Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LAPORAN KEUAGAN SYARIAH

KELOMPOK 7

OLEH :

1. C
2. C
3. C
4. C
5. C

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDIN

KOTA BAUBABU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya Kami bisa menyelesaikan Makalah ini tepat waktu.
Makalah ini Kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah EKONOMI
SYARIAH. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan bagi pembaca.

Dalam Makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu
Kami Selaku Penulis membutuhkan saran dan kritik pembaca agar lebih baik lagi
dalam menyusun karya ilmiah serupa kedepannya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. Pengertian Laporan Keuangan Syariah ..................................................2
B. Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan Syariah ......................................2
C. Komponen-Komponen Laporan Keuagan Syariah ..................................3
D. Perbedaan Laporan keuangan Syariah dan Konvensional .......................4
BAB III PENUTUP ............................................................................................7
A. Kesimpulan...............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… Iv


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang di sajikan dalam


laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat di
perbandingkan. Akan tetapi, perlu di sadari pula bahwa laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin di butuhkan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan bank karena secara umum laporan keuangan hanya
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak diwajibkan
untuk menyediakan informasi non keuangan.

Ada beberapa perbedaan unsur antara laporan keuangan lembaga syariah dan
laporan lembaga keuangan konvensional. Unsur-unsur yang ada dalam laporan
keuangan lembaga syariah antara lain, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,
laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan dana investasi terikat, laporan
sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan shodaqoh, laporan sumber dan
penggunaan dana qardhul hasan. Sedangkan unsur-unsur yang ada dalam laporan
keuangan lembaga konvensional adalah neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas.

.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Syariah ?
2. Apa Saja Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan Syariah ?
3. Apa Komponen-Komponen Laporan Keuagan Syariah ?
4. Apa saja Antara Perbedaan Laporan keuangan Syariah dan Konvensional?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar Pembaca Mengetahui Pengertian Laporan Keuangan Syariah
2. Agar Pembaca Mengetahui Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan Syariah
3. Agar Pembaca Mengetahui Komponen-Komponen Laporan Keuagan
Syariah
4. Agar Pembaca Mengetahui Perbedaan Laporan keuangan Syariah dan
Konvensional
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Laporan keuangan Syariah

Laporan keuangan syariah adalah bagaimana lembaga keuangan syariah


tersebut menyajikan laporan keuangan syariah sesuai yang belaku di lembaga
keuangan syariah itu sendiri. Sehinga laporan keuangan syariah adalah laporan
yang dibuat khusus dari pihak lembaga keuangan syariah sesuai dengan ketentuan
standar akutansi syariah yaitu mengacu pada PSAK ( Pernyataan Standar
Akuntansi keuangan) dan KDPPLKS ( Kerangka Dasar Penyusuna dan Penyajian
Laporan Keuangan Syariah ).

Lembaga keuangan syariah menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah


lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang
mendapat izin oprasional sebagai lembaga keuangan syariah. Definisi ini
menegaskan bahwa suatu lembaga keuangan syariah harus memenuhi dua unsur,
yaitu unsur kesesuaian syariah islam dan unsur legalitas oprasi sebagai lembaga
keuangan.

B. Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan Syariah

Dalam tujuan utamanya laporan keuangan syariah terbagi menjadi tiga,


diantaranya adalah :

1. Untuk menyediakan informasi keuangan

Tujuan pertama dari laporan keuangan syariah adalah menyediakan


informasi keuangan entitas syariah yang dibuat dalam satu periode akuntansi.
Umumnya juga periode tersebut ditentukan oleh perusahaan terkait yang
menggunakan sistem syariah untuk mengatur kebijakan laporan keuangannya.
Tentu akan semakin pendek jangka laporannya maka akan semakin mudah,
karena terlalu lama membuat laporan tidak efektif dan kesalahan kecil tidak
terlihat

Berdasarkan informasi keuangan, para pengguna dapat menjadikan laporan


keuangan sebagai rujukan atau bahan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, seperti keputusan investasi oleh investor, keputusan ekspansi oleh
manajemen dan hal lainnya. Informasi keuangan ini disajikan dalam berbagai
jenis laporan keuangan seperti yang sudah disebutkan di poin sebelumnya
mengenai berbagai jenis laporan.
2. Menyediakan informasi kepatuhan terhadap prinsip syariah (sharia
compliance)

Laporan keuangan syariah juga memiliki fungsi pengawasan, dimana


laporan keuangan bisa meneliti apakah perusahaan tersebut menggunakan
entitas syariah pada setiap transaksi dan juga berbagai prinsip ekonominya.
Terkadang ada beberapa perusahaan yang mengklaim bahwa mereka
merupakan perusahaan syariah,namun masih banyak program yang dilakukan
dengan standar program keuangan konvensional.

