Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PSAK 105 (AKUNTANSI MUDHARABAH)

Diajukan Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Dosen Penganmpuh: Ahmad Mukhlisuddin,S.E.I.,M.E

Disusun oleh:

Meza Alim Meliza 20201700231023

Shalasiah 20201700231033

PRODI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT PESANTREN K.H ABDUL CHALIM

PACET MOJOKERTO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat,
nikmat, serta taufiq dan hidayah nya shingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk isi yang sederhana. Semoga dengan adanya
makalah ini bias di pergunakan sebagai salah satu ilmu, acuan, pedoman, maupun
petunjuk bagi pembaca dalam proses Pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-
hari.

Dalam penulisan makalah ini, kami masih merasa banyak kekurangan baik
dari segi bentuk maupun isinya. Maka dari itu, kami segedap penulis akan merasa
Bahagia jika ada di antara pembaca yang berkenan memberikan kritikan maupun
saran sehingga kedepannya kami bias menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi.

Dalam menyelesaikan tulisan ini, kami juga dengan sepenuh hati


mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada anggota kelompok yang
meluangkan waktu, usaha, serta pikirannya sehingga tulisan ini selesai.

Akhir kata, kami berharap semoga Allah memberikan balaasan yang


setimpal kepada semua orang yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
Akuntansi Syariah ini, dan juga kepada para pencari ilmu yang sempat membaca
tulisan ini, Aamiin Ya rabbal’Alamiin.

Mojokerto, 23 februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah. ............................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah .................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4
A. PSAK dan PSAK 105 ............................................................................................ 4
1. Pengertian PSAK .............................................................................................. 4
2. PSAK 105 (Akuntansi Mudharabah) .............................................................. 4
B. Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan dalam PSAK 105
(Mudharabah) ............................................................................................................... 5
1. Pengakuan dan pengukuran ............................................................................ 6
2. Penyajian ........................................................................................................... 7
3. Pengungkapan ................................................................................................... 7
C. Mekanisme PSAK 105 .......................................................................................... 8
D. Contoh laporan keuangan .................................................................................... 9
BAB III............................................................................................................................. 10
PENUTUP ........................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank merupakan salah satu Lembaga keuangan yang mempunyai
peran penting dalam perekonomian. Jasa bank banyak dibutuhkan pada
sector yang kegiatannya berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan,
dalam hal ini bank berfungsi untuk menghimpun dan menyalurkan kembali
dan banyak kepada masyarakat. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank
Syariah berarti bank yang tata cara operasinya didasarkan pada tatacara
bermuamalat secara Islam, yakni mengacu kepada
ketentuan-ketentuan Alquran dan Al-Hadist.
Berdasarkan Undang-undang No 21 Tahun 2008 Pasal 18 Tentang
Perbankan Syariah terdapat dua jenis bank sayariah (BUS dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah) salah satu produk pembiayaan yang di
salurkan oleh BPRS adalah Pembiayaan Mudhorobah. Pembiyaan
mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemodal menyediakan
modal kepada pengelola dana untuk melakukan aktivitas produktif,
kemudian keuntungan yang dihasilkan akan dibagi sesuai dengan
kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad.1
Pembiyaan mudharabah diperbolehkan dalam syariat islam atas
dasar dalam saling tolong menolong. seiring berkembangnya BPRS selain
diperlukan SDM yang memahami dalam bidang Syariah tentu juga
diperlukan standar akuntansi sesuai dengan Syariah standar akuntansi
memiliki peran penting bagi pihak penyusun maupun pemakai laporan
keuangan sehingga timbullah keseragaman atau kesamaan antar interpretasi
atas informasi yang terdapat dalam keuangan.

1
Mahayu okta irlanda, Analisis Penerapan PSAK 105 atas Pembiayaan Mudharabah,
yogyakarta thn 2017, No 105 hal 02

1
Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, peringkasan
dan penginterprestasian segala kejadian dan transaksikeuangan untuk
memberikan informasi kepada manajemen dan pihak berkepentingan lain
yang membutuhkan sebagai dasar untuk mengambil. IAI atau (Ikatan
Akuntansi Indonesia) Yaitu profesi yang mewadahi Akuntan Profesional
yang bertanggung jawab dalam penyusunan pernyataan standar akuntansi
keuangan (PSAK) yang berlaku diberbagai sektor menerbitkan PSAK 105
mengenai akad mudhorobah.
PSAK 105 merupakan standar akuntansi keuangan Syariah yang
mengatur tentang perlakuan akuntansi yang meliputi pengakuan,
pengukuran, penyajian, pengugkapan atas transaksi mudhorobah. Oleh
karena itu dengan adanya penjelasan latar belakang di atas beberapa
pendapat tentang konsep dan metode laporan keuangan oleh beberapa
perbankan islam di dunia menunjukan bahwa terdapat variasi dan perbedaan
dalam laporan keuangannya. Oleh karena itu sangat diperlukannya standar
yang mendekatkan bentuk laporan keuangan diantar perbankan standar
tersebut tentunya juga mengatur tentang ketentuan perbankan islam untuk
menyajikan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan perbankan
yang tentunya sesuai dengan prinsip syariah, dengan adanya latar belakang
di atas maka kita penulis memunculkan suatu rumusan masalah mengenai
PSAK 105.2
B. Rumusan Masalah.
1. Apakah yang di Maksud dengan PSAK 105
2. Bagaimanakah pengakuan, penyajian, pengukuran, pengungkapan pada
PSAK 105
3. Bagaimanakah Mekanisme PSAK 105.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan PSAK 105

2
Ibid hal. 03

2
2. Mengetahi bagaimana pengakuan, penyajian, pengungkapan, dan
pengakuan dari PSAK 105
3. Mengetahui bagaimana Mekanisme PSAK 105

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PSAK dan PSAK 105
PSAK No.105 bertujuan untuk mengakui, mengukur, menyajikan
dan mengungkapan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian operasional
organisasi. Akan tetapi penekanan pada PSAK tersebut adalah pada
pengakuan dan pengukuran transaksi yang terjadi pada mudharabah
sehingga dapat memberi penilaian pada transaksi yang berlaku di lapangan.
Dalam PSAK No.105 juga mengatur perlakuan akuntansi Lembaga
keuangan baik bank maupun non-bank.
1. Pengertian PSAK
PSAK diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Pada PSAK ini wajib
diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas public seperti: emiten,
perusahaan public, perbankan, asuransi, dan BUMN. Pernyataan ini
bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan transaksi mudharabah. Dalam PSAK 59 tentang akutansi
bank Syariah, dijelaskan acuan akutansi tentang pengukuran, pengakuan,
penyajian dan juga pengungkapan transaksi mudharabah bank sebagai
pengelola dana atau mudharib dana.3
Di Indonesia untuk muamalah berdasarkan sya’riah memiliki Dewan
Syari’ah Nasional MUI yang fungsi utamanya adalah meneliti dan
memberi fatwa bagi produk-produk baru tersebut harus diajukan oleh
manajemen setelah direkomendasikan oleh Dewan Pengawas Syariah.4
2. PSAK 105 (Akuntansi Mudharabah)
PSAK 105 (mudharabah) adalah akad kerja sama usaha antara dua
belah pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh
dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku

3
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah. (Jakarta:PT
Grasindo, 2005) hlm. 177
4
Yaya, Martawireja, Abdurahim. Akuntansi Perbankan Syari’ah. ( Jakarta, Salemba
Empat, 2004) hlm. 92-93

