Anda di halaman 1dari 7

Nama Anggota Kelompok:

1.
2.
3.

Ringkasan Kerangka Konseptual


Teori Akuntansi

A.Pengertian Kerangka Kerja Konseptual

PEMBAHASAN

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai: "a
coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to
consistent standards and that presecribes the nature, function, and limits of financial accounting
and reporting"

Definisi FASB, menyatakan bahwa kerangka konseptual akutansi adalah suatu sistem yang
koheren; sub-sub sistemnya adalah (1) tujuan (objectives) dan (2) Konsep fundamental yang
saling terkait. Yang dimaksud tujuan adalah konsep-konsep yang mendasari akutansi
keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan trasaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan
yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Kerangka konseptual yang akan dibahas dalam teori akutansi akan mengacu pada kerangka
konseptual yang dikembangkan di USA.

1. The role of A Conceptual Framework (Peran Kerangka Konseptual).

Peran kerangka kerja konseptual dari tingkat akuntansi, bertujuan untuk menyediakan struktur
teori akuntansi. Kerangka konseptual dapat dipandang sebagai teori akutansi yang terstruktur
(Belkaoui, 1993), karena struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori akutansi
yang didasarkan pada proses penalaran logis. Yang dapat digambarkan dalam bentuk hierarki
yang memiliki beberapa tingkatan yaitu:

a) Pada tingkat tertinggi yang teoritis: Kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan
tujuan pelaporan keuangan.

b) Pada tingkatan selanjutnya Kerangka konseptual mengidentifikasi dan mendefinisikan


karakteristik kualitatif informasi keuangan (seperti relevansi, keandalan, komparatif, dan
dimengerti) dan elemen dasar akuntansi (seperti aktiva, kewajiban, ekuitas, biaya pendapatan,
dan keuntungan).

c) Pada tingkat operasional yang lebih rendah Kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip-
prinsip dan aturan-aturan (Rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen laporan
keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan.

2. Objectives of Conceptual Framework (Tujuan Kerangka Konseptual).

Tujuan kerangka konseptual adalah untuk memberikan pedoman dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bertujuan umum (General purposes financial statements). IASB
dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna, informasi tersebut akan dipilih
salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan ini
terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu:

● Berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi


● Berguna dalam menilai prospek arus kas
● Tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di
dalamnya.

Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB, pada periode
1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik berikut:

● Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit
● Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna
● Unsur-unsur laporan keuangan
● Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur Penggunaan arus kas dan
menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.

Tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang:

a) Bermanfaat dalam membuat keputusan kredit dan investasi oleh pihak yang ingin memahahi
kegiatan ekonomik dan bisnis perusahaan.

b) Membantu kreditor dan investor yang ada atau yang potensial, serta pemakai lain dalam
menentukan jumlah, waktu dan ketidakpastian aliran kas di masa yang akan
datang.

c) Mengenai sumber perubahan di dalamnya. sumber ekonomik, tuntutan terhadap sumber


ekonomik, dan

B. Tujuan Kerangka Konseptual


Tujuan kerangka konseptual adalah untuk memberikan pedoman dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan eksternal harus memberikan informasi yang
berguna kepada investor maupun calon investor dan kreditor dan pengguna lainnya dalam
membuat investasi yang rasional, kredit, dan keputusan serupa.

kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang didapatkan pihak
eksternal dalam laporan keuangan berguna untuk:

1. Pengambilan keputusan ekonomi

2. Menilai prospek arus kas

3. Menuat tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan
perubahan didalamnya.

Agar dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi harus mempunyai
ciri-ciri tertentu. Tujuan-tujuan kualitatif dengan ciri-ciri nya harus melekat pada informasi
akuntansi, dan merupakan dasar dalam pemilihan alternatif prinsip akuntansi. Berikut ini
digambarkan hierarki karakteristik kualitatif informasi akuntansi.

Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASH, pada periode
1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik berikut:

1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit

2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna

3. Unsur-unsur laporan keuangan

4. Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur

5. Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.

C. Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual

1. Isu yang Mempengaruhi Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual

Perkembangan dari rerangka konseptual dipengaruhi oleh dua isu seperti yang akan di bahas
berikut.

1) Pengaturan standar dengan pendekatan berbasis prinsip (Principles-Based) dan berbasis


aturan (Rule-Based). Pengaturan standar ada yang dipengaruhi prinsip dan ada yang
dipengaruhi aturan dari lingkunganpengambilankeputusan.
Perbedaan Principles-Based dan Rule-Based:

Principles-Based
● Standar berdasar prinsip-prinsip akuntansi
● Baku dan berlaku umum
● Prinsip adalah keyakinan yang kuat dan tidak dapat diubah
● Dampaknya harus membuat estimasi misalnya: Jika terjadi banjir maka rumahnya akan
digenangi sehingga harus pindah rumah (mengungsi)

Rule-Based

● Standar berdasar aturan/ persyaratan rinci


● Lingkupnya hanya untuk kelompok tertentu dimana akuntansi dilaksanakan
● Konsisten
● Akurat (siapapun yang mengukur hasilnya sama sehingga informasinya netral)
● Ada adjusment karena lingkungan para stakeholdernya berbeda-beda
● Dipengaruhi politik ( pihak yang dominan seperti pada teori Private Interst)

Contoh Principle based IFRS termasuk principle karena digunakan semua negara (standanya
berlaku secara internasional)

Contoh Rules Based seperti PSAK di Indonesia atau USGAAP di Amerika

2) Informasi untuk Pembuatan Keputusan dan Pendekatan Teori Keputusan

Dalam banyak hal penekanan dalam pembuatan keputusan berdampak pada


penggunaan current value. Jika memungkinkan, pengguna akan memiliki informasi actual
tentang peristiwa-peristiwa masa depan yang akan mempengaruhi perusahaan. Namun
demikian kita hanya dapat memprediksi peristiwa-peristiwa tersebut.
Pendekatan teori keputusan dalam akuntansi berguna dalam menguji akuntansi apakah
telah mencapai targetnya. Teori harus berperan sebagaimana standar dimana praktik akuntansi
akan diterapkan.

2. Enam Statement tentang Konsep Akuntansi Keuangan

Kerangka kerja konseptual yang baik berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian
konsep serta tujuan fundamental. Hal ini akan memungkinkan FASB menerbitkan standar-
standar yang lebih baik dari waktu kewaktu. Sehingga masalah-masalah praktis yang baru akan
dapat di pecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori dasar yang telah ada.

Pada perkembangannya, FASB pada tahun 1976 telah mengembangkan kerangka kerja
konseptual yang menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan kontroversi
pelaporan keuangan. Sejak saat itu FASB telah menerbitkan enam SFACs (Statement Of
Financial Accounting Concepts) yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas, yaitu:

1) SFACS No.1, "Objectives Of financial Reporting by Bussines Enterprises" yang berisi tentang
tujuan dan sasaran akuntansi

2) SFACS No.2 "Qualitative Characteristic of Accounting Information" yang menjelaskan


karakteristik, yang membuat informasi akuntansi ini bermanfaat.

3) SFACS No.3 "Element of Fnancial Statements of Business Enterprises" yang memberikan


definisi dan pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban

4) SFACS No.5 "Recognition and Measurement in financial statements of Business

Enterprises" yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman
tetang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam laporan keuangan dan kapan
waktunya.

5) SEACS No.6 "Element of Financial Statements" yang memperluas lingkup SFACs no.3
dengan memasukkan anggota-anggota nirlaba. Dalam SFACs ini di jelaskan terdpat sepuluh
macam element dalam laporan keuangan, yaitu:

a. Aset (assets)

b. Utang (liabitilies)

c. Ekuitas Hak sisa (Equity/Residual Interest)

d. Investasi pemilik (Investment by Owner)

e. Distribusi pada Pemilik (Distibution to owner)

f. Laba komperhensif (comprehensive Income)

g. Pendapatan (Revenue)

h. Biaya (Expenses)

i. Keuntungan (Gains)

J.Kerugian (Losses)
6) SFACS No. 7 "Using Cash Flow Information and Present Value in Accountin Measurement"
yang memberikan kerangka kerja bagi pemakai arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai
sekarang sebagai dasar pengukuran.

D. Kritik Terhadap Kerangka Konseptual

Di Amerika Serikat, berbagai kritik banyak ditujukan pada proyek konseptual. Karena banyak
proyek ini yang gagal, meskipun tidak semua, tetapi sebagian dapat dikatakan berhasil. dalam
proyek rerangka konseptual ini, namun keberhasilan proyek rerangka konseptual tersebut.
berjalan agak lambat. Analisis terhadap kritik tersebut akan memungkinkan dalam membantu
memahami alasan mengapa rerangka konseptual tersebut berkembang lambat. Hal tersebut
hendaknya menjadi perhatian dan membantu pengembangannya di Indonesia atau
memperbaiki bagian-bagian yang masih memiliki kelemahan tersebut secara terencana dan
kontinyu. Teori Akuntansi; Jumirin Asyikin (STIE Indonesia Banjarmasin) 25 Ada dua
pendekatan yang dapat digunakan dalam analisis tersebut. Pertama adalah dengan
menganggap bahwa rerangka konseptual seharusnya merupakan Pendekatan "Ilmiah"
(scientific), yang didasarkan pada metoda-metoda yang umumnya digunakan dalam penelitian
ilmiah dan kedua Pendekatan Profesional (Godzali, 2001,147).

1. Kerangka konseptual seharusnya merupakan pendekatan ilmiah yang mampu membenarkan


observasi berdasarkan logika dan bukti empiris. Focus dalam kritik ilmiah terbagi dalam 3
hagian yaitu:

● Asumsi ontology dan epistimologi


● Kerancuan penalaran
● Disiplin yang tidak ilmiah

2. Pedekatan yang dipusatkan pada pemilihan tindakan yang dianggap paling baik berdasarkan
nilai-nilai professional riset positif. Focus nilai professional dibagi 3 bagian yaitu:

● Riset positif
● Kerangka konseptual sebgai dokumen kebijakan

● Self preservation

E. Kerangka Konseptual Untuk Standar Auditing

Menurut Mautz dan Sharaf Auditing bukanlah subdivisi dari akuntansi melainkan suatu disiplin
berdasarkan logika. Pemikiran ini menjadi dasar bahwa auditor tidak dibatasi secara natural
dalam memverifikasi informasi akuntansi. Oleh karena itu pada sekitar tahun 1970 Mautz dan
Sharaf mengembangkan ASOBAC (statement of basic auditing concepts) yang diterbitkan oleh
ikatan akuntan amerika. ASOBAC berfokus pada proses pengumpulan bukti, dan evaluasi bukti.
Seiring berjalannya waktu perkembangan jasa audit mulai mengalami perubahan seiring
berjalannya COSO, auditor semakin berhati hati dalam mengaudit perusahaan dan mulai
memperthatikan pengendalian internal. Klien dengan pengendalian internal yang baik
menyediakan kesempatan untuk mengefisienkan proses audit dan memperkecil biaya. Tidak
hanya rerangka konseptual yang diperhatikan tetapi juga memperhatikan risiko bisnis. Di sini
lebih mengutamakan bagaimana karakter bisnis dari organisasi klien dan bisa membantu jasa
konsultasi dalam standart akuntansi (menjadi audit internal) yang tugasnya meyakinkan bahwa
laporan keuangan sudah sah.

Dalam akuntansi juga hal yang perlu dilakukan auditor adalah memeriksa laporan keuangan
dan memberi pendapat. Tujuannya untuk meyakinkan laporan keuangan disusun sesuai aturan
yang berlaku Karena ada kritikan maka ada masalah yang ditimbulkan yaitu, karena standarnya
banyak terdapat kelemahan (padahal tugas auditor adalah memberi pendapat tentang
kesesuaian laporan keuangan dengan standar) maka dengan pendapat wajar pun tidak dapat
dijadikan pedoman utama. Pekerja auditor tidak cukup hanya memberi pendapat kewajaran
sehingga akuntan publik harus melakukan hal hal berikut agar laporan audit masih dapat
digunakan:

1. Pengambil keputusan mendapat informasi yang lengkap

2. Harus mempertimbangkan atau melibatkan resiko bisnis klien

3. Menekankan kegiatan internal auditor yang bertujuan untuk lebih meyakinkan keabsahan.

Anda mungkin juga menyukai