Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

“LAPORAN KEUANGAN SYARIAH”

Dosen Pengampu : Baiq Adriani Ulfa, SE,M.Ak

Oleh Kelompok 3:

1. Fitri Hidayati (2106060030)


2. Fathiatul Maula (2106060032)
3. Puspita Malasari (2106060024)
4. M. Samsul Hariadi (210606004)
5. Hermawan Zohdy (2106060020)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
TAHUN AKADEMI 2022/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita kesehatan,
keafiatan dan menikmati hidup sampai saat ini, semoga kita semua mendapatkan keridhaan-Nya. Dan
mendapatkan keberkahan hidup di dunia ini.
Salawat serta salam tidak lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi akhir zaman
dan Rahmatan Lil’aalamiin untuk semua makhluk di dunia ini. Semoga kita semua mendapatkan
syafaat dari beliau.
Makalah ini diajukan guna memenuhi mata kuliah Akuntansi Perbankan Syariah. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Baiq Adriani Ulfa, SE.,M.Ak selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah
ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3 Tujuan penulisan..............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................6
2.1 Pengertian laporan Keuangan ...........................................................................................7
2.1.1 Landasan Hukum Bank Syariah
2.2 Komponen Laporan Keuangan..........................................................................................8
2.3 Struktur dan Isi Laporan Keuangan...................................................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................17
3.2 Saran .................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18

3
Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Bank syariah merupakan lembaga perbankan yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah
sesuai hukum Islam , sistem nilai dan etos Islam , baik dari sistem simpanan, bagi hasil, margin
keuntungan atau jual beli, sewa, maupun fee/jasanya. Bank syariah ini menjadi salah satu bentuk
perbankan yang diminati oleh masyarakat Indonesia. Pada masa pandemi pun kinerja keuangan
syariah nasional terus mengalami penguatan dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi di tengah
kebangkitan ekonomi nasional.

Penyajian dalam laporan akuntansi bank syariah ini telah diatur dalam Pedoman Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI), yang salah satu
penyajiannya adalah laporan keuangan yang menggambarkan fungsi bank Islam sebagai investor
beserta hak dan kewajibannya.

Latar belakang adanya regulasi perbankan syariah didasari oleh tujuan untuk menciptakan masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan demokrasi ekonomi, serta pengembangan ekonomi yang
berdasarkan nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan kemanfataan yang sesuai dengan prinsip
syariah. Selain itu juga karena semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa-jasa
perbankan. Dalam menjalankan usahanya, bank syariah mempunyai landasan hukum yang tentu saja
wajib diketahui oleh masyarakat, di antaranya UU No. 7 Tahun 1992 yang mengatur tentang Bank
Syariah di Indonesia berdasarkan asas serta prinsip bagi hasil yang sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Setelah itu, muncullah UU No. 10 Tahun 1998 yang merupakan penyempurnaan terhadap peraturan
perundang-undangan sebelumnya. Dalam perkembangannya, muncul juga UU No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah yang menjelaskan tentang operasional bank syariah, termasuk di dalamnya
tentang pelaksanaan prinsip syariah, penyaluran dana, kelayakan dalam usaha, serta beberapa hal yang
harus dihindari karena adanya kegiatan yang lebih banyak menimbulkan mudharatnya daripada
manfaatnya, seperti transaksi pinjam meminjam yang pengembaliannya melebihi pinjaman pokok,
judi, zalim, ataupun perbuatan haram lainnya. Sampai sekarang peraturan ini menjadi landasan hukum
syariah.

1.2 Rumusan masalah


2. Apa pengertian laporan keuangan
3. Apa saja komponen laporan keuangan
4. Bagaimana struktur dan isi laporan keuangan
1.3 Tujuan masalah

4
1. Untuk mengetahui pengertian laporan keuangan
2. Untuk mengetahui komponen laporan keuangan
3. Untuk mengetahui struktur dan isi laporan keuangan

5
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian Laporan Keuangan & Landasan Hukumnya.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan dari suatu entitas syariah. Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas syariah yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang
meliputi:
1. Aset;
2. Liabilitas
3. Dana syirkah temporer,
4. Ekuitas,
5. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
6. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
7. Arus kas
8. Dana zakat; dan
9. Dana kebajikan. (paragraf 09, PSAK no. 101, 2016).

