Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 3

PERBEDAAN AUDIT SYARIAH DAN KONVENSIONAL

Pada dasarnya audit syariah dan konvensional secara prinsip itu sama,
namun auditing syariah selain mengacu pada standar audit internasional juga
mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Dalam auditing syariah kita mengenal
istilah internal sharia review, sharia supervisory board, audit committee dan
sebagainya. Tujuannya ialah untuk memastikan agar operasional entitas syariah
sesuai dengan standar yang berlaku termasuk standar syariah. Dimana DPS
memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa operasional entitas syariah
tersebut sharia compliance.
Audit syariah juga harus berlandaskan Al-Qur’an dan Hadis yang mana
dalam audit syariah menerapkan bahwa harta adalah titipan Allah yang mana
harus mengawasi suatu entitas syariah itu apakah sesuai dengan standar laporan
keuangan pada umumnya dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Sedangkan audit konvensional pelaporan keuangan mengacu pada hukum Anglo-


Amerika dan tidak didasari oleh hukum agama seorang auditor konvensional tidak
bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan. Dan seorang auditor
konvensional juga tidak memiliki wewenang mempertanyakan apakah dana yang
dipinjamkan kepada nasabah dipergunakan dan dimanfaatkannya. Dan seorang
auditor konvensional juga tidak memiliki kewajiban untuk mengomentari
investasi atau transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan tersebut yang akan
menyebabkan dampak menipisnya sumber daya atau menghasilkan eksternalitas
sosial ekonomi. Dengan kata lain peran auditor tidak mencakup pemeriksaan
praktek manajemen dan dampaknya terhadap masyarakat. Hal ini yang
membuktikan bahwa audit syariah memiliki cakupan yang lebih luas
dibandingkan dengan audit konvensional. Sebagai contoh, dalam audit perbankan
syariah, menurut Ameer Rashid (2015) Peran dan tanggung jawab auditor di
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) jauh lebih luas dari auditor konvensional
dalam kaitannya dengan pemeriksaan berbagai kontrak, struktur produk,
pelaporan, penyusunan laporan keuangan, laporan, surat edaran pemasaran dan
dokumen hukum lainnya. Begitupula menurut (Yaacob & Donglah, 2012),
cakupan ruang lingkup audit syariah berkaitan dengan “social behavior” (perilaku
social) dan kualitas kinerja organisasi serta hubungannya dengan stakeholder.
Secara Umum berikut perbedaan audit syariah dan konvensional:

No Audit Syariah Audit Konvensional


1. Obyeknya LKS atau Lembaga Obyeknya Lembaga Keuangan
Keuangan Bank maupun Non Bank maupun Non Bank yang
Bank yang beroperasi dengan tidak beroperasi berdasarkan
prinsip Syariah prinsip Syariah
2 Mengharuskan adanya peran Tidak ada peran Dewan Pengawas
DPS Syariah (DPS)
3. Audit dilakukan oleh Audit dilakukan oleh Auditor
Auditor bersertifikasi Umum tanpa ketentuan
SAS (Sertifikasi bersertifikasi SAS
AkuntansiSyariah)
4. Standar Audit AAOIFI Standar Auditing IAI
5. Opini berisi tentang Shari’a Opini berisi tentang kewajaran atau
Compliance atau tidaknya LKS tidaknya atas penyajian laporan
keuangan perusahaan

Anda mungkin juga menyukai