Anda di halaman 1dari 16

ABSTRAK

An accounting conceptual framework can be defined a coherent system of


inter related objectives and fundamentals that should lead to consistent
standards that prescribe the nature,function and limits of financial
accounting and financial statements The main reasons for developing an
agreed conceptualframework are that it provides a framework for setting
accounting standards, a basis for resolving accounting disputes, and fund
amental principles which then do not have to be repeated in accounting
standards. This article has outlined the history and nature of a accounting
conceptual framework.The article showed this important area which is
fundamental to understanding the whole process of developing accounting
standards
Key words: conceptual framwork, FASB, IASC, IFRS

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik
dalam standar akuntansi bagi lingkungan bisnis yang terus berubah.
FASB menggunakan kerangka kerja konseptual untuk membekali
perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan
konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB
akan memudahkan seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi
standar masa depan. Kerangka kerja konseptual menyebutkan tujuan
dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi
yang baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa
digunakan seperti asset dan pendapatan serta menyediakan petunjuk
untuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan keuangan yang tepat.
Dengan adanya Standard Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru,
memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan pelaporan keuangan
yang berbeda dari sebelumnya. Sehingga diperlukan adanya publikasi
kepada seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar menyesuaikan
dengan peraturan baru yang berlaku.
Kerangka konseptual serupa dengan konstitusi yakni suatu
system koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang
saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar
yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka konseptual sangat berguna dalam terbentuknya suatu
keputusan yang sesuai dengan aturan dan konsep yang terbentuk
sebelumnya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil
keputusan. Kerangka konseptual juga sangat dibutuhkan dalam
Akuntansi karena memungkinkan IASB menerbitkan suatu pernyataan
yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat
menetapkan standar akan suatu hasil dari Akuntansi yang logis.
Selain itu, agar dapat memberikan informasi yang berguna,
penyusunan laporan keuangan harus berdasarkan standar dan aturan
yang berlaku. Untuk itu pelaporan keuangan memerlukan kerangka
konsep sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
Kerangka konseptual dibutuhkan agar aturan pelaporan
keuangan dapat berguna dan tidak mengambang. IASB dan FASB
masing-masing memiliki konsep tersendiri, dimana kerangka

konseptual IASB tercermin pada dokumennya, sedangkan FASB ada


pada pengembangan dokumen itu, sekarang FASB dan IASB telah
bekerja sama untuk menghasilkan konsep yang dapat diterima secara
umum. IFRS membagi kerangka konseptual pelaporan keuangan
kedalam tiga level yaitu, pertama adalahfirst level : basic
objective, kedua second level : fundamental concept, ketiga third
level : Recognition, measurement, and disclosure concept.
B. Rumusan Masalah

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Kerangka konsepsual (conceptual framework): suatu sistem logis dari tujuantujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar
konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan
laporan-laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren
yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batasbatas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Yang
dimaksud
tujuan
adalah
tujuan
pelaporan
keuangan.
Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai
akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan
keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya,
cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsepkonsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai
referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar
akuntansi keuangan dan pelaporan.
Kerangka konsepsual diperlukan untuk:
Mengumumkan lebih banyak standar yang berguna dan konsisten di masa yang akan
datang (dasarnya sama)
Masalah-masalah praktis yang baru muncul, sehingga dapat dengan cepat dipecahkan
dengan referensi kerangka teori dasar yang sudah ada.
Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai
laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar
laporan keuangan perusahaan.
Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada
B. Beberapa Konsep Yang Terkait
Menurut Belkaoui (2000: 142) kerangka konseptual memiliki empat tingkatan,
yaitu:
1. Tingkat Pertama. Pernyataan konsep akuntansi keuangan mengenai rumusan
tujuan pelaporan keuangan suatu kesatuan bisnis (organisasi bisnis) SFAC nomor
SFAC nomor 4 tujuan pelaporan keuangan perusahaan nonbisnis organisasi
nirlaba.

2. Tingkat Kedua. Pernyataan tentang Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi


SFAC nomor 2 Unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan bisnis, SFAC
nomor 3, kemudian diganti SFAC nomor 6, yang mengatur tentang unsure-unsur
laporan keuangan baik untuk perusahaan bisnis maupun organisasi nirlaba (sektor
publik).
3. Tingkat Ketiga. Rumusan tentang pengakuan dan pengukuran laporan dan
pelaporan keuangan SFAC nomor SFAC nomor 33, mengatur tentang pelaporan
keuangan dengan penyesuaian tingkat harga (tingkat inflasi).
4. Tingkat Keempat. Pelaporan posisi keuangan, pelaporan arus kas dan likuiditas,
pelaporan earnings (dalam hal ini adalah laporan laba rugi).
Masalah-masalah konseptual yang berhubungan dengan penetapan standar antara
lain adalah:
1. Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan
2. Masalah pendefinisian
3. Konsep pemeliharaan modal atau penembangan biaya mana yang harus
digunakan
4. Metode pengukuran mana yang harus digunakan

BAB III
PEMBAHASAN
A. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren
dari hubungan anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong
standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan
keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam
proses penyusunan standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk
dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses
penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar
telah sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. Secara lengkap,
kerangka kerja konseptual adalah :

Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi

Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan


sebelum ada standar khusus yang mengaturnya.
Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan
keuangan
Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative
metode akuntansi.

Hakekat Kerangka konseptual adalah sebuah konstitusi, sebuah sistem


koheren dari tujuan dan asas yang saling berhubungan yang dapat
mengarah kepada standar yang konsisten dan menentukan sifat, fungsi,
dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Konsepkonsep seperti ini menjadi asas dalam artian bahwa konsep-konsep yang
lain akan dihasilkan dari asas tersebut dan penggunaannya sebagai acuan
secara berulang-ulang akan dibutuhkan dalam menentukan, mengartikan,
dan menerapkan standar akuntansi dan pelaporan.
B. Isu-Isu Kerangka Konseptual
Sebelum memulai kerja yang efektif dalam menyusun kerangka
kerja konseptual, FASB berusah mengidentifikasi isu-isu konseptual
terpenting berkaitan dengan penyusunan standar. Ada sembilan isu
disajikan untuk didiskusikan dan dicarikan penyelesaian :
1. Isu : Pandangan
diadopsi ?

Earnings

Manakah

yang

seharusnya

Terdapat tiga pandangan yang berbeda tentang pengukuran


earning yaitu :
1. Pandangan Asset/utang
2. Pandangan Revenue/Expense
3. Pandangan nonartikulasi
Pandangan revenue/expense juga disebut pandangan laporan
income atau penandingan berarti bahwa revenue dan expense
dihasilkan dari kebutuhan akan penandingan. Earning semata-mata
merupakan perbedaan antara revenue pada suatu periode dan
expense yang terjadi dalam menghasilkan revenue. Penandingan,
proses pengukuran fundamental dalam akuntansi, terdiri dari dua
tahap :
Pengakuan revenue atau waktu melalui prinsip realisasi
Pengakuan expense dalam tiga cara :

Hubungan sebab akibat, seperti kos barang terjual


Alokasi yang rasional dan sistematis, seperti depresiasi
Pengakuan segera, seperti biaya administrasi dan penjualan
Pandangan nonartikualsi didasarkan pada keyakinan bahwa
artikulasi mendorong perulangan, karena semua kejadian yang
dilaporkan dalam laporan income juga dilaporkan dalam neraca
meskipun dari perspektif yang berbeda . Menurut pandangan ini,
definisi asset dan utang penting dalam penyajian posisi keuangan dan
definisi revenue dan expense mendominasi pengukuran earning. Dua
laporan keuangan tersebut mempunyai eksistensi dan makna yang
independent, sehingga skema pengukuran yang berbeda digunakan
oleh masing-masing laporan. Contoh pandangan nonartikulasi adalah
penggunaan LIFO dalam laporan income dan FIFO dalam neraca.
Pandangan earning yang mana yang seharusnya diadopsi
sebagai dasar kerangka kerja konseptual untuk akuntansi keuangan
dan pelaporan? Jika artikulasi terbukti tidak hanya perlu tapi juga
menguntungkan, maka pilih di antara pandangan asset/hutang dan
pendangan revenue/expense. Pemilihan antara dua pandangan
tersebut tergantung pada pandangan mana yang merupakan proses
pengukuran fundamental :
Pengukuran atribut-atribut asset dan hutang dan perubahan
dalam keduanya
Proses penandingan
Pemilihan di antara dua pandangan ini akan menyediakan tidak
hanya dasar bagi kerangka kerja konseptual untuk akuntansi keuangan
dan pelaporan tetapi juga definisi elemen laporan keuangan.
2. Isu : Definisi Aset
Definisi untuk setiap elemen laporan keuangan tersedia baik oleh
pandangan asset/ hutang dan pandangan revenue/expense:

Menurut pandangan asset/hutang, asset adalah sumber daya


ekonomi perusahaan, sumber daya tersebut mempresentasikan
manfaat di masa mendatang yang diharapkan menghasilkan aliran
kas masuk secara langsung atau tidak langsung. Adapun sumber
daya ekonomi perusahaan adalah :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sumber daya produktif yang dimiliki perusahaan


Hak kontrak atau sumber daya produktif
Produk
Uang
Klaim untuk menerima uang
Kepemilikan saham diperusahaan lain
Menurut pandangan revenue/expense, asset tidak hanya meliputi
asset yang didefinisi oleh pandangan asset/hutang, tetapi semua
item yang tidak mempresentasikan sumber daya ekonomi namun
diperlukan untuk penandingan dan penentuan income secara
memadai.
Pandangan ketiga atas asset muncul dari presepsi neraca tidak
hanya sebagai laporan posisi keuangan, tetapi sebagai laporan
tentang sumber dan komposisi modal perusahaan.
Definisi asset yang memberi generalisasi aplikasi yang diperlukan
kerangka kerja konseptual memiliki karakteristik sebagai berikut :
Asset merepresentasikan sumber daya ekonomi dan tidak
meliputi beban tangguhan.
Asset mempresentasikan aliran kas potensial perusahaan
Manfaat potensial dapat diperoleh perusahaan
Aset merepresentasikan himpunan hal legal tentang manfaat
tertentu sebagai hasil dari transaksi sekarang atau masa lalu
dan meliputi semua komitmen, seperti dalam keseluruhan
kontrak executary.
Dapatdipertukarkan bukanlah karakterisik penting asset
kecuali untuk beban tangguhan, untuk menjaga asset tidak
berujud sebagai asset dan mengeluarkan beban tangguhan.

3. Isu : Definisi Utang


a. Menurut pandangan asset/utang, hutang adalah kewajiban
perusahaan untuk mentransfer sumber daya ekonomi ke pihak
lain di masa mendatang.
b. Menurut pandangan revenue/expense, hutang tidak hanya
meliputi utang yang didefinisi oleh pandangan asset/hutang,
tetapi juga kredit tangguhan dan cadangan yang tidak
mempresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber daya
ekonomi, tetapidiperlukan untuk penandingan dan penentuan
income dengan memadai.
c. Pandangan ketiga atas hutang dari presepsi neraca sebagai
laporan sumber dan komposisi modal perusahaan. Menurut

pandangan ini, uatang dianggap sebagai sumber modal


perusahaan. Menurut pandangan ini, utang dianggap sebagai
sumber modal dan meliputi kredit tangguhan dan cadangan
yang tidak mempresentasikan kewajiban untuk mentransfer
sumber daya ekonomi. Definisi hutang yang disajikan oleh ketiga
pandangan tersebut memiliki karakteristik umum sbb :
Hutang adalah pengorbanan sumber daya ekonomi di masa
mendatang
Hutang mempresentasikan kewajiban tertentu perusahaan
Hutang mungkin dibatasi pada hutang legal.
Hutang merupakan hasil dari transaksi atau kejadian
sekarang atau masa lalu.
4. Isu : Definisi Earning, Revenue, dan Expense.
a. Menurut pandangan asset/hutang earning adalah peningkatan
dalam asset bersih perusahaan kecuali perubahan modal.
b. Menurut pandangan revenue/expense, earning adalah hasil dari
proses penandingan revenue dan expense, mungkin juga gains
dan losses. Komponen earning (revenue, expenses, gains, dan
losses).
c. Menurut pandangan asset/hutang, revenue yang meliputi gains
dan losses didefinis sebagai peningkatan dalam asset atau
penurunan dalam hutang yang tidak mempengaruhi modal.
d. Expenese yang meliputi gains dan losses, didefinisi sebagai
penurunan dalam asset atau peningkatan dalam hutang yang
timbul dari penggunaan sumber daya ekonomi dan jasa dalam
periode tertentu.
e. Menurut pandangan revenue/expense, revenue yang meliputi
gains dan losses, hasil dari penjualan barang dan jasa dan
termasuk gains dari penjualan dan pertukaran asset selain
persediaan, bunga dan deviden yang diperoleh dari investasi,
dan peningkatan lain dalam ekuitas pemilik selama satu periode
selain kontribusi modal dan penyesuaian.
f. Expense meliputi semua kos yang sudah digunakan untuk
menghasilkan revenue pada satu periode.
g. Jika gains dan loses didefinisi sebagai elemen yang terpisah dari
earning, maka revenue didefinisi sebagai ukuran output
perusahaan yang merupakan hasil dari memproduksi atau
menjual barang dan memberikan jasa selama satu periode.

h. Expense adalah kos yang telah digunakan untuk menghasilkan


revenue selama satu periode.
5. Isu : Gains dan Loses

Menurut pandangan asset dan hutang, gains didefenisikan sebagai


peningkatan dalam asset bersih selain peningkatan dalam revenue
atau dari perubahan dalam modal.
Sedangkan losses didefiniskan sebagai penurunan asset bersih selain
penurunan dalam expense dan perubahan dalam modal. Jadi gains dan
losses dianggap sebagai bagian dari earning yang tidak dijelaskan oleh
revenue dan expenses.
Menurut pandangan reveue dan expense, gains didefinisikan sebagai
kelebihan hasil di atas kos asset terjual, atau keuntungan yang tidak
diduga, atau manfaat lain yang diperoleh tanpa kos atau pengorbanan.
Loss didefinisikan sebagai kelebihan di atas hasil yang terkait, jika ada,
atau semua atau porsi yang layak dari kos asset terjual, diabaikan,
atau keseluruhan atau sebagian rusak karena bencana, atau kos yang
telah digunakan bukan untuk menghasilkan revenue. Jadi menurut
pandangan revenue/expense, gains dan loses adalah independent dari
definisi elemen lain dalam laporan keuangan.

6. Isu : Hubungan antara earning dan komponen earnings


Tiga hubungan utama antara earnings dan komponen earnings:
a. Earning = Revenue Expenses + Gains Losses
b. Earning = Revenue Expenses
c. Earning = Revenue (termasuk Gains) Expenses (termasuk Losses)
Dalam hubungan pertama, setiap komponen adalah terpisah dan
penting untuk definisi earning. Perbedaan sumber earning
dibedakan, sehingga menyediakan fleksibilitas yang lebih besar
dalam klasifikasi dan analisa kinerja perusahaan.
Dalam hubungan kedua, gains dan loses tidak dipisah dan tidak
penting bagi definisi earning. Semua peningkatan dan penurunan
diperlakukan sama sebagai revenue dan expense. Definisi ini tidak
cocok untuk gains dan losses dari transfer searah, keuntungan tak
terduga, korban bencana, dan gains dan losses holding.
Dalam hubungan ketiga, meskipun gains dan losses merupakan
konsep terpisah kedunaya adalah bagian dari revenue dan expense.

Definisi revenue dan income harus campuran dari item-item yang


berbeda dan memerlukan identifikasi lengkap dan daftar item yang
termasuk dalam revenue expense, gains dan losses.
Hubungan pertama tampaknya menyajikan kerugian terkecil
menurut pandangan asset/hutang maupun revenue.expenses.

7. Isu : Akuntansi Akrual


Elemen-elemen laporan keuangan dihitung dan dimasukkan dalam
laporan keuangan melalui penggunaan prosedur akuntansi akrual.
Akuntansi akrual mendasarkan pada konsep akrual, tangguhan (deferral),
alokasi, amortisasi, realisasi, dan pengakuan, FASB memberikan definisi
untuk konsep-konsep tersebut yaitu :

Akrual adalah proses akuntansi dalam pengakuan kejadian non kas dan
keadaan-keadaan yang terjadi, secara spesifik, akrual meminta
pengakuan revenue dan peningkatan asset, dan expenses dan
peningkatan hutang dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau
dibayar, biasanya dalam kas di masa mendatang.
Tangguhan adalah proses akuntansi dalam pengakuan utang dengan
penerimaan kas sekarang atau asset dengan pembayaran kas
sekarang (atau utang, yang terjadi sekarang) dengan harapan
berdampak pada revenue dan expenses di masa mendatang.
Alokasi
adalah
proses
akuntansi
dalam
pembebanan
dan
pendistribusian suatu jumlah sesuai rencana atau formula tertentu.
Alokasi lebih luas dari amortisasi, karena amortisasi merupakan proses
alokasi.
Amortisasi adalah proses akuntansi yang secara sistematis
mengurangi jumlah dengan pembayaran periodic, atau dengan
mencatat saja.
Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya non kas dan hak
menjadi uang, penggunaan yang lebih tepat dalam akuntansi dan
pelaporan keuangan merujuk pada penjualan asset dengan kas atau
klaim atas kas.
Pengakuan adalah proses pencatatan secara formal atau pemasukan
item-item dalam akun dan laporan keuangan perusahaan. Jadi suatu
elemen dapat diakui (dicatat) atau tidak diakui (tidak dicatat) .
Realisasi dan Pengakuan tidak digunakan sebagai sinonim.

8. Isu : Konsep Pemeliharaan


seharusnya digunakan

modal

(Cost

Recovery)

yang

Konsep pemeliharaan modal memungkinkan kita membuat perbedaan


antara return on capital atau (earning) dan return of capital atau (Cost of
recovery). Earning berasal dari pemulihan atau pemeliharaan modal.
Terdapat dua konsep pemeliharaan modal, konsep modal keuangan dan
konsep modal fisik. Kedua konsep menggunakan pengukuran unit monetr
atau unit daya beli umum yang sama, menghasilkan empat konsep
pemeliharan modal :
a.
b.
c.
d.

Modal
Modal
Modal
Modal

keuangan yang diukur dengan unit uang


keuangan yang diukur dengan daya beli umum yang sama
fisik yang diukur dengan uang
fisik yang diukur dengan daya beli umum yang sama

9. Isu. Metode Pengukuran manakah yang seharusnya diadopsi


Isu metode pengukuran berkaitan dengan penentuan unit ukuran
maupun atribut yang diukur. Terkait dengan unit ukuran, pilihannya
adalah antara dolar actual dan dollar yang disesuaikan dengan daya beli
umum. Terkait dengan atribut yang akan diukur kita memiliki lima pilihan,
yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Metode kos historis


Kos sekarang
Nilai keluaran /jual sekarang
Nilai keluaran/jual harapan
Nilai sekarang dan aliran kos harapan

C. KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK AKUNTANSI DAN PELAPORAN


KEUANGAN
Teori akuntansi terdiri atas kerangka-kerangka acuan yang
menjadi dasar dari pengembangan tekhnik-tekhnik akuntansi.
Kerangka-kerangka acuan ini, nantinya akan terutama didasarkan pada
penentuan konsep-konsep dan prinsip-prinsip akuntansi. Menyadari
akan pentingnya arti tujuan, para profesi akuntansi di Amerika Serikat,
Inggris, Kanada telah melakukan beberapa usaha percobaan untuk
merumuskan tujuan dari laporankeuangan. Di Amerika Serikat,

pentingnya pengembangan tujuan pelaporan keuangan pertamakali


diungkapkan oleh laporan dari Study Group on the Objectives of
Financial Statements (Laporan Kelompok Studi mengenai Tujuan
Laporan Keuangan) dan ditekankan lagi oleh usaha yang dilakukan
oleh FASB untuk mengembangkan suatu kerangka atau konstitusi
konseptual.Di Inggris, pentingnya tujuan-tujuan ini telah menjadi
sorotan dari publikasi The Corporate Report (Laporan Perusahaan) oleh
Institute of Chartered Accountants in England and Wales. Di Kanada,
perhatian akan subjek ini dipublikasikan dalam Corporate Reporting
(Pelaporan Keuangan). Meskipun relatif masih, semua usaha-usaha
yang dilakukan di atas secara langsung mendapat banyak pengaruh
dari Bab 4 dalam APB Statement No.4.
Perumusan tujuan akuntansi tergantung pada penyelesaian
konflik kepentingan yangterdapat di pasar informasi. Atau lebih
spesifik lagi, laporan keuangan yang dihasilkan olehinteraksi tiga
kelompok: perusahaan, pengguna, dan profesi akuntansi
Perusahaan (firm) membentuk kelompok utama yang terlibat
dalam proses akuntansi. Aktivitas-aktivitas operasional, keuangan, dan
luar biasa (atau non-operasional) yang mereka lakukan menjadi
justifikasi dari pembuatan laporan keuangan. Keberadaan dan perilaku
mereka menimbulkan hasil keuangan yang sebagian dapat diukur oleh
proses akuntansi. Perusahaan-perusahaan juga adalah penyedia
informasi akuntansi.
Pengguna (user) membentuk kelompok kedua. Pembuatan
informasi akuntansi ipengaruhi oleh kepentingan dan kebutuhan
pengguna. Meskipun tidak mungkin untuk mengumpulkan suatu daftar
lengkap para pengguna, namun dapat dipastikan daftar tersebut akan
mencantumkan para pemegang saham, analis keuangan, kreditor, dan
badan-badan pemerintah.
Profesi akuntansi (accounting profession) membentuk kelompok
ketiga yang dapat memengaruhi informasi yang akan dimasukkan ke
dalam laporan keuangan. Para akuntan terutama akan bertindak
sebagai auditor yang bertanggung jawab untuk memverifikasi bahwa
laporan keuangan telah mematuhi prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Interaksi dari ketiga kelompok di atas dapat disajikan
dalam sebuah diagram venn,dimana lingkaran U mencerminkan
kepentingan dari para pengguna akan informasi yangdianggap

bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi mereka, lingkaran


C mencerminkan kumpulan informasi yang diterbitkan dan
diungkapkan oleh perusahaan (entah ia berada di dalam atau di luar
batasan dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum) dan
lingkaran P mencerminkan kumpulan informasi yang dapat dibuat dan
diverifikasi oleh profesiakuntan. Area yang diberi nama I
mencerminkan kumpulan informasi yang dapat diterima oleh semua
tiga kelompok tersebut. Dengan kata lain, data-data ini diungkapkan
oleh perusahaan, para akuntan dapat membuat dan memverifikasinya,
dan mereka dianggap relevan oleh pengguna. Area II-VII
mencerminkan area-area yang menjadi konflik kepentingan.
D. Tujuan Laporan Keuangan menurut APB Statement no. 4
APB Statement no. 4 mengklasifikasikan tujuan laporan keuangan
menjadi:
1. Tujuan Khusus.
Tujuan Khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan
secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahanperubahan lainnya dalam posisi keuangan.
2. Tujuan Umum dari laporan keuangan adalah:
Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan
mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari
perusahaan bisnis agar dapat:
Mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya
Menunjukkan pendanaan dan investasinya
Mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi komitmenkomitmennya

Menunujukkan berbagai dasar sumber daya bagi


pertumbuhannya

Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan


mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari
aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk
memperoleh laba.
Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat
digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi
perusahaan

Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan


mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan
kewajiban.

Untuk mengumpulkan informasi lain yang relevan


terhadap kebutuhan pengguna laporan.

3. Tujuan Kualitatif
ujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah:
Relevansi
Dapat dimengerti
Dapat diverifika
Netralitas
Ketepatan waktu
Komparabilitas
Kelengkapan

E.

Daftar Pustaka

Belkaoui, A. Riahi. 2011. Accounting Theory. Jakarta: Salemba Empat.


Yadiati, Wiwin. 2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Harahap, Sofyan. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Budi, Setyawan. 2013. Postulate Prinsip Dan Konsep Dalam Teori Akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai