A CONCEPTUAL FRAMEWORK
Oleh :
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020/2012
Peran Kerangka Kerja Konseptual
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan
bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan
keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang
mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan
keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara
meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki beberapa
tingkatan yaitu (Belkauoui,1993):
1. Pada tingkatan teori tinggi : kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan
pelaporan keuangan
2. Pada tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual meng-identifikasi dan menddfinisikan
karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan.
3. Pada tingkatan operasional yang lebih rendah : kerangka konseptual berkaitan:dengan
prinsip-prinsip dan aturan-aturan (rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen
laporan keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan.
IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah
untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. informasi tersebut akan dipilih
salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB, pada
periode 1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik berikut :
1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit
2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna.
3. Unsur-unsur laporan keuangan.
4. Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur.
5. Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.
IASB memiliki konsep laporan hanya satu, kerangka atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. itu dikeluarkan oleh IASC, organisasi pendahulu ke IASB, pada tahun 1989 dan
kemudian diadopsi oleh IASB pada tahun 2001. IASB menyatakan bahwa kerangka:
IAS 1 penyajian laporan keuangan dan IAS 8 kebijakan akuntansi, perubahan estimasi
akuntansi dan menangani kesalahan dengan penyajian laporan keuangan dan membuat reverance
untuk framework. IAS 8 mengatur bahwa dalam ketiadaan standar IASB atau interpretasi yang
secara khusus berlaku untuk transaksi, bahkan atau kondisi lain, manajemen harus kita
pertimbangan dalam mengembangkan sebuah menerapkan akuntansi yang menghasilkan
informasi yang :
IAS B (ayat 11) menyediakan hirarki pernyataan akuntansi. Hal ini membutuhkan bahwa
dalam membuat penilaian yang diperlukan dalam ayat 10 manajemen akan merujuk kepada, dan
mempertimbangkan penerapan, sumber-sumber berikut, dalam urutan:
a. Persyaratan dan bimbingan dalam Standar dan interpretasi berurusan dengan masalah
yang sama dan terkait dan
b. Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran konsep untuk aset, kewajiban,penghasilan
dan beban pada farmwork tersebut.
c. Pengembangan Kerangka Konseptual
Perkembangan dari rerangka konseptual dipengaruhi oleh dua isu seperti yang akan di bahas
berikut.
Principles-Based
Kerangka konseptual dikritik karena masih ditemukan masalah pada pendefinisian dan
pengukuran. Di dalam pengukuran masih ada hal yang tidak jelas seperti persediaan yang diukur
berdasarkan beberapa metode, atau IFRS yang menyarankan pengukuran berdasarkan current
cost bukan historical cost.
Karena ada kritikan maka ada masalah yang ditimbulkan yaitu$ karena standarnya
banyak terdapat kelemahan (padahal tugas auditor adalah memberi pendapat tentang kesesuaian
laporan keuangan dengan standar) maka dengan pendapat wajar pun tidak dapat dijadikan
pedoman utama. Pekerja auditor tidak cukup hanya memberi pendapat kewajaran sehingga
akuntan publik harus melakukan hal6hal berikut agar laporan audit masih dapat digunakan :