Anda di halaman 1dari 32

A.

Laporan Penelitian Pengembangan


Seperti yang telah telah dikemukakan Sugiyono (2011:311) bahwa metode
penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk baru, dan selanjutnya
menguji keefektifan produk tersebut.
Dengan demikian laporan penelitian yang dibuat harus selalu dilampiri dengan
produk yang dihasilkan berikut spesifikasi dan penjelasannya. Lampiran berupa produk
yang dihasilkan tersebut, dibuat dalam buku tersendiri, dan diberikan penjelasan tentang
kehebatan produk tersebut berdasarkan hasil uji coba, serta cara menggunakan produk
tersebut.
1) Anatomi
- Bagian Awal
Hal yang termasuk dalam bagian awal adalah :
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
a) Lembar Persetujuan Pembimbing
b) Lembar Persetujuan dan Pengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak (untuk skripsi, tesis dan disertasi perlu ditambahkan abstrak dalam
bahasa inggris)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya

- Bagian Inti
Alternatif Pertama
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan
C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan
F. Definsi Istilah dan Definisi Operasional
BAB II METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
C. Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
2. Subjek Coba
3. Jenis Data
4. Instrumen Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data
BAB III HASIL
A. Penyajian Data Uji Coba
B. Analisis Data
C. Revisi Produk
BAB IV KAJIAN DAN SARAN
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi
B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih
Lanjut
Alternatif Kedua
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan
C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan
F. Definsi Istilah dan Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. ……………………….
B. ………………….........
C. ………………………..
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
C. Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
2. Subjek Coba
3. Jenis Data
4. Instrumen Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL
A. Penyajian Data Uji Coba
B. Analisis Data
C. Revisi Produk
BAB V KAJIAN DAN SARAN
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi
B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih
Lanjut
- Bagian Akhir
Daftar Rujukan
Lampiran – Lampiran
Riwayat Hidup
2) Isi Esensial dan Kiat-Kiat Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah mengungkapkan konteks penelitian dan pengembangan
projek dalam masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, uraian perlu diawali
dengan identifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan
kondisi ideal, serta dampak yang ditimbulkan oleh kesenjangan-kesenjangan itu.
Berbagai alternatif untuk mengatasi kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat
disertai dengan identifikasi faktor penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang
ditawarkan sebagai pemecah masalah beserta rasionalnya dikemukakan pada bagian
akhir dari paparan latar belakang masalah. Hasil kajian pustaka yang berupa teori-
teori dan temuan-temuan empiris yang relevan dengan produk yang dikembangkan
perlu dipaparkan secara terpadu dalam latar belakang masalah.
Tujuan Penelitian dan Pengembangan
Tujuan penelitian dan pengembangan dirumuskan bertolak dari masalah yang ingin
dipecahkan dengan menggunakan alternatif yang telah dipilih. Arahkan rumusan
tujuan penelitian dan pengembangan ke pencapaian kondisi ideal seperti yang telah
diuraikan dalam latar belakang masalah.
Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Bagian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran lengkap tentang karakteristik
produk yang diharapkan dari penelitian dan pengembangan. Karakteristik produk
mencakup semua idntitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu
produk dengan produk lainnya.
Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum, modul, paket pembelajaran, buku
teks, alat evaluasi, model atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan. Setiap produk memiliki
spesifikasi yang berbeda dengan produk lainnya, misalnya kurikulum bahasa inggris
memiliki spesifikasi berbeda jika dibandingkan dengan kurikulum bidang studi
lainnya, meskipun di dalamnya dapat diutarakan komponen yang sama.
Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Bagian ini sering dikacaukan dengan tujuan penelitian dan pengembangan.
Tujuan penelitian dan pengembangan mengungkapkan upaya pencapaian kondisi
yang ideal, sedangkan pentingnya penelitian dan pengembangan mengungkapkan
argumentasi mengapa perlu ada pengubahan kondisi nyata ke kondisi ideal. Dengan
kata lain, pentingnya penelitian dan pengembangan mengungkapkan mengapa
masalah yang ada perlu dan mendesak untuk dipecahkan.
Dalam bagian ini diharapkan juga terungkap kaitan antara urgensi pemecahan
masalah dengan konteks permasalahan yang lebih luas. Pengaitan ini dimaksudkan
untuk menjelaskan bahwa pemecahan suatu masalah yang konteksnya mikro benar-
benar dapat memberi sumbangan bagi pemecahan masalah lain konteksnya yang lebih
luas.
Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
Asumsi dalam penelitian dan pengmbangan merupakan landasan pijak untuk
menentukan karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model
serta prosedur pengembangannya. Asumsi hendaknya diangkat dari teori-teori yang
teruji sahih, pandangan ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang
hendak dipecahkan dengan menggunakan produk yang akan dikembangkan.
Keteratasan penelitian dan pengembangan mengungkapkan keterbatasan dari
produk yang dihasilkan untuk memecahakan masalah yang dihadapi, khususnya
untuk konteks masalah yang lebih luas. Paparan ini dimaksudkan agar produk yang
dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan ini disikapi hati-hati oleh
pengguna sesuai dengan asumsi yang menjadi pinjakannya dan kondisi pendukung
yang perlu tersedia dalam memanfaatkannya.
Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Pada bagian ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas digunakan dalam
penelitian dan pengembangan produk yang diinginkan, baik dari sisi model dan
prosedur yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ataupun dari sisi
produk yang dihasilkan. Istilah-istilah yang perlu diberi batasan hanyalah yang
memiliki peluang ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pengguna produk. Batasan
istilah-istilah tersebut harus dirumuskan seoperasional mungkin. Makin operasional
rumusan batasan istilah, makin kecil peluang istilah itu ditafsirkan berbeda oleh
pembaca atau pengguna.
BAB II METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Metode penelitian dan pengembangan hendaknya memuat butir-butir: model
penelitian dan pengembangan, prosedur pengembangan, dan uji coba produk. Dalam
butir uji coba produk perlu diungkapkan desain uji coba, subjek coba, jenis data,
instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Model Penelitian dan Pengembangan
Model penelitian dan pengembangan dapat berupa model prosedural, model
konseptual, dan model teoritis. Model prosedural adalah model yang bersifat
deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk
menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang
memberikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan
antar komponen (misalnya model pengembangan rancangan pengajaran Dick and
Carey, 1985).model teoritis adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan
antar peristiwa.
Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang
digunakan sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang digunakan
merupakan adaptasi dari model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai
dengan alasan, komponen-komponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan
kelemahan model itu. Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka
informasi yang lengkap mengenai setiap komponen dan kaitan antar komponen dari
model itu perlu dipaparkan. Perlu diperhatikan bahwa uraian model diupayakan
seoperasional mungkin sebagai acuan dalam pengembangan produk.
Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang dietmpuh oleh
pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan
model pengemabangan. Apabila model pengembangannya adalah prosedural, maka
prosedur pengembangannya tinggal mengikuti langkah-langkah seperti yang terlihat
dalam modelnya. Model penelitian dan pengembangan juga bisa berupa konseptual
atau teoritis. Kedua model ini tidak langsung memberi petunjuk tentang bagaimana
langkah prosedural yang dilalui sampai ke produk yang dispesifikasi. Oleh karena itu,
perlu dikemukakan lagi langkah proseduralnya.
Uji Coba Produk
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk menetapakan tingkat keefektifan, efesiensi, dan/atau daya tarik
dari produk yang dihasilkan.
Dalam bagian ini secara berurutan perlu dikemukakan desain uji coba, subjek
coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Desain Uji Coba. Secara lengkap uji coba produk pengembangan biasanya
dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil dan uji
lapangan. Dalam kegiatan penelitian dan pengembangan, pengembang mungkin
hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan
berhenti sampai pada tahap uji kelompok kecil, atau sampai uji lapangan. Hal ini
sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan melalui uji coba itu.
Desain uji coba produk bisa menggunakan desain yang biasa dipakai dalam
penelitian kuantitatif, yaitu desain deskriptif atau eksperimental. Yang perlu
diperhatikan adalah ketepatan memilih desain untuk tahapan tertentu (perseorangan,
kelompok kecil, atau lapangan) agar data yang dibutuhkan untuk memperbaiki
produk dapat diperoleh secara lengkap.
Subjek Coba. Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan
lengkap, termasuk cara pemilihan subjek uji coba itu. Subjek uji coba produk bisa
terdiri dari ahli di bidang isi produk, ahli di bidang perancangan produk, dan/atau
sasaran pemakai produk. Yang paling penting setiap subjek uji coba yang dilibatkan
harus disertai identifikasi karekteristiknya secara jelas dan lengkap, tetapi terbatas
dalam kaitannya dengan produk yang dikembangkan.
Teknik pemilihan subjek uji coba juga perlu dikemukakan agak rinci, apakah
menggunakan teknik rambang, rumpun, atau teknik lainnya yang sesuai.
Jenis Data. Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau
daya tarik dari produk yang dihasilkan. Dalam konteks ini sering pengembang tidak
bermaksud mengumpulkan data secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja,
sesuai dengan kebutuhan pengembangan, pengembang hanya melakukan uji coba
untuk melihat daya tarik dari suatu produk, atau hanya untuk melihat tingkat
efisiensinya, atau keduanya. Keputusan ini tergantung pada pemecahan masalah yang
telah ditetapkan di Bab I: apakah pada keefektifan, efisiensi, daya tarik, atau
ketiganya.
Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data
tentang efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan
pada keefektifan atau daya tarik. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu
dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi apa yang dibutuhkan tentang
produk yang dikembangkan itu.
Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan
desain dan pemilihan subjek uji coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan
menuntut desain tertentu dan subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data
mengenai kecermatan isi dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atau
secara kelompok dalam bentuk seminar kecil, atau seminar yang lebih luas yang
melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran pemakai produk.
Instrumen Pengumpulan Data. Bagian ini mengemukakan instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan dalam butir
sebelumnya. Jika mengunakan instrumen yang sudah ada, maka perlu ada uraian
mengenai karakteristik instrumen itu, terutama mengenai keshahihan dan
keterandalannya. Apabila instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri, maka
prosedur pengembangannya juga perlu dijelaskan.
Teknik Analisis Data. Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk
menganali-sis data uji coba dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya.
Apabila teknik analisis yang digunakan sudah cukup dikenal, maka uraian tidak perlu
rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut belum banyak dikenal, maka uraian
perlu lebih rinci.
BAB III HASIL
Bab ini paling tidak mengungkapkan tiga butir penting, yaitu penyajian data uji
coba, analisis data, dan revisi produk berdasarkan hasil analisis data.
Penyajian Data Uji Coba
Semua data yang dikumpulkan dari kegiatan uji coba produk disajikan dalam
bagian ini. Penyajian data sebaiknya digunkan dalam bentuk tabel, bagan atau gambar
yang dapat dikomunikasikan dengan jelas. Sebelum di analisis, data ini perlu
diklasifikasikan berdasarkan jenisnya dan komponen produk yang dikembangkan.
Klasifikasi ini sangat berguna untuk keperluan revisi produk itu.
Analisis Data
Bagian ini mengunkgapkan secara rinci hasil analisis data uji coba. Pernyajian
hasil analisis data perlu dibatasi pada hal – hal yang bersifat factual, tanpa interpretasi
pengembang. Kesimpulan hasil analisis perlu dikemukakan dalam akhir bagian butir
ini. Kesimpulan inilah yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
Revisi Produk
Kesimpulan yang ditarik dari hasil analisis data tentang produk yang diujicobakan
digunkan sebagai dasar dalam menentukan apakah produk itu perlu direvisi atau
tidak. Keputusan merevisi produk hendaknya disertai dengan pembenaran bahwa
setelah direvisi produk itu akan menjadi lebih efektif, efisien dan atau menarik.
Komponen-komponen yang direvisi dan hasil revisinya harus secara jelas
dikemukakan dalam bagian ini.
BAB IV PENUTUP
Kajian Produk yang Telah Direvisi
Wujud akhir produk yang dikembangkan setelah direvisi perlu dikasji secara
objektif dan tuntas. Kajian harus didasarkan pada landasan teoritis yang telah dibahas
dalam bab II, dan hasil kajiannya mengarah kepada peluang dimanfaatkannya produk
untuk pemecahan masalah yang ada.
Kekuatan – kekuatan dan kelemahan produk hendaknya dideskripsikan secara
lengkap dengan tinjauan yang kompeherensif terhadap kaitan antara produk dengan
masalah yang ingin dipecahkannya. Peluang munculnya masalah lain dari
pemanfaatan produk juga perlu diidentifikasi, dan sekaligus disertai preskripsi
bagaimana mengantisipasi permasalah baru itu.
Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Pengajuan saran dalam bagian ini diarahakan ke tiga sisi, yaitu saran untuk
keperluan pemanfaatan produk, saran untuk diseminasi produk ke sasaran yang lebih
luas, dan saran untuk keperluan pengembangan lebih lanjut.
Setiap saran hendaknya didasarkan pada hasil kajian terhadap produk seperti yang
telah dibahas dalam butir sebelumnya. Pengungkapannya hendaknya menggunkan
pernyataan – pernyataan yang jelas dan diusahakan agar saran yang satu secara
eksplisit berbeda dari saran lainnya. Argumentasi juga perlu disertakan dalam setiap
saran yang diajukan.

B. Laporan Penelitian Kualitatif


1) Anatomi
Sistematika laporan hasil penelitian kualitatif dibagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Ada dua alternatif sistematika bagian
inti hasil penelitian kualitatif, tetapi isi bagian awal dan bagian akhir untuk alternatif
pertama dan kedua sama. Sistematika laporan penelitian kualitatif sebagai berikut:
Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
 Halaman Sampul
 Lembar Logo
 Halaman Judul
 Lembar Persetujuan
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan dan pengesahan
 Pernyataan Keaslian Tulisan
 Abstrak
 Kata Pengantar
 Daftar Isi
 Daftar Tabel
 Daftar Gambar
 Daftar Lampiran
 Daftar Lainnya
Alternatif 1
Bagian Inti :
Alternatif Pertama:
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang Masalah (Pilih salah satu saja)
B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah (Pilih salah satu saja)
C. Landasan Teori
D. Kegunaan Penelitian
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
E. Prosedur Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Pengecekan Keabsahan Penemuan
H. Tahap-tahap Penelitian
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Alternatif Kedua:
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian atau Latar Belakang (Pilih salah satu saja)
B. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah (Pilih salah satu saja)
C. Kegunaan Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Landasan Teori
BAB II (Bab ini dan seterusnya memuat hasil-hasil penelitian yang diperoleh. Judul
dan isi masing-masing bab disesuaikan dengan topik dan hasil penelitian, termasuk
pembahasannya)
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian Akhir:
Hal-hal yang termasuk dalam bagian akhir adalah:
Daftar Rujukan
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup
2) Isi Esensial dan Kiat-Kiat Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Konteks Penelitian (Latar Belakang)
Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa
penelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mempengaruhi arah penelitian.
Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah (pilih salah satu)
Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik
pokok yang hendak diungkapkan dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilah
rumusan masalah, fokus penelitian berisi pertanyaaan- pertanyaaan yang hendak
dijawab dalam penelitian dan alasan diajukan pertanyaan. Pertanyaaan-pertanyaaan
ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan.
Pertanyaan-pertanyaaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa
hal tersebut ditampilkan.
Alasan–alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian
kualitatif yang topikholistik, industik dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan
gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi
pendahulu di lapangan.
Landasan Teori
Landasan teori dimanfaatkan sebageai pemandu agar fokus penelitian sesuai
dengan kenyataan di lapangan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentar latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan
hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam
penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,
penelitian berangkat dari teori menuju, dan berakhir penerimaan atau penolakan
terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak
dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhit dengan
suatu “teori”.
Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata
lain, uraian dalam subbab Kegunaan Penelitian berisi kelayakan atas masalah yang
diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian
terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
BAB II METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pada bagian ini peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa
pendekatan ini digunakan. Selain itu juga dikemukakan orientasi teoritis, yaitu
landasan berpikir untuk memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis,
interaksi simbolis, kubudayaan, etnometodologis, atau kritik seni (hermeneutika).
Peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan, apakah
etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, penelitian
tindakan, atau penelitian kelas.
Kehadiran Peneliti
Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen
sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi
fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena
itu, kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan.
Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam laporan penelitian.
Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan,
atau pengamat penuh. Di samping itu, perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti
diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan.
Lokasi Penelitian
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan
memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya
diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan
peta lokasi), struktur organisasi, program dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi
harus didasarkan pada pertimbagan-pertimbangan kemenarikan, keunikan dan
kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti
diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneliti kurang tepat jika
mengutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah
bekerja disitu, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.
Sumber Data
Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, dan teknik penjaringan data
dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang
dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan
penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana
data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari
informan yang dipilih dengan teknik bola salju (snowball sampling).
Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan
penuh kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif, tujuan pengambilan sampel adalah
untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan
(generalisasi). Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan
waktu.
Prosedur Pengumpulan Data
Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya
observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi
rekaman data: fidelitas dan struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti
nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi,
sedangkan catatan lapangan memiliki fideltias kurang). Dimensi struktur menjelaskan
sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur.
Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data, dan
prosedur rekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu, dikemukakan cara-cara untuk
memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang diperlukan dalam
pengumpulan data.
Analisis Data
Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara
sistematis traskip-transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar
peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan,
pengorganisasian, pemecahan dan sintetis data serta pencarian pola, pengungkapan
hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif,
analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik
misalnya, analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis
tema. Dalam hal ini, peneliti dapat menggunakan statistik non parametrik, logika,
etika, atau estetika. Dalam uraian analisis data ini sebaiknya diberikan contoh yang
operasional, misalnya matriks dan logika.
Pengecekan Keabsahan Temuan
Bagian ini memuat tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan
temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang abash, perlu diteliti
kredibilitasnya dengan menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti
di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber,
metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan
kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan
dapat-tidaknya temuan di transfer ke latar lain (transferability), ketergantungan pada
konteksnya (dependability), dan dapat-tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya
(confirmability).
Tahap-Tahap Penelitian
Bagian ini menguraikan proses pelaksanaan penelitian, mulai dari penelitian
pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan
laporan.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab III memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan
menggunakan metode dan prosedur yang diuraiakan dalam Bab II. Uraian ini terdiri
atas paparan data yang disajikan dengan topik sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan
penelitian dan hasil analisis data. Paparan data tersebut diperoleh dari pengamatan
(apa yang terjadi) dan / hasil wawancara (apa yang dikatakan) serta deskripsi
informasi lainnya (misalnya yang berasal dari dokumen, foto, rekaman video, dan
hasil pengukuran). Hasil analisis data yang merupakan temuan penelitian disajikan
dalam bentuk pola, tema, kecenderungan, dan motif yang muncul dari data. Di
samping itu, temuan data berupa penyajian kategori, system klasifikasi, dan tipologi.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori
dan dimensi-dimensi, posisi temuan / teori terhadap teori-teori dan temuan-temuan
sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan / teori yang diungkap dari
lapangan (grounded theory). Tesis dan disertasi perlu dilengkapi dengan implikasi
dari temuan penelitian.
BAB V PENUTUP
Penutup memuat temuan pokok atau kesimpulan, implikasi dan tindak lanjut
penelitian, serta saran-saran atau rekomendasi yang diajukan. Dalam penelitian
kualitatif, temuan pokok atau kesimpulan harus menunjukkan “makna” temuan-
temuan tersebut.
PRINSIP-PRINSIP DALAM PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Beberapa prinsip penting yang perlu dipertimbangkan di dalam menulis laporan
penelitian. Beberapa prinsip yang dipaparkan berikut ini merupakan hasil ramuan dari
prinsip-prinsip yang dikemukakan dalam karya Lincoln & Guba (1985), Bogdan &
Biklen (1982), Moleong (1991), Nasuition (1992), Patton (1990), Faisal (1990),
Susilo (1995), dan Bungin (2001, 2005, 2006) :
1. Laporan penelitian harus memiliki struktur yang koheren antara bagian yang satu
dengan bagian yang lainnya. Ia harus disusun dalam logika yang runtut dari bab
ke bab. Tidak boleh terjadi, di mana laporan peneltian tidak bersambung secara
logis antarbab atau antar bagian. Tidak lazim sebuah laporan penelitian
menyerupai sebuah buku kumpulan karangan yang terkadang tidak selalu
manjamin konsistensi logika antarbab di dalamnya.
2. Laporan penelitian tidak sama dengan rancangan atau proposal penelitian.
Proposal penelitian disusun sebelum penelitian dilakukan, sedangkan laporan
ditulis setelah kegiatan penelitian (lapangan) berlangsung. Karena itu gaya dan
langgam penulisan laporan penelitian berbeda dengan proposan penelitian.
Laporan penelitian menceritakan sesuatu yang lampau atau sudah berlangsung,
sedang proposal penelitian membicarakan sesuatu yang akan dilakukan.
3. Bahasa dalam laporan penelitian adalah bahasa resmi dan baku sesuai standar
bahasa yang baik dan benar. Setiap kutipan dalam laporan penelitian harus
disebutkan sumbernya secara jelas.
4. Laporan penelitian harus ditulis dengan penuh kejujuran, apa adanya, dan tidak
diperkenankan melakukan manipulasi-manipulasi. Emosi dan subjektivitas
peneliti harus ditekan hingga ke titik terendah.
5. Laporan penelitian ditulis sesuai jangkauan penelitian yang telah ditentukan serta
berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan. Ditulis secara padat dan tidak perlu
melebar ke mana-mana yang tak ada kaitannya dengan fokus kajian. Juga, tidak
perlu memasukkan data yang tidak relevan dengan fokus kajian penelitian.
6. Di dalam penulisan laporan penelitian seorang peneliti perlu untuk selalu
melakukan pengecekan ulang data yang ada untuk menghindari kesalahan-
kesalahan dalam membangun analisis dan penarikan kesimpulan.
7. Laporan penelitian seyogianya memberi peluang untuk dikaji ulang oleh peneliti-
peneliti lain.
8. Laporan penelitian hendaknya mencantumkan secara jelas tentang kapan dan
batas waktu dalam pelaksanaan penelitian.
9. Laporan penelitian tidak perlu di klain oleh penelitinya sebagai sesuatu yang
sudah sempurna dan final sehingga tidak perlu dikaji ulang. Dalam laporan
penelitian harus ada suatu pengakuan tentang kekurangan dan kelemahan-
kelemahan tertentu dari penelitian yang dilakukan. Jadi, seorang peneliti dituntut
untuk bersikap rendah hati.
10. Laporan penelitian hendaknya konsisten mengikuti model, batas jangkauan, dan
tujuan yang telah ditentukan sejak awal.
11. Dalam laporan penelitian hendaknya ditampilkan secara jelas dimensi-dimensi
konteks dari fenomena yang diteliti.
12. Kendati harus menggunakan dalam bahasa baku dan resmi, laporan penelitian
menjadi lebih menarik jika ditulis dengan gaya yang lugas, pilihan kata yang
mudah dicerna, narasinya mengalir, tidak ada pengulangan-pengulangan, sehingga
pembaca pun dat menikmatinya dengan enak dan senang tanpa terlalu membuang
waktu dan energi.
ISI DAN STRUKTUR PENULISAN LAPORAN PENELIIAN
Aziz dan Sadewo (dalam Bungin, 2005:197) merumuskan unsur – unsur penting
dalam laporan kualitatif pada dasarnya berisi tiga unsur pokok di dalamnya, yakni:
pendahuluan, isi dan penutup. Pendahuluan berisi tentang konteks penelitian, fokus
kajian, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Sedangkan isi memuat temuan
– temuan data dan analisisnya. Kemudian penutup berisi kesimpulan dan implikasinya.
Dengan kata lain, laporan penelitian menyajikan secara keseluruhan penelitian yang
telah dilakukan.
Berikut ini dijelaskan secara ringkas keseluruhan unsur yang ada di dalam laporan
penelitian kualitatif.
1. Judul. Judul yang tercantum di sampul depan dan halaman awal laporan
penelitian ditulis singkat dan jelas yang mengisyaratkan fenomena dan fokus
kajian penelitian. Penulisan judul sepadat mungkin menghindari berbagai tafsiran
yang bermacam – macam, tidak bias makna. Judul laporan penelitian kualitatif
boleh saja mengalami sedikit perubahan format (dari apa yang tertulis di proposal)
sebagai pilihan akhir setelah mempertimbangkan temuan – temuan penelitian.
2. Abstrak. Ditulis sesingkat mungkin (cukup satu halaman saja dengan satu spasi)
tetapi mencakup keseluruhan apa yang tertulis dalam laporan penelitian. Abstrak
penelitian selain sangat berguna untuk membantu pembaca memahami dengan
cepat hasil penelitian, juga dapat merangsang minat dan selera orang lain untuk
membacanya.
3. Pendahuluan. Di dalamnya memuat tentang konteks penelitian, fokus kajian,
tujuan penelitain, serta ruang lingkup penelitian.
4. Perspektif teoritis dan kajian pustaka. Perspektif teori menyajikan tentang teori
yang digunakan sebagai perspektif baik dalam membantu merumuskan (kembali)
fokus kajian penelitian maupun dalam melakukan analisis data atau membahas
temuan – temuan penelitian. Sementara kajian pustaka menyajikan tentang studi –
studi terdahulu dalam konteks fenomena dan masalah yang sama atau serupa.
5. Metode yang digunakan. Menyajikansecara rinci metode yang digunakan dalam
proses penelitian. Penyajian metode dalam laporan penelitian berbeda dengan
penyajian metode dalam rancangan atau proposal penelitian, serta berbeda pula
dengan apa yang tertulis pada buku – buku teks metode penelitian. Penyajian
metode di dalam laporan penelitian haruslah betul – betul menjelaskan teknik
yang secara riil dipakai sepanajang proses penelitian. Dengan kata lain sebuah,
bagaimana sebuah metode dipraktekkan di lapangan. Bisa saja dalam proses
penelitian yang dilakukan, seorang peneliti menemukan metode – metode baru,
dan itu penting untuk diceritakan dan dikomunikasiakan kepada orang lain. Dalam
laporan penelitian kualitatif, penyajian metode mencakup pendekatan yang
digunakan berikut alas an penggunaannya, unit analisis penelitian, bagaimana
memasuki lapangan serta cara –cara yang ditempuh dalam mengkoleksi data,
analisis data menggunakan model analisis apa, dan bagaimana cara yang
digunakan agar hasil penelitian menjadi sah, terpercaya, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Setting penelitian. Menyajikan tentang latar alamiah atau daerah atau lokasi di
mana penelitian dilakukan. Penyajian tentang setting memerlukan penggambaran
yang cukup rinci tentang latar konteks penelitian atau penggambaran secara think
description menurut Geertz. Dengan demikian, yang disajikan tentang seeting
penelitian tidak sekedar soal letak geografis daerah, jumlah penduduk, luas
wilayah, dan batas-batasnya, melainkan yang tak kalah pentingnya adalah
deskripsi tentang aspek – aspek struktur tentang struktur social, realitas budaya,
kondisi ekonomi, serta politik, dan pemerintahan.
7. Temuan – temuan penelitian. Menyajikan seluruh temuan penelitian yang
diorganisasikan secara rinci dan sistematis sesuai urutan pokok masalah atau
fokus kajian penelitian. Di dalam memaparkan temuan – temuan penelitian
penelitian, peneliti dianjurkan untuk tidak melakukan penilaian - penilaian yang
dapat mengganggu “objekivitas” temuan. Subjektivitas peneliti diahrapkan dapat
dikendalikan, sehingga apa yang disajikan tidak tercamput aduk dengan kehendak
dan emosi pribadi peneliti. Hal ini sekaligus untuk menjaga agar temuan – temuan
penelitian tidak mengalami pembiasan, penyederhanaan – penyederhanaan, dan
pendangkalan – pendangkalan. Temuan – temuan penelitian yang disajikan dalam
laporan penelitian haruslah meruapakan serangkaian fakta yang sudah di reduksi
secara cermat dan sistematis, dan bukan sekedar kesan selintas peneliti apalagi
hasil karangan lebih – lebih hasil manipulasi peneliti itu sendiri.
8. Analisis temuan – temuan penelitian. Bisa pula disebut pembahasan, diskusi
dan interpretasi temuan – temuan penelitian. Temuan – temuan penelitian yang
telah disajikan memerlukan pembahasan yang lebih lanjut. Hal ini dilakukan
sekaligus sebagai upaya mengangkat dan melakukan kontruksi ke tingkat yang
lebih abstrak terhadap temuan – temuan penelitian. Untuk itu, tentu sangat
memerlukan perenungan tersendiri. Di samping itu, dalam melakukan
pembahasan terhadap temuan – temuan penelitian, peneliti harus kembali
mencermati secara kritis dan hati – hati terhadap perspektif teoritis tersebut
berguna untuk membantu menjelaskan atau memahami secara lebih mendalam
temuan –temuan penelitia, sebab perspektif teori dalam kegiatan penelitian
bukanlah barang pajangan atau formalitas belaka, melainkan semacam alat bantu
untuk membangun kerangka pemikiran dalam membaca fakta.
9. Kesimpulan dan implikasinya. Bisa pula disebut penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran. Kesimpulan dalam laporan penelitian menyajikan aspek –
aspek inti dari temuan – temuan penelitian serta pemaknaannya. Menyajikan
kesimpulan tidak perlu terlalu panjang lebar, tidak boros kata. Kesimpulan
disajikan secara padat sesuai urutan fokus kajian dan temuan penelitian atau
dengan mengikuti ”logika” piramida terbalik. Artinya dari atas ke bawah
mengerucut semakin tajam. Bukan dengan mengikuti “logika” bodi sungai yang
dari hulu ke hilir kurang konsisten dan berkelok–kelok, terkadang lebar pada
wilayah tertentu tetapi pada titik pembelokan lainnya mengalami penyemptian
kemudian samapai titik tertentu yang lain lebar lagi dan begitu seterusnya.
Kesimpulan dalam laporan penelitian harus jelas dan tegas sosok bodinya.
10. Daftar kepustakaan. Menyajikan daftar buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar,
dan dokumen-dokumen lainnya yang dipacu sebagai refrensi dalam penelitian.
Daftar kepustakaan yang disertakan dalam laporan penelitian menunjuk pada
sumber informasi tertulis dalam melakukan kegiatan penelitian. Yang harus
disertakan di dalamnya hanyalah sumber tertulis atau refrensi yang betul-betul
digunakan, bukan yang tidak digunakan karena bukan untuk gagah-gagahan.

C. Laporan Penelitian Kuantitatif


1) Anatomi
Sistematika laporan hasil penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Ada dua alternatif sistematika bagian
inti hasil penelitian kuantitatif, tetapi isi bagian awal dan bagian akhir untuk alternatif
pertama dan kedua sama. Sistematika laporan penelitian kuantitatif sebagai berikut:
- Bagian Awal
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
a) Lembar persetujuan pembimbing
b) Lembar persetujuan dan pengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
- Bagian Inti
Alternatif Pertama:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (pilih salah satu saja)
C. Hipotesis Penelitian (jika ada)
D. Kegunaan Penelitian
E. Asumsi penelitian (jika diperlukan)
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Instrumen Penelitian
D. Pengumpulan Data
E. Analisis Data
BAB III HASIL ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Alternatif Kedua:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (pilih salah satu saja)
C. Hipotesis Penelitian (jika ada)
D. Kegunaan Penelitian
E. Asumsi penelitian (jika diperlukan)
F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Instrumen Penelitian
D. Pengumpulan Data
E. Analisis Data
BAB III HASIL ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
- Bagian Akhir:
Hal-hal yang termasuk dalam bagian akhir adalah:
 Daftar Rujukan
 Lampiran-lampiran
 Riwayat Hidup
3) Isi Esensial dan Kiat-Kiat Penulisan
Laporan penelitian merupakan hal yang sangat penting, sehingga pembuatan
laporan haruslah tepat. Ketepatan tersebut harus melalui prosedur-prosedur yang tepat
pula, di mana prosedur pembuatan laporan harus mengetahui isi esensial atau isi yang
terkandung dari tiap-tiap unsur yang harus ada pada setiap bab maupun sub bab. Isi
esensial dan kiat penulisan laporan penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:
Bagian Awal:
- Halaman Sampul
Halaman sampul berisi: judul secara lengkap, kata (skripsi, tesis, atau disertasi),
nama dan nomor induk mahasiswa (NIM), lambing Universitas Negeri Malang
dengan diameter 3 cm, dan diikuti dengan nama lengkap universitas, fakultas, jurusan
dan waktu (bulan-tahun) lulus ujian. Semua huruf dicetak dengan huruf Kapital.
Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara simetris, rapi dan
serasi. Ukuran huruf yang digunakan adalah 12-16 poin.
- Lembar Logo
Lembar logo berisi lambing UM dengan ukuran diameter 8 cm.
- Halaman Judul
Halaman judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, isi dan fromatnya
sama dengan halaman sampul. Halaman judul lembar kedua memuat: (1) judul
skripsi, tesis, atau disertasi secara lengkap dan diketik dengan huruf kapital, (2) teks
Skripsi diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana…, Tesis diajukan kepada
Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program Magister…, Disertasi diajukan kepada Universitas Negeri
Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program
Doktor, (3) nama dan nomor induk mahasiswa, diketik dengan huruf kecil kecuali
huruf-huruf pertama dari nama dan NIM, (4) Nama lengkap universitas, fakultas, dan
jurusan diketik dengan huruf kapital, (5) bulan (diketik dengan huruf kecil kecuali
huruf pertama) dan tahun lulus ujian.
- Lembar Persetujuan
1) Lembar persetujuan pembimbing
Hal-hal yang tercantum dalam lembar persetujuan pembimbing adalah: (1) teks
Skripsi oleh … ini telah disetujui untuk diuji, Tesis oleh … ini telah disetujui
untuk diuji, Disertasi oleh … ini telah disetujui untuk diuji, (2) nama lengkap
dan nomor induk pegawai (NIP) pembimbing I dan pembimbing II (serta
pembimbing III untuk disertasi).
2) Lembar persetujuan dan pengesahan
Berisi pengesahan skripsi oleh para penguji, ketua jurusan, dan dekan.
Pengesahan tesis dan disertasi oleh para penguji dan direktur PPS. Dalam
lembar persetujuan dosen penguji dicantumkan tanggal-bulan-tahun
dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap dan NIP dari masing-
masing dewan penguji dan dekan/ketua jurusan/program studi (untuk skripsi)
atau direktur PPS (untuk tesis dan disertasi).
- Pernyataan Keaslian Tulisan
Berisi ungkapan penulis bahwa isi skripsi, tesis, atau disertasi yang ditulisnya
bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang diaku sebagai
hasil tulisan atau pemikirannya sendiri.
- Abstrak
Kata ABSTRAK ditulis ditengah halaman dengan huruf kapital, simetris di batas
atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak dua
spasi dari kata ABSTRAK, di tepi kiri dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama
awal dan nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Tahun lulus ditulis setelah nama,
diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali
huruf-huruf pertama dari setiap kata) dan diakhiri dengan titik.Kata skripsi, tesis atau
disertasi ditulis setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama jurusan
(tidak boleh disingkat), nama fakultas, nama universitas dan diakhiri dengan titik.
Kemudian dicantumakan nama dosen pembimbing I dan II lengkap dengan gelar
akademiknya, serta pembimbing III untuk disertasi.
Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah nama dosen
pembimbing. Jumlah kata kunci yang ditempatkan di bawah nama dosen pembimbing.
Jumlah kata kunci berkisar antara tiga sampai lima kata atau gabungan kata. Dalam
teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi, tesis atau disertasi yang mencakup
latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang
diperoleh, kesimpulan dan (kalau ada) saran yang diajukan. Teks dalam abstrak diketik
dengan spasi tunggal (satu spasi) dan panjangnya tidak lebih dari dua halaman kertas
ukuran kuarto.
- Kata Pengantar
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan
kepada orang-orang, lembaga, organisasi dan/atau pihak-pihak lain yang telah
membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan
skripsi, tesis atau disertasi.
Tulisan kata pengantar diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang
pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda (dua
spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto. Pada bagian
akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama
terang.
- Daftar Isi
Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul subbab, dan judul anak
subbabyang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks.
Semua judul bab diketik dengan judul kapital, sedangkan judul subbab dan anak
subbab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital.

- Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman
tempat pemuatan setiap tabel. Judul tabel dalam daftar tabel harus sama dengan judul
tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris
diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang lainnya
diberi jarak dua spasi.
- Daftar Gambar
Halaman daftar gambar memuat nomor gambar, judul gambar, serta nomor
halaman tempat pemuatan dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu
baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang
lainnya diberi jarak dua spasi.
- Daftar Lampiran
Halaman daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul gambar, serta nomor
halaman tempat pemuatan dalam teks. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari
satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang
lainnya diberi jarak dua spasi.
- Daftar Lainnya
Jika dalam suatu skripsi, tesis atau disertasi banyak digunakan tanda-tanda lain
yang mempunyai makna esensial (misalnya singkatan atau lambing-lambang yang
digunakan dalam matematika, ilmu eksakta, teknik dan bahasa), maka perlu daftar
khusus mengenai lambing-lambang atau tanda-tanda tersebut.
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk dapat
menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu
dilakukan. Bab pendahuluan memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,
(3) tujuan penelitian, (4) hipotesis penelitian, (5) kegunaan penelitian, (6) asumsi
penelitian, (7) definisi istilah/operasional.
Latar Belakang Masalah
Dalam bagian ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian,
kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang
terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian masalah yang
dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Pada latar belakang masalah, isu yang mendorong dilakukannya penelitian harus
jelas (didukung dengan fakta tertulis dari pustaka, terutama jurnal ilmiah terbaru).
Pemilihan kasus harus jelas alasannya (alas an karena peneliti berasal dari kota/daerah
yang dijadikan kasus bukan merupakan alasan ilmiah). Tunjukka bahwa kasus yang
dipilih bersifat unik dibandingkan kondisi umumnya (yang sudah menjadi
teori/pengetahuan yang umum) (Djunaedi, 2002).
Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (pilih salah satu saja)
Rumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah disusun secara singkat, padat, jelas dan dituangkan dalam bentuk
kalimat tanya. Agar masalah yang dirumuskan terkesan perlu dijawab
(dipecahkan),maka biasanya perumusan dalam bentuk pertanyaan akan lebih jelas
dibandingkan dengan kalimay pernyataan. Kata kunci pertanyaan yaitu apa,
bagaimana, mengapa, apa sebab, faktor apa, sejauh mana. Hal ini agar peneliti mampu
menggambarkan tentang apa yang dipikirkan dalam suatu fenomena yang dihadapinya
(Darmawan, 2013).
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian.
Tujuan dalam penyusunan suatu laporan penelitian merupakan bentuk tujuan yang
hendak dicapai melalui penelitian yang bersangkutan. Isi dan rumusan tujuan
penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah. Tujuan penelitian dituangkan
dalam bentuk kalimat pernyataan.
Hipotesis Penelitian (jika ada)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Tidak
semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif
yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis.
Hipotesis diturunkan atau bersumber dari teori dan/atau tinjauan pustaka yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, sehingga hipotesis pada penelitian
kuantitatif diletakkan setelah rumusan masalah atau setelah paparan kajian pustaka
agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi
lebih jelas. Hipotesis harus diuji lewat pengumpulan data, hipotesis dirumuskan dari
pertanyaan spesifik yang mendasarinya.
Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian
pada bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang
dipilih memang layak untuk dilakukan.
Asumsi penelitian (jika diperlukan)
Asumsi penelitian tidak harus ada, dan dapat ditulis jika memang benar-benar
diperlukan. Asumsi penelitian berisi anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Asumsi tidak
diuji atau dibantah.
Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Definisi istilah/operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul
perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak
diberikan. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh
peneliti. Definisi operasional menunjuk alat pengambil data yag cocok digunakan atau
mengacu kepada bagaimana mengukur suatu variabel.
BAB II KAJIAN PUSTAKA (Alternatif 2)
Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek
(variabel) yang diteliti da[n kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa
argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan pada bab I. Untuk dapat memberikan
deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, diperlukan adanya kajian teori yang
memadai. Selanjutnya arumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk
mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian
mengenai temuan penelitian yang relevan.
Bahan pustaka yang dikaji dan dipaparkan hasilnya daam bab ini didasarkan pada
tiga kriteris, yaitu: (1) prinsip kemutakhiran (minimal 80% pustaka yang dirujuk terbit
sepuluh tahun terakhir), (2) prinsip keprimeran (minimal 80% pustaka yang dirujuk
berasal dari hasl penelitian yang dimuat dalam jurnal, skripsi, tesis, disertasi dan
laporan penelitian), dan (3) prinsip relevansi (hanya pustaka yang relevan dengan
masalah yang diteliti saja yang dirujuk).
BAB II METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang
paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang
diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pada penelitian
noneksperimental, rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang
dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya. Selain itu dijelaskan pula variabel-variabel
yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Populasi dan Sampel
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan
agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat.
Tujuannya agar sampel yang dipilih benar-benar representatif (dapat mencerminkan
keadaan populasinya secara cermat). Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria
terpenting dalam pemilihan sampel dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil
penelitian sampel terhadap populasinya. Hal-hal yang dibahas dalam bagian populasi
dan sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek
penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, (c) besarnya sampel.
Instrumen Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
yang diteliti. Sesudah itu baru dipaparkan prosedur pengembangan instrume
pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian
skor atau kode terhadap masing-masing butir pernyataan. Untuk alat dan bahan harus
disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik
bahan yang dipakai.
Instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan reabilitas, dalam tesis dan
disertasi harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Instrumen
penelitian dapat diambil dari instrumen yang sudah baku atau instrumen yang sudah
baku tetapi diadaptasi, atau instrumen yang dikembangkan sendiri oleh peneliti.
Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat
dalam proses pengumpulan data, (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data.
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu
dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan
tugas.
Analisis Data
Bagian ini menguraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Ada dua jenis
statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan inferensial. Dalam statistic
inferensial terdapat statistik parametrik dan nonparametrik.
Selain itu perlu dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang
dipilih sudah cukup dikenal, pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang
lebar, sebaliknya jika teknik yang digunakan kurang popular, maka uraian tentang
analisis data perlu dijelaskan secara rinci. Apabila analisis data yang digunakan adalah
komputer, maka perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows.
BAB III HASIL ANALISIS
Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang
diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian
tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat tentang hasil
pengujian hipotesis. Bagian pertama berisi deskripsi data yang menguraikan tentang
masing-masing variabel yang telah diteliti.
Pada bagian ini dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik
statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa
histogram, niali rerata, simpangan baku atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam
subbab tersendiri dengan merujuk kepada rumusan masalah atau tujuan penelitian.
Temuan penelitian yang telah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel atau
grafik diberi penjelasan tentang hal tersebut, tetapi bahasan pada tahap ini perlu dibatasi
pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (intepretasi) peneliti.
Selain itu dipaparkan tentang hasil pengujian hipotesis yang pada dasarnya tidak
berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis
penelitian dapat dikemukakan lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya dan masing-
masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian secara
ringkas dan padat. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada
intepretasi atas angka statistik yang diperoleh dari perhitungan statistik.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan berisi jawaban masalah penelitian atau tujuan penelitian,
sehingga harus disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu,
penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-
teori yang ada. Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian harus
disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu penafsiran terhadap
temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
Membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan
temuan empiris orang lain yang relevan dapat memberikan taraf kredibilitas yang lebih
tinggi terhadap hasil penelitian. Suatu temuan akan lebih dipercaya apabila didukung oleh
hasil penelitian orang lain. Selain itu dapat mencantumkan temuan orang lain yang
berbeda dan peneliti memberikan penjelasan teoretis ataupun metodologis bahwa
temuannya memang akurat.

BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Isi kesimpulan bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan penelitian terikat secara substantif dengan
temuan-temuan penelitian yang mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kesimpulan dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan
dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Kesimpulan penelitian
merangkum semua hasil analisis yang telah diuraikan secara lengkap dalam Bab III.
Saran
Saran harus selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan dan
kesimpulan hasil penelitian. Saran sebaiknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan
implikasi penelitian.
Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci operasional dan
spesifik. Artinya apabila orang lain hendak melaksanakan saran tersebut, dia tidak mengalami
kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya.

Anda mungkin juga menyukai