Anda di halaman 1dari 6

TEORI AKUNTANSI

Dr. H. Amiruddin, SE., M.Si., Ak.CA

RANGKUMAN MATA KULIAH

A CONCEPTUAL FRAMEWORK

Oleh :

ASWAN ZARQASYI A031181347


NURHADIJA A031181348

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020/2012
Peran Kerangka Kerja Konseptual

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan
bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan
keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang
mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan
keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara
meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki  beberapa
tingkatan yaitu (Belkauoui,1993):

1. Pada tingkatan teori tinggi : kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan
pelaporan keuangan
2. Pada tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual meng-identifikasi dan menddfinisikan
karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan.
3. Pada tingkatan operasional yang lebih rendah : kerangka konseptual berkaitan:dengan
prinsip-prinsip dan aturan-aturan (rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen
laporan keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan.

Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual

1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai


laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar 
laporan keuangan perusahaan.
2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada.
Tujuan Kerangka Kerja Konseptual

IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah
untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. informasi tersebut akan dipilih
salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu :

1. Berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.


2. Berguna dalam menilai prospek arus kas.
3. Tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di
dalamnya.

Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB, pada
periode 1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik berikut :

1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit
2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna.
3. Unsur-unsur laporan keuangan.
4. Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur.
5. Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.

IASB memiliki konsep laporan hanya satu, kerangka atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. itu dikeluarkan oleh IASC, organisasi pendahulu ke IASB, pada tahun 1989 dan
kemudian diadopsi oleh IASB pada tahun 2001. IASB menyatakan bahwa kerangka:

a. Menentukan tujuan laporan keuangan.


b. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna
c. Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk pengakuan dan
pengukuran mereka dalam laporan keuangan.

IAS 1 penyajian laporan keuangan dan IAS 8 kebijakan akuntansi, perubahan estimasi
akuntansi dan menangani kesalahan dengan penyajian laporan keuangan dan membuat reverance
untuk framework. IAS 8 mengatur bahwa dalam ketiadaan standar IASB atau interpretasi yang
secara khusus berlaku untuk transaksi, bahkan atau kondisi lain, manajemen harus kita
pertimbangan dalam mengembangkan sebuah menerapkan akuntansi yang menghasilkan
informasi yang :

1. Relevansi dengan keputusan ekonomi membuat kebutuhan pengguna


2. Handal, dalam laporan keuangan: 1) setia merupakan posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas entitas. 2) mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, acara lainnya
dan kondisi, dan bukan hanya bentuk hokum. 3) netral, yaitu. bebas dari bias. 4) tepat. 5)
secara lengkap dalam semua hal yang material

IAS B (ayat 11) menyediakan hirarki pernyataan akuntansi. Hal ini membutuhkan  bahwa
dalam membuat penilaian yang diperlukan dalam ayat 10 manajemen akan merujuk  kepada, dan
mempertimbangkan penerapan, sumber-sumber berikut, dalam urutan:

a. Persyaratan dan bimbingan dalam Standar dan interpretasi berurusan dengan masalah
yang sama dan terkait dan  
b. Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran konsep untuk aset, kewajiban,penghasilan
dan beban pada farmwork tersebut.
c. Pengembangan Kerangka Konseptual

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual

Perkembangan dari rerangka konseptual dipengaruhi oleh dua isu seperti yang akan di  bahas
berikut.

1. Pengaturan standar dengan pendekatan berbasis prinsip ( Principles-Based ) dan berbasis


aturan ( Rule-Based ). Pengaturan standar ada yang dipengaruhi prinsip dan ada yang
dipengaruhi aturan dari lingkungan pengambilan keputusan.

Principles-Based

1. Standar berdasar prinsip 6 prinsip akuntansi


2. Baku dan berlaku umum
3. Prinsip adalah keyakinan yang kuat dan tidak dapat diubah
4. Dampaknya harus membuat estimasi misalnya : Jika terjadi banjir maka
rumahnya akan digenangi sehingga harus pindah rumah ( mengungsi )
Rule-Based

1. Standar berdasar aturan/persyaratan rinci


2. Lingkupnya hanya untuk kelompok tertentu dimana akuntansi dilaksanakan
3. Konsisten
4. Akurat (siapapun yang mengukur hasilnya sama sehingga informasinya netral)
5. Ada adjusment karena lingkungan para stakeholdernya berbeda-beda
6. Dipengaruhi politik ( pihak yang dominan seperti pada teori privat Interst )

Kritik terhadap Kerangka Kerja Konseptual

Kerangka konseptual dikritik karena masih ditemukan masalah pada pendefinisian dan
pengukuran. Di dalam pengukuran masih ada hal yang tidak jelas seperti persediaan yang diukur
berdasarkan beberapa metode, atau IFRS yang menyarankan pengukuran berdasarkan current
cost bukan historical cost.

1. Masalah interpretasi : beberapa metode menghasilkan hasil yang berbeda-beda.


2. Hanya tergantung pada pengamatan yang terjadi 8tidak disusun secara terstruktur
sehingga tidak memenuhi standar 
 Deskripsi : dari hasil pengamatan lalu dijelaskan sampai pada kondisi
tersebut.
 Preskriptive : kebalikan dari deskripsi dijelaskan karena penyebabnya
dijelaskan lebih dulu
3. Kelemahan rule-based antara lain :
 Dipengaruhi kelompok dominan (sesuai dengan lingkungan dimana kelompok itu
berada)sehingga standarnya tidak berlaku umum.
 Kelemahan dalam pendefinisian yaitu pendefinisian elemen6elemen tertentu yang
sulit ditentukan kepastiannya.

Kerangka Konseptual Untuk Standar Auditing


Salah satu pemakai laporan keuangan adalah auditor. Hal yang perlu dilakukan auditor 
adalah memeriksa laporan keuangan dan memberi pendapat. Tujuannya untuk meyakinkan
laporan keuangan disusun sesuai aturan yang berlaku.

Karena ada kritikan maka ada masalah yang ditimbulkan yaitu$ karena standarnya
banyak terdapat kelemahan (padahal tugas auditor adalah memberi pendapat tentang kesesuaian
laporan keuangan dengan standar) maka dengan pendapat wajar pun tidak dapat dijadikan
pedoman utama. Pekerja auditor tidak cukup hanya memberi pendapat kewajaran sehingga
akuntan publik harus melakukan hal6hal berikut agar laporan audit masih dapat digunakan :

 Pengambil keputusan mendapat informasi yang lengkap


 Harus mempertimbangkan atau melibatkan resiko bisnis klien
 Menekankan kegiatan internal auditor yang bertujuan untuk lebih meyakinkan keabsahan

Anda mungkin juga menyukai