Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH

“KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN SYARIAH”

DOSEN PENGAMPU
ZULIANA ROVIQOH, M.E.I.

OLEH KELOMPOK 3
Windi Kurniasari : B1061171046
Ficki Andhika : B1061171025
Karmila : B1061171048
Vina Ramadhayanti : B1061171026

EKONOMI ISLAM
ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
KATA PENGANTAR

Ahamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT tuhan semesta alam. Hanya
kepada-Nya kita memuji, memohon, berlindung, menyembah dan beserah diri. Milik-Nyalah
jiwa dan raga kita. Untuk-Nyalah sahalat, ibadah, hidup dan mati kita. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya
dan segenap pengikutnya hingga akhir zaman kelak.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang “Kerangka
Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah” dalam prespektif Islam. Pada
kesempatan kali ini penulis ingin mengungkapkan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pemelihara Buk Zuliana Roviqoh, M.E.I dan ucapan terimakasih
kepada anggota kelompok yang telah ikut serta membantu dalam penyelesaian makalah
ini.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini.

Pontianak, 16 September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………....1

1.1. Latar Belakang………………………………………………………………… 1


1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 2
1.3. Tujuan…………………………………………………………………………. 2

BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………….4


A. Tujuan Kerangka Dasar……………………………………………………..6
B. Pemakai Dan Kebutuhan Informasi………………………………………...6
C. Paradigma Transaksi Syariah……………………………………………….7
D. Asas Transaksi Syariah……………………………………………………..7
E. Karakteristik Transaksi Syariah…………………………………………….9
F. Tujuan Laporan Keuangan………………………………………………....10
G. Bentuk Laporan Keuangan………………………………………………....10
H. Asumsi Dasar……………………………………………………………….11
I. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan………………………………..12
J. Kendala informasi Yang Relevan dan andal………………………………..13
K. Unsur – unsur Laporan Keuangan………………………………………….13
L. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan……………………………………..15
M. Laporan Keuangan Entitas Syariah (ED PSAK 101 (Revisi 2014))……….15
N. Laporan Keuangan Bank Syariah (ED PSAK 101(revisi 2014))…………..17
O. Laporan Keuangan Amil (ED PSAK 101 (Revisi 2014))………………….26

BAB III. PENUTUP


3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………….. 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan identifikasi hingga penyajian
dalam laporan keuangan, memerlukan sebuah kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan kerangka dasar atau kerangka konseptual akuntansi , adalah suatu system
yang melekat dengan tujuan tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang
konsisten dan teridiri atas sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan.
Kerangka konseptual dibutuhkan agar menghasilkan standard an aturan koheren yang
disusun atas dasar yang sama sehingga menambah pengertian dan kepercayaan para
pengguna laporan keuangan, serta dapat dibandingkan diantara perusahaan yang berbeda atau
periode yang berbeda. Selain itu, kerangka konseptual juga dapat digunakan untuk mencari
solusi atau berbagi manfaat praktis yang muncul sesuai dengan berkembangnya
kempleksilitas bisnis dan lingkungan.

4
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan kerangka dasar dan pelaporan?
2. Bagaimana paradigm transaksi syariah?
3. Apa itu asas transaksi syariah?
4. Bagaimana asumsi dasar dan karakteristik laporan keuangan?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan menjelaskan tujuan kerangka dasar dan laporan keuangan.
2. Mengetahui dan menjelaskan paradigm transaksi syariah.
3. Mengetahaui asas transaksi syariah.
4. Mengetahui asumsi dasar dan karakteristik laporan keuangan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK)

A. Tujuan Kerangka Dasar

Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari tujuan peyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya . kerangka ini berlaku untuk semua jenis
transaksi syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas sektor konvesional baik
sektor public maupun sektor swasta tujuankerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai
acuan bagi:

1. Penyusun dasar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya ;


2. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang
belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah.
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umu;
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.

B. Pemakai Dan Kebutuhan Informasi


Pemakai laporan keuangan meliputi:
1. Investor sekarang da investor potensial, hal ini karena mereka harus memutuskan
apakah akan membeli, menahan atau menjual investasi atau penerimaan dividen;
2. Pemilik dana qardh, untuk mengetahui apakah dana qardh dapat dibayar pada saat
jatuh tempo;
3. Pemilik dana syirkah temporer, untuk pengambilan keputusan pada investasi yang
memberikan tingkat pengembalian yang bersaing dan aman;
4. Pemilik dana titipan, untuk memastikan bahwa titipan dana dapat diambil setiap saat;
5. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf, untuk informasi tentang
sumber dan penyaluran dana tersebut.

6
6. Pengawas syariah, untuk menilai kepatuhan pengelolaan lembaga syariah terhadap
prinsip syariah;
7. Karyawan, untuk memperoleh informasi tentang stabilitas dan profitabilitas entitas
syariah;
8. Pemasok dan mitra usaha lainnya, untuk memperoleh informasi tentang kelangsungan
hidup entitas syariah.
9. Pelanggan, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas entitas syariah;
10. Pemerintah serta lembaga-lembaganya, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas
entitas syariah, perpajakan serta kepentingan lainnya;
11. Masyarakat, untuk memperoleh informasi tentang kontribusi entitas terhadap
masyarakat dan negara.

C. Paradigma Transaksi Syariah

Transaksi syariah didasarkan pada paradigm dasar bahwa alam semesta siciptakan
oleh tuhan sebagai amanah (Kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi
seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan
spiritual (al-falah).substansinya adalah bahwa setiap aktivitas manusia memiliki
akuntabilitas dan nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak
sebagai parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha. Dengan cara
ini akan terbentuk integritas yang akhirnya akan membentuk karakter tata kelola yang
baik (good governance) dan disiplin pasar (market discipline) yang baik.

D. Asas Transaksi Syariah

Transaksi syariah berasaskan pada prinsip berikut:


1. Persaudaraan (ukhuwah), yang berarti bahwa transaksi syariah menjunjung tinggi
nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat, sehingga seseorang tidak boleh
mendapatkan keuntungan diatas kerugian orang lain. Prinsip ini didasarkan atas
prinsip saling mengenal (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong

7
(ta’awun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi dan saling beraliansi
(tahaluf).
2. Keadilan (‘adalah), yang berarti selalu menempatkan sesuatu hanya pada yang
berhak dan sesuai dengan posisinya. Realisasi prinsip ini dalam bingkai aturan
muamalah adalah melarang adanya unsur berikut ini:
a. Riba/bunga dalam segala bentuk dan jenis, baik riba nasiah atau fadhl. Riba
sendiri diterjemahkan sebagai tambahan pada pokok piutang yang
dipersyaratkan dalam transaksi pinjam meminjam serta derivasinya dan
transaksi tidak tunai lainnya, atau transaksi antar barang, termasuk pertukaran
uang sejenis secara tunai maupun tangguh dan tidak sejenis secara tidak tunai.
b. Kezaliman, baik terhadap diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Kezaliman
diterjemahkan memberikan sesuatu tidak sesuai ukuran, kualitas, dan
temponya, mengambil sesuatu yang bukan haknya dan memperlakukan
sesuatu tidak sesuai tempatnya/posisinya.
c. Judi atau bersikap spekulatif dan tiak berhubungan dengan produktivtas
(maysir).
d. Unsure ketidakjelasan, manipulasi dan eksploitasi informasi serta tidak
adanya kepastian pelaksanaan akad, seperti ketidakpastian penyerahan objek
akad, tidak ada kepastian criteria kualitas , kuantitas, harga objek akad, atau
eksploitasi karena salah satu pihak tidak mengerti ini perjanjian (gharar)
e. Haram/segala unsure yang dilarang tegas dalam Al-Qur’an dan As-sunnah,
baik dalam barang/jasa ataupun aktivitas operasional terkait.
3. Kemaslahatan(maslahah), yaitu segala bentuk kebaikan dan manfaat yang
berdimensi duniawi dua unsur yaitu : halal(patuh terhadap ketentuan syariah) dan
thayib (membawa kebaikan dan bermanfaat). Transaksi syariah yang dianggap
bermaslahat harus memenuhi keseluruhan unsur-unsur yang menjadi tujuan
ketetapan syariah(maqasid syariah) yaitu berupa pemeliharaan terhadap agama
(dien), intelektual(‘aql), keturunan (nasl), jiwa dan keselamatan (nafs) serta harta
benda(mal)

8
4. Keseimbangan(tawazun) yaitu keseimbangan antara aspek material dan spiritual,
antara aspek privat dan public, antara sektor keuangan dan sektor riil, antara
bisnis dan social serta antara aspek pemanfaatan serta pelestarian,
5. Universalisme (syumuliyah),dimana esensinya dapat dilakukan oleh, dengan dan
untuk semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras,
golongan sesuai dengan semangat kerahmatan semesta(rahmatan lil alamin)

E. Karakteristik Transaksi Syariah

Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigm dan asas transaksi syariah
harus memenuhi karakteristik dan persyaratan antara lain:

1. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha;
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang obyeknya halal dan
baik(thayib)
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan
sebagai komoditas;
4. Tidak mengandung unsur riba;
5. Tidak mengandung unsur kedzaliman;
6. Tidak mengandung unsur maysir;
7. Tidak mengandung unsure gharar;
8. Tidak mengandung unsure haram;
9. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang karna keuntungan yang didapat
didalam kegiatan usaha terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatan
usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu bil ghurmi.
10. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta
untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak
diperkenankan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak
menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan dalam satu akad.
11. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan, melalui rekayasa
penawaran.
12. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap.

9
F.Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi,


menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan sisi keuangan suatu entitas syariah
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomik.
Beberapa tujuan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan


kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi
asset, liabilitas pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip
syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah didalam mengamankan dana, menginvestasikannya
pada tingkat keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam
modal dan pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenai pemenuhan
kewajiban fungsi social entitas syariah termasuk pengelolaandan penyaluran
zakat, infak,sedekah dan wakaf.

G. Bentuk Laporan Keuangan

Laporan keuangan entitas syariah terdiri sebagai berikut:

1. Posisi keuangan entitas syariah disajikan sebagai neraca. Laporan ini


menyajikan sumber informasi tentang sumber daya yang dikendalikan,
struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan perubahan
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Laporan ini berguna untuk
memprediksi laporan keuangan di masa yang akan datang.
2. Informasi kinerja intetas syariah, disajikan dalam laporan laba rugi. Laporan
ini berguna untk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang
mungkin dikendalikan dimasa depan.
3. Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah, yang dapat disusun
berdasarkan definisi dana seperti seluruh sumber daya keuangan, modal kerja,

10
asset likuid atau kas. Kerangka ini tidak mendefinisikan dana secara spesifik.
Akan tetapi, melalui laporan ini dapat diketahui laporan aktivitas investasi,
pendanaan dan operasi selama periode pelaporan.
4. Informasi lain, seperti laporan penjelasan tentang pemenuhan fungsi social
entitas syariah merupakan informasi yang tidak diatur secara khusus tetapi
relevan bagi pengambilan keputusan sebagian besar pengguna laporan
keuangan.
5. Catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari informasi
tambahan yang relevan termasuk pengungkapan tentang resiko dan
ketidakpastian yang mempengaruhi entitas, informasi tentang segmen industri
dan geografi serta pengaruh perubahan harga terhadap entitas juga dapat
disajikan.

H. Asumsi Dasar

Asumsi dasar terdiri atas:

1. Dasar Akrual
Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, maksudnya bahwa
pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan
diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan
keuangan periode yang bersangkutan.

2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas asumsi kelangsungan usaha
entitas syariah yang akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena
itu, entitas syariah diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud
atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun
dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

11
I. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik akumulatif merupakan cirri khas yang membuat informasi dalam


laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif
pokok,yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.

1. Dapat Dipahami
Kualitas penting yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapa dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini,
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
denganketekunan yang wajar.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevn untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memilikinkualitas
relevan kalau dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa
depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Keandalan
Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakinya sebagai penyajian yang
tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.agar dapat diandalkan maka informasi harus
memenuhi hal sebagai berikut:
a. Menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
b. Dicatat dan disajikan sesuai substansibdan realitas ekonomi yang
sesuai dengan prinsip syariah dan bukan hanya bentuk hukmnya.
c. Harus diarahkan untuk kebutuhan umum pemakaindan bukan pihak
tertentu saja.

12
d. Didasarkan atas pertimbangan yang sehat dalam hal menghadapi
ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
e. Lengkap dalam batasan materialistis dan biaya. Kesengajaan untuk
tidak mengungkapkan akan berakibat informasi menjadi tidak benar
dehingga menjadi tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna.
4. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuanganentitas syariah
antar period untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pemaki juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar
entitas syariah untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan secara relatif.

J. Kendala informasi Yang Relevan dan andal

Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai berikut:

1. Tepat Waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka
informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
2. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan suatu kendala
yang terjadi dari suatu karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan
informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Namun demikian,
secara substansi evaluasi biaya dan manfaat merupakan suatu proses
pertimbangan.

K. Unsur – unsur Laporan Keuangan

Sesuai karakteristik laporan keuangan entitas syariah, antara lain meliputi:

1. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial yang


terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, serta
laporan perubahan ekuitas.
A. Posisi Keuangan

13
Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
asset, kewajiban, dana syirkah temporer dan ekuitas.pos pos ini didefinisikan
sebagai berikut:
a. Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh entitas syariah.
b. Kewajiban merupakan utang etintas syariah masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas syariah yang mengandung manfaat
ekonomi.
c. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi
dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana
entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan
dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
d. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas syariah setelah dikurangi
semua kewajiban dan dana syirkah temporer. Ekuitas dapat
disubklasifikasikan menjadi setoran modal pemegang saham, saldo laba,
penyisihan saldo laba, dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal.
B. Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih
(laba) adalah penghasilan dan beban. Unsure penghasilan dan beban
didefinisikan sebagai berikut:
a. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan asset atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
b. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya asset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal, termasuk

14
didalamnya beban untuk pelaksanaan aktivitas entitas syariah maupun
kerugian yang timbul…
c. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah tempoer adalah bagian
bagi hasil pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi
bersama entitas syariah dala suatu periode laporan keuangan.
2. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan social, meliputi
laporan sumber dan pengunaan dana zakat serta laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan.
3. Komponen laporan keuangan lainnya yang mecerminkan kegiatan dan
tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.

L. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi
yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah
sebagai berikut.

1. Biaya Historis
Asset dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebats
nilai wajar dari imbalan yang diperlukan untuk memperoleh asset tersebut
pada saat perolehan.
2. Biaya Kini
Asset dinilai dalam jumlah kas yang seharusnya dibayar bila set
yang sama atau setara asset diperoleh sekarang
3. Nilai Realisasi/Penyelesaian
Asset dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang
dengan menjual asset didalam pelepasan normal.

M. Laporan Keuangan Entitas Syariah (ED PSAK 101 (Revisi 2014))

Sesuai dengan ED PSAK 101(revisi 2014), lqaporan keuangan ini disajikan oleh
entitas yang melakukan transaksi syariah pada anggaran dasarnya.

Komponen laporan keuangan entitas syariah terdiri atas:

15
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selam periode.
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode.
4. Laporan arus kas selama periode.
5. Laporan sumber dan penyaluran dan zakat selama periode.
6. Laporan sumber dan penggunaan dana kebijakan selama periode.
7. Catatan atas laporan keuangan,
8. Informasi komparatif mengenai periode sebelumnya.
9. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif.

Catatan atas laporan keuangan

Catatan laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
tertera dalam laporan keuangan utama. Catatan atas laporan keuyangan suatu
entitas syariah harus menggungkapkan hal-hal sebagai berikut

a. Informasi atas dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan


akuntansi yang dipilih dan di tetapkan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi, tidak disajikan dalam
neraca laporan laba rugi, laporan arus kas, perubahan ekuitas, laporan
sumber dan penggunaan zakat, dan laporan penggunaan dana kenajikan.
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

Dalam rangka membantu pengguna laporan memahami laporan keuangan dan


membandingkan dengan laporan keunagan entitas syariah lainnya. Catatan
laporan atas laporan keuangan umumnya disajikan dengan urytan sebagai
berikut:

16
 Penggungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebjakan akuntansi
yang di terapkan.
 Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan
sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuanagn dan
urutan penyajian kompenen laporan keuangan
 Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen dan pengungkapan
keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan.

N. Laporan Keuangan Bank Syariah (ED PSAK 101(revisi 2014))

Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri atas:

1. Laporan posisi keuangan


2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Laporan rekonsilasi pendapatan dan bagi hasil
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
7. Laporan sumber dan penggunaan dan kebajikan
8. Catatan atas laporan keuangan.

Ilustrasi 1
BANK SYARIAH ‘X’
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 20X1

ASET XXX
Kas XXXLIABILITAS
Penepatan bank Indonesia XXXliabilitassegera
Penepatanpada bank lain XXXbagihasil yang belum di bagikan
Investasipadasuratberharga XXXsimpanandari bank lain

17
Piutangutang
Murabahah XXXsalam
istishna XXXistishna
ijarah XXXliabilitaskepada bank lain
pembiayaanpembiayaan yang diterima
mudharabah XXXutangpajak
musyarakah XXXpinjaman yang diterima
tagihanskeptasi XXXpinjamansubordinasi
persediaan XXXjumlah
asset ijarah XXX
asset istishnadalampenyelesaian XXX
piutangsalam XXX DANA SYIRKAH TEMPORER
investasipadaentitas lain XXXdanasyirkahtemporerdaribuku bank
Asset tetap XXXtabunganmudharahab
Despositomudharab
Dana syirkahtemporerdari bank
Tabungan mudharabah
Despositomudharabah
Musyarakah
Jumlah

EKUITAS

Ekuitaspemilikentitasinduk
Modal disetor
Tambahan modal disetor
Pengasilankomprehensiflain
Saldolaba
Kepentingnopengegendil
Jumlah

18
Jumlahlibilitas
Dana syirkahtemporerdanekuitas

BANK SYARIAH ‘X’

LAPORAN SUMBER DAN PENYALURAN DANA ZAKAT

Periode yang berakhirpada 31 desember 20x

SUMBER DANA ZAKAT

Zakat dari internal bank syariah


xxx

Zakat darieksternal bank syariah xxx

Jumlah
xxx

PENYALURAN DANA ZAKAT KEPADA ENTITAS PENGELOLA ZAKAT


(xxx)

KENAIKAN
xxx

SALDO AWAL
xxx

SALDO AKHIR
xxx

19
(ED PSAK 101 (Revisi 2014))

20
21
22
23
O.Laporan Keuangan Amil (ED PSAK 101 (Revisi 2014))

Laporan keuangan amil yang lengkap terdiri atas:

(a) laporan posisi keuangan;;

(b) laporan perubahan dana;

(c) laporan perubahan asetkelolaan;

(d) laporan arus kas; dan

(e) catatan atas laporan keuangan.

Ilustrasi Laporan Keuangan Amil(ED PSAK 101 (REVISI 2014))

24
25
26
BAB III. PENUTUP

KESIMPULAN
Akuntansi dikembangkan untuk mendukung ekonomi dengan mengikuti paradigma dari sitem
ekonominya. Jadi, akuntansi memerlukan kerangka dasar untuk akuntansi dan pelaporan
keuangan , tidak tekecuali dalam akuntansi syariah. Ada berbagai macamkerangka
dasar akuntansi. Yaitu: Keuangan dasar penyusunan dan penyajiann laporan keuangan syariah
(KDPPLKDS) menurut PSAK, Konsep dasar akuntansi menurut AAOIFI dan Konsep dasar
akuntansi menurut Pemikir Islam. Berbagai macam kerangka dasarakuntansi tersebut memiliki
perbedaan. KDPPLKDS menurut PSAK dan Konse

27
DAFTARPUSTAKA
Wasilah, Nurhayati Sri. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi 4. Jakarta, Salemba Empat
http://www.academia.edu/24005876/
Kerangka_Dasar_Penyusunan_dan_Penyajian_Laporan_Keuangan_Syariah_KDPPLKS_

28

Anda mungkin juga menyukai