Anda di halaman 1dari 15

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pengantar Bank Syariah


Dosen Pengampu: Meilana Widyaningsih, S.E., M.E.Sy.

Disusun Oleh: Kelompok 12


Ubaydillah Rizky A. (225231004)
Rollanda Alvin Aditiya (225231011)

KELAS 2A
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat menuntaskan tugas Makalah Mata Kuliah Ilmu
Kalam yang berjudul “Al-Mu’tazilah” ini bisa terselesaikan dengan baik dan benar serta tepat
waktu.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengerti dan memahami secara keseluruhan
tentang materi tersebut. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dosen
Pengampu Mata Kuliah Ilmu Kalam Moh. Ridho Amri. M.Phil. yang sudah membimbing
penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga berterima kasih banyak kepada
berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu kelancaran baik dalam penyusunan
maupun dalam proses lainnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan serta wawasan yang lebih luas
kepada pembaca, dan penulis juga menyadari bahwa masih ada kesalahan dan kekurangan
dalam penulisan makalah ini. Karena itu penulis siap menerima kritik dan saran dari pembaca
untuk memperbaiki makalah ini.

Sukoharjo, 10 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Konsep Dasar Laporan Keuangan Bank Syariah.......................................................3
B. Aspek Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah..................................................5
C. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Bank Syariah...............................................6
D. Kegunaan Laporan Bank Syariah..............................................................................9
E. Tantangan Dan Perkembangan Dalam Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah
BAB III PENUTUP..............................................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah, yaitu hukum Islam yang melarang riba (bunga), maysir dan qimar
(judi), serta gharar (ketidakpastian) dalam transaksi keuangan. Bank Syariah juga
memperhatikan prinsip keadilan dan transparansi dalam menjalankan bisnisnya.
Laporan Keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam
pengelolaan keuangan Bank Syariah. Laporan Keuangan yang akurat dan transparan
dapat menjadi sarana untuk mengukur kinerja keuangan Bank Syariah dan
memperkuat kepercayaan para investor, nasabah, regulator, dan masyarakat pada
Bank Syariah.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang konsep, aspek,
dan kegunaan Laporan Keuangan Bank Syariah. Makalah ini juga akan membahas
proses penyusunan Laporan Keuangan Bank Syariah serta tantangan dan
perkembangan dalam penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah.
Laporan Keuangan Bank Syariah harus memperhatikan prinsip-prinsip syariah
dalam pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan informasi keuangan. Prinsip-
prinsip syariah ini meliputi larangan riba, maysir dan qimar, gharar, serta prinsip
keadilan dan transparansi.
Laporan Keuangan Bank Syariah memiliki perbedaan dengan Laporan
Keuangan Bank Konvensional, seperti sumber dan penggunaan dana, instrumen
keuangan yang digunakan, pengakuan dan pengukuran aset dan liabilitas, serta
pengungkapan informasi.
Laporan Keuangan Bank Syariah terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Catatan atas Laporan Keuangan berisi dasar-
dasar penyusunan laporan keuangan, kebijakan akuntansi syariah, pengungkapan
risiko syariah, dan informasi tambahan.
Proses penyusunan Laporan Keuangan Bank Syariah meliputi identifikasi dan
pengukuran transaksi syariah, penyesuaian dan pencatatan transaksi syariah,
pengukuran aset dan liabilitas syariah, pengolahan data dan pengklasifikasian, serta
pengungkapan informasi syariah. Laporan Keuangan Bank Syariah memiliki
kegunaan dalam evaluasi kinerja keuangan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut. maka masalah yang akan dikaji dalam makalah
ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud laporan keuangan Bank Syariah?
2. Bagaimana proses penusunan laporan keuangan Bank Syariah?
3. Apa kegunaan laporan Bank Syariah?
4. Apa Tantangan dan perkembangan dalam penyajian laporan keuangan Bank
Syariah?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu penyajian laporan keuangan Bank Syariah.
2. Untuk mengetahui proses penyusunan laporan keuangan Bank Syariah.
3. Untuk mengetahui kegunaan laporan Bank Syariah.
4. Untuk mengetahui tantangan dan perkembangan dalam penyajian laporan
keuangan Bank Syariah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Laporan Keuangan Bank Syariah


1. Pengertian Laporan Keuangan Bank Syariah
Farid dan Siswanto mengatakan “Laporan keuangan merupakan informasi
yang dianggap mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat
keputusan ekonomi yang bersifat finansial”. Ikatan Akuntansi Indonesia
mengatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba laporan
perubahan laporan posisi keuangan (misalnya: laporan arus kas, atau laporan arus
dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.
Sehingga laporan keuangan dapat dikatakan sebagai alat yang mencantumkan
angka-angka rupiah dan presentasenya (kuantitatif) yang digunakan untuk
mengetahui posisi keuangan perusahaan atau perbankan. Laporan ini juga
digunakan untuk menilai kinerja dari perusahaan atau perbankan tersebut. Baik
tidaknya kondisi perusahaan atau perbankan dapat dilihat melalui angka-angka
tersebut. Dalam buku Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia menyebutkan,
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang
bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Muhammad tujuan laporan keuangan pada sektor perbankan syariah
adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan aktivitas operasi bank yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan. Singkatnya, laporan keuangan sangat penting bagi bank
syariah untuk menetapkan atau mengubah kebijakan manajemen. Laporan
keuangan perbankan syariah berdasarkan PSAK adalah laporan keuangan yang
menyajikan tujuan umum entitas syariah yang disusun dan disajikan sesuai dengan
PSAK.

3
2. Laporan Keuangan Utama
Laporan keuangan utama bank syariah meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Berikut adalah penjelasan
singkat mengenai masing-masing laporan keuangan.
a. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan
suatu entitas pada suatu tanggal tertentu. Neraca bank syariah terdiri dari dua
sisi, yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva. Sisi aktiva menyajikan aset bank syariah,
seperti uang tunai, piutang, investasi, dan lain-lain. Sisi pasiva menyajikan
sumber dana bank syariah, seperti modal pemilik, dana pihak ketiga, dan lain-
lain. Neraca bank syariah harus memenuhi prinsip syariah, seperti larangan
riba, sehingga dana yang terhimpun harus disalurkan secara transparan dan
bertanggung jawab.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menyajikan kinerja
keuangan suatu entitas dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi bank
syariah menyajikan pendapatan, beban, dan laba bersih. Pendapatan bank
syariah berasal dari jasa perbankan yang dilakukan, seperti jasa simpanan dan
pembiayaan. Beban bank syariah terdiri dari berbagai macam beban, seperti
beban operasional, beban bunga, dan lain-lain. Laba bersih bank syariah
merupakan selisih antara pendapatan dan beban.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang menyajikan
perubahan modal pemilik suatu entitas dalam suatu periode tertentu. Laporan
perubahan ekuitas bank syariah meliputi modal saham, laba ditahan, dan lain-
lain. Prinsip syariah menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan
modal pemilik, sehingga laporan perubahan ekuitas harus disajikan dengan
jelas dan transparan.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan arus
masuk dan keluar kas suatu entitas dalam suatu periode tertentu. Laporan arus
kas bank syariah menyajikan sumber dan penggunaan dana kas bank syariah.
Laporan ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu arus kas dari aktivitas operasi,
arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Arus

4
kas dari aktivitas operasi meliputi penerimaan dan pengeluaran kas dari
operasi bisnis utama, seperti penerimaan simpanan dan penyaluran
pembiayaan. Arus kas dari aktivitas investasi meliputi penerimaan dan
pengeluaran kas dari investasi, seperti pembelian dan penjualan investasi.
Arus kas dari aktivitas pendanaan meliputi penerimaan dan pengeluaran kas
dari sumber dana, seperti penjualan saham dan penerimaan pinjaman.
Laporan arus kas sangat penting dalam menilai kemampuan bank syariah
dalam menghasilkan dan menggunakan dana kas.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
Bank syariah adalah salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan
prinsip-prinsip syariah dalam aktivitas bisnisnya. Seperti halnya lembaga
keuangan konvensional, bank syariah juga diwajibkan menyusun laporan
keuangan untuk memenuhi kewajiban pelaporan dan transparansi kepada pihak-
pihak yang berkepentingan. Namun, laporan keuangan bank syariah memiliki
beberapa perbedaan dengan laporan keuangan bank konvensional, salah satunya
adalah adanya catatan atas laporan keuangan
a. Kebijakan Akuntansi Syariah
Kebijakan akuntansi syariah pada bank syariah berkaitan dengan
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan. Pengakuan dilakukan ketika terjadi transaksi atau peristiwa yang
menghasilkan sumber daya dan kewajiban keuangan bank syariah.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode yang sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi syariah, seperti nilai wajar dan biaya historis.
Pengungkapan dilakukan untuk memberikan informasi yang cukup dan
relevan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kondisi keuangan
dan kinerja bank syariah.
b. Pengungkapan Risiko Syariah
Risiko syariah pada bank syariah meliputi risiko pembiayaan, risiko
investasi, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional. Bank syariah
diwajibkan mengungkapkan risiko syariah yang terkait dengan kegiatan
bisnisnya dalam catatan atas laporan keuangan. Pengungkapan risiko syariah
ini bertujuan untuk memberikan informasi yang cukup dan jelas kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai risiko yang dihadapi oleh bank
syariah serta upaya mitigasi yang dilakukan oleh bank syariah.

5
c. Informasi Tambahan
Selain informasi yang diwajibkan untuk diungkapkan dalam laporan
keuangan, bank syariah juga dapat menyertakan informasi tambahan dalam
catatan atas laporan keuangan. Informasi tambahan ini dapat berupa
penjelasan mengenai kegiatan bisnis bank syariah, kebijakan manajemen
risiko, strategi bisnis, program sosial, dan informasi lain yang dianggap
relevan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
B. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Bank Syariah
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang menjalankan aktivitas bisnis
berdasarkan prinsip syariah, yang meliputi pembagian risiko dan keuntungan antara
pihak bank dan nasabah. Oleh karena itu, penyusunan laporan keuangan pada bank
syariah memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan bank konvensional.
Proses penyusunan laporan keuangan bank syariah memiliki beberapa tahapan yang
harus dilalui. Berikut adalah tahapan-tahapan tersebut:
1. Identifikasi dan Pengukuran Transaksi Syariah
Tahap pertama dalam penyusunan laporan keuangan bank syariah adalah
identifikasi dan pengukuran transaksi syariah. Hal ini berkaitan dengan pencatatan
dan pengukuran transaksi yang dilakukan oleh bank syariah sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah. Identifikasi dan pengukuran transaksi syariah meliputi transaksi
dalam bentuk mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah, dan qardh.
2. Penyesuaian dan Pencatatan Transaksi Syariah
Setelah dilakukan identifikasi dan pengukuran transaksi syariah, tahap
selanjutnya adalah penyesuaian dan pencatatan transaksi syariah. Pada tahap ini,
transaksi syariah yang telah diidentifikasi dan diukur harus dicatat dan disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariah. Hal ini mencakup penyesuaian dan pencatatan
transaksi mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah, dan qardh.
3. Pengukuran Aset dan Liabilitas Syariah
Pada tahap ini, bank syariah harus mengukur aset dan liabilitas yang dimiliki
dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah. Aset syariah meliputi aset produktif
dan aset keuangan syariah, seperti sukuk dan saham syariah. Sementara itu,
liabilitas syariah meliputi kewajiban kepada nasabah dalam bentuk simpanan dan
pembiayaan syariah.
4. Pengolahan Data dan Pengklasifikasian

6
Setelah tahapan-tahapan sebelumnya dilalui, maka bank syariah harus
melakukan pengolahan data dan pengklasifikasian transaksi yang sudah dicatat.
Hal ini mencakup pengklasifikasian transaksi ke dalam neraca dan laporan laba
rugi. Pada tahap ini, bank syariah harus memastikan bahwa data dan informasi
yang ada sudah benar dan akurat.
5. Pengungkapan Informasi Syariah
Pada tahap akhir, bank syariah harus mengungkapkan informasi syariah dalam
laporan keuangan. Informasi syariah yang harus diungkapkan meliputi
pengungkapan akuntansi syariah, pengungkapan tentang produk dan layanan
syariah yang ditawarkan, dan pengungkapan risiko syariah yang dihadapi oleh
bank syariah.
C. Kegunaan Laporan Bank Syariah
Laporan keuangan bank syariah memiliki berbagai kegunaan bagi para
pengguna laporan keuangan, termasuk dalam evaluasi kinerja keuangan, pengambilan
keputusan investasi, membangun kepercayaan dan transparansi, pemenuhan regulasi
dan standar akuntansi, serta komunikasi dengan stakeholder.
1. Evaluasi Kinerja Keuangan
Laporan keuangan bank syariah dapat digunakan sebagai alat untuk
melakukan evaluasi kinerja keuangan. Dalam laporan keuangan, terdapat
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja operasional, serta kondisi keuangan
bank syariah secara umum. Dengan memahami informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan, para pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi kinerja
keuangan bank syariah dan membuat keputusan yang tepat.
2. Pengambilan Keputusan Investasi
Laporan keuangan bank syariah juga dapat digunakan sebagai alat untuk
pengambilan keputusan investasi. Para investor dapat menggunakan informasi
dalam laporan keuangan untuk mengevaluasi kinerja keuangan bank syariah dan
memutuskan apakah bank syariah merupakan pilihan investasi yang tepat. Dalam
hal ini, laporan keuangan bank syariah juga dapat memberikan informasi
mengenai risiko dan peluang investasi yang mungkin terdapat dalam bank syariah.
3. Kepercayaan dan Transparansi
Laporan keuangan bank syariah juga memiliki peran penting dalam
membangun kepercayaan dan transparansi. Para pengguna laporan keuangan,
termasuk investor dan masyarakat umum, dapat mengandalkan informasi yang

7
terdapat dalam laporan keuangan untuk memahami posisi keuangan bank syariah
secara jelas dan akurat. Dengan demikian, laporan keuangan yang transparan
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah sebagai
lembaga keuangan yang berprinsip syariah.
4. Pemenuhan Regulasi dan Standar Akuntansi
Laporan keuangan bank syariah juga memiliki peran dalam memenuhi
regulasi dan standar akuntansi. Bank syariah harus memastikan bahwa laporan
keuangannya memenuhi standar akuntansi syariah yang berlaku, serta mematuhi
regulasi yang diberlakukan oleh otoritas keuangan. Dalam hal ini, laporan
keuangan dapat membantu bank syariah dalam memenuhi kewajiban dan
tanggung jawabnya sebagai lembaga keuangan.
5. Komunikasi dengan Stakeholder
Laporan keuangan bank syariah juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi
dengan stakeholder, termasuk investor, nasabah, dan regulator. Laporan keuangan
dapat memberikan informasi yang jelas mengenai posisi keuangan bank syariah,
kinerja operasional, dan risiko dan peluang investasi yang ada. Dengan demikian,
stakeholder dapat memahami kondisi keuangan bank syariah secara lebih baik dan
memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat.
D. Tantangan Dan Perkembangan Dalam Penyajian Laporan Keuangan Bank
Syariah
Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam menilai
kinerja sebuah perusahaan, termasuk bank syariah. Laporan keuangan bank syariah
memiliki perbedaan dalam prinsip akuntansi yang diterapkan dengan bank
konvensional, yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah. Berikut adalah
beberapa tantangan dan perkembangan dalam penyajian laporan keuangan bank
syariah:
1. Tantangan dalam Implementasi Prinsip Syariah
Implementasi prinsip syariah pada laporan keuangan bank syariah dapat
menjadi sebuah tantangan. Hal ini karena prinsip syariah mendasari bahwa setiap
transaksi harus memenuhi aspek syariah yang tidak hanya menyangkut aspek
finansial, tetapi juga aspek etika, moral dan agama. Oleh karena itu, bank syariah
harus memastikan bahwa setiap transaksi yang dilakukan harus sesuai dengan
syariah. Hal ini tidak hanya menyangkut sisi operasional tetapi juga pada sisi
akuntansi dan pelaporan keuangan.

8
2. Harmonisasi Standar Akuntansi Syariah
Bank syariah di berbagai negara memiliki standar akuntansi syariah yang
berbeda-beda. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan dalam pelaporan keuangan
dan kesulitan dalam membandingkan kinerja antara bank syariah di negara yang
berbeda. Oleh karena itu, diperlukan harmonisasi standar akuntansi syariah yang
dapat menjadi acuan bagi bank syariah di seluruh dunia.
3. Inovasi Teknologi dalam Penyajian Laporan Keuangan
Teknologi memiliki peran penting dalam penyajian laporan keuangan bank
syariah. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan teknologi dalam pelaporan
keuangan semakin ditingkatkan, seperti penggunaan sistem informasi akuntansi
dan perbankan. Hal ini memudahkan bank syariah dalam melakukan pencatatan
dan pelaporan keuangan yang lebih efisien dan transparan.
4. Perkembangan Praktik Pelaporan Keuangan Syariah
Perkembangan praktik pelaporan keuangan syariah terus berkembang seiring
dengan perkembangan industri perbankan syariah. Bank syariah harus memastikan
bahwa laporan keuangan yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan informasi
yang akurat dan tepat waktu. Dalam hal ini, bank syariah perlu mengikuti
perkembangan praktik pelaporan keuangan syariah dan memperbaharui standar
operasional mereka.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian teori yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Laporan keuangan utama bank syariah meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Neraca bank syariah terdiri dari sisi aktiva
dan sisi pasiva yang harus memenuhi prinsip syariah seperti larangan riba. Laporan
laba rugi menyajikan kinerja keuangan suatu entitas dalam suatu periode tertentu.
Laporan perubahan ekuitas menyajikan perubahan modal pemilik suatu entitas dalam
suatu periode tertentu, sedangkan laporan arus kas menyajikan arus masuk dan keluar
kas suatu entitas dalam suatu periode tertentu.
2. Penyusunan laporan keuangan pada bank syariah memiliki tahapan-tahapan yang
berbeda dengan bank konvensional. Tahapan-tahapan tersebut meliputi identifikasi
dan pengukuran transaksi syariah, penyesuaian dan pencatatan transaksi syariah,
pengukuran aset dan liabilitas syariah, pengolahan data dan pengklasifikasian, dan
pengungkapan informasi syariah. Penting bagi bank syariah untuk memahami
tahapan-tahapan tersebut agar laporan keuangannya dapat memenuhi standar
akuntansi syariah dan memberikan informasi yang akurat dan relevan bagi para
pengguna laporan keuangan.
3. Laporan keuangan bank syariah memiliki peran yang sangat penting dalam
pengelolaan keuangan bank syariah. Laporan keuangan menjadi alat untuk
mengevaluasi kinerja keuangan bank syariah, mengambil keputusan investasi,
memenuhi regulasi dan standar akuntansi, serta berkomunikasi dengan stakeholder.
Penyusunan laporan keuangan bank syariah memerlukan proses yang cermat dan
teliti. Proses ini dimulai dari identifikasi dan pengukuran transaksi syariah,
penyesuaian dan pencatatan transaksi syariah, pengukuran aset dan liabilitas syariah,
pengolahan data dan pengklasifikasian, hingga pengungkapan informasi syariah.
4. Laporan keuangan bank syariah memiliki perbedaan dalam prinsip akuntansi yang
diterapkan dengan bank konvensional, yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip
syariah. Hal ini memerlukan harmonisasi standar akuntansi syariah dan adanya
perkembangan praktik pelaporan keuangan syariah yang tepat. Dalam hal ini, inovasi

10
teknologi dapat memudahkan bank syariah dalam melakukan pencatatan dan
pelaporan keuangan yang lebih efisien dan transparan.
5. Dalam menyajikan laporan keuangan bank syariah, terdapat beberapa tantangan yang
harus dihadapi, antara lain dalam implementasi prinsip syariah, harmonisasi standar
akuntansi syariah, dan perkembangan praktik pelaporan keuangan syariah. Meskipun
demikian, perkembangan teknologi juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan
efisiensi dan transparansi dalam penyajian laporan keuangan. Selain itu, perlu
diperhatikan bahwa laporan keuangan yang disajikan harus memenuhi kebutuhan
informasi yang akurat dan tepat waktu bagi para pemangku kepentingan bank syariah.
Oleh karena itu, bank syariah perlu memperbaharui standar operasional mereka dan
mengikuti perkembangan praktik pelaporan keuangan syariah yang terbaru.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
kami akan lebih fokus dalam menjelaskan suatu makalah yang akan dibebankan kepada
kami dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritikan yang membangun dari pembaca
supaya kami dapat menyajikan makalah berikutnya dengan lebih baik dari yang sekarang.

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai