- Bagian Inti
Alternatif Pertama
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan
C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan
F. Definsi Istilah dan Definisi Operasional
BAB II METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
C. Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
2. Subjek Coba
3. Jenis Data
4. Instrumen Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data
BAB III HASIL
A. Penyajian Data Uji Coba
B. Analisis Data
C. Revisi Produk
BAB IV KAJIAN DAN SARAN
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi
B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih
Lanjut
Alternatif Kedua
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan
C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan
F. Definsi Istilah dan Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. ……………………….
B. ………………….........
C. ………………………..
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
C. Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
2. Subjek Coba
3. Jenis Data
4. Instrumen Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL
A. Penyajian Data Uji Coba
B. Analisis Data
C. Revisi Produk
BAB V KAJIAN DAN SARAN
A. Kajian Produk yang Telah Direvisi
B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih
Lanjut
- Bagian Akhir
Daftar Rujukan
Lampiran – Lampiran
Riwayat Hidup
2) Isi Esensial dan Kiat-Kiat Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah mengungkapkan konteks penelitian dan pengembangan
projek dalam masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, uraian perlu diawali
dengan identifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan
kondisi ideal, serta dampak yang ditimbulkan oleh kesenjangan-kesenjangan itu.
Berbagai alternatif untuk mengatasi kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat
disertai dengan identifikasi faktor penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang
ditawarkan sebagai pemecah masalah beserta rasionalnya dikemukakan pada bagian
akhir dari paparan latar belakang masalah. Hasil kajian pustaka yang berupa teori-
teori dan temuan-temuan empiris yang relevan dengan produk yang dikembangkan
perlu dipaparkan secara terpadu dalam latar belakang masalah.
Tujuan Penelitian dan Pengembangan
Tujuan penelitian dan pengembangan dirumuskan bertolak dari masalah yang ingin
dipecahkan dengan menggunakan alternatif yang telah dipilih. Arahkan rumusan
tujuan penelitian dan pengembangan ke pencapaian kondisi ideal seperti yang telah
diuraikan dalam latar belakang masalah.
Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Bagian ini dimaksudkan untuk memberi gambaran lengkap tentang karakteristik
produk yang diharapkan dari penelitian dan pengembangan. Karakteristik produk
mencakup semua idntitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu
produk dengan produk lainnya.
Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum, modul, paket pembelajaran, buku
teks, alat evaluasi, model atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan. Setiap produk memiliki
spesifikasi yang berbeda dengan produk lainnya, misalnya kurikulum bahasa inggris
memiliki spesifikasi berbeda jika dibandingkan dengan kurikulum bidang studi
lainnya, meskipun di dalamnya dapat diutarakan komponen yang sama.
Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Bagian ini sering dikacaukan dengan tujuan penelitian dan pengembangan.
Tujuan penelitian dan pengembangan mengungkapkan upaya pencapaian kondisi
yang ideal, sedangkan pentingnya penelitian dan pengembangan mengungkapkan
argumentasi mengapa perlu ada pengubahan kondisi nyata ke kondisi ideal. Dengan
kata lain, pentingnya penelitian dan pengembangan mengungkapkan mengapa
masalah yang ada perlu dan mendesak untuk dipecahkan.
Dalam bagian ini diharapkan juga terungkap kaitan antara urgensi pemecahan
masalah dengan konteks permasalahan yang lebih luas. Pengaitan ini dimaksudkan
untuk menjelaskan bahwa pemecahan suatu masalah yang konteksnya mikro benar-
benar dapat memberi sumbangan bagi pemecahan masalah lain konteksnya yang lebih
luas.
Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
Asumsi dalam penelitian dan pengmbangan merupakan landasan pijak untuk
menentukan karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model
serta prosedur pengembangannya. Asumsi hendaknya diangkat dari teori-teori yang
teruji sahih, pandangan ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang
hendak dipecahkan dengan menggunakan produk yang akan dikembangkan.
Keteratasan penelitian dan pengembangan mengungkapkan keterbatasan dari
produk yang dihasilkan untuk memecahakan masalah yang dihadapi, khususnya
untuk konteks masalah yang lebih luas. Paparan ini dimaksudkan agar produk yang
dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan ini disikapi hati-hati oleh
pengguna sesuai dengan asumsi yang menjadi pinjakannya dan kondisi pendukung
yang perlu tersedia dalam memanfaatkannya.
Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Pada bagian ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas digunakan dalam
penelitian dan pengembangan produk yang diinginkan, baik dari sisi model dan
prosedur yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ataupun dari sisi
produk yang dihasilkan. Istilah-istilah yang perlu diberi batasan hanyalah yang
memiliki peluang ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pengguna produk. Batasan
istilah-istilah tersebut harus dirumuskan seoperasional mungkin. Makin operasional
rumusan batasan istilah, makin kecil peluang istilah itu ditafsirkan berbeda oleh
pembaca atau pengguna.
BAB II METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Metode penelitian dan pengembangan hendaknya memuat butir-butir: model
penelitian dan pengembangan, prosedur pengembangan, dan uji coba produk. Dalam
butir uji coba produk perlu diungkapkan desain uji coba, subjek coba, jenis data,
instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Model Penelitian dan Pengembangan
Model penelitian dan pengembangan dapat berupa model prosedural, model
konseptual, dan model teoritis. Model prosedural adalah model yang bersifat
deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk
menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang
memberikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan
antar komponen (misalnya model pengembangan rancangan pengajaran Dick and
Carey, 1985).model teoritis adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan
antar peristiwa.
Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang
digunakan sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang digunakan
merupakan adaptasi dari model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai
dengan alasan, komponen-komponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan
kelemahan model itu. Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka
informasi yang lengkap mengenai setiap komponen dan kaitan antar komponen dari
model itu perlu dipaparkan. Perlu diperhatikan bahwa uraian model diupayakan
seoperasional mungkin sebagai acuan dalam pengembangan produk.
Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang dietmpuh oleh
pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan
model pengemabangan. Apabila model pengembangannya adalah prosedural, maka
prosedur pengembangannya tinggal mengikuti langkah-langkah seperti yang terlihat
dalam modelnya. Model penelitian dan pengembangan juga bisa berupa konseptual
atau teoritis. Kedua model ini tidak langsung memberi petunjuk tentang bagaimana
langkah prosedural yang dilalui sampai ke produk yang dispesifikasi. Oleh karena itu,
perlu dikemukakan lagi langkah proseduralnya.
Uji Coba Produk
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk menetapakan tingkat keefektifan, efesiensi, dan/atau daya tarik
dari produk yang dihasilkan.
Dalam bagian ini secara berurutan perlu dikemukakan desain uji coba, subjek
coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Desain Uji Coba. Secara lengkap uji coba produk pengembangan biasanya
dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil dan uji
lapangan. Dalam kegiatan penelitian dan pengembangan, pengembang mungkin
hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan
berhenti sampai pada tahap uji kelompok kecil, atau sampai uji lapangan. Hal ini
sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan melalui uji coba itu.
Desain uji coba produk bisa menggunakan desain yang biasa dipakai dalam
penelitian kuantitatif, yaitu desain deskriptif atau eksperimental. Yang perlu
diperhatikan adalah ketepatan memilih desain untuk tahapan tertentu (perseorangan,
kelompok kecil, atau lapangan) agar data yang dibutuhkan untuk memperbaiki
produk dapat diperoleh secara lengkap.
Subjek Coba. Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan
lengkap, termasuk cara pemilihan subjek uji coba itu. Subjek uji coba produk bisa
terdiri dari ahli di bidang isi produk, ahli di bidang perancangan produk, dan/atau
sasaran pemakai produk. Yang paling penting setiap subjek uji coba yang dilibatkan
harus disertai identifikasi karekteristiknya secara jelas dan lengkap, tetapi terbatas
dalam kaitannya dengan produk yang dikembangkan.
Teknik pemilihan subjek uji coba juga perlu dikemukakan agak rinci, apakah
menggunakan teknik rambang, rumpun, atau teknik lainnya yang sesuai.
Jenis Data. Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau
daya tarik dari produk yang dihasilkan. Dalam konteks ini sering pengembang tidak
bermaksud mengumpulkan data secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja,
sesuai dengan kebutuhan pengembangan, pengembang hanya melakukan uji coba
untuk melihat daya tarik dari suatu produk, atau hanya untuk melihat tingkat
efisiensinya, atau keduanya. Keputusan ini tergantung pada pemecahan masalah yang
telah ditetapkan di Bab I: apakah pada keefektifan, efisiensi, daya tarik, atau
ketiganya.
Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data
tentang efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan
pada keefektifan atau daya tarik. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu
dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi apa yang dibutuhkan tentang
produk yang dikembangkan itu.
Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan
desain dan pemilihan subjek uji coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan
menuntut desain tertentu dan subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data
mengenai kecermatan isi dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atau
secara kelompok dalam bentuk seminar kecil, atau seminar yang lebih luas yang
melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran pemakai produk.
Instrumen Pengumpulan Data. Bagian ini mengemukakan instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan dalam butir
sebelumnya. Jika mengunakan instrumen yang sudah ada, maka perlu ada uraian
mengenai karakteristik instrumen itu, terutama mengenai keshahihan dan
keterandalannya. Apabila instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri, maka
prosedur pengembangannya juga perlu dijelaskan.
Teknik Analisis Data. Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk
menganali-sis data uji coba dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya.
Apabila teknik analisis yang digunakan sudah cukup dikenal, maka uraian tidak perlu
rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut belum banyak dikenal, maka uraian
perlu lebih rinci.
BAB III HASIL
Bab ini paling tidak mengungkapkan tiga butir penting, yaitu penyajian data uji
coba, analisis data, dan revisi produk berdasarkan hasil analisis data.
Penyajian Data Uji Coba
Semua data yang dikumpulkan dari kegiatan uji coba produk disajikan dalam
bagian ini. Penyajian data sebaiknya digunkan dalam bentuk tabel, bagan atau gambar
yang dapat dikomunikasikan dengan jelas. Sebelum di analisis, data ini perlu
diklasifikasikan berdasarkan jenisnya dan komponen produk yang dikembangkan.
Klasifikasi ini sangat berguna untuk keperluan revisi produk itu.
Analisis Data
Bagian ini mengunkgapkan secara rinci hasil analisis data uji coba. Pernyajian
hasil analisis data perlu dibatasi pada hal – hal yang bersifat factual, tanpa interpretasi
pengembang. Kesimpulan hasil analisis perlu dikemukakan dalam akhir bagian butir
ini. Kesimpulan inilah yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
Revisi Produk
Kesimpulan yang ditarik dari hasil analisis data tentang produk yang diujicobakan
digunkan sebagai dasar dalam menentukan apakah produk itu perlu direvisi atau
tidak. Keputusan merevisi produk hendaknya disertai dengan pembenaran bahwa
setelah direvisi produk itu akan menjadi lebih efektif, efisien dan atau menarik.
Komponen-komponen yang direvisi dan hasil revisinya harus secara jelas
dikemukakan dalam bagian ini.
BAB IV PENUTUP
Kajian Produk yang Telah Direvisi
Wujud akhir produk yang dikembangkan setelah direvisi perlu dikasji secara
objektif dan tuntas. Kajian harus didasarkan pada landasan teoritis yang telah dibahas
dalam bab II, dan hasil kajiannya mengarah kepada peluang dimanfaatkannya produk
untuk pemecahan masalah yang ada.
Kekuatan – kekuatan dan kelemahan produk hendaknya dideskripsikan secara
lengkap dengan tinjauan yang kompeherensif terhadap kaitan antara produk dengan
masalah yang ingin dipecahkannya. Peluang munculnya masalah lain dari
pemanfaatan produk juga perlu diidentifikasi, dan sekaligus disertai preskripsi
bagaimana mengantisipasi permasalah baru itu.
Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut
Pengajuan saran dalam bagian ini diarahakan ke tiga sisi, yaitu saran untuk
keperluan pemanfaatan produk, saran untuk diseminasi produk ke sasaran yang lebih
luas, dan saran untuk keperluan pengembangan lebih lanjut.
Setiap saran hendaknya didasarkan pada hasil kajian terhadap produk seperti yang
telah dibahas dalam butir sebelumnya. Pengungkapannya hendaknya menggunkan
pernyataan – pernyataan yang jelas dan diusahakan agar saran yang satu secara
eksplisit berbeda dari saran lainnya. Argumentasi juga perlu disertakan dalam setiap
saran yang diajukan.
- Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman
tempat pemuatan setiap tabel. Judul tabel dalam daftar tabel harus sama dengan judul
tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris
diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang lainnya
diberi jarak dua spasi.
- Daftar Gambar
Halaman daftar gambar memuat nomor gambar, judul gambar, serta nomor
halaman tempat pemuatan dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu
baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu dengan yang
lainnya diberi jarak dua spasi.
- Daftar Lampiran
Halaman daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul gambar, serta nomor
halaman tempat pemuatan dalam teks. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari
satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang
lainnya diberi jarak dua spasi.
- Daftar Lainnya
Jika dalam suatu skripsi, tesis atau disertasi banyak digunakan tanda-tanda lain
yang mempunyai makna esensial (misalnya singkatan atau lambing-lambang yang
digunakan dalam matematika, ilmu eksakta, teknik dan bahasa), maka perlu daftar
khusus mengenai lambing-lambang atau tanda-tanda tersebut.
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab pertama yang mengantarkan pembaca untuk dapat
menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu
dilakukan. Bab pendahuluan memuat (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,
(3) tujuan penelitian, (4) hipotesis penelitian, (5) kegunaan penelitian, (6) asumsi
penelitian, (7) definisi istilah/operasional.
Latar Belakang Masalah
Dalam bagian ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian,
kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang
terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian masalah yang
dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Pada latar belakang masalah, isu yang mendorong dilakukannya penelitian harus
jelas (didukung dengan fakta tertulis dari pustaka, terutama jurnal ilmiah terbaru).
Pemilihan kasus harus jelas alasannya (alas an karena peneliti berasal dari kota/daerah
yang dijadikan kasus bukan merupakan alasan ilmiah). Tunjukka bahwa kasus yang
dipilih bersifat unik dibandingkan kondisi umumnya (yang sudah menjadi
teori/pengetahuan yang umum) (Djunaedi, 2002).
Rumusan Masalah atau Tujuan Penelitian (pilih salah satu saja)
Rumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah disusun secara singkat, padat, jelas dan dituangkan dalam bentuk
kalimat tanya. Agar masalah yang dirumuskan terkesan perlu dijawab
(dipecahkan),maka biasanya perumusan dalam bentuk pertanyaan akan lebih jelas
dibandingkan dengan kalimay pernyataan. Kata kunci pertanyaan yaitu apa,
bagaimana, mengapa, apa sebab, faktor apa, sejauh mana. Hal ini agar peneliti mampu
menggambarkan tentang apa yang dipikirkan dalam suatu fenomena yang dihadapinya
(Darmawan, 2013).
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian.
Tujuan dalam penyusunan suatu laporan penelitian merupakan bentuk tujuan yang
hendak dicapai melalui penelitian yang bersangkutan. Isi dan rumusan tujuan
penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah. Tujuan penelitian dituangkan
dalam bentuk kalimat pernyataan.
Hipotesis Penelitian (jika ada)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Tidak
semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif
yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis.
Hipotesis diturunkan atau bersumber dari teori dan/atau tinjauan pustaka yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, sehingga hipotesis pada penelitian
kuantitatif diletakkan setelah rumusan masalah atau setelah paparan kajian pustaka
agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi
lebih jelas. Hipotesis harus diuji lewat pengumpulan data, hipotesis dirumuskan dari
pertanyaan spesifik yang mendasarinya.
Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian
pada bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang
dipilih memang layak untuk dilakukan.
Asumsi penelitian (jika diperlukan)
Asumsi penelitian tidak harus ada, dan dapat ditulis jika memang benar-benar
diperlukan. Asumsi penelitian berisi anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Asumsi tidak
diuji atau dibantah.
Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Definisi istilah/operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul
perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak
diberikan. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh
peneliti. Definisi operasional menunjuk alat pengambil data yag cocok digunakan atau
mengacu kepada bagaimana mengukur suatu variabel.
BAB II KAJIAN PUSTAKA (Alternatif 2)
Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek
(variabel) yang diteliti da[n kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa
argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan pada bab I. Untuk dapat memberikan
deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, diperlukan adanya kajian teori yang
memadai. Selanjutnya arumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk
mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian
mengenai temuan penelitian yang relevan.
Bahan pustaka yang dikaji dan dipaparkan hasilnya daam bab ini didasarkan pada
tiga kriteris, yaitu: (1) prinsip kemutakhiran (minimal 80% pustaka yang dirujuk terbit
sepuluh tahun terakhir), (2) prinsip keprimeran (minimal 80% pustaka yang dirujuk
berasal dari hasl penelitian yang dimuat dalam jurnal, skripsi, tesis, disertasi dan
laporan penelitian), dan (3) prinsip relevansi (hanya pustaka yang relevan dengan
masalah yang diteliti saja yang dirujuk).
BAB II METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang
paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang
diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pada penelitian
noneksperimental, rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang
dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya. Selain itu dijelaskan pula variabel-variabel
yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut.
Populasi dan Sampel
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan
agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat.
Tujuannya agar sampel yang dipilih benar-benar representatif (dapat mencerminkan
keadaan populasinya secara cermat). Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria
terpenting dalam pemilihan sampel dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil
penelitian sampel terhadap populasinya. Hal-hal yang dibahas dalam bagian populasi
dan sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek
penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, (c) besarnya sampel.
Instrumen Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
yang diteliti. Sesudah itu baru dipaparkan prosedur pengembangan instrume
pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian
skor atau kode terhadap masing-masing butir pernyataan. Untuk alat dan bahan harus
disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik
bahan yang dipakai.
Instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan reabilitas, dalam tesis dan
disertasi harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Instrumen
penelitian dapat diambil dari instrumen yang sudah baku atau instrumen yang sudah
baku tetapi diadaptasi, atau instrumen yang dikembangkan sendiri oleh peneliti.
Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat
dalam proses pengumpulan data, (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data.
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu
dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan
tugas.
Analisis Data
Bagian ini menguraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Ada dua jenis
statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan inferensial. Dalam statistic
inferensial terdapat statistik parametrik dan nonparametrik.
Selain itu perlu dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang
dipilih sudah cukup dikenal, pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang
lebar, sebaliknya jika teknik yang digunakan kurang popular, maka uraian tentang
analisis data perlu dijelaskan secara rinci. Apabila analisis data yang digunakan adalah
komputer, maka perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows.
BAB III HASIL ANALISIS
Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang
diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian
tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat tentang hasil
pengujian hipotesis. Bagian pertama berisi deskripsi data yang menguraikan tentang
masing-masing variabel yang telah diteliti.
Pada bagian ini dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik
statistik deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa
histogram, niali rerata, simpangan baku atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan dalam
subbab tersendiri dengan merujuk kepada rumusan masalah atau tujuan penelitian.
Temuan penelitian yang telah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik, tabel atau
grafik diberi penjelasan tentang hal tersebut, tetapi bahasan pada tahap ini perlu dibatasi
pada hal-hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (intepretasi) peneliti.
Selain itu dipaparkan tentang hasil pengujian hipotesis yang pada dasarnya tidak
berbeda dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis
penelitian dapat dikemukakan lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya dan masing-
masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian secara
ringkas dan padat. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada
intepretasi atas angka statistik yang diperoleh dari perhitungan statistik.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan berisi jawaban masalah penelitian atau tujuan penelitian,
sehingga harus disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu,
penafsiran terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-
teori yang ada. Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian harus
disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu penafsiran terhadap
temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada.
Membandingkan temuan-temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan
temuan empiris orang lain yang relevan dapat memberikan taraf kredibilitas yang lebih
tinggi terhadap hasil penelitian. Suatu temuan akan lebih dipercaya apabila didukung oleh
hasil penelitian orang lain. Selain itu dapat mencantumkan temuan orang lain yang
berbeda dan peneliti memberikan penjelasan teoretis ataupun metodologis bahwa
temuannya memang akurat.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Isi kesimpulan bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan penelitian terikat secara substantif dengan
temuan-temuan penelitian yang mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kesimpulan dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan
dan mampu memperkaya temuan penelitian yang diperoleh. Kesimpulan penelitian
merangkum semua hasil analisis yang telah diuraikan secara lengkap dalam Bab III.
Saran
Saran harus selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan dan
kesimpulan hasil penelitian. Saran sebaiknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan
implikasi penelitian.
Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci operasional dan
spesifik. Artinya apabila orang lain hendak melaksanakan saran tersebut, dia tidak mengalami
kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya.