporan ini memberikan informasi mengenai keberhasilan manajemen dalam
menjalankan usahanya.Keberhasilan diukur dari kemampuan menghasilkan
keuntungan, khususnya selisih antara seluruh pendapatan (pendapatan dan
keuntungan) dan seluruh perkiraan biaya yang menghasilkan pendapatan tersebut.
c) Laporan arus kas
Laporan ini memberikan informasi mengenai aktivitas pengelolaan pada tahap
pengelolaan kas.Dengan pelaporan arus kas, pengguna laporan dapat mengevaluasi
aktivitas pengelolaan operasi (operation), investasi (investment) dan pendanaan
(finance).
d) Mengumumkan perubahan dalam keadilan
Pernyataan ini menjadi penghubung antara laporan laba rugi keuangan dan
neraca.Transaksi laba rugi dan modal bersih akan dimasukkan dalam laporan
perubahan modal untuk mendapatkan angka akhir.Memasukkan keuntungan dan
Pernyataan ini menjadi penghubung antara laporan laba rugi keuangan dan
neraca.Transaksi laba rugi dan modal bersih akan dimasukkan dalam laporan

viii
perubahan modal untuk mendapatkan angka akhir.Memasukkan keuntungan dan
perubahan modal bersih ke dalam akun modal akan menjadi proses yang dikenal
sebagai penutupan pembukuan.
e) Laporkan sumber dan penggunaan dana Zakat.Laporan ini merupakan informasi
keuangan yang berisi ringkasan
Penerimaan zakat dikelola oleh lembaga syariah sebagai pelaksana fungsi baitul
maal.Penerimaan zakat dapat berasal dari individu yang tergabung dalam entitas
syariah, seperti pemilik, direktur, dan karyawan.Individu di luar entitas syariah juga
dapat menyalurkan kewajiban zakatnya melalui entitas syariah yang menjalankan
fungsi umpan.
f) Catatan atas laporan keuangan
Catatan laporan hendaknya disajikan secara sistematis.Setiap unsur neraca, laporan
laba rugi dan laporan arus kas, laporan perkembangan ekuitas, laporan sumber dan
penggunaan dana Zakat, laporan sumber dan penggunaan dana Kebaikan harus saling
berkaitan satu sama lain.Untuk informasi yang disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan, catatan terlampir menunjukkan:
 Informasi yang mendasari penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan pada peristiwa dan transaksi signifikan.
 Informasi yang diperlukan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) tetapi tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus
kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat,
laporan sumber.dan Penggunaan dana sukarela.
 Dibandingkan dengan Informasi tambahan tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan untuk penyajian wajar.
2.4 Persyaratan Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 101 pertama kali dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 27 Juni 2007. PSAK ini menggantikan ketentuan
terkait penyajian laporan keuangan syariah dalam PSAK 59: Akuntansi Perbankan
Syariah yang dikeluarkan pada 1 Mei 2002.
Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No.
0823-B/DPN/IAI/XI/2013 maka seluruh produk akuntansi syariah yang sebelumnya
dikeluarkan oleh DSAK IAI dialihkan kewenangannya kepada Dewan Standar Akuntansi
Syariah (DSAS) IAI.
Setelah pengesahan awal di tahun 2007, PSAK 101 mengalami amandemen dan revisi
sebagai berikut:
a) 16 Desember 2011 sehubungan dengan adanya revisi atas PSAK 1: Penyajian
Laporan Keuangan.
b) 15 Oktober 2014 sehubungan dengan adanya revisi atas PSAK 1 terkait penyajian
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

ix
c) 25 Mei 2016 terkait penyajian laporan keuangan asuransi syariah pada Lampiran B.
Perubahan ini merupakan dampak dari revisi PSAK 108: Akuntansi Transaksi
Asuransi Syariah. Perubahan ini berlaku efektif 1 Januari 2017.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 101: Penyajian Laporan Keuangan
Syariah (selanjutnya disebut PSAK 101) menetapkan dasar penyajian laporan keuangan
bertujuan umum untuk entitas syariah. Pernyataan ini mengatur persyaratan penyajian
laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan
atas transaksi syariah.
PSAK 101 memberikan penjelasan atas karakteristik umum pada laporan keuangan
syariah, antara lain terkait:
1) Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK;
2) Dasar aktual;
3) Materialitas dan penggabungan;
4) Saling hapus;
Untuk memudahkan pengguna dalam menerapkan ketentuan penyajian laporan
keuangan syariah berdasarkan PSAK 101, PSAK 101 dilengkapi dengan contoh ilustrasi
laporan keuangan bank syariah, entitas asuransi syariah, dan amil. Lampiran yang terdapat
pada PSAK 101 tersebut merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK 101.

x
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No.1 Tahun 2015 “Laporan
keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan selama suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan hasil usahanya”. Sedangkan Menurut
Riyanto (2004 : 327), mendefinisikan Laporan Keuangan adalah sebagai berikut: “Laporan
Finansial (Financial Statement), memberikan ikhtisar mengenai keadaanfinancial suatu
perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva,utang dan modal
sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi dan laba (incomestatement) mencerminkan
hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi suatu periode satu
tahun.
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi
keuangan, hasil operasi dan perkembangan posisi keuangan suatu entitas yang mematuhi
syariah, berguna bagi banyak pengguna dalam membuat keputusan ekonomi.Laporan
keuangan merupakan penyajian terstruktur mengenai posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas syariah.
Sedangkan unsur pelaporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101 paragraf 11
yang mengatur bahwa unsur pelaporan keuangan entitas syariah harus disajikan dalam
standar penyajian, antara lain: a) Neraca, b) Laporan Arus Kas, c) Laporan, d) Dll
PSAK 101 pertama kali dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 27 Juni 2007. PSAK ini menggantikan ketentuan
terkait penyajian laporan keuangan syariah dalam PSAK 59: Akuntansi Perbankan
Syariah yang dikeluarkan pada 1 Mei 2002.
Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No.
0823-B/DPN/IAI/XI/2013 maka seluruh produk akuntansi syariah yang sebelumnya
dikeluarkan oleh DSAK IAI dialihkan kewenangannya kepada Dewan Standar Akuntansi
Syariah (DSAS) IAI.
3.2 Saran
Melalui makalah yang berjudul “SAK Syariah 101” ini diharapkan para pembaca
mampu menginterpretasikansetiap pokok pembahasan. Makalah ini mengulas tentang
bagaimana poin poin tersebut ddapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Penulih
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh kareena itu, diperlukan masukan
dari pihak lain, teruma krritik ataupun saran dari para pembaca.

xi
DAFTAR PUSAKA
Grasindo, Jakarta, 2005. Kasmir, Analisis Laporan keuangan,

Nurhayati Sri, 2009, Akuntansi Syariah di Indonesia edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.

Rifki Muhammad akuntansi keuangan syariah konsep dan implementasi PSAK Syariah
Yogyakarta P3EI press 2011 halaman 119

Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2004

Suwiknya Dwi. Analisis Laporan Keuangan Syari'ah, Pustaka Belajar, Yogyakarta 2023

Syafri Sofyan, 2011, Akuntansi Islam, Bumi Aksara, Jakarta.

xii

Anda mungkin juga menyukai