Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEUANGAN

ENTITAS SYARIAH
KELOMPOK 3
Naura putri agfa maliha (2202055012)
M.Imam Al Fattah Sutrisno (2202055023)
Ahmad Primadanu (2202055011)
Sudah menjadi standar kelaziman yang umum, bahwa laporan keuangan adalah
sebagai tolak ukur untuk melihat kinerja usaha apapun yang kita punyai seperti di
bidang : jasa, perdagangan, manufacturing, pertanian, peternakan, hasil tambang,
hasil hutan dll, baik performance keuangan usaha milik pribadi maupun
performance keuangan untuk perusahaan, baik kecil maupun besar.

Laporan keuangan syariah adalah suatu laporan keuangan mencatat secara


ketentuan syariah seluruh kejadian keuangan dimasa lampau artinya kejadian
yang sudah berlalu berdasarkan asumsi – asumsi tertentu dan bukti – bukti
pendukung yang akurat, yang dapat dibenarkan oleh prinsip – prinsip laporan
keuangan syariah
Apakah dalam laporan keuangan syariah harus dibuat dengan standar ganda?
Artinya dibuatkan laporan keuangan syariah yang berbeda bagi para pihak yang
membutuhkannya? Buat pemilik usaha menggunakan data keuangan sebenarnya!
Dan akan berbeda untuk laporan keuangan untuk kebutuhan perpajakan dan pihak
instansi lainnya!

Jawabannya adalah : tidak! Kalau hal


tersebut dilakukan maka telah
melakukan tindakan criminal!
Tujuan laporan keuangan
entitas syariah
Tujuan laporan keuangan syariah menurut PSAK Syariah adalah menyajikan informasi
keuangan yang akurat, transparan, dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Laporan keuangan ini membantu para pengguna informasi untuk memahami kinerja
keuangan dan posisi keuangan entitas syariah serta memastikan bahwa entitas
tersebut beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang ditetapkan, namun
apabila perusahaan mengalami kerugian secara terus-menerus yang terjadi
perusahaan tersebut akan gulung tikar. Oleh karena itu tanpa bantuan laporan
keuangan, perusahaan kesulitan dalam mengevaluasi usaha. Misal tetap berkeinginan
mengevaluasi usaha tanpa laporan keuangan juga tidak akan maksimal.
Struktur Laporan
Keuangan Syariah
Laporan keuangan untuk entitas atau organisasi syariah awalnya diatur oleh
PSAK 59 tentang Akuntansi Bank Syariah yang disahkah pada tahun 2002.
Namun karena entitas syariah tidak hanya berupa bank, maka pada tahun 2007
PSAK 59 diganti PSAK 101-109 yang mencakup tentang penyajian laporan
keuangan untuk semua entitas syariah. Di dalam PSAK 101 tentang penyajian
laporan keuangan syariah disebutkan bahwa komponen laporan keuangan untuk
entitas syariah meliputi: 1. Laporan neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan arus
kas 4. Laporan perubahan Dana Investasi Terkait 5. Laporan sumber dana dan
penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah 6. Laporan sumber dana dan
penggunaan dana kebajikan 7. Catatan atas laporan keuangan
Laporan Neraca
Laporan neraca adalah laporan keuangan yang disusun
sistematis tentang posisi aset, kewajiban dan ekuitas
perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan dari laporan
neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan
perusahaan. Berdasarkan PSAK 101 lampiran 1, dengan
memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait, laporan
neraca bank syariah mencakup tetapi tidak terbatas
pada pos-pos berikut: 1. Aset, 2. Kewajiban, 3. Dana
Syirkah Temporer, 4. Ekuitas
Laporan Neraca
UNSUR LAPORAN KEUANGAN UTAMA

A.Laporan Posisi Keuangan


1.Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan memiliki Manfaat ekonomi di masa depan bagi
entitas syariah.
2.Kewajiban adalah hutang entitas syariah masa kini yang timbul akibat dari
peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi
dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya yang mana
entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana
tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
4. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi
semua kewajiban dan dana syirkah temporer
Laporan Neraca
Dalam aset terdapat beberapa pos-pos yaitu: kas, penempatan bank
Indonesia, penempatan pada bank lain, piutang, pembiayaan, aset tetap, dan
lain-lain

Dalam Liabilitas dari luar perusahaan seperti bank, sewa gunausaha,


penjualan obligasi dan sejenisnya.

Contoh dana syirkah temporer adalah pembiayaan mudharabah muthlaqah,


mudharabah muqayyadah, musyarakah, dan akun lain yang sejenis.
Pos-pos dana syirkah temporer yaitu: Syirkah temporer dari bukan bank,
syirkah temporer dari bank, dan musyarakah

Dalam Ekuitas Misalnya dalam perseoraan terbatas, setoran modal oleh para
pemegang saham, saldo laba (retained earings), penyisihan saldo laba dan
penyisihan penyesuaian pemeliharaan modal masing - masing disajikan
secara terpisah.
Laporan Neraca
bentuk laporan posisi keuangan Neraca pada bank syariah dapat
diilustrasikan dalam tabel berikut:
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan sistematis tentang pendapatan dan
beban perusahaan untuk satu periode tertentu. Laporan laba rugi
memuat informasi hasil kerja manajemen atau hasil operasional
perusahaan berupa hasil dari pendapatan dan keuntungan dikurangi
dengan beban dan kerugian perusahaan. Berdasarkan PSAK 101
lampiran 1, dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait,
laporan neraca bank syariah mencakup tetapi tidak terbatas pada
pos-pos berikut:
Laporan Laba Rugi
1.Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari dari kontribusi penanam modal
2.Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian pada penanam modal
3.Hak pihak ketiga atas bagi hasil, bagi hasil adalah bagian bagi hasil
antara hasil pemilikan dana atas keuntungan dan kerugian investasi
bersama entitas syariah dalam suatu periode laporan keuangan.
4.Zakat adalah besarya zakat yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk periode akuntansi perhitungan zakat.
Laporan Laba Rugi
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menggambarkan arus kas
masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas,
yaitu dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan pembiayaan untuk
satu periode tertentu. Laporan arus kas menggambarkan besaran kenaikan
atau penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan
serta saldo kas yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode
pelaporan. Laporan arus kas di atur dalam PSAK 2 tentang Laporan Arus
kas dan PSAK 31 tentang Akuntansi keuangan. Berdasarkan ketentuan
tersebut, bentuk laporan arus kas bank syariah dapat diilustrasikan dalam
tabel berikut:
Laporan Arus Kas
Laporan Perubahan Dana
Investasi Terkait
Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana investasi terikat
berdasarkan sumber dana dan memisahkan investasi berdasarkan jenisnya.
Bank syariah menyajikan laporan perubahan dana investasi terikat sebagai
komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan saldo awal dana
investasi terikat, jumlah unit penyertaan investasi pada setiap jenis investasi
dan nilai per unit penyertaan pada awal periode, dana investasi yang diterima
dan unit penyertaan investasi yang diterbitkan bank syariah selama periode
laporan.Berikut contoh format Laporan Perubahan Dana investasi terkait;
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan ikhtisar
perubahan dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode
tertentu. Penyajian laporan perubahan ekuitas diatur dalam PSAK 1
tentang penyajian laporan keuangan.Seperti Laporan prubahan dana
investasi terkait.Berikut contoh format Laporan Perubahan Dana
investasi terkait;
Laporan Sumber dan penggunaan zakat
Entitas syariah menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat sebagai komponen
utama laporan keuangan, yang menunjukkan:
a. Dana zakat berasal dari wajib zakat (muzakki) : zakat dari dalam entitas syariah, zakat dari
pihak luar entitas syariah;
b. Penggunaan dana zakat melalui lembaga amil zakat untuk: fakir, miskin, rigab, orang yang
terlilit hutang (gharim), muallaf, füisabilillah, orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil); dan
amil.
C.Kenaikan atau penurunan dana zakat;
d. Saldo awal dana zakat; dan
e. Saldo akhir dana zakat.
Zakat adalah sebagian dari harta yang wajib dikeluarkan oleh wajib zakat (muzakki) untuk
diserahkan kepada penerima zakat (mustahiq). Pembayaran zakat
dilakukan apabila nisab dan haulnya terpenuhi dari harta yang memenuhi kriteria
wajib zakat. Unsur dasar Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat meliputi sumber
dana, penggunaan dana selama suatu jangka waktu, serta saldo dana zakat yang
menunjukkan dana zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.
Laporan Sumber dan penggunaan zakat
Laporan sumber dana dan penggunaan dana
kebajikan
Dana Kebajikan merupakan dana sosial di luar zakat yang berasal dari masyarakat yang
dikelola bank syariah. Dana kebajikan biasa juga disebut dengan dana gard. PSAK 59 dan
PAPSI menggunakan istilah gard dan bukan istilah dana kebajikan. Akan tetapi, pada PSAK
101 istilah ini diganti dengan istilah "Dana Kebajikan". Tidak ada keterangan resmi alasan
penggantian istilah ini dalam PSAK 101. Akan tetapi, adanya istilah dana kebajikan memberi
fleksibilitas dalam sumber maupun penggunaan dana tersebut.sumber dana kebajikan
terdiri atas: infak, sedekah, hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku, pengembalian dana kebajikan produktif, denda, dan pendapatan nonhalal.

infak dan sedekah yang dimaksud dalam dana kebajikan adalah semua jenis
infak dan sedekah baik yang peruntukannya ditentukan secara khusus oleh
pemberi infak dan sedekah maupun yang tidak. Denda merupakan sanksi berupa
uang yang dikenakan oleh bank syariah kepada nasabah yang mampu, tetapi dengan
sengaja menunda-nunda pembayaran kewajibannya kepada bank syariah.
Semua penerimaan bank syariah dari nasabah yang merupakan denda dimasukkan ke dalam
dana kebajikan.
Laporan sumber dana dan penggunaan dana
kebajikan
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, harus
berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk
diungkapkan dalam PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Dalam rangka membantu pengguna laporan memahami laporan keuangan dan
membandingkannya dengan laporan keuangan entitas syariah lain, maka Catatan atas Laporan
Keuangan umumnya disajikan dengan urutan sebagai
berikut:

(a) pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan;
(b)informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan sebagaimana pos-pos
tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan;
(c)pengungkapan lain termasuk kontinjensi, komitmen dan pengungkapan
keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan.
Sistematika struktur dalam Catatan atas Laporan Keuangan agar tetap
dipertahankan sepanjang hal tersebut praktis untuk dilaksanakan.
STUDI KASUS
Net income/laba bersih adala
menggambarkan besara
Pendapatan keuntungan setelah dikurang
2019 = 2,3 T seluruh biaya seperti (biay
Pendapatan produksi,biaya operasional, pajak
2023 = 23,31 T depresiasi, dll) .

Margin laba
Revenue/Pendapatan adalah 2019 = 3,21 %
pemasukan bisnis, yang dimana /Laporan laba rugi Margin laba
semakin besar itu menjadi 2023 = 24,36%
semakin baik.
Profit margin/Margin Laba adalah
laba bersih 2019 perbandingan keuntungan bersih
= 158,05 M dengan pemasukan (revenue).
laba bersih 2023 semakin tinggi profit margin maka
= 5,7 T makin bagus karena perusahaan
dapat mengelola keuangannya
Referensi
Andini, I. Y. (2013). Pendapatan Bagi Hasil dan Penyajian Laporan
Keuangan pada Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bprs Bhakti
Sumekar Sumenep). In Performance (Vol. 3, No. 1, p. 292709).
Universitas Wiraraja Sumenep.
Faruq, U. (2021). Manajemen Keuangan Syariah. Pamekasan : Duta
Media Publishing
Hartoko, M. S. (2017). ASET TETAP. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, 5(1), 121-128.
Latifah, E., Masyhuri, M., Pahlevi, R. W., Mulyani, S., Hasanah, N.,
Fidiana, F., ... & Setiadi, R. (2022). Manajemen Keuangan Syariah
Sebuah Konsep dan Teori . Purbalingga : CV. EUREKA MEDIA
AKSARA
Suryadi, D. (2014). Laporan keuangan entitas syariah sebagai alat
ukur kinerja bisnis. Jurnal Asy-Syukriyyah, 12(1), 1-22.

Anda mungkin juga menyukai