Anda di halaman 1dari 7

Kelompok : 10

Widiarsi Purnama Sari (175221061)


Nimas Kurniawati (175221133)
Standar Auditing AAOIFI dan Kerangka Audit Syariah

A. 4 Standar Auditng dalam AAOIFI(2002):


1. Tujuan standardan prinsip prinsip audit
Standar ini berisi 14 praraf, tujuannya adalah untuk mengembangkan
dasar petunjuk tentang tujuan dan prinsip umum yang mengatur audit laporan
keuangan yang disusun oleh bank syariah dan lembaga keuangan syariah.
Standar ini berkaitan dengan laporan keuangan, dengan tujuan memungkinkan
auditor menyatakan pendapatnya apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan peraturan dan aturan syaria’ah dan standar akuntansi yang telah
diterbitkan oleh AAOIFI, serta sebagai standar terkait lokal dan praktek
akuntansi, dan hukum terkait dan peraturan yang diterapkan di Negara dimana
lembaga keuangan dioperasikan.
2. Standar laporan auditor
Standar auditing lembaga keuangan islam adalah untuk menetapkan
standar dan memberikan bimbingan pada bentuk dan isi dari laporan auditor
yang dikeluarkan sebagai hasil dari audit yang dilakukan oleh auditor
independen dari keuangan lembaga yang melakukan bisnis sesuai prinsip
syaria’ah islam. Auditor harus meninjau dan menilai kesimpulan yang ditarik
dari bukti audit yang diperoleh sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan. Penilaian melibatkan pertimangan apakah laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi dan organisasi audit
untuk lembaga keuangan islam dan relevan dalam praktik nasional.
3. Standar hal perikatan audit
ASIFI(Auditng Standard For Islamic Financial Institution), terdiri dari
29 paagraf, dengan poin utama:
a. Menyetujui persyaratan keterlibatan dengan lemaga keuangan
syari’ah(client)
b. Respon auditor untuk permintaan client untuk mengubah persyaratan dari
satu kerterlibatan yang menyediakan jaminan tingkat yang lebih rendah
c. Auditor dan client harus setuju pada hal keterlibatan
d. Istilah setuju perlu disimpan di surat perikatan audit atau lainnya sesuai
bentuk kontrak
ASIFI digunakan untuk membantu auditor dalam membantu
peyusunan surat yang berkaitan dengan audit laoran keuangan.
4. Standar pengujian untuk memenuhi aturan syari’ah dan prinsip prinsip oleh
auditor eksternal
Tujuan ASIFI adalah untuk menetapkan standard dan memberikan
bimbingan pada subjek pengujian untuk memnuhi aturan syari’ah dan prinsip
oleh auditor eksternal sehubungan dengan audit laporan keuangan dari
lembaga keuangan yang melakukan bisnis sesuai atura syari’ah. Dalam
pengujian kepatuhan syariah, auditor harus memperoleh cukup bukti audit
yang tepat yang menyediakan auditor dengan keyakinan memadai bahwa
lembaga keuangan syari’ah telah memenuh aturan syari’ah dan prinsip islam.
Keyakinan memadai berkaitan dengan proses audit secara keseluruhan. ASIFI
juga menyatakan bahwa “jaminan yang wajar juga berarti bahwa auditor telah
puas bahwa ternsaksi yang telah diperiksa selama audit sesuai dengan aturan
syari’ah dan prinsip islam yang ditetapkan oleh DPS dari istitusi keuangan”
B. Sebab Sebab LKS Perlu di Audit
1. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan.
Dalam pencatatan mungkin terjadi kesalahan yang tidak disengaja atau yang
disengaja.Bila sengaja, hal ini berarti terdapat kecurangan dari perusahaan.
2. Dalam membuat lapora keuangan sesuai kepentingan perusahaan, agar aset
terlihat banyak dan laba besar sehigga menarik investor
3. Adanya perusahaan yang membesarkan biaya sehingga laba terlihat kecil,
sehingga dapat mengurangi pajak dan zakat
4. Adanya ketidakpercayaan public terhadap perusahaan sehingga diperlukan
auditor sebagai pihak ke tiga diluar ligkungan perusahaan yang independen
yang dapat menilai kewajaran perusahaan
C. Implementasi Audit Syari’ah di LKS

Audit syari’ah merupakan proses pemeriksaan sistematis atas kepatuhan


seluruh aktivitas LKS terhadap prinsip syari’ah yang meliputi laporan keuangan
produk, penggunaan IT, proses informasi, pihak yang terlibat dalam aktivitas
LKS, dokumentasi, kebijakan dan prosedur, dll yang memerlukaan ketaatan
kepada prinsip syariah. Kerangka kerja audit merupakan hal yang penting .
kerangka kerja berfungsi sebagai acuan auditor dalam melaksanakan pemeriksaan
pada perusahaan, sehingga tidak semua aspek harus di periksa oleh auditor, hanya
yang beresiko dan memiliki keterkaitanlah yang harus diuji. Landasan hukum
audit syar’ah adalah aspek syari’ah berupa hukum dan prinsip islam yang berasal
Allah SWT.

Kegiatan auditor dalam LKS terdiri dari 3:

1. auditor internal melakukan pengujian pada laporan keuangan LKS dan


memastikan kesesuaian dengan standar akutansi yang berlaku umum dan
tidak terjadi salah saji material.
2. Auditor eksternal melakukan pengujian atas hasil kinerja auditor internal
3. Auditor internal memiliki sertifikasi melakukan pemeriksaan untuk
memastikan produk dan transaksi LKS telah sesuai dengan prinsip dan
aturan syari’ah yang berkenaan dengan laporan keuangan.
D. PERAN dan TANGGUNG JAWAB AUDITOR di LKS

Audit kepatuhan syariah memiliki implikasi penting bagi legitimasi suatu


perusahaan dalam Lembaga Keuangan Syariah. Kegiatan audit syariah tentu saja
berbeda dengan kegiatan audit konvensional, kegiatan audit syariah yang
dilakukan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
mencukupi terkait dengan fungsi audit syariah. Tujuannya untuk memastikan
sistem pengendalian internal yang efektif sesuai dengan prinsip syariah.
Perbankan syariah juga dapat merekrut pihak eksternal untuk melakukan audit
syariah pada kegiatan operasional perbankan mereka. Sedangkan yang dilakukan
oleh audit konvensional bertujuan untuk memberikan informasi kepada pengguna
yang berguna untuk membuat dan mengevaluasi keputusan tentang alokasi
sumber daya yang langka dalam ekonomi kapitalis.

Hubungan antara permintaan audit syariah dan peran auditor syariah di


lembaga keuangan syariah dengan meninjau Auditing and Accounting
Organization for Islamic Financial Institutions dalam prespektif Islam. Tidak ada
keraguan bahwa audit konvensional berpengaruh signifikan pada kerangka kerja
audit yang digunakan dalam Lembaga Keuangan Syariah. Praktik audit
konvensional telah mengalami metamorfosis untuk memenuhi stakeholder dalam
sistem ekonomi Islam. Hal tersebut menjadi tanggung jawab auditor dalam
lembaga keuangan syariah Ketika mengandaikan bahwa tidak adanya kerangka
audit syariah yang tepat dan keselarasan standar dengan kebutuhan sistem
ekonomi islam yang bisa meredam masa depan industri keuangan Islam. Lembaga
keuangan syariah harus bisa memenuhi harapan para stakeholder dengan memilih
audit profesional yang kompeten untuk berkerja dengan kebijakan dan sistem
yang transparan. Maka dari itu upaya untuk membangun peran dan tanggung
jawab auditor dari perspektif islam. Terkadang ekspestasi pengguna laporan
keuangan melebihi apa yang menjadi tanggung jawan auditor. Besarnya tuntutan
yang berasal dari masyarakat terhadap profesionalisme auditor menunjukkan
expectation gap yang terjadi ketika ada kesenjangan harapan antara publik dan
auditor terhadap peran dan tanggung jawab auditor. Munculnya expectation gap
ini dipengaruhi oleh pemahaman auditor mengenai pemahaman konsep audit
syariah. Independensi dan kualifikasi seorang auditor syariah juga berpengaruh
terhadap expectation gap pada lembaga keuangan syaraiah.

Adapun auditor untuk membuat opini atas hasil audit suatu


perusahaan/lembaga dapat fokus melihat peran dan tanggung jawabnya. Menurut
Radiah Othaman dan Rashid Ameer di dalam jurnalnya mereka menegaskan
bahwa peran dan tanggung jawab auditor yaitu, Ketaatan aturan dan strandar yang
berasal dari kerangka syariah yang mengatur transaksi ekonomi, Melaporkan
sejauh entitas syariah tersebut berpegang pagang konsep ihsan di atas opersinya,
Melaporkan bahwa zakat telah dihitung dengan benar dan dibayarkan ke dana
zakat publik, Memantau apakah dalam entitas syariah tersebut menggunakan dana
yang ditunjukan untuk 25 kegiatan konvensional bercampur dengan dana untuk
kegiatan syariah dan Menyelidiki proses uji kelayakan untuk rektrukturisasi
pinjaman bank, pemulihan mekanisme, dan resolusi sengketa tanpa prasangka.

E. LAPORAN dan PENDAPAT AUDITOR DI LKS

Hasil dari pelaksanaan audit, mencakup persiapan laporan audit syariah yang
merupakan komunikasi yang baik dari auditor kepada pembaca. Pada umumya
laporan akan berbeda, tetapi semua harus menginformasikan para pembbaca
mengenai tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan.
Auditor syariah internal biasanya melaporkan langsung kepada manajemen
utama, menjaga independensi auditor dari setiap unit operasi.

Hal yang perlu diperhatikan oleh LKS tidak hanya terhadap opini audit namun
juga terhadap dampak keuangan dan non-keuangan, dampak non-keuangan
dianggap lebih material dibandingkan dampak keuangan karena setiap praktek
yang bertentangan dengan syariat islam dan perintah Allah SWT, selain itu dapat
membahayakan reputasi dan keberadaan LKS.
Auditor LKS membentuk dan mengungkapkan pendapat atas laporan
keuangan setelah selesainya peninjauan kembali sesuai syariah.Laporan
manajemen tahunan, laporan pemegang saham, dan laporan dewan pengawas
syariah semuanya tergantung pada laporan auditor.Meskipun serupa dengan
auditor di lembaga keuangan konvensional, auditor di LKS memiliki tanggung
jawab tambahan yaitu memberikan fakta dan bukti kepada Dewan Pengawas
Syariah. Jadi, auditor tidak hanya bertanggung jawab kepada manajemen tetapi
juga kepada Dewan Pengawas Syariah, auditor tidak hanya melakukan audit
laporan keuangan tetapi juga kepatuhan struktur organisasi, orang, proses dan
review audit terhadap kecukupan proses tata kelola syariah.
Referensi

https://surauparabek.or.id/refita-darmi/sudah-sesuaikah-tugas-seorangauditor-di-
lembaga-keuangan-syariah/

https://www.academia.edu/37600336/PENERAPAN_AUDIT_SYARIAH_D_LEMB
AGA_KEUANGAN_SYARIAH_-
_MATERI_AUDITING_BANK_SYARIAH_STAI_SUFYAN_TSAURI_MAJENA
NG

Anda mungkin juga menyukai