BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik
dalam standar akuntansi bagi lingkungan bisnis yang terus berubah.
FASB menggunakan kerangka kerja konseptual untuk membekali
perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan
konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB
akan memudahkan seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi
standar masa depan. Kerangka kerja konseptual menyebutkan tujuan
dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi
yang baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa
digunakan seperti asset dan pendapatan serta menyediakan petunjuk
untuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan keuangan yang tepat.
Dengan adanya Standard Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru,
memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan pelaporan keuangan
yang berbeda dari sebelumnya. Sehingga diperlukan adanya publikasi
kepada seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar menyesuaikan
dengan peraturan baru yang berlaku.
Kerangka konseptual serupa dengan konstitusi yakni suatu
system koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang
saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar
yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka konseptual sangat berguna dalam terbentuknya suatu
keputusan yang sesuai dengan aturan dan konsep yang terbentuk
sebelumnya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil
keputusan. Kerangka konseptual juga sangat dibutuhkan dalam
Akuntansi karena memungkinkan IASB menerbitkan suatu pernyataan
yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat
menetapkan standar akan suatu hasil dari Akuntansi yang logis.
Selain itu, agar dapat memberikan informasi yang berguna,
penyusunan laporan keuangan harus berdasarkan standar dan aturan
yang berlaku. Untuk itu pelaporan keuangan memerlukan kerangka
konsep sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
Kerangka konseptual dibutuhkan agar aturan pelaporan
keuangan dapat berguna dan tidak mengambang. IASB dan FASB
masing-masing memiliki konsep tersendiri, dimana kerangka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Kerangka konsepsual (conceptual framework): suatu sistem logis dari tujuantujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar
konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan
laporan-laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren
yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batasbatas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Yang
dimaksud
tujuan
adalah
tujuan
pelaporan
keuangan.
Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai
akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan
keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya,
cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsepkonsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai
referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar
akuntansi keuangan dan pelaporan.
Kerangka konsepsual diperlukan untuk:
Mengumumkan lebih banyak standar yang berguna dan konsisten di masa yang akan
datang (dasarnya sama)
Masalah-masalah praktis yang baru muncul, sehingga dapat dengan cepat dipecahkan
dengan referensi kerangka teori dasar yang sudah ada.
Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai
laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar
laporan keuangan perusahaan.
Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada
B. Beberapa Konsep Yang Terkait
Menurut Belkaoui (2000: 142) kerangka konseptual memiliki empat tingkatan,
yaitu:
1. Tingkat Pertama. Pernyataan konsep akuntansi keuangan mengenai rumusan
tujuan pelaporan keuangan suatu kesatuan bisnis (organisasi bisnis) SFAC nomor
SFAC nomor 4 tujuan pelaporan keuangan perusahaan nonbisnis organisasi
nirlaba.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren
dari hubungan anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong
standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan
keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam
proses penyusunan standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk
dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses
penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar
telah sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. Secara lengkap,
kerangka kerja konseptual adalah :
Earnings
Manakah
yang
seharusnya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Akrual adalah proses akuntansi dalam pengakuan kejadian non kas dan
keadaan-keadaan yang terjadi, secara spesifik, akrual meminta
pengakuan revenue dan peningkatan asset, dan expenses dan
peningkatan hutang dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau
dibayar, biasanya dalam kas di masa mendatang.
Tangguhan adalah proses akuntansi dalam pengakuan utang dengan
penerimaan kas sekarang atau asset dengan pembayaran kas
sekarang (atau utang, yang terjadi sekarang) dengan harapan
berdampak pada revenue dan expenses di masa mendatang.
Alokasi
adalah
proses
akuntansi
dalam
pembebanan
dan
pendistribusian suatu jumlah sesuai rencana atau formula tertentu.
Alokasi lebih luas dari amortisasi, karena amortisasi merupakan proses
alokasi.
Amortisasi adalah proses akuntansi yang secara sistematis
mengurangi jumlah dengan pembayaran periodic, atau dengan
mencatat saja.
Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya non kas dan hak
menjadi uang, penggunaan yang lebih tepat dalam akuntansi dan
pelaporan keuangan merujuk pada penjualan asset dengan kas atau
klaim atas kas.
Pengakuan adalah proses pencatatan secara formal atau pemasukan
item-item dalam akun dan laporan keuangan perusahaan. Jadi suatu
elemen dapat diakui (dicatat) atau tidak diakui (tidak dicatat) .
Realisasi dan Pengakuan tidak digunakan sebagai sinonim.
modal
(Cost
Recovery)
yang
Modal
Modal
Modal
Modal
3. Tujuan Kualitatif
ujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah:
Relevansi
Dapat dimengerti
Dapat diverifika
Netralitas
Ketepatan waktu
Komparabilitas
Kelengkapan
E.
Daftar Pustaka