Adapun komponen laporan keuangan bank syariah yang lengkap dianataranya adalah :
1. Neraca
Lapaoran posisi keuangan (neraca) adalah laporan yang menunjukkan posisi sumber daya
yang dimiliki perusahaan serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh.
Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakai baik itu
internal maupun eksternal sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi yang terkandung di dalam laporan neraca dapat membantu parapemakai
(internal dan eksternal) dalam pengambilan keputusan yang benar dan tepat.
Dalam KDPPLKS ada unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran
posisi keuangan, unsur-unsur sebagai berikut:
a) Aset
b) kewajiban
c) Dana syirkah temporer
d) Ekuitas
1) Aset suatu aset diklarifikasikan sebagai aset lancer, jika aset tersebut: (a.)
diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas syariah, (b) dimiliki untuk
diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan
direalisir dalam jangka waktu (dua belas) bulan dari tanggal neraca, atau (c)
berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi. Aset yang tidak
termasuk kategori tersebut diatas diklarifikasikan sebagai aset tidak lancar.
Adapun yang termasuk dalam aset diantaranya: kas, penempatan pada bank
Indonesia, giro pada bank lain, efek-efek, piutang (piutang mudharabah,
piutang salam, piutang istishna, piutang pendapatan ijarah), pembiayaan
(pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah ), persedian (aset yang
dibeli untuk dijual kembali kepada klien), tagihan dan kewajiban akseptasi,
aset yang diperoleh untuk ijarah, aset istishna dalam penyelesaian,
penyertaan, aset tetap dan akumulasi penyusutan, dan aset lain.
2) Kewajiban suatu kewajiban diklarifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek, jika; (a) diiperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu silus
normal operasi entitas syariah, atau (b) jatuh tempo dalam jangka waktu
12(dua belas) bulan tanggal Neraca. Semua kewajiban lainnya harus
diklarifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Yang termasuk dari jenis-
jenis kewajiban diantaranya: kewajiban segera, bagi hasil yang belum
dibagikan, simpanan (giro wadiah, tabungan wadiah), simpanan bank lain
(giro wadiah, tabungan wadiah), utang (utang salam, utang istishna),
kewajiban pada bank lain, pembiayaan yang diterima, utang pajak, estimasi
kerugian dan komitmen kontinjensi, pinjaman yang diterima, kewajiban yang
diterima, dan pinjaman subordinasi.
3) Dana Syirkah Temporer: (a) syirkah temporer dari bukan bank : tabungan
mudharabah, deposito mudharabah, (b) syirkah temporer dari bank : tabungan
mudharabah, deposito mudharabah.
4) Ekuitas : modal disetor, tambahan modal disetor dan, saldo laba (rugi)
Komponen laporan laba rugi syariah disusun dengan mengacu pada PSAK untuk
pos-pos umum. Dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait, bank Syariah
menyajikan laporan laba rugi yang mencakup, tetapi tidak terbatas, pada pos-pos berikut :
1. pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib : (a) pendapatan dari
jual beli : pendapatan margin murabahah, pendapatan neto salam parallel,
pendapatan neto istina’ parallel. (b) pendapatan dari sewa : pendapatan neto
ijarah. (c) pendapatan dari bagi hasil : pendapatan bagi hasil mudharabah,
pendapatan bagi hasil musyarakah. (d) pendapatan usaha utama lainnya
2. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer
3. Pendapatan usaha lainnya : (a) pendapatan imbalan (free) jasa perbankan (b)
pendapatn imabalan investasi terikat
4. Bebam usaha
5. Laba atau rugi usaha
6. Pendapatan non- usaha
7. Beban non-usaha
8. Beban pajak
9. Laba atau rugi neto
3. Laporan arus kas
Laporan arus kas adalah suatu laporan tentang aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan selama suatau periode tertentu, beserta penjelasan tentang
sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas tersebut. Kas ada;lah alat pembayaran
yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan untuk investasi maupun menjalankan
operasi perusahaan setiap saat dibutuhkan. Karena itu kas mencakup semua alat
pembayaran yang dimilki perusahaan yang disimpan diperusaahan.
Tujuan menyajikan arus kas adalah memeberikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu. Secara umum laporan arus kas akan membantu para investor, kreditor dan
pemakai lainnya untuk :
a. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa
depan .
b. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya dan kebutuhan
untuk pendanaan internal.
c. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan
dan pengeluaran kas
d. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi
keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama waktu periode
tertentu.
Bank syariah dalam menyajikan laporan arus kas dengan harus mengacu kepada
PSAK terkait yaitu PSAK No. 2 tentang penyajian laporan arus kas. Laporan
aruskan ini sangat berguna dalam mengambil keputusan terutama dalam menilai
bagaimana perusahaan mengelola dana keuangan dan juga berguna untuk
menganalisis laporan keuangan.
Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi
terikat dan sejenisnya yang di kelola oleh bank syariah sebagai agen investasi. Investasi
terikat bukan merupakan aset maupun kewajuban karena bank syariah tidak mempunyai
hk untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut,serta bank syariah tidak
memiliki kewajuban mengembalikan atau menanggung resiko investasi.
Dana yang diserahkan oleh pemilik investasi terikat dan sejenisnya adalah dana
yang di terima bank syariah sebagai agen investasi. Dana yang ditarik oleh pemilik dana
investasi terikat adalah dana yang diambil atau dipindahkan sesuai dengan permintaan
pemilik dana.
Dalam hal bank syariah bertindak sebagai agen investasi,imbalan yang diterima
adalah sebesar jumlah yang disepakati tanpa memperhatikan hasil investasi. Catatan atas
laporan perubahan dana investasi terikat harus mengungkapkan:
a. Sifat hubungan antara entitas syariah dan pemilik dana investasi terikat
b. Hak dan kewajiban terkait dengan setiap jenis dana investasi terikat
atau unit investasi.
Entitas syariah harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan sumber dan
penggunaan dana zakat , tetapi tidak terbatas pada : (a) sumber dana zakat yang berasal
dari internal entitas syariah, (b) sumber dana zakat yang berasal dari eksternal entitas
syariah (c) kebijakan penyaluran zakat terhadap masing-masing asnaf (d) proporsidana
yang di salurkan untuk masing-masing penerima zakat di klarifikasikan atas pihak terkait,
sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 7: pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa, dan pihak ketiga.
7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Entitas menyajikan sumber dan penggunaan dana kebajikan sebagai komponen utama
laporan keuangan, yang menunjukkan :
a. Sumber dana kebajikkan berasal dari penerimaan :
1. Ifak
2. Sedekah
3. Hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang undangan yang berlaku
4. Pengembalian dana kebajikan produktif
5. Denda
6. Pendapatan non halal
b. Penggunaan dana kebajikan untuk :
1. Dana kebajikan produktif
2. Sumbangan
3. Penggunaan lainya untuk kepentingan umum
c. Kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan
d. Saldo awal dana penggunaan dana kebajikkan
e. Saldo akhir dana penggunaan dana kebajikan
Unsur dasar laporan sumber dan penggunaa dana kebajikan meliputi sumber dan
penggunaan dana selama jangka waktu tertentu , serta saldo dana kebajikan yang
menunjukkan dana kebajikan yang belum disalurkan pada tanggal tertentu. Penerimaan
dana kebajikan oleh entitas syariah diakui sebagai kewajiban paling liquid dan diakui
sebagai penguran kewajiban ketika disalurkan.
Penerimaan non halal adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah atara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang bersal dari bank
umum konvensional. Penerimaan non halal pada umumnya terjadi dalam kondisi daryrat
atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas syariah karena secara prinsip dilarang.
c. Pengungkapan lain
1. Domisili dan bentuk hokum etintas syariah , Negara tempat pendirian entitas
syariah, alamat kantor pusat etintas syariah serta lokasi utama bisnis jika
berbeda dari lokasi kantor pusat
2. Keterangan mengenai hakikat operasi dan kegiatan uatam etintas syariah
3. Nama etintas syariah dalam grup, nama etintas asosiasi, nama entintas syariah
induk dan etintas syariah holding
4. Nama anggota direksi dan komisaris
5. Jumlah karyawan pada akhir periode atau rata-rata jumlah karyawan sama
periode yang bersangkutan