Sedangkan menurut para ahli ada beberapa pengertian diantaranya:


1. Menurut Munawir (2014:2) “Laporan keuangan menurut dasarnya merupakan hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas perusahaan tersebut”.
2. Menurut Hery (2014:3) “laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
3. Menurut Kasmir (2015:7) “laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu ”.

Dapat dijelaskan di sini, bahwa entitas syariah meyajikan informasi keuangannya sedikit
berbeda dengan entitas konvensional, yaitu dalam hal melaporkan informasi tentang dana syirkah
temporer, di mana pos ini tidak termasuk kewajiban dan juga ekuitas. Pos ini mempunyai
klasifikasi tersendiri karena pos ini adalah pos yang didasarkan pada akad Mudharabah atau
Investasi Tidak Terikat. Dalam akad mudharabah berlaku ketentuan bagi hasil apabila pengelola

6
dana memperoleh laba sedangkan apabila pengelola dana menderita kerugian maka kerugian
ditanggung pemilik modal, sehingga pengelola dana tidak mempunyai kewajiban untuk
mengembalikan dana mudharabah.
Siapakah yang harus menyusun dan menyajikan laporan keuangan syariah? Hal ini tidak
berbeda dengan entitas konvensional bahwa yang bertanggung jawab terhadap penyusunan dan
penyajian laporan keuangan syariah adalah manajemen entitas syariah. (paragraf 17, PSAK No.
101, 2016).
2.1.1 Landasan Hukum Bank Syariah
Peraturan yang mengatur mengenai bank syariah di Indonesia pertama kali adalah UU No. 7
Tahun 1992. Bank syariah pada masa ini masih berbentuk bank pengkreditan rakyat. Yang
membedakan adalah, bahwa bank pengkreditan rakyat yang satu ini menjalankan asas-asas serta
prinsip-prinsip bagi hasil yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Prinsip bagi hasil dalam hal ini disinyalir memiliki kesamaan dengan prinsip syariah.
Enam tahun selanjutnya, melalui UU No. 10 tahun 1998, dilakukan penyempurnaan terhadap
peraturan perundang-undangan sebelumnya. Pada landasan hukum yang satu ini, diberikan
penjelasan yang terelaborasi mengenai pengertian serta prinsip-prinsip bank syariah itu sendiri.
Peraturan perundangan ini pula lah yang telah menjadi cikal-bakal landasan hukum syariah yang
cukup kuat. Landasan hukum bank syariah selanjutnya yang masih juga digunakan hingga saat ini
adalah UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Peraturan perundangan yang satu ini,
berupaya memberikan penjelasan komprehensif mengenai operasional bank syariah. Di dalamnya
secara jelas diatur mengenai jenis-jenis usaha, ketentuan dalam melaksanakan prinsip syariah,
penyaluran dana, kelayakan dalam berusaha, serta beberapa hal yang harus dihindari oleh sebuah
Bank Syariah.
Hal-Hal yang Dihindari Berdasarkan Landasan Hukum Bank Syariah, Adapun beberapa hal
yang perlu dihindari dalam pelaksanaan kegiatan bank syariah menurut UU No. 21 tahun 2008
antara lain adalah kegiatan-kegiatan dengan unsur:
a) Riba
Riba dalam kegiatan perbankan syariah menjadi suatu hal dilarang. Hal ini terjadi karena
dengan riba, terjadi peningkatan jumlah pendapatan dengan cara yang tidak sah. Sebagai contoh,
transaksi yang mengandung riba adalah transaksi dalam pinjam-meminjam dimana nasabah dalam
hal ini diminta untuk membayar pinjaman dengan jumlah yang melebihi pinjaman pokok.
b) Maisir
Maisir atau juga disebut Qimar, adalah sebuah transaksi dalam bentuk permainan, dimana
pihak yang menang akan mengambil keuntungan dari pemain yang kalah. Transaksi ini dihindari
karena sifatnya yang tidak pasti dan cenderung untung-untungan. Praktik maisir yang mungkin
sering terdengar adalah praktik judi.

7
c) Gharar
Gharar adalah jenis transaksi yang dilarang, karena dalam hal ini, objek yang ditransaksikan
bersifat tidak jelas, sehingga objek tersebut tidak dapat segera diserahkan ketika proses transaksi.
Dampak yang berusaha dihindari dari transaksi ini adalah adanya tindakan zalim yang mungkin
dapat dilakukan oleh salah satu pihak terhadap pihak lainnya.

d) Haram
Prinsip syariah dalam pelaksanaannya juga melarang transaksi haram. Transaksi yang satu ini
adalah jenis yang mentransaksikan suatu objek yang terlarang dalam syariah Islam. Alasan
pelarangan transaksi yang satu ini mungkin sudah sangat jelas, karena objek-objek terlarang dalam
hal ini hanya akan menimbulkan mudharat yang lebih besar dibandingkan manfaat.

Demikianlah penjelasan mengenai landasan hukum bank syariah yang wajib diketahui. Saat
ini, peraturan perundangan yang berlaku dan mengatur mengenai bank syariah adalah UU No. 21
tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dengan diterapkannya peraturan tersebut, maka peraturan
perundangan yang ada sebelumnya, adalah sudah tidak berlaku lagi.
Dasar hukum penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (K/L) yaitu sebagai
berikut.

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;


b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat; dan
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat.

2.2 Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri dari komponen- komponen berikut ini:

a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode,


b) Laporan Laba dan Rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode,
c) Laporan perubahan ekuitas selama periode:
d) Laporan Arus Kas selama periode;

8
e) Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat selama periode;
f) Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan selama periode;
g) Catatan atas Laporan Keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lain; dan
h) Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya yang disajikan ketika
entitas syariah menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali pos laporan keuangan, atau ketika entitas syariah mereklasifikasi pos
dalam lapaoran keuangannya. (paragraf 10, PSAK No. 101, 2016)

Jika entitas syariah merupakan lembaga keuangan maka selain komponen laporan keuangan
yang diuraikan dalam paragraf 10, entitas syariah tersebut juga harus menyajikan komponen
laporan keuangan tambahan yang menjelaskan karakteristik utama entitas tersebut jika substansi
informasinya belum tercakup dalam paragraf 10. Komponen tambahan dan penyajian pos-pos
laporan yang mencerminkan karakteristik khusus untuk industri tertentu akan diatur dalam
lampiran pernyataan ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan.Apabila entitas syariah
yang belum melaksanakan fungsi sosial secara penuh, entitas syariah tersebut tetap harus
menyajikan komponen laporan keuangan paragraf 10e) dan f) yaitu Laporan Sumber dan
Penyaluran Dana Zakat, dan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan. (paragraf
12,13,14 PSAK No. 101, 2016).

2.3 Struktur dan Isi Laporan Keuangan Syariah

Paragraf 53 (PSAK No.101, 2016) mengatur, entitas syariah mengidentifikasikan laporan


keuangan secara jelas dan membedakannya dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang
sama. Selanjutnya paragraf 55 mengatur bahwa entitas syariah mengidentifikasikan secara jelas
setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Adapun bentuk-bentuk laporan
keuangan Syariah antara lain:

1. komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan


komersial:

Laporan keuangan komersial adalah suatu kegiatan laporan penyusunan laporan yang
mengacu pada prinsip akuntansi dan lebih bersifat netral, dan bahkan tidak memihak.

2. laporan posisi keuangan;

Laporan posisi keuangan perusahaan (statements of financial position) adalah laporan


sistematis yang mengenai aktiva, utang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu.

Laporan ini juga dikenal dengan istilah neraca atau balance sheet.

9
3. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain

Adalah laporan yang mengukur keberhasilan kinerja perusahaan selama periode


tertentu.Informasi tentang kinerja perusahaan di gunakan untuk menilai dan memperediksi
jumlah dan waktu atas ketidakpastian arus kas masa depan.

10
4. laporan perubahan ekuitas.

Laporan perubahan ekuitas adalah merupakan salah satu dari laporan keuangan yang harus
dibuat oleh permerintah pusat/daerah yang menggambarkan peningkatan atau penurunan
aktiva bersih selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu
yang dianut.

11
5. Laporan Arus Kas .

Laporan cash flow atau dikenal juga dengan nama laporan arus kas adalah jenis laporan
keuangan yang berisi tentang informasi penerimaan dan pengeluaran kas dalam sebuah
perusahaan pada periode waktu tertentu.

12
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat;

Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat merupakan laporan yang menunjukkan sumber
dan penyaluran dana zakat kepada entitas pengelola zakat selama suatu jangka waktu tertentu,
serta saldo dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.

7. laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan merupakan laporan yang menunjukkan
sumber dan penggunaan dana kebajikan selama suatu jangka waktu tertentu, serta saldo dana
kebajikan yang menunjukkan dana kebajikan yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.

8. laporan perubahan dana investasi terikat.

Laporan perubahan dan investasi terikat di susun sebagai laporan dalam menjalankan Amanah
dan menjalankan pengelolaan dana.

13
9. laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil .
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil adalah laporan yang menyajikan
rekonsiliasi antara pendapatan Bank yang menggunakan dasar akrual dengan pendapatan
dibagihasilkan kepada pemilik dana yang menggunakan dasar kas.

10. Catatan atas laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) adalah salah satu unsur laporan keuangan yang
menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas
(LAK) dalam rangka pengungkapan yang memadai.

14
11. Laporan keuangan amil
Laporan keuangan merupakan laporan pertanggung jawaban para pengelola mengenai
kemampuannya mengelola segala sesuatu yang diterimanya. Tujuan Laporan Keuangan
dalam hal ini yang berada di Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau Badan Amil Zakat (BAZ)
antara lain untuk memberikan dan menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
laporan keuangan dalam berbagai pengambilan keputusan. Selain itu, untuk meningkatkan
kepatuhan LAZ/BAZ terhadap nilai-nila syariah dalam semua aspek kegiatan yang
menyangkut dengan transaksi, membantu menilai pemenuhan tanggung jawab LAZ/BAZ
terhadap amanah dalam mengamankan dana, memberikan informasi pengelolaan dan
penyaluran zakat, infak, sedekah, wakaf, serta menilai jenis pelayananyang diberikan
LAZ/BAZ. Dalam aturan akuntansi tentang Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekahdengan
metode desktiptif menjelaskan dan mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian serta
pengungkapan transaksi zakat dan infak / sedekah. Dan didalam PSAKA No.109 tidak
berlaku untuk entitas syariah yang kegiatan utamanya bukan sebagai organisasi pengelola
zakat datidak perlu juga bagi suatu entitas syariah yang melakukan kegiatan zakat, infak /
sedekah tetapi bukan sebagai pekerjaan utamanya. Lembaga Amil Zakat/Badan Amil Zakat
dapat memulai Menyusun dan menyajikan laporan keuangan Lembaga Amil Zakat/Badan
Amil Zakat dengan berpedoman pada PSAK No. 109.

15
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan Laporan dari suatu entitas Syariah. Tujuan Laporan Keuangan Syariah
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Peraturan yang mengatur mengenai bank syariah di Indonesia pertama kali adalah
UU No. 7 Tahun 1992. Bank syariah pada masa ini masih berbentuk bank pengkreditan
rakyat. Yang membedakan adalah, bahwa bank pengkreditan rakyat yang satu ini
menjalankan asas-asas serta prinsip-prinsip bagi hasil yang sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Prinsip bagi hasil dalam hal ini disinyalir
memiliki kesamaan dengan prinsip syariah.

B. Saran
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pembaca makalah kami dengan judul
Muamalah Klasik. Dalam makalah kami tentu sekali banyak kekurangannya di karena
masih banyak dan kurangnya pengetahuan kami sebagai penyusun makalah. Kami
berharap saran dari para pembaca agar makalah kami bisa baik dalam penulisan maupun
dalam isi materinya.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://jagoakuntansi.com/2017/03/27kdpplks-kerangka-dasar-penyusunan-dan-penyajian-laporan-
keuangan-syariah// (diakses tanggal 14 april 2023).

Latifah, Eny. Dkk. 2022. Dasar-dasar Akuntansi Syariah. Bojonegoro : CV.Eureka Media Aksara.

Wiyono, Slamet. 2020. Akuntansi Perbankan Syariah : Aplikasi pada Entitas Bank Umum Syariah,
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), Bank Pembangunan Daerah Syariah (BPDS), dan
Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) Berdasarkan PSAK Syariah dan PAPSI 2013. Depok: PT Raja
Grafindo Persada.

18

Anda mungkin juga menyukai