4
pengelola dan keuntungan usaha dibagi keuntungan diantara mereka
sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh
pemilik dana. PSAK 105 menyatakan bahwa pembagian hasil usaha
dapat di lakukan dengan dua acara yaitu dengan bagi hasil dan bagi laba,
dasar pembagian untuk bagi hasil adalah laba bruto sedangkan dasar
pembagian untuk bagi labaa adalah laba bersih.
Akutansi untuk mudharabah dan penghimpun dana bentuk lainnya
yang menggunakan akad mudharabah pada dasarnya mengacu pada
PSAK 105 tentang akutansi mudharabah, khususnya yang terkait dengan
akutansi untuk pengelolaan dana. Berdasarkan PSAK 105 paragraf 25,
dinyatakan bahwa dana yang diterima dari pemilik dana (nasabah) dalam
akad mudharabah di akui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah
kas atau nilai wajar asset non kas yang diterima. Pada akhir periode
akutansi dana asyirkah temporer di akui sebagai nilai tercatatnya.
Ketentuan tentang akutansi mudharabah standar ini mengatur pengakuan
dan pengukuran transaksi. Baik sisi pemilik dana maupun pengelola
dana.5
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pengakuan dan
pengukuran transaksi adalah mengenal dana mudharabah yang di
salurkan. Jenis investasi berupa kas maupun non kas, penurunan nilai
investasi sebelum usaha di mulai, dana penghasilan usaha, kerugian,
akibat kelalaian pengelola hak pihak ketiga atas dana bagi hasil syirkah,
penyertaan dana pengelola dalam skema musyarakah, dan pembagian
hasil pada mudharabah musyarakah.

B. Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan dalam PSAK


105 (Mudharabah)
PSAK No. 105 merupakan standar akuntansi keuangan syariah
yang mengatur tentang perlakuan akuntansi yang meliputi Pengakuan,

5
http://ejournal.ukanjuruhan .ac.id, di akses pada jum’at, 21 mei 2023 pukul 10:10 WIB

5
Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan atas transaksi mudharabah.
Diantaranya sebagai berikut:6
1. Pengakuan dan pengukuran
a. Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai
investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset
nonkas kepada pengelola dana.
b. Pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut:
1) Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah
yang dibayarkan.
2) Investasi mudharabah dalm bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai
wajar asset non kas pada saat penyerahan.
c. Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai
disebabkan rusak, hilang, atau faktor lain yang buka kelalaian atau
kesalahan pihak pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut diakui
sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi mudaharabah.
d. Jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah dimulainya usaha
tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian
tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil.
e. Usaha mudaharabah diangggap mulai berjalan sejak dana atau modal
usaha mudharabah diterima oleh pengelola dana.
f. Dalam investasi mudharabah yang diberikan dalam aset nonkas dan
aset kas tersebut mengalami penurunan nilai pada saat setelah barang
dipergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha mudharabah, maka
kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah investasi, namn
diperhitungkan pada saat bagi hasil.7
g. Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain, ditunjukan oleh:
Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi

6
http://ejournal.ukanjuruhan .ac.id, di akses pada sabtu, 22 mei 2023 pukul 09:10 WIB
7
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah. (Jakarta:PT
Grasindo, 2005) hlm. 177

6
1) Tidak terdapat kondisi diluar kemampuan yang lazim dan yang
telah ditentukan dalam akad.
2) Hasil keputusan dari institusi yang berwenang.
h. Jika akad mdharabah berakhir sebelum atau saat jatuh tempo dan
belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang.
i. Jika investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporanm
penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil
sesuai nisbah yang disepakati.
j. Kerugian yanng terjadi dalam suatu periode sebelum akad
mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk
penyisihan, kerugian investasi.
2. Penyajian
Pengelola dana menyajikan transaksi mudahrabah dalam laporan
keuangan:
a. Dana syirkah temporeer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai
tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah.
b. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi
belum
duserahkan kepada pemilik dana disajikan dana sebgai pos bagi hasil
yang belumdibagikan di kewajiban.
3. Pengungkapan
Pengelola dana mengungkapan haal-hal yang terkait transaksi
mudharabah tetapi tidak terbatas, pada:8
a. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana
pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudahrabah dan lain-lain.
b. Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya.
c. Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayyadah.
d. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian laporan
Keuangan Syariah.

8
http://ejournal.ukanjuruhan .ac.id, di akses pada kamis, 25 mei 2023 pukul 07:10 WIB

7
C. Mekanisme PSAK 105

1. Nasabah (mudharib) mengajukan pembiayaan kepada bank (shahibul


maal) atas suatu rencana proyek usaha. Kemudian diadakan negosiasi
sampai bank menyetujui proyeksi yang diajukan oleh nasabah dengan
syarat dan analisis yang ditetapkan oleh bank. Pada tahap negosiasi
tercapai kesepakatan berarti sudah terjadi asas konsensualisme.
2. Perjanjian dibuat dengan perlengkapan seluruh dokumen yang
dibutuhkan. Pada tahap ini data diartikan sebagai sebagai asas
formalism. Di mana akad terjadi jika sudah terjadi formalitas suatu
perjanjian sesuai dengan peraturan yang berlaku bank sebagai shahibul
maal (pihak pertama), dan nasabah sebagai mundharib (pihak kedua)
3. Nasabah menyalurkan dana pembiayaan untuk proyek yang telah
disepakati.
4. Nasabah memberikan nisbah bagi hasil atau nilai keuntungan sesuai
dengan nilai kontrak. Lazimnya dibayarkan secara regular dalam
interval per-bulan.
5. Perjanjian pembiayaan akad mudharabah selesai sesuai dengan nota
perjanjian atau Sebagian pihak mengakhiri dengan beberapa alas an
peraturan atau perundang-undangan yang berlaku.9

9
Thabrani Abdul Mukti, Mudharabah Perspektif Averroes (Ibn Rusyd), (Pamekasan:
Jurnal Iqtishadia Vol.1 No.1 Juni 2014), hlm 7-12

8
D. Contoh laporan keuangan10

10
Laporan Keuangan PT Bank Syariah Indonesia Tbk

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah penulis buat maka bisa
disimpulkan bahwa PSAK No. 105 merupakan standar akuntansi keuangan
syariah yang mengatur tentang perlakuan akuntansi yang meliputi
Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, dan Pengungkapan atas transaksi
mudharabah.
PSAK diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Pada PSAK ini wajib
diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas public seperti: emiten,
perusahaan public, perbankan, asuransi, dan BUMN. Pernyataan ini
bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan transaksi mudharabah. Dalam PSAK 59 tentang akutansi
bank Syariah, dijelaskan acuan akutansi tentang pengukuran, pengakuan,
penyajian dan juga pengungkapan transaksi mudharabah bank sebagai
pengelola dana atau mudharib dana.
Di dalam PSAK 105 (Akuntansi Mudaharabah) ada terdapat empat
hal yaitu:
1. Pengakuan
Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi
defenisi unsur kriteria pengakuan yang di kemukakan dalam paragraf 110
dalam neraca atau laporan laba rugi, pengakuan dilakukan dengan
menhyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah
uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau kedalam laba rugi
2. Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap unsur laporan keuangan dan laporan laba rugi.
Investasi mudhorobah dalam bentuk kas diukur sebesar njumlah
dibayarkan.
3. Penyajian

10
Penyajian pembiayaan mushorobah disajikan oleh pemilik dana sebagai
investasi mudhorobah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat.
4. Pengungkapan
Pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akutansi yaitu
penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen
keuangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mahayu okta irlanda, Analisis Penerapan PSAK 105 atas Pembiayaan


Mudharabah, yogyakarta thn 2017
Wiroso. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah.
(Jakarta:PT Grasindo, 2005)
Yaya, Martawireja, Abdurahim. Akuntansi Perbankan Syari’ah. ( Jakarta, Salemba
Empat, 2004)
Burhan, Bungin. Analisis Data Penelitian Kualitatif pemahaman metodologis ke
arah penguasaan model aplikasi. (Jakarta; Rajawali Pers, 2015)
Mahayu Okta Irlanda, Analisis Penerapan Psak No. 105 Atas Pembiayaan
Mudharabah Pada Bprs Bangun Drajat Warga Dan Bprs Madina Mandiri
Sejahtera Yogyakarta. Thn 2017
Rizal, Airlangga, Ahim. Akuntansi Perbankan Syari’ah. (Jakart a; Salemba Empat,
2014)
Wiroso, Akuntansi Perbankan Syariah Akuntansi Mudharabah Psak 105. Pelatihan
akuntansi perbankan syariah, (Bandung Maret Thn 2011)
Wiroso, Akuntansi Perbankan Syariah Akuntansi Mudharabah Psak 105. Pelatihan
akuntansi perbankan syariah, (Bandung Maret Thn 2011)

12

Anda mungkin juga menyukai