Hal ini akan merugikan perusahaan yang memang menggunakan prinsip


syariah. Contohnya, perlakuan pendapatan bunga yang akan diperoleh oleh
entitas syariah berasal dari dana sosial bukan dari masing-masing nasabah
atau partner transaksi. Dan hal ini harus diawasi oleh Dewan Pengawas
Syariah (DPS).

3. Menyediakan informasi mengenai pemenuhan tanggung jawab sosial

Entitas syariah juga menyediakan informasi sosial dalam laporan


keuangannya. Informasi ini disajikan pada laporan sumber dan penyaluran
dana zakat serta dan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan tersebut.
Laporan keuangan merupakan pemenuhan tanggung jawab sosial sehingga
pelaksanaannya berjalan dengan lancar.

C. Komponen-Komponen Laporan Keuangan Syariah


1. Neraca
Unsur-unsur neraca meliputi aktiva, kewajiban, investasi tidak terikat, dan
ekuitas. Penyajian aktiva pada neraca atau pengungkapan pada catatan atas
laporan keuangan atas aktiva yang dibiayai oleh bank sendiri dan aktiva yang
dibiayai oleh bank bersama pemilik dana investasi tidak terikat, dilakukan
secara terpisah.

2. Laporan Laba Rugi


Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK lainnya,dalam laporan
laba rugi mencakup, tetapi tidak terbatas pada pos-pos pendapatan dan beban.
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan ekuitas
5. Laporan perubahan Investasi Terikat
Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi
terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan
jenisnya
6. Laporan Sumber dan Penggunaan dana Zakat, Infaq, dan Sadaqqh
Bank syari’ah menyajikan laporan sumber dan penggunaan zakat, infaq,
dan shodaqoh sebagai komponen utama laporan keuangan yang
menunjukkan:
a. Sumber dana Zakat, Infaq, dan Sadaqqah dari Penerimaan ;
1) Zakat dari Bank Syariah
2) Zakat dari Luar Bank Syariah
3) Infaq
4) Saqqah
b. Penggunaan dana Zakat, Infaq, dan Sadaqqah Untuk :
1) Fakir
2) Miskin
3) Hamba Sahaya
4) Orang yang terlilit Utang
5) Orang yang Baru Masuk Islam
6) Orang yang berjihad
7) Orang yang sedang Dalam perjalanan ( Musafir)
8) Amil
c. Kenaikan atau Penurunan Sumber dana zakat, Infaq dan sadaqqah
d. Saldo Awal dana Penggunaan dana Zakat, Infaq dan sadaqqah
e. Saldo Akhir dana penggunaan dana Zakat, Infaq, dan sadaqqah
7. Laporan Sumber dan Qardul Hassan
Bank syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan qardhul hasan
sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
a. Sumber dana Qardul Hassan yang berasal dari Penerimaan :
1) Infaq
2) Sadaqqah
3) Denda
4) Pendapatan non Halal
b. Penggunaan dana Qardul Hassan Untuk
1) Pinjaman
2) Sumbangan
c. Kenaikan atau penurunan Sumber dana Qardul Hassan
d. Saldo Awal dana Penggunaan dana Qardul Hassan
e. Saldo Akhir dana Penggunanan dana Qardul Hassan
8. Catatan-catatan Laporan Keuangan
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua informasi dan material
yang perlu unutuk menjaikan laporan keuangan tersebut memadai, relevan,
dan bisa dipercaya (andal) bagi para pemakainya.
9. Pernyataan, laporan dan data lain yang membantu dalam menyediakan
informasi yang diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan
sebagaimana ditentukan didalam statement of obyektif

D. Perbedaan Laporan keuangan Syariah dan Konvesional


1. Dari Segi Pelaporan
Dalam laporan keuangan banka konvensional memiliki 5 jenis laporan
keuangan, sedangkan laporan keuangan syariah meiliki 8 jenis laporan
keuangan. Perbedaan 5 dan 8 jenis tersebut adalah sebagai berikut:

Bank Konvensional Bank syariah


Neraca Neraca
Laporan Laba rugi Laporan Laba Rugi
Laporan arus kas Laporan Arus Kas
Laporan Perubahan Aquitas Laporan Perubahan Equitas
Catatan atas Laporan Keuangan Lap. Perubahan dana Investasi
Terkait
Lap. Rekonsiliasi pendapatan dan
Bagi hasil
Lap. Sumber dana dan Penggunaan
dana Zakat
Lap. Dan Penggunan dana kebaikan

Acuan Penyusunan Laporan Keuangan


a. Bank Konvensional
1) Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
(KDPPLK)
2) PSAK ( No. 1-58)
3) Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia ( PAPI)
b. Bank syariah
1) Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
(KDPPLK)
2) PSAK Syariah ( No. 101-109)
3) PSAK No.59 Akuntansi Perbankan
4) Pedoman Akuntansi perbankan Syariah ( PAPSI)

2. Dari Segi Akad dan Legalitas


Akad merupakan suatu kesepakatan yang mengikat kedua belah pihak
yang saling bersepakat, yakni masing-masing pihak terikat untuk
melaksanakan kewajiban mereka masing-masing yang telah disepakati
terlebih dahulu. Dalam akad, terms and condition-nya sudah ditetapkan secara
rinci dan spesifik (sudah well-defined). Bila salah satu atau kedua pihak yang
terikat dalam kontrak itu tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka
ia/mereka menerima sanksi seperti yang sudah disepakati dalam akad.
Dalam bank syariah, akad yang yang dilakukan memiliki konsekwensi
duniawi dan ukhrowi, karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum islam.
Sehingga kesepakatan dapat diminimalisir. Selain itu akad dalam perbankan
syariah baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya
harus memenuhi ketentuan akad, seperti hal-hal berikut.
a. Rukun, seperti penjual, pembeli, barang, harga dan ijab qabul.
b. Syarat, seperti:
1) Barang dan jasa harus halal.
2) Harga barang dan jasa harus jelas
3) Tempat penyerahan harus jelas.
4) Barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan.

Dari uarian diatas akad dan legalitas sebuah lembaga keungan syariah
dan konvensional itu berbeda dimana akad dalam bank syariah itu
memberikan nilai dunia dan ahirat karena disitu menentukan langkah yang
akan dilakukan oleh sesorang. Sementara dalam konvensional hanya akan
memberikan sanki moral sesuai dengan yang sudah disepakati di awal.

3. Dari Segi Penyelesaian Sengketa


Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah
terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabahnya, kedua
belah pihak tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi
menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum syariah. Lembaga yang
mengatur hukum berdasar prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama
Badan Arrbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI) yang didirikan secara
bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama
Indonesia. Menurut UU No.30 tahun 1999 pasal 1 angka 1 arbitase adalah
cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar peradilan umum yang
didasarkan pada perjanjian arbitase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak
yang bersengketa, Dengan kata lain bahwa arbitase adalah lembaga yang
dipilih oleh pihak yang bersengketa dan untuk memberikan keputusan
mengenai sengketa yang mereka persilihkan.

4. Dari Segi usaha yang Dibiayai

Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah mengikat


secar hukum bagi semua pelaku dan pemangku kepentingan entitas yang
melakukan transaksi syariah. Adapun ahlak merupakan norma dan etika yang
berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama mahluk agar hubungan tersebut
menjadi saling menguntungkan dan harmonis. Dalam bank syariah, bisnis dan
usaha yang dibiayai tidak terlepas dari saringan syariah. Karena itu, bank
syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang terkandung di dalammnya
hal-hal yang diharamkan. Dalam perbankan syariah suatu pembiayaan tidak
akan disetujui sebelum dipastikan beberapa hal pokok, diantaranya sebagai
berikut:

a. Usaha yang dibiayai merupakan proyek halal.


b. Usaha yang bermanfaat bagi masyarakat
c. Usaha yang menguntungkan bagi bank dan mitra usahanya.

Sebaliknya bank konvensional, tidak mempertimbangkan jenis


investasinya, akan tetapi penyaluran dananya dilakukan untuk perusahaan
yang menguntungkan, meskipun menurut syariah Islam tergolong produk
yang tidak halal. Maka dari peenjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada
lembaga keuangan syariah selain tujuan untamanya untuk mendapatkan laba
lembaga keuangan syariah juga harus tetap memperhatikan unsur-unsur yang
akan di biayai karena lembaga keuangan syariah berdasarkan pada prinsip
islam sehingga semua kegiatanya harus benar-benar dalam kategori halal
serta bermanfaat selain untuk pihak lembaga keuangan juga bermanfaat bagi
masyarakat terkait. Sehingga tidak merugikan sebelah pihak.
5. Dari segi Pendapatan Laba

Dari segi pendapatan atau laba bank konvensional memperoleh laba dari
hasil bunga,bunga itu di dapatkan dari hasil pembiayaan antara pihak bank
kepada nasabah . begitu pula dengan bank syariah hanya saja laba yang di
hasilkan bank syariah adalah hasil dari pembiayaan bank kepada nasabah
yanga telah di sepakati di depan sebelum kegiatan itu di laksanakan atau
sering di sebut juga dengan prinsip bagi hasil. Bank konvensional tidak
memperdulikan apakah usaha yang dijalankan oleh pihak nasabah itu berhasil
atau tidak, pihak konvesional tetap mengambil keuntungan. Sedangka bank
syariah tetap memperhatikan situai nasabah tersebut.

6. Lingkungan Kerja dan Corpoorate Culture

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan


dengan syariah. Dalam hal etika misalnya sifat amanah dan shiddiq harus
melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim
yang baik. Disamping itu karyawan bank syariah harus skillful dan
profesional dan mampu melakukan tugas-tugas teamwork.
Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan
dengan syariah, antara lain sikap amanah dan shiddiq yang baik. Di samping
itu, karyawan bank syariah harus memiliki skill yang baik dan profesional,
dan tabhligh. Dalam reward dan dan punishment pun juga diperlukan prinsip
keadilan yang sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, cara berpakaian dan
tingkah laku dari para karyawan juga harus mengikuti syariat Islam
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Lembaga keuangan syariah menurut Dewan
Syariah Nasional (DSN) adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk
keuangan syariah dan yang mendapat izin oprasional sebagai lembaga
keuangan syariah. Tujuan laporan keuangan syariah adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Komponen-komponen dalam laporan
keuangan syariah adalah :
1. Laporan posisi keuangan (neraca)
2. Laporan laba dan rugi
3. Laporan arus kas
4. L aporan perubahan ekuitas
5. Laporan perubahan investasi terikat
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah
7. Laporan sumber dan pengguna dana qardhul hasan
8. Catatan-catatan laporan keuangan
9. Pernyataan,
Sedangkan perbedaan laporan keuangan syariah dan konvensional adalah
dari Segi Pelaporan, dari segi akad dan legalitas,dari segi penyelesain sengketa,
dari segi usaha yang di biayai, dari segi pendapatan (laba), Lingkungan Kerja
dan Corporate Culture.
DAFTAR PUSTAKA

Tiffani. 2017. “ Tujuan Laporan Keuangan Syariah Terlengkap”. Dikutip dari


https://dosenakuntansi.com/tujuan-laporan-keuangan-syariah. .
Ma’ruf. 2019. “6 Perbedaan Laporan Keuangan Konvensional dan syariah”.
Dikutip dari https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/perbedaan-
laporan-keuangan-syariah-dan-konvensioal
Yulianingsih Feby . 2018. “ Laporan Keuangan Syariah ”. Dikutip dari
https://www.academia.edu/35974004/makalah_laporan_keuangan_syaria
h_sekolah_tinggi_agama_islam_stai_yasni_muara_bungo.
Ekonomi. 2014. “ Kewajiban Investasi Terikat “ Dikutip dari
http://anitadiahmawarni.blogspot.com/2014/06/kewajiban-investasi-
terikat-executing.html

Anda mungkin juga menyukai