Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA KONSEPTUAL

Disusun Oleh :

Ristya Rina P 27159

Hendra Kurniawa 27111

Francisca Evi D 24689

Raka Jati Perdana 26185

Kelompok 9
STIE YKPN
2017
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai :

a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to


consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial
accounting and reporting.

Suatu sistem yang menunjukkan keterkaitan tujuan dan fundamental yang diharapkan dapat
digunakan dalam pembentukan standar yang konsisten yang mampu menjelaskan arti, tujuan
serta keterbatasan akuntansi dan pelaporan.

Peran Kerangka Kerja Konseptual

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan
standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan
dan laporan keuangan. Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan.
Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai
akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-
keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas
serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya
mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang
dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.

Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam bentuk hierarki yang memiliki beberapa
tingkatan yaitu (Belkaoui, 1993) :
1 Pada tingkatan teori tinggi : kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan
pelaporan keuangan
2 Pada tingkatan selanjutnya : kerangka konseptual meng-identifikasi dan menddfinisikan
karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan.
3 Pada tingkatan operasional yang lebih rendah : kerangka konseptual berkaitan dengan
prinsip-prinsip dan aturan-aturan (rules) tentang pengukuran dan pengakuan elemen laporan
keuangan dan tipe informasi yang perlu disajikan.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
1 Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai
laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar
laporan keuangan perusahaan.
2 Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada

Tujuan Kerangka Kerja Konseptual


IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. informasi tersebut akan dipilih salah
satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu:


1 berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
2 berguna dalam menilai prospek arus kas
3 tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di
dalamnya.

Karakteristik Kualitatif

Karakteristik pembuatan keputusan

1. Menetapkan laporan keuangan mana yang berguna, penetapan tersebut


dipengaruhi oleh beberapa faktor, metoda keputusan yang dipakai,
2. Metoda pengambilan keputusan yang dipakai
3. Informasi yang telah dimiliki atau didapat dari sumber lain
4. Kapasitas pembuat keputusan dalam mengolah informasi

Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB, pada periode
1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik-topik berikut:
1 Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit
2 Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna
3 unsur-unsur laporan keuangan
4 kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
5 penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.

IASB memiliki konsep laporan hanya satu, kerangka atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Itu dikeluarkan oleh IASC, organisasi pendahulu ke IASB, pada tahun 1989 dan
kemudian diadopsi oleh IASB pada tahun 2001. Kerangka menggambarkan konsep-konsep dasar
dengan yang laporan keuangan disusun. Ini berfungsi sebagai panduan untuk tidak menyasar
langsung dalam IAS atau IFRS atau interpretasi. IASB menyatakan bahwa kerangka:
a Menentukan tujuan laporan keuangan
b Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna
c Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk pengakuan dan
pengukuran mereka dalam laporan keuangan.
IAS 1 penyajian laporan keuangan dan IAS 8 kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi
dan menangani kesalahan dengan penyajian laporan keuangan dan membuat reverance untuk
framework. IAS 8 mengatur bahwa dalam ketiadaan standar IASB atau interpretasi yang secara
khusus berlaku untuk transaksi, bahkan atau kondisi lain, manajemen harus kita pertimbangan
dalam mengembangkan sebuah menerapkan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
1 Relevansi dengan keputusan ekonomi membuat kebutuhan pengguna
2 Handal, dalam laporan keuangan:
setia merupakan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas
mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, acara lainnya dan kondisi, dan
bukan hanya bentuk hukum
netral, yaitu. bebas dari bias
tepat
secara lengkap dalam semua hal yang material

IAS 8 (ayat 11) menyediakan hirarki pernyataan akuntansi. Hal ini membutuhkan bahwa dalam
membuat penilaian yang diperlukan dalam ayat 10 manajemen akan merujuk kepada, dan
mempertimbangkan penerapan, sumber-sumber berikut, dalam urutan:
a Persyaratan dan bimbingan dalam Standar dan interpretasi berurusan
dengan masalah yang sama dan terkait dan
b Definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran konsep untuk aset, kewajiban, penghasilan dan
beban pada farmwork tersebut.
c Pengembangan Rerangka Konseptual

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual


Perkembangan dari rerangka konseptual dipengaruhi oleh dua isu seperti yang akan di bahas
berikut.
1 Pengaturan standar dengan pendekatan berbasis prinsip (Principles-Based) dan berbasis
aturan (Rule-Based).
Pengaturan standar ada yang dipengaruhi prinsip dan ada yang dipengaruhi aturan dari
lingkungan pengambilan keputusan.
Perbedaan Principles-Based dan Rule-Based :
Principles-Based
Standar berdasar prinsip prinsip akuntansi
Baku dan berlaku umum
Prinsip adalah keyakinan yang kuat dan tidak dapat diubah
Dampaknya harus membuat estimasi misalnya : Jika terjadi banjir maka rumahnya
akan digenangi sehingga harus pindah rumah ( mengungsi )
Rule-Based
Standar berdasar aturan/ persyaratan rinci
Lingkupnya hanya untuk kelompok tertentu dimana akuntansi dilaksanakan
Konsisten
Akurat (siapapun yang mengukur hasilnya sama sehingga informasinya netral )
Ada adjusment karena lingkungan para stakeholdernya berbeda beda
Dipengaruhi politik ( pihak yang dominan seperti pada teori Private Interst )

Contoh Principle based : IFRS termasuk principle karena digunakan semua negara
(standarnya berlaku secara internasional)
Contoh Rules Based : seperti PSAK di Indonesia atau USGAAP di Amerika

Kritik terhadap Kerangka Kerja Konseptual


Kerangka konseptual dikritik karena masih ditemukan masalah pada pendefinisian dan
pengukuran. Di dalam pengukuran masih ada hal yang tidak jelas seperti persediaan yang diuk
ur berdasarkan beberapa metode, atau IFRS yang menyarankan pengukuran berdasarkan current
cost bukan historical cost.
1 Masalah interpretasi : beberapa metode menghasilkan hasil yang berbedabeda.
2 Hanya tergantung pada pengamatan yang terjadi /tidak disusun secara terstruktur sehingga
tidak memenuhi standar
Deskripsi : dari hasil pengamatan lalu dijelaskan sampai pada kondisi tersebut.
Preskriptive : kebalikan dari deskripsi dijelaskan karena penyebabnya dijelaskan
lebih dulu
3 Kelemahan rule-based antara lain :
Dipengaruhi kelompok dominan (sesuai dengan lingkungan dimana kelompok itu
berada) sehingga standarnya tidak berlaku umum.
Kelemahan dalam pendefinisian yaitu pendefinisian elemenelemen tertentu yang sulit
ditentukan kepastiannya.

.
Kerangka Konseptual Untuk Standar Auditing
Salah satu pemakai laporan keuangan adalah auditor. Hal yang perlu dilakukan auditor adalah
memeriksa laporan keuangan dan memberi pendapat. Tujuannya untuk meyakinkan laporan
keuangan disusun sesuai aturan yang berlaku.
Karena ada kritikan maka ada masalah yang ditimbulkan yaitu: karena standarnya banyak
terdapat kelemahan (padahal tugas auditor adalah memberi pendapat tentang kesesuaian laporan
keuangan dengan standar) maka dengan pendapat wajar pun tidak dapat dijadikan pedoman
utama. Pekerja auditor tidak cukup hanya memberi pendapat kewajaran sehingga akuntan publik
harus melakukan halhal berikut agar laporan audit masih dapat digunakan:
Pengambil keputusan mendapat informasi yang lengkap
Harus mempertimbangkan atau melibatkan resiko bisnis klien
Menekankan kegiatan internal auditor yang bertujuan untuk lebih meyakinkan keabsahan

DAFTAR PUSTAKA

Godfrey Jayne, et al. 2010. Accounting Theory. Sevent Edition

JOBLIST. Teori Akuntansi Kerangka Kerja Konseptual

http://joblistmu.blogspot.com/2011/07/kerangka-kerja-konseptual.html (Diakses

tanggal 15 September 2013)

Anda mungkin juga menyukai