DOSEN PENGAMPU
ZULIANA ROVIQOH, M.E.I.
OLEH KELOMPOK 3
Windi Kurniasari : B1061171046
Ficki Andhika : B1061171025
Karmila : B1061171048
Vina Ramadhayanti : B1061171026
EKONOMI ISLAM
ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
KATA PENGANTAR
Ahamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT tuhan semesta alam. Hanya
kepada-Nya kita memuji, memohon, berlindung, menyembah dan beserah diri. Milik-Nyalah
jiwa dan raga kita. Untuk-Nyalah sahalat, ibadah, hidup dan mati kita. Shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya
dan segenap pengikutnya hingga akhir zaman kelak.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang “Kerangka
Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah” dalam prespektif Islam. Pada
kesempatan kali ini penulis ingin mengungkapkan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pemelihara Buk Zuliana Roviqoh, M.E.I dan ucapan terimakasih
kepada anggota kelompok yang telah ikut serta membantu dalam penyelesaian makalah
ini.Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………....1
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan kerangka dasar dan pelaporan?
2. Bagaimana paradigm transaksi syariah?
3. Apa itu asas transaksi syariah?
4. Bagaimana asumsi dasar dan karakteristik laporan keuangan?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan menjelaskan tujuan kerangka dasar dan laporan keuangan.
2. Mengetahui dan menjelaskan paradigm transaksi syariah.
3. Mengetahaui asas transaksi syariah.
4. Mengetahui asumsi dasar dan karakteristik laporan keuangan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (PSAK)
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari tujuan peyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya . kerangka ini berlaku untuk semua jenis
transaksi syariah yang dilaporkan oleh entitas syariah maupun entitas sektor konvesional baik
sektor public maupun sektor swasta tujuankerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai
acuan bagi:
6
6. Pengawas syariah, untuk menilai kepatuhan pengelolaan lembaga syariah terhadap
prinsip syariah;
7. Karyawan, untuk memperoleh informasi tentang stabilitas dan profitabilitas entitas
syariah;
8. Pemasok dan mitra usaha lainnya, untuk memperoleh informasi tentang kelangsungan
hidup entitas syariah.
9. Pelanggan, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas entitas syariah;
10. Pemerintah serta lembaga-lembaganya, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas
entitas syariah, perpajakan serta kepentingan lainnya;
11. Masyarakat, untuk memperoleh informasi tentang kontribusi entitas terhadap
masyarakat dan negara.
Transaksi syariah didasarkan pada paradigm dasar bahwa alam semesta siciptakan
oleh tuhan sebagai amanah (Kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi
seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan
spiritual (al-falah).substansinya adalah bahwa setiap aktivitas manusia memiliki
akuntabilitas dan nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak
sebagai parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha. Dengan cara
ini akan terbentuk integritas yang akhirnya akan membentuk karakter tata kelola yang
baik (good governance) dan disiplin pasar (market discipline) yang baik.
7
(ta’awun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi dan saling beraliansi
(tahaluf).
2. Keadilan (‘adalah), yang berarti selalu menempatkan sesuatu hanya pada yang
berhak dan sesuai dengan posisinya. Realisasi prinsip ini dalam bingkai aturan
muamalah adalah melarang adanya unsur berikut ini:
a. Riba/bunga dalam segala bentuk dan jenis, baik riba nasiah atau fadhl. Riba
sendiri diterjemahkan sebagai tambahan pada pokok piutang yang
dipersyaratkan dalam transaksi pinjam meminjam serta derivasinya dan
transaksi tidak tunai lainnya, atau transaksi antar barang, termasuk pertukaran
uang sejenis secara tunai maupun tangguh dan tidak sejenis secara tidak tunai.
b. Kezaliman, baik terhadap diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Kezaliman
diterjemahkan memberikan sesuatu tidak sesuai ukuran, kualitas, dan
temponya, mengambil sesuatu yang bukan haknya dan memperlakukan
sesuatu tidak sesuai tempatnya/posisinya.
c. Judi atau bersikap spekulatif dan tiak berhubungan dengan produktivtas
(maysir).
d. Unsure ketidakjelasan, manipulasi dan eksploitasi informasi serta tidak
adanya kepastian pelaksanaan akad, seperti ketidakpastian penyerahan objek
akad, tidak ada kepastian criteria kualitas , kuantitas, harga objek akad, atau
eksploitasi karena salah satu pihak tidak mengerti ini perjanjian (gharar)
e. Haram/segala unsure yang dilarang tegas dalam Al-Qur’an dan As-sunnah,
baik dalam barang/jasa ataupun aktivitas operasional terkait.
3. Kemaslahatan(maslahah), yaitu segala bentuk kebaikan dan manfaat yang
berdimensi duniawi dua unsur yaitu : halal(patuh terhadap ketentuan syariah) dan
thayib (membawa kebaikan dan bermanfaat). Transaksi syariah yang dianggap
bermaslahat harus memenuhi keseluruhan unsur-unsur yang menjadi tujuan
ketetapan syariah(maqasid syariah) yaitu berupa pemeliharaan terhadap agama
(dien), intelektual(‘aql), keturunan (nasl), jiwa dan keselamatan (nafs) serta harta
benda(mal)
8
4. Keseimbangan(tawazun) yaitu keseimbangan antara aspek material dan spiritual,
antara aspek privat dan public, antara sektor keuangan dan sektor riil, antara
bisnis dan social serta antara aspek pemanfaatan serta pelestarian,
5. Universalisme (syumuliyah),dimana esensinya dapat dilakukan oleh, dengan dan
untuk semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras,
golongan sesuai dengan semangat kerahmatan semesta(rahmatan lil alamin)
Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigm dan asas transaksi syariah
harus memenuhi karakteristik dan persyaratan antara lain:
1. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha;
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang obyeknya halal dan
baik(thayib)
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan
sebagai komoditas;
4. Tidak mengandung unsur riba;
5. Tidak mengandung unsur kedzaliman;
6. Tidak mengandung unsur maysir;
7. Tidak mengandung unsure gharar;
8. Tidak mengandung unsure haram;
9. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang karna keuntungan yang didapat
didalam kegiatan usaha terkait dengan risiko yang melekat pada kegiatan
usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu bil ghurmi.
10. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta
untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak
diperkenankan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak
menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan dalam satu akad.
11. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan, melalui rekayasa
penawaran.
12. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap.
9
F.Tujuan Laporan Keuangan
10
asset likuid atau kas. Kerangka ini tidak mendefinisikan dana secara spesifik.
Akan tetapi, melalui laporan ini dapat diketahui laporan aktivitas investasi,
pendanaan dan operasi selama periode pelaporan.
4. Informasi lain, seperti laporan penjelasan tentang pemenuhan fungsi social
entitas syariah merupakan informasi yang tidak diatur secara khusus tetapi
relevan bagi pengambilan keputusan sebagian besar pengguna laporan
keuangan.
5. Catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari informasi
tambahan yang relevan termasuk pengungkapan tentang resiko dan
ketidakpastian yang mempengaruhi entitas, informasi tentang segmen industri
dan geografi serta pengaruh perubahan harga terhadap entitas juga dapat
disajikan.
H. Asumsi Dasar
1. Dasar Akrual
Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, maksudnya bahwa
pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan
diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan
keuangan periode yang bersangkutan.
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas asumsi kelangsungan usaha
entitas syariah yang akan melanjutkan usahanya di masa depan. Oleh karena
itu, entitas syariah diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud
atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun
dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.
11
I. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapa dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini,
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
denganketekunan yang wajar.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevn untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memilikinkualitas
relevan kalau dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa
depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Keandalan
Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakinya sebagai penyajian yang
tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.agar dapat diandalkan maka informasi harus
memenuhi hal sebagai berikut:
a. Menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
b. Dicatat dan disajikan sesuai substansibdan realitas ekonomi yang
sesuai dengan prinsip syariah dan bukan hanya bentuk hukmnya.
c. Harus diarahkan untuk kebutuhan umum pemakaindan bukan pihak
tertentu saja.
12
d. Didasarkan atas pertimbangan yang sehat dalam hal menghadapi
ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
e. Lengkap dalam batasan materialistis dan biaya. Kesengajaan untuk
tidak mengungkapkan akan berakibat informasi menjadi tidak benar
dehingga menjadi tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna.
4. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuanganentitas syariah
antar period untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pemaki juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar
entitas syariah untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan secara relatif.
Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai berikut:
1. Tepat Waktu
Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka
informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
2. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan suatu kendala
yang terjadi dari suatu karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan
informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Namun demikian,
secara substansi evaluasi biaya dan manfaat merupakan suatu proses
pertimbangan.
13
Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
asset, kewajiban, dana syirkah temporer dan ekuitas.pos pos ini didefinisikan
sebagai berikut:
a. Asset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh entitas syariah.
b. Kewajiban merupakan utang etintas syariah masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas syariah yang mengandung manfaat
ekonomi.
c. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi
dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana
entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan
dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
d. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas syariah setelah dikurangi
semua kewajiban dan dana syirkah temporer. Ekuitas dapat
disubklasifikasikan menjadi setoran modal pemegang saham, saldo laba,
penyisihan saldo laba, dan penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal.
B. Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih
(laba) adalah penghasilan dan beban. Unsure penghasilan dan beban
didefinisikan sebagai berikut:
a. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan asset atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
b. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya asset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal, termasuk
14
didalamnya beban untuk pelaksanaan aktivitas entitas syariah maupun
kerugian yang timbul…
c. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah tempoer adalah bagian
bagi hasil pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi
bersama entitas syariah dala suatu periode laporan keuangan.
2. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan social, meliputi
laporan sumber dan pengunaan dana zakat serta laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan.
3. Komponen laporan keuangan lainnya yang mecerminkan kegiatan dan
tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.
Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi
yang berbeda dalam laporan keuangan. Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Biaya Historis
Asset dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebats
nilai wajar dari imbalan yang diperlukan untuk memperoleh asset tersebut
pada saat perolehan.
2. Biaya Kini
Asset dinilai dalam jumlah kas yang seharusnya dibayar bila set
yang sama atau setara asset diperoleh sekarang
3. Nilai Realisasi/Penyelesaian
Asset dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang
dengan menjual asset didalam pelepasan normal.
Sesuai dengan ED PSAK 101(revisi 2014), lqaporan keuangan ini disajikan oleh
entitas yang melakukan transaksi syariah pada anggaran dasarnya.
15
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selam periode.
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode.
4. Laporan arus kas selama periode.
5. Laporan sumber dan penyaluran dan zakat selama periode.
6. Laporan sumber dan penggunaan dana kebijakan selama periode.
7. Catatan atas laporan keuangan,
8. Informasi komparatif mengenai periode sebelumnya.
9. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif.
Catatan laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
tertera dalam laporan keuangan utama. Catatan atas laporan keuyangan suatu
entitas syariah harus menggungkapkan hal-hal sebagai berikut
16
Penggungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebjakan akuntansi
yang di terapkan.
Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan
sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuanagn dan
urutan penyajian kompenen laporan keuangan
Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen dan pengungkapan
keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan.
Ilustrasi 1
BANK SYARIAH ‘X’
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 20X1
ASET XXX
Kas XXXLIABILITAS
Penepatan bank Indonesia XXXliabilitassegera
Penepatanpada bank lain XXXbagihasil yang belum di bagikan
Investasipadasuratberharga XXXsimpanandari bank lain
17
Piutangutang
Murabahah XXXsalam
istishna XXXistishna
ijarah XXXliabilitaskepada bank lain
pembiayaanpembiayaan yang diterima
mudharabah XXXutangpajak
musyarakah XXXpinjaman yang diterima
tagihanskeptasi XXXpinjamansubordinasi
persediaan XXXjumlah
asset ijarah XXX
asset istishnadalampenyelesaian XXX
piutangsalam XXX DANA SYIRKAH TEMPORER
investasipadaentitas lain XXXdanasyirkahtemporerdaribuku bank
Asset tetap XXXtabunganmudharahab
Despositomudharab
Dana syirkahtemporerdari bank
Tabungan mudharabah
Despositomudharabah
Musyarakah
Jumlah
EKUITAS
Ekuitaspemilikentitasinduk
Modal disetor
Tambahan modal disetor
Pengasilankomprehensiflain
Saldolaba
Kepentingnopengegendil
Jumlah
18
Jumlahlibilitas
Dana syirkahtemporerdanekuitas
Jumlah
xxx
KENAIKAN
xxx
SALDO AWAL
xxx
SALDO AKHIR
xxx
19
(ED PSAK 101 (Revisi 2014))
20
21
22
23
O.Laporan Keuangan Amil (ED PSAK 101 (Revisi 2014))
24
25
26
BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN
Akuntansi dikembangkan untuk mendukung ekonomi dengan mengikuti paradigma dari sitem
ekonominya. Jadi, akuntansi memerlukan kerangka dasar untuk akuntansi dan pelaporan
keuangan , tidak tekecuali dalam akuntansi syariah. Ada berbagai macamkerangka
dasar akuntansi. Yaitu: Keuangan dasar penyusunan dan penyajiann laporan keuangan syariah
(KDPPLKDS) menurut PSAK, Konsep dasar akuntansi menurut AAOIFI dan Konsep dasar
akuntansi menurut Pemikir Islam. Berbagai macam kerangka dasarakuntansi tersebut memiliki
perbedaan. KDPPLKDS menurut PSAK dan Konse
27
DAFTARPUSTAKA
Wasilah, Nurhayati Sri. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi 4. Jakarta, Salemba Empat
http://www.academia.edu/24005876/
Kerangka_Dasar_Penyusunan_dan_Penyajian_Laporan_Keuangan_Syariah_KDPPLKS